Anda di halaman 1dari 2

DASAR TEORI

Asam sulfosalisilat dapat digunakan untuk uji urin sebagai penentu ada tidaknya
protein pada urin, karena ikatan kimia yang ada di dalamnya sedemikian mampu
menyebabkan presipitasi protein terlarut, yang dapat diukur dan ditentukan dari derajat
turbiditas (Lyon et al, 2010).
Asam sulfosalisilat 20% dianggap sensitif dalam mendeteksi proteinuria disamping harganya
lebih murah dan dapat dilakukan dengan cepat. Metode ini dapat menggunakan urin sewaktu
dan hanya memerlukan 3 ml urin serta 8 tetes asam sulfosalisilat 20% kemudian dinilai
berdasarkan kekeruhan urin dan dicatat berdasarkan inspeksi manual. Tes ini juga lebih
akurat dibandingkan dengan metode dipstick (Lyon et al, 2010).
CARA KERJA




2 ml urin 2 ml urin




Diteteskan asam sulfosalisilat 8 tts tidak diteteskan


Kalo warna tetap hasil (-) Kalo warna keruh lakukan pemanasan



Dipanaskan sampai mendidih





HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini didapatkan kekeruhan pada sampel urin setelah diteteskan
asam sulfosalisilat dan setelah dipanaskan kekeruhan tidak hilang, maka hasilnya positif
terdapat protein dalam urin sampel.
Hasil uji protein dengan metode sulfosalisilat menunjukkan kekeruhan minimal
dengan kadar 10-50 mg%, yaitu positif satu. Beberapa kondisi yang memiliki tanda klinis
proteinuria antara lain sindrom nefritik, preeklamsia, eklamsia, amyloidosis, dan penyakit
glomerular (Simmerville et al., 2005)
Lyon SD, Sanderson MW, Laden SL, Lappin MR, Jensen WA, Grauer GF. Comparison of
urine dipstick, sulfosalicylic acid, urine protein-to-creatinine ratio, and species-
specific ELISA methods for detection of albumin in urine samples of cats and dogs.
JAVMA; 236 (8): 874-879.
Simmerville JA, Maxted WC, Pahira JJ. 2005. Urinalysis: A Comprehensive Review.
American Family Physician; 71 (6): 1153-1162.

Kekeruhan tetap ada saat
pemanasan dan tidak hilang
saat didinginkan, protein (+)
Kekeruhan hilang saat pemanasan,
muncul saat didinginkan protein
bence jones (+)

Anda mungkin juga menyukai