Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASA REFORMASI

DISUSUN OLEH

KETUA : VALENTINO REHWALLO


MODERATOR : FARAH DEWANTI ANGGRAIN ATMOJO
ANGGOTA : ERIKA LANGKAWA
: RAHMAT WABULA
KELAS : IX-7

SMP NEGERI 1 BURU


2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
Panjatkan Puja Dan Puji Syukur Atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
Dan Inayah-Nya kepada kami, Sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah Ini

Makalah Ini kami Susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini ada manfaatnya untuk teman teman siswa dan
siswi dan masyarakat, dan dapat memberikan inpirasi terhadap semua pemabaca

Namlea , 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah .........................................................................................

C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Masa Reformasi .............................................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................

B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis finalsial Asia yang terjadi sejak tahun 1997 menyebabkan ekonomi Indonesia
melemah. Keadaan memburuk. Adanya sistem monopoli di bidang perdagangan, jasa, dan usaha.
Pada masa orde baru, orang-orang dekat dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas
dan kesempatan bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan usahanya.Terjadi krisis
moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha.
Banyak perusahaan yang ditutup sehimgga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan amgka
pengangguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan.
KKN semakin merajarela, ketidak adilan dalam bidang hukum, pemerintahan orde baru yang
otoriter (tidak demokrasi) dan tertutup, besarnya peranan militer dalam orde baru, adanya 5 paket
UU serta memunculkan demonstrasi yang digerakkan oleh mahsiswa. Tuntutan utama kaum
demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demonstrasi besar-besaran dilakukan
di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998.

B. Rumusan masalah
1. Masa Reformasi

C. Tujuan
2. Untuk mengetahui Masa Reformasi
BAB II
PEMBAHASAN

Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama menjadi


perikehidupan baru yang lebih baik. Terjadinya peristiwa reformasi merupakan hal yang sudah
dirunggu-tunggu oleh seluruh bangsa Indonesia mengingat banyak penderitaan yang sudah
mereka alami selama berada dibawah keotoriteran seorang Soeharto. Peristiwa reformasi ini
diwujudkan dengan mengundurkan dirinya Soeharto dari jabatan sebagai presiden Republik
Indonesia.
A. FAKTOR PENYEBAB PERISTIWA REFORMASI
Banyak hal yang mendorong terjadinya peristiwa reformasi,yaitu terjadinya berbagai
macam krisis. Terutama ketidakadilan dalam bidang politik,ekonomi dan hokum. Tekad
Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan
Pancasiladan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan
dalam mengendalikan pemerintahan,muncul suatu keinginan untuk terus menerus
mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan akses-akses nagatif,
yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan
dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada
UUD 1945,banyak dilakukan pada pemerintahan masa orde baru.
1. Krisis Politik
Permasalahan politik muncul karena demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan
semestinya, sehingga terdapat kesan bahwa kedaulatan berada di tangan pihak/kelompok
tertentu bahkan lebih banyak dipegang oleh kelompok penguasa. Segala kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah orde baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan
demokrasi Pancasila,namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka
mempertahankan kekuasaan penguasanya (Soeharto). Padahal dalam UUD 1945 Pasal 2
telah disebutkan bahwa “kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh MPR”. Pada dasarnya secara hokum kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR
sebagai wakil-wakil rakyat, namun faktanya angora MPR sudah diatur dan di
rekayasa,sehingga sebagian besar anggota MPR diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan ini mendorong munculnya rasa tidak percaya dari masyarakat terhadap
wakil-wakil mereka tersebut (MPR & DPR). Ketidakpercayaan tersebutlah yang
mendorong munculnya gerakan reformasi. Selain itu,pada masa orde baru pemerintah
juga tidak berhasil membangun kehidupan politik yang terbuka ,demokratis,jujur dan
adil. Pemerintah bersikap tertutup.otoriter dan personal. Masyarakat yang memnerikan
kritik terhadap pemerintah akan dianggap anti pemerintah,menghina kepala Negara,dan
anti pancasila. Akibatnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis tidak
terwujud. Golkar yang menjadi partai besar pada masa itu doperalat oleh pemerintah orde
baru untuk mengamankan kehendak penguasa.
Kehidupan politik pada masa orde baru memang bersifat represif, yaitu adanya
tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir
kritis,dimana cirri-ciri kehidupan politik yang represif diantaranya adalah :
a. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai
tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).
b. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau demokrasi
rekayasa
c. Terjadinya KKN yang merajalela dan masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk
mengontrolnya.
d. Pelaksanaan dwi fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga Negara sipil
untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintah
e. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Mekipun Soeharto terpilih
menjadi presiden melalui sidang Umum MPR namun pemilihan tersebut merupakan
hasil rekayasa dan tidak demokratis.
Gerakan reformasi menuntut terjadinya perombakan/reformasi total disegala
bidang termasuk keanggotaan MPR,DPR yang menurut masyarakat sarat dengan unsure
KKN. Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima
paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan,yaitu
diantaranya :
a. UU No 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
b. UU No 2 Tahun 1985 tentang Susunan,Kedudukan,Tugas,dan Wewenang DPR/MPR
c. UU No 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
d. UU No 5 Tahun 1985 tentang Referendum
e. UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa
Kondisi dan situasi politik di Indonesia semakin memburuk setelah terjadinya
peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat
terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi Indonesia. Krisis politik sebagai
salah satu factor pendorong reformasi bukan hanya menyangkut masalah internal PDI
saja namun masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat
maupun pemerintah Indonesia. Pada masa itu sikap pemerintah akan sangat keras
terhadap siapapun yang berani memberikan kritik maupun menentang terhadap kebijakan
pemerintah. Selain itu masyarakat juga menuntut adanya pembatasan masa jabatan
presiden.
2. Krisis Hukum
Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada
bidang politik. Dalam bidang hukum pun, pemerintah melakukan intervensi.
Artinya,kekuasaan peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para
penguasa dan bukan untuk melayani masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum
sering dijadikan alat pembenaran para penguasa.
Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan pasa 24 UUD 1945 yang
menyatakanbahwa”kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari
kekuasaan pemerintah (eksekutif)”. Dengan adanya ketidakadilan-ketidakadilan di bidang
hokum tersebut mendorong masyarakat untuk menuntut adanya reformasi. Mahasiswa
sebagai salah satu motor penggerak adanya reformasi juga melakukan tuntutan dalam
bidang hokum agar dapat menddudukkan masalah-masalah hokum pada kedudukan atau
posisi yang sesunggunya.
3. Krisis Ekonomi
Dengan adanya krisis yang melanda Negara-negara Asia Tenggara pada bulan Juli
1996 ternyata juga mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Indonesia belum
mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali
dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 1
Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00per dollar
Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat turun menjadi Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai
tukarrupiah terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah maka pertumnbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin lesu. Akibatnya
banyak perusahaan ditutup yang berimbas pada naiknya jumlah pengangguran dan
naiknya tingkat kemiskinan. Selain itu,daya beli menjadi rendah dan sulit mencari bahan-
bahan kebutuhan pokok.
Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan
dilikuidasikannya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk membantu
bank bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Penyehatan Perbankan Nasional
(KLBI). Namun usaha yang dilakukan pemerintah ini tidak memberikan hasil karena
pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak dapat
dikembalikan begitu saja.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai
kondisi, seperti:
a. Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya krisis
ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya hutang Negara (hutang swasta),
tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis
ekonomi. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 Februari 1998 mencapai
63,462 miliar dollar AS,sedangkan hutang swasta mencapai 73,962 miliar dollar AS.
Akibat dari hutang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia
semakin menipis.keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan
Indonesia yang dianggap tidak sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta tingginya
kredit macet.
b. Industrialisasi
Pemerintah Orde Baru ingin menjadikan negara RI sebagai Negara industri.
Keinginan itu tidak sesuai dengan kondisi nyata masyarakat Indonesia. Masyarakat
Indonesia merupakan sebuah masyarakat agraris dengan tingkat pendidikan yang
sangat rendah (rata-rata).
c. Pemerintahan Sentralistik
Pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik sifatnya sehingga semua kebijakan
ditentukan dari Jakarta. Oleh karena itu, peranan pemerintah pusat sangat menentukan
dan pemerintah daerah hanya sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat.
Pelaksanaan poitik sentralistik ini terlihat dari sebagian besar kekayaan di daerah-
daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat
di daerah terhada[p pemerintah pusat.
Krisis moneter tidak hanya menimbulakan kesulitan keuangan Negara tetapi juga
telah menghancurkan keuangan nasional. Mamasuki tahun anggaran 1998/1999 krisis
moneter yelah mempengaruhi aktivitas ekonomi lainnya. Kondidsi perekonomian
semakin memburuk karena pada akhir 1997 persediaan sembako di pasaran mulai
menipis. Hal ini mengakibatkan harga-harga barang naik secara tidak terkendali.
Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat.
Untuk mengatasi kesulitan moneter,pemerintah meminta bantuan IMF. Namun
kucuran dana daii IMF yang sangat diharapkan oleh pemerintah belum terrealisasi
walaupun pada tanggal 15 Januari 1998 Indonesia telah ,menandatangani 50 butir
kesepakatan (letter of intent atau LOL) dengan IMF. Beban kehidupan masyarakat pun
semakin berat ketika pada tanggal 12 Mei 1998 pemerintah mengumumkan kenaikan
ongkos angkutan dan BBM. Dengan itu,barang kebutuhan ikut naik dan masyarakat
semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup.
4. Krisis Kepercayaan
Dengan adanya krisis ekonomi.politik dan hokum mengakibatkan adanya krisis
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat menjadi hilang kepercayaan
kepada pemerintah. Dengan adanya berbagai penderitaan ekonomi dan politik yang
dialami masyarakat mendorong terjadinya perilaku negative dan anarkhis. Beban yang
semakin berat serta tidak adanya kepastian kapan berakhirnya penederitaan yang mereka
alami mengakibatkan masyarakat frustasi dan semakin membuat masyarakat tidak
percaya kepada pemerintah. Ketidakpuasan ini ditunjukkan dengan melakukan
demonstrasi besar-besaran yang banyak berakhir pada kerusuhan yang memakan banyak
korban di beberapa daerah.
B. KRONOLOGIS PERISTIWA REFORMASI/BERAKHIRNYA MASA JABATAN
SOEHARTO
a. 22 Januari 1998
Rupiah tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.
b. 12 Februari 1998
Soeharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
c. 5 Maret 1998
20 Mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi gedung DPR/MPR untuk menyatakan
penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang
Umum MPR dan menyerahkan agenda Reformasi Nasional. Mereka diterima oleh fraksi
ABRI.
d. 10 Maret 1998
Soeharto terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kali dengan
menggandeng B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden.
e. 14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan cabinet baru yang dibamai dengan Kabinet Pembangunan
VII.Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana terpilih sebagai menteri.
f. 1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi
Dahlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
g. 2 Mei 1998
Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi
bisa dilakukan sejak sekarang (1998).
h. 4 Mei 1998
Harga BBM meroket 71%, disusul 3 hari kerusuhan di Medan dengan korban sedikitnya
6 meninggal.
i. 7 Mei 1998
Peristiwa Cimanggis, bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di
kampus Fakultas Teknik Universitas Jayabaya,Cimanggis yang mengakibatkan
sedikitnya 52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di antaranya terkena
tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat pentungan rotan
dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
j. 8 Mei 1998
Peristiwa Gejayan, 1 mahasiswa Yogyakarta tewas terbunuh.
k. 9 Mei 1998
Soeharto Berangkat seminggu ke Mesir untuk menghadiri pertemuanKTT G-15. Ini
merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
l. 12 Mei 1998
Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.
m. 13Mei1998
Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di kota Solo. Soeharto
yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir,
memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka
dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai presiden. Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.
n. 14 Mei 1998
Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota-kota di Indonesia, demonstran
mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
o. 18 Mei 1998
Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko, meminta Soeharto untuk turun dari
jabatannya sebagai presiden. Jenderal Wiranto mengatakan bahwa
pernyataan Harmoko tidak mempunyai dasar hokum. Wiranto mengusulkan
pembentukan "Dewan Reformasi". Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ, Forum
Kota, UI dan HMI MPO memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR.
Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR.
p. 19 Mei 1998
Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia tidak akan turun dari jabatannya, tetapi
menjanjikan pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya. Beberapa tokoh Muslim,
termasuk Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, bertemu dengan Soeharto.
Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta. Dilaporkan Bentrokan terjadi
dalam demonstrasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
q. 20 Mei 1998
Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di Monas, setelah 80.000
tentara bersiaga di kawasan Monas. 500.000 orang berdemonstrasi di Yogyakarta,
termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya juga terjadi di
Surakarta, Medan, Bandung. Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan
diri pada Jumat, 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Sebelas
menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk Ginandjar Kartasasmita, milyuner kayu
Bob Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin.
r. 21 Mei 1998
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Kamis 21 Mei 1998 pukul
9.00 WIB di Istana Merdeka. Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru
Indonesia. Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan
mantan-mantan presiden. Terjadi perdebatan tentang proses transisi ini. Yusril Ihza
Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan
adalah sah dan konstitusional.
s. 22Mei1998
Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi". Letjen Prabowo Subiyanto
dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi
antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol danAtribut keagamaan dengan
mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa
Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari
Gedung DPR/MPR ke Universitas AtmaJaya.
C. TOKOH-TOKOH REFORMASI
Terdapat nama-nama yang mencuat seiring terjadinya peristiwa reformasi, dimana
mereka dianggap sebagai pahlawan proklamasi yang kedua oleh masyarakat. Mereka adalah
BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY). Mereka dianggap sebagai pahlawan yang akan membawa masyarakat
kearah kehidupan yang leih baik dalam tatanan Indonesia yang baru. Namun kenyataannya
banyk sekali penyimpangan yang terjadi.
BJ Habibie
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana
Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu,
Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi.
Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk
mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya
wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak
populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan Habibie sering
dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Pada pemilu yang diselenggarakan pada 1999 partai PDI-P pimpinan Megawati
Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden
masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden.
Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu, terpilih
kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4.

Megawati sendiri dipilih Gus Dur sebagai wakil presiden. Masa pemerintahan
Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang makin berkembang
di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang
ditentang oleh MPR/DPR. Beberapa catatan penting pada masa pemerintahan Gus Dur
diantaranya adalah : Tingginya jadwal kunjungan keluar negeri tanpa memberikan nilai lebih
untuk negeri ini, Meningkatnya secara tajam pembabatan hutan di negeri ini, yang
dampaknya dapat kita rasasakan akhir-akhir ini, dan Impotennya fungsi ABRI dan nyaris
tergantikan oleh pasukan khusus yang dibuat oleh Gus Dur dengan nama Pagar Nusa, dimana
keberadaan “pasukan khusus” ini sering menimbulkan keresahan dimasyarakat.
Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan meminta
Gus Dur untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi. Di bawah tekanan yang besar,
Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden
Megawati Soekarnoputri. Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara
resmi diumumkan menjadi presiden Indonesia yang ke 5.
Megawati Soekarno Puteri

Megawati dilantik di tengah harapan akan membawa perubahan kepada Indonesia


karena merupakan putri presiden pertama Indonesia, Soekarno. Meski ekonomi Indonesia
mengalami banyak perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil, namun
Indonesia pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti
dalam bidang-bidang lain.

Selain itu juga terdapat beberapa catatan penting pada masa pemerintahan Megawati
yang tentunya masi teringat dengan jelas di pikiran seluruh rakyatIndonesia. Diantaranya
adalah : Terlalu masuknya Taufik Kiemas dalam urusan kenegaraan menjadikan Republik ini
seakan dipimpin oleh dua Presiden. Hal ini Nampak dari tidak adanya ketegasan Megawati
dalam setiap keputusan yang diambilnya selaku Presiden RI. Dalam kepemimpinan
Megawati inilah juga asset-aset Negara yang penting serta vital banyak terjual kepihak asing.
Diantaranya adalah Blok Cepu. Sebuah keputusan yang sangat merugikan negeri ini.
Popularitas Megawati yang awalnya tinggi di mata masyarakat Indonesia, menurun
seiring dengan waktu. Hal ini ditambah dengan sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan
masyarakat sehingga mungkin membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang 'dingin'.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan
pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan untuk mempertahankan kekuasaannya
sebagai seorang Presiden Republik Indonesia.
Susilo Bambang Yudhoyono
Pada tahun 2004, Indonesia menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung
pertamanya. Ujian berat dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih bisa
diterima mayoritas penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari partai baru
bernama Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, muncul sebagai saingan yang hebat
baginya. Partai Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat
dengan pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan menjanjikan perubahan kepada
Indonesia. Karisma Yudhoyono berhasil menarik hati mayoritas pemilih dan Demokrat
memenangkan pemilu legislatif pada awal 2004, yang diikuti kemenangan Yudhoyono pada
pemilihan presiden.

D. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PADA MASA REFORMASI


Kebijakan Pada Masa Pemerintahan BJ.Habibie
Kebijakan yang diambil pada masa pemeintahan BJ Habibie diantaranya adalah :
a. Kebijakan dalam bidang politik dan hukum
Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa
Orde Baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Undang undang
tersebu adalah :
1. UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.
2. UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
3. UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR
b. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
Pada tanggal 22 Mei 1998 Habibie membentuk cabinet baru yang dinamai Kabinet
Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri dan para menteri
tersebut diambil daari unsure unsure militer (ABRI),Golkar,PPP dan PDI.
c. Mengatasi masalah dwifungsi ABRI
Setelah dilaksanakannya reformasi, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR mulai
dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain yang
ditempuh adalah pemisahan angkatan yang semula terdiri atas Angkatan darat, laut, udara
serta kepolisian. Kemudian Polri berubah menjadi Kepolisian Negara dan istilah ABRI
pun berubah menjadi TNI yang terdiri atas angkatan darat, laut dan udara. Mulai tanggal
15 Mei 1999.
d. Mengadakan Sidang Istimewa.
Sidang Istimewa yang dilaksanakan 10-13 November 1998 diharapkan MPR benar-benar
menyurahkan aspirasi masyarakat dengan perdebatan yang lebih terbuka dan dapat
menampung aspirasi masyarakat. Hasil rapat tersebut menghasilkan 12 ketetapan.
e. Kebijakan dalam bidang ekonomi

Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan,


pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya
pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Tidak Sehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Selain itu, yang dilakukan Habibie adalah merekapitulasi perbankan, merekonstruksi
perekonoian Indonesia, melikuidasi bank bank yang bermasalah, menaikkan nilai tukar
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga dibawah Rp 10.000, dan
mengimplementasikan reformasi yang diisyaratkan IMF.
f. Kebijakan menyampaikan pendapat dan pers

Kebebasan menyampaikan pendapat terlihat dari munculnya partai-partai politik dari


berbagai golongan dan ideologi. Masyarakat bisa menyampaikan kritik secara terbuka
kepada pemerintah. Di samping kebebasan dalam menyatakan pendapat, kebebasan juga
diberikan kepada pers. Reformasi dalam pers dilakukan dengan cara menyederhanakan
permohonan Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP).
g. Pelaksanaan pemilu

Pada masa pemerintahan Habibie, berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang


damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai
politik.

Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Abdur Rahman Wahid


a. Meneruskan kehidupan yang lebih demokratis seperti pemerintahan selanjutnya.
Diantaranya dengan memberikan kebebasan berpendapat dikalangan masyarakat
minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan kembali budaya Tiong Hoa.
b. Merestrukturisasi lembaga pemerintahan
Dilakukan dengan menghapus departemen yang dianggap tidak efisien diantaranya
adalah menghilangkan departemen penerangan dan social untuk emngurangi
pengeluaran anggaran, membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri
a. Memilih dan menetapkan
Dilakukan dengan meningkatkan kerukunan antr elemen bangsa dan menjaga
persatuan dan kesatuan. Namun usaha ini terganggu dengan terjadinya Peristiwa Bom
Bali yang mengakibatkan turunnya kepercayaan internasional.
b. Membangun tatanan politik yang baru
Diwujudkan dengan dikeluarkanny UU tentang Pemilu, susunan dan kedudukan
MPR/DPR dan pemilihan presiden dan wakil presiden.
c. Menjaga keutuhan NKRI
Menindak setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI seperti kasus ceh, Ambon,
Papua, dan Poso. Hal tersebut diberi perhatian karena mengingat telah lepasnya
Timor Timor dari RI.
d. Melanjutkan Amandemen 1945
Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan perubahan zaman.
e. Meluruskan otonomi daerah
Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbylkan penafsiran yang berbeda
tentang pelaksanaan otonomi daerah sehingga pelurusan dilakukan denganpembinaan
terhadap daerah.
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
a. Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN
b. Konversi minyak tanah ke gas.
c. Memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai)
d. Pembayaran utang secara bertahap terhadap badan PBB
e. Buy Back saham BUMN
f. Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil
g. Subsidi BBM
h. Memudahkan prosedur bagi inverstor asing untuk berinvestasi di Indonesia
i. Meningkatkan sector pariwisata dengan mencanangkan Visit Indonesia 2008
j. Pemberian bibit unggul terhadap petani
k. Pemberantasan korupsi melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama menjadi


perikehidupan baru yang lebih baik. Factor penyebab terjadinya peristiwa Reformasi adalah
karena adanya Krisis Politik, Ekonomi, Hukum dan Kepercayaan. Terjadiny peristiwa reformasi
karena didorong oleh beberapa krisis tadi mendorong aksi mahasiswa menuntut reformasi demi
kehidupan yang lbih baik mengingat akan banyaknya penderitaan yang sudah dialami oleh
rakyat. Karena paksaan dari berbagai pihak itulah akhirnya Presiden Soeharto mengundurkandiri
dari kedudukan presiden pada tanggal 21 Mei 1998 dan kemudian digantikan oleh BJ Habibie
sebagai presiden RI. Tokoh-tokoh yang namanuya mencuat sebagai tokoh Reformasi diantaranya
adalah BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan Susilo Bambang
Yudhoyono. Tokoh tokoh tersebut dianggap akan memperjuangkan kesejahteraan rakyat,rakyat
banyak menggantngkan nasib kepada tokoh-tokoh tersebut. Namun pada kenyataannya sebagian
besar dari mereka hanya menjadikan momen kekuasaan mereka sebagai jembatan emas menuju
jabatan RI-1 (Presiden,Penguasa). Kebanyakan dari mereka tidak terlalu banyak merubah nasib
rakyat dilihat dari masih banyaknya masalah yang terjadi pada masa mereka. Terdapat beberapa
kebijakan yang dibuat pada masa Reformasi,mulai dari masa pemerintahan Habibie hingga
Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelesaikan beberapa masalah dalam boding politik,
hokum, ekonomi, dan social.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyati.2008.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:UNY PRESS


Budiarjo,Miriam.2008.Dasar Dasar Ilmu Politik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai