1. Klasifikasi Tanaman
Daun Dewa termasuk suku compositae/asteraceae. Tanaman tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Berbiji Tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (Berkeping dua)
Bangsa : Asterales
Famili : Compositae/asteraceae
Ordo : Gynurales
Jenis : Gynura pseudochina
Nama umum : Daun Dewa
6. Teknik Budidaya Tanaman (Syarat tumbuh, media tanam, cara menanam, cara
merawat)
Budi daya tanaman obat, termasuk daun dewa dilakukan untuk tujuanmelestarikan
lingkungan hidup dan untuk memenuhi bahan baku obattradisional. Untuk keperluan
tersebut perlu diperhatikan kualitasproduk bahan baku yang dihasilkan dan keaslian
varietas tanaman.Dalam budi daya tanaman obat, ada beberapa tahapan yang
harusdilakukan. Setiap tahap mempunyai cirri tersendiri dan memerlukan perhatian
khusus. Selain itu, lingkungan tumbuh merupakan factoryang cukup penting karena
berkaitan dengan peningkatan produksitanaman, biaya produksi, dan sifat genetic dari
tanaman yang dapatdipertahankan. Berkaitan dengan lingkungan, iklim dan
tanahmerupakan faktor yang memungkinkan tanaman dapat berkembangsecara baik.
Masalah penanganan pascapanen juga ikut berperan dalam menentukan mutu atau
kualitas bahan atau simplisia yangdihasilkan.
a. Lokasi Tumbuh
Daun dewa dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampaiketinggian
1.200 m dpl (dari permukaan laut). Di dataran tinggi, daundewa bisa berbunga dengan
warna kuning, tetapi jika ditanam didataran rendah jarang yang berbunga. Di samping
itu, daun dewatumbuh di daerah yang beriklim sedang sampai basah dengan
curahhujan antara 1.500-3.500 mm/ tahun dengan tanah yang agak lembabsampai
lembab dan subur.
b. Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami bisa disiapkan dengan membuatbedengan-
bedengan selebar 2 m dan panjangnya disesuaikan denganlahan. Di bedengan tersebut
dibuat lubang tanam dengan ukuransekitar 20x20x20 cm.
c. Pembibitan
Memperbanyak tanaman daun dewa sangat mudah dilakukan, yaknidengan
cara stek cabang sekunder, umbi, atau tunas anakan.Penyiraman harus dilakukan
setiap hari. Lama persemaian sekitar 3bulan.
d. Penanaman
Penanaman daun dewa dapat dilakukan dengan cara sebagaiberikut :
1. Umbi tanaman bisa langsung ditanam. Dalam beberapa hari, di atas umbi akan
tumbuh anakan.
2. Jika tingginya sudah mencapai 15-20 cm, anakan bisa dipisahkan dariumbinya,
selanjutnya anakan tanpa akar tersebut dapat di tanamkembali.
3. Jika tanaman sudah tua, dari atas tanaman timbul tangkai-tangkai anakan. Jika
tingginya sudah mencapai 15 cm, dipotong dan ditanam kembali.
4. Daun dewa sebaiknya ditanam di tempat yang agak teduh (idealnyamendapat 60%
sinar matahari), dengan menggunakan penaung berupa paranet. Hal ini dilakukan
agar tidak menghasilkan daun yang keras.
e. Pemupukan
Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organic, berupa pupuk kandang
atau kompos. Pupuk tersebut diberikan sekitar 5 gram untuk setiap tanaman. Pupuk
diberikan 3-7 hari sebelum penanaman dengancara diaduk dengan tanah di dalam
lubang tanam. Pemupukan selanjutnya dapat menggunakan pupuk daun jika tanaman
tampak kekurangan unsur hara, yakni jika tampak kurus dan daun berwarna
kekuningan.
f. Perawatan Tanaman
Penyiraman sangat memegang peranan penting terhadap penampilan daun.
Jika kekurangan air, daunnya kecil-kecil dan tebal,sedangkan jika cukup mendapat
air, daunya lebar dan panjang. Karena itu, penyiraman dalam jumlah yang cukup
harus secara rutin setiap hari.
g. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Hama utama yang menyerang daun dewa adalah ulat jengkal (Nyctemera
coleta) dan kumbang Psylliodes sp. Ulat jengkal memakan daun sampai habis dan
yang tersisa hanya tulang daun. Sementara itu,serangan kumbang mengakibatkan
daun menjadi berlubang-lubang. Untuk mengurangi serangan hama tersebut harus
dilakukanpemangkasan daun-daun yang rusak, berlubang-lubang, dan daun
yangmenyentuh tanah. Jika terjadi ledakan hama, perlu digunakan insektisida sintetis,
seperti Dikhlorvos atau Fentrotion dengan dosis 1ml atau 1 gram per liter sebanyak 4-
5 helai ke arah pucuk.
10. Resep ramuan obat herbal (cara pembuatan pemakaian, dan efek farmakologis)
1. Tumor dan Kanker
Bahan-bahan : Daun dewa segar 2 lembar, benalu the 5 gram, temulawak segar 25
gram, dan air 2 gelas.
Cara Pembuatan :
Setelah dicuci bersih, daun dewa dan temulawak diiris tipis-tipis.
Kedua bahan dicampur benalu the dan ditambah 2 gelas air, kemudian direbus
hingga mendidih.
Pemanasan dilanjutkan, sambil sesekali diaduk hingga diperoleh 1 gelas
cairan.
Cairan didinginkan, kemudian disaring.
Aturan Pemakaian : Diminum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
2. Kencing manis
Bahan : Daun dewa 10 lembar dan air 2 gelas
Cara Pembuatan :
Daun dewa dicuci bersih, kemudian diranjang, selanjutnya ditambah 2 gelas
air dan direbus hingga mendidih.
Pemanasan dilanjutkan hingga diperoleh 1 gelas cairan.
Cairan didinginkan , kemudian disaring
Aturan Pemakaian : Ramuan diminum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
3. Hipertensi
Bahan, takaran, cara pembuatan ramuan , dan aturan pemakaian ramuan sama dengan
ramuan untuk kencing manis.
4. Masuk angin
Umbi daun dewa sebanyak 6-9 gram dibersihkan, dicuci, ditambah air 1 gelas, dan
direbus sampai mendidih hingga diperoleh ½ gelas cairan. Cairan diminum sekaligus
saat badan terasa tidak enak atau terserang masuk angin.
8. Digigit Binatang
Umbi daun dewa secukupnya ditumbuk sampai halus. Cara pemakaiannya
dibubuhkan di bagian tubuh yang tergigit binatang berbisa, lalu dibalut.
Harmanto, N. S. (2007). Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Efek Samping. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Priadi, A. (2004). Budi Daya Daun Dewa Tanaman Berkhasiat Obat. Yogyakarta: Kanisius.