Bila dua buah pipa atau lebih yang mempunyai diameter atau kekasaran berbeda
dihubungkan sehingga zat cair dapat mengalir dalam pipa yang satu ke pipa
lainnya, maka pipa-pipa tersebut dikatakan dihubungkan secara seri. Gambar
aliran pipa seri. menunjukkan suatu sistem yang terdiri dari dua buah reservoir
yang dihubungkan dengan dua buah pipa yang dihubungkan secara seri.
Persoalan pada pipa seri pada umumnya adalah menentukan besarnya debit
aliran Q bila karakteristik masing-masing pipa, yaitu : panjang : L1, L2;
diameter : D1, D2; koefisien gesekan f1, f2 dan beda tinggi elevasi muka air pada
kedua reservoir diketahui atau menentukan perbedaan elevasi muka air H bila
debit dan karakteristik pipa diketahui.
Persamaan Kontinuitas :
Q Q1 Q2
1
Dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach dan persamaan kehilangan
energi sekunder, maka persamaan (3-2) menjadi :
Contoh
Dua buah reservoir dengan beda elevasi muka air 10 m dihubungkan menggunakan
dua buah pipa seri. Pipa pertama panjang 10 m, diameter 15 cm, pipa kedua panjang
20 m, diameter 20 cm. Koefisien kekasaran kedua pipa sama, f = 0,04. Hitung debit
aliran dalam pipa
Penyelesaian :
2
B. Aliran Dalam Pipa Paralel
Kombinasi dari dua atau lebih pipa seperti ditunjukkan pada Gambar aliran pipa
pararel sehingga aliran terbagi ke masing-masing pipa dan kemudian bergabung
kembali, disebut sebagai susunan pipa paralel. Pada susunan pipa seri, debit
aliran pada semua pipa adalah sama dan kehilangan enersi merupakan
penjumlahan dari kehilangan enersi pada semua pipa, sedangkan dalam pipa
paralel, kehilangan enersi pada setiap pipa adalah sama dan debit aliran
merupakan penjumlahan dari debit pada setiap pipa.Dalam analisis pipa
paralel, kehilangan enersi sekunder ditambahkan pada panjang tiap pipa
sebagai panjang ekuivalen.
3
Dalam perhitungan tinggi kecepatan biasanya diabaikan, sehingga garis energi
berimpit dengan garis tekan.
Dari Gambar 3-3 di atas, persamaan untuk menyelesaikan pipa parallel adalah :
Q Q 1 Q 2 Q3
dimana zA, zB adalah elevasi titik A dan B, dan Q adalah debit pada pipa utama
Terdapat dua persoalan pada pipa paralel, yaitu :
1.Diketahui tinggi energi di A dan B, dicari besarnya debit Q
2.Diketahui Q, dicari distribusi debit pada setiap pipa dan besarnya kehilangan
energy
Pada kedua persoalan di atas, diameter pipa, sifat zat cair dan kekasaran pipa
diketahui.
Persoalan kedua lebih rumit, karena baik kehilangan energi maupun besarnya debit
untuk pipa yang manapun tidak diketahui. Untuk itu bias digunakan langkah berikut
untuk menyelesaikan masalah yang kedua.
4
1. Misalnya debit pada pipa 1 adalah Q1
dihitung Hitung
kehilangan energi
Contoh
Diketahui susunan pipa paralel seperti Gambar 3-3 di atas. Karakteristik masing-
masing pipa sebagai berikut : L1 = 300 m, D1 = 0,3 m dan f1 = 0,014; L2 = 200 m,
D2 = 0,4 m dan f2 = 0,0145; L3 = 500 m, D3 = 0,25 m dan f3 = 0,017. Debit pada
pipa utama = 450 l/detik. Ditanya : Q1, Q2 dan Q3
5
Penyelesaian :
Pipa bercabang terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabang pada suatu titik dan
tidak bergabung kembali pada bagian hilirnya. Suatu contoh klasik dari susunan
pipa bercabang adalah susunan pipa yang menghubungkan tiga buah kolam seperti
diperlihatkan pada Gambar
Pada kasus ini biasanya elevasi muka air kolam, karakteristik pipa (panjang,
diameter, dan kekasaran) serta karakteristik zat cair (rapat masssa dan kekentalan)
6
diketahui, akan dicari debit dan arah aliran pada masing-masing pipa. Dalam
penyelesaian masalah pipa bercabang, tinggi kecepatan biasanya diabaikan
sehingga garis energi dan garis tekan akan berimpit.
Ada tiga kemungkinan pengaliran yang mungkin terjadi, yang ditentukan oleh
tinggi garis tekanan di titik cabang T terhadap muka air di B dan muka air di C.
Ketiga kemungkinan pengaliran tersebut adalah :
7
Perhitungan dilakukan dengan cara coba-coba, mula-mula
kondisi pengaliran dipenuhi. Umumnya sebagai nilai awal dari tinggi garis
energi di T diambil sama dengan elevasi muka air di B
8
9
10