V = Vsh
V = Ea + IaRa + 2V
IL = Ia + Ish
V
Ish = Rsh
sh
T = K . Ia . (Nm)
Ea = K . n . (Volt)
E
n = (Ka ) (rpm)
Pin = V . IL
2πn
Pout = T
60
Pout
Sehingga = Pin
× 100%
Pin−rugi−rugi
= × 100%
Pin
I. Daftar Peralatan
1. Satu set mesin arus searah beserta peralatan penunjang Siemens.
2. Satu set mesin arus searah beserta peralatan penunjang Terco.
3. Satu set mesin arus searah beserta peralatan penunjang Lucas
null/Laybold.
II. Diagram Rangkaian
III. Langkah Kerja
Sebelum praktek baca dulu langkah kerja, setelah itu buat tabel hasil
percobaan.
1. Pengukuran karakteristik
kecepatan n = f(Ia)
n = f(T)
efisiensi = f(Pout)
1.1 Rangkai motor seperti dalam gambar di atas, (perhatikan positif dan
negatif alat ukur). Setelah itu lapor ke instruktur.
1.2 Kondisi awal S1, S2, dan S3 terbuka kemudian tahanan RE untuk
generator kondisi maksimum juga RB maksimum.
1.3 Masukkan S1, kemudian atur tegangan yang masuk ke tegangan
jangkar sampai 220 V.
1.4 Catat pada tabel : Ish, Ia, Vsh, V, n, dan T. Kondisi ini dianggap tanpa
beban tak murni (dominan rugi mekanik).
1.5 Masukka S2, kemudian atur RE, sehingga tegangan keluaran
generator sinkron 220 V/380 V.
1.6 Masukkan S3, kemudian atur RB untuk menambah beban motor DC
(dengan jalan membebani generator AC) sehingga arus Ia motor DC
bertahap dari 1 Amp sampai 8 Amp.
1.7 Setiap perubahan arus jangkar motor Ia, catat pada tabel : Ish, Ia, Vsh,
V, n, dan T di sini V dijaga konstan (Tabel I).
1.8 Setiap tahapan arus jangkar hitung : Ea, Pin, Pout, dan .
1.9 Ulangi langkah 1.3 sampai 1.8 tegangan V = 19 Volt (Tabel II).
1.10 Untuk memberhentikan motor, atur RB maksimum, S3 dilepas
setelah itu RE generator sinkron dimaksimumkan sehingga IE 0 dan
S2 dan tegangan jangkar di nol kan S1 dilepas.
2. Pengukuran karakteristik torsi T = f(Ia)
2.1. Jalankan motor DC seperti langkah 1.3 – 1.4, sehingga kecepatan
motor 1400 rpm. Selama percobaan ini kecepatan konstan.
2.2. Untuk menjaga kecepatan konstan maka tegangan jangkar V diubah-
ubah.
2.3. Masukkan S2 dan atur RE generator sinkron (sehingga tegangan
keluaran ada).
2.4. Atur arus jangkar dari 1 Amp sampai 8 Amp. Setiap perubahan
jangkat, catat : Ish, Ia, Vsh, V, T, dan n konstan (Tabel III).
2.5. Setiap perubahan arus jangkar hitung : Ea, Pin, Pout, dan .
2.6. Untuk memberhentikan motor lihat langkah 1.10.
IV. Hasil Pengukuran
1. Pengukuran karakteristik kecepatan dan efisiensi
Tabel I
Ia T N Pin
(A Ish Vsh V (Nm (rpm Ea (Watt Pout
) (A) (V) (V) ) ) (V) ) (Watt)
21,142
1 220 220 46,51429
0 220 220 0,3 1490 9
0,8 217, 121,41
411,4 499,5048
1 7 230 220 3,2 1490 3 6
0,8 214, 93,943
631,4 593,1619
2 7 230 220 3,8 1490 6 9
0,8 211, 81,949
851,4 697,7143
3 7 230 220 4,5 1480 9 1
0,8 209, 72,655
1067 775,2381
4 5 230 220 5 1480 2 9
0,8 206, 71,917
1284,8 924
5 4 230 220 6 1470 5 8
0,8 203, 72,166
1504,8 1085,962
6 4 230 220 7,1 1460 8 5
0,8 201, 75,837
1722,6 1306,381
7 3 230 220 8,6 1450 1 7
0,8 198, 77,745
1940,4 1508,571
8 2 230 220 10 1440 4 4
Tabel II
Ia Ish Vsh V T N Ea Pin Pout
(A) (A) (V) (V) (Nm) (rpm) (V) (Watt) (Watt)
0 0,72 200 195 0,4 1380 195 140,4 57,82857 41,1884
1 0,72 200 190 3,3 1350 187,3 326,8 466,7143 142,813
2 0,72 200 190 4 1340 184,6 516,8 561,5238 108,654
3 0,72 200 190 4,6 1340 181,9 706,8 645,7524 91,3628
4 0,72 200 190 5,2 1340 179,2 896,8 729,981 81,3984
5 0,72 200 190 5,8 1330 176,5 1086,8 808,1333 74,359
6 0,72 200 190 7,2 1300 173,8 1276,8 980,5714 76,7991
7 0,7 200 190 8,5 1280 171,1 1463 1139,81 77,9091
8 0,7 200 190 9,7 1260 168,4 1653 1280,4 77,4592
V. Kesimpulan
1. Karakteristik putaran n = f(Ia), n = f(T)
Kecepatan putaran motor relatif konstan terhadap perubahan nilai arus
jangkar (Ia) maupun torsi. Semakin besar nilai Ia atau nilai torsi,
kecepatan motor berkurang dengan rata-rata perubahan (n) kurang dari
10 rpm.
2. Karakteristik efisiensi = f(Pout)
Pada saat Ia = 0 nilai efisiensi kecil, setelah arus jangkar dinaikkan
menjadi satu nilai efiensi naik mencapai nilai maksimum, kemudian
turun kembali sampai nilai efisiensi mencapai harga konstan.
3. Karakteristik torsi T = f(Ia)
Nilai torsi berbanding lurus dengan nilai arus jangkar (Ia), semakin besar
nilai Ia, semakin besar pula nilai torsi.