Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

 Titik Berat Daerah Bidang

 Volume Benda Padat

KELOMPOK 1

ARNESLIA DWI NURISKA

KARSI KAWI

LA HARNI

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI MATEMATIKA
UNIVERSITAS IQRA BURU
NAMLEA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, Sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah Ini

Makalah Ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini ada manfaatnya untuk teman teman Mahasiswa
dan mahasiswi dan masyarakat, dan dapat memberikan inpirasi terhadap semua pemabaca

Namlea ,5 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Titik Berat ..................................................................................................... 2

B. Volume Benda Padat ..................................................................................... 4

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 7

A. Kesimpulan .................................................................................................... 7

B. Saran .............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 8

.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda
tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai
suatu titik yang disebut titik berat. Benda akan seimbang ketika diletakkan di titik beratnya.

Titik berat adalah suatu titik kesetimbangan suatu benda ataupun suatu bangun baik itu
panjang maupun luas dan volume. Benda ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat
digambarkan sebagai suatu titik materi, disebut partikel. Gerak yang terjadi pada partikel
hanyalah gerak translasi. Gerak translasi adalah gerak yang tidak menyebabkan gerak rotasi.
Oleh karena itu, satu-satunya syarat agar suatu partikel seimbang adalah resultan gaya yang
bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

B. Rumusan Masalah
a. Titik Berat Daerah Bidang
b. Volume Benda Padat

C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Titik Berat Daerah Bidang
b. Untuk Mengetahui Voulme Benda Padat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Titik Berat (Center Of Gravity)

Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi
pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang
bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu
pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat adalah
titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana
menentukan letak resultan gaya yang sejajar.
a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda berbentuk memanjang
seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu dimensi).
b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), Jika tebal diabaikan maka
benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi).
c. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari gabungan beberapa
benda pejal homogen berdimensi tiga.
Bentuk benda homogen berbentuk garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu
simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran
terletak dipusat lingkaran. Titik berat bidang homegen di perlihatkan pada tabel berikut:
Letak titik berat bangun tiga dimensi:
Telah dikatakan sebelumnya bahwa suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi
(gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang
diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak
mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka
pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini
menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Mari kita tinjau suatu benda tegar, misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita
lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara saksama, gerakan tongkat pemukul
tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang
dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini memang berputar
pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan, secara keseluruhan benda bergerak dalam
lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.
Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari letak
titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat begitu penting
dalam menggambarkan gerak benda tegar.
Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk
benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok, bujur sangkar, bola
dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini jelas terlihat pada contoh
diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu
simetrinya.Di sisi lain untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat
dicari dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat mengambil
beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan berat di masing-
masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada tiap-tiap titik.
dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di dekat permukaan bumi, namun untuk
tempat yang ketinggiannya tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.

B. Rumus – Rumus Untuk Titik Berat

a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis)


Untuk benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh
panjangnya (satu dimensi) dan titik beratnya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

l1 = panjang garis 1
l2 = panjang garis 2

b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)


Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan titik berat
gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

A1 = Luas Bidang 1
A2 = Luas bidang 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2
c. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga
Letak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat ditentukan
dengan persamaan:

V1=Volume Benda 1
V2= Volume Benda 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2

C. Volume Benda Padat


Volume zat padat dapat ditentukan dengan dua cara yaitu pengukuran langsung (untuk benda
dengan bentuk teratur) dan pengukuran tak langsung. Pengukuran langsung merupakan metode
statis yaitu dengan melakukan pengukuran dimensi (panjang, lebar, tinggi, diameter dan
sebagainya) terhadap benda, sedangkan pengukuran tak langsung merupakan metode dinamis
dengan menggunakan prinsip archimides sebagai acuannya. Volume benda padat dapat
ditentukan dengan mengurangi massa benda di udara dengan massa benda di dalam air dan
massa jenis zat padat dapat ditentukan dari volume dan massa zat padat tersebut.
Alat yang digunakan dalam pengukuran :

a. Jangka sorong

Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam digunakan untuk
mengukur diameter dalam benda. Rahang luar untuk mengukur diameter luar benda. Sedangkan
penduga digunakan untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki
skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm
dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.
b. Mikrometer Skrup

Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran maksimum
sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur panjangnya dijepit diantara bagian A dan B. Untuk
menggerakan bagian B anda harus memutar sekrup bagian C. Pada micrometer sekrup dalam 0,5
mm pada skala utama terbagi atas 50 skala putar, dan pada setiap penunjukan tidak selalu
terdapat skala utama yang berimpit dengan skala putar.

c. Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda
selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg).Alat
untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss,
neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik.
Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda.

Hukum Archimedes

Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida (air/gas) akan mendapat
gaya keatas sebesar besar zat cair yang dipindahkan, dijabarkan oleh Archimedes (287 – 212
SM) yang disebut Hukum Archimedes.
FA = Vb .ρf.g
Dimana :
FA : gaya ke atas (gaya angkat Archimedes) (Newton)
Vb : volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila di ukur dalam air dibandingkan di udara
karena dalam air benda mendapat gaya keatas. Sementara ketika diudara, benda memiliki berat
yang sesungguhnya.

Wu = mg

Ketika di dalam air benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan

Ws = Wu - Fa

Keterangan :
Ws = berat semu (N)
Wu = berat sesungguhnya (N)
Fa = gaya angkat ke atas (N)

Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya apung. Definisi gaya apung adalah gaya yang
dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya hidrostatik yang dikerjakan fluida
antara permukaan bawah dan permukaan atas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Benda luasan apa pun baik yang beraturan maupun tidak beraturan ,memiliki titik berat dan
pusat massa. Hal tersebut tidak mungkin akan sama letaknya antara satu sama lain. Walaupun,
benda yang diamati sama yakni benda beraturan namun tidak akan sama antara garis berat ,misal
: segitiga dan bujursangkar , tidak akan di peroleh letak yang sama walapun keduanya benda
beraturan. Pusat massa( titik berat ) adalah titik perpotongan antara garis yang telah
dihubungkan oleh tiap – tiap sisi yang merupakan pusat gravitasi.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA

http://manalushare.blogspot.com/2013/12/laporan-praktikum-titik-berat.html
http://fisikazone.com/titik-berat/
http://blogudin17.blogspot.com/
https://kulosemprul.com/2017/06/06/hasil-laporan-praktikum-titik-berat/

Anda mungkin juga menyukai