Anda di halaman 1dari 6

Soal

1. Buatlah Tujuan, Teori Dasar dan Rangkaian Percobaan dari praktikum berikut:
a. Praktikum Transformator Tanpa Beban (Beban Nol)
b. Praktikum Transformator Hubung Singkat
c. Praktikum Transformator Berbeban (Terdiri dari Beban R, L dan C)
2. Tujuan memuat:
a. Uraian singkat yang akan menjadi kesimpulan hasil praktikum
b. Kriteria atau indikator pemahaman yang akan diperoleh mahasiswa
c. Gunakan Kata kerja yang sesuai dengan kriteria atau indikator pada butir b (contoh:
Menentukan; menggambarkan)
3. Teori dasar memuat:
a. Teori singkat terkait parameter-parameter yang akan diukur dan besaran yang akan
diperoleh.
b. Hubungan hasil pengukuran dengan formula (rumus-rumus terkait) besaran yang
ada pada praktikum.
c. Gambar yang menjelaskan teori singkat pada point a (jika ada)
4. Rangkaian Percobaan memuat:
a. Gambar lengkap dengan simbol alat ukur dan peralatan yang digunakan.
b. Setiap gambar dapat diberi keterangan dalam gambar yg terkait, apabila dibutuhkan
keterangan lebih komplit, gunakan bagian keterangan yang diletakkan pada bagian
bawah gambar.
Jawaban
A. Transformator Tanpa Beban (Beban Nol)
I. Tujuan
a) Menentukan besarnya rugi inti / rugi besi.
b) Menjelaskan rugi besi dan rugi histeris dan rugi arus pusar.
c) Menentukan konstanta Ro dan Xo.
II. Dasar Teori
Transformator dalam keadaan tidak berbeban (beban nol) akan mengambil arus dari
jala-jala. Arus itu terdiri atas arus yang bersifat resistif berupa rugi inti dan arus yang
bersifat induktif untuk membangkitkan fluksi magnet.
Rugi inti trafo dapat dibedakan atas rugi histerisis dan rugi arus pusar.
Rugi histerisis disebabkan oleh terjadinya gesekan antara molekul-molekul logam inti
dalam usaha menyesuaikan diri dengan perubahan arah fluksi magnet.

Ph = Kh . f . Bm . X
Keterangan :
Ph = rugi histerisis (Watt)
Kh = konstanta yang tergantung bahan dan dimensi inti
f = frekuensi (hertz)
Bm = kerapatam fluksi maksimum
X = factor steinmetz tergantung macam bahan (1,6 s/d 2,0)

Rugi arus pusar disebabkan oleh adanya aliran arus induksi dalam logam inti.

Pe = Ke. f2 . Bm2
Keterangan:
Pe = rugi arus pusar (watt)
Ke = konstanta yang tergantung bahan dan dimensi inti
Bm = kerapatan fluksi maksimum
f = frekuensi (hertz)

Dengan melaksanakan percobaan 2 frekuensi yang berlainan, dapat diperoleh


pemisahan rugi inti menjadi rugi histeresis dan rugi arus pusar.
III. Rangkaian Percobaan

IV. Peralatan
 ACPS 220 V 1 buah
 Transformator 2 buah
 Multimeter Analog 1 buah
 Multimeter Digital 1 buah
 Wattmeter 1 buah
 Tang Meter 1 buah
 Kabel Jumper 20 buah
B. Transformator Hubung Singkat
I. Tujuan
Untuk memperoleh:
a) Karakteristik hubung singkat sebagai fungsi tegangan primer.
b) Karakteristik rugi tembaga total sebagai fungsi tegangan primer.
c) Rugi-rugi besi.
II. Dasar Teori
Kumparan sekunder dihubung singkat, arusnya diukur oleh A2. Sisi primer diberi
tegangan dan frekuensi yang tetap. Tegangan primer diatur sedemikian rupa sehingga
arus sekunder mendapatkan nominalnya. Tegangan primer ini disebut ”Tegangan
Hubung Singkat” yang dinyatakan dalam %.

𝑽𝒉𝒔
%𝑽𝒉𝒔 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑽𝒏
III. Rangkaian Percobaan

V. Alat dan Bahan


 Trafo 1 fasa 110/220V, 1KVA 1 buah
 2.) AVO meter 1 buah
 3.) Test pen 1 buah
 4.) Ampermeter AC 2 buah
 5.) Voltmeter AC 1buah
 6.) Wattmeter 1 fasa 1 buah
 7.) Trafo regulator 1 buah
 8.) MCB 1 buah
 9.) Kabel penghubung secukupnya
C. Transformator Berbeban R, L, dan C
I. Tujuan
a) Mengetahui karakteristik transformator.
b) Membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C.
II. Dasar Teori

TRANSFORMATOR
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet
tanpa perubahan frekuensi. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik
adalah untuk menaikkan tegangan yang dihasilkan dari generator pembangkit hingga
mencapai 380 kV atau 500 kV dari 11 kV atau 22 kV yang bertujuan untuk menurunkan
rugi tembaga sehingga transmisi lebih ekonomis. Kemudian melalui trafo step down,
tegangan diturunkan menjadi 10 kV atau 20 kV kembali untuk bisa memberikan suplai
pada jaringan distribusi. Kemudian tegangan tersebut diturunkan lagi menjadi 380 V
untuk bisa dipakai pada beban seperti motor induksi. Dengan trafo pembakaian motor
AC lebih digemari dibandingkan dengna motor DC.
Transformator mempunyai dua buah sisi, yaitu sisi primer dan sisi sekunder. Selain itu
trafo juga memiliki dua buah konstruksi, yaitu tipe shell dan tipe core. Pada trafo
dengan tipe shell, inti baja akan mengelilingi kumparan dan pada tipe core, kumparan
akan mengelilingi bagian inti dari trafo.

KARAKTERISTIK TRANSFORMATOR KEADAAN BERBEBAN


Apabila kumparan skunder dihubungkan dengan beban ZL, I 2 akan mengalir pada
kumparan skunder dimana I2 = V2/ZL. Persaman arus yang mengalir: I1 = Io + I2
Io = Im dianggap kecil
N1 I1 = N2 I2 atau I1 / I2 = N2 / N1

III. Alat dan Bahan


 Power Suplau (ST8008-4S) 1 Buah
 Power Switch Module (C03301-5P) 2 Buah
 Three Phase Meter (C05127-1Y) 2 Buah
 Isolating Transformer Three Phase 1Kw (C03301-3N) 1 Buah
 Resistive Load (C03301-3F) 1 Buah
 Capasitive Load (C03301-3E) 1 Buah
 Inductive Load (C03301-3D) 1 Buah
 Meja Kerja (ST7008-3D) 1 Set
 Jumper U 22 Buah
 Kabel Penghubung 16 Buah
IV. Rangkaian Percobaan

Anda mungkin juga menyukai