TESIS
Oleh:
NPM/NIRM: 2198225024
PROGRAM PASCASARJANA
TEBUIRENG JOMBANG
2023
KONSEP PENDIDIKAN KH. MUHAMMAD YUSUF HASYIM DAN
KONTRIBUSI PEMIKIRANNYA TERHADAP PENDIDIKAN
TESIS
Di susun untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan Dalam
Bidang Agama Islam
Oleh:
NPM/NIRM: 2198225024
Pembimbing:
PROGRAM PASCASARJANA
TEBUIRENG JOMBANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis oleh :
NPM : 2198225024
Kepada :
Di :
Tebuireng Jombang
NIM : 2198225024
NPM/NIRM : 2198225024
merupakan karya orang lain atau jiplakan, maka saya siap untuk menerima sanksi
Yang menyatakan
Mengesahkan,
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Hasyim Asy’ari
Tebuireng Jombang
NIY.UHA.01.0092
HALAMAN MOTTO
طابِفَةا َ ون ِليَ ْن ِف ُروا كَافَةا فَلَ ْو ََل نَفَ َر ِم ْن ك ُِل فِ ْرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم َ َُان ا ْل ُم ْؤ ِمن
َ َو َما ك
ِين َو ِليُنذ ُِروا قَ ْو َم ُه ْم ِإذَا َر َجعُوا ِإلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم يَحْ ذَ ُر ْو َن
ِ ِل َيتَفَقَّ ُهوا فِى الد
Artinya: Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi
(tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka
dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar
mereka dapat menjaga dirinya2
1
(Al-Quran, Surat Al Mulk, Ayat 2)
2
(Al-Quran, Surat At Taubah, Ayat 122)
3
(HR.Muslim, No.2699)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada allah SWT dan atas dukungan dan doa
dari orang tua tercinta, akhirnya Teis ini dapat di selesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Pleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya ucapkan rasa syukur
1. Allah SWT, karena hanya izin dan karunianya lah maka Tesis ini dapat di buat
2. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan moral maupun material
serta doa yang tiada henti untuk kesusksesan saya, karena tidak ada kata seindah
lantunan doa orang tua dan tiada doa yang paling khusus selain doa yang tercapai
3. Semua saudara kandung saya yang telah memberikan semangat tiada henti atas
4. Paman saya yang selalu memberikan arahan dalam membuat karya ilmiyah ini
dengan lancar
6. Tesis ini juga saya persembahkan untuk calon istri saya yang mungkin masih
belom tau siapa, tapi suatu saat nanti pasti saya persembahkan.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan rahmad dan
taufiqnya sehingga tesis ini bisa terselesaikan. Shalawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dengan selesainya tesis
ini penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Haris Supratno, selaku Rektor Universitas Hassyim Asy’ari
Tebuireng Jombang.
2. Dr. H. Imam Sukardi, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Hassyim Asy’ari Tebuireng Jombang.
3. Dr. Hj. Khoirotul Idawati M.Pd.I selaku ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam Universitas Hassyim Asy’ari Tebuireng Jombang.
4. Dr. Hj. Rofiatul Hosna, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu sabar
dan selalu memberikan bimbingan yang sangat luar biasa.
5. Bapak dan ibu dosen serta staff program Pascasarjana Universitas Hassyim
Asy’ari Tebuireng Jombang yang memberikan banyak bekal pengetahuan.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan tanpa batas.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan tesis ini.
Semoga semua kebaikan dan sumbangsihnya diterima sebagai amal jariyah
kebaikan yang diridhoi Allah SWT. Semoga karya yang sederhana ini bisa
bermanfaat untuk semuanya… Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Nur, Ahmad Sofi, 2023. Konsep Pendidikan dalam Presprektif KH. Yusuf
Hasyim. Tesis. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Program
Pascasarjana Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.
Pembimbing Dr. Hj. Rofiatul Hosna, M.Pd.
Pendidikan sebagai upaya pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan
manusia muda ke taraf insani. Perwujudan upaya ini adalah tindakan mendidik dan
di didik. Bagi Driyarkara, kedua tindakan tersebut adalah perbuatan yang
fundamental. Artinya, pendidikan adalah perbuatan yang mengubah dan
menentukan hidup manusia, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Bagi peserta
didik, pendidikan menjadi sarana yang memungkinkan tumbuh sebagai manusia.
Sementara bagi pendidik, mendidik berarti menentukan suatu sikap dan bentuk
hidup yang di yakini dapat mewujudkan prinsip-prinsip serata nilai insani yang
membangun seluruh hidupnya.
Tujuan pendidikan yang di harapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuan nya
bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk
tetap dan statis. Tapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang,
berjenan dengan seluruh aspek kehidupan.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif studi literatur
dengan pendekatan analisis data diskriptif analisis. Teknik pengumpulan datanya
dengan melakukan studi kepustakaan yang memiliki relevansi dengan bahasan.
Langkah selanjutnya ialah mereduksi data yang diperoleh, menganalisanya, dan
menyimpulkan sesuai dengan fokus penelitian.
Konsep pendidikan kh yusuf hasyim yang telah terumus dari berbagai data
dan beberapa sumber lain nya adalah : Keagamaan, Kedisiplinan dan kegigihan.
Oleh karena itu, konsep pendidikan Prespektif KH. Yusuf Hasyim ini
lebih mengacu kepada keagamaan, Karena beliau lebih menomersatukan ketuhanan
dalam pendidikan, dan juga kedisplinan yang yang bertujuan untuk menjadikan
pendidikan untuk menghasilkan seorang yang di didik menuju kesuksesan,
kemudian kegigihan dalam pendidikan itu menjadi pendorong utama dalam
berlangsung nya proses pendidikan.
Dan Juga banyak kontribusi pemikiran KH. Yusuf hasyim terhadap
pendidikan, Di antaranya adalah Berdirinya Madrasah Aliyah pada tahun 1965,
Universitas Hasyim Asy’ari pada tahun 1967 pada tanggal 22 juni.
Kata Kunci : Konsep Pendidikan KH Yusuf Hasyim
ABSTRACT
Nur, Ahmad Sofi, 2023. The Concept of Education in Prespective KH. Yusuf
Hasyim. Thesis. Islamic education study program. Hasyim Asy'ari
Tebuireng University Postgraduate Program, Jombang. Advisor Dr. Hj.
Rofiatul Hosna, M.Pd.
Education as an effort to humanize young people or elevate young people
to the human level. The embodiment of this effort is the act of educating and being
educated. For Driyarkara, these two actions are fundamental actions. That is,
education is an act that changes and determines human life, both for educators and
students. For students, education is a means that allows them to grow as human
beings. Meanwhile for educators, educating means determining an attitude and a
form of life that is believed to be able to embody the principles as well as human
values that build his whole life.
The educational goals that are expected to be achieved after a business or
activity that proceeds through stages and levels, the goal is gradual and multilevel.
The purpose of education is not an object that is fixed and static. But it is a whole
of a person's personality, related to all aspects of life.
This type of research uses a qualitative study of literature with a descriptive
data analysis approach. The data collection technique is by conducting literature
studies that have relevance to the discussion. The next step is to reduce the data
obtained, analyze it, and conclude according to the research focus.
The educational concept of kh yusuf hasyim which has been formulated
from various data and several other sources is: Religion, Discipline and persistence.
Therefore, the concept of educational perspective KH. Yusuf Hasyim
refers more to religion, because he prioritizes divinity in education, and also
discipline which aims to make education produce a student towards success, then
persistence in education becomes the main driving force in the ongoing educational
process.
And also many contributions of KH. Yusuf Hasyim towards education,
including the establishment of Madrasah Aliyah in 1965, Hasyim Asy'ari
University in 1967 on June 22.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... x
BAB 1: PENDAHULUAN
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 97
B. Saran. ............................................................................................... 98
C. Penutup ............................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Kajian
tindakan mendidik dan di didik. Bagi Driyarkara, kedua tindakan tersebut adalah
mengubah dan menentukan hidup manusia, baik bagi pendidik maupun peserta
menentukan suatu sikap dan bentuk hidup yang di yakini dapat mewujudkan
membentuk suatu pola berpikir yang sesuai dengan proses yang dialami melalui
menginjak usia dini karena merupakan tahap awal sebelum seseorang mengalami
pikirnya.5
seumur hidup.6
menunjuk pada pendidikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik
masyarakat. Hal ini diungkapkan dengan baik oleh John Dewey. Bagi Dewey,
dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap
berlangsung dari zaman lingkup kehidupan yang sederhana. Tidak hanya itu
6
Muhammad Turmuzi, Konsep Pendidikan dan Islam sebagai Alternatif dalam
Memanusiskan Manusia, Jurnal Al-Islah Vol. 12 No. 2 Tahun 2021
7
Ibid
tujuannya pun sebatas bertahan hidup dari ancaman sekitar. Akan tetapi manusia
masyarakat yang berbudaya dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi yang
kemampuan berfikir teoritis dan praktis berdasarkan konsep berfikir ilmiah atau
kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu unsur dari aspek sosial bidaya yang
ilmu agama dengan ilmu keduniaan. Hal tersebut sejalan dengan konsep
pendidikan didalam sekolah islam tidak hanya tidak hanya membekali peserta
didik dengan pembelajaran agama saja, namun juga harus dibekali dengan ilmu
ilmu yang mapu di praktekan langsung dalam kehidupan, karena menurut beliau
seorang pemimpin hanya memiliki teori dan program muluk tanpa disertai
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Dalam hal ini Ibnu
8
Syarifatul Marwiyah, Konsep Pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup, JURNAL
FALASIFA. Vol.3 , No. 1 Maret 2012
9
Rz. Ricky Satria Wiranata, Konsep Pendidikan Karakter KH Ahmad Dahlan Dalam
Perspektif Tokoh Muhammadiyah, JURNAL SALIHA. VOL.2, No. 1 Januari 2019
Khaldun mengatakan bahwa pendidikan merupakan sarana yang meningkatkan
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
berbentuk tetap dan statis. Tapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian
adalah hak seluruh rakyat. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang berdiri
sendiri, bangsa Indonesia yang merdeka yang dapat memanfaatkan sumber daya
alam dan sumber kebudayaan Indonesia yang kaya raya untuk meningkatkan
cerdas juga adalah bangsa yang dapat memilih dari berbagai alternatif yang
10
Muhammad Insan Jauhari, KONSEP PENDIDIKAN IBNU KHALDUN DAN
RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN DI ERA MODERN, Jurnal Komunikasi dan
Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020
11
Martinis yamin dan Maisah, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan (Jakarta: Ciputat Mega Mall
B22, 25 & C15, 2012), 23.
disodorkan oleh dunia modern. Manusia Indonesia yang merdeka adalah
1. Tujuan Tertinggi/terakhir
mutlak dan universal. Tujuan tertinggi ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan
Allah SWT surat Al-Zhariat ayat 56 berbunyi: Artinya:" Dan diantara mereka
ada orang yang mendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan dunia dan
kebaikan akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-
orang yang dapat bahagia dari apa yang mereka, dan Allah sangat cepat
bekerjalah untuk urusan akhirat seolah-olah engkau akan mati esok hari".
2. Tujuan Umum
Tujuan ini lebih bersifat empirik dan realistik. Tujuan umum berfungsi
3. Tujuan Khusus
12
Ibid
Tujuan khusus ini bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk
selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi/terakhir dan umum itu.
4. Tujuan Sementara
Tujuan ini merupakan tujuan yang akan dicapai setelah anak didik
dan khusus, dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.13
tiga, dan yang kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu: Keluarga, Sekolah
dan Masyarakat.
Dimana masing-masing lingkungan itu dapat terwujud seperti apa yang telah
Hal ini relevan dengan apa yang di kemukakan oleh kh. Yusuf hasyim
tentang nilai-nilai lebih atau nilai plus pendidikan di dalam pendidikan lebih
khususnya dalam pondok pesantren, bahkan hal tersebut juga muncul pada
13
Martinis yamin dan Maisah, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan (Jakarta: Ciputat Mega Mall
B22, 25 & C15, 2012), 24-25.
14
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2015), 121.
untuk meraih gelar doctor tentang sistem pendidikan di lingkungan pesantren
di Tebuireng.
Dari latar belakang atau focus penelitian di atas, maka peneliti tertarik
Yusuf Hasyim.
Hamabatannya kira-kira mungkin ayah atau ibu seorang karir atau kasih
berpeluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan kehidupan yang
15
Ridlwan Nasir, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), 128-129
bersosialisasi tidak hanya di sekolah saja namun juga di masyarakat. Dilihat dari
B. Fokus Kajian
masalah yaitu:
pendidikan ?
C. Tujuan Kajian
D. Manfaat Kajian
tugas akademik pada jenjang s2 program Pasca Sarjana pendidikan agama islam
semakin luas dan berinovasi yang baru terutama konsep pendidikan KH.
2. Secara praktis
sumbangsih kepada:
a. Masyarakat umum
wawasan yang lebih luas, yang nantinya akan dijadikan sebagai rujukan
b. Pengelola pendidikan
Untuk memperjelas kajian yang akan di bahas pada penelitian ini serta
Muhammad Yusuf Hasyim perlu untuk di jelaskan makna dari judul tersebut
1. Konsep pendidikan
sebagai suatu arti yang memenuhi syarat sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-
Pengertian konsep yang lain adalah: sesuatu yang umum atau representasi
intelektual yang abstrak dari situasi, objek atau peristiwa, suatu bentuk
pikiran, suatu ide atau gambaran mental. Suatu konsep adalah elemen dari
proposisi seperti kata adalah elemen dari kalimat. Konsep adalah abstrak di
dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah, dan
optimalisasi.16
peserta didik agar mampu hidup dengan baik dalam masyarakatnya, mampu
bangsanya.17
tegas, pemberani, dan disiplin yang tinggi. Beliau juga seorang pemimpin
16
Binti Maunah, Landasan Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), 5.
17
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Relogius di Sekolah Upaya Mengembangkan PAI
dari Teori ke Aksi (malang: uin maliki press, 2010),1.
kolektif di lingkungan pondok pesantren. Namun beliau tetap memiliki
antara lain keuletan dan keikhlasan serta semangat yang tinggi dalam segala
F. Sistematika Pembahasan
yang saling terkait dan terintegrasi satu sama lain, sehingga hasil yang
diharapkan dari penelitian ini dapat tercapai. Berikut ini hasil penelitian yang
BAB I : PENDAHULUAN
penelitian.
Dalam bab dua ini terdiri dari tiga pembahasan yaitu: Pertama
konsep Pendidikan.
keabsahan data.
BAB V : PENUTUP
dari uraian penelitian ini, disertai saran saran yang terkait hasil
G. Metode Penelitian
lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh
pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai
pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun
spekulatif; (2) model filsafat preskriptif; (3) model filsafat analitik. Filsafat
segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan
tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus
dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau
hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan,
rekonstruktivisme.19
18
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek
19
Ismaun. 2001. Filsafat Ilmu I. (Diktat Kuliah). Bandung: UPI Bandung.
Penelitian karya ilmiah ini adalah penelitian library research (kajian
kaitannya dengan judul tesis ini untuk memperoleh informasi dan data
tentang konsep Pendidikan KH. Yusuf Hasyim. Oleh sebab itu, dalam proses
penelitian ini peneliti menggunakan data tertulis yang diperoleh dengan studi
kepusatakaan berupa buku sumber primer, jumal atau buku- buku yang
metode pengumpulan data berupa pertemuan antara dua orang atau lebih
secara langsung dengan tujuan untuk mendapatkan informasi, data, dan ide
melalui tanya jawab secara lisan sehingga dibangun makna dalam topik
integeritasnya memadai.
Data adalah penelitan yang terdiri dari semua informasi atau bahan
yang disediakan alam (dalam arti luas) yang harus dicari, dikumpulkan dan
20
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1990),9.
dipilih oleh peneliti. Data bisa terdapat pada segala sesuatu apa pun yang
umumnya merupakan data lunak (soft data) yang berupa kata, ungkapan,
kalimat dan tindakan, bukan merupakan data keras (hard data) yang berupa
merupakan data yang utama dalam penelitian kualitatif. Data utama tersebut
penting sekali untuk dicatat melalui sketsa atau rekaman kaset/ tape
peneliti, karena ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis sumber data
sumber datanya tidak tersedia, penelitian tersebut tidak memiliki arti, karena
21
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosadkarya, 2012), 157.
pemikiran KH. Yusuf Hasyim dalam bidang Pendidikan, dan peneliti
pertama 2011
LP3ES 2011.
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Data sekunder ini berfungsi sebagai data pendukung dari data Primary
resource. Data yang bisa menjadi penunjang bisa berupa buku, artikel
La Sulo
3) Pendidikan dan Masyarakat (Al Tarbiyyah Wal Mujtama’), oleh
Maisah
pertama 2011
arsip, maupun karya ilmiah lainnya yang memiliki relelvansi dengan tema
tesis ini.
Dokumen yang terkumpul dari sumber data yang ditulis oleh KH.
Yusuf Hasyim dan data-data lain yang ditulis oleh para ahli berkaitan
dengan pokok bahasan dalam rangka mengakaji dan meneliti pemikiran Kh.
22
Haris Hardiansyah, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba
Humanika, 2010), 143.
peneliti untuk menemukan data-data yang diperlukan sebagai jawaban
4. Telaah Data
terarah dan sistematis. Sedangkan menurut Biklen dan Bogdan analisis data
merupakan analisis alamiah tentang isi pesan atau dialog yang ada untuk
23
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosadkarya, 2012), 184.
dengan isi materi yang di bahas. Untuk merealisasikan metode content
analisis ini terkait dengan data-data, maka data-data yang sudah ada, baik
sesuai dengan isi materi yang di bahas dan dapat meyakinkan serta
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Hakikat Pendidikan
Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu, tidak mengetahui
Namun disisi lain manusia memiliki potensi dasar (fitrah) yang harus
Proses yang tak jauh berbeda terjadi dan berlangsung pula di masya
rakat yang sudah maju (modern). Para orang tua juga memberikan perhatian
dan misi pendidikan yang dilasanakan, pada prinsipnya sama, yaitu memberi
bimbingan agar dapat hidup mandiri. Bimbingan diberikan oleh generasi tua
24
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Kalam Mulia, 2018 ), 28.
(orang tua atau guru) kepada generasi muda (putra-putri atau peserta didik),
pergaulan dan pengalaman yang diterima anak dan kedua orang tuanya dan
hakikatnya adalah sebagai amanah dari orang tua. Pendidik sebagai pemegang
diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia
yang dijalankan oleh seseorang atau sekolompok orang agar menjadi dewasa
25
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 29.
26
Ibid
atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tingg dalam arti
mental.
1. Pengertian Pendidikan
a. Menurut bahasa/Etimology
27
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 29-30.
yang mulanya berarti "rendah" (pelayan, bujang), seka rang dipakai
b. Menurut Istilah/Terminology
28
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 31.
2. Selanjutnya Hasan Langgulung," mengemukakan, bahwa "pendi
dikan sebenarnya dapat ditinjau dari dua segi; pertama, dari sudut
berbagai bakat dan kemapuan yang kalau dikelola secara cerdas bisa
dari guru kepada para siswanya. Artinya ada tiga dimensi pokok
29
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 31.
teaching and of student control and guidance; largely replaced by
the term edu cation." Dari penjelasan Carter V. Good tersebut, dapat
paling baik dan sempurna saat ini di Indonesia. Definisi inilah acuan
30
Ibid
2. Adanya orang (subjek) yang melakukan bimbingan yang disebut
"pendidik".
4. Adanya tujuan yang akan dicapai yang disebut dengan "tujuan" atau
"komptensi".31
a. Menurut Bahasa/Etimology
tiga kata yang digunakan. Ketiga kata tersebut, yaitu (1) "at-tarbiyak,
(2) "al-ta'lim, dan (3) "al-ta'dib". Ketiga kata tersebut memiliki makna
b. Menurut Istilah/Terminology
31
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 33.
32
Ibid
33
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 36.
mencintai tanah air, tegap sempurna budi pekertinya (akhlaknya),
hidup.
hasilnya di akhirat.
yang baik, dari yang minimal menuju yang maksimal, dari yang
tingkah laku tidak saja terhenti pada level individu, tetapi juga
mencakup level masyarakat (etika sosial), sehingga melahirkan
per tumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
nya semua ajaran Islam." Pengertian di atas dikomentari oleh Abdul 19)
34
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 37.
35
Ibid
rohani, melalui bimbingan, pengarahan, pengajaran, pelatihan, penga
3. Konsep Pendidikan
sebagai suatu arti yang memenuhi syarat sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-
Pengertian konsep yang lain adalah: sesuatu yang umum atau representasi
intelektual yang abstrak dari situasi, objek atau peristiwa, suatu bentuk
pikiran, suatu ide atau gambaran mental. Suatu konsep adalah elemen dari
proposisi seperti kata adalah elemen dari kalimat. Konsep adalah abstrak
36
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 38.
ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik. Konsep adalah
ekstensinya.
dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah, dan
optimalisasi.37
dan bangsanya.38
menjadi tiga, dan yang kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu:
itu dapat terwujud seperti apa yang telah di kelompokkan di atas, dapat
37
Binti Maunah, Landasan Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), 5.
38
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Relogius di Sekolah Upaya Mengembangkan PAI
dari Teori ke Aksi (malang: uin maliki press, 2010),1.
berupa lingkungan phisik, lingkungan budaya, lingkungan sosial,
Hal ini relevan dengan apa yang di kemukakan oleh kh. Yusuf
39
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2015), 121.
seorang karir atau kasih saying berlebihan. Ini berarti menunjukkan bila
peneliti. Dari penjelasan berikut, kitab isa melihat aspek mana yang memiliki
mengulangi dan melekukan plagiasi serta duplikasi pada karya sebelumnya yang
Ilmiyah
40
Ridlwan Nasir, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), 128-129
(purifikasi) ajaran
Islam dari
khufarat, tahayul,
bercampur dalam
umat Islam.
Kedua, mengajak
keluar dari
jejaring pemikiran
tradisional melalui
re-interpretasi
terhadap doktrin
Islam dalam
rumusan dan
penjelasan yang
dapat diterima
oleh rasio
disumbangkan
oleh Wahid
Hasyim dalam
sistem pendidikan
yang perlu
dilanjutkan
ditengah
keterburukan
bangsa. Wahid
Hasyim
mengajarkan
adanya pendidikan
dengan sikap
menghargai
terhadap
perbedaan, rasa
nasionalisme,
pluralisme dan
multikulturalisme
di Indonesia.
Indonesia menampilkan
kekhasan kultural
Indonesia.
Semuanya itu
dilakukannya
demi mewujudkan
idealisme
terdalamnya,
yakni membangun
kesadaran
manusia di
Indonesia akan
hak-haknya
BAB III
KH. Muhammad Yusuf Hasyim atau biasa dipanggil Pak Ud, tergolong
Tebuireng selama 48 tahun (1899 1947). Selain itu, Pak Ud juga tergolong
kakaknya. Kiai Wahid Hasyim wafat di usia 39 tahun, KH. Abdul Kholik wafat
dalam usia 48 tahun, dan KH. Abdul Karim Hasyim wafat pada usia 54 tahun.
Kholik Hasyim, yang meninggal dunia tiga bulan sebelum meletusnya peristiwa
kalangan.
azan yang memenuhi angkasa Tebuireng. Dia adalah anak terakhir (bungsu)
kecil).
41
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1, 93.
Sejak berumur 12 tahun, dia mondok di Pesantren Al-Quran Sedayu
Ponorogo.
rajin membaca dan banyak bergaul dengan kalangan terpelajar. Hal itu
hari.42
2. Pejuang Bangsa
Secara ideologis, sejak dulu umat Islam di Indonesia sangat anti Barat,
(KUA) untuk menangani urusan pernikahan, talak, rujuk, dan ibadah haji,
dengan tujuan untuk mengambil hati umat Islam. Selain itu, penjajah Jepang
bulan Oktober 1943. Dan ketika ancaman Sekuru kian meningkat, Jepang
Tanah Air).43
42
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1, 94.
43
Ibid
Sebagai tokoh Islam yang sangat berpengaruh, Kiai Hasyim Asy'ari
Pak Ud yang saat itu masih berumur 16 tahun, masuk Hizbullah sekitar awal
tahun 1945.
Laskar Hizbullah cukup banyak. Masyumi, yang saat itu merupakan salah
Sementara Pak Ud, walaupun dalam usia yang masih sangat muda,
44
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1, 95.
Pada tahun 1945, setelah berhasil menaklukkan kota Surabaya,
porandakan kota santri itu. Pasukan yang dipimpin Kolonel van der Plass
yang saat itu dipimpin Kiai Wahid Hasyim, dituding sebagai tempat
Pasukan van der Plass lalu bergerak ke selatan untuk mengejar pasukan
Republik pimpinan Pak Ud. Dalam kontak senjata di Desa Laban, selatan
mortir, bedil, mesiu, dan tentara yang sedang dicari-cari Belanda. Setelah 3
beberapa warga desa. Dari Desa Laban mereka melewati hutan jati ke desa
3. Berkeluarga
memilih desa Pojok, tepatnya di rumah Kiai Abdul Karim, sebagai markas
45
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1,96.
tentara. Markas dengan komandan Kapten Hambali ini, dalam
terutama ketika mendapat kunjungan seorang gadis Madiun, yang ketika itu
menganggap pertemuan dengan adik komandannya ini biasa saja. Akan tetapi
Pasangan Pak Ud dan Ibu Siti Bariyah dikaruniai lima anak, yaitu
Mutia Farida, Muhammad Riza, Nurul Hayati, Muhammad Irvan dan Nurul
Aini.47
46
Ibid, 96-97.
47
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1,97.
jure, kekuasaan di Indonesia berada di bawah kendali tentara Dai Nippon itu.
Pendudukan Jepang menandai datangnya masa baru bagi kalangan Islam. Jika
ketaatan kepada Kaisar Harihito, pengusa tahta Jepang. Mereka juga harus
KH. Yusuf Hasyim menolak aturan itu. Menurut Kyai Hasyim, hanya
Allah SWT yang patut disembah dan ditaati, bukan manusia manapun
termasuk penguasa dari Negeri Matahari Terbit itu. Akibat penolakan ini,
Hadratus Syeikh tercerai berai menyelamatkan diri. Istri kedua Kyai Hasyim
bungsunya, M. Yusuf Hasyim, yang ketika itu masih berusia 13 tahun, luput
setapak di pedesaan. Hal itu dilakukan karena jalan raya dirasa tidak aman.
menumpang delman untuk mencari Stasiun Kereta Api. Ia naik kereta api
yang kebetulan siap berangkat. Arah kereta api kebarat, ia memutuskan pergi
singgah ke Cirebon. Semua itu dijalani selama dua tahun. Di Pekalongan, Pak
itu, KH. M. Hasyim Asy'ari dan sejumlah pengikutnya sudah pula kembali ke
Tebuireng, setelah ditahan selama delapan belas bulan. Pembebasan itu berkat
usaha keras dan lobi diplomatik Kyai Wahid Hasyim, kakak tertua Pak Ud.
Namun, untuk tinggal dan menetap lebih lama di Tebuireng, bagi Pak Ud
dirasakan sangat berat. Maka, setahun kemudian, ketika negara ini baru
umat Islam secara ideologis dinilai anti Barat, sehingga bisa dimanfaatkan
(KUA) untuk menangani urusan keagamaan seperti nikah, talak, rujuk, hingga
ibadah haji. Secara resmi, KH. M. Hasyim Asy'ari menjad ketua Laskar
Muslimin Indonesia) pada bulan Oktober 1943. Dan ketika ancaman Pasukan
Sekutu kian meningkat, Jepang menyetujui usulan para tokoh Islam untuk
terbentuk pula PETA (Pembela Tanah Air). KH. Hasyim Asy'ari mendukung
penuh berdirinya peta dan Hizbullah ini. Bahkan merestui kedua puteranya,
Abdul Kholik dan Muhammad Yusuf, bergabung di dalamnya. Abdul Cholik
17 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta pada akhirnya menjadi Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tahun itu pula, diwilayah Jombang
negara bagi seluruh umat Islam Indonesia, yang kemudian dikenal dengan
Resolusi Jihad. Resolusi ini pada akhirnya menjadi embrio pecahnya perang
Pahlawan Nasional.
Pak Ud yang tergabung dalam Laskar Hizbullah Jombang, dalam usia
dari Haji Syahid asal Blitar serta beberapa personel pelatih lainnya, yang
awal kariernya di dunia militer. Tidak saja jiwa perjuangan dan sikap
tentara bagi Pak Ud, merupakan bagian hidupnya yang dirasa sangat
6. Pemberontakan PKI
strukturisasi TNI, Pak Ud masuk dalam dinas TNI dan mendapat pangkat
Letnan Satu di bawah pimpinan Letkol Munasir. Menurut satu sumber, Letkol
menyelamatkan beberapa tokoh penting yang dicu lik PKI, seperti Kapten
Hambali, KH. Ahmad Sahal, dan KH. Imam Zarkasyi, pengasuh Pondok
Modern Gontor Ponorogo. Saat itu Pak Ud terjun bersama kakaknya, Kiai
Kholik Hasyim.
pindah ke Jakarta, tinggal di kawasan Tebet. Pak Ud, oleh orang orang PKI
7. Karier Politik
banyaknya aksi sepihak berupa perebutan tanah rakyat (land reform) yang
karier politik dengan menjadi wakil rakyat ketika ada refreshing (penyegaran)
Naro putus, sehingga Pak Ud pun tergusur dari DPR. Namun Pak Ud tidak
8. Mengasuh Tebuireng
Tebuireng (saat itu) KH. Abdul Kholik Hasyim, meninggal dunia. Kepergian
48
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1,98-99.
49
Ibid, 99.
Dalam masa kepemimpinan Pak Ud, Pesantren Tebuireng mengalami
awalnya memiliki siswa 150-an orang, pada tahun 1990 jumlah siswanya
(UNHASY). Rektor pertama dijabat oleh K.H. Muhammad Ilyas. Sayang nya,
Asy'ari (IKAHA).
menghafal Al-Qur'an. Lalu pada tahun 1972, dibentuk Madrasah Per siapan
Tsanawiyah, sebagai jawaban atas kebutuhan santri lulusan seko lah dasar dan
siswa laki-laki dan perempuan dalam satu kelas, suatu budaya yang saat itu
belum pernah ada di dunia pesantren. Pendirian SMP dan SMA ini mendapat
reaksi keras dari sebagian masyarakat. Pada di awal berdirinya, SMA Wahid
50
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1,99.
Hasyim hanya memiliki 66 siswa, namun pada tanun 2000-an telah dipenuhi
belajar santri, didirikan Koperasi Jasa Boga (Jabo), koperasi yang khusus
Ma'had Aly yang secara intens mendalami ilmu-ilmu keislaman klasik dan
30 orang, tidak dikenakan biaya kuliah dan disediakan asrama khusus serta
jenis, dan status apa saja punya potensi terjangkau oleh semua kalangan.
sektor hasil tanah wakaf pesantren. Pak Ud tidak ingin memberatkan beban
keuangan kepada santri. Karena itu, sejak tahun 2003, santri hanya dipungut
biaya 150an ribu sebulan. Anggaran ini sudah termasuk biaya makan, dana
bayar penuh, bayar dengan keringanan, bahkan ada yang gratis. "Barang baik
tapi mahal, di manapun dapat ditemukan. Tapi barang baik dengan harga
murah, ini yang jarang ditemukan," tegas Pak Ud saat diwawancarai Majalah
Sabili.51
karena alasan usia (saat itu usia Pak Ud sudah 77 tahun), pengunduran dirinya
itu juga untuk menciptakan tradisi suksesi kepemimpinan yang sehat, mulus,
dan terarah.52
dirawat selama tiga hari. Lalu pada tanggal 2 Januari, Pak Ud dirujuk ke
Kuasa. Inna lillahi wa Inna ilayhi Raji'un. Jenazah Pak Ud kemudian dibawa
51
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1,100-101.
52
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1,101.
ke Tebuireng dan dikebumikan di komplek pemakaman keluarga Pesantren
Tebuireng.
yaitu tempat tinggal yang dulunya merupakan rumah KH. Hasyim Asy'ari.
Soetomo Surabaya, setelah kondisi fisiknya semakin lemah, sulit makan dan
53
Ibid, 101-102.
Lalu pada tanggal 11 Januari 2007, Pak Ud sempat menjalani operasi
sering muntah. Namun ternyata virus yangh ada didalam lendir itu sudah
menyerang paru-parunya.
628 Graha Amerta. Setelah empat hari dirawat, kondisi kesehatannya terus
lantai II Gedung Bedah pusat Terpadu. Pada hari sabtu 13 Januari 2007, Wakil
Begitu melihat jenazah Pak Ud keluar lift, tangis keras pun tak
terbendung. Lampu kilat para jurnalis foto pun ikut menyambut jenazah yang
sudah terbungkus kain kafan itu. Jenazah Pak Ud segera didorong menuju
Ambulans.
54
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1
Saat penjemputan jenazah, lima putra dan menantu Pak Ud terus
mendampingi jenazahnya. Saat itu terlihat pula para tokoh yang ikut
menjemput kedatangan jenazah Pak Ud. mereka antara lain, Prof. Dr. Ir. M.
Nuh DEA (Rektor ITS), Prof. Dr. Ridlwan Nasir (Rektor IAIN Sunan
PPP), Farid Al Fauzi (Ketua DPW PPP Jatim) dan Mas'ud Adnan (Wakil
Jenazah Pak Ud tiba di rumah duka, Desa Cukir pada Minggu malam
12. Pemakaman
Pagi itu, Senin 15 Januari 2007, ribuan santri, alim ulama, para tokoh,
Ketua DPP PPP Hafidz Ma'shoem. Selain itu, tampak pula para ulama dari
55
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1
Abdul Aziz Manshur (Paculgowang, Jombang), KH. An'in F. Mahrus
(Lirboyo, Kediri), KH. Said Aqiel Siradj (Ketua PBNU), dan lain-lain.
dilakukan oleh KH. Ir. Salahuddin Wahid atas nama keluarga sekaligus
Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy'ari (pendiri NU), tapi Indonesia juga
Yoga S. Utomo, lalu dilanjutkan dengan upacara secara Islami dan diakhiri
oleh doa yang dipimpin KH. Maimun Zubair, pengasuh PP. MUS, Sarang,
Rembang.
Kini, Pak Ud telah tiada. Tapi nama dan jasa-jasanya akan tetap abadi
dalam tinta emas sejarah perjuangan Bangsa. Selamat jalan Pak Ud! Do'akan
amin56
B. Konsep Pendidikan
1. Hakikat Pendidikan
Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu, tidak mengetahui
Namun disisi lain manusia memiliki potensi dasar (fitrah) yang harus
56
A. Mubarok Yasin dan Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebuireng (Jombang:
Pustaka Tebuireng, 2011), Cet 1
57
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Kalam Mulia, 2018 ), 28.
Menurut Jalaluddin bagi manusia yang hidup di lingkungan
orang tua. Pendidikan akan dinilai rampung bila anak mereka sudah
menginjak usia dewasa, siap untuk berumah tangga dan mampu mandiri
perlu dikuasainya.
Proses yang tak jauh berbeda terjadi dan berlangsung pula di masya
rakat yang sudah maju (modern). Para orang tua juga memberikan perhatian
dan misi pendidikan yang dilasanakan, pada prinsipnya sama, yaitu memberi
bimbingan agar dapat hidup mandiri. Bimbingan diberikan oleh generasi tua
(orang tua atau guru) kepada generasi muda (putra-putri atau peserta didik),
pergaulan dan pengalaman yang diterima anak dan kedua orang tuanya dan
58
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 29.
keragaman dan pembagian kerja berdasarkan profesi, sehingga tugas
hakikatnya adalah sebagai amanah dari orang tua. Pendidik sebagai pemegang
yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar
usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekolompok orang agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tingg dalam
arti mental.
59
Ibid
potensi jasmani dan rohaninya ke arah kesempurnaan, seperti yang
2. Pendidikan
a. Menurut Bahasa/Etimology
dengan memberikan awalan "pe" dan akhiran "an", mengan dung arti
anak. Dalam paedogogos adanya seorang pelayan atau bujang pada zaman
dan dari sekolah. Paedagogos berasal dari kata padas (anak) dan agoge
b. Menurut Istilah/Terminologi
60
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 29-30.
61
Ibid, 31.
Indonesia, Barat, maupun istilah yang dikemukakan dalam sistem
Pendidikan Nasional.
3. Pendidikan Islam
a. Menurut Bahasa/Etimology
kata yang digunakan. Ketiga kata tersebut, yaitu (1) "at-tarbiyak, (2) "al-
ta'lim, dan (3) "al-ta'dib". Ketiga kata tersebut memiliki makna yang saling
kata itu mengandung makna yang amat dalam, menyangkut manusia dan
b. Menurut Istilah/Terminology
manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan. Abrasyi menekankan
62
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 31.
63
Ibid, 36.
2. Hasan Langgulung mengatakan, bahwa "pendidikan Islam adalah
yang baik, dari yang minimal menuju yang maksimal, dari yang
potensial menuju aktual, dari yang pasif menuju aktif. Cara mengubah
tidak saja terhenti pada level individu, tetapi juga mencakup level
64
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 37.
menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal, perasaan, dan fisik
luas.65
per tumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
nya semua ajaran Islam." Pengertian di atas dikomentari oleh Abdul 19)
65
Hamayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2018), 37.
berikut: "Proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai-nilai Islam
4. Konsep Pendidikan
suatu arti yang memenuhi syarat sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri
yang sama. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu
adalah: sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak dari
situasi, objek atau peristiwa, suatu bentuk pikiran, suatu ide atau gambaran
mental. Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti kata adalah elemen
66
Ibid, 38.
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah, dan di luar
bangsanya.68
67
Binti Maunah, Landasan Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), 5.
68
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Relogius di Sekolah Upaya Mengembangkan PAI
dari Teori ke Aksi (malang: uin maliki press, 2010),1.
BAB IV
peserta didik untuk lebih maju. Menurut para ahli, ada beberapa pengertian
proses yang terjadi secara terus-menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih
tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental,
yang bebas serta sadar kepada Tuhan , seperti termanifestasi dalam alam
dengan
69
Retno Listyarti. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif
.(Erlangga, 2012), 2.
bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh. Proses pendidikan
merupakan usaha sadar yang dikalukan oleh keluarga, masyarakat, dan 9 . Retno
dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat
berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk mempersiapkan masa yang akan
datang.
Ali bin Abi Thalib R.A mengingatkan kepada kedua orang tua dan para
pendidik untuk mengajari anak-anak (peserta didik) agar mereka diajari dengan
ilmu supaya mereka bisa hidup di zamannya yang berbeda dengan zaman ketika
catatan:
merupakan suatu proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam
potensi manusia; baik dari moral, intelektual, jasmani, (Pancaindra), dan untuk
Dalam Al- Quran telah jelaskan bahwa Allah berfirman dalam Q.S Al-
Alaq ayat 1-5 yang Artinya : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
diketahuinya.72
70
Dedy Mulyasana. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011), 7.
71
Rumlam Ahmadi. Pengantar Pendidikan Asas & Filsafata Pendidikan. (Yogykarta, AR-
RUSS MEDIA, 2016), 37.
72
Depag RI. Al-Qur‟an Maghfira Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, 597.
Definisi pendidikan dalam UU RI No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
jasmani (kesehatan fisik) dan rohani (pikir, rasa, karsa, karya, cipta dan budi
nurani) yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan baik kognitif, afektif
dan terus menerus. Sementara sebagai hasil, pendidikan menunjuk pada hasil
yang di didik menjadi kuat tabah dan sabar, setelah peneliti melakukan
73
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_20_03.htm. Diakses pada tanggal 21 Januari 2019
yusuf hasyim. Pertama (bil qoul), sebagaimana kata bil qoul bermakna dengan
ucapan. Tidak sebagaimana pendidik yang selalu memberi arahan atau peetunjuk
terhadap yang di didik namun kh yusuf hasyim lebih sedikit dalam qoul tapi lebih
masyarakat.74
dapat dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Ketika
orang tua melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mendidik anak, maka
pada waktu yang sama anak menghajatkan pendidikan dari orang tua.
74
Ridlwan Nasir, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), 128-129
keluarga, dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan.
Seperti yang di jelaskan dalam firman allah ( Q.S At- Tahrim, Ayat
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
setiap manusia adalah menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka.
Dalam arti bahwa manusia itu dituntut untuk mengerjakan apa yang
diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT, bukan hanya
pada dirinya saja tetapi harus memberikan pengajaran dan pendidikan kepada
manusia sesama, terutama kita sebagai orang tua perlu menanamkan nilai-
kumpulan suatu keturunan atau satu tempat tinggal, yang terdiri dari ayah,
75
(Q.S. At-Tahrim (66 ) : 6
76
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), 17.
norma sosial dan pandanganhidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat
dapat dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Ketika
orang tua melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mendidik anak, maka
pada waktu yang sama anak menghajatkan pendidikan dari orang tua.
anak.anak yang ada dalam lingkungan keluarga perlu dibina dan di didik
sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia. Hal ini sesuai dengan sabda
berkata; bahwa Rasulullah saw telah bersabda: ”tidaklah seorang anak yang
77
Ibid
2. Kalau di luar pondok ada 3 sektoral, yaitu: rumah tangga, lembaga
Hamabatannya kira-kira mungkin ayah atau ibu seorang karir atau kasih
melalui kegiatan :
Alur pikir dan sikap politik KH. Yusuf Hasyim tetap istiqomah dan
berhenti memberikan informasi dan kajian- kajian ilmiah dan analisa politik
bahaya laten komunis yang bisa menghancurkan bangsa dan negara, dan KH.
Yusuf Hasyim selalu menasehati agar umat Islam bersatu dalam situasi
78
Ridlwan Nasir, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), 128-129
masyarakat, yang tidak pernah berhenti untuk memikirkan kesejahteraan
masyarakat. KH. Yusuf Hasyim senantiasa menitipkan agar para kader dan
suatu masyarakat.
semata, melainkan suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka,
sendiri. Masyarakat merupakan gejala sosial yang ada dalam kehidupan ini
diseluruh dunia. Oleh karena itu masyarakat oleh sosiologi dijadikan sebagai
objek kajian atau suatu hal yang dipelajari terus-menerus. Karena sifat dari
mahluk menusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat tertentu. Definisi
79
H.A Chozin Chumaidy, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2,
102.
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
1. Keagamaan
terhadap anak didik biar tidak terjebak dengan pandangan materialis yang
tidak hanya kemajuan bagi pendidikan Islam, dalam pikiran KH. Yusuf
didik oleh seorang guru juga telah diajarkan juga oleh Socrates dalam tradisi
Cita-cita dan kontribusi yang diusung oleh KH. Yusuf Hasyim kalau
80
Mac Iver dan Page, Tri Pusat Pendidikan Sebagai Sarana Pendidikan Sekolah, (Sidoarjo:
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 2015), 45-46.
81
Stephan, The State, Soul, Virtue and Potential: Aristotle on Education, dalam Charlene Tan,
Philosophical Reflections for Educators (Singapore: Cengage Learning, 2008), 3.
academic and cross cultural communication ( akademik lintas budaya dan
2. Kedisiplinan
yang bertanda santri wajib berkumpul di masjid karena ada pengumuman atau
aturan-aturan pondok pesantren yang harus di patuhi oleh semua santri kapan
saja dan dimana saja termasuk di antaranya adalah batasan jam malam dan
tujuan nya supaya santri tidak keluar, kemudian bisa fokus dalan belajar dan
jga disiplin.
untuk menjadikan pendidikan beserta anak didik menjadi lebih baik dan
3. Kegigihan
Seperti hal nya yang di contohkan oleh KH. Yusuf Hasyim ketika
82
Ridlwan Nasir, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 107.
dan pendidikan unik. Jumlah pesantren diseluruh tanah air cukup besar hingga
agar terbuka menerima pemikiran baru atau yang saat itu disebut sebagai "
modernisasi pesantren ". Pro dan kontra terhadap upaya modernisasi ini saat
modernisasi pesantren itu pernah menulis artikel kocak dengan judul "Ayam
ketrampilan bagi para santri melalui peternakan ayam atau kambing yang saat
modernisasi yang baik itu di pengaruhi oleh suasana dominasi politik Orde
83
Syarwani Abdullah, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 137-
139.
ketentaraan, ternyata mampu bersikap bijaksana didalam menanggapi arus
dilakukan oleh panitia kecil ( anggota panitia kecil lainnya adalah para guru
yang setia mengajar di madrasah seperti Mas Tammnunadjat, Pak Kayyis dan
pengasuh. Salah satu hasil pemanfaatan dana bantuan itu adalah gedung
utama madrasah dan gedung SMA dan SMP umum yang merupakan sekolah
luwes pak Ud dalam pergaulannya yang luas itu. LP3ES yang lembaga
penelitian dan bukan lembaga agama didirikan oleh para tokoh intelektual
antara lain Prof. Sumitro Djoyohadikusumo, Prof Emil Salim dan lain-lain
justru akrab dengan LP3ES, khususnya dengan para chief executive officer (
84
Syarwani Abdullah, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 137-
139.
CEO) nya seperti Dr. Nono Anwar Makarim, Ir Tawang Alun ( almarhum ),
Ismed Hadad dan Prof. Dawam Rahardjo. Pak Ud yang pengasuh pesantren
pendidikan, pesantren dan dunia politik yang sering diseling dengan canda
Jl.S.Parman, Slipi dan terlibat dalam diskusi dan perdebatan spontan yang
semakin hangat dan keras antara Mas Dawam dan Pak Tawang, tiba- tiba Pak
berselang, Almarhum pak Tawang menitip amplop kop LP3ES tertutup rapi
untuk disampaikan kepada Pak Ud. Ketika Pak Ud menerima amplop tersebut
handuk putih favorit Pak Ud yang tertinggal diruang kantor Pak Tawang pada
85
Syarwani Abdullah, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 137-
139.
Pak UD sempat dipercaya untuk memimpin Yayasan
periode. P3M yang mempercayakan Nasihin Hasan sebagai CEO pertama dan
kemudian dialihkan tanggung jawabnya kepada Sdr. Masdar Mas> udi, kyai
kader yang juga berasal dari mBanyumas dapat disebut sebagai cikal bakal
harus menyebut Gus Dur atau Kyai Abdurrahman Wahid yang menjadi nara
sumber utama gagasan mendirikan P3M.Pada saat awal, Gus Dur bersama
penulis menemui DR. Manfred Ziemek di rumahnya Jl. Jambu, Jakarta Pusat.
ini disamping Pak Ud adalah Kyai M.Sahal Machfudz (kini Rois Aam PBNU
dan Ketua Umum MUI) Prof Dawam Rahardjo, Utomo Dananjaya, Pak
Sutjipto Wirosardjono, mantan Wakil Ketua BPS) dan beberapa tokoh lain
nya.86
pesantren menjadi perhatian luar biasa dari kalangan luar pesantren juga
nyaris tidak pernah berhenti. Bersama pak Tjip yang kolumnis cerdas, pak
Kyai Sahal dan lain- lain, Pak Ud yang saat itu memegang tampuk
86
Syarwani Abdullah, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 137-
139.
kepengurusan P3M berkunjung ke Jerman untuk beberapa hari. Konon
1. Mendirikan Pendidikan
yang dicapai Tebuireng selama kepemimpinan Pak Ud. Hal ini setidaknya
siswa 150- an orang, lalu pada tahun 1990, jumlah siswa Aliyah mencapai
kurikulum yag double standar. Yaitu penguasaan ilmu-ilmu agama dan ilmu-
87
Halwan M, Hidayat Yusuf, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2,
50-51.
Kemudian pada tanggal 22 Juni 1967, didirikan pula Universitas
Hasyim Asy'ari (sekarang IKAHA), dan Pak Ud adalah salah satu pelopornya.
Rektor pertama IKAHA dijabat oleh KH. Muhammad Ilyas. Namun sejak
akhir dekade 1980-an, perguruan tinggi ini terpisah dari naungan Yayasan
jawaban atas kebutuhan santri lulusan sekolah dasar dan lanjutan umum untuk
Lalu pada tahun 1975, didirikan SMP dan SMA A. Wahid Hasyim.
Dan untuk kedua kalinya, Pondok Pesantren Tebuireng mendapat reaksi keras
dari sebagai masyarakat atas berdirinya kedua sekolah ini. Sebab, disamping
Wahid Hasyim hanya memiliki 66 siswa, maka pada dekade 2000-an ini,
SIMA telah dipenuhi oleh 1200-an siswa dari berbagai penjuru tanah air.
beraneka ragam dan mengingat pula bahwa pada dewasa ini kelangkaan umat
Islam yang mempunyai karakter "Ulama yang Intelek" dan "Intelek yang
Ulama".
Adapun tujuan didirikan nya SMP dan SMA menurut paparan beliau
adalah :
88
Halwan M, Hidayat Yusuf, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2,
51.
4) Menyiapkan tenaga-tenaga yang mampu mengikuti Teknologi Modern
belajar santri Tebuireng, didirikan Koperasi Jasa Boga (Jabo), koperasi yang
adanya koperasi ini, santri Tebuireng tidak perlu Khawatir dengan kebutuhan
pesantren tebuireng seperti sekarang, dari sesuatu yang tadinya tidak teratur
Pesantren dan Masyarakat ( P3M ) selama beberapa periode. P3M ialah "anak
organisasi" program pesantren LP3ES didirikan pada sekitar tahun 1980 an.
P3M memilih Nasihin Hasan sebagai CEO pertama dan kemudian dialihkan
89
Halwan M, Hidayat Yusuf, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2,
51.
tanggung jawabnya kepada Masdar Mas'udi. Para pendiri perhimpunan ini
disamping Pak Ud adalah Kyai M.Sahal Machfudz (kini Rois Aam PBNU
dan Ketua Umum MUI), Prof Dawam Rahardjo, Utomo Dananjaya, Pak
lainnya. Bersama pak Tjipto, pak Kyai Sahal dan lain-lain, Pak Ud yang saat
dengan baik. Alumni ini nantinya diharapkan dapat menjadi tenaga pengajar
dapat dikembangkan kembali seperti yang diharapkan oleh para alumni senior
Tebuireng.
muslim jeboan pesantren" seperti Gur Dur, Cak Nur, dan lain- lain, mereka
90
Hasan Tholhah Muhammnad, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet
2, 74.
a) Egaliter, yang menunjuk bahwa ciri masyarakat pesantren itu adalah
seorang santri dengan santri yang lain, tidak ada pembedaan etnik, strata
duniawi), dan wara' (mengendalikan diri dari sikap dan perilaku yang tidak
layak).
atau dalam sikap dan perilaku moral sehari-hari, dalam kehidupan pribadi
tinggi norma-norma etika, terutama terhadap guru dan orangtua, dan antara
sesama, juga menjauhi hal-hal yang dilarang oleh ajaran agama dan ajaran
dan tokoh nasional. Beliau tetap egaliter, tetap bersikap populis, tetap hidup
diakui Negara, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Karena
sebagian penganut Aliran kepercayaan itu adalah umat Islam yang masih
pendidikan Islam di Indonesia, dengan sikap keras dan berani Pak Ud dan
melakukan walk out. Sikap F-PP ini kemudian mendapat dukungan umat
Diluar tulisan-tulisan tentang Pak Ud di media massa itu, ada sisi lain
banyak pesantren hanya cenderung kepada fiqih dan sekolah yang sesuai
91
Hasan Tholhah Muhammnad, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet
2, 74.
92
Zawawi Imron, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 98-99.
dengan paket Departemen Agama, Pak Ud merasa ada yang hilang pada
Drajad, Sunan Bonang, Sunan Muria dan lain-lain berjasa mengubah irama
tembang yang dilantunkan orang sampai saat ini. Bahkan diantara Walisongo
itu ada yang menggunakan nama (gelar) dengan sebutan alat musik (gamelan)
"Sunan Bonang".
Perang Sabi (sabil). Demikian juga KH. Bisri Mustofa, Rembang, dulu
dinyanyikan pada saat malam hari ketika orang-orang sedang istirahat setelah
penghayatan seni.93
Kurangnya rasa seni di pesantren itu sangat dirasakan oleh Pak Ud.
93
Zawawi Imron, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 98-99.
berupa pertemuan para santri dari berbagai daerah. Acara itu digelar dengan
narasumber antara lain Emha Ainun Nadjib dan Dr. Hazim Amir, tokoh
hidup tidak kering dari pengalaman afektif, agar jiwa menjadi lembut dengan
denyut estetik. Bukankah Allah itu Maha Indah dan menyenangi keindahan?
oleh KH. Yusuf Hasyim yaitu antara lain dengan diterapkannya "Pola
tunggal pada saat itu dianggap tepat karena untuk menjaga kesatuan komando
dan wibawa pesantren yang saat itu merupakan "Non Kooperatif" dengan
pemerintah Belanda.94
94
Ridlwan Nasir, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 109.
Bapak KH. Yusuf Hasyim tidak serta merta merintis pola
Ahli Waris, kekeluargaan dan sebagainya. Tetapi para ahli waris dan keluarga
yang dibuka oleh KH. Yusuf Hasyim adalah budaya berfikir dan bersikap
klasik atau yang biasa disebut "kitab Kuning" (al kutub al shafra') yang digelar
perkelas setiap malam Selasa dan semua jenjang Madrasah mulai Ibtidaiyah,
95
Ibid
Tsanawiyah hingga Aliyah. Dampak yang menonjol adalah tidak sekedar
melainkan pemahaman kritis pun tercermin dalam diri santri. Pada tahun 60-
eksistensi dan kiprah sebagai pengajar dan pembimbing oleh sosok menantu
KH. Hasyim Ays'ari yang mashur dengan julukan "madinatul ilm!", KH. Idris
Kamali.
Ibarat dalam dunia olah raga, KH. Idris Kamali dikenal kyai yang
alfiyah, dan hafalan pata santri atas semua kitab ini dicek secara simultan
olehnya setiap usia shalat subuh. Setiap malam Selasa ada keharusan halaqah,
ngaji sorogan, ditambah lagi riyadloh yang lain. Di sinilah yang patut segera
ditambahkan, pasca KH. Idris kamali, memang harus diakui citra Pesantren
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep pendidikan KH. Muhammad Yusuf hasyim di bagi menjadi dua yaitu:
1). Konsep Pendidikan secara ucapan ( bil qoul ), konsep ini terdiri dari tiga
hal meliputi:
2). Konsep Pendidikan KH. Muhammad Yusuf Hasyim secara Perilaku ( Bil
a. Keagamaan
b. Kedispilinan
c. Kegigihan
96
Cholidy Ibhar, Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete, 2007), Cet 2, 117-118.
2. Adapun kontribusi pemikiran KH. Muhammad Yusuf Hasyim Terhadap
1. Mendidikan Pendidikan
B. Saran
memiliki saran untuk Konsep pendidikan dari prespektif KH. Yusuf Hasyim.
agar lebih mudah diterima dan lebih menarik seperti melalui buku bacaan,
b. Perlu adanya kajian yang mendalam tentang pemikiran KH. Yusuf Hasyim
yang masih sangat minim dan jarang ditemukan. Ini menjadi suatu
motivasi tersendiri untuk peneliti selanjutnya agar lebih mendalam terkait
Yusuf Hasyim yang dapat dikaji dalam segala aspek mana pun.
lainnya.
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, yang nantinya akan dijadikan
Yusuf Hasyim.
3. Pengelola Pendidikan
C. Penutup
Pada akhirnya, peneliti memanjatkan puji syukur kepada Allah atas
terlibat dalam proses penulisan tesis ini. Sehingga penelitian ini bisa dinikmati
Sebagaimana proses kita menjadi insān kāmil, penelitian ini juga belum final.
Oleh karena itu, kritik atas sebuah karya penelitian sangat dibutuhkan bagi
menjadi penyangga peradaban, Karya kecil ini tentunya ditemukan banyak sekali
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. 2015. Ilmu Pendidikan (Jakarta: Pt Rineka Cipta,)
Abdullah, Syarwani. 2007. Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete) Cet 2.
Budi, Febriyanto. Dewi, Siti, Fatinah. Ayu, Putri, Rahayu. Euis, Intan, Masitoh.
2020. Pendidikan Karakter Dan Nilai Kedisiplinan Peserta Didik
(Universitas Majalengka : Elementaria Edukasia,Vol 3 No 1)
http://www2.irib.ir/worldservice/melayuRADIO/keluarga/masalah_kafaah.htm
Iver, Mac dan Page. 2015. Tri Pusat Pendidikan Sebagai Sarana Pendidikan
Sekolah, (Sidoarjo: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan)
Jauhari, Insan, Muhammad. Juni 2020. KONSEP PENDIDIKAN IBNU KHALDUN
DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN DI ERA MODERN,
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1.
Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan
Kreatif .(Erlangga)
Renna, Puan, Ryan, Hendrik. 1 Januari 2022. Konsep Pendidikan Menurut John
Locke dan Relevansinya bagi Pendidikan Sekolah Dasar di Wilayah
Pedalaman Papua, Jurnal Papeda, Vol. 4 No.
Shihab, Quraish, M. 2008. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an,(Jakarta: Lentera Hati, Cet. IX,)
Stephan. 2008. The State, Soul, Virtue and Potential: Aristotle on Education, dalam
Charlene Tan, Philosophical Reflections for Educators (Singapore: Cengage
Learning)
Sa’dullah, Uyoh. 1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek.
Wawancara dengan Reza, Gus, Putra KH. Yusuf Hasyim, Tebuireng 11 Februari
2023.
Yusuf, Hidayat, M, Halwan, Hidayat. 2007. Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka
Ikapete,) Cet 2.
Yamin, Martinis dan Maisah. 20012. Orientasi Baru Ilmu Pendidikan (Jakarta:
Ciputat Mega Mall B22, 25 & C15).
Zawawi, Imron. 2007. Sang pejuang Sejati (Jombang: Pustaka Ikapete), Cet 2.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. WAWANCARA
1. Gus Reza (Putra KH. Yusuf Hasyim)
“Cerita ini di mulai dari bapak ( kh. Yusuf Hasyim) ketika pensiun dari tentara
sebagai Prawira Letnan 1, dan beliau juga aktif di ANSOR. Beliau ,elihat bahwa anak-
anak ANSOR kurang bisa menyaingi di karenakan lawan politiknya waktu itu adalah
PKI, pemuda-pemuda PKI waktu itu lebih pinter menguasai diskusi di panggung.
Akhirnya ketika beliau menjabat pengasuh ponpes Tebuireng setelah kakaknya (KH.
Kholiq Hasyim) wafat, meskioun waktu itu beliau masih pengen meneruskan karirnya di
politik tapi karena desakan keluarga dan kiyai-kiyai sepuh di jombang, akhirnya beliau
menerima jadi pengasuh pesanren Tebuireng, dan yang pertama kali di ajarkan di
antaranya yaitu kebebasan mimber karena di tiap-tiap daerah atau komplek itu
mempunyai organisasi daerah, organisasi komplek, dan itu bebas mengeritik pengurus
dan pengasuh. Tujuan di adakan nya pembebasan member itu karena anak-anak ANSOR
sering kalah dari aktivis" rakyat pemuda PKI, maka dari itu tebuireng di adakan
pembabasan mimbar karena dulu pernah ketika PKI mengadakan jarkon" untuk
menguasai tanah" kiyai dan pesantren. Kemudian kh yusuf dan kh mahfud junaidi
membuat conter untuk merebut paksa yang di rebut oleh PKI. Kemudian Beliau itu setiap
pulang dari jakarta mengumpulkan santri" dan guru" senior dengan mengetok bedug yang
berarti itu sudah ada kode semua santri harus berkumpul di masjid, dan itu di beritakan
isu" dan keadaan nasional yang terjadi di jakarta. Kh yusuf mempunyai insting yang kuat
dalam terjadi nya penculikan kiyai" di ponorogo. Beliau di pesantren tebuireng termasuk
orang yang mengawali mengadakan sekolah umum, SMP dan SMA karena melihat waktu
itu banyak anak" santri yang ikut sekolah ke sekolahan Kristen, dan juga beliau yang
membabat sekolah umum tujuan nya biar dalam kepemerintahan ke depan ada santri yang
menjabat dalam dunia politik. Beliau juga yang mendirikan ma'had ali dan unhasy.
Beliau juga yang membuat pagar tinggi di unit supaya anak" lebih fokus dan tidak sering
main ke luar dan untuk menghindari benturan fisik ( tawuran ), dan juga supaya tidak
gampang terprovokasi ketika ada kegiatan" semacam orkes dan lain".97
2. Bapak Lukman (Santri KH. Yusuf Hasyim)
“Beliau kh yusuf hasyim adalah kiyai yang sangat energic, kiyai yang sangat
menjaga wibawa pesantren, menjaga wibawa ulama' yang tidak mau harga diri ulama itu
di rendahkan atau rendah. salah satu contoh menjaga ghibah atau muru'ah seorang ulama
ketika menjadi pengasuh, beliau tidak pernah meminta bantuan kepada pemerintah untuk
pondok pesantren tebuireng, beliau melakukam seperti itu bahwa pesantren harus
wibawa, harus mandiri dan tidak boleh ketergantungan ke siapa pun, sekalipun beliau kh
yusuf hasyim itu sebagai tokoh ulama sekaligus tokoh politik pada saat itu dan sangat di
segani oleh siapapun karena keteguhan beliau memegang konsekuensi sebagai orang
politik demi untuk membangun bangsa ini, sekalipun mereka berbeda pandangan dengan
pemerintah, beliau tetep tegar menjalankan apa yang ada di benak hatinya, yang bener di
katakan benar dan sebaliknya, demi untuk kebaikan bangsa, salah satu contoh, beliau
mempertahankan hukum islam dalam arti memandang bahwa hukum pernikahan itu
sangat potensial untuk di pertahan kan oleh para ulama, beliaulah yang terdepan untuk
menjalankam syariat islam, kedua bahwa masa beliau menjadi dpr pada saat itu melihat
sesuatu yang di ajukan oleh pemerintah terutama tentang bahwa yangg di katakan zina
itu menurut islam melakukan hubungan antara laki" dan perempuan yang bukan muhrim
tetapi bagi pemerintah yang di ajukan saat itu, yang di katakan zina yaitu jikalau ada
97
Wawancara dengan Gus Reza, Putra KH. Yusuf Hasyim, Tebuireng 11 Februari 2023.
keterpaksaan, pdahal dalam islam tidak seperti itu, mau itu keterpaksaan mau suka sama
suka tetep zina, artinya apa ? Dampak hukum nya pemerintah menginginkan kalau
pernikahan itu suka sama suka hubungan sebelum nikah atau suka sama suka melakukan
perbuatan zina maka dia boleh di nikahkan dan ini bertentangan dengan syariat islam dan
disitulah kh yusuf hasyim dengan tokoh tokoh yang lain untuk tidak mengunggulkan itu,
itu lah beliau yang merupakan seorang ulama dan seorang politis yang tetep
mempertahankan ideologi islam, begitu juga di pesantren bahwa cara wawasan berfikir
memberikan suatu pemahaman pada santri, memperbolehkan santri untuk berbeda
pandangan. Berbeda politik, mau di partai apapun silahkan, nah itu lah keterbukaan
seorang tokoh kh yusuf hasyim, beliau pernah bilang silahkan kalian berpeda pendapat
dengan saya asal jangan bakar pondok, kata" itu menjadi semangat buat para santrinya.
Dan juga pada waktu zaman beliau di perbolehkan untuk mengeritik pengasuh, Maka
tidak heran kalo santri tebuireng di manapun itu mampu untuk bersosialisasi Mampu
untuk berbeda dengan orang tetapi tidak menjadi perpecahan, Santri" saat itu termotivasi
karena di samping beliau menjadi tokoh nasional, akhirnya kader" tebuireng itu setelah
pulang banyak yang ikut jejak nya kh yusuf hasyim. Kh yusuf hasyim mendoktrin kepada
santri yaitu salah satu keberhasilan itu adalah disiplin. Beliau lebih menomer satukan
disiplin dalam pendidikan.”98
3. Bapak Muhsin (Santri KH. Yusuf Hasyim)
“Kyai Yusuf dilahirkan dipondok Tebuireng, anaknya kyai hasyim asy’ari.
Yang terakhir bersama bu nyai yang dari sewulan madiun itu anak yang terakhir, anak
pertamanya nyai khoiriyah.”
“Kyai Yusuf itu dibesarkan ditebuireng dan melanjutkan studi mondok di
pondok krapyak yogya, ijazahnya waktu beliau masuk menjadi anggota DPR tercatat
alumni Tsanawiyah krapyak Yogyakarta, jaman kyai yusuf muda itu tidak ada aliyah,
Tsanawiyah itu tingkatan paling tertinggi pada masa itu.”
“Lalu beliau besar dan lama dimiliter, setelah akhir masa perjuangan fisik,
beliau keluar dari militer dengan pangkat letnan 1, lalu beliau aktif di partai NU dan lama
menjadi pengurus besar NU, Beliau pernah menjadi ketua GP ansor, dan termasuk orang
yang mendirikan dan memperkasai banser, waktu itu tokoh-tokoh NU butuh semacam
pergerakan dan kegiatan remaja tujuannya supaya aktifitasnya terarah. Kalau di NU itu
sebenarnya ada banyak aktifitas seperti, dikampung kampung itu ada jamiyah NU, dan
kegiatan aktifitas rohaninya yaitu ada diba’an, yasinan, tahlilan, dan banyak lagi. Semua
itu berjalan secara turun temurun alias secara suka rela tapi semua itu mengatas namakan
NU. Sebelum ada NU sebenarnya sudah ada tahlilan tapi berkembang setelah NU lahir
dan begitu NU lahir maka gerakan yasinan tahlil itu berkembang pesat, dan pertama
berkembang itu di jawa ini. Kyai yusuf hasyim itu banyak aktif di NU begitu kyai kholik
wafat, kyai kholik itu kakaknya kyai yusuf hasyim, tahun 65 itu meningggal dan waktu
itu kyai yusuf hasyim di militer lalu ditarik pulang oleh keluarga, di haruskan pulang
untuk menjadi pengasuh dipondok tebuireng itu tahun 65.”
“Di dalam dunia militer beliau disegani walaupun masih muda karena beliau
putranya kyai hasyim dan turunan pondok pesantren. Lalu beliau pulang dan memimpin
pondok ini, waktu itu termasuk pikirannya seperti ini dulu, kan belum ada universitas dan
belum ada perpustakaan, belum ada SMP SMA lalu beliau memperbaiki manajemen
pendidikan pondok pesantren, kurikulum itu diperbaiki pada tahun 1966, di jadi dijawa
timur kan pondok ada 3 macam, ada pondok salaf seperti lirboyo, ploso Kediri, ada
pondok modern seperti gontor, dan ada yg campuran seperti tebuireng itu ada kurikulum
umum ada kurikulum agama. dan semua itu sejak ada kyai yusuf, pesantren yang
98
Wawancara dengan Bapak Lukmanul Haqim, Santri KH. Yusuf Hasyim, Tebuireng 12 Februari 2023.
menggabungkan antara kurikulum departemen agama dengan kurikulum salaf, artinya
depertemen agama itu tsanawiyah aliyah tapi masih tetap warna agamanya pondok itu
baru kelihatan tapi sudah bergabung dengan kementrian agamanya. Kemudian yang
kurikulum salaf pondok pesantren mempertahankan sistem pengajian yaitu pengajian
kitab, tadarus, sorogan, dan tebuireng sampai sekarang itu adalah pesantren yang
menggabungkan antara 2 model kurikulum. jadi sekarang itu kurikulum tebuireng garis
besar ada 3 yaitu: 1. SMA SMP yg nurni itu, 2. tsanawiyah aliyah, dan 3. kurikulum
khusus yaitu mualimin dan mualimat. dan tujuannya di adakan SMA itu untuk mencetak
kader-kader sains dan teknologi, sedangkan tsanawiyah aliyah untuk mencetak kader
agama, mualimin dulu programnya untuk mencetak kyai dan meneruskan ke ma’had aly
dan itu untuk mencetak ulama. Semua itu adalah program kyai yusuf.”
“Ma’had aly itu diresmikan 26 juni 2006 berarti itu dulu pemikirannya kyai
yusuf. Dan dulu sempat ada komentar bahwa santri tebuireng kurang bisa membaca kitab
dan sampe sekarangpun begitu tapi kalau yang di SMA tidak rajin ngaji ya tidak bisa
tetapi kalau rajin mengaji ya bisa. Makanya tebuireng itu kurikulum nya ada 2, umum
dan tidak, tebuireng ada 3 jalur itu dulu ide kyai yusuf, dan diteruskan kyai sholah yang
pengalaman pendidikannya lebih luas daripada kyai yusuf jadi semua pendidikan itu
diperbaiki jadi kurikulum tsanawiyah aliyah juga diperbaiki, kurikulum SMP SMA juga
diperbaiki termasuk untuk yg mualimin ma’had aly dan termasuk ke unhasy juga banyak
diperbaiki.”
“Kyai yusuf itu termasuk kyai yang pemberani, program-program pemerintah
yang menyimpang dengan islam itu ditentang oleh kyai yusuf dan komandonya beliau,
contohnya tahun 1994 itu pernah lahir UU yang dikumandangkan oleh mentri prof Dr.
Sunawar Sukowati, S.H mengumandangkan UU perkawinan dan ada istilah tukar cincin,
itu yang nentang kyai yusuf, sebelum nikah itu sudah tukar cincin, belum resmi jadi
suami tapi sudah tukar cincin dan seakan akan sudah jadi suami, itu ditentang oleh kyai
yusuf, pada orde baru kelompoknya pak harto itu kyai yusuf itu dianggap menentang
UU perkawinan tapi yang ditentang itu hanya sebagian kecilnya saja lalu direhab direvisi
jadi diundangkan sampai sekarang, makanya acara tukar cincin itu dihilangkan.”
“Lalu ditahun 78 atau 79 pemerintah mampu memberikan pinjaman uang
kepondok-pondok besar jawa timur semua mau dan tanpa bunga, hamper semua pondok-
pondok nerima, tetapi kyai yusuf merasa keberatan dengan adanya tidak menggunakan
agungan itu gunanya itu pribadi kyai eksistensi pondok pesantren dan nanti tidak bisa
mengembalikan peminjamnanya itu banyak-banyak pasti tidak bisa mengembalikan
nanti yang jatuh itu nama pondok pesantren itu. Dan kyai yusuf tidak setuju, dan ada
salah satu pondok pesantren yang meminjam dan ternyata betul tidak bisa
mengembalikan dan akhirnya pondok dan nama kyainya akhirnya tercemar gara-gara itu,
lalu beliau jadi pengasuh pondok ditebuireng itu mendirikan universitas hasyim asy’ari
ditahun 1967, lalu ditahun 1974 mendirikan perpustakaan wahid hasyim, dan SMP SMA
tahun 1975, lalu mendirikan pusanda pusandi organisasi pemerintah itu tahun 77, mulai
tahun 79 kyai yusuf itu pernah mengadakan seminar tentang eksistensi pendidikan
dipondok pesantren, diantaranya ada professor abdul hafid, prof rosyidan, prof mukti ali,
yang intinya tebuireng itu ingin maju pada lembaga lembaga pendidikan dan mempunyai
gedung sendiri-sendiri. dulu dari MI sampai perguruan tinggi itu didalam pondok semua
tidak ada yang diluar, sarannya kyai yusuf itu kecuali memperbaiki kurikulum kampus
itu ada sendiri-sendiri dulu kan gantian, jadi pada tahun 1979 itu membangun SMA lalu
menambah membangun aliyah, pada tahun 83 mendirikan tsanawiyah dan yang terakhir
itu SMP, perguruan tinggi itu masih didalam pondok dan itu semua program kyai yusuf.
dari bidang politik beliau memperkasai hal-hal yang benar dan menentang hak yang
salah, dipendidikan beliau mengembangkan kurikulum dan menggabungkan kurikulum
agama dan umum, terus dari segi fisik tadi bisa membuat komplek pendidikan, semua itu
karya kyai yusuf karna beliau pengasuh terlama ditebuireng yaitu 36 tahun tapi paling
lama kyai hasyim yaitu 49 tahun.”
“Dulu kata kyai hasyim guru mengajar itu tidak boleh lapar, keuangannya itu
dijaga jangan sampai manajemennya rusak dan manajemen keuangan itu supaya diatur,
yang ke 3 pesantren itu supaya mandiri jangan bergantung kepada pemerintah makanya
satu-satunya pondok dijombang yang tidak ada sekolah negerinya kan hanya ditebuireng
itu pikiran kyai yusuf tahun 69-75 di tawarkan sekolah swasta di negrikan soalnya kalau
sudah jadi negeri kurikulumnya tidak bebas, sekarang sudah dirasakan ini di pondok
tebuireng itu termasuk pondok bebas sehingga kalau libur itu ikut pondok.”
“Kyai yusuf itu mempertahankan pengajian dipondok harus ada semuanya, ada
juga yang kyai ngaji santri mendengarkan, ada sorogan, santri yang membaca dan kyai
yang membenarkan. Makanya sampai sekarang tebuireng itu sekolah apa saja pasti ngaji
dari tsanawiyah aliyah ngaji dan meskipun SMP dan SMA itu programnya harus bisa
ngaji, itu dulu pikiran kyai yusuf. Dan ada beberapa santri kyai yusuf yang menjadi
politikus juga, dan pesan kyai yusuf itu jangan sampai merugikan masyarakat. Dan putra
beliau yang ikut itu gus irfan. Gus irfan itu dulu ikut PKU pada tahun 99 lalu tahun 2014
ikut PPP konon dan sekarang Gerindra. Gus irfan menjadi sekertaris yayasan tetapi beliau
tidak aktif itu tujuannya agar meneruskan perjuangan kyai yusuf, tetapi beliau kurang
aktif karena ada kegiatan lain. Dan akhirnya yang diangkat bendahara oleh kyai yusuf
adalah pak muhsin sampai kyai yusuf meninggal selama 26 tahun. sampai kepengasuhan
gus sholah karena bendaharanya belum ada yang menggantikan jadi tetap pak muhsin
selama 6 tahun menjabat sebagai bendahara itu 32 tahun, dan akhirnya gus sholah
diangkat menjadi rektor, lalu gus sholah mengutus pak muhsin untuk menjadi sekertaris
dipasca sarjana unhasy sampai 3 periode yaitu 13 tahun. Jaman dulu sebelum kyai yusuf
meninggal beliau sering memberi tahu situasi pemerintahan, situasi politik. Jadi santri
tebuireng tahu situasi negara.”
“Kyai yusuf itu ingin menularkan ilmu politik ke santri-santrinya tujuannya biar
tidak ikut rame rame di politik dan hanya focus belajar, kalau mau berpolitik nanti saja
setelah selesai belajar tetapi jangan semua dipolitik ada juga yang di umum, ada yang
pejabat dan banyak juga yang pejabat, banyak yang wiraswasta, ada yang guru. Jadi pak
muhsin banyak pengalaman tentang lika liku perkembangan pesantren, lalu pak muhsin
juga dekat dengan Gus dur karena beliau satu kantor selama 5tahun ditebuireng. Gus dur
tahun 1973 diangkat sekretaris pondok tebuireng dan lama berkecimpung dipesantren.
Pada saat itu gus dur sudah mempunyai anak dan lahir di Jombang. Semasa hidup gus
dur, pak muhsin banyak membantu beliau dikarenakan masih muda, bujang, dan tenaga
yang kuat. Pak muhsin berasal dari Demak dan sudah menikah saat menjadi dosen, kepala
perpustakaan, bendahara pondok, sekretaris pusat data, jadi di lapangan pengalaman
sudah luas. Pesan pak muhsin jika ingin mengabdi ditebuireng ikhlas sajalah dengan
syarat belajar sungguh sungguh.”
“Lulusan pesantren masih diperdebatkan untuk langsung menjadi pegawai di
Indonesia dikarenakan eksistensinya atau secara kelembagaan tetapi secara ilmu lebih
tinggi dengan pendidikan agama seperti di Ma’had Aly. Lembaga perguruan tinggi yang
benar itu hadist ya mengabdi ke hadist, tafsir ke tafsir. Sekarang diuniversitas ngambang
semua, tidak sedalam ma’had aly dari tafsir sampai kitab-kitabnya, kalo universitas
umum tidak mengetahui secara mendalam dan rujukannya. Tapi tidak bisa disalahkan,
karena di ma’had aly syaratnya bisa atau lancar baca kitab tetapi universitas lain termasuk
unhas tidak ada sehingga setelah lulus tidak ada yang bisa baca kitab di karenakan
kurikulum yang berbeda. Ibu kyai ilyas masih besanan kyai hasyim, jadi kyai ilyas
keponakan kyai hasyim, makanya ketika sama-sama menjadi pengurus pondok kyai ilyas
dan gus wahid sebaya. Ketika kyai ilyas mondok dikenal dengan kepintarannya sudah
mengusai manajemen pesantren dan tidak heran lama-lama menjadi menteri agama. Istri
beliau masih hidup sampai saat ini dan menyumbangkan pembangunan perpustakaan
aliyah. Rektor pertama kyai ilyas, setelah meninggal digantikan pak toha mansur dari
madura adik dari usman mansur yang mendirikan unisma, kemudian digantikan heri
samsuri kemudian digantikan oleh fauzi makarin, setelah itu pak Mansur diganti gus
solah. Buku tentang kyai yusuf berjudul “Sang Pejuang Sejati” ditulis ketika beliau
meninggal. Mahasiswa kesulitan dalam menemukan referensi sebagai bahan penelitian
terkait kyai yusuf dikarenakan memang tidak ada mengeluarkan buku serta tidak ada
orang lain yang mendeskripsikan atau menulis tentang beliau.”
“Kyai yusuf termasuk orang yang dekat dengan wartawan karena sering
mengeluarkan ide/isu keislaman melalui koran/majalah. Kyai yusuf mempunyai
pemikiran santri tidak akan luas ilmunya kalo hanya menerima ilmu secara lisan. Secara
lisan itu penting dan pokok tetapi perluasan ilmu tersebut di cari dibuku dan kitab, jika
kita mendengarkan dari kitab fikih, bahwa syarat kukuhnya ilmu ada enam, tetapi di Al-
Quran ada empat meliputi wajah, tangan, kepala dan kaki. Itu untuk pintar harus cari
diperpustakaan ada enam, yaitu niat, tertib jika digabungkan ada hadis innamal ‘amalu
binniat maka syaratnya adalah niat, jadi bisa jadi enam dan epat karenakan dari wajah,
tangan, kepala, rambut, kaki harus tertib. Kalo bisa diperdalam dan membuat pintar. Kalo
dulu buku tertutup tidak ada yang baca tetapi jika dibebaskan habis, maka mendirikan
perpustakaan. Jadi buku bisa dibaca untuk perluasan ilmu tetapi tidak hilang sehingga
adanya perpustakaan.”
“Teori pendidikan perlu digali terlebih dahulu terkait tiga kurikulum sehingga
dipesantren ada formal, informal, dan non formal. Pendiri pesantren terdahulu ingin
menggabungkan ketiganya terdiri dari pendidikan formal, informal adalah rumah tangga
dan non formal itu luar sekolah. Inilah cara pesantren bagaimana agar santri yang tinggal
yang rumahnya jauh itu ada pendidikan rumah tangganya seperti ada orang tua yang
mengawasi yaitu ustad dan kyai termasuk kyai hasyim dan kyai yusuf. Dan hal ini tertera
di buku “Sang Pejuang Sejati” dan disarankan oleh kyai yusuf sebagai keamanan pondok
yang bertugas sebagai wakil orang tua dalam informal tersebut. Artinya begini, dipondok
itu santri jauh dari rumah sehingga kyai hasyim dan kyai yusuf membuat agar suasana
dekat orang tua, dengan mendidik anak berperan sebagai rumah tangga, kemudian non
formal apa yang didapat dipondok maupun sebaliknya bisa diperoleh melalui organisasi
daerah (ORDA). Dahulu setiap malam selasa ORDA selalu berkumpul dikompleks
dengan arti pondok itu menampung formal, informal dan nonformal, jika digabungkan
akan menjadi santri yang KAPA. Pendidikan rumah tangga yang mendasari akidah,
keimanan rumah tangga, dan perndidikan disekolah hanya memperluas. Makanya Ki
Hajar Dewantara sederhana pemikirannya, dimana ibu sebagai pendidik yang pertama
jadi bukan guru dengan pengajaran akidah dan akhlak. Karena satu kesatuan terdiri dari
ayah, ibu dan anak maka madrasah pertama itu rumah tangga. Ilmu jangan dibedakan
karena sumbernya jadi satu.”99
99
Wawancara dengan Bapak Muhsin, Santri KH. Yusuf Hasyim, Tebuireng 15 Februari 2023.
B. DOKUMENTASI
Wawancara dengan Bapak Muhsin, Salah satu santri KH. Yusuf Hasyim
Piagam Dari H. Moh Iljas kepada KH. Yusuf Hasyim atas resmi di buka nya UNHASY
Wawancara di Kediaman Gus Irfan, Putra KH. Yusuf Hasyim
Tanda Tangan Gus Reza di dalam buku tentang KH. Yusuf Hasyim