Anda di halaman 1dari 5

IMUNOLOGI DASAR

Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta
sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas,
organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat
dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi
patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.
Sistem kekebalan tubuh dalam bahasa kedokteran disebut imunitas dan ilmu yang
mempelajari sistem kekebalan tubuh ini disebut imunologi. Sistem kekebalan tubuh yang
sempurna dapat mencegah berbagai macam organ termasuk saluran nafas dari berbagai
macam infeksi.
Pembagian system kekebalan tubuh manusia

Tingkat kekebalan tubuh juga bervariasi dari yang sangat sederhana sampai bentuk
kekebalan yang kompleks seperti pada manusia. Secara garis besar sistem kekebalan tubuh
manusia dibagi 2 jenis yaitu :
1. Sistem kekebalan tubuh tidak spesifik
2. Sistem kekebalan tubuh spesifik
Innate immunity, atau sering disebut imunitas alamiah, merupakan mekanisme
pertama yang akan terjadi saat infeksi berlangsung, terjadi secara cepat terhadap infeksi
mikrobia, dan terjadi antara jam ke-0 sampai jam ke-12 infeksi. Sistem imun turunan terdiri
dari berbagai sel dan mekanisme yang mempertahankan tubuh suatu organisme dari infeksi

organisme lain, secara non-spesifik. Ini berarti sel-sel dari sistem imun turunan mengenali
dan merespon patogen dalam cara yang umum, namun tidak seperti sistem imun adaptif,
sistem imun turunan tidak menyediakan kekebalan yang protektif dan jangka panjang bagi
organisme yang memilikinya. Sistem imun turunan menyediakan pertahanan menengah
melawan infeksi, dan dapat ditemukan pada semua tumbuhan dan hewan.
Sistem imun terdiri dari dua komponen utama yaitu sistem imun nonspesifik dan
spesifik. Sistem imun non spesifik merupakan sistem imun kekebalan lini pertama, menurut
Sherwood (2001) sistem imun bawaan atau sistem imun nonspesifik adalah respon
pertahanan inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing
atau abnormal dari jenis apapun, walaupun baru pertama kali terpajan. Respon ini
membentuk lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam, termasuk
agen infeksi, iritan kimiawi, dan cedera jaringan yang menyertai trauma mekanis atau luka
bakar termasuk dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Sistem ini disebut
nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu (Baratawidjaya, 2002).
Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan agen patogen atau
asing, tidak memiliki memori immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang singkat.
Elemen penting pada sistem imun nonspesifik adalah:
1. Anatomi tubuh sebagai barier terhadap infeksi
a. Faktor fisik
b. Faktor Kimia
c. Faktor biologis
2. Barier humoral terhadap infeksi
a. Sistem komplemen
a. Sistem koagulasi
b. Laktoferin dan transferin
c. Interferon
d. Lisozim
e. Interleukin-1
3. Barier seluler terhadap infeksi
Salah satu proses penting dalam inflamasi
polimorfonuklear dan makrofag ke tempat infeksi.

adalah

memobilisasi

sel

. Sifat-sifat Sistem Imun Nonspesifik


Sistem imun nonspesifik memiliki sifat:

1.

Resistensi tidak berubah oleh infeksi berulang

2.

Umumnya efektif terhadap semua zat asing

3.

Terjadi pada awal infeksi untuk menghancurkan virus, mencegah atau mengendalikan
infeksi

4.

Eksposur menyebabkan respon maksimal segera, berlangsung cepat

5.

Tidak ada memori imunologikal

6.

Respon tidak spesifik, umumnya efektif terhadap semua mikroba

Respon imun non spesifik


Sistem kekebalan non spesifik yang didapat sejak lahir secara non spesifik mampu
mempertahankan tubuh dari invasi senyawa atau mikroorganisme dan benda asing lain,
walaupun baru pertama kali terpapar. Respon imun seperti ini merupakan lini pertama
pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam tubuh, termasuk mikroorganisme,
iritan kimia dan cidera jaringan yang menyertai trauma mekanis atau luka bakar. Pertahanan
non spesifik yang bereaksi terhadap benda asing atau mikroorganisme yang masuk kedalam
tubuh adalah sebagai berikut :
1. Peradangan
2. Interferon
3. Sel pemusnah alami
4. Sistem makrofag dan sel fagosit lainnya.
Fagositosis
Fagositosis merupakan mekanisme perlawanan sel kekebalan terhadap invasi
mikroorganisme diluar sel. Sel yang berperan adalah makrofag dan leukosit

mikroorganisme polimurfornuklear (PMN). Kedua sel ini berasal dari sel primitif
sumsum tulang.
Proses fagositosis dan penghancuran mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh
terdiri dari :
a. Kemotaksis, yaitu suatu rangsangan kimiawi yang mendorong sel fagosit bergerak
kearah mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh.
b. Penempelan sel fagosit dengan mikroorganisme atau bahan asing lainnya.
c. Ingestion, yaitu suatu proses dimana sel fagosit memanjang membentuk pseupodia
an mengurung mikroorganisme.
d. Pembentukan fagosom
e. Digestion

Sistem Komplemen
Sistem Komplemen yaitu sekelompok protein plasma yang apabila diaktifkan secara
sekuensial dapat menghancurkan sel-sel asing dengan menyerang membran plasma.
Sistem komplemen secara non spesifik dapat diaktifkan oleh adanya benda asing.
Sistem ini jg dapat diaktifkan oleh antibodi yang dihasilkan sebagai bagian dari
respon imun spesifik terhadap mikroorganisme tertentu.
Pengaktifan sistem komplemen dapat terjadi oleh adanya berbagai rangsangan
substansi dan berlangsung melalui :
1. Jalur Klasik, aktifasi jalur klasik umumnya terjadi oleh adanya kompleks antigenantibodi atau agrerat imunoglobin, baik yang larut maupun yang melekat pada
permukaan sel.
2. Jalur alternatif, disebut jalur alternatif karena ditemukannya jalur klasik. Tidak
seperti jalur klasik, jalur alternatif dapat berlangsung tanpa diawali oleh
tebentuknya konpleks antigen-antibodi.
3. Jalur Lektin, jalur lektin merupakan jalur baru yang ditemukan pad aaktifasi
sistem komplemen. Apabila makrofag menelan bakteri, virus, atau bahan asing
lainnya pada proses fagositosis, maka makrofag akan mengeluarkan senyawa

kimia yang menstimulasi hati untuk memeproduksi lektin, yaitu senyawa protein
yang terikat pada karbohidrat.

Anda mungkin juga menyukai