Anda di halaman 1dari 43

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan
petunjuk serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah tentang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak sekali dibantu oleh berbagai
pihak, maka oleh sebab itu pada kesempatan yang diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih Kepada :
1. Ibu Azriyenni, ST, M.Eng, sebagai Dosen Pembimbing sekaligus Dosen
Mata Kuliah Dasar Teknik Elektro.
2. Kakak-kakak senior Teknik Elektro S1 dan D3.
3. Teman-teman Kelas A, Teknik Elektro S1 angkatan 2011.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna
dan masih begitu banyak kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
sara yang bersifat membangun dari berbagai pihak.
Demikianlah kata pengantar yang dapat disampaikan kami ucapkan
terimakasih.

Penulis

1
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

DAFTAR ISI
\

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................1


DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG ..........................................................................
1.2. RUMUSAN MASALAH .....................................................................
1.3. MANFAAT MAKALAH ......................................................................
BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI.....................................4
2.1. ENERGI PANAS BUMI......................................................................................................4
2.2. PENGERTIAN PLTPB ..............................................................................
2.3. SEJARAH PLTPB .....................................................................................
2.4. PERINSIP KERJA PLTPB .........................................................................
2.5. PERALATAN PADA PLTPB ......................................................................
2.6. MACAM-MACAM PLTPB ..........................................................................
2.7. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PLTPB .................................................
2.8. POTENSI PANAS BUMI ...........................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................

3.1. KESIMPULAN ..................................................................................


3.2. SARAN .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................22

2
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

BAB
.

PENDAHULUAN
Mata kuliah dasar teknik elektro merupaka mata kuliah dasar mengenai
teknik elektro terutama lebih mengarah ke dasar-dasar elektro yang ada. Mata
kuliah ini memperkenalkan kepada mahasiswa untuk perkenalan awal tentang
teknik elektro yang ada di kampus Bina Widya Km 12.5, Jalan Soebrantas,
Panam, kota Pekanbaru..
Dalam mata kuliah Dasar Teknik Elektro ini, mahasiswa diperkanalkan
dengan dunia elektro yang ada di muka bumi ini dengan baik. Berawal dengan
diperkenalkannya mengenai pembangkit listrik yang ada di dunia, khususnya
yang ada di Indonesia, seperti Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit
Listrik Tenaga Angin (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), dan Pembangkit Listrik
Mutakhir lainnya yang ada di muka bumi ini. Kemudian diperkenalkan menganai
dunia Telekomunikasi, alat-alat telekomunikasi yang berkembang dan

3
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

diperkenalkan mengenai dunia Elektronika, baik robotic maupun elektronika


industri.

1.1..1. LATAR BELAKANG


Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang
tersimpan di dalam perut bumi. Energi panas bumi atau dapat disebut juga
dengan geothermal adalah salah satu kekayaan sumber daya energi yang
belum banyak dimanfaatkan baik di Indonesia maupun di Dunia.
Energi panas bumi ini memiliki banyak kelebihan diantaranya yaitu cukup
ekonomis dan ramah lingkungan, bila dimanfaatkan dengan baik, energi ini
dapat menggerakkan turbin dan dapat menggerakkan generator sehingga dapat
menjadi sebuah pembangkit yang ramah lingkungan. Namun terbatas hanya
pada area perbatasan lapisan tektonik.

1.2.

RUMUSAN MASALAH

Adapun penulis membuat makalah mengenai Pembangkit Listrik Tenaga


Panas Bumi (PLTPB). Disini penulis membahas mengenai Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi mulai dari, apa itu energi panas bumi, apa yang disebut
PLTPB, bagaimana cara kerja PLTPB, dan lainnya mengenai Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi.

1.3.

MANFAAT MAKALAH

Pembuatan makalah ini dilakukan agar para pembaca dapat mengetahui


tentang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), manfaat dari PLTPB
itu, sehingga pembaca memiliiki pengetahuan yang luas mengenai aplikasi dari
Energi Panas Bumi tersebut.

4
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

BAB

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI


(PLTPB)

2.1. ENERGI PANAS BUMI (GEOTHERMAL)


Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang
tersimpan di dalam perut bumi. Energi panas bumi atau dapat disebut juga
dengan geothermal adalah salah satu kekayaan sumber daya energi yang
belum banyak dimanfaatkan baik di Indonesia maupun di Dunia. Panas bumi
adalah sebuah bentuk energi yang terbaharukan yang dapat dipergunakan
sebagai pembangkit listrik

5
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Salah satu sumber potensi energi geothermal di Indonesia terdapat di


Sarulla, dekat Tarutung, Sumut, yang dikabarkan memiliki cadangan terbesar di
dunia. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang
terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari
yang diserap oleh permukaan bumi. Energi ini dapat dipergunakan untuk
memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi,
namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga
Watt pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada
tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia.

PENGERTIAN PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA 2.2. PANAS BUMI (PLTPB)
Secara umum Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dapat di artikan,
sebuah pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga panas bumi sebagai
penggerak turbin yang kemudian dapat menggerakkan generator sehingga
dapat menghasilkan energy listrik.
Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan
kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi
yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik ini menggunakan panas dari
cadangan untuk secara langsung menggerakan turbin. Yang lainnya memompa
air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini

6
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

menyebabkan "kilatan panas" yang digunakan untuk menjalankan generator


turbin. Pembangkit listrik paling baru menggunakan air panas dari tanah untuk
memanaskan cairan lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pada temperatur
rendah yang lebih rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang,
maka cairan ini akan menggerakan turbin generator.

2.3.

SEJARAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS


BUMI DI INDONESIA

Usulan JB Van Dijk pada tahun 1918 untuk memanfaatkan sumber energi
panasbumi di daerah kawah Kamojang, Jawa Barat, merupakan titik awal
sejarah perkembangan panasbumi di Indonesia.
Secara kebetulan, peristiwa

itu bersamaan waktu

dengan awal

pengusahaan panasbumi di dunia, yaitu di Larnderello, Italia, yang juga terjadi di


tahun 1918. Bedanya, kalau di Indonesia masih sebatas usulan, di Italia
pengusahaan telah menghasilkan uap alam yang dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan tenaga listrik.
-

Pada tahun 1926 1928


Lapangan panasbumi Kamojang, dengan sumurnya bernama KMJ-3,

yang pernah menghasilkan uap pada tahun 1926, merupakan tonggak


pemboran eksplorasi panasbumi pertama oleh Pemerintah kolonial Belanda.
Sampai sekarang, KMJ-3 masih menghasilkan uap alam kering dengan suhu
140C dan tekanan 2,5 atmosfer (atm).Sampai tahun 1928 telah dilakukan lima
pemboran eksplorasi panasbumi, tetapi yang berhasil mengeluarkan uap -- ya
itu tadi -- hanya sumur KMJ-3 dengan kedalaman 66 meter. Sampai saat ini
KMJ-3 masih menghasilkan uap alam kering dengan suhu 1400 C dan tekanan
2,5 atmosfer.
Sejak 1928 kegiatan pengusahaan panasbumi di Indonesia praktis
terhenti dan baru dilanjutkan kembali pada tahun 1964. Dari 1964 sampai 1981
penyelidikan sumber daya panasbumi dilakukan secara aktif bersama-sama oleh

7
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Direktorat Vulkanologi (Bandung), Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK PLN


dan ITB) dengan memanfaatkan bantuan luar negeri.
-

Pada tahun 1970-an


Tahun 1972 telah dilakukan pemboran pada enam buah sumur

panasbumi di pegunungan Dieng, dengan kedalaman mencapai 613 meter.


Sayangnya, dari keenam sumur tersebut tidak satu pun yang berhasil ditemukan
uap panasbumi.Penyelidikan yang lebih komprehensif di Kamojang dilakukan
pada 1972 menyangkut geokimia, geofisika, dan pemetaan geologi. Di tahun itu
Cisolok,

Jawa

Barat,

dan

kawah

Ijen,

Jawa

Timur,

juga

dilakukan

penyelidikan.Lalu di tahun 1974, Pertamina aktif di dalam kegiatan di Kamojang,


bersama PLN, untuk pengembangan pembangkitan tenaga listrik sebesar 30
MW. Selesai tahun 1977. Saat itu Selandia Baru memberikan bantuan dana
sebesar 24 juta dolar New Zealand dari keperluan 34 juta dolar NZ.
Sekurangnya

dibiayai

Pemerintah

Indonesia.Selain

itu,

Pertamina

juga

membangun dua buah monoblok dengan kapasitas total 2 MW di lapangan


Kamojang dan Dieng. Diresmikan 27 November 1978 untuk monoblok Kamojang
dan tanggal 14 Mei 1981 untuk monoblok Dieng.PLTPB Kamojang sendiri
diresmikan 1 Februari 1983 dengan kapasitas 30 MW. Perkembangan cukup
penting di Kamojang terjadi pada tahun 1974, ketika Pertamina bersama PLN
mengembangkan lapangan panasbumi tersebut. Sebuah sumur panasbumi
dieksplorasi dengan kedalaman 600 meter yang menghasilkan uap panasbumi
dengan semburan tegak oleh suhu pipa pada garis alir 1290.Di luar Pulau Jawa,
sumber daya panasbumi dikembangkan di Lahendong, Sulawesi Utara, dan di
Lempung Kerinci. Kunjungan tim survei di Lahendong di tahun 1971 melibatkan
Direktorat Geologi Bandung, PLN, dan pakar panasbumi dari Selandia Baru.
Survei tersebut pada 1977/1978 oleh tim survei dari Kanada, yaitu Canadian
International Development Agency (CIDA).
-

Pada tahun 1980-an


Pada 1980-an usaha pengembangan panasbumi ditandai oleh keluarnya

Keppres No. 22 Tahun 1981 untuk menggantikan Keppres No. 16 Tahun 1974.

8
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Menurut ketentuan dalam Keppres No. 22/1981 tersebut, Pertamina ditunjuk


untuk melakukan survei eksplorasi dan eksploitasi panasbumi di seluruh
Indonesia. Atas dasar itu sejak 1982 kegiatan di Lahendong diteruskan oleh
Pertamina dengan mengadakan survei geologi, geokimia, dan geofisika. Pada
1982 itu juga Pertamina menandatangani kontrak pengusahaan panasbumi
dengan Unocal Geothermal of Indonesia (UGI) untuk sumur panasbumi di
Gunung Cisalak, Jawa Barat. Baru pada tahun 1994 beroperasi PLTPB Unit I
dan II Gunung Salak. Dan pada Februari 1983 sumur panasbumi di Kamojang
berhasil dikembangkan secara baik, dengan beroperasinya Pembangkit Listrik
Tenaga Panasbumi (PLTPB) Unit-I (1x30 MW). Dan baru pada Februari 1987
Pertamina berhasil mengoperasikan PLTPB Unit II.Sementara pengusahaan
panasbumi di Gunung Drajat, Jawa Barat, dilakukan oleh Pertamina dengan
Amoseas of Indonesia Inc. dan PLN (JOC-ESC). Tahun 1994 beropasi PLTPB
Unit I di Gunung Drajat.

PLTPB yang berlokasi di Garut Jawa Barat ini merupakan salah satu sumber listrik
utama di Jawa-Bali yang dialiri melalui transmisi 150 kilovolt.

9
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Pada tahun 1990-an


Pada tahun 1991 Pemerintah sekali lagi mengeluarkan kebijakan

pengusahaan panasbumi melalui Keppres No. 45/1991 sebagai penyempurnaan


atas Keppres No. 22/1981. Dalam Keppres No. 45/1991 Pertamina mendapat
keleluasaan, bersama kontraktor, untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi
panasbumi. Pertamina juga lebih diberi keleluasaan untuk menjual produksi uap
atau listrik kepada PLN atau kepada badan hukum pemegang izin untuk
kelistrikan.Di samping itu, pada tahun 1991 keluar juga Keppres No. 49/1991
untuk menggantikan Keppres No. 23/1981 yang mengatur tentang pajak
pengusahaan panasbumi dari 46% menjadi 34%. Tujuannya adalah untuk
merangsang peningkatan pemanfaatan energi panasbumi. Pada tahun 1994
telah ditandatangani kontrak pengusahaan panasbumi antara Pertamina dengan
empat perusahaan swasta. Masing-masing untuk daerah Wayang Windu, Jawa
Barat (PT Mandala Nusantara), Karaha, Jawa Barat (PT Karaha Bodas
Company), Dieng, Jawa Tengah (PT Himpurna California Energy), dan Patuha,
Jawa

Barat

(PT

Patuha

Power

Limired).

Untuk

selanjutnya,

1995,

penandatanganan kontrak (JOC & ESC) Pertamina Bali Energy Limited dan PT
PLN (Persero) untuk pengusahaan dan pemanfaatan panasbumi di daerah
Batukahu, Bali.Masih di tahun 1995 penandatanganan kontrak (SSC & ESC)
untuk Kamojang Unit-IV dan V antara Pertamina dengan PT Latoka Trimas Bina
Energi, serta ESC antara PT Latoka Trimas Bina Energi dengan PT PLN
(Persero). Dan masih di tahun 1995 dikeluarkan MOU antara Pertamina dengan
PT PLN untuk membangun PLTPB (1x20 MW) di Lahendong, Sulawesi Utara
dan monoblok (2 MW) di Sibayak, Sumatera Utara.
-

Pengaturan Pemerintah
Pada awalnya, pengusahaan panasbumi dipercayakan oleh Pemerintah

kepada Pertamina, berdasarkan Keppres No. 6 Tahun 1974 tanggal 20 Maret


1974. Meskipun dengan wilayah kerja yang masih terbatas, yaitu di Pulau Jawa
saja. Setelah itu wilayah kerja meluas, yaitu ketika Pemerintah mengeluarkan
Keppres No. 22/1981 tentang kuasa pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi
sumber daya panasbumi untuk pembangkit tenaga listrik di Indonesia.

1
0
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Pelaksanaannya diserahkan kepada Pertamina.Pertamina diwajibkan menjual


energi listrik yang dihasilkan dari pengusahaan panasbumi kepada PLN. Selain
itu, kalaupun Pertamina belum atau tidak bisa melaksanakan pengusahaan
tersebut, bisa bergandengan dengan pihak lain dalam bentuk Kontrak Operasi
Bersama (Joint Operati\on Contract). Sampai saat itu, pajak pengusahaan
panasbumi sebesar 46%. Hal ini diatur Keppres No. 23 Tahun 1981. Dalam
perkembangan kemudian, Pemerintah mengizinkan instansi lain (selain
Pertamina),

baik

BUMN,

swasta

nasional,

termasuk

koperasi

untuk

mengembangkan usaha dalam bidang ketenagalistrikan skala kecil (10 MW) dan
keperluan lain yang terkait.Soal ini diatur Keppres No. 45/ 1991 yang
menyempurnakan Keppres No. 22/ 1981. Pertamina selaku pemegang kuasa
eksplorasi, untuk menjual hasil produksi panasbumi, baik berupa energi atau
listrik tidak hanya kepada PLN. Kemudian Keppres No. 49/1991 sebagai
pengganti Keppres No. 23/1981. Di sini diatur kewajiban fiskal pengusahaan
panasbumi. Ditetapkan bahwa total bagian yang disetor kepada Pemerintah
sebesar 34% dari net operating income.

2.4.

PERINSIP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


PANAS BUMI

Secara umum, perinsip kerja dari pembangkit listri tenaga panas bumi
adalah, apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut
dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi
panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur
sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu
dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan
melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari
fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian
dialirkan ke turbin.

1
1
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

2.5.

PERALATAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


PANAS BUMI

Suatu PLTPB memiliki peralatan-peralatan yang tidak banyak berbeda


dengan suatu PLTU bahkan lebih sederhana karena tidak ada bagian
pembangkitan uap. Peralatan suatu PLTPB pada dasarnya dapat dibagi menjadi
2 bagian yang besar yaitu :
2.5.1

BAGIAN PRODUKSI UAP DALAM

Disini untuk peralatan dibagian produksi uap alam terletak dilapangan


panas bumi itu sendiri. Adapun peralatan pada bagian produksi uap alam
adalah:
2.5.1.1.

Peralatan lubang produksi (well head equpment)

Adalah peralatan yang terdapat tepat diatas lubang produksi.


a) Service Valve
Digunakan untuk pengaturan aliran serta tekanan fluida yang keluar selama
pengujian.
b) Shunt off valve
Dipergunakan untuk menutup lubang sumur, apabila diadakan perbaikan
atau pemeliharaan.
c) Bleed Valve
Dipergunakan untuk mengeluarkan gas yang tidak dapat terkondensasi.
d) Bypass Valve
Dipergunakan untuk membuang uap yang tidak diperlukan.

1
2
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Bypass
valve

Sevice valve

Expension compensator

Shut-off
valve
Bleed
valve

Concreate cellar

Surface

Anchor
Production casing

Gambar 4.23 Peralatan Lubang Produksi


S.L. Uppal, Electrical Power, Khanna Publisher, 1976. New Delhi.

2.5.1.2.

Peralatan transmisi cairan ( Uap dan air panas )

a. Pipa pipa transmisi


Yaitu peralatan yang digunakan untuk mentransmisikan cairan ( uap dan air
panas ) dari lubang produksi ke PLTPB.
b. Drum ( Steam Receives )
Tempat yang digunakan untuk mengumpulkan uap alam dari lubang lubang
produksi sebelum uap dialirkan ke turbin PLTPB ( uap dari sumur produksi
dikumpulkan menjadi satu )
c. Pemisah Uap ( Steam Sparators )
Alat ini berfungsi sebagai pemisah antara kotoran dan air yang terkandung
dalam uap sebelum uap tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin.
d. Silensers
Alat ini difungsikan untuk menahan kebisingan akibat pengaliran sat sat
dengan kecepatan yang tinggi (uap, gas dan sebagainya)

1
3

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Kelompok 9

BAGIAN PERUBAHAN TENAGA UAP ALAM MENJADI


TENAGA LISTRIK

2.5.2.

2.5.2.1.

Turbin Uap

Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam
hal ini adalah uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian
turbin yang berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak didalam
rumah turbin. Roda turbin memutar poros yang menggerakan atau memutar
bebannya, yang dalam hal ini adalah generator listrik. Peralatan ini juga yang
berfungsi untuk merubah tenaga uap menjadi tenaga mekanis. Ditinjau dari
sistem kerjanya turbin uap dibagi menjadi dua bagian yaitu ;

Condensing Turbin, turbin yang menggunakan condensor.

Non Condensing Turbin, Turbin yang tidak menggunakan condensor

2.5.2.2.

Generator

Dalam hal ini generator berfungsi untuk merubah tenaga mekanis


menjadi tenaga listrik, seperti generator pada pembangkit listrik pada umumnya.
2.5.2.3.

Condensor

Merubah uap menjadi air kembali ( kondensasi ) dan juga untuk


menyingkirkan gas yang tidak terkondensasi seperti Baromatric jet condenser.
Dalam studi kelayakan, telah dipertimbangkan dua jenis condenser yang
dapat dipakai pada PLTPB yaitu ;
a. Barometric Condenser
Condenser jenis ini umumnya terletak di luar power house dan pada elevasi
yang lebih tinggi dari pada turbin.
Kerugian : condenser jenis ini karena uap yang keluar dari turbin harus
melalui pipa penghantar yang panjang untuk ke condenser di samping
itu memerlukan fondasi tersendiri.

1
4
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Keuntungan : lantai turbin dapat dibuat lebih rendah sehingga rumah


pembangkit ( power house ) juga tidak akan terlampau tinggi.

b. Low Level Condenser


Condenser terletak langsung dibawah turbin sehingga hambatan aliran
praktis kecil sekali. Dalam hal ini perlu dipasang fleksibel guna meredam
getaran yang terjadi.

Kerugian : lantai turbin menjadi lebih tinggi, bangunan menjadi lebih


berat sehingga fondasi power house harus lebih kuat.

Keuntungan : pemanfaatan energi uap menjadi lebih baik sebab


hambatan aliran uap keluar dari turbin lebih kecil dan kemungkinan
kebocoran udara menjadi lebih kecil karena tidak banyaknya terdapat
sambungan pipa . Biaya condensor jenis ini akan lebih murah.

Perlengkapan Condenser
Yang dimaksud perlengkapan condenser disini adalah fasilitas pembantu
pada condenser, agar supaya condenser tersebut berfungsi sebagai mana
mestinya. Perlengkapan condenser ini terdiri dari ;
1. Gas Extractor
Di dalam gas extractor ini udara dan non condensable gasses dikeluarkan
dengan jalan tarikan uap tekanan tinggi pada enjectornya. Campuran gas
yang harus dikeluarkan terdiri dari CO2 kebanyakan dan sebagian kecil gas
seperti H2S, CH4, H2, O2, N2, Ag, NH3 dan H2O. Adanya H2S, NH3, Sulfate
dan Chlorida menyebabkan adanya larutan korosi.
Pemilihan gas extractor untuk non condensable gesses tersebut tergantung
dari :
-

Mass flow

Kevakuman condenser

Cooling water flow

Temperatur

1
5
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

2. Hot Well Pump atau Condensate Pump


Hot pump ini berfungsi memindahkan secara kontinyu dan cepat air, yang
jatuh pada hot well. Condensate tersebut dipompa ke dalam storage tank
untuk selanjutnya dipompa ke cooling tower, biasanya condensate pump ini
memakai pompa jenis contrifugal.
3. Circulation Water Pump
Circulating water pump ini dipakai untuk mensirkulasi air pendingin dengan
jumlah yang besar. Pada PLTPB pompa ini dipakai untuk menaikkan
condensate ke cooling tower dan untuk mensirkulasikan air pendingin
kebagian bagian yang memerlukan pendingin.
2.5.2.4.

Pompa Vakum (Vacuum pumps)

Pompa vakum berfungsi untuk memperbaiki derajat kevakuman


2.5.2.5.

Menara Pendingin (Cooling Tower)

Pada PLTPB, sistem pendinginannya memenfaatkan udara pegunungan


yang dingin dan bersih. Akan tetapi, karena udara bersifat sebagai gas, maka
dibutuhkan volume yang besar, dan permukaan pertukaran panas yang luas,
agar pendinginannya sempurna. Untuk itu dibutuhkan suatu menara yang tinggi.
Pada menara pendingin ini, udara dihisap kedalam dan setelah mendinginkan
kondensator, udara yang telah menjadi panas ini, dihembuskan keluar melalui
cerobong menara disebelah atas.

2.6.

MACAM-MACAM PLTPB

Dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi ini, secara umum sedikitnya
ada tiga teknologi pembangkitan listrik dari tenaga panas bumi:
a. Teknologi uap cepat (flash steam)
Pembangkit jenis ini menggunakan cairan hidrotermal bersuhu 200
derajat Celsius. Carian ini disiramkan ke tangki yang letaknya lebih rendah

1
6
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

untuk kemudian dengan cepat berubah fase menjadi uap. Uap ini akan
menggerakan turbin yang selanjutnya menggerakan generator/ pembangkit.
Faktor kapasitasnya dapat mencapai 93% dan modalnya per kWe mencapai
1.250 hingga 1.300 dolar Amerika (2005). Teknologi ini adalah yang paling
banyak diterapkan di pembangkit-pembangkit panas bumi di dunia termasuk
di Indonesia.
b. Teknologi siklus binary (binary cycle)
Pembangkit jenis ini menggunakan cairan hidrotermal bersuhu sedang,
dibawah 200 derajat Celsius. Air panas dan cairan berbeda dengan titik didih
jauh lebih rendah dialirkan ke dalam pengubah panas. Panas dari cairan
panas bumi menyebabkan cairan pendamping berubah dengan cepat menjadi
uap, yang kemudian menggerakan turbin. Faktor kapasitas juga dapat
mencapai 93%, namun modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kWe
lebih besar daripada teknologi uap cepat, yaitu sekitar 1.600 hingga 1.700
dolar Amerika (2005).
c. Teknologi batu panas kering (hot dry rock)
Panas dari dalam perut bumi diambil dari pecahan atau pori-pori bumi.
Penambangan panas bumi dilakukan dengan membentuk reservoir panas
bumi yang terbuat dari batu yang impermeabel (tidak dapat ditembus).
Teknologi ini masih sangat mahal, berkisar antara 4.600 hingga 4.700 dolar
Amerika (2005), dengan faktor kapasitas sekitar 86%.

Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi


mengandung energi panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik. Hal ini dimungkinkan oleh suatu sistem konversi energi fluida panas bumi
(geothermal power cycle) yang mengubah energi panas dari fluida menjadi
energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) pada prinsipnya sama
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap

1
7
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTPB uap berasal


dari reservoir panas bumi. Apbila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka
uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar
generator sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar
dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair)
maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini
dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap
akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator
inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah
diterapkan di lapangan, diantaranya:
1. Direct Dry Steam
2. Separated Steam
3. Single Flash Steam
4. Double Flash Steam
5. Multi Flash Steam
6. Brine/Freon Binary Cycle
7. Combined Cycle
8. Well Head Generating Unit
2.6.1.

SIKLUS UAP KERING (DIRECT DRY STEAM CYCLE)

Fluida panas bumi dapat berupa fasa cair, fasa uap atau campuran dari
keduanya, tergantung dari tekanan dan temperaturnya. Apabila fluida di kepala
sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin
(Gambar 4.1). Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak
yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.

1
8
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Gambar 4.1
Skema Instalasi Pembangkit Listrik Uap Kering.
Sistem konversi untuk fluida uap kering merupakan sistem konversi yang
paling sederhana dan paling murah. Uap dari turbin dapat dibuang ke atmosfir
(atmospheric

exhaust

turbine)

atau

di

alirkan

ke

kondensor

untuk

dikondensasikan (condensing turbine). Dari kondensor, kondensat kemudian


dialirkan ke menara pendingin atau cooling tower dan selanjutnya diinjeksikan
kembali ke bawah permukaan. Sebagian dari air kondensat ini dialirkan ke
kondensor. Pembangkit listrik yang menggunakan atmospheric exhaust turbine
mengkonsumsi sekitar dua kali (dalam tekanan inlet yang sama) lebih banyak
untuk setiap kilowatt keluaran sehingga banyak energi dan biaya yang terbuang.
Pembangkitan listrik di PLTPB Kamojang pada prinsipnya sama seperti
pada Gambar

4.1,

karena

sumur-sumur

di

lapangan

Kamojang

menghasilkan uap kering (temperatur di dalam reservoir 240 C). Unit I dengan
kapasitas 30 MW beroperasi pada tanggal 7 Februari 1983. Unit II dan III
masing-masing sebesar 55 MW dioperasikan
Juli 1987 dan 13 September
Kamojang seluruhnya

berturut-turut pada tanggal 29

1987, sehingga jumlah daya terpasang PLTPB

menjadi

140

MW. Lapangan Kamojang

dikembangkan. Untuk memenuhi kebutuhan uap


dimanfaatkan produksi uap dari 26 sumur.

PLTPB Kamojang

terus
telah

Pola pengusahaan panasbumi

Kamojang unit 1 s.d unit 3, adalah sebagai berikut:

1
9
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Kelompok 9

2.6.2.

SIKLUS UAP HASIL PEMISAHAN (SEPARATED STEAM CYCLE)

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran
fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses
pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke
dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi
uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. Oleh
karena uap yang digunakan adalah hasil pemisahan maka, sistem konversi
energi ini dinamakan Siklus uap hasil pemisahan. Gambar 4.2 memperlihatkan
proses pembangkitan listrik dari lapangan panas bumi yang menghasilkan fluida
dua fasa, yaitu campuran uap dan air. Fluida dari sumur dipisahkan menjadi fasa
uap dan air di dalam separator dimana uapnya kemudian dialirkan ke turbin dan
airya diinjeksikan kembali kebawah permukaan.

Gambar 4.2
Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Fluida Dominasi Air

2
0
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Kelompok 9

Sedangkan untuk unit 4 s.d 6 adalah sbb:

2.6.3.

SIKLUS UAP HASIL PENGUAPAN (SINGLE FLASH STEAM)

Gambar 4.3

Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Single Flash Steam


Sistem ini digunakan bilamana fluida dikepala sumur dalam kondisi air
jenuh (saturated liquid). Fluida dialirkan ke sebuah flasher agar menguap.
Banyaknya uap yang dihasilkan tergantung dari tekanan flasher. Fraksi uap
yang dihasilkan kemudian dialirkan ke turbin.

2.6.4.

SIKLUS UAP HASIL PEMISAHAN DAN PENGUAPAN (DOUBLE


FLASH STEAM)

Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan
flasher dan digunakan komposisi 2 turbin, yaitu HP-turbine dan LP-turbine yang
disusun tandem (ganda), seperti diperlihatkan pada Gambar 4.4. Contoh

2
1
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Kelompok 9

lapangan yang menggunakan sistem konversi seperti ini adalah Hatchobaru


(Jepang), dan Krafla (Iceland).

Gambar 4.4
Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Double Flash Steam

2.6.5.

SIKLUS UAP HASIL PEMISAHAN DAN PENGUAPAN


DENGAN DUA TURBIN TERPISAH (FLASHING MULTI FLASH
STEAM)

Sistem siklus konversi energi ini mirip dengan sistem double flash,
bedanya adalah kedua turbin yang berbeda tekanan disusun secara terpisah
(Gambar 4.5), Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi yang mengandung air
dipisahkan di separator agar diperoleh uap kering yang digunakan untuk
menggerakkan high pressure turbin. Turbin akan mengubah energi panas bumi
menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi
listrik. Air hasil pemisahan dari separator temperatur dan tekanannya akan lebih
rendah dari kondisi fluida di kepala sumur. Air ini dialirkan ke flasher agar
menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dialirkan ke low pressure turbin
sementara air sisanya dibawa ke condensor.

2
2
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Kelompok 9

Gambar 4.5
Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Multi Flash Steam

2.6.6.

BINARY CYCLE

Gambar 4.6
Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Binary Cycle

Umumnya fluida panas bumi yang digunakan untuk pembangkit listrik


0

adalah fluida yang mempunyai temperatur 200 C, tetapi secara tidak langsung
0

fluida panas bumi temperatur sedang (100-200 C) juga dapat digunakan untuk

2
3
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

pembangkit listrik

yaitu dengan cara menggunakannya untuk memanasi

fluida organik yang mempunyai titik didih rendah (Gambar 4.6), uap dari fluida
organik ini kemudian digunakan untuk menggerakan sudu-sudu turbin sehingga
menghasilkan listrik.
Fluida organik dipanasi oleh fluida panas bumi melalui mesin penukar
kalor atau heat exchanger. Jadi fluida panas bumi tidak dimanfaatkan langsung
melainkan hanya panasnya saja yang diekstraksi, sementara fluidanya sendiri
diinjeksikan kembali kedalam reservoir. Dua lapangan yang menggunakan siklus
konversi energi seperti ini adalah Parantuka, Kamchatka Peninsula (USSR) dan
Otake (Jepang). Di lapangan Lahendong juga terdapat sebuah pembangkit listrik
panasbumi siklus binari (binary geothermal power plant) berkapasitas 2,5 MW.

2.6.7.

COMBINED CYCLE

Gambar 4.7
Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistim Siklus Kombinasi

Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi panas bumi di

2
4
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

beberapa industri mulai digunakan sistim pembangkit listrik dengan siklus


kombinasi (combined cycle), seperti diperlihatkan pada Gambar 4.7. Fluida
panas bumi dari sumur dipisahkan fasa-fasanya dalam separator. Uap dari
separator dialirkan ke PLTPB (Turbin ke I), dan setelah itu sebelum fluida
diinjeksikan kembali ke dalam reservoir, fluida digunakan untuk memanaskan
fluida organik yang mempunyai titik didih rendah. Uap dari fluida organik
tersebut kemudian digunakan untuk menggerakan turbin (Turbin ke II).
2.6.8.

WELL HEAD GENERATING UNIT

Beberapa tahun terakhir ini unit pembangkit kepala sumur yang dikenal
dengan nama "Well Head Generating Units" mulai banyak digunakan di
lapangan. Sesuai dengan namanya unit ini ditempatkan di dekat kepala sumur
(well head). Ada dua jenis "Well Head Generating Units" yaitu:
1. Back

pressure

turbine atau turbin tanpa

kondensor (atmospheric

exhaust). Turbin ini tidak dilengkapi dengan kondensor. Uap dari sumur
atau uap dari separator dialirkan langsung
digunakan

ke turbin dan

setelah

untuk membangkitkan listrik langsung dilepas ke atmosfir.

Unit pembangkit jenis ini sering disebur "monoblock".


2. Turbin yang dilengkapi dengan kondensor

(condensing

unit).

Turbin ini dilengkapi dengan kondensor. Uap keluaran dari turbin


diubah menjadi kondensat di dalam kondensor.
Well Head Generating Units atau unit pembangkit kepala sumur banyak
digunakan karena alasan-alasan berikut:
1. Unit

pembangkit kepala

dalam waktu kurang dari

sumur dapat lebih cepat dioperasikan, yaitu


1-2

bulan. Sedangkan "central plant

biasanya baru bisa dioperasikan 6-7 tahun setelah pemboran sumur


pertama.
2. Dengan digunakannya unit-unit pembangkit kepala sumur berkapasitas
kecil maka perusahaan swasta nasional dapat dilibatkan dalam

2
5
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

perusahaan panas bumi.


3. Penggunaan

unit-unit

pembangkit

listrik

berkapasitas

kecil

memungkinkan para penanam modal untuk memperoleh kembali


modalnya dalam waktu yang lebih cepat. Hal ini karena alasan pertama di
atas, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan unit pembangkit
berkapasitas kecil lebih singkat daripada untuk berkapasitas besar,
sehingga dapat lebih cepat dioperasikan.
4. Well head generating units dapat digunakan di daerah-daerah dimana
topografi cukup rumit, karena dengan digunakannya unit tersebut maka
pipa alir uap jauh lebih pendek bila dibandingkan dengan pipa alir di
central power plant.
5. Apabila tekanan reservoir turun lebih cepat dari

yang diharapkan, maka

turbin masih dapat di operasikan pada tekanan yang lebih rendah dan
memproduksikan

listrik dalam jumlah yang sama meskipun efisiensinya

lebih rendah.
6. Unit pembangkit kepala sumur (Well

head generating

units)

dapat dipindahkan ke lokasi sumur lain hanya dalam waktu 1 - 2 bulan

2.7.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PLTPB

Dalam halaman ini kita akan membahas tentang keuntungan dan kekurangan dari
energi panas bumi diatas :
2.7.1.

KEUNTUNGAN PLTPB

Bersih.
PLTPB, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari tidak
membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna memutar turbin.
Menghasilkan listrik dengan energi geotermal membantu menghemat
pemanfaatan bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbaharui, dan dengan

2
6
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

pengurangan pemakaian jenis-jenis bahan bakar ini, kita mengurangi emisi


yang merusak atmosfir kita.
Tidak boros lahan.
Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTPB ukurannya per MW
lebih kecil dibandingkan hampir semua jenis pembangkit lain.Instalasi
geotermal tidak memerlukan pembendungan sungai atau penebangan
hutan,dan tidak ada terowongan tambang, lorong-lorong,lubang-lubang
terbuka,timbunan limbah atau tumpahan minyak.
Dapat diandalkan.
PLTPB dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun.Suatu
pembangkit listrik geotermal terletak diatas sumber bahan bakarnya.Hal ini
membuatnya resisten terhadap hambatan penghasilan listrik yang diakibatkan
oleh cuaca dan bencana alam yang bisa mengganggu transportasi bahan bakar.
Fleksibel.
Suatu PLTPB bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit tambahan
dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan
listrik yang meningkat.
Mengurangi Pengeluaran.
Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk PLTPB
Bahan bakar geotermal, selalu terdapat dimana pembangkit itu berada.
Pembangunan
PLTPB di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas hidup
dengan cara membawa tenaga listrik ke orang yang bertempat tinggal jauh
dari sentra populasi yang berlistrik.
2.7.2.

KERUGIAN KERUGIAN PLTPB

PLTPB selalu dibangun di daerah lapang Panas Bumi dimana terdapat banyak
sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas H2S, hal ini akan
menyebabkan kandungan H2S akan meningkat.Kandungan H2S yang bersifat

2
7
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

korosit akan dapat menyebabkan

peralatanperalatan mesin maupun listrik

berkarat.
Ancaman akan adanya hujan asam
Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erosi dan
amblesan (subsidence). Amblesan juga didukung letak geomorfologi tapak
kegiatan yang berada pada kaldera vulkanik dengan patahan sekelilingnya
sesuai dengan munculnya kerucut resent. Faktor lain yang berpengaruh adalah
posisi Bali secara regional merupakan daerah rawan gempa bumi. Untuk
memantau dampak amblesan, maka di tapak kegiatan harus dipasang mikro
seismograf. Apabila terjadi amblesan maka kegiatan operasional PLTPB harus
dihentikan.
Menyusut dan menurunnya debit maupun kwalitas sumber mata air tanah
maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan menyebabkan
gangguan pada kehidupan biota perairan dan menurunkan kemampuan tanah
untuk menahan air
Berubahnya tata guna lahan, perubahan dan ancaman kebakaran hutan di
mana diperlukan waktu antara 30-50 tahun untuk mengembalikan fungsi
hutan lindung seperti semula
Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air karena
diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO, NO2 dan H2S

2.8.

POTENSI PANAS BUMI

Panas bumi (geothermal) mulai menjadi perhatian dunia karena energi


yang dihasilkan ini dapat menjadi sumber energi listrik alternatif di masa depan
yang sangat besar dan bebas polusi CO 2. Perlu diketahui bahwa cadangan
panas bumi di Indonesia sangatlah besar, hingga mencapai 40% cadangan
energi dunia. Berdasarkan data PT. Pertamina Geothermal Energy, disebutkan
bahwa cadangan ini mencapai 27.000 MW, sementara yang telah termanfaatkan
baru sekitar 1.198 MW saja. Bukannya tidak mungkin apabila pemanfaatan

2
8
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

panas bumi dapat dilakukan secara maksimal, Indonesia kemudian akan mampu
berdiri sebagai kiblat bagi pengembangan energi geothermal di seluruh dunia.

Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW atau


40 persen dari cadangan panas bumi dunia. Potensi energi panas bumi yang
cukup besar itu hingga kini baru dimanfaatkan sebagian kecil, yakni 992 MW,
yakni : 2 MW di Sibayak (Sumatera Utara), 330 MW di G.Salak, 110 MW di
Wayang Windu, 125 MW di Darajat, 140 MW di Kamojang dan 60 MW di Dieng
(P.Jawa); dan 20 MW di Lahendong (Sulawesi Utara). Hasil inventarisasi oleh
Pertamina pada tahun 2004 terhadap lokasi-lokasi panas bumi menunjukkan
bahwa terdapat 21 daerah prospek berkapasitas total energi 2.795 MW untuk
dikembangkan.
Kapasitas pemakaian energi listrik dari sumber panas bumi sebagai
berikut : 32,25 MW pada tahun 1982; meningkat 142,42 MW pada tahun 1990;
menjadi 587,5 MW pada tahun 1998 dan tercatat terus mengalami peningkatan
hingga mencapai 1.159 MW pada tahun 2000.

Potensi panas bumi Indonesia dapat dibagi dalam 2 (dua) kelas, yaitu :
sumber daya dan cadangan; yang masing-masing dibagi lagi menjadi subkelassubkelas.

2
9
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Kelompok 9

1. Kriteria sumber daya terdiri dari :


a. Spekulatif, dicirikan oleh terdapatnya manifestasi panas bumi aktif
dimana luas reservoir dihitung dari data geologi yang tersedia dan rapat
dayanya berdasarkan asumsi.
b. Hipotesis, dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif dengan data dasar
hasil survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah
prospek ditentukan berdasarkan penyebaran manifestasi dan batasan
geologi, sementara penentuan suhu berdasarkan geotermometer.
2. Kriteria cadangan terdiri dari :
a. Terduga, dibuktikan oleh data pemboran landaian suhu dimana estimasi
luas dan ketebalan reservoir serta parameter fisika batuan dan fluida
dilakukan berdasarkan data ilmu kebumian terpadu, yang digambarkan
dalam bentuk model tentatif.
b. Mungkin, dibuktikan oleh sebuah sumur eksplorasi yang berhasil dimana
estimasi luas dan ketebalan reservoir didasarkan pada data sumur dan
hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan, fluida
dan suhu reservoir diperoleh dari pengukuran langsung dalam sumur.
c. Terbukti, dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil
mengeluarkan uap/air panas, dimana estimasi luas dan ketebalan
reservoir didasarkan kepada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu
kebumian rinci terpadu. Parameter batuan dan fluida serta suhu reservoir
didapatkan dari data pengukuran langsung dalam sumur dan atau
laboratorium.

3
0
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

31
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Potensi panas bumi di Indonesia pada saat sekarang,

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan negara yang


dikelilingi oleh cincin api pasifik atau lebih dikenal Ring of Fire.
Oleh karenanya, World Wildlife Fund (WWF) mendorong agar energi
terbarukan yakni energi yang memanfaatkan panas bumi diterapkan di
Indonesia, Jumat (23/9/2011).
Di Indonesia, pemanfaatan energi terbarukan ini baru sebesar 4 persen,
padahal potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar. Total potensi
panas bumi di Indonesia sekitar 28 Gigawatt yang merupakan penghasil
panas bumi terbesar kedua setelah AS.
Pembuat kebijakan baru menargetkan energi nasional dengan
memanfaatkan energi terbarukan ini sebesar 17 persen dalam bauran
energi nasional, namun program tersebut msih jauh dari realisasinya.

32
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Sejauh ini, Indonesia masih bergantung pada penggunaan minyak atau


energi fosil. Hal tersebut tentunya menghambat bagi perkembangan energi
terbarukan di negeri ini karena seluruh pembiayaan difokuskan pada energi
fosil seperti batubara.
"Jika energi panas bumi ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya,
maka daerah-daerah yang tak memiliki listrik dapat terjangkau," ujar
Indra Sari Wardani dalam diskusi bersama wartawan.

33
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

BAB III

BAB
PENUTUP

3.1.

KESIMPULAN

Dapat kita simpulkan bahwa penggunaan PLTPB sebagai pembangkit


listrik lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembangkit lainnya. Karena
penggunaan PLTPB dapat menjadi sumber energi listrik alternatif di masa depan
yang sangat besar dan bebas polusi CO 2, dan tidak mencemari lingkungan.
Perlu diketahui, persediaan energi panas bumi di Indonesia cukup banyak
hingga mencapai 40% dari cadangan energi dunia.

3.2.

SARAN

Untuk kedepannya, pembangkit listrik tenaga panas bumi ini agar dapat
dikembangkan di Indonesia semaksimal mungkin, hingga menjadi kiblat
pemanfaatan energi panas bumi terbaik di dunia, karena energi panas bumi
yang ada di Indonesia ini merukapan cadangan energi yang cekup besar hingga

3
4
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

mencapai 40% dari cadangan energi dunia. Untuk itu agar para generasi muda
hendaklah terus belajar dengan giat agar dapat mewujudkan hal tersebut.
Pemanfaatan energi panas bumi perlu memperhatikan dampak dari
pelestarian Lingkungan Hidup di sekitarnya dan secara global.

35
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

DAFTAR PUSTAKA

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Energi Panas Bumi.


http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi. (18 Oktober 2011 pukul
21.36 Wib)
Davitra, Robby. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB).
Teknik Elektro S1. Universitas Riau, Riau.

Deni, Rahmad. 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB).


Teknik Elektro S1. Universitas Riau, Riau.
Eheskel, ST. 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)
http://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/07/pembangkit-listrik-tenaga-panasbumi.html. (18 Oktober 2011 pukul 21.34 Wib)
Heriyono. 2010. Indonesia Kiblat Energi Panas Bumi.
http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/iklim_dan_energi/resources/

?19000/Indonesia-Kiblat-Energi-Panas-Bumi. (21 Oktober 2011 pukul 20.27 Wib)


Iwanasmura. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Panas BUmi.
http://www.scribd.com/doc/26944283/15121081-Pembangkit-ListrikTenaga-Panas-Bumi-PLTPB (16 Oktober 2011 pukul 20.14 Wib)
Maulidia, Martha. 2010. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB).
http://iklimkarbon.com/2010/05/04/pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi-

PLTPB/. (21 Oktober 2011 pukul 20.12 Wib)


Sutrisna, Kadek Fendy. 2011. Sekilas Tentang Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (Geothermal) di Bali.
http://indone5ia.wordpress.com/2011/08/29/sekilas-tentang-pembangkitlistrik-tenaga-panas-bumi-geothermal-di-bali/. (21 Oktober 2011 pukul 21.40

Wib)

3
6
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA.
http://www.tribunnews.com/2011/09/23/energi-panas-bumi-tepatditerapkan-di-indonesia (16 Oktober 2011 pukul 20.20 Wib)

37
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kelompok 9

Anda mungkin juga menyukai