Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PSIKOLOGI PENDIDIKAN


PRODI S1 PTIK - FT

SCOR NILAI

PSIKOLOGI REMAJA
Drs. ANDI MAPPIARE

NAMA MAHASISWA : ATIKA RAHMAH NASUTION


NIM : 5173151011
DOSEN PENGAMPU : PENY HUSNA HANDAYANI, S.Pd.,M.Pd
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PEND TEKNOLOGI INFORMATIKA KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
APRIL 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya masih memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical book review ini
dengan judul “PSIKOLOGI REMAJA”

Suatu tinjauan dari aspek politik,ekonomi,sosial, dan budaya. Critical book review ini saya
buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah psikologi pendidikan, semoga critical
book review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kedepannya.

Terima kasih juga kepada Ibu PENY HUSNA HANDAYANI, S.Pd.,M.Pd sebagai dosen
mata kuliah Psikologi Pendidikan kami atas bimbingan dan dukungan ibu kepada kami sebagai
mahasiswa ibu.

Akhir kata saya mengucapkan terimah kasih dan selamat membaca materi yang ada dalam
critical book review yang bentuk makalah dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan,2 April 2018


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan suatu cara untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas


sumber daya manusia di masa mendatang. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan
dimasa mendatang merupakan pendidikan yang mampu mengembangkan potensi mahasiswa,
sehingga mahasiswa mampu memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapi. Sejalan
dengan dunia pendidikan yang semakin menuntut lembaga pendidikan menyesuaikan dengan ilmu
pengetahuan.
Buku Psikologi Remaja ini di buat untuk terutama kepada calon pendidik dan pembimbing,
sebagai tambahan, pelengkap, atau pembanding untuk materi yang sudah dimiliki. Selain itu, buku
ini juga dapat digunakan oleh mereka yang telah menjadi seseorang yang sudah memperlajari di
bidang pendidikan remaja.
Dengan buku ini juga kita dapat memahami bagaimana perkembangan dari remaja. Dengan
mempelajari nya kita dapat menghadapi remaja saat menjadi guru nanti. Karena siswa ingin di
ngerti dan pahami. Dengan mempelajari buku ini kita memiliki bekal untuk memahami remaja.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui mengenai Psikologi Remaja
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi Psikologi pada Remaja

C. MANFAAT
1. Untuk menyelesaikan tugas Critical book refiew Teknologi Informasi
2. Agar lebih mengetahui tentang materi yang di bahas mengenai Psikologi Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS BUKU
1. Judul buku : PSIKOLOGI REMAJA

2. Pengarang : Drs.ANDI MAPPIARE

3. Penerbit : USAHA NASIONAL

4. Tahun terbit : 1982

5. Kota terbit : SURABAYA

6. Tebal buku : 198 Halaman


B. RINGKASAN ISI BUKU

BAB I
REMAJA: KELOMPOK YANG PERLU DIPAHAMI

“Remaja”, kata itu mengandung aneka kesan. Ada orang berkata bahwa remaja
marupakan kelompok yang biasa saja, tiada beda dengan kelompok manusia lain
sementara pihak lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang
sering menyusahkan orang-orang tua. Pada pihak lainnya lagi, mengangap bahwa remaja
sebagai potnsi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi manakala remaja sendiri yang
dimintai kesannya maka mereka akan menyatakan yang lain. Mungkin mereka kaan
mengatakan bahwa remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok
minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya dunia tersendiri yang sukar dijamah
oleh orang-orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja bahwa kelompoknya adalah
kelompok yang bertanggung jawab terhadap bangsa dalam masa depan.

1. Remaja sebagai potensi manusia


Sejarah telah mencatat, betapa Negara ini telah disusun diatas jerih payah bahkan
pengorbanan jiwa beberapa remaja “tempo doeloe”. Dalam kenyataan sekarang remaja
banyak berpartisipasi dalam derap roda pembangunan. Tiidak heranlah jika perencana
dalam pembangunan Indonesia pelita III meletakan pemuda (yang hamper seluruhnya
adalah remaja) sebagai “kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional”.

2. Usaha-usaha untuk mengerti dan memahami remaja


Pendekatan manapun usaha yang dijalani oleh Pembina (pendidik dan
pembimbing), sebelum ataupun bersamaan dengan usaha kongkrit yang dilakukan, sangat
perlu adanya pengertian dan pemahaman para pendidik/pembimbing terhadap remaja.
Tanpa pengertian dan pemahman dimaksud membuka kemungkinan timbulnya akses-
akses yang tidak diharapkan. Satu diantara contoh yang hangat, adalah adanya gejolak
emosi tak terkendali dalam kampanye pemilu 1982 yang dikenal sebagai “peristiwa
lapangan banteng “ yang kobaran gejolaknya” ditunjang oleh vitalitas, semangat pemuda
(sebagian besar remaja) yang tak terkendali. Melihat kenyataan dan contoh diatas, maka
adanya pengertian dan pemahaman Pembina (pendidik dan pembimbing) terhadap seluk
beluk kejiwaan remaja merupakanhal yang tak dapat ditawar0tawar. Jika kelompok remaja
ini dibina, dididik, dan dibimbing mencapai tujuan yang mulia.

3. Ikhtisar hal-hal yang perlu dimengerti dan dipahami


Diantara seluk beluk remaja yang perlu dimengerti dan dipahami, khususnya yang
termuat dalam buku ni adalah:
a. Rentang usia dan cirri-ciri remaja
b. Untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja awal
c. Untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir
d. Tugas-tugas perkembangan remaja dan pelaksaannya
e. Kebutuhan-kebutuhan khas remaja
f. Penyesuaian-penyesuaian pribadi dan social remaja
g. Kebahagiaan remaja Vs remaja bermasalah
BAB II
RENTANG USIA DAN CIRI-CIRI REMAJA

Manusia memang unik, yang berakibat tak mudahnya pemberian patokan terhadap
beberapa hal yang mengenainya. Masa remaja, sepotong masa dalam kehidupan manusia lebih
unik lagi. Sehingga sering terjadi ketaksaan pendapat dalam beberapa hal.

1. Rentang usia masa remaja


Elizabeth B.Hurlock menulis bahwa jika disbanding berdasarkan bentuk-bentuk
perkembangan dan pola-pola perilaku yang Nampak khas bagi usia-usia terntentu, maka rentang
kehidupan terdiri atas sebelas masa, yaitu:
a. Prenatal : saat konsepsi sampai lahir
b. Masa neonates : lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir
c. Masa bayi : akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
d. Masa kanak-kanak awal : 2 tahun- 6 tahun
e. Masa kanak-kanak akhir : 6 tahun- 10 tahun
f. Pubertas/ preadolescence : 10/ 11 tahun- 13/14 tahun
g. Masa remaja awal : 13/14 tahun- 17 tahun
h. Masa remaja akhir : 17 tahun-21 tahun
i. Masa dewasa awal : 21 tahun- 40 tahun
j. Masa setengah baya : 40 tahun-60 tahun
k. Masa tua : 60 tahun- meninggal

2. Cirri-ciri penting periode pubertas


Kata pubertas berasal dari kata latin, yang berarti usia menjadi orang; suatu periode dalam
mana anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis
berupa melanjutkan keturunanya atau berkembang biak.
Ciri-ciri periode pubertas dikelompokan dalam dua bagian yaitu cirri-ciri utama dan umum,
dan cirri-ciri yang erat berasangkutan langsung dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis
dan psikologis.
A. Cirri-ciri penting remaja awal
Dalam parohan akhir periode pubertas atau parohan awal masaremaja awal, terdapat gejala-
gelaja yang disebut gejala-gejala “negative phase”. Pokok-pokok negative phase adalah Keinginan
untuk menyendiri, berkurang kemauan untuk bekerja, kurang koordinasi fungsi-fungsi tubuh,
kejemuan, kegelisahan, pertentangan social, penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa,
kepekaan perasaan, kurang percaya diri, mulai timbul minat terhadap lawan seks, kepekaan
perasaan susila, kesukaan berhayal.

B. Cirri-ciri penting remaja akhir


Ciri-ciri khas pada masa ini adalah Stabilitas mulai timbul dan meningkat, citra diri dan
sikap-pandangan yang lebih realistis, mengahadapi masalahnya secara lebih matang, perasaan
menjadi lebih tenang.
Perlu dipertegas bahwa cirri-ciri masa remaja akhir yang dikemukakan diatas merupakan
cirri-ciri remaja akhir pada umumnya; remaja yang boleh dikatakan tidak mempunyai persoalan
serius. Penyimpangan dari hal-hal yang umum itu, sangat mungkin terjadi sebagai akibat dari
berbagai ragam pengaruh. Semakin besar kuantitas dan intensitas penyimpangan yang terjadi,
maka semakin serius pula masalah yang dihadapi oleh remaja yang bersangkutan. Pengaruh-
pengaruh dominan yang menimpa remaja dan dapat membelokan cirri-ciri remaja akhir dari apa
yang dikemukakan diatas, diantaranya ialah sitausi dan kondisi lingkungan keluarga dan
masyarakat serta lingkungan kelompok teman-teman sepergaulan remaja. Hal lain yang dapat
menimpa serius remaja adalah adanya pertentangan-pertentangan yang sering terjadi dalam
penilaian diri; antara penilaian oleh dirinya sendiri dengan penilaian diri oleh orang lain di
lingkungannya.

BAB III
UNTAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA AWAL

1. Pertumbuhan dan perkembangan


Crow dan crow berpendapat bahwa pertumbuhan pada umumnya terbatas pengertiannya
pada perubahan-perubahan structural dan pisiologis (hal kerja pisik dalam pembentukan seseorang
psikologis dari masih berbentuk konsepsional (awal janin) melalui periode-periode pra-natal
(belum lahir) dan post-natal (setelah lahir) sapai pada saat dewasa. Sedangkan perkembangan
bersangkutan erat dengan baik pertumbuhan maupun potensi-potensi (kemampuan-kemampuan
bawaan) dari tingkahlaku yang sensitive (peka) terhadap rangsangan-rangsangan lingkungan.
a. Baik pertumbuhan maupun perkembangan, keduanya bekerja dalam suatu proses perubahan
yang berkenaan dengan aspek-aspek pisik dan psikis individu.
b. Antara kedua istilah tersenut saling bertumpang tindih satu sama lain
c. Pertumbuhan, lebih condong pemakaiannya bagi perubahan pisik individu, sedangan
perkembangan, lebih condong berkenaan dengan perubahan psikis yang tidak pernah lepas
dari pengaruh lingkungan sekitar.
d. Dari segi hasilnya, hasil pertumbuhan lebih mudah diukur secara langsung, sedngkan hasil
perkembangan lebih sukar, sebba hanya melalui pengukuran gejala-gejalanya saja.

2. Pertumbuhan dan perkembangan pisik (jasmani) remaja awal


Baik remaja pria maupun wanita, dalam masa ini pertumbuhan lebih ke arah memanjang
dari pada melebar. Antara dua jenis kelamin yang berbeda, terdapat perbedaan yang mencolok
antara keduanya. Bagi laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan,
paha, dan betis yang mulai Nampak. Bagia wanita, mulai menunjukan mekar tubuh yang
membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.
Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampakjelas pada usia 12-14 tahun; dalam
mana remaja putrid bertumbuh semakin cepat meninggalkan pertumbuhan ramaja laki-laki.
Sebagai akibat keadaan yang demikian ini, maka remaja pria cenderung menjauhi remaja putri
sebaya.

3. Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dan perkembangan seksual remaja awal


Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya meupakan bagian
integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Kalau pertumbuhan
jasmanai yang dikemukakan di muka adalah hal yang Nampak dari luar, maka pertumbuhan
kelenjar-kelenjar seks ini merupakan suatu proses yang bekerja didalam.
Perkembangan prilaku seksual yang berhubungan dengan pergaulan social remaja, terasa
kuatnya dorongan bagi mereka untuk mendekati lawan jeni, terutama dalam pertengahan dan
parohan akhir masa remaja awal. Remaja pria terdorong kuat untuk mendekati remaja putri.
Remaja putrid yang seakan memiliki daya magnet “menarik” pria, juga menunjukan prilaku
“penyerahan”, bahkan menanggapi pendekatan lawan jenisnya.
Perkembangan perilaku seksual yang lebih bersangkutan dengan diri remaja diantaranya
yang sangat menonjol dan penting adalah onani dan mastrubasi. Penting dipahami oleh pendidik
dan pembimbing mengenai anggapan sebagian besar ahli tempo dulu, bahwa mastrubasi dapat
menyebabkan kelainan pisik dan penyakit psikis. Pendapat para ahli dewasa ini bernada lain,
menyangkal sinyalemen diatas. Dalam hal ini R.G Eckert menulis bahwa dengan perkembangan
ilmu pengetahuan mengenai penyakit, kelainan jiwa dan lemah mental, lambat laun orang melihat
mastrubasi sebagai akibat dan bukan sebagai penyebab.

4. Pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan piker remaja awal


Dari segi pertumbuhan dan perkembangan otak atau aspek biologisnya, anggapan yang
disepakati oleh banyak ahli adalah bahwa berat tak seseorang anak yang berusia dua tahun telah
menyamai berat otak orang dewasa, dan keadaan ini belum berhenti bertumbuh. Pertumbuhan otak
berjalan secara berirama melaui saat-saat pertumbuhan yang cepat (usia 3-10 tahun, 2-4 tahun, 6-
8 tahun, 10-12/13 tahun, 14-16/17 tahun) dan saat-saat pertumbuhan yang lambat.
Menurut Jean Piaget, teori tentang piker perkembangan anak itu ada empat periode yaitu:
periode sense motorik (0-2 tahun, periode pra operasional (2-7 tahun), periode operasional
kongkret (7-11 tahun), periode operasional formal (11-14 tahun). Dalam periode operasional
formal, cirri-ciri berfikir adalah adanya kesanggupan seseorang berfikir secara sistematis dan
mencakup logika yang kompleks.

5. Perkembangan (dan pertumbuhan) sikap, perasaan/emosi, remaja awal.


Sikap, perasaan/emosi seseorang telah ada dan berkembang semenjak ia bergaul dengan
lingkungannya. Sikap remaja awal yang berkembang, terutama menonjol dalam sikap social,
lebih-lebih sikap social yang berhubungan dengan teman sebaya. Sikap positif remaja awal
terhadap teman sebaya berkembang dengan pesat setelah remaja mengenal adanya kepentingan
dan kebutuhan yang sama. Sikap solider/ senasib seperjuangan dirasakan dalam kehidupan
kelompok yang sengja dibentuk maupun yang berbentuk dengan sendirinya. Simpati dan
merasakan perasaan orang lain telah mulai berkembang dalam usia remaja awal. Bentuk-bentuk
emosi yang sering Nampak dalam masa remaja awal antara lain adalah marah, malu, takut, cemas
(anxiety), cemburu (Jealoucy), iri hati (envy), sedih, gembira, kasih sayang dan ingin tahun.
Kebiasaan remaja menguasai emsosi-emosi yang negative dapat membuat mereka sanggup
mengontrol emosi dalam banyak situasi. Kesempurnaan dalam control emosi umumnya dicapai
oleh remaja dalam tahapan akhir remaja awal. Penguasaan emosi yang terlatih sehingga mereka
(remaja) dapat mengendalikan emosinya dapat mendatangkan kebahagiaan bagi remaja awal. Ini.

6. Perkembangan minat/cita-cita remaja awal


Bentuk-bentuk minat /cita-cita yang dipunyai remaja awal, snagat beragam bentuknya.
Beberapa bentuk minat/cita-cita yang penting dan menonjol dapat dikelompokan dalam minat
pribadi dan social, minat terhadap rekreasi, minat terhadap agama, dan minat/cita-cita pendidikan
dan jabatan.

7. Perkembangan pribadi, social, dan moral remaja awal.


Remaja dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama
lingkungan social. Misalnya remaja menyadari adanya sifat dan sikap sendiri yang baik dan yang
buruk. Dengan kesadarn itu pula remaja menilai sifat dan sikap teman-teman sepergaulannya.
Yang kemudian diperbandingkan dengan sifat dan sikap yang dimilikinya.
Dalam masa remaja awal ini seirngkali remjaa menilai dirinya tidak selaras dengan
keadaan yang sesungguhnya. Moral sebagai standar yang muncul dari agama dan lingkungan
social rema, memberikan konsep-konsep yang baik dan buruk, patut dan tak patut, layak dan tak
layak secara mutlak. Terhadap situasi-situasi diagmbarkan diatas, ramja awal mengadakan
hubungan atau ikut serta dalam proses yang bekerja didalamnya. Didalam proses itu remaja
dituntut mengadaptasikan diri, mengembangkan diri.
BAB IV
UNTAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
REMAJA AKHIR

1. Pertumbuhan dan perkembangan


Untaian pertumbuhan dan perkembangan dalam masa remaja akhir merupakan
kelanjutannya; dalam amna tergambarkan sifatnya sebagai refleksi cirri-ciri pertumbuhan
pertumbuhan dan perkembangan dalam masa remoaja kahir. Salah satu sifat dan cirri penting
untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir adalah dicapainya keadaan sempurna bagi
beberapa aspek pertumbuhan dan perkembangan. Sifat umumnya, secara menyeluruh pertumuhan
dan perkembangan menunjukan kesiapan (mengalami kematangan) untuk memasuki masa dewasa
awal.
2. Pertumbuhan dan perkembangan fisik (jasmani) remaja akhir
Menjelang awal remaja akhir, pertumbuhan fisik remaja relative berkurang. Diuangkap
oleh Hurlock bahwa pada usia 18 bagi wanita dan usia 20 bagi remaja pria keadaan tinggi badan
mengalami pertumbuhan lambat, sehingga penambahan tinggi badan bila terjadi tidak begitu
banyak. Hal lain terutama menyangkut “penyempurnaan bentuk tubuh”. Pertumbuhan fisik lain
yang menjadi sempurna adalah wajah yang simetris, bentuk bahu yang berimbang dengan pinggul
dan anggota badan yang lain. Kaitannya dengan citra diri, keadaan jasmani berimbang dalam masa
remaja akhir ini mempunyai pengaruh positif terhadap penilaiannya terhadap diri sendiri.
3. Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dan perkembangan seksual remaja kahir
Berakhirnya pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dalam usia-usia 15/17tahun, tidaklah
berarti bahwa kegiatan kelenjar0kelenjar tersebut statis. Proses produksi kelenjar-kelenjar seks
(gonads) akan tetapi aktif dalam masa remaja akhir ini bahkan sampai masa dewasa dan masa tua.
Bagi wanita, akan berakhir produksi hormone tersebut pada saat megalami monopaus (berhenti
mestrubasi). Bagi pria berhentinya produksi hormon-hormon seks pada saat apa yang disebut
climacteric (berkurangnya kemampuan seksual). Organ-organ seks pada pria menghasilkan
sperma, sedangkan pada wanita menghasilkan ovum.
4. Pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan piker remaja akhir
Bagi remaja akhir diharapkan darpkan dari padanya kemampuan menyusun rencana-
rencana, menusun alternative pilihan, membuat perhitungan untung-rugi dalam memilih, serta
mengadakan consensus dengan penguasa (misalnya orang tua) sehingga dia dapat menetapkan
pilihan-pilihannya. Pilihan-pilihan yang diharapkan oleh remaja akhir adalah antara lain
bersangkuan dengan pemilihan jurusan, kelanjutan study, pemilihan jabatanda teman hidup.
Kemampuan yang dikemukakan diatas, ini berlaku juga dalam proses berpikir remaja dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
5. Perkembangan (dan ertumbuhan) sikap, perasaan (emosi) remaja akhir
Sikap remaja akhir boleh dikatakan relative stabil. Hal ini berarti bahwa remaja senang
atau tidak senang, suka atau tidak suka terhadap sesuatu objek tertentu, dihasilkan oleh
pemikirannya sendiri.
Kehidupan perasaan remaja akhir juga umumnya telah tenang. Satu diantara sikap yang kuat dalam
masa remaja akhir adalahtertutup terhadap orang dewasa khususnya terhadap pemecahan
persoalan-persalan yang dihdapi. Hal ini timbul sebab keinginan mereka untuk menjadi
independen serta memecahkan persoalan-persoalannya sendiri.
6. Perkembangan minat/ cita-cita remaja akhir
Beberapa minat yang berkebang dan dikuatkan dalam masa remaja akhir ini adalah minat
terhadap lawan jenis, minat terhadap rekreasi dan pesta, serta minat/cita-cita terhadap pendidikan
dan pekerjaan.
Minat remaja akhir terhadap lawan jenis diperkuat. Ini berarti bahwa remaja kahir tidak
lagi menampakan pemujaan secara berlebihan terhadap seseorang lawan jenis dan “cinta
monyetpun” tidak Nampak lagi.
Bentuk lain jalinan cinta remaja akhir apa yang diistilahkan dengan “going-steady”.
Pilihannya telah relative tetap sebagai pasangan pergi bersama; tidak lagi mudah berganti- ganti
kecuali jika terjadi persoalan serius diantara pasangan yang bersangkutan.
Minat terhadap rekreasi dan pesta, erat kaitannya dengan minat terhadap lain jenis kelamin.
Pesta dan rekreasi bagi remaja akhir ini paa umumnya merupakan forum yang mempertemukannya
dengan lawan jenis.
7. Perkembangan pribadi, social, dan moral remaja akhir
Perkembangan social, demikian pula saling berhubungan dengan perkembangan pribadi
dan moral remaja akhir. Pandangan remaja terhadap masyarakat dan kehidupan bersama dalam
masyarakat, banyak dipengaruhi oleh kuat atau tidaknya pribadi, citra diri, dan rasa percaya diri.
Remja yang memiliki penilaian diri kurang dan hal itu tidak diterimanya (terjadi pada remaja
parohan awal), maka remaja akhir ini sering memproyeksikan penolakan diri itu pada keadaan atau
tatanan masyarakatnya.
Hal penting dalam perkembangan pribadi, social dan moral remaja akhir yang perlu
mendapat perhatian dari pendidik dan pembimbing adalah: (1) masa remaja merupakan masa
remaja yang kritis bagi pembentukan kepribadian. (2) penerimaan dan penghargaan secara baik
orang-orang sekitar terhadap diri remaja yang bersngkutan dapat menjadi dewasa. (3) kemampuan
mengenal diri sendiri disertai dengan adanya usaha memperoleh citra diri yang stabil, mencegah
timbulnya tingkah laku yang over kompensasi sekaligus dapat menanamkan miral positif dalam
diri remaja akhir.
BAB V
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DAN PELAKSANAANNYA

1. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA PADA UMUMNYA


Perkembangan manusia dalam tiap masa kehidupan menurut rumusan Havighurst yaitu :
a. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Bayi dan kanak-kanak
b. Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir
c. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Remaja
d. Tugas-tugas Perkembangan Dalam Masa Dewasa Awal.
e. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Setengah Baya
f. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Tua

2. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA PADA UMUMNYA

2.1. Menerima keadaan jasmani


Pada periode pra-remaja (periode pubertas) anak tumbuh demikian cepat mengarahkan
pada bentuk orang dewasa. Mereka memiliki gambaran diri seakan-akan sebagai “model” yang
dikaguminya. Si puber putrid sering memimpikan wajah cantik secantik bintang film yang
diaguminya. Sedangkan si puber pria sering menghayalkan diri sebagaimana pahlawan yang
dikaguminya dalam cerita-cerita. Diantara teman-teman sebaya, si puber seringkali
membandingkan diri. Mereka umumnya khawatir jika keadaan dirinya tidak sebagus/ seindah/
sekuat “model” yang dikaguminya atau teman-teman sebayanya.

2.2. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan teman-teman sebaya antara
dua jenis kelamin
Para remaja megadakan hubungan social yang terutama ditekankan pada hubungan (relasi)
antara dua jenis kelamin; merupakan suatu keajaran remaja saling mencari pasangan. Seorang
remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok sebaya lawan jenis ataupun sama jenis agar
dia memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.

2.3. Menerima keadaan sesuai jenis kelaminnya dan belajar hidup seperti kaumnya
Dalam masa remaja ini diharpkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita
dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Si remaja pria tentu saja diharapkan
bersifat maskulin, sedangkan remaja wanita diharapkan bersifat feminin.

2.4. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung
pada orangtua maupun orang dewasa lainnya. Pentingnya kebebasan emosi bagi remaja ini, sebab
terbukti bahwa remaja yang selalu bergantung secara emosional akan menemui berbagai kesukaran
dalam masa dewasa.
2.5. Memperoleh kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang bersangkutan dengan
ekonomi/keuangan
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal keuangan merupakan satu diantara tugas remjaa
yang penting, mengingat mereka akan kelak hidup sebagai orang dewasa. Remaja diharapkan
belajar sedikit demi sedikit utuk terlepas dari bantuan ekonomis orang tua dengan mendapat
pekerjaan (jangka pendek) dan mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja tetap pada
masa depan (jangka panjang)
2.6. Mendapat perangkat nilai-nilai hidup dan falsafah hidup
Remaja memerlukan perangkat nilai dan falsafah hidup. Jika remaja tidak memiliki
falsafah hidup (terutama yang di terapkan dalam perbuatan) maka mereka tidak memiliki
“kemudi” atau kendali dalam hidupnya, yang dapat membuat hidupnya, yang dapat membuatya
tidak memiliki kepastian diri. Remaja yang demikian itu akan mudah bingung terombang ambing
oleh situasi hidup yang dimikian cepat berubah; yang kemudian menjadikannya manusia yang
tidak berbahagia.

3. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA AWAL


A. Memiliki kemampuan mengontrol diri seperti orang dewasa
B. Memperoleh kebebasan
C. Bergaul dengan teman lawan jenis
D. Mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
E. Memiliki citra diri yang realistis

4. PELAKSANAAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA


Dalam bagian ini dikemukakan pelaksanaan tugas-tugas perkembangan yang khusus
bersangkutan dengan:
1. Pentingnya kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembangan
2. Factor-faktor yang mempengaruhi pelaksnaan tugas-tugas perkembangan
3. Beberapa variasi dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan

4.1. Pentingnya kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Perkembangan


4.2. Factor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tugas-tugas
perkembangan
 Pertumbuhan fisik remaja
 Perkembangan psikis remaja
 Kedudukan/urutan anak dalam keluarga
 Kesempatan bagi remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
 Motivasi pada seseorang
 Kelancaran pelaksanaa tugas-tugas perkembangan masa sebelumnya.

4.3.Variasi dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan


Variasi dalam perlaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja akan menjadi
penting diketahui jika variasi-variasi yang ada dapat dilihat sebagai bahan pertimbangan
untuk menafsirkan pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja. Dengan adanya bahan
pertimbangan dimaksud akan menimbulkan kehati-hatian seorang pendidik ata
pembimbing, sehingga tidak cepat-cepat menilai dan menentukan keadaanseorang remaja
sebagai orang yag terhambat atau ancar melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

4.4.Tugas-tugas perkembangan dan pelaksanaannya dalam strata kelas-sosial


Factor-faktor yang digunakan utuk melihat cirri-ciri kelas social tentu pada
umumnya adalah: tingkat ekonomi/keuangan, tingkah laku, tempat tinggal, dan
lingkungan yang meliputi rumah, peralatan, serta lambing-lambang lainnya. Tugas-tugas
perkembangan remaja dalam tiap tingkat kelas social sebagai berikut:
 Mencapai hubungan yang lebih matang dengan seorang lawan jenis kelamin
 Belajar menerima peranan darinya sebagai pria atau wanita
 Memanfaatkan keadaan fisiknya secara cocok dan mendayagunakannya
sebagai modal kerja pisis (aktiva dan passive)
 Mencapai kebebasan dengan mengurangi kebergantungan pada orang dewasa
 Mengembangkan kepercayaan dalam kemampuan diri untuk berdiri sendiri
dalam hal keuangan
 Merencanakan dan mempersiapkan diri untuk memasuki suatu lapangan kerja
pada masa depan
 Menerapkan sikap-sikap dan memeproleh pengalaman yang diperlukan
sebagai persiapan perkawinan dan hidup berkeluarga
 Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep yang
diperlukan untuk perpartisipasi dalam hidup kenegaraan
 Menyusun dasar-dasar untuk dapat bertingkahlaku yang dapat
dipertanggung jawabkan secara social
 Memeproleh nilai-nilai dan sikap-sikap sebagai pedoman bertingkahlaku
yang dapat diterima dan produktif

BAB VI
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN KHAS REMAJA

1. KEBUTUHAN SEBAGAI PENENTU POLA TINGKAH-LAKU MANUSIA


a. Anggapan Dasar
b. Model konsep memahami tingkah laku individu
c. Pola-pola dan ciri-ciri tingkah laku individu

2. KEBUTUHAN REMAJA SECARA UMUM


a. Semua pemuda butuh akan pengembangan keterampilan utuk bekerja (menghasilkan uang)
b. Semua pemuda butuh untuk berkembang dan memelihara kesehatan dan kesegaran fisik
c. Semua pemuda butuh untuk mengerti tentang hak-hak kewajiban warganegara dalam
masyarakat demokratis
d. Semua pemuda butuh untuk mengerti arti (pentingnya) keluarga bagi individu dan
masyarakat
e. Semua pemuda butuh untuk mengerti bagaimana memperoleh dan menggunakan barang
serta mengerti bagaimana pemeliharaannya secara baik
f. Semua pemuda butuh untuk mengerti pengaruh (peranan) ilmu pengetahuan bagi hidup
manusia.
g. Semua pemuda butuh memiliki oeresapan makna (appresiasi) atau penghargaan terhadap
seni, music dan keindahan alam
h. Semua pemuda butuh untuk bias mneggunakan waktu luang mereka dengan baik
i. Semua pemuda butuh mengembangkan rasa hormat terhadap individu lain
j. Semua pemuda butuh tumbuh dalam kemampuan untuk berfikir secara rasional
3. KEBUTUHAN REMAJA YANG BERSANGKUTAN DENGAN KESEHATAN
MENTAL DI SEKOLAH
a. Penyesuian diri dalam “peer” (kelompok teman sebaya)
b. Penyesuaian diri terhadap para guru
c. Penyesuaian diri dalam hubungan orang tua guru-murid
d. Ketentuan atau kejelasan tujuan-tujuan
e. Kemantapan rasa harga diri
f. Mengerti dan memahami diri sendiri
g. Persiapan hidup perkawinan

4. KEBUTUHAN-KEBUTUHAN KHAS REMAJA :


Garrison perah mencatat 7 kebutuhan khas remaja, diantaranya ialah:
1. Kebutuhan akan kasih saying. Terlihat adanya sejak masa yag lebih muda dan
menunjukan berbagai cara perwujudan selama masa remaja.
2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok merupakan hal yang sangat
penting sejak remaja melepaskan diri dari keterikatan keluarga dan berusaha
memantapkan hubungan-hubungan dengan teman lawan jenis.
3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri yang dimulai jejak usia muda (remaja awal), menjadi
sangat penting selama masa remaja; manakala remaja dituntut untuk membuat berbagai
pilihan dan mengambil keputusan.
4. Kebutuhan untuk berprestasi menjadi sangat penting dan pasti seirama dengan
pertumbuhannya secara individual mengarah pada kematangan atau kedewasaan.
5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lainsangat peting, sejak mereka bergantung dalam
hubungan-hubungan teman sebaya dan penerimaan teman sebaya.
6. Kebutuhan untuk dihargai dirasakannya berdasarkan pandangan atau ukurannya sendiri
yang menurutnya pantas bagi dirinya (sesuai dengan kenyataan) dan menjadi bertambah
penting seirama dengan pertambahan kematangan.
7. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh terutama Nampak dengan
bertambahnya kematangan (kedewasaan). Untuk mendapatkan ketetapan dan kepastian,
remjaa memerlukan beberapa petunjukan yang akan memberikan dasar dan ukuran dalam
membuat keputusan-keputusan.
BAB VII
PENYESUAIAN-PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL REMAJA
(khusus dalam kelompok teman sebaya)

Penyesuaian pribadi dan social secara umum, dalam artintanpa pembatasan kelompok
social, terutama bagi masyarakat yang cepat berubah, merupakan hal yang snagat penting. Para
ahli psikologi sepakat bahwa terdapat kelompok-kelompok yang terbentuk dalam masa remaja.
Kelompok-kelompok tersebut adalah:

1. KELOMPOK-KELOMPOK TEMAN SEBAYA SEBAGAI WADAH


PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL REMAJA
A. Kelompok Chums (sahabat karib)
Chums yaitu kelompok dalammana remaja bersahabat karib dengan ikatan persahabatan
yang snagat kuat. Anggota kelompok biasanya terdiri dari 2-3 remaja dengan jenis kelamin
yang smaa., memiliki minat, kemampuan, dan kemauan-kemauan yang mirip.beberap
kemiripan itu membuat mereka sangat akrab, walaupun kadang-kadang terjadi juga
perselisihan, tetapi dengan mudah mereka lupakan, seperti halnya teman sekamar.

B. Kelompok Cliques (kelompok sahabat)


Cliques biasanya terdiri dari 4-5 remjaa yang memiliki minat, kemampuan dan kemauan-
kemauan yang sama. Cliques biasanya terjadi dari penyatuan dua pasang sahabat karib atau
dua Chums yang terjadi pada tahun-tahun pertama masa remaja awal. Dalam Cliques inilah
remaja pada mula-mulanya banyak melakukan kegiatan-kegiatan bersama, menonton
bersama, rekreasi, pesta, saling menelpon, dan sebagainya.

C. Kelompok Crowds (kelompok banyak remaja)


Crowds biasanya terdiri dari banyak remaja, lebih besar disbanding Cliques. Kerena
banyak kelompok, maka jarak emosi antara anggota juga agak renggang. Kalau ditinjau dari
proses terbentuknya, biasanya dari Chums enjadi Cliques dan dari sini tercipta Crowds.
Dengan demikian terdapat jenis kelamin berbeda serta terdapat keragaman kemampuan, minat
dan kemauan diantara para anggota Crowds. Hal yang sama dimiliki mereka adalah rasa takut
diabaikan atau tidak diterima oleh teman-teman dalam Crowds-nya.

D. Kelompok yang diorganisir


Kelompok yang diorganisir merupakan kelompok yang sengaja dibentuk dan diorgansir
oleh orang dewsa yang biasanya melalui lembaga-lembaga tertentu, misalnya sekolah dan
yayasan-yayasan keagamaan. Umumnya, kelompok ini timbul atas dasar kesadaran orang
dewasa bahwa orang remaja sangat membutuhkan penyesuaian pribadi social, epnerimaan dan
ikut serta dalam suatu kelompok-kelompok.

E. Kelompok gangs
Gangs merupakan kelompok yang terbentuk dengan sendirinya yang pada umumnya
merupakan akibat pelarian dari empat jenis kelompok tersebut diatas. Mereka belajar
memahami teman-teman mereka dan peraturan-peraturan yang ada. Ada remjaa yang gagal
dalam memenuhi kebutuhan tersebut, yang antara lain disebabkan ditolak oleh teman
sepergaulannya, atau tidak bias menyesuaikan diri dalam kelompok tersebut. Remaja-remaja
yang tidak puas ini melarikan diri dan membentuk kelompok sendiri yang dikenal dengan
gangs. Anggota gangs dapat berlainnan jenis kelamin dan dapat pula sama. Kebanyakan
remaja gangs itu menghabiskan waktu menganggur dan kadang-kadang mengganggu remaja
lain dalam kelompok tersebut terdahulu, yang sering disebabkan balas dendam yang kurang
disadari.

2. PERSAHABATAN REMAJA DALAM KELOMPOK


3. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN REMAJA
A. Cri yang bersangkutan dengan penampilan (performance) dan perilaku
B. Ciri yang bersangkutan dengan kemampuan piker
C. Ciri-ciri yang bersangkutan dengan sikap/perasaan
D. Ciri-ciri yang bersangkutan dengan pribadi
4. PENGARUH KUAT TEMAN SEBAYA vs PENYESUAIAN DIRI REMAJA
Pengaruh kuat teman sebaya atau sesame remaja merupakan hal penting yang tidak dapat
diremehkan dalam mas-masa remaja. Di antara para remaja, terdapat jalinan sikatan perasaan
yang sangat kuat. Pada kelompok teman sebaya itu untuk pertama kalinya remaja menerapkan
prinsip-prinsip hidup bersama dan bekerjasama. Dalam jalinan yang kuat terbentuk norma,
nilai-nilai dan symbol-simbol tersendiri yang lain dibandinkan apa yang ada di rumah mereka
masing-masing. Bahkan norma, nilai dan symbol antara kelompok satu dengan kelompok
lainnya seringkali berbeda.

5. PENERIMAAN DAN PENOLAKAN TEMAN SEBAYA REMAJA


A. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang remaja diterima :
 Penampilan (performance) dan perbuatan : tampang yang baik
 Kemampuan pikir : mempunyai inisiatip
 Sikap, sifat, perasaan : bersikap sopan, penyabar,memperhatikan orang lain
 Pribadi : jujur dan dapat di percaa, bertanggung jawab, mampu menyesuaikan diri
 Aspek lain : pemurah atau tidak pelit atau tidak kikir, suka bekerjasama dan
membantu anggota kelompok

B. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang remaja di tolak


 Penampilan (performance) dan perbuatan : sering menantang, malu-malu,
senang menyendiri
 Kemampuan piker : bodoh sekali.
 Sikap, sifat : suka melanggar norma dan nilainilai kelompok, egois
 Ciri lain : factor rumah yang jauh dari teman sekelompok.

BAB VIII
KEBAHAGIAAN REMAJA Vs REMAJA BERMASALAH

1. KEBAHAGIAN REMAJA
Keadaan remaja yang berbahagia dan keadaan remaja yang bermasalah adalah dua
titik ekstrim yag dapat terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan dalam masa
remaja.
Dilihat intensitasnya, kebahagiaan dalam masa remaja dapat digolongkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kebahagiaan tersebut ialah:
A. Kebahagiaan sesaat
B. Kebahagiaan taraf menengah
Kebahagiaan dalam taraf ini bersangkutan dengan diri dan apa yang dimiliki
individu. Ada atau tidk adanya kebahagaiaan ini banyak bergantung pada sikap menerima/
menolak seesorang remaja terhadap diri dan miliknya.
C. Kebahagiaan taraf yang relative tetap atau konsisten
Kebahagiaan dalam taraf ini merupakan taraf yang tertinggi yang dapat dicapai
seseorang (dari segi psikologis). Kebahagiaan taraf ini lebih merupakan hasil dari proses
pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam mana dicapainya pertumbuhan dan
perkembangan yang prima, artinya hasil dari keadaan-keadaan positif yang dicapai dalam
untaian pertumbuhan dan perkembangan dalam masa remaja.
Jadi, kebahagiaan konstan yang dicapai seseorang adalah hasil dari dapatnya
seesorang menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, lingkungannya dan Tuhannya sebagai
hasil pertumbuhan dan perkembangan dalam masa remaja.

2. REMAJA BERMASALAH
Rentangan bermasalah apat digambarkan dalam tinjauan pembagaian masalah
menurut intensitasnyya, dalam pembagiannya terdiri dari:

A. Tingkah laku bermasalah wajar


Arti tingkah laku bermasalah wajar adalah tingkah laku yang secara psikologis masih
dalam batas cirri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan fisik
dan psikis, dan dapat diterima sepanjang tidak merugikan dirinya sendiri dan masyarakat
sekitarnya.
B. Tingkah laku bermaslah taraf menengah
Arti tingkah laku berasalah taraf menengah disini adalah tingkah laku remaja yang
secara psikologis masih merupakan akibat dari adanya perubahan-perubahan fisik dan psikis
dalam pertumbuhan dan perkembangan, namun telah menunjukan tanda-tanda mengarah
kepada adanya penyimpangan yang diramalkan dapat merugikan dirinya sendiri dan
masyarakat lingkungannya. Tingkah laku bermsalah taraf ini disebut pula sbagai tanda-tanda
bahaya atau “dengers signal”.
C. Tingkah laku bermasalah taraf kuat atau penyimpangan-penyimpangan tingkah laku
Arti tingkah laku bermasalah taraf kuat ini dapat dilihat dari segi remaja iu sendiri yang
terpadukan dengan tinjauan masyarakat. Tingkah laku bermasalah taraf kuat ini adalah tingkah
laku yang ditimbulkan oleh adanya rasa tidak enak, rasa tercekam, rasa tertekan, dalam rasa
yang kuat sebagai akibat dorongan-dorongan yag saling bertentangan dalam diri seseorang
yang sangat kuat pula melahirkan tindakan-tindakan mengundurkan diri secra berlebihan.
Tindakantindakan tersebut dari segi masyarakat merupakan tingkah laku social yang
menyimpang dari kewajaran, cenderung ada rasa putus asa, tidak aman, atau cenderng untuk
merusak, melanggar peraturan-peraturan, menyerang.

C. PENILAIAN TERHADAP JURNAL

 Kelebihan Buku
Buku yang digunakan pada critical book report ini sangat lah bagus. Buku ini
menggunakan bahasa yang dapat dan mudah di mengerti dengan jelas, serta di muat
contoh-contoh yang jelas.
Pembahasan Materi pada Buku ini sangat mudah dipahami, Buku ini bagus
digunakan untuk pemula. Karena menjelaskan dengan baik,dan bisa digunakan dikalangan
mana pun. Buku ini juga membahas semua materi.
Cover yang digunakan pun bagus. Buku ini memiliki identitas buku yang jelas
sehingga tidak di ragukan isinya. Materi yang di sampaikan bermanfaat bagi pembaca
 Kekurangan buku
Kekurangan kedua buku ini tidak banyak, karena buku ini di buat oleh pengarang
yang terkenal dan berpengalaman sehingga beliau lebih tau agar menerbitkan buku yang
bagus buat pemula. Kekurangan buku ini kurangnya gambar-gambar menarik agar lebih
mengerti.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Terhadap keseluruhan yang dikemukakan dalam buku ini, ada dua hal pokok yang
menjadi pengharapan untuk dicapai. Pertama, bagi remaja, jika terlaksananya segala aspek
pertumbuhan dan perkembangannya, yang diikuti adanya kecenderungan positif bagi pelaksaan
tugas-tugas perkembangannya; terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, dialaminya
penyesuaian pribadiyang memadai, serta dapat mencapai kebahagiaan sekaligus
menghindarkan diri dari masalah, maka tiada lain yang terjadi kecuali diperolehnya kematangan
psikis dan kematangan social menuju kedewasaannya sebagai manusia ideal. Kedua, bagi
pendidik dan pembimbing, dengan memahami banyak seluk-beluk remaja, maka dapatlah
diharapkan bertambahnya jumlah remaja yang berangkat menuju kematangan psikis dan
sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mappiaare Andi,, 1982, Psikologi Remaja,, Usaha Nasional, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai