ELEKTRONIKA I
OPERASIONAL AMPLIFIER
Selasa, 7 Desember 2021
Jam ke 11-12
Oleh :
Emanuella Dwiputri Nidia Kusuma
082011333020
4. Rangkaian Integrator
R1 = 10 kΩ
R2 = 100 kΩ
No. Tegangan Tegangan Gain Gain
Masukan (V) Keluaran Terukur Terhitung
(V) (Vout/Vin)
1. 0,14142 1,414 9,99858577 -10
2. 0,28284 2,828 9,99858577 -10
3. 0,42426 4.242 9998,58577 -10
4. 0,56568 5,656 9,99858577 -10
5. 0,707 7,07 10 -10
6. 0,8485 8,291 9,77136123 -10
7. 0,9899 8,864 8,95443984 -10
8. 1,131 9,234 8,16445623 -10
9. 1,273 9,485 7,45090338 -10
10. 1,414 9,68 6,84582744 -10
Tabel 3.1 Rangkaian penguat operasional inverting
2. Penguat Operasional Non – Inverting
R1 = 1 kΩ
R2 = 5 kΩ
No. Tegangan Tegangan Gain Gain
Masukan (V) Keluaran Terukur Terhitung
(V) (Vout/Vin)
1. 0,14142 0,84845 5,99950502 6
2. 0,28283 1,697 6,00007071 6
3. 0,42426 2,545 5,99868005 6
4. 0,56568 3,394 5,99985858 6
5. 0,7071 4,242 5,99915146 6
6. 0,84851 5,091 5,99992929 6
7. 0,98992 5,939 5,99947471 6
8. 1,131 6,788 6,00176835 6
9. 1,273 7,636 5,99842891 6
10. 1,414 8,288 5,86138614 6
Tabel 3.2 Rangkaian penguat operasional non – inverting
3. Rangkaian Komparator
R1 = 10 kΩ
R2 = 10 kΩ
No. Tegangan Tegangan Tegangan Kondisi
Masukan Non - Masukan Keluaran LED
Inverting (V) Inverting (V)
(V)
1. 6 1,2 11,107 Menyala
2. 6 2,4 11,107 Menyala
3. 6 3,6 11,107 Menyala
4. 6 4,8 11,107 Menyala
5. 6 6 11,101 Menyala
6. 6 7,2 -11,118 Mati
7. 6 8,4 -11,118 Mati
8. 6 9,6 -11,118 Mati
9. 6 10,8 -11,118 Mati
Tabel 3.3 Rangkaian komparator
4. Rangkaian Integrator
Gambar 3.3 Bentuk sinyal masukan dan keluaran rangkaian
integrator
R1 = 10 kΩ
C1 = 10 nF
3. Rangkaian Integrator
1
Rumus Gain Terhitung →𝐺 =−
2𝜋𝑓𝑅𝐶
Frekuensi
No. Perhitungan
(Hz)
1. 1
20 𝐺=− = −79,6178
2 × 3,14 × 20 × 103 × 10−8
2. 1
50 𝐺=− = −31,8471
2 × 3,14 × 50 × 103 × 10−8
3. 1
100 𝐺=− = −15,9236
2 × 3,14 × 100 × 103 × 10−8
4. 1
1000 𝐺=− = −1,59236
2 × 3,14 × 1000 × 103 × 10−8
5. 1
2000 𝐺=− = −0,79618
2 × 3,14 × 2000 × 103 × 10−8
6. 1
3000 𝐺=− = −0,53079
2 × 3,14 × 3000 × 103 × 10−8
7. 1
4000 𝐺=− = −0,39809
2 × 3,14 × 4000 × 103 × 10−8
8. 1
5000 𝐺=− = −0,31847
2 × 3,14 × 5000 × 103 × 10−8
9. 1
6000 𝐺=− = −0,26539
2 × 3,14 × 6000 × 103 × 10−8
10. 1
7000 𝐺=− = −0,22748
2 × 3,14 × 7000 × 103 × 10−8
11. 1
8000 𝐺=− = −0,19904
2 × 3,14 × 8000 × 103 × 10−8
12. 1
9000 𝐺=− = −0,17693
2 × 3,14 × 9000 × 103 × 10−8
13. 1
10000 𝐺=− = −0,15924
2 × 3,14 × 10000 × 103 × 10−8
14. 1
11000 𝐺=− = −0,14476
2 × 3,14 × 11000 × 103 × 10−8
15. 1
12000 𝐺=− = −0,1327
2 × 3,14 × 12000 × 103 × 10−8
16. 1
13000 𝐺=− = −0,12249
2 × 3,14 × 13000 × 103 × 10−8
17. 1
14000 𝐺=− = −0,11374
2 × 3,14 × 14000 × 103 × 10−8
18. 1
18000 𝐺=− = −0,08846
2 × 3,14 × 18000 × 103 × 10−8
19. 1
19000 𝐺=− = −0,08381
2 × 3,14 × 19000 × 103 × 10−8
20. 1
20000 𝐺=− = −0,07962
2 × 3,14 × 20000 × 103 × 10−8
V. PEMBAHASAN
Prinsip kerja Op-Amp adalah membandingkan input inverting dan
non – inverting. Apabila kedua input tersebut bernilai sama, maka
output Op-Amp akan bernilai nol. Sebaliknya, apabila terdapat
perbedaan nilai kedua input, maka output Op-Amp akan memberikan
suatu nilai tegangan output.
Rangkaian pertama adalah rangkaian penguat operasional inverting.
Pada inverting, input dan outputnya berlawanan polaritas, sehingga pada
perhitungan penguatnya (gain) terdapat tanda negatif. Rangkaian
penguat operasional inverting berfungsi untuk memperkuat dan
membalik polaritas sinyal masukan. Tegangan AC yang diberikan oleh
masukan akan sefasa dengan keluaran, sehingga pada Gambar 3.1,
sinyal masukan dan keluaran sama atau sefase.
Rangkaian kedua adalah rangkaian penguat operasional non –
inverting. Rangkaian penguat operasional non – inverting berfungsi
untuk menguatkan dan tidak membalik polaritas sinyal masukan. Pada
penguat operasional non – inverting, polaritas output akan sama dengan
polaritas input, namun memiliki penguatan yang bergantung pada
hambatan feedback dan hambatan input.
Rangkaian ketiga adalah rangkaian komparator. Berdasarkan
percobaan, hasil yang didapat sesuai dengan prinsip kerja rangkaian
komparator, di mana prinsip kerja rangkaian komparator adalah apabila
tegangan masukan non - inverting lebih besar sama dengan tegangan
masukan inverting, maka tegangan output akan sama dengan tegangan
saturasi positif atau lampu LED akan menyala. Sebaliknya, apabila
tegangan masukan non – inverting lebih kecil dari tegangan masukan
inverting, maka tegangan output akan sama dengan tegangan saturasi
negatif atau lampu LED akan mati.
Rangkaian keempat adalah rangkaian integrator. Rangkaian
integrator dapat digunakan sebagai pengubah tegangan kotak menjadi
tegangan segitiga, atau dapat digunakan sebagai rangkaian filter lolos
rendah. Rangkaian integrator menghasilkan output yang sebanding
dengan integral dari tegangan inputnya terhadap waktu. Pada rangkaian
integrator, tegangan outputnya akan menjadi integral dari bentuk
gelombang, sehingga pada Gambar 3.3, gelombang input sinusoidal
menghasilkan gelombang output kosinus.
Rangkaian kelima adalah rangkaian penguat diferensial. Penguat
diferensial mampu memperkuat sinyal yang kecil. Keluaran dari
penguat diferensial ini sebanding dengan perbedaan tegangan kedua
masukannya.