Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH : ANATOMI TUMBUHAN

DOSEN PENGAMPU : Wina Dyah Puspita Sari, S.Si., M.Si.

MINIRISET
Analisis Perbedaan Ciri Anatomi Daun Tumbuhan Darat
Dan Tumbuhan Air

OLEH

NAMA : ELIDA RAHMI


NIM : 4162220001
KELAS : BIOLOGI NONDIK A

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi
dan peran penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan
itu sendiri. Ciri khas dari daun, pada umumnya berwarna hijau bentuk dari daun
bagian besar adalah melebar, memiliki zat klorofil yang berguna untuk membantu
proses fotosintesis. Daun juga mempunyai mempunyai bagian-bagian yang
berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di
pelajari dan di pahami secara mendalam, maka manusia akan menyadari betapa
pentingnya daun pada tumbuhan. Sehingga secara tidak langsung manusia juga
dapat mengetahui batapa penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup.
Pada lingkungan informal manusia secara umum mengetahui bentuk dari daun,
namun pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui dan mengenal daun secara
spesifik.
Tapi pada lingkungan formal, manusia dapat mengenal dan mengetahui
pentingnya daun pada tumbuhan secar spesifik, sehingga proses pembelajaran dari
setiap lembaga formal yang time scedokan, harus banyak mengarah pada kagiatan
penelitian dan praktikum sehingga proses pedalaman materi pada bidang-bidang
tertentu selalu ada.
Biasanya manusia awam hanya mengenal daun secara morfologi namun
kali ini kami akan mengupas daun secara anatomi agar manusia dapat
memahaminya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni :
a. Mengidentifikasi ciri anatomi tumbuhan darat (monokotil dan dikotil )
b. Mengidentifikasi ciri anatomi daun tumbuhan air ( hidrofit )
c. Mengidentifikasi perbedaan ciri khas anatomi daun tumbuhan darat
dan air
1.3 Rumusan Permasalahan
Adapun rumusan permasalahan dalam makalah ini yakni :
a. Bagaimana struktur jaringan dalam daun?
b. Bagaimana perbedaan struktur daun monokotil dan dikotil?
c. Bagaimana bentuk adaptasi daun tumbuhan xerofit dan hidrofit?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Struktur dan fungsi daun


Struktur umum
Organ tumbuhan, seperti hal organ pada hewan tersusun atas jaringan
(sekelompok sel yang mrmpunyai keaktifan khas ). Jaringan tersusun atas sel.
Secara umum organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga.
Daun merupakan istilah yang digunakan untuk bagian tumbuhan
yang bentuknya seperti lembaran pipih dan umumnya berwarna hijau
bilaterpapar cahayadan udara.
Daun terdiri atas tiga sistem jaringan. Helai daun ( lamina ) terdiri
atas selapis epidermis pelindung, bagian jaringan dasar parenkim yang
dikenal sebagai mesofil dan terdiri atas stuktur luar dan struktur dalam daun
yang berkaitan dengan perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi.
Ciri-ciri Daun :
Pada umumnya daun pipih, melebar atau meluas dan berwarna hijau. Helaian
daun yang luas sangat membantu dalam menangkap energi matahari dan CO2. Cirri
tersebut tentu sesuai dengan fungsinya. Ada 4 macam jaringan pada organ daun,
yaitu jaringan epidermis, jaringan tiang, jaringan bunga karang, dan jaringan
pengangkutan. Lihat gambar!
a. Stuktur jaringan luar daun terdiri dari :
- Helaian daun ( lamina )
Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas
menarik perhatian. Maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk
helaian di sebut pula sebagai sifat daunnya. Contoh : jika kita mengatakan
daun nangka jorong sesungguhnya yang jorong itu bukan daunnya melainkan
helaiannya.
- Tangkai daun ( petioulus )
Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung pelayannya dan
bertugas untuk mendapatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa
hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.
- Pelepah daun ( folius )
Daun yang berupih hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong
dalam tumbuhan yang berbiji tunggal ( monokotil ) pelepah daun
mempunyai fungsi untuk Sebagai pelindung kuncup yang mudah, seperti
dapat di lihat pada tanaman tebu (Seccharum Officinnarum L). Memberi
kekuatan pada tanaman.
Daun yang memilki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya
daun pisang dan talas. Daun yang tidak memiliki satu bagian daun disebut daun
tidak sempurna.
b. Struktur jaringan dalam daun umumnya tersusun atas :
1. Epidermis merupakan lapisan terluar yang menutup permukaan atas dan
bawah daun. Fungsinga adalah untuk melindungi jaringan daun yang ada
dibawahnya. Epidermis juga dilapisi lapisan lilin atau kutikula yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan yang lebih besar,
bagaian tertentu beberapa sel epdirmis berupa menjadi stomata atau
mulut daun yang berfungsi untuk pertukaran gas. Untuk daun yang
tumbuh mendatar stomata biasanya terdapat banyak di bagian bawah
permukaan daun, sedangkan untuk daun yang posisinya tegak stomata
terdapat pada bagian kedua sisi daun dan untuk tumbuhan air stomata
banyak ditemukan pada bagian atas permukaan daun.
2. Jaringan parenkim jaringan ini terdiri dari jaringan palisade atau
jaringan tiang dan jaringan bunga karang atau spon. Kedua jaringan tadi
merupakan jaringan mesofil atau daging daun. Pada jaringan ini pula
terdapat klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintesis.
3. Jaringan Pengangkut jaringan ini terdapat pada tulang daun, jaringan
pengangkut ini berupa jaringan floem dan xylem yang merupakan
kelanjutan dari jaringan pengangkut pada akar, batang kemudian berakhir
pada ujung atau tepi daun, yang berfungsi sebagai alat transport dan
sebagai penguat daun.
4. Jaringan tambahan daun, jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus
yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan
kelenjar.

B. Struktur jaringan daun sejati


Daun sejati adalah daun yang memiliki helaian daun, pelepah daun dan
tangkai daun atau sering disebut daun lengkap. Terdiri atas jaringan :
1) Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami
penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis
terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada
yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya
terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula
yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Alat-alat tambahan
yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel
kipas.

2) Mesofil Daun (Jaringan dasar)


Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan
banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi
menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan
bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak
kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur,
bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.

3) Berkas Pengangkut Daun


Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai
alat transpor dan sebagai penguat daun.

4) Jaringan Tambahan Daun


Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat
pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

C. Variasi daun
a. Kelengkapan daun
Daun lengkap yaitu daun yang terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai
daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun yang tidak lengkap adalah daun
yang tidak mempunyai satu atau dua bagian dari bagian-bagian tersebut. Ada
beberapa macam daun yang tidak lengkap, yaitu :
Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun bertangkai
Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun duduk.berupih.
Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.
Terdiri dari tangkai daun saja disebut helaian daun semu atau palsu.

b. Bangun (bentuk) daun (Circumscriptio)


Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun dapat
dibedakan atas 4 golongan yaitu :
A. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
1. Jika panjang : lebar = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada
teratai besar (Jatropa curcas).
2. Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti
pada nangka (Arthrocarpus communis).
3. Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada
srikaya (Annona squamosa)
4. Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus)
5. Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus),
contoh pada keladi (Caladium bicolor).

B. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah daun


1. Pangkal daun tidak bertoreh
a. Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis)
b. Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga
pukul empat ( Mirabilis jalapa)
c. Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin
(Antigonon leptopus)
d. Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidaskl
sama panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang
(Pachyrrhizus erosus)
2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
a. Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk, seperti
pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).
b. Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
c. Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
d. Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
e. Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)

C. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun


1. Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara kauki)
2. Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa)
3. Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata)
4. Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber)

D. Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar
1. Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)
2. Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada
jagung (Zea mays)
3. Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya
dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana).
4. Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh
bagian kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii)
5. Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus
merkusii.

c. Ujung daun (apex folii)


Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu :
1. Jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip, maka disebut
ujung daun meruncing (acutus). Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat
memanjang, lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh pada
daun padi.
2. Jika pwertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka ujung daun disebut
meruncing (acuminatus). Ditemukan pada daun kembang sepatu.
3. Jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk sedut tumpul
maka ujung daun ini disebut tumpul (obtusus), ditemukan pada daun sawo
kecik.
4. Jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka disebut ujung
daun daun membulat (rotundatus).
5. Jika ujung daun rata disebut romping (truncates), contoh pada daun jambu
monyet.
6. Jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah (retusus), contoh pada
daun saliguri (Sida retusa)
7. Jika ujung daun berduri naka disebut mucronatus, contoh daun nenas seberang.
8. Jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya ditemukan pada
ujung daun yang bersulur seperti kembang sunsang.
9. Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang seperti jarum
disebut aristatus
10. Jika pada daun yang bagian distalnya lbar dan terdapat ujung yang panjang
seperti jarum disebut caudatus.

d. Pangkal Daun (basis folii)


Untuk menentukan bentuk pangkal daun, kita terlebih dahulu
menghubungkan kedua tepi daun ke arah basal.
Adakalanya kedua tepi daun tidak menyatu pada pangkal daun karena
dibatasi oleh tangkai daun. Berdasarkan ini maka bentuk bentuk pangkal daun
dapat dijumpai sebagai berikut :

1. Pangkal daun yang tidak menyatu


a. Runcing / acutus
b. Meruncing / acuminatus
c. Tumpul / obtusus
d. Membulat / rotundatus
e. Rompang atau rata / truncatus
f. Berlekuk / emarginatus
g. Hestatus
2. Kedua tepi daun menyatu (connatus)
3. Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada
dihadapannya disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun
menyatu dan mengelilingi batang disebut perfoliolatus.

e. Tulang Daun (nervus)


Fungsi tulang daun adalah:
1) Memperkuat daun seperti halnya tulang tulang hewan dan manusia, oleh
sebab itu tulang daun disebut juga rangka daun
2) Transportasi zat zat karena tulang daun itu sesungguhnya adalah berkas
pembuluh angkut.
Berdasarakan besar kecilnya tulang daun, dapat dibedakan menjadi
1) Ibu tulang daun (costa), ukuran terbesar, merupakan terusan dari tangkai
daun, biasanya membagi daun menjadi dua bagian.
2) Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang keluar dari ibu
tulang daun.
3) Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil yang tersusun seperti jala atau
sejajar.
Sistem tulang daun menunjukkan cara tulang daun tersusun dalam helaian
daun. Menurut susunan tulang daunnya dikenal:
1. Jika tulang daun terpencar ke arah tepi daun
a. Bertulang menjari / palminervis, cabang tulang daun terpencar dari satu
titik pada pangkal ibu tulang.
b. Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang ibu tulang
daun.
2. Jika di bagian atas ujung daun tulang tulang menyatu
a. Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada daun rumput
rumputan
b. Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan pada hampir
semua Melastomataceae.
Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai pertulangan sejajar dan
melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai pertulangan menyirip dan
menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada tumbuhan monokotil umumnya
mempunyai vena sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai vena seperti
jala. Namun terkadang pada beberapa jenis, ditemukan pengecualian terhadap hal
yang umum di atas.

f. Tepi Helaian Daun


Berdasarkan torehan yang ada pada daun suatu tumbuhan, maka daun dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu daun dengan pinggiran rata / intinger dan
daun dengan torehan pada tepinya / divisus.
Torehan pada pinggir daun sangat beraneka ragam sifatnya, berdasarkan
dalam atau tidaknya torehan pingir daun dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
1. Torehan merdeka, maksudnya bangun daun tidak dipengaruhi oleh torehan itu.
Seringkali torehan tidak berkaitan dengan ibu tulang daun atau cabang tulang
daun.
2. Torehan mempengaruhi bentuk, tepi daun mengubah bangun umum daun. Torehan
biasanya terjadi diantara tulang tulang cabang dengan tulang daun utama.
Lekukan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta tonjolannya
disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan angulusnya, maka pinggir
daun dengan torehan merdeka dapat dibedakan atas:
1. Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama sama runcing.
2. Bergerigi ganda / biserratus, jika angulus pada daun yang bergerigi mempunyai
gerigi lagi.
3. Berombak / repandus, jika sinus dan angulusnya sama sama tumpul
4. Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
5. Beringgit / crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul.

Pada pinggir daun yang mempengaruhi bentuk, berdasarkan dalamnya


torehan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Berlekuk / lobatus, dalam torehan kurang dari setengah panjang tulang cabang.
2. Bercangap / fissus, dalam torehan sampai dengan setengah panjang tulang cabang.
3. Berbagi / partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang tulang cabang.

Berdasarkan macam torehan serta hubungannya dengan pertulangan daun


itu sendiri maka pinggir daun dapat berbentuk:
1. Palmatilobus / berlekuk menjari
2. Palmatividus / bercangap menjari
3. Palmatipartitus / berbagi menjari
4. Pinnatilobus / berlekuk menyirip
5. Pinnatividus / bercangap menyirip
6. Pinnatipartitus / berbagi menyirip

g. Daging Daun (Intervenium)


Tebal dan tipisnya daun disebabkan kerja dari meristem papan.
Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi :
1. Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum australe
2. Seprti kertas (papyraceus atau chartaceus), ex. Musa paradisiacal
3. Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale
4. Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera
5. Seperti kulit atau tulang, ex.Calophyllum inophylum
6. Berdaging (carnosus), ex. Aloe sp
h. Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat
fotosintesis, naun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning
kecoklatan dan lain lain.
Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan
karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil.
Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa,
karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang
tidak sama dengan daun yang sudah dewasa.

i. Permukaan Daun
Permukaan atas daun biasanya berwarna lebih hijau dan mengkilat
dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang kadang permukaan daun
dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan lain lain.
Berdasarkan hal yang demikian maka permukaan daun dibedakan atas:
1. Licin (laevis), dapat terlihat mengkilat(nitidus), suram(opacus) atau juga
berselaput lilin (pruinosus).
2. Gundul (glaber)
3. Kasap (scaber)
4. Berkerut (rugosus)
5. Berbingkul bingkul (bullatus), seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar.
6. Berambut (pilus)
a. Berambut (pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan
jarang).
b. Berambut panjang (villosus), rambut panjang dan lunak.
c. Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat.
d. Berambut kasar (hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar.
e. Berambut bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang.
f. Berambut duri (sedtotus), rambut amat kaku dan tegar.
g. Berambut bulu (plumosus), rambut seperti bulu yakni rambut yang
masing masing berambut lagi.
h. Berambut empuk (pubescens), rambut pendek, lunak merapat pada
permukaan.
i. Berambut sutera (sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan
mengkilap.
j. Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur.
k. Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur
namun padat membentuk suatu lapisan padat.
l. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus), jika rambut kaku dan
merapat ke permukaan.
7. Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.

j. Pelipatan Daun
Macam macam cara pelipatan daun:
1. Conduplicate, daun melipat di sepanjang ibu tulang daun.
2. Plicate, daun melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang daun secara
longitudinal dalam bentuk zig zag.
3. Circinate, daun menggulung dari ujung daun menuju dasar daun.
4. Convolute / supervolute, daun menggulung dari salah satu pinggir daun,
sehingga menutupi bagian yang lain.
5. Involute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengahdaun pada
permukaan atas.
6. Revulute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengah pada
permukaan bawah daun.

k. Sendi Daun (pulvinus)


Yaitu bagian tangkai daun atau tangakai anak daun yang membengkak, baik
pada monokotil dan dikotil. Berfungsi sebagai engsel yang memungkinkan gerakan
bolak balik antara bagian daun tersebut. Engsel tersebut disebut sendi daun
(pulvinus), yang bisa juga ditemukan antara tangkai dan helaian daun dan helaian
anak daun.
Selain pulvinus, ada pembengkakan pada tangkai daun yang mirip dengan
pulvinus, tetapi hanya bisa merubah satu kali orientasi daun atau membentuk
kaitan sebagai bantuan untuk memanjat, sendi ini disebut pulvinoid.
Sendi absisi adalah bagian daun yang lemah dimana daun atau anak daun
atau sebagian tangkai daun atau rakhis akhirnya akan patah. Biasanya sisa sendi
absisi bisa dikenali dengan adanya cekungan yang melingkar disekeliling tempat
bekas daun. Sendi absisi seringkali membengkak, menandai bagian yang akan
patah atau berabsisi.

l. Daun Penumpu (stipula)


Merupakan lembaran serupa daun kecil atau tonjolan yang akan tumbuh
ketika kuncup masih kecil. Dapat segera tanggal atau tetap tinggal lebih lama.
Macam macam stipula :
1. Stipula liberae (daun penumpu bebas), daun penumpu ini bebas terletak di kanan
kiri pangkal daun.
2. Stipula adnate, daun penumpu ini melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun.
3. Stipula axillaris / stipula interpetiolaris, daun penumpu berlekatan menjadi satu di
dalam ketiak daun.
4. Stipula petiolo opposita / stipula antidroma, daun penumpu berlekatan menjadi
satu dan berhadapan dengan tangkai daun. Biasanya agak lebar sehingga
melingkari batang.
5. Stipula interpetiolaris, dua stipula yang berlekatan terletak diantara dua tangkai
daun. Biasanya terdapat pada daun yang duduk berhadapan pada satu buku.

b. Selaput Bumbung (ochrea)


Merupakan selaput tipis berbentuk tabung yang menyelubungi atau
mengelilingi pangkal suatu ruas batang. Sering dianggap sebagai daun penumpu.
Misalnya pada Ixora sp dan Morinda citrifolia.

m. Lidah lidah (ligula)


Merupakan suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih
dengan helaian daun pada rumput rumputan (Graminae). Fungsinya adalah untuk
mencegah masuknya air ke dalam ketiak daun, sehingga terhindar dari
pembusukan.

D. Variasi stuktur dan jaringan daun


Daun dapat dikelompokkan berdasarkan susunan atau struktur tertentu.
Daun memiliki jaringan epidermis, jaringan parenkim, berkas penangangkut daun,
dan jaringan tambahan daun.
Variasi struktur daun :
Bentuk helaian daun
Berdasarkan bentuk helaian daun atau dilihat dari posisi relative
bagian daun yang paling lebar daun.
Bentuk ujung daun
Susunan tulang daun
Menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar
Variasi jaringan daun :
Epidermis Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah,
berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya.
Jaringan Pagar atau Jaringan Tiang dikenal juga dengan istilah jaringan
palisade, merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
fotosintesis.
Jaringan bunga karang Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga
bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan
Berkas pembuluh angkut Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem
atau pembuluh tapis, pada dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
Xilem Berfungsi untuk mengangkut air dan garam yang diserap akar dari
dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis
Floem Berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan termasuk daun itu sendiri.
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil
CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai
hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2
dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan
mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma,
tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada
batang.
BAB III
METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian : Deskriktif eksploratif

b. Alat dan Bahan :


Alat :
1. Mikroskop dan perlengkapannya
2. Jarum preparat
3. Silet
Bahan :
1. Daun anggrek ( Orchidacea sp )
2. Daun Colocasia
3. Daun lili ( Lilium sp )
4. Daun bunga mentega ( Nerium oleaander )

c. Prosedur Kerja

Buatlah preparat irisan melintang pada masing-masing daun tumbuhan


yang telah disediakan.
Letakkan irisan melintang daun diatas objek glass dan tetesi air
Tutuplah preparat dengan cover glass
Letakkan diatas meja benda dan amati preparat tersebut
Amati dibawah mikroskop, dan ammati, seperti ; stomatanya, epidermis
nya , mesofil ataupun tipe daunnya.

d. Teknik Pengumpulan Data : Observasi ( Participant Observation)

e. Analisis Data : Analisis Deskriktif


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Hasil Penelitian

Perbesa
No Spesimen Gambar
ran

Daun anggrek
1 ( Orchidacea sp ) 10 x 0,25

Daun Colocasia
2 10 x 0,25

Daun lili
3 ( Lilium sp ) 10 x 0,25
Daun bunga
mentega
4 10 x 0,25
(Nerium oleaander )

Keterangan :

= Berkas Pengangkut = Endodermis = Epideermis


(atas)

= Mesofil = Flipodermis = Stomata

= Jaringan Palisade = Jaringan Spons = Epidemis


bawah

Pembahasan

Daun Aggrek ( Orchidaceae sp )

Pada pengamatan daun anggrek (Orchidaceae sp ) dengan perbesaran 10 x 0, 25


dapat terlihat mesofil, epidermis atas, dan stomata. Anggrek merupakan tumbuhan
monokoti, dimana pada tumbuhan monokotil , mesofil sering tidak menunjukkan
pemisahan antara palisade dan spons. Walaupun sel-sel yang dibawaah sel
epidermis sering tersusun lebih teratur dari lainnya( napitupulu, 2009 ).

Daun Colacasia sp

Pada pengamatn daun colacasia dengan perbesaran 10 x 0,25 dapat terlihat


jaringan epidermis atas, mesofil, jaringan palisade, dan jaringan spons. Daun
talas merupakan daun tumbuhan monokotiil. Daun terdiri dari sistem jaringan
dermal, yaitu diantaranya mesofil yang banyak mengandung kloroplas. Mesofil
dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang ( palisade ) dan
jaringan spons ( bunga karang ) . Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan
spons yang memiliki ruang antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah
sel yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun ( Hidayat, 1995 ).

Epidermis trlapisi olen lapisan yang tipis dan bening. Lapisan ini adalah lapisan
lilin yang menyebabkan epidrmis tidak mudah kemasukan air. Dari fenomena ini
sering kita lihat bahwa jika air itu akan tetap menggumpal dan tidak terserap oleh
daun dan akhirnya akan jatuh. Lapisan lilin inilah yang menyebabkan daun talas
seolah-olah olah anti air ( Loveless, 1987 ).

Daun lili ( Lilium sp )

Pada pengamatn daun lili dengan perbesaran 10 x 0,25 dapat terlihat jaringan
epidermis atas, epidermis bawah, jaringan palisade, dan jaringan spons. Daun lili
merupakan tumbuhan monokotil.

Daun bunga mentega ( Nerium oleander )

Pada pengamatan daun nerium oleander dengan perbesaran 10 x 0, 25 dapat


terlihat jaringan epidermis atas, epidermis bawah, stomata, mesofil, jaringan
palisade, dan jaringan spons. Daun ini merupakan tumbuhan dikotil. Sebagian
besar daun pada tumbuhan ini adalah dorsiventral. Daun ini terletak horizontal
dengan permukaan atas dan bawah yang berbeda. Epidermis pada daun ini
terdapat kutikula yang merupakan diferensiasi untuk mencegah tranpirasi
berlebihan dan melindungi dari luka. Stomata pada daun ini merupakan somata
kriptofor. Stomata pori-pori terbuka kedalam rongga sub stomata dalam mesofil
untuk memfasilitasi pertukaran gas.

Mesofil pada daun tumbuhan ini terdiri dari sel palisade yang bentuknya
memanjang dengan ukuran yang sama tampak seperti batang tersusun dalam
deretan sehingga tidak terdapat rongga antar sel. Sedangkan parenkim spons
bentuk dan ukurannya berbeda, letaknya tidak beraturan sehingga terddapat
rongga antarsel satu dengan yang lainnya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Jaringan penyusun pada tumbuhan dikotil dan monokotil yang
diketahu dari praktikum atau penelitian tidak jauh berbeda, pada kedua
jenis tanaman ini sama-sama ditemukan lapisan epidermis atas,
epidermis bawah, jaringan palisade, jaringan spons, stomta.
Perbedaan jaringan penyusun daun pada setiap tumbuhan yang
diamati adalah bentuknya atau strukturnya. Struktur jaringan penyusun
daun pada setiap tumbuhan memiliki bentuk-bentuk yang hampir
sama.
Dapat dilihat dari keempat tumbuhan, secara anatomi mesofil
tumbuhan dikotil memiliki jaringan palisade dan jaaringan spons
sedangkan pada tumbuhan monokotil pada jaringan mesofilnya hanya
terdapat jaringaan spons. .

b. Saran
Banyak hal yang dapat dipelajari dalam penelitian ini, maka penulis
menyarankan dalam menentukan atau mengamati struktur anatomi
daun pada setiap tumbuhan itu harus dilakukan dengan teliti agar
penelitian berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Djumhana, N., Wuryastuti, S., Hendrawati, Y. dan Peristiwati, 2006. Konsep


Dasar Biologi untuk SD. Bandung: UPI Press.

Mulyani Sri,E,S, 2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta: Kanisius


Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif, Biologi SMA / MA Kelas 11,
Bandung, Gajah Mada 2007.

Anda mungkin juga menyukai