Anda di halaman 1dari 29

Yunita Linawati, M.Sc.

, Apt

Excellent in Quality, Competitiveness, and

Sistem Komplemen
Merupakan sistem yang terdiri dari sejumlah
protein (>20 jenis protein) yang berperan
penting dalam reaksi imunitas.
Merupakan salah satu sistem imun yang
berfungsi dalam inflamasi, opsonisasi, dan
kerusakan (lisis) membran patogen.

Sistem Komplemen
Merupakan bagian dari sistem imun humoral
yang belum aktif dan dapat diaktifkan oleh
berbagai patogen.
Terdapat 9 komponen dasar komplemen, yaitu
C1-C9 yang bila diaktifkan, akan dipecah
menjadi bagian (fragmen) yang besar dan kecil
(C1q, C3a, C53b,dsb).

Sistem Komplemen
C1qrs
C2
C3a
dan
C5a

Meningkatkan permeabilitas vaskular


Mengaktifkan kinin
Kemotaksis yang mengarahkan leukosit,
anafilotoksin yang merangsang sel mast
melepas histamin dan mediator lain

C3b
C4a
C4b
C5-6-7
C8-9

Opsonin dan adherens imun


Anafilotoksin lemah
Opsonin
Kemotaksis
Melepas sitolisin yang dapat menghancurkan
sel (lisis)
4

Aktivasi Komplemen
Sistem komplemen diaktifkan melalui tiga jalur,
yaitu:
1. Aktivasi komplemen melalui jalur klasik
(The Classical Pathway ) diaktifkan oleh
kompleks antigen-antibodi.
2. Aktivasi
komplemen
melalui
jalur
alternatif (The Alternative Pathway)
diaktifkan oleh dinding sel patogen.
3. Aktivasi komplemen melalui jalur lektin
(The Lectin Pathway) diaktifkan oleh
bakteri.
5

Aktivasi Komplemen
Aktivasi komplemen melalui jalur alternatif
(Alternative pathway) dan lektin (Lectin pathway)
merupakan komponen sistem imun alamiah
(Innate immunity).
Aktivasi komplemen melalui jalur Klasik (The
Classical pathway) merupakan komponen
sistem imun didapat (adaptive immune).

Aktivasi Jalur Klasik (Classical Pathway)


Membutuhkan kompleks Antigen Antibodi.
C1 yang dicetuskan oleh kompleks antigenantibodi berikatan dengan fragmen cristalisable
(Fc) IgM dan IgG.
C1 (tidak memiliki sifat enzim) mengaktifkan C2
dan
C4,
selanjutnya
mengaktifkan
C3
(komplemen kunci).
Ig M dan IgG1, IgG2, IgG3 membentuk
kompleks imun dengan antigen, mengaktivasi
komplemen.

Aktivasi jalur lektin (Lectin Pathway)


Mannosa-Binding Lectin (MBL) adalah kolektin
yang dapat diikat melalui lektin oleh hidrat arang
mikroba.
Mannosa-Binding Lectin (MBL) berikatan
dengan gula manosa pada permukaan mikrobia
tertentu dan segera mengaktifkan C3.

Aktivasi Jalur Alternatif


(Alternative Pathway)
Aktivasi jalur alternatif dimulai dengan aktivasi
spontan C3 yang terjadi pada permukaan sel.
Jalur alternatif terjadi tanpa melalui tiga reaksi
pertama yang terjadi pada jalur klasik (C1, C2,
dan C4).

10

11

Reseptor Komplemen dan Efek Biologis


Reseptor

Ligan fragmen
komplemen

Tipe sel untuk


reseptor

CR1

C3b dan
iC4b

Fagosit
Eritrosit

CR2

iC3b

Sel B

CR3

iC3b

Fagosit

Adhesi seluler
Mengenal antigen dengan bantuan opsonin

CR4

iC3b

Fagosit

Mengenal antigen dengan bantuan opsonin

CR3a/
CR4a-R

C3a dan
C4a

Sel mast dan


basofil

Degranulasi yang melepas histamin dan


mediator inflamasi lain

C5a

Sel mast dan


basofil
Sel endotel
fagosit

Degranulasi yang melepas histamin dan


mediator inflamasi lain
Meningkatkan permeabilitas vaskular
Kemotaksis

CR5a-R

Fungsi interaksi ligan-reseptor


Mengenal antigen dengan bantuan opsonin
Klirens kompleks imun dalam sirkulasi
Infeksi EBV (Epstein Barr Virus)

12

Fungsi Komplemen
1. Inflamasi
Aktivasi komplemen C3 dan C5 menghasilkan
fragmen C3a dan C5a yang memacu
degranulasi sel mast dan atau basofil melepas
histamin.
Histamin akan meningkatkan permeabilitas
vaskuler, kontraksi otot polos, migrasi leukosit
dan keluarnya antibodi, opsonin dan komponen
komplemen ke jaringan inflamasi.

13

Aktifasi Komplemen pada Inflamasi


Komplemen

Aktivitas

C3a, C5a

Anafilatoksin melepas histamin & komplemen vasoaktif dari basofil


& sel mast meningkatkan permeabilitas vaskuler.

C3c, C3b,
C4b

Opsonisasi mengikat kompleks antigen-antibodi ke membran


makrofag & neutrofil meningkatkan fagositosis, mengikat
kompleks ke eritrosit memudahkan eliminasi bahan asing melalui
eritrosit oleh hati & limpa.

C5a

Kemotaksis menarik fagosit ke tempat inflamasi & meningkatkan


aktivasi C8, C9 membentuk lubang transmembran bahan
sitoplasma keluar sel membengkak dan pecah sel bakteri
bocor dan kehilangan metabolit sekunder.

Ba

Kemotaksis neutrofil.

Bb

Aktivasi makrofag menimbulkan adhesi makrofag di berbagai


permukaan.
14

Fungsi Komplemen
2. Kemokin
C3a, C5a, dan C5-6-7 merupakan kemokin
yang dapat mengarahkan sel-sel fagosit ke
tempat terjadinya infeksi.
C5a merupakan kemoatraktan bagi neutrofil
dan merupakan mediator inflamasi.

15

Fungsi Komplemen
3. Fagositosis-Opsonin
C3b dan C4b mempunyai sifat opsonin (molekul
yang dapat diikat oleh bakteri dan reseptor
fagosit sehingga memudahkan fagositosis
bakteri).
C3 yang diaktifkan saat aktivasi komplemen
merupakan opsonin utama (C3b).
Molekul C3b dalam bentuk inaktif (iC3b) juga
berperan sebagai opsonin dalam fagositosis
karena fagosit juga memiliki reseptor untuk
iC3b.
16

Fungsi Komplemen
4. Eliminasi Kompleks Imun
C3a atau iC3b diendapkan di permukaan
kompleks imun dan merangsang eliminasi
kompleks imun.
Eritrosit dan neutrofil memiliki reseptor dan
mengikat C3b dan iC3b.
C3 dan C4 ditemukan pada kompleks imun dan
diikat oleh reseptor pada eritrosit kemudian
diangkut ke organ hati dan limpa utk dibuang.
Melalui reseptor komplemen dan Fc, fagosit
menghancurkan kompleks imun dari sel darah
merah.
17

Fungsi Komplemen
5. Lisis Osmotik Bakteri
Aktivasi C3 (jalur alternatif atau klasik) akan
mengaktifkan bagian akhir dari kaskade
komplemen C5-C9.
Aktivasi
komplemen
yang
terjadi
di
permukaan sel bakteri akan membentuk
Membrane Attack Complex (MAC) dan
menyebabkan lisis osmotik sel atau bakteri.

18

SITOKIN
Sekresi protein yang mengatur sistem imun,
inflamasi dan hematopoiesis.
Sitokin bekerja dalam waktu yang singkat, jarak
antar sel yg dekat, dan dalam jumlah (konsentrasi)
yang sangat kecil.
Sitokin bekerja dengan melekat pada membran
reseptor yang spesifik, kemudian memberi sinyal
pada sel imun melalui second messenger.
Sitokin cepat disintesis dan disekresikan oleh sel yg
berbeda setelah ada stimulus.

19

Sekresi sitokin

Limfosit
Monosit
Sitosin yg aktif dlm khemotaktik
Sebagai media antar leukosit

limfokin
monokin
khemokin
interleukin (IL)

Reseptor sitokin

20

Aktivitas sitokin

Berefek thdp sel yg mensekresinya sendiri autokrin


Berefek thdp sel didekatnya
parakrin
Berefek pada sel yg sama tp berjauhan
endokrin
Produser sitokin paling banyak sel Th dan makrofag.

21

Sel T-helper (T-h) (T-CD4+)


Terdapat 2 macam T-h:
Sel T-h1:
Bekerjasama dengan IFNgama, TNF alfa & gama, IL-2.
Yaitu mengatur aktivasi makrofag dan sel T.
Sel T-h2:
Bekerjasama dengan IL-4, IL-5, IL-6, dan IL-10.
Sel-B mediated imunity.

22

Khemokin

BM rendah
Disekresi monosit monocyt chemotactic protein/MCP
Disekresi makrofag macrophage inflamatory protein/MIP
Disekresi sel-T
regulated upon activation normal T cell
expressed and secreted/RANTES

mempengaruhi pergerakan leukosit serta merangsang leukosit pada


jaringan yang mengalami inflamasi atau infeksi.

23

Reseptor Sitokin
(berdasarkan struktur dan aktivitas)
Fam hematopoietin:

- dimer atau trimer(cystein)


- IL-2 s/d IL-7, GM-CSF
Fam interferon
- residu cystein
- IFNa, IFNb, and IFNg.
Fam. Tumor Necrosis Factor (TNF)
- TNF-alfa and TNF-beta
- CD40 u aktivasi sel-B & makrofag
Fam khemokin
- IL-8,MIP1, RANTES
- CCR5 danCXCR4 digunakan HIV
24

Interleukin-1
Interleukin-1 (IL-1) is one of the first cytokines ever
described.
Its initial discovery was as a factor that could induce
fever, control lymphocytes, increase the number of
bone marrow cells and cause degeneration of bone
joints.
It was around 1984-1985 when scientists confirmed
that IL-1 was actually composed of two distinct
proteins, now called IL-1 and IL-1

25

TNF
TNF is produced mainly by macrophages,
They are produced also by a broad variety of
other cell types including lymphoid cells,
mast cells, endothelial cells, cardiac myocytes,
adipose tissue, fibroblasts, and neuronal tissue.
TNF is able to induce apoptotic cell death, to
induce inflammation, and to inhibit tumorigenesis
and viral replication.
Dysregulation of TNF production has been
implicated in a variety of human diseases, as
well as cancer.
26

Interferon (IFN)
They are named after their ability to "interfere"
with viral replication within host cells,
other functions: they activate immune cells, such
as natural killer cells and macrophages; they
increase recognition of infection or tumor cells
by up-regulating antigen presentation to T
lymphocytes;
they increase the ability of uninfected host cells
to resist new infection by virus.

27

Types of IFN
IFN type I: The type I interferons present in
humans are IFN-, IFN- and IFN-.
IFN type II: In humans this is IFN-.
IFN type III: Signal through a receptor complex
consisting of IL10R2 (also called CRF2-4) and
IFNLR1 (also called CRF2-12).

28

Roles of Cytokines in Hematopoiesis

Cell. Mol. Immunol. 2003 Abbas & Lichtman 5th ed.

29

Anda mungkin juga menyukai