Anda di halaman 1dari 7

Penggiling Bertekanan Tinggi pada Pengolahan Bahan Mineral

Pada tugas ini yaitu penggunaan motor secara unkonvensional yang berarti pengendalian
motor sudah secara otomatis yaitu ketika beban atau torsi berubah tetapi kecepatan (n) tetap
dipertahankan menggunakan VSD (Variable Speed Drive). Pada tugas ini menggunakan aplikasi
dari motor penggiling bertekanan tinggi pada pengolahan bahan mineral berikut ulasannya dari
komponen, cara kerja penggiling, dan bagaimana VSD mengendalikan motor :
Komponen

3 5

2 4

Berikut komponen komponen beserta keterangannya :


1. Sumber 3 Phase
Supply energi listrik didapat dari PLN atau Generator pabrik.
2. Trafo
Transformator hubungan -Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari
tegangan transmisi ke tegangan rendah.
3. Lemari (CB, VSD, etc)
Lemari ini berisikan busbar, pengamanm motor, VSD untuk pengendali motor dan
komponen pendukung lainnya.
4. Motor
Motor menggunakan 2 unit motor induksi 3 phasa sebagai penggerak grinding
kanan dan grinding kiri.
5. GearBox
Meningkatkan efisiensi kerja motor.
6. Grinding
Gridnding ini merupakan head rolls sebagai penghancur dari bahan material
mineral.

FATTAH 1
Cara kerja Grinding Rolls (penggiling)

Penggilingan bertekanan tinggi dicapai oleh jenis rol mesin penggiling yang
canggih. Berbeda dengan rol mesin penggiling konvensional, partikel-partikel dipecahkan
dengan tekanan pada tumpukan partikel yang dipak, dan bukan dengan menjepit
partikelnya secara langsung di antara kedua rol.
Tumpukan partikel ditempatkan di antara dua rol choke-fed yang berputar secara
berlawanan. Di antara kedua rol ini, tumpukan partikel ditekan hingga mencapai masa
jenis sekitar 85% dari masa jenis material yang sebenarnya. Kompresi ini dicapai dengan
menggunakan tekanan tinggi hingga kira-kira 300 Mpa, melebihi kekuatan kompresi dari
bahan yang diumpankan. Selama proses pemadatan material digiling sampai berbagai
ukuran partikel dengan jumlah material halus lebih banyak, dipadatkan menjadi serpihan.
Proses pemecahan dapat gambarkan sebagai dua tahapan yang berbeda. Pada
tahap pertama, choke-fed material yang masuk ke ruang di antara rol-rol dikenakan
percepatan agar sesuai dengan kecepatan rol pelengkap. Sebagai akibat dari
penyempitan jarak di antara rol-rol tersebut, material dipadatkan secara bertahap dan
potongan-potongan yang lebih besar serta partikel dihancurkan lebih dahulu.
Selanjutnya, dilakukan pengaturan ulang partikel sampai tingkatan tertentu, guna mengisi
kekosongan antar partikel.
Pada tahap berikutnya, material yang sudah dihancurkan sebelumnya memasuki
zona pemadatan.Zona ini melibatkan jarak antar rol yang ditentukan oleh suatu sektor
dengan sudut sekitar 7. Di zona kompresi inilah tekanan terjadi. Kekuatan tekan bekerja
terutama pada semua partikel yang melewati zona kompresi, melalui beberapa titik
kontak antar partikel pada lapisan kompresi. Hal ini menyebabkan disintegrasi pada
sebagian besar partikel.Selama proses tersebut, retakan mikro terjadi di dalam partikel-
partikel, yang mengakibatkan melemahnya partikel-partikel ini untuk tahap penggilingan
berikutnya.

FATTAH 2
Spesifikasi Motor Listrik
Setelah mengetahui beban mekanik yang akan di tanggung oleh motor maka
selanjutnya adalah menentukan jenis motor listrik yang dipakai agar mesin penghancur
ini dapat berkerja seperti seharusnya dan dapat pemilihan motor ini juga memiliki tujuan
untuk menghemat biaya penggunaan listrik konsumen dan memaksimalkan laba dari
produsen mesin pengrinding bahan mineral ini.
Karekteristik beban mekanik
Beban mekanik yang akan di tanggung oleh motor memiliki karekteristik putaran
yang harus berputar dengan satu arah putaran dan dengan kecepatan yang konstan
walupun beban berubah - ubah. Selain itu mesin menggunakan sebuah gearbox agar
meningkatankan efesiensi putaran motor listrik. Putaran dari motor harus konstan di
500 rpm sedangkan beban torsi berubah-ubah setiap waktunya.
Torsi beban yang ditanggung langsung oleh motor minimum yang diterima 110 N.m
dan maksimal 120 N.m
Spesifikasi motor
Sebuah motor induksi juga mempunyai kelas motor, kelas tersebut membedakan
kareteristik motor antara kecepatan motor dengan torsi motor yang dikopel secara
langsung. Pemilihan kelas motor yang tepat akan dapat meminimalisir biaya
pembelian motor dan memastikan jenis motor yang tepat untuk karekteristik beban
mekaniknya. Berikut ini adalah grafik kelas motor induksi.

Setelah mengetahui kelas suatu motor induksi maka selanjutnya memilih motor induksi 3
fasa dengan melihat grafik berbagai jenis motor induksi dilihat dari cara kerja motor
induksi.
Sesuai dengan perhitungan beban mekanik, grafik kelas motor induksi dan grafik cara
kerja motor induksi pada saat di kopel langsung dengan beban, maka motor listrik yang
akan digunakan adalah motor listrik induksi AC 3 phase, kelas A, tegangan 380V, frekuensi
50Hz, berukuran 1Hp(0,77KW), putaran 500rpm, dengan PF 0.89.
FATTAH 3
Pengendalian motor menggunakan VSD

Pada mesin ini menggunakan motor induksi hal ini


disebabkan karena motor induksi memiliki banyak
keunggulan dibanding motor sinkron atau motor DC yaitu
konstruksi sederhana, tahan lama, perawatan mudah dan
efisiensinya tinggi. Dibalik keunggulannya terdapat juga
kelemahan yaitu dalam hal pengaturan kecepatan dan torsi
awal yang rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat
digunakan Sistem kontrol dengan mengatur Tegangan input
dan Frekuensinya untuk mendapatkan pengaturan
kecepatan dan torsi sesuai dengan kebutuhan proses
produksi di mesin ini. Mesin ini akan menggunakan
pengaturan kecepatan dan motor induksi dengan Inverter
(Variable Speed Drive).
Dari hasil pengendalian VSD diperoleh grafik torsi vs kecepatanseperti dibawah ini :

Bisa di identifikasi bahwa beban atau torsi yang berubah (Kotak berwarna merah)
tidak mempengaruhi dari kecepatan (Kotak berwara hijau). Keuntungan lainnya dari
pemasangan VSD selain kecepatan yang tidak berubah yaitu :
1. Life cycle cost yang lebih rendah dari penggunakan konvensional
2. Energy Savings yang lebih tinggi dibandingkan konvensional drive
3. Low maintenance and repair cost
4. Reduce electrical stress on electrical supply
5. Easy to monitoring and Controls for varying loads

FATTAH 4
Spesifikasi VSD motor induksi

Kecepatan motor induksi ditentukan oleh frekuensi tegangan masukan dan jumlah
kutub motor seperti yang dijelaskan dengan rumus:

N = 120. F / P
Pengaturan jumlah kutub mudah dilakukan tetapi pengaturannya terbatas karena
jumlah kutub merupakan kelipatan 2, sehingga pengaturannya kasar. Salah satu metode
pengaturan yang memungkinkan untuk pengaturan yang lebar adalah dengan mengubah
frekuensi. Frekuensi sumber AC PLN yang konstan (50 Hz) harus diubah sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan. Proses perubahan frekuensi memerlukan konverter dari AC
ke DC, dan dari DC dijadikan ke AC lagi tetapi dengan frekuensi yang berbeda. Konverter
tersebut biasa disebut ddengan AC controler atau VSD (variabel speed drive). Blok
diagram kerja dari VSD ketika digunakan untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3
phasa dapat dilihat sebagai berikut :

FATTAH 5
Untuk mengetahui spesifikasi output frekuensi VSD yang digunakan pada motor saat
menanggung beban torsi sampai dengan bahan mineral hancur, dapat diketahui dari
perhitungan sebagai berikut:
Permisalan frekuensi motor sesuai name plate adalah 50Hz untuk 1800rpm,
sedangkan pada perhitungan sebelumnya dimana kita sudah menentukan putaran
konstan yang dibutuhkan untuk menghancurkan hanya 500rpm, sehingga frekuensi
pada kecepatan 500rpm adalah :
50
=
1800 500
X = 13.8 Hz
= 14 Hz (frekuensi untuk kecepatan 500 rpm)
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa spesifikasi VSD minimal yang di butuhkan
untuk menjaga putaran motor tetap konstan adalah :
VSD yang mempunyai pengaturan frekuensi 0.1 ~ 80Hz
Source VSD 0.1 ~ 380 Vac 3 phasa Capacity output max for ac motor 1,5Kw
Input signal frekuensi operating 0~10Vdc
Spesifikasi sensor kecepatan dan RPS sensor untuk input signal frekuensi operating
Untuk memonitoring dan mengatur kecepatan motor yang konstan saat
beban motor berubah ubah, maka pada VSD di butuhkan sebuah sensor kecepatan
beserta RPS sensornya yang dapat memberikan signal input untuk mengatur
frekuensinya. Sesuai dengan spesifikasi VSD di atas bahwa signal input yang di butuhkan
adalah 0~10Vdc, maka output dari RPS (rangkaian pengkondisian signal) sensor harus
dapat mengkonversi kecepatan motor ke tegangan yang mempunyai rating maksimal 10
Vdc.
Ketika motor pertama kali di run, VSD sudah diatur pada frekuensi 14 Hz, sehingga
kecepatan motor sudah pada 500rpm. Kecepatan tersebut di-sensing oleh suatu sensor,
dimana sensor ini mengkonversi kecepatan menjadi tegangan. Dimana 500rpm ini
memiliki nilai konversi tegangan sebesar 5Vdc. Tegangan ini menjadi nilai setting awal (set
point). Ketika ada penambahan beban, maka ada penurunan nilai rpm. Sehingga, RPS
sensor akan menaikkan tegangan set point 5Vdc tadi, agar frekuensi pada VSD meningkat
dan menjaga kecepatan motor konstan di 500rpm. Proses tersebut terjadi berulang
ulang atau dinamakan dengan close loop.

FATTAH 6
Sumber Referensi :
1. www.abb.com/mining
2. www.abb.com/Search.aspx?q=Variable+Speed
3. id.weirminerals.com/products__services/comminution_equipment/high_pressure_grinding_
rolls/khd_hpgr.aspx

FATTAH 7

Anda mungkin juga menyukai