Anda di halaman 1dari 9

Fenomena Tegangan Tinggi : Fenomena Petir

Fenomena tengangan tinggi yang sering terjadi adalah muatan korona dan gangguan radio
yang disebabkan oleh fenomena petir. Fenomena petir sendiri yaitu sebuah puncak dimana
muatan terkumpul di dalam awan ke sebuah awan yang berdekatan atau ke tanah (ground).
Pemisahan elektroda, yaitu awan ke awan, atau awan ke ground yang sangatlah jauh, berkisar
10 km atau lebih. Mekanisme pembentukan muatan korona di awan dan pelepasannya
melalui proses yang rumit dan juga tidak menentu. Berikut ringkasan proses dan teorinya :
A. Pembentukan Muatan di Awan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentuka atau terkumpulnya muatan dalam awan
sangatlah banyak dan tidak menentu. Tetapi selama badai petir, muatan-muatan positif
dan negatif menjadi terpisah karena arus udara yang besar dengan kristal es pada bagian
atasnya dan hujan pada bagian bawah dari awan. Pemisahan muatan tergantung pada
tingginya awan, yang berkisar dari 200 sampai 10.000 m, dengan pusat muatannya
mungkin ada pada jarak 300 sampai 2000 m. Volume dari awan ikut serta dalam
lompatan petir yang tidak menentu, tapi muatan didalam awan mungkin sebesar 1 hingga
100C. Awan mungkin memiliki potensial sebesar 107 samapi 108 V dengan bidang
gradient mulai dari 100 V/cm dengan awan sebesar 10 kV/cm pada titik awal discharge.
Energi yang terkait dengan discharge awan dapat sebesar 250 kWh. Hal ini diyakini
bagian atas dari awan biasanya bermuatan positif, sedangkan bagian bawah dan dasar
didominasi negatif kecuali wilayah sekitarnya, dekat dasar dan atas , yang positif.
Gradien maksimum dicapai pada tingkat ground disebabkan oleh sebuah muatan awan
bisa sebesar 300 V/cm, sedangkan gradient pada cuaca cerah sekitar 1 V/cm. Sebuah
model distribusi muatan pada Fig.8.1 dengan bidang gradient yang berhubungan dengan
tanah (ground).
Berdasarkan pada teori Simpsons (Fig.8.2) ada tiga wilayah penting pada awan yang
perlu diperhatikan untuk pembentukan muatan. Di bawah wilayah A, arus udara bergerak
di atas 800 cm/s, dan tidak ada turun hujan. Pada wilayah A, kecepatan udara cukup
tinggi untuk memecah hujan yang turun yang menyebabkan muatan positif terpecik
didalam awan dan muatan negatifnya di udara. Percikan dihembuskan ke atas, tetapi
selaku kecepatan udara menurun, air yang bermuatan positif turun bergabung kembali
dengan tetesannya yang lebih besar dan jatuh kembali. Jadi wilayah A, akhirnya menjadi
dominasi bermuatan positif, sedangkan wilayah B diatas itu, bermuatan negatif karena
arus udara. Di bagian atas dari awan, temepraturnya rendah (dibawah titik beku) dan

hanya ada Kristal es. Dampak dari udara pada Kristal ini membuat mereka bermuatan
negative, jadi distribusi dari muatan dalam awan ditunjukkan pada Fig.8.2.
Namun, teori diatas sudah lama dan penjelasannya tidak memuaskan. Baru-baru ini,
Reynolds dan Mason mengusulkan perubahan, berdasarkan dengan awan petir yang
dikembangkan pada ketinggian 1 sampai 2 km diatas permukaan tanah dan mungkin
meningkat sampai 12 sampai 14 km diatas tanah. Untuk awan petir dan pembentukan
muatan arus udara, kelembapan dan rentang suhu spesifik yang diperlukan. Arus udara
yang dikontrol oleh gradient suhu yang bergerak ke atas membawa kelembapan dan
tetesan air. Suhunya 0oC pada 4 km dari tanah dan bisa mencapai -50oC pada ketinggian
12 km. tapi tetesan air tidak membeku segera setelah temperature 0oC. Mereka membeku
dibawah -40oC sebagai partikel padat yang pola Kristal es-nya mengembang dan meluas.
Semakin besar jumlah dari kawasan padatnya atau inti, semakin tinggi temperaturnya (>40oC) dimana Kristal es tersebut meluas. Jadi dalam awan, rentang suhu membeku yang
efektif antara -33oC sampai -40oC. Tetesan air dalam awan petir diterbangkan oleh arus
udara dan menjadi sangat dingin diatas rentang ketinggian dan temperaturnya. Ketika
pembekuan terjadi, Kristal menjadi lebih besar massanya dan karena berat dan gaya
grafitasi mulai bergerak ke bawah. Jadi, sebuah awan petir terdiri dari tetesan air
superdingin bergerak ke atas dan hujan es batu yang bergerak ke bawah.
Ketika bergerak ke atas tetesan air superdingin bertindak atas hujan es yang lebih dingin,
itu membeku sebagian, yakni lapisan luar tetesan air membeku membentuk tempurung
dengan air didalamnya. Ketika proses pendinginan meluas ke dalam air yang lebih
hangat di inti., mengembang, sehingga memecah dan menyemprotkan tempurung es
yang membeku. Pecahan yang baik ukurannyabergerak naik oleh arus udara dan
membawa muatan positif bersih ke wilayah atas awan. Batu-batu hujan es yang turun
membawa setaramuatan negative ke wilayah bawah awan dan demikian muatan negative
bertambah di sisi bawah dari awan.
Menurut Mason, serpihan es seharusnya membawa naik muatan positif saja. Air menjadi
bersifat ionic di alam memiliki konsentrasi dari ion H+ dan OH-. Massa jenis ion
bergantung pada suhu. Jadi, dalam sebuah lempeng es dengan permukaan atas dan bawah
pada temperature T1 dan T2 (T1 < T2), dimana akan lebih tinggi konsentrasi ionnya pada
wilayah rendah. Namun, karena ion-ion H+ lebih ringan, mereka berdifusi lebih cepat
semua volume. Oleh karena itu, bagian bawah yang lebih hangat akan memiliki massa
jenis muatan negative, dan karena bagian atas, yaitu wilayah dingin akan memiliki massa
jenis muatan positif. Oleh karena itu, harus dipertimbangkan, bahwa tempurung luar dari
tetesan air yang membeku berhubungan dengan hujan es akan relative lebih dingin

(daripada bagian initi-air hangat) dan karena itu diperoleh muatan positif. Ketika
tempurung terpecah, muatan yang terbawa olehnya ke atas adalah positif. Menurut teori
Reynold, yang berdasarkan hasil percobaannya, hujan es bermuatan negative ketika
menyangkut pada es Kristal yang lebih hangat. Ketika kondisi suhu dibalik, polaritas dari
muatan berbalik. Namun, tingkat pengisian dan akibatnya tingkat dari pembangkitan
muatan ditemukan untuk tidak sepakat dengan pengamatan praktis yang berkaitan
dengan awan petir. Tipe dari fenomena ini juga terjadi pada awan petir.
Tingkat Pengisian Awan Petir
Mason beranggapan awan petir terdiri dari campuran seragam dari muatan positif dan
negative. Karena hujan es batu dan arus udara muatan terpisah secara vertical. Jika
adalah factor yang bergantung pada konduktifitas dari medium, akan ada kebocoran
resistif muatan dari medan elektrik dibangun., dan hal ini diambil untuk pertimbangan
untuk pengisian awan.
Jika E adalah intensitas medan listrik, v adalah kecepatan dari pemisahan muatan, dan
kerapatan muatan di awan. Lalu, intensitas medan listrik E menjadi

(8.1)
karena,
(8.2)
Persamaan ini mengasusmsikan awalnya E = 0 pada t = 0, awal pemisahan muatan, yaitu
tidak ada pemisahan awalnya.
Misal Q, menjadi muatan yang terpisah dan Qg adalah muatan yang dihasilkan, maka

(8.3a)
dan

(8.3b)
dimana o adalah permisivitas medium, A adalah luas awan dan h adalah ketinggian dari
wilayah muatan.
Dari persamaan (8.2), pada subsitusi
(8.4)
Dimana M = Qs.h = momen listrik dari badai petir. Nilai rata-rata yang diamati untuk
awan petir adalah:
Konstanta waktu = 1/ = 20s
Momen listrik M= 110 C-km dan
Waktu untuk kilatan petir muncul, t= 20s

Kecepatan pemisahan muatan, v= 10 sampai 20 m/s.


Dengan mensubsitusi nilai, maka didapatkan

Perhitungan menggunakan teori Mason menunjukkan bahwa perpindahan sebuah muatan


maksimum dari 3 x 10-3 T esu/cm2 dari permukaan kontak untuk periode-nya 0,01s,
dimana T adalah perubahan suhu.
Teori dan pengamatan dari Reynolds dan lainnya memberikan nilai 5 x 10-9 esu per
dampak Kristal untuk perbedaan suhu 5oC. Teori Mason terlihat memeberikan nilai yang
lebih tinggi, namun menjelaskan fenomena dengan memuaskan.
B. Mekanisme Sambaran Petir
Distribusi muatan di awan, pada umumnya dibagian atasditempati oleh muatan positif,
sementara itu di bagian bawah awanyang ditempati oleh muatan negatif. Sambaran akan
diawali olehkanal muatan negatif, menuju daerah yang terinduksi positif. Hal
inimenyebabkan sambaran yang terjadi umunya adalah sambaranmuatan negatif dari
awan ke tanah. Gambar 1.1. berikut inimemperlihatkan kemungkinan distribusi muatan
awan petir yangumum terjadi.

Polaritas awan tidak hanya berpengaruh pada arah sambaran, akantetapi berpengaruh
juga pada besar arus sambarannya.
Peluahan muatan listrik yang terjadi antara awan dengan tanahterjadi karena adanya kuat
medan listrik antara muatan awan denganmuatan induksi di permukaan tanah yang
polaritasnya berlawanan.Semakin besar muatan yang terdapat di awan, semakin besar
pula medan listrik yang terjadi. Apabila kuat medan ini melebihi kuatmedan tembus
udara, maka akan terjadi peluahan muatan dari awanke tanah. Peristiwa peluahan muatan
ini dinamakan kilat atau petir.
Setiap sambaran petir diawali dengan muatan awal bercahayalemah yang disebut dengan
luahan perintis (pilot streamer).Luahanperintis ini akan menentukan arah perambatan

muatan awan keudara. Kejadian ini timbul karena tembus listrik lokal yang terjadi
didalam awan, akibat kuat medan listrik yang dibentuk oleh muatanmayoritas negatif
dengan muatan minoritas positif
dibagian bawahawan petir. Arus yang berhubungan dengan luahan perintis ini
sangatkecil yaitu hanya mencapai beberapa ampere.
Tembus lokal ini memberi kesempatan kepada muatan untukbergerak dan bergesekan
dengan uap air pada temperatur tinggi,sehingga akan meningkatkan konsentrasi muatan
negatif di dalamawan. Akibatnya konsentrasi muatan tersebut menyebabkantegangan
tembus melebihi harga kritisnya sehingga terbentuk lidahmuatan negatif. Lidah
bermuatan negatif ini adalah merupakan gejalapeluahan muatan sebagian yang dikenal
dengan nama sambaran perintis(stepped leader). Langkah dari sambaran perintis
selaludiikuti oleh titik-titik cahaya yang bergerak turun ke bumi danmelompat-lompat
lurus, tetapi arah dari setiap lompatan langkahnyaberubah-rubah, sehingga secara
keseluruhan jalannya tidak lurus danpatah-patah.
Selama pusat muatan di awan dapat memberikan muatan untukmempertahankan gradien
tegangan pada ujung sambaran perintis danmelebihi kekuatan tembus udara, maka
sambaran perintis akan terusbergerak turun. Sebaliknya bila gradien tegangan di ujung
sambaranperintis lebih kecil di kuat medan tembus udara, maka tidak terjadilidah
berikutnya dan sambaran perintis berhenti sampai disini saja danwaktu dari sambaran
perintis samapai bumi kira-kira 20 mili detik.
Bila perintis ini telah dekat dengan bumi, maka akan terbentukkanal muatan positif dari
bumi yang naik menyongsong turunnyasambaran perintis. Pertemuan kedua kanal ini
akan menyebabkanujung sambaran perintis terhubung singkat ke tanah, maka
seketikagelombang muatan positif di bumi bergerak naik menuju ke pusatawan, bergerak
lebih cepat melalui kanal yang telah terionisasi.Peristiwa ini dikenal dengan sambaran
balik(return stroke). Sambaran balik ini merupakan arus utama di suatu peluahan
muatankarena besarnya antara 20 - 100 kA yang bergerak dengan kecepatan3.106sampai
3.107m/s dalam waktu sepersepuluh mili detik. Arus yang dihasilkan adalah berbentuk
impuls dengan harga puncaknyayang dapat dicapai dalam mikro detik.
Gambar 1.2 dan 1.3 di bawah ini memperlihatkan tahapansambaran petir ke tanah serta
arus impuls yang dihasilkannya, dantahapan sambaran petir bermuatan negatif dari awan
ke tanah.

Apabila arus sambaran balik telah berhenti, dan ternyata dibagian lain dari awan masih
tersedia cukup muatan untuk mengawalisambaran berikutnya, maka akan terjadi
sambaran perintis kedua.Sambaran ini mengalir secara langsung dari awan ke tanah
dengankecepatan 3x108m/s, melalui lintasan yang telah dibentuk olehsambaran perintis
pertama, tanpa mengalami percabangan.Sambaran perintis kedua ini disebut dengan
pelopor panah (dart leader), yang diikuti oleh sambaran balik kedua. Sambaran
peloportanah dan sambaran balik yang mengikutinya disebut dengan sambaran urutan
(multiple stroke)

dimana :
a. Sambaran perintis bergerak turun menuju bumi dengan arahberubah-rubah.
b. Kanal muatan positif menyambut turunnya sambaran perintis.
c. Gelombang muatan positif dari bumi menuju pusat muatan diawan.
d. Setelah pelepasan muatan pertama, kanal muatan positif bergerak menuju pusat
muatan berikutnya.
e. Pelepasan muatan antar pusat muatan di awan, diikuti olehpelopor kedua bergerak
menuju bumi.
f. Terjadi sambaran balik kedua.
Sambaran urutan ini umumnya terjadi pada sambaran awantanah bermuatan negatif.
Hampir 85% sambaran awan tanah adalahnegatif, diikuti oleh sambaran urutan dengan

jumlah sambaran rata-rata 3 kali. Ciri-ciri sambaran urutan ini adalah kecuraman
arusdahinya yang tinggi.
C. Parameter dan Karakteristik Sambaran Petir
Parameter adalah karakteristik suatu sambaran petir yang terjadi, sambaran tunggal
maupun sambaran berulang. Karakteristik suatu sambaran petir ini diperoleh dengan
melakukan pengukuran langsung di lapangan. Dengan mengetahui karakteristik petir,
maka pengaruhnya pada makhluk hidup dan peralatan-peralatan listrik dapat diketahui.
Petir dengan polaristas positif maupun negative, dalam setiap sambarannya akan
mengalirkan arus petir yang akan menyebabkan kerusakan atau kehancuran dari objek
yang disambar. Komponen arus tersebut, sering dinyatakan sebagai parameter petir,
yaitu:
1. Arus puncak petir; arus puncak atau imax yang diukur dalam satuan amper, parameter
ini memberikan pengaruh pada kenaikan tegangan vmax pada benda yang disambarnya,
karena benda tersebut mempunyai resistansi atau R, yang diukur dalam satuan ohm.
2. Muatan arus petir; muatan arus listrik adalah Q dalam sejumlah energy yang diberikan
pada metal atau objek yang disambar menimbulkan bung api dan meleburkan metal pada
titik sambaran tersebut. Mempunyai satuan amperdetik (As). Energy bunga api yang
diberikan tergantung pada tegangan titik sambaran.
3. Energy spesifik arus petir, sering disebut impuls force yang dapat menyebabkan
kerusakan sebagai akibat pemasangan sebagai akibat pengaruh elektrodinamik pada
metal atau objek, diukur dengan satuan newton detik, atau kilogram.
4. Kecuraman arus petir; di/dt dalam satuan kA/detik, adalah besaran yang berpengaruh
pada induksi elektro magnetic pada metal atau instalasi yang mempunyai induksifitas
dan terletak dekat titik sambaran, seperti hantaran melingkar, loop, gulungan dan lainlain.
Keempat parameter arus petir inilah yang menentukan karakteristik dari petir, dan
besaran berbeda antara di daerah tropis dan subtropics. Parameter sangat dibutuhkan
untuk tujuan pemeliharaan dan perancangan system perlindungan petir.
D. Model Matematis Petir
Selama proses pembentukan muatan, awan mungkin dianggap nonconductor. Oleh
karena itu, berbagai potensial dapat diasumsikan pada berbagai bagian awan. Jika proses
pengisian dilanjutkan, besar kemungkinan bahwa bahwa gradient pada bagian-bagian
tertentu dari daerah
dibebankan melebihi kekuatan kekuatan breakdown udara atau udara lembab di awan.
Oleh karena itu breakdown local terjadi di dalam awan. Local discharge ini mungkin
akhirnya mengarah pada situasi dimana muatan reservoer besar melibatkan masa yang

besar dari awan yang menggantung diatas tanah,, dengan udara antara awan dan tanah
sebagai dieelektrik. Ketika streamer discharge muncul ketanah dengan terlebih dahulu
sambaran awal, diikuti dengan sambaran awal dengan arus yang cukup besar mengalir,
sambaran petir mungkin dianggap sebagai sebuah nilai sumber arus Io dengan sebuah
sumber impedansi Zo discharge ke tanah. Jika sambaran menyerang suatu objek
impedansi Z,tegangan timbul diatasnya mungkin diangap sebagai

Sumber impendasi dari saluran petir tidak diketahui dengan jelas,tetapi diperkirakan
sekitar 1000 sampai 3000 Ohm. Objek yang menarik untuk teknik elektro, yaitu saluran
transmisi, dan lainnya memiliki impedansi gelombang kurang dari 500 Ohm (saluran
udara 300 sampai 500 Ohm,kabel tanah 100 sampai 150 Ohm, menara 10 samapai 50
Ohm,dan sebagainya). Oleh karena itu nilai Z/Zo biasanya akan kurang dari 0,1 dan
karenanya bisa diabaikan. Oleh karena itu, kenaikan tegangan saluran, dan sebagainya
dapat diambil sekitar V = Io.Z, dimana Io adalah arus sambaran petir dan Z gelombanga
impedansi saluran.
Jika sebuah arus sambaran petir serendah 10.000 Ampere menyambar sebuah salauran
dengan impedansi 400 Ohm, maka menimbulkan tegangangan besar 4.000 kV. Ini
merupakan kelebihan tegangan yang besar dan menyebabkan lompatan langsung pada
saluran konduktor sepanjang saluran insulator.
Dalam kasus sambaran langsung terjadi diatas saluran transmisi tak berperisai,
gelombang arus mencoba membagi mencadi dua cabang dan menjalar pada sisi saluran
lainnya. Oleh karena itu gelombang impedansi efektif pada saluran seperti yang terlihat
oleh gelombang adalah Zo/2 dan mengambil contoh diatas, yang disebabkan kelebihan
tegangan yang hanya 10.000 x (400/2) = 2.000 kV. Jika saluran ini menjadi 132 kV
saluran dengan sebelas 10 inci disc insulator string,rapatan dari insulator string akan
berlangsung,seperti lompatan tegangan impuls dari string sekitar 950 kV untuk 2 s di
depan gelombang impuls.
Insiden sambaran petir pada saluran transmisi dan substasiun terkait dengan tingkat
aktifitas badai petir. Ini berdasarka dari hari badai petir (TD/thunderstorm days )
dikenal dengan Isokeraunic Level didefinisikan sebagai jumlah hari dalam setahun
ketika petir terdengar atau terekam di lokasi tertentu. Tapi indikasi ini tidak sering

membedakan antara sambaran tanah dan sambaran awan ke awan. Jika ukuran kerapatan
lompatan tanah (Ng) diperoleh, maka jumlah lompatan tanah bisa dihitung dari tingkar
TD. Dari catatan dan pengalaman masa lalu,ditemkan bahwa
Ng = (0,1 samapai 0,2) TD/sambaran /km2-tahun.
Hal ini melaporkan bahwa TD diantara 5 dan 15 di Britania, Eropa dan Pasifik Barat dari
Amerika Utara,dan rentannya 30 sampai 50 di pusat dan bagian timur USA. Tingkatan
yang lebih lebih dilaporkan dari Afrika Selatan dan Amerika Selatan. Tidak ada literature
yang tersedia untuk perbedaan wilayah di India,tetapi nilai dari 30 sampai 50 dapat
dipakai untuk wilayah pesisir dan bagian tengah India.
Sumber :
1. https://www.scribd.com/doc/184328541/High-Voltage-Engineering-Von-M-S-NaiduV-Kamaraju#download
2.
Faktor Faktor yang mempengaruhi korona :
Gangguan radio ( interference radio) yaitu Implikasi dari gejala korona dengan timbulnya
gangguan pada gelombang radio. Adanya frequensi harmonisa dengan amplitude yang besar
di saluran teganggan tinggi akan mempengaruhi komunikasi radio dan televise, karena
saluran akan berfungsi sebagai pemancar dengan frequensi-frequensi harmonisa. Gangguan
ini harus ditekan dengan filter harmonisa sehingga harmonisa tersaring

Anda mungkin juga menyukai