.........................................(IV.2)
Dimana:
= Temperatur udara (C)
P = Tekanan udara (mmHg)
Sebenarnya kelembapan udara juga mempengaruhi tegangan tembus
sela bola. Jika hal ini diperhitungkan maka tegangan tembus elektroda bola
menjadi sebagai berikut :
115
.................................................(IV.3)
Dimana Kh adalah faktor koreksi yang tergantung pada kelembapan udara.
Elektroda bola standar dibuat dengan dua bola logam yang memiliki
diameter D yang identik dan memiliki kaki penopang, alat pengoperasian
dan isolator pendukung. Elektroda tersebut biasanya terbuat dari tembaga,
kuningan, atau aluminium yang belakangan ini banyak digunakan karena
biayanya lebih murah. Diameter standar untuk elektroda bola-bola tersebut
yang adalah 2, 5, 10, 12, 15, 25, 50, 75, 100, 150 dan 200 cm. Jarak-jarak
itu dirancang dan dipilih seperti itu agar flashover terjadi di dekat titik
percik. Elektroda-elektroda itu dirancang dan diproduksi dengan hati-hati
sehingga permukaannya lembut dan memiliki kelengkungan yang
seragam/sama. Jari-jari kelengkungan diukur dengan sebuah spherometer di
titik-titik yang bervariasi pada area yang ditutup oleh sebuah lingkaran 0,3D
mengelilingi titik percik tidak boleh berbeda 2% dari nilai nominal.
Permukaan bola harus bersih dari debu, minyak, atau pelapis lainnya.
Permukaan elektroda harus dipertahankan tetap bersih tetapi tidak perlu
dipoles. Jika ada lubang yang terjadi akibat tembus listrik yang berulang-
ulang maka elektroda harus dibersihkan.
Untuk memperoleh ketelitian yang tinggi, hal-hal ini diperhatikan :
1. Jarak sela s < D
2. Jarak sela > 5 % jari-jari elektroda
3. Permukaan elektroda tidak boleh berdebu
4. Elektroda harus licin (jangan dibersihkan dengan pembersih yang kasar)
5. Jarak benda disekitar elektroda > (0,25 + V/300) m.
6. Untuk mencegah osilasi saat percikan, sebuah resistor yang tahanannya >
500 ohm diserikan degan elektroda bola.
Konduktor tegangan tinggi juga dirancang sehingga tidak
mempengaruhi konfigurasi medan listrik. Sebuah tahanan seri biasanya
dihubungkan di antara sumber listrik dan elektroda bola untuk membatasi
arus yang terjadi akibat tegangan tembus dan juga memperkecil osilasi yang
tidak diinginkan pada sumber tegangan listrik ketika terjadi tegangan
116
tembus (pada kasus tegangan impuls). Nilai resistansi seri bervariasi mulai
dari 100 sampai 1000 k untuk ac dan tidak lebih dari 500 pada kasus
tegangan impuls. Pada kasus pengukuran tegangan puncak ac dan tegangan
dc, tegangan yang diberikan dinaikkan secara teratur sampai terjadi tembus
listrik pada sela bola.
117
Pada pengukuran dengan susunan elektroda bola secara
horizontal, biasanya disusun dengan kedua bola simetris pada
tegangan tinggi di atas permukaan tanah. Kedua bola yang
digunakan harus memiliki bentuk dan ukuran yang identik. Bentuk
susunan elektroda bola secara horizontal dapat ditunjukkan pada
gambar I.1. Susunan horizontal digunakan untuk diameter D < 50
cm dengan rentang tegangan yang lebih rendah sedangkan untuk
diameter yang lebih besar digunakan susunan EactorEl yang
mengukur besar tegangan terhadap bumi. Tegangan yang akan
diukur dilewatkan antara kedua sela bola dan jarak atau sela S
diantara kedua bola tersebut memberikan suatu ukuran dari
besarnya tegangan tembus.
Pada kasus nilai tegangan puncak ac dan pengukuran
tegangan dc, tegangan yang dipakai secara keseluruhan dinaikkan
sampai terjadi tembus listrik pada sela bola.
118
yang tidak lebih dari 0,2 D dan paling sedikit sebesar D (sehingga
titik percik sekurang-kurangnya berjarak 2 D dari ujung yang lebih
rendah isolator bagian atas).
Tegangan tinggi harus tidak boleh lewat dekat dengan
elektroda yang ada di atas. Idealnya tegangan tersebut harus
dialirkan dari kaki elektroda menjauh melalui sebuah bidang datar
yang tegak lurus dengan kaki paling tidak 1 D dari elektroda.
Elektroda yang terletak di bawah harus berjarak paling sedikit 1,5
D di atas permukaan tanah.
119
Gambar IV.3. Objek Di sekitar Elektroda Bola
...............................................................(IV.4)
Dimana :
A = Luas permukaan bola
= Permitivitas hampa udara 8,825 x 10,12
d = Jarak bola dengan objek sekitar
C = Kapasitansi
Kapasitansi yang terbentuk antara objek sekitar dengan
elektroda bola mempengaruhi tegangan tembus pada selabola. Yang
disebabkan oleh medan .listrik dari elektroda bola ke objek sekitar. Jika
120
jarak elektroda bola dengan objek sekitar semakin besar maka
kapasitansi yang terbentuk antara elektroda dengan objek semakin
kecil, maka arus bocor yang terbentuk antara elektroda bola ke objek
juga semakin kecil.
121
Gambar IV.5 Contoh Untuk Medan Dua Dimensi Dengan Garis
Medan Dan Garis Ekuipotensial
.........................................(IV.6)
122
B = Diameter silinder
D = Diameter bola
S = Jarak sela bola
C = Konstanta
Penurunan ini kurang dari 2% untuk S/D 0,5 dan B/D
0,8. Bahkan untuk S/D 1,0 dan B/D 1,0 pengurangan itu hanya
3%. Oleh karena itulah, jika spesifikasi tentang kelonggaran erat
diamati kesalahannya dalam toleransi dan akurasi ditetapkan.
RL = 10 M
S1 S2 TP S
VR
123
IV.5 Prosedur Percobaan
1. Mengukur suhu udara, tekanan udara dan menghitung faktor koreksi
2. Menghitung tegangan tembus sela bola pada keadaan standar (Vs)
3. Dari tabel standar mentukan jarak sela bola untuk Vs, misalkan s
4. Menutup saklar utama
5. Membuat jarak sela bola sebesar s
6. Menutup switch primer (S1) kemudian buat VR pada posisi nol dan
selanjutnya switch sekunder ditutup
7. Menginput tegangan di TP menaikkan secara bertahap sampai terjadi
percikan pada sela bola. Terjadinya percikan pada sela bola adalah
pertanda bahwa tegangan diantara sela bola telah mencapai 70 KV
8. Mencatat tegangan primer trafo penguji, misalkan V1
9. Membuka switch sekunder (S2) pada saat udara sela bola tembus
10. Jika tegangan primer trafo dibuat sebesar V1, maka di sekunder trafo
penguji akan dibangkitkan tegangan sebesar 70 KV
11. Menginput tegangan ke TP menurunkan sampai nol
124
12. Membuka switch primer (S1)
13. Membuka saklar utama
Keterangan di ruangan
Jarak Tegangan Arus
No Kelembaban Tekanan Suhu
(cm) Primer (V) (A)
(%) (mbar) (0c)
2 1 17 24 86 993 26,8
4 2 45 48 87 993 26,8
125
B. Pengolahan Data
Pada percobaan ini digunakan trafo uji dengan kapasitas 100 kV,
sebanyak dua buah yang disusun secara kaskade, jadi tegangan sekunder
trafo menjadi 200 kV. Jadi untuk menentukan Vs terukur digunakan
rumus sebagai berikut:
V P max V P terukur
V S max = V S terukur
V S max x V P terukur
Vs terukur = V P max
Elektroda Bola-bola
Menentukan tegangan tembus (Vb) dan tegangan tembus standar
(Vbs) pada elektroda bola-bola dengan berbagai jarak :
Untuk Jarak 0,5 cm
V bp x V max trafo
Vb = V max p trafo
126
15 x 200 kv
Vb = 220
= 13,63 kv
Vb
Vbs =
0,386 xP 760
= 273+T x 1013
383,298 760
= 299,8 x 1013
= 0,95
13,63 kv
Vbs = 0,95
= 14,34 kv
Untuk Jarak 1 cm
Tegangan tembus rata-rata = 17 volt
V bp x V max trafo
Vb = V max p trafo
17 x 200 kv
Vb = 220
= 15,45 kv
Vb
Vbs =
0,386 xP 760
= 273+T x 1013
127
383,298 760
= 299,8 x 1013
= 0,95
15,45 kv
Vbs = 0,95
= 16,26 kv
Untuk Jarak 1,5 cm
Tegangan tembus rata-rata = 30 volt
V bp x V max trafo
Vb = V max p trafo
30 x 200 kv
Vb = 220
= 27,27 kv
Vb
Vbs =
0,386 xP 760
= 273+T x 1013
383,298 760
= 299,8 x 1013
= 0,95
27,27 kv
Vbs = 0,95
= 28,70 kv
Untuk Jarak 2 cm
Tegangan tembus rata-rata = 45 volt
128
V bp x V max trafo
Vb = V max p trafo
45 x 200 kv
Vb = 220
= 40,90 kv
Vb
Vbs =
0,386 xP 760
= 273+T x 1013
383,298 760
= 299,8 x 1013
= 0,95
40,90 kv
Vbs = 0,95
= 43,05 kv
b. Analisis Teori
Pada percobaan pembangkitan tegangan tinggi AC dengan alat
ukur sela bola, kita akan menentukan besarnya tegangan tembus ketika
dilalui atau diberikan tegangan dengan jenis elektroda yang sama dan
jarak sela yang berbeda.
Secara teori, tegangan tembus elektroda bola adalah yang
memiliki tegangan tembus yang paling besar karena dilihat dari bentuk
geometri bola yang memiliki luas permukaan yang besar sehingga
mengakibatkan elektron sulit berpindah
129
C. Tabel Analisis Perhitungan
Tegangan Keterangan
Tegangan
Jarak Tembus
N Bentuk Standar
Elektroda Sebenarnya Suhu Tekanan Kelembaban
o Elektroda (VBs)
(cm) (VB) ( 0C) (mbar) (%)
kV
kV
0,5 13,63 14,34 26,8 993 86
1 15,45 16,26 26,8 993 86
1. Bola-Bola
1,5 27,27 28,70 26,8 993 86
2 40,90 43,05 26,8 993 86
130
50
45
40 43.05
40.9
35
28.7
30
25 27.27 Tegangan Tembus
Tegangan Tembus (kV)
20 16.26 Sebenarnya
15.45
13.63
13.34 Tegangan Tembus
15
Standar
10
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Jarak (cm)
Analisis Grafik:
Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak pada sela
elektroda bola-bola maka semakin besar pula tegangan tembus yang
dihasilkan. Karena pada percobaan ini menggunakan elektroda bola-bola
yang mumpunyai permukaan halus dan penampang yang besar, maka
akan lebih sulit melepaskan elektron sehingga diperlukan energi yang
lebih besar untuk mengawali proses ionisasi.
131
D. Kesimpulan
a. Pembangkit tegangan tinggi dapat dibangkitkan dengan menggunakan
trafo pembangkit pada sisi primernya, sebagimana diatur untuk
mendapatkan tegangan di sisi sekundernya. Kemudian di dalam
pengujian ini, untuk melakukan pengukuran dapat digunakan
elektroda bol-bola yang diatur dengan jarak tertentu.
b. Dalam pembangkitan tegangan tinggi AC dengan menggunakan
elektroda bola-bola diperoleh tegangan tembus :
Untuk jarak 0,5 cm diperoleh13,63 KV
Untuk jarak 1 cm diperoleh 15,45, KV
Untuk jarak 1,5 cm diperoleh 27,27KV
Untuk jarak 2 cm diperoleh 40,90 KV
132
133