Anda di halaman 1dari 5

ZB

IA = Z × It
A +ZB

ZA
IB = Z × It
A +ZB

ZB ZA
SA = Z × St dan SB = Z × St
A +ZB A +ZB

I. Peralatan yang Digunakan


1. Trafo 220 V/ 48 V, 3 Amp : 2 buah
2. Variac 0 s/d 260 Volt : 1 buah
3. Volt meter AC : 1 buah
4. Ampere meter AC : 3 buah
5. Ohm meter : 1 buah
6. Tahanan rheostart 110 Ohm/3,5 A : 1 buah
7. Induktor variabel : 1 buah
8. Bank capasitor : 1 buah
9. Kabel penghubung : 15 buah
II. Rangkaian Percobaan

III. Langkah Kerja


A. Test trafo
1. Rangkai seperti gambar

2. Beri sumber tegangan V1 = 220 Volt


3. Tentukan polaritas trafo
V3 = V1 + V2 maka trafo aditive
V3 = V1 – V2 maka trafo subtractive
B. Pembebanan resistif
1. Rangkai seperti rangkai percobaan
2. Pastikan variac tegangan keluarannya = 0 Volt
3. Set alat ukur pada posisi maksimal
4. Setelah dirangkai lapor kepada instruktur
5. Atur variac sampai tegangan nominal primer trafo
6. Secara bertahap atur tahanan di sekunder trafo sehingga arus sekunder It
menunjukkan : 0,5 , 1, 1,5 , 2, 2,5 , 3, 3,5 , 4, 4,5 , dan 5 Amp
7. Selama percobaan tegangan primer konstan
8. Buatlah tabel 1 : Vp, Pin, IA, IB, dan VS
C. Pembebanan kapasitif
Sama seperti langkah B
D. Pembebanan induktif
Sama seperti langkah B
IV. Hasil Pengukuran
 Tabel I (beban resistif0

It (A) Vp (V) Pin (W) IA (A) IB (A) Vs (V)


0,5 220,3 70 0.44 0,728 47
1 220,3 123 0,86 1,386 46,19
1,5 220,3 166 1,3 1,8 45,46
2 219,7 223 1,8 2,54 44,58
2,5 219,8 280 2,2 3,23 43,76
3 219,8 283 2,5 3,48 43,26
3,5 220 324 2,8 3,49 42,4
4 219,3 368 3 4,3 42,3
4,5 218,9 446 4 5,12 40,7
5 218,8 485 4,4 5,53 39,78

 Tabel II (beban kapasitif)

C It (A) Vp (V) Pin (W) IA (A) IB (A) Vs (V)


1 0,018 220 13 0.017 0,44 47,87
2 0,098 220 14 0,088 0,82 47,85
3 0,27 220 15 0,24 0,97 47,81
4 0,62 220 16 0,56 1,12 47,8
5 0,78 220 18 0,7 1,42 47,85
6 0,94 220 21 0,84 1,73 47,85
7 1,4 220 23 1,5 1,81 47,79

 Tabel III (beban induktif)

L It (A) Vp (V) Pin (W) IA (A) IB (A) Vs (V)


1 0,024 220 13 0,02 0,1 47,93
2 0,034 220 14 0,03 0,2 47,9
3 0,046 220 14 0,041 0,3 47,93
4 0,054 220 15 0,05 0,4 47,94
5 0,069 220 16 0,062 0,5 47,95
6 0,08 220 16 0,071 0,6 47,88
7 0,19 220 17 0,17 0,6 47,86
8 0,22 220 17 0,195 0,7 47,48
9 0,245 220 19 0,22 0,8 47,88
10 0,27 220 19 0,235 0,88 47,82
11 0,29 220 20 0,26 0,97 47,82

V. Jawaban
1. Pout, rugi-rugi, , dan VR Tabel I

Pout (W) rugi-rugi (W)  VR


23,5 46,5 33,5714 4,25532
46,19 76,81 37,5528 6,08357
68,19 97,81 41,0783 7,78707
89,16 133,84 39,9821 9,91476
109,4 170,6 39,0714 11,9744
129,78 153,22 45,8587 13,2686
148,4 175,6 45,8025 15,566
169,2 198,8 45,9783 15,8392
183,15 262,85 41,065 20,3931
198,9 286,1 41,0103 23,1775

2. VR Tabel II dan Tabel III


 Tabel II  Tabel III
VR VR
2,36056 2,23242
2,40334 2,29645
2,48902 2,23242
2,51046 2,2111
2,40334 2,18978
2,40334 2,33918
2,53191 2,38195
3,20135
2,33918
2,46759
2,46759
VI. Kesimpulan
1. Nilai regulasi pada beban resistif berbanding lurus dengan nilai I2, semakin besar
nilai I2 (It) semakin besar nilai regulasinya.
Nilai regulasi pada beban kapasitif relatif konstan terhadap perubahan nilai I2,
dengan VR kurang dari 0,1. Hal ini disebabkan karena kapasitif dapat menyimpan
energi.
Nilai regulasi pada beban induktif pun sama seperti nilai regulasi pada beban
kapasitif, relatif konstan terhadap perubahan nilai I2, dengan VR kurang dari 0,1.
Hal ini disebabkan karena induktif dapat menyimpan energi berupa medan magnet.
2. Trafo yang dipasang secara paralel digunakan untuk mendapatkan kapasitas daya
yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai