ABSTRAK
PENDAHULUAN
Sistem urinari merupakan sistem dalam tubuh yang berperan menjaga homeostatis/
kondisi tubuh. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan perbedaan kandungan urine
normal atau abnormal berdasarkan uji organoleptis, penetapan kadar klorida, kadar urea,
kadar glukosa dan kadar protein berdasarkan pembentukan kristal dan perubahan warna,
serta menentukan ketepatan hasil uji kehamilan berdasarkan reaksi antara strip test dengan
hormon HCG. Pengetahuan mengenai sistem urinari bermanfaat bagi farmasis dalam
pembuatan obat yang terkait dengan gangguan perkemihan misalkan obat asam urat dan
albuminuria.
TINJAUAN PUSTAKA
Urine terdiri dari 95% air dan beberapa zat terlarut antara lain zat buangan nitrogen,
asam hipurat, badan keton, elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium, ammonium, sulfat,
fosfat, kalsium dan magnesium. Selain itu, urin juga mengandung hormone atau katabolik
hormone, berbagai jenis toksin, pigmen, vitamin dan enzim dalam jumlah kecil serta bias
saja mengandung konstituen abnormal seperti albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah
besar badan keton, zat kapur dan batu ginjal . Volume urine yang dihasilkan setiap hari
bervariasi dari 600 mL sampai 2500 mL lebih. Berat jenis urine berkisar antara 1,001 sampai
1,035 tergantung pada konsentrasinya. Urine umumnya berwarna kuning pucat bila encer
dan kuning pekat saat kental. Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau
ammonia. pH urine bervariasi antara 4,8 sampai 7,5 namun biasanya disekitar 6,0 (Sloane,
2018).
Proteinuria adalah terdapatnya protein di dalam urin pada keadaan normal tidak
didapatkan konsentrasi yang tinggi dalam urin. Dalam metabolismenya pada tubuh manusia
hanya sedikit sekali protein yang difiltrasi menembus glomerulus (karen dan Line, 1995).
Protein yang difiltrasi akan secara aktif direabsorbsi di tubulus proksimalis karena
GFR (glomerulo filtration rate) atau kecepatan filtrasi glomerulus yang tinggi sehingga
walaupun hanya sedikit molekul protein plasma (misalnya albumin yang difiltrasi) namun
pengeluaran protein harian akan tinggi apabila tidak dilakukan reabsorpsi. Sebagian kecil
protein yang difiltrasi di glomerulus tidak diabsorpsi, protein-protein tersebut diuraikan oleh
sel-sel tubulus dan diekskresikan di urin (Wirawan dan Dharma, 2008). Tingkat proteinuria
yang terbentuk dan dikeluarkan lewat urin setiap hari dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu
keadaan ringan (protein yang terbentuk dan dikeluarkan lewat urin <1 gr/hari) keadaan
sedang (protein yang terbentuk dan dikeluarkan lewat urin antara 1-3 gr/hari) keadaan berat
(protein terbentuk dan dikeluarkan lewat urin <3 gr/hari). (Karen dan Line, 1995)
Table 10.1 Hubungan Antara kadar Glukosa dengan Warna Urin
(Ahada, 2019)
Uji deteksi kehamilan yang paling sering ditemui atau digunakan adalah dengan
pemeriksaan urin, alat uji yang digunakan untuk mendeteksi kehamilan yang sederhana
biasanya menggunakan Test Pack. Jika terdapat dua buah garis merah yang terlihat jelas
setelah menggunakan Test Pack untuk mendeteksi kehamilan maka hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapatnya HCG dalam urin sehingga hasilnya positif hamil, tetapi
jika hanya terdapat satu buah garis merah hasilnya negatif hamil (Sherwood, 2017).
METODOLOGI
Pengujian Fisis
Hasil
Penetapan klorida
Diambil sejumlah 3 mL urine dan dimasukkan pada tabung reaksi.
Diteteskan larutan perak nitrat sedikit demi sedikit.
Dilakukan pengamatan pada endapan yang terbentuk.
Hasil
Penetapan Urea
Pemeriksaan kehamilan
Hasil
HASIL DAN ANALISIS
Hasil
Komponen Hasil
Fisik Warna kuning pucat, volume urine sehari 1,5 L; pH 7,6; berat
jenis sampel 1,009.
Klorida
Urea
Glukosa
Protein
Strip Tes
+
Analisis
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa, urine normal memiliki warna
kuning sedikit keruh dengan pH sedikit basa, dalam urine normal terdapat ion klorida dan
urea yang ditandai dengan pembentukan endapan dan kristal pada uji menggunkan AgNO3.
Adapun dalam urine abnormal ditemukan glukosa dan protein yang diuji dengan benedict
(biru untuk glukosa) dan denaturasi protein oleh asam asetat. Uji kehamilan menggunakan
strip test tidak selalu akurat karena kadar HCG yang tinggi selain karena faktor kehamilan
dapat diakibatkan juga karena kondisi patologis seperti tumor.
DAFTAR PUSTAKA
Ahada, L., Joko, S., dan Taufiqurrahman. (2019). Alat Ukur Kadar Gula Darah Non-
Invasive dalam Urin Menggunakan TCS3200 Metode Artificial Neural Network.
Seminar Nasional Fortei Regionan 7. 2(1), 70.
Effendi, Y., Safyudin., Ade, M. R. (2017). Hubungan Kejadian Preeklampsia dengan Kadar
Serun B-Human Chorionic Gonadotropin (B-HCG) pada Kehamilan Trimester III.
Biomedical Journal of Indonesia. 3(2). 243. 74.
Nijman., Schraffordt, K., Kremer., Willemse., Sleijfer., dan Oldhoff. (2009). Fertility and
Hormonal Function in Patients with a Nonseminomatous Tumor of the Testis.
Journal of Reproductive System. 1(1). 243.
Ringsrud K.M., dan Jean, O. L. (1995). Urinalysis and Body Fluids: A Colortext and Atlas.
Elsevier. US. 61.
Sherwood, L. (2017). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi Kedelapan. EGC. Jakarta.
821.
Sloane, E. (2018). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. ECG. Jakarta. 324-327.