Anda di halaman 1dari 4

Sejarah perkembangan sistem unsur periodik

1. Robert Boyle
Menurut sejarahnya Robert Boyle merupakan orang pertama yang memberikan definisi
mengenai unsur. Menurutnya unsur merupakan zat yang tidak dapat dibagi menjadi dua zat
atau lebih secara kimiawi.

2. Lavoiser
Perkembangan sistem periodik unsur diawali pada tahun 1789 oleh Antoine Lavoisier. Pada
tahun itu, Lavoisier berhasil mengelompokkan 33 jenis unsur berdasarkan sifat kimianya,
misalnya gas, tanah, logam, dan nonlogam. Lavoiser pun menerbitkan daftar unsur-unsur
dan membaginya pada unsur logam maupun unsur non logam. Menurut Lavoiser terdapat
perbedaan antara logam dan non logam di antaranya,

Logam:

-Berwujud padat pada suhu kamar kecuali raksa

-Mengkilap saat di gosok-gosokan

-Merupakan konduktor yang baik

-Dapat ditempa atau direnggangkan

-Penghantar listrik

-Penghantar panas yang baik

-Umumnya keras

Non logam:

-Ada yang berupa zat padat, cair atau gas pada suhu kamar

-Tidak mengkilap jika digosok, keculai intan atau karbon

-Bukan konduktor yang baik

-Tidak dapat ditempa

-Bukan penghatar listrik yang baik

-Bukan penghantar panas yang baik.

-Umumnya rapuh

3. Triade Dober
Pada tahun 1817, seorang kimiawan asal Jerman, Johann Wolfgang Dobereiner, berhasil
mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa dan kesamaan sifatnya. Setiap
kelompok terdiri dari tiga unsur. Itulah mengapa penemuannya dikenal sebagai Triade
Dobereiner. Ketentuan dari triade ini adalah massa unsur yang di tengah merupakan rata-
rata unsur awal dan akhirnya. Unsur-unsur yang dikelompokkan dobereiner menjadi 3
triade, yaitu:
I. Triade Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K)
II. Triade Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Br)
III. Triade klor (Cl), Brom (Br), Iodium (I)

4. Newlands
Pada tahun 1865, mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom. Ia
mengamati setiap pengulangan delapan unsur akan terdapat kemiripan sifat. Dengan
demikian berarti unsur kesatu mirip unsur kedelapan, unsur kedua mirip unsur kesembilan
demikian seterusnya. Newlands menyebut pengulangan ini sebagai hukum oktaf. Kelemahan
dari tabel yang dibuat Newlands ini adalah, masih ada beberapa kotak yang diisi lebih dari
satu unsur, hal ini terjadi karena sifatnya yang sangat mirip. Setelah unsur-unsur yang
ditemukan semakin banyak, diketahui bahwa pengulangan sifat tidak selalu terjadi pada
unsur kedelapan.

5. Lothar meyer
Pada tahun 1869, Lothar Meyer mengamati hubungan antara kenaikan massa atom dengan
sifat unsur. Hal ini dilakukan antara lain dengan membuat Kurva volume atom versus fungsi
massa atom. Dari kurva, ia mengamati adanya keteraturan dari unsur-unsur dengan sifat
yang mirip, dan pengulangan sifat unsur tidak selalu setelah 8 unsur, seperti dinyatakan
dalam hukum oktaf. Gambar Sistem periodik Meyer. Unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atom secara vertikal. Pengulangan sifat unsur membentuk kolom.
Sedangkan unsur-unsur dengan sifat yang mirip terletak pada baris yang sama.

6. Mendeleev
Pada tahun 1869 Mendeleev membuat sistem periodik berdasarkan kenaikan massa atom
dan kemiripan sifat. Unsur-unsur dengan sifat yang mirip ditempatkan pada kolom yang
disebut golongan. Sedangkan pengulangan sifat menghasilkan baris yang disebut periode.

7. Moseley/modern
Pada tahun 1914, Henry Moseley menyatakan bahwa sifat dasar atom itu terletak pada
nomor atomnya, bukan nomor massanya. Dari serangkaian penelitian yang ia lakukan, Henry
Moseley berhasil memperbarui tabel periodik unsur yang digagas oleh Mendeleev. Tabel
periodik unsur milik Moseley terdiri dari dua lajur, yaitu lajur mendatar disebut periode dan
lajur tegak disebut golongan. Tabel periodik Moseley inilah yang biasa kamu gunakan di
pelajaran Kimia.

Sifat-sifat unsur

1. Jari jari atom


Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom dan kulit terluarnya. Ketentuan yang
berkaitan dengan jari-jari atom adalah sebagai berikut:
 Dalam satu golongan, semakin ke bawah jari-jari atomnya semakin besar.
Hal itu karena jum;ah kulitnya semakin banyak. Contohnya, jari-jari atom K
lebih besar daripada Li.
 Dalam satu periode, semakin ke kanan jari-jari atomnya semakin kecil. Hal
itu karena jumlah kulitnya tetap, sedangkan muatan intinya semakin banyak.
Contohnya jari-jari atom Na lebih besar daripada Cl.
 Jari-jari kation (ion positif) lebih kecil daripada atom netralnya. Contohnya
jari-jari atom Na lebih besar daripada Na+.
 Jari-jari anion (ion negatif) lebih besar daripada atom netralnya.

2. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron pada
atom netral dalam bentuk gas.
 Dalam satu periode, semakin ke kanan, energi ionisasi akan semakin besar.
 Dalam satu golongan, semakin ke bawah energi ionisasi semakin kecil.
Namun, ketentuan tersebut tidak berlaku untuk unsur periode 3 seperti Mg,
Al, P, dan S.

3. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh atom gas untuk berubah
menjadi ion negatif.
 Dalam satu periode, semakin ke kanan, afinitas elektron semakin besar.
 Dalam satu golongan, semakin ke bawah, afinitas elektron semakin kecil.

4. Keelektronegatifitas
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron.
 Dalam satu periode, semakin ke kanan keelektronegatifannya semakin
besar.
 Dalam satu golongan, semakin ke bawah keelektronegatifannya semakin
kecil.

5. Kelogaman
Sifat kelogaman unsur dalam tabel periodik menurun dari atas ke bawah maupun
dari kanan ke kiri. Artinya, unsur sebelah kiri atas pada tabel periodik adalah yang
paling memiliki sifat logam.

6. Kebasahan
sifat basa berkaitan dengan logam.
 Dalam suatu golongan unsur dari atas ke bawah, pada logam, sifat
basa akan semakin meningkat.
 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, pada logam, sifat basa akan
semakin menurun.

7. Keasaman
sifat asam berkaitan dengan unsur non logam.

 Dalam suatu golongan unsur dari atas ke bawah, pada non logam,
sifat asam akan semakin menurun.

 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, non logam, sifat asam akan
semakin meningkat.
8. Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur dapat ditentukan dari kemudahan unsur tersebut berikatan
dengan unsur lain membentuk suatu senyawa. Proses tersebut terdapat dua cara
yaitu dengan cara melepas atau menerima elektron. Semakin mudah unsur tersebut
melepas atau menerima elektron, maka unsur tersebut semakin reaktif. Jika dalam
sistem periodik, maka keteraturannya sebagai berikut:
 Unsur logam: ke kanan makin kurang reaktif, ke bawah makin reaktif.
 Unsur nonlogam: ke kanan makin reaktif, ke bawah makin kurang reaktif.
Unsur-unsur golongan VIIIA merupakan unsur-unsur yang sangat sukar bereaksi
(inert). Unsur-unsur tersebut sangat stabil dari segi konfigurasi elektronnya sehingga
sangat sulit untuk melepaskan atau menerima elektron.

9. Titik Didih & Titik Leleh


Titik leleh dan titik didih untuk unsur logam, ditentukan dari ikatan logam,
sedangkan untuk unsur non logam ditentukan oleh gaya Van Der Waals, dan
memiliki kecenderungan sebagai berikut
 Dalam suatu golongan, dari atas ke bawah, memiliki 2 jenis
kecenderungan, dimana unsur dari golongan IA – IVA memiliki titik
leleh dan didih yang semakin rendah, dan unsur dari golongan VA-
VIIIA memiliki titik leleh dan didih yang semakin tinggi.
 Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan, juga memiliki 2 jenis
kecenderungan, dimana titik leleh dan titik didih semakin tinggi sampai
dengan golongan IVA, dan kemudian turun drastis, menjadi titik leleh
dan titik didih semakin rendah sampai dengan golongan VIIIA.

Anda mungkin juga menyukai