Anda di halaman 1dari 4

POLITEKNIK SOP PEMASANGAN KONDOM KATETER

No Halaman Ditetapkan Oleh Direktur Poltekkes


KESEHATAN
Dokumen 1/4 Kemenkes Kaltim
DEPKES
KALTIM
Jl. Wolter
Monginsidi
no 38
Samarinda
1. Definisi Kondom kateter ialah alat drainase urine eksternal yang aman digunakan
untuk mengalirkan cairan urine terutama untuk pasien laki-laki. Kondom
kateter terbuat dari bahan yang lunak yang berupa selaput karet yang
lembut.
2. Tujuan 1. Untuk menampung urine dan mengontrol inkontinensia urine
2. Untuk memungkinkan klien melakukan aktivitas fisik tanpa rasa takut
atau malu karena rembesan urine
3. Untuk mencegah iritasi kulit sebagai akibat dari inkonentisia urine

3. Ruang Indikasi : mengambil sample urine untuk kultur urine, monitor produksi
Lingkup urine atau balance cairan
Kontraindikasi : alergi atau sensitivitas terhadap lateks.
4. Acuan Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.EGC:Jakarta
5. Prosedur Komponen Ya Tidak
Fase Orientasi
1. Salam terapiutik
2. Evaluasi / validasi kondisi pasien
3. Kontrak : topik / waktu / tempat
Fase Persiapan Alat
1. Kantong drainase di tungkai dengan selang dan
kantong drainase urine dengan selang
2. Set kondom kateter
3. Selimut mandi atau selimut serupa lain
4. Sarung tangan bersih
5. Waskom berisi air hangat dan sabun
6. Waslap dan handuk
7. Kapas cebok
Fase Kerja
1. Jelaskan kepada klien tentang apa yang akan anda
lakukan, mengapa tindakan tersebut diperlukan dan
bagaimana dapat bekerjasama
2. Diskusikan apakah penggunaan kateter kondom akan
memengaruhi perawatan atau penanganan selanjutnya
3. Cuci tangan, pakai sarung tangan bersih, dan pantau
prosedur pengendalian infeksi yang tepat
4. Berikan privasi pada klien
a. Selimutkan klien dengan tepat menggunakan handuk
mandi, hanya penis yang terlihat
5. Inspeksi dan bersihkan penis
a. Bersihkan area genital dan keringkan
secara menyeluruh, ini meminimalkan
iritasi kulit dan eskoriasi kulit setelah
kondom dipasang
6. Pasang dan fiksasi kondom
a. Gulung kondom secara halus ke atas penis, sisakan 2,5
cm antara ujung penis dan slang penghubung yang
terbuat dari karet atau plastik. Jarak ini mencegah iritasi
ujung penis dan dapat menampung drainase urine secara
penuh
b. Fiksasi kondom dengan kuat, tetapi jangan terlalu ketat
ke penis. Beberapa kondom memiliki perekat di ujung
proksimal bagian dalamnya yang menempel ke kulit
dasar penis. Banyak kondom dikemas dengan plester
khusus. Apabila keduanya tidak ada, tempelkan potongan
plester elastis atau velkro ke atas kondom mengelilingi
dasar penis. Plester biasa di kontraindikasikan karena
tidak fleksibel dan dapat menghentikan aliran darah.
7. Fiksasi secara aman ke sistem drainase urine
a. Pastikan bahwa ujung penis tidak menyentuh kondom
dan bahwa kondom tidak terpelintir. Kondom yang
terpelintir dapat menghambat aliran urine
b. Hubungkan sistem drainase urine ke kondom
c. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
d. Apabila klien tetap ditempat tidur, hubungkan kantung
drainase urine ke kerangka tempat tidur
e. Apabila klien dapat berjalan-jalan, hubungkan kantung
ke tungkai klien. Menghubungkan kantung drainase ke
tungkai membantu mengontrol pergerakan selang dan
mencegah pelintiran materi kondom yang tipis yang
dipasang di ujung penis
8. Ajarkan klien mengenai sistem drainase
a. Instruksikan klien untuk menjaga kantung drainase
tetap berada di bawah kondom dan hindari tertekuk atau
terpelintirnya selang
9. Inspeksi penis 30 menit setelah pemasangan kondom
dan periksa aliran urine. Dokumentasikan
a. Kaji adanya pembengkakan dan perubahan warna pada
penis, yang mengindikasikan bahwa kondom terlalu ketat
b. Kaji aliran urine jika klien telah berkemih. Normalnya,
hanya sedikit urine yang berada di dalam selang apabila
aliran tidak terhambat.
10. Ganti kondom setiap hari dan berikan perawatan
kulit,
a. Lepaskan potongan plester elastis atau velkro, pakai
sarung tangan bersih dan lepaskan kondom dengan
menggunakan menuruni penis
b. Cuci penis dengan air bersabun, bilas dan keringkan
secara menyeluruh
c. Kaji tanda-tanda iritasi, pembengkakan, dan perubahan
warna pada kulit kulup
d. Pasang kembali kondom yang baru
11. Dokumentasikan ke dalam catat klien. Catat
pemasangan kondom, waktu dan pemantauan yang
terkaitseperti area teriritasi pada penis.
Fase Terminasi
Evaluasi :
1. Laksanakan tindak lanjut mendetail berdasarkan
temuan pada klien yang menyimpang dari perkiraan atau
menyimpang dari normal. Hubungkan hasil penemuan
dengan data pengkajian sebelumnya jika ada.
2. Laporkan adanya penyimpangan bermakna dari
normal ke pemberi perawatan primer
Sikap :
1. Menggunakan komunikasi terapetik
2. Bekerja dengan hati-hati dan sopan

Samarinda, 12 Maret 2018


Pembimbing,

Iis Sugiarti, SST

Anda mungkin juga menyukai