PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tidak dapat diabaikan begitu saja,
karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir
setiap studi yang berhubungan dengan tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme
tergantung pada prinsip kimia organik. Bidang-bidang studi ini mencakup obat-
obatan ilmu kedokteran, biokimia, mikrobiologi dan banyak ilmu pengetahuan
yang lainnya.
Senyawa organik mempunyai struktur yang beragam dengan sifat fisika dan kimia
yang berbeda beda. Sehingga dari sifat-sifat khasnya kita dapat melakukan analsis
terhadap senyawa-senyawa tersebut apabila. Analisis yang dilakukan meliputi
analisis secara kulitatif dan secara kuantatif.
Studi mangenai senyawa alifatik khususnya alkana, alkena, alkohol dan eter perlu
dipalajari dan dipahami, karena apabila senyawa tersebut berada secara bersamaan
sulit untuk diidentifikasi secara langsung, tetapi identifikasi yang dilakukan harus
secara bertahap dan berkesinambungan dari yang bersifat umum sampai spesifik.
Makalah ini akan membahas mengenai analisis alkana, alkena, alkuna,
sikloalkana, alkohol dan eter, beserta reaksi reaksi yang terjadi, sehingga kita
dapat melakukan proses identifikasi dan analisis dengan pengujia yang tepat.
B. Rumusan Masalah
a. Reaksi-Reaksi Organik
C. Tujuan
b. Untuk Mengetahui Reaksi-Reaksi Organik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Adisi hidrogen bromida yang mengandung peroksida organik pada alkena yang
mengandung peroksida yang sama
Oksigen dari udara cenderung bereaksi lambat dengan alkena menghasilkan
beberapa peroksida organik, sehingga dengan sendirinya akan terdapat beberapa
peroksida organik dalam alkena. Dengan demikian, reaksi dengan oksigen ini
adalah reaksi yang cenderung terjadi sebelum semua udara dikeluarkan dari
sistem.
Apabila hidrogen bromida dan alkena sama-sama mengandung peroksida organik
dalam jumlah kecil, maka reaksi adisi berlangsung dengan cara berbeda dan
dihasilkan 1-bromopropana:
Reaksi ini terkadang disebut sebagai adisi anti-Markovnikov atau efek peroksida.
Peroksida-peroksida organik adalah sumber radikal bebas yang sangat potensial.
Dengan adanya peroksida organik, hidrogen bromida akan bereaksi dengan alkena
menggunakan mekanisme yang berbeda (lebih cepat). Karena berbagai faktor,
reaksi ini tidak terjadi pada halida-halida hidrogen yang lain.
Reaksi ini juga bisa terjadi dengan mekanisme ini jika terdapat sinar ultraviolet
dengan panjang gelombang yang tepat untuk memutus ikatan hidrogen-bromida
menjadi hidrogen dan radikal bebas bromin.
CH2=CH–CH3 +HBr –> CH3–CHBr–CH3 (Pada reaksi ini berlaku hukum
Markovnikov”Atom H dari asam halida ditangkap oleh C berikatan rangkap yang
mengikat atom H lebih banyak atau gugus alkil yang lebih kecil)
Catatan : Reaksi-reaksi di atas disebut juga reaksi reduksi aldehida da keton
3) Reaksi Eliminasi adalah reaksi penghilangan suatu gugus atom pada suatu
senyawa. Pada reaksi elimiasi teradi perubahan ikatan, ikatan tunggal –> ikatan
rangkap
Contoh :
CH3–CH3 –> CH2=CH2 + H2
CH3–CH2Br –> CH2=CH2 + HBr
CH3–CH2OH –> CH2=CH2 + H2O
3
B. Reaksi Eliminasi
Eliminasi artinya pelepasan atau penghilangan. Reaksi eliminasi dapat dianggap
kebalikan dari reaksi adisi. Pada reaksi ini, dua atom atau gugus yang masing-
masing terikat pada dua buah atom C yang letaknya berdampingan dilepaskan
oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan ikatan rangkap. Reaksi ini hanya dapat
berlangsung bila ada zat yang menarik molekul yang akan dieliminasi. Reaksi
eliminasi digunakan untuk membuat senyawa-senyawa alkena dan alkuna. Sebaga
contoh adalah reaksi pembuatan etena dari etanol.
Reaksi Eliminasi adalah suatu jenis reaksi organik dimana dua substituen
dilepaskan dari sebuah molekul baik dalam satu atau dua langkah mekanisme,
atau dapat disebut juga penyingkiran atau penghilangan beberapa atom yang
terjadi pada suatu senyawa. Pada reaksi ini senyawa yang berikatan tunggal
berubah menjadi ikatan rangkap.
Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2. Sedangkan reaksi dua langkah
disebut dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa symbol angka pada huruf E (yang
berarti elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan
kinetika reaksi, yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.
4
Reaksi E1
Reaksi E1 adalah reaksi eliminasi dimana suatu karbokation (suatu zat
antara yang tak stabil dan berenergi tinggi, yang dengan segera bereaksi lebih
lanjut) dapat memberikan sebuah proton kepada suatu basa dan menghasilkan
sebuah alkena. Pada reaksi SN1, salah satu cara karbokation mencapai produk
yang stabil ialah dengan bereaksi dengan sebuah nukleofil.
Karbokation adalah suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi tinggi.
Karbokation memberikan kepada basa sebuah proton dalam reaksi eliminasi,
dalam hal ini reaksi E1 menjadi sebuah alkena.
Mekanisme E1
Tahap 1 (lambat)
Pertama dalam reaksi eliminasi adalah tahap lambat dan merupakan tahap
penentu laju dari reaksi keseluruhan. Suatu reaksi E1 yang khas menunjukkan
kinetika order-pertama, dengan laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi
alkil halide saja
Tahap
2 (cepat)
Dalam tahap dua reaksi eliminasi, basa itu merebut sebuah proton dari sebuah
atom karbon yang terletak berdampingan dengan karbon positif. Elektron ikatan
sigma karbon hidrogen bergeser ke arah muatan positif, karbon itu mengalami
Rehibridisasi dari keadaan sp3 ke keadaansp2, dan terbentuklah alkena.
5
REAKSI E2
Reaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi eliminasi alkil halida yang
paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa
kuat, seperti –OH dan –OR, dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2
dilaksanakan dengan memanaskan alkil halida dengan K+-OH / Na+ -
OCH2CH3 dalam etanol.
Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat-antara,
melainkan berupa reaksi serempak (concerted reaction) yakni terjadi pada satu
tahap, sama seperti reaksi SN2.
1. Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
2. Elektron-elektron C-H membentuk ikatan pi
3. Brom bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br.
Perhatikan gambar :
6
C. Perbedaan antara mekanisme eliminasi E1 dan E2
E1
1. Membentuk karbokation
2. Karbokation memberi proton pada basa lalu terbentuk alkena
3. Basa merebut proton dari atom c (beta, c yang berdampingan dengan c+)
E2
1. Nukleofil langsung mengambil proton dari atom C (beta) pada atom C gugus
pergi
2. Tidak terjadi pembentukan karbokation
3. Pembentukan secara serempak
Perbandingan E1 dan E2
E1
terjadi pada:
1. Konsentrasi Basa Rendah
2. Dengan Pelarut Basa
3. Dengan Substrat Tersier Dan Beresonansi (Alkil Halida)
E2
terjadi pada:
1. pada basa kuat dengan konsentrasi tinggi
Alkil halida+basa kuat+panas à E2
Alkil halida+asam kuat+panas àE1
Alkohol+asam kuat+panas à E1
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reaksi organik adalah reaksi kimia yang melibatkan senyawa organik.
Jenis reaksi organik dasar adalah reaksi penambahan, reaksi eliminasi, reaksi
substitusi, reaksi perisiklik, reaksi penataan ulang, reaksi fotokimia dan reaksi
redoks. Dalam sintesis organik, reaksi organik yang digunakan dalam konstruksi
molekul organik baru. Produksi banyak bahan kimia buatan manusia seperti obat,
plastik, bahan tambahan makanan, kain tergantung pada reaksi organik.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap
para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya juga
para pembaca yang budiman pada umumnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/17973984/Reaksi-reaksi-kimia-organik
http://mardianafitria13.blogspot.com/2012/10/reaksi-reaksi-senyawa-organik.html
https://budisma.net/2014/12/jenis-reaksi-kimia.html
https://rdmymochi.wordpress.com/kimia-kelas-xii/jenis-isomer-dan-reaksi-
organik/reaksi-organik/