Lamipak Primula
Indonesia terhadap Jaringan PT. PLN
Arifiansyah Saputra - 2206100054
Jurusan Teknik Elektro - FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih - Sukolilo Surabaya 60111
Abstrak: Sistem kelistrikan yang terpasang pada suatu
industri membutuhkan keandalan dan kontinuitas untuk
menjamin terlaksananya proses produksi. Hal ini karena
konsumsi energi listrik oleh beban-beban industri berlangsung
secara terus menerus. Keandalan dari suatu sistem kelistrikan
dapat dinilai dari kemampuan sistem untuk tetap menyuplai
beban ketika terjadi gangguan pada sistem. Integrasi
dimaksudkan agar aktivitas produksi dalam pabrik berjalan
lancar. Untuk merencanakan keandalan sistem kelistrikan di
PT. Lamipak Primula Indonesia perlu adanya evaluasi
peralatan rele proteksi dengan menganalisa sistem kelistrikan
di PT. Lamipak Primula Indonesia, termasuk koordinasi
proteksinya
dan
setting
rele
pengaman
dengan
menggambarkan kurva karakteristik rele pengaman. Dari
analisa dapat diketahui setting dan koordinasi rele yang tepat
untuk mengamankan sistem kelisrikan di PT. Lamipak
Primula Indonesia, sehingga keandalan sistem tetap terjaga
dan optimal.
Kata Kunci : kontinuitas, koordinasi, setting rele pengaman
I. PENDAHULUAN
Semakin meningkatnya pertumbuhan industri harus diimbangi
pula dengan kontinuitas pelayanan listrik kepada pelanggan
industri. Kontinuitas pelayanan listrik kepada pelanggan dapat
terwujud salah satunya adalah dengan melakukan koordinasi sistem
pengaman yang tepat.
Salah satu metoda yang dilakukan untuk memperoleh
keandalan sistem adalah koordinasi rele pengaman dengan
memfungsikan rele sebagai pengaman utama dan pengaman
cadangan. Proteksi cadangan ini umumnya mempunyai
perlambatan waktu (time delay), hal ini untuk memberikan
kesempatan kepada poteksi utama beroperasi terlebih dahulu, dan
jika proteksi utama gagal baru proteksi cadangan yang akan
beroperasi [6]. Untuk memenuhi fungsi tersebut maka waktu rele
pengaman utama disetel lebih cepat daripada rele pengaman
cadangan [1]. Rele pengaman dengan kemampuan selektif yang
baik dibutuhkan untuk mencapai keandalan sistem yang tinggi
karena tindakan pengaman yang cepat dan tepat akan dapat
mengisolir gangguan dan seminimal mungkin [ 1].
Dengan koordinasi rele yang baik dan relevan, mengisolir
gangguan, keandalan dan kontinuitas suppl daya tetap terjaga
optimal.
II. TEORI PENUNJANG
A. Rele Arus Lebih
Rele arus lebih merupakan suatu jenis rele yang bekerja
berdasarkan besarnya arus masukan, dan apabila besarnya arus
masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (Ip) maka
rele arus lebih bekerja. Dimana Ip merupakan arus kerja yang
dinyatakan menurut gulungan sekunder dari trafo arus (CT). Bila
suatu gangguan terjadi didalam daerah perlindungan rele, besarnya
arus gangguan If yang juga dinyatakan terhadap gulungan sekunder
Halaman 1 dari 7
C. Koordinasi Pengaman
Pengertian koordinasi pengaman yaitu terdapat 2 jenis atau
lebih peralatan proteksi diantara titik kesalahan/ gangguan.
Peralatan ini harus dikoordinasikan untuk memastikan bahwa
peralatan yang berada di titik terdekat dengan gangguan harus
dioperasikan terlebih dahulu. Kegagalan pada proteksi utama harus
dapat diatasi, yaitu dengan proteksi cadangan (back up
protection)[4]. Proteksi cadangan ini umumnya mempunyai
perlambatan waktu (time delay), hal ini untuk memberikan
kesempatan kepada poteksi utama beroperasi terlebih dahulu, dan
jika proteksi utama gagal baru proteksi cadangan yang akan
beroperasi. Dengan demikian hanya bagian yang mengalami
gangguan saja yang dipisahkan atau diisolir dari sistem tersebut.
Rele pengaman dengan kemampuan selektif yang baik dibutuhkan
untuk mencapai keandalan sistem yang tinggi karena tindakan
pengaman yang cepat dan tepat akan dapat memperkecil gangguan
menjadi sekecil mungkin.
III. SISTEM KELISTRIKAN DI PT. LAMIPAK PRIMULA
INDONESIA
3.1 Sistem Jaringan Tenaga Listrik di PT. Lamipak Primula
Indonesia
Upaya pemenuhan kebutuhan kegiatan produksi terutama
sistem kelistrikan, PT. Lamipak Primula Indonesia dilayani oleh
pembangkit sendiri dengan kapasitas 1125 kVA ditambah pasokan
daya dari PT. PLN. Tegangan sistem untuk mensuppli beban pada
PT. Lamipak Primula Indonesia dibagi atas 11 kV, 6.9 kV dan
0.525 kV. Dalam usaha meningkatkan keandalan dan kontinyuitas
pelayanan, PT. Lamipak Primula Indonesia melakukan perubahan
sistem kelistrikan. Perubahan yang dilakukan adalah penambahan
motor yang dapat mempercepat kinerja produksi. Dengan sistem
integrasi tersebut diharapkan keandalan dan kontinuitas suplai daya
listrik dapat meningkat.
Halaman 2 dari 7
Curve
Isc max LP1-01,6.9 kV
dikonversi ke HV
=
=
=
Extreme Inverse
2793
6 , 9 x 2793
Isc min
nCT
=
=
=
1751,97
2550
1000/5 A
11
LP1-01,6,9 Kv
FLA
KVA
3 * kV
2000
3 * 6 .9
= 167,35 A
Setting Arus ( I>) :
1,05 FLA
Ips
nCT
pada bus sisi sekunder trafo TSD-1 2000 kVA dan mengamankan
bus atasnya jika terdapat gangguan difeeder primier trafo. Untuk
penyetelan low set (I>) digunakan arus primer transformator
sedangkan untuk penyetelan high set (I>>)menggunakan arus
hubung singkat maksimum pada bus LP1-01 6.9 kV yang
dikonversi ke 11 kV. Menggunakan kurva definite dengan grading
waktu 0,1 s.
Rele RL1A
Jenis Rele
Curve
Isc max LP1-01 6.9 kV
Isc min LP1 11 kV
nCT
=
=
=
=
=
FLA
MITSUBISHI MSR-3
Very Inverse
2793
6805
1000/5 A
kVA
1000/5
175,7175
Ips
Ips
0,8 x 2550
1000/5
2040
1,05 x 167,35
10,2
1000/5
175,7175
1000 = 1000 A
5
I
0,7 =
80
1, 75197
D set
1000
Ips
27.22
LP1-01, 6.9kV
1000/5
5444
D = 0.53125
Dset 0.53125 dipilih D = 1
I set
I 1 10
13 . 5 D
0,4 =
2, 793 1 x 10
0,18
LP1-01, 6.9 kV
Ips
Ips
13 . 5 D
ts =
Isc min
0,8 x 6805
1000/5
0.8785 A
D
X
1
10
1000/5
= 1751,97 = 1,75197
set
Ips
nCT
1000/5
I 2 1
10
Isc max LP1-01, 6.9 kV (dikonversi ke 11 kV) = 1751,97 A
I=
nCT
167,35 A
1000/5
0.8785 A
Ips
2000
3 (6,9)
3 .kV
=
nCT
1,05 x 167,35
nCT
1751,97
Iset
1000 / 5
Iset 8,759
Iset dipilih = 9 A
Setting waktu ( t>> ) dipilih : 0,1
Rele ini untuk mengamankan motor M-DRYL 430 kW
terhadap kemungkinan terjadinya arus hubung singkat yang terjadi
I SC min LP1. 11 kV
Iset
0,8 x
Iset
0,8 x 6805
nCT
1000 5
Iset 27.22
Iset dipilih = 20 A
Setting waktu ( t>> ) : 0,1 +
Halaman 3 dari 7
high set (I>>) digunakan arus hubung singkat minimum pada bus
LP1-01 6,9 kV dengan menggunakan kurva inverse dengan setting
waktu 0,4 sec.
Rele TR-1
Jenis Rele
Curve
Isc max LP1-01,6,9 kV
= MITSUBISHI MP11
= Very Inverse
= 2793
konversi 11 kV
Isc min
nCT
6,9
x 2793 = 1751,97 A
11
= 6805
= 500/5 A
LP1,11kV
FLA
KVA
3 * kV
2000
3 * 11
=
=
=
=
=
=
=
=
= 104,97 A
Setting Arus ( I> ) :
Ips
1,05 FLA
nCT
nCT
nCT
1,05 x 104,97
500/5
110,22
0,8 x 6805
Ips
Ips
Ips
= 500 A
= 1751.97
= 3,504
500
13 ,5 D
0,7 =
3,504 1 x 10
Dset 1,298
Maka setting D dipilih : 2
600/5
5444
A
600/5
I
I=
7085
= 5,904 A
1200
set
13
,
5
D
td =
I 1 X 10
1 = 13 . 5 . D
5 . 904 1 10
Dset 3.6324 ;
Maka setting D dipilih = 4
I set
I set
Maka setting =
6805
Iset 0,8 x
600 5
nCT
1751.97
500 5
Iset 17.5197
Iset Dipilih = 20
0,8 x
LP1, 11kV
LP1, 11kV
Iset
Isc max LP1-01,6.9 kV,(konv 11 kV) > Isc min LP1, 11kV
Iset
Ips
Ips
Iset
0,8 x 6805
Ips 45,36
9,4897 A
Tap current setting dipilih 10 A
54.44
Ips
600/5
I set
nCT
600/5
1138,767
500/5
1,05 x 1084,54
500/5
5444
500/5
1.1022 A
Mitsubishi MSR-3
Very Inverse
7085
6805
600/5 A
FLA TR-1+ FLA TSD-2 + FLA
104,97 + 529,551 + 450,060
1084,54 A
nCT
Iset 45.36
Dipilih = 40
Setting waktu ( t>> ) : 1 s
Rele 1LP1 merupakan back up dari rele TR-1, dari
gangguan yang mungin terjadi pada bus LP1, 11 kV. Untuk
penyetelan low set (I>) digunakan penjumlahan dari arus primier
Halaman 4 dari 7
=
=
=
=
MITSUBISHI MP11
Extreme Inverse
18267
0 , 525
x 18267
Isc min
nCT
=
=
=
871,83
6897
150/5 A
11
LP1, 11 Kv
FLA
KVA
400
3 * 11
3 * kV
= 21 A
Setting Arus ( I>) :
1,05 FLA
Ips
nCT
nCT
1,05 x 21
600/5
22,05
Gambar 4.2 Kurva koordinasi line proteksi existing dari bus LP101 hingga main bus LP1
Kemudian berdasarkan perhitungan diatas didapat kurva resetting
dari tipikal 1 yaitu seperti gambar dibawah ini.
A
A
0,8 x 6897
Ips
Ips
150/5
0,735 A
600/5
5517,6
150/5
Ips
183,92 A
150 = 150 A
5
10
I
I=
set
80
D
0,7 =
5 ,8122 2 1 X 10
D set
871,83
= 5,8122
150
2,868
I set
LP1, 11 kV
nCT
871,83
30
29,061
Dipilih = 30 A
Setting waktu ( t>> ) dipilih : 0,7
Rele ini untuk mengamankan trafo TSD-2 400 kVA terhadap
kemungkinan terjadinya arus hubung singkat yang terjadi pada bus
Halaman 5 dari 7
sisi sekunder trafo TSD-2 400 kVA dan mengamankan bus atasnya
jika terdapat gangguan difeeder primier trafo . Untuk penyetelan
low set (I>) digunakan arus primer transformator sedangkan untuk
penyetelan high set (I>>)menggunakan arus hubung singkat
maksimum pada bus LP1-02 0,525 kV yang dikonversi ke 11 kV.
Sehingga, koordinasi existing rele untuk line proteksi dari bus
LP1-02 sampai bus LP1 (tipical 2a) dapat dilihat pada gambar
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.5 Kurva koordinasi line proteksi existing dari bus LP102, 0.525 kV hingga main bus LP1, 11 kV
Penjelasan gambar 4.5:
Setting
instantneous (50) dari LVCB-1A dan TR-2/3
melebihi quota. Diusahakan untuk diperkecil sesuai keadaan
gangguan arus maksimum yang mungkin terjadi. Sehingga,
koordinasi resetting rele untuk line proteksi dari bus LP1-02
sampai bus LP1 (tipical 2a) dapat dilihat pada gambar adalah
sebagai berikut :
Halaman 6 dari 7
1.
2.
V. KESIMPULAN
Setelah pengintegrasian, setting rele yang terpasang di
resetting kembali sesuai dengan perhitungan dan
dikoordinasikan agar sistem bekerja secara optimal.
Hampir sebagian besar setting rele berubah seiring dengan
bertambahnya arus hubung singkat di masing-masing level
tegangan.
Penambahan beban pada pabrik menambah level arus
hubung singkat dibawah 0,1 %. Sehingga perlu dilakukan
resetting pada:
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
Halaman 7 dari 7