BAB VIII
PERHITUNGAN
HIDROLIS BENDUNG
SAHU
8.1. Umum
Wilayah DAS Air Bana merupakan wilayah Kecamatan Taliabu Utara, dan areal di
DAS Air Bana masih berupa hutan.
Sumber air utama yang akan digunakan untuk mengairi areal pertanian adalah
Bendung Sahu. Oleh karena itu besaran debit ( Banjir rancangan maupun
andalan) yang digunakan untuk desain Bendung maupun ketersediaan air sungai
didasarkan/menggunakan pada hasil perhitungan debit pada perencanaan
Bendung. .
Besarnya debit banjir yang mengalir sungai Air Bana setelah keluar dari intake
dan pelimpah samping dengan menggunakan debit banjir Q 100 , sedangkan untuk
menghitung bangunan utama/bendung mengunakan debit hasil perhitungan
Nakayasu - Gumbell = 18,00 m3/dt. :
VIII - 1
-1
LAPORAN AKHIR
1 : 1,0 h
4,0 m
Untuk memperoleh kemiringan rata-rata Sungai Air Bana di sekitar site bendung
dilakukan dengan melakukan kajian Regreasi Linear berdasarkan data
pengukuran memanjang dan melintang sungai .
VIII - 2
-2
LAPORAN AKHIR
Dari hasil analisa regresi linear terhadap data pengukuran profil sungai Auponhia
diperoleh kemiringan rata-rata sungai; : I = 0,00694
Dengan demikian untuk mencari muka air di hilir bendung digunakan rumus
Strickler dengan cara coba-coba tinggi muka air sehingga diperoleh Q = Qd.
Dengan perhitungan harga Q100 = 17,63 m3/dt dengan mencoba-coba tinggi muka
air maka diperoleh tinggi muka air banjir rencana di hilir bendung h = 1,50 m .
Sehingga Elevasi muka air banjir di hilir bendung saat Q 100 adalah :
Elevasi dasar sungai pada rencana Bendung = + 11,00
Tinggi banjir h = 1,50 m
Elevasi m.a.b. = 11,00 + 1,50 = 12,50
Dengan mengambil tinggi free board 1,00 m dari muka air banjir (Q 100), maka
elevasi tembok sayap bendung bagian hilir = +12,50 + 1,00 = 13,50 + 13,50
VIII - 3
-3
LAPORAN AKHIR
Elevasi mercu Bendung yang diperlukan tergantung oleh elevasi sawah tertinggi
yang menentukan yang akan diairi. Tinggi genangan air di sawah, jarak lokasi
sawah tersebut ke bendung dan tinggi energi yang hilang pada saluran,
bangunan ukur dan bangunan lainnya.
Tinjauan dari Bendung :
- Elevasi sawah yang menentukan = + 12,65
- Tinggi air di sawah = 0,10
- Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0,10
- Kehilangan tekanan dari saluran induk ke tersier = 0,10
- Kehilangan tekanan pada bangunan sadap = 0,10
- Kehilangan tekanan sepajang saluran dari lokasi = 0,10
- Kehilangan tekanan bendung sampai
sawah (500 m x 0,001) = 0,05
- Kehilangan tekanan pada kantong lumpur = 0,20
- Kehilangan tekanan pada bangunan ukur = 0,30
- Kehilangan tekanan pada intake = 0,20
- Kehilangan tekanan untuk eksploitasi = 0,10
+ 14,00
Tipe Bendung
Ada beberapa tipe bendung yang sesuai untuk daerah ini, dimana sungai ini
merupakan sungai dengan kemiringan desain agak curam, bahan-bahan dasar
yang dibawa berupa sedimen layang dengan tingkat konsentrasi yang agak tinggi.
Dari hasil pengamatan geologi permukaan sungai Air Bana ini merupakan sungai
VIII - 4
-4
LAPORAN AKHIR
yang sudah stabil gejala-gejala agradasi dan degradasi sungai sudah tidak
tampak lagi di sepanjang sungai, terutama di sekitar site bendung.
Berdasarkan pertimbangan keuntungan dan kerugian penentuan alternatif
bendung maka site bendung akan diletakkan di Palung sungai. Elevasi dasar di
sungai dibuat + 11,00 m maka tinggi bendung : 14,00 – 11,00 = 3,00 m.
Jadi untuk dapat mengairi ke areal Irigasi Bendung memerlukan peninggi mercu
sebesar P = 3,00 m.
10
bp = 1,00 m 2 buah
t pilar = 1,00 m
VIII - 5
-5
LAPORAN AKHIR
9,00 m
1,0 m 1,0 m
5,00 m
1,0 m 1,0 m
VIII - 6
-6
LAPORAN AKHIR
R = 0,50 x H1
R = 0,50 x 1,25 = 0,625 m dipakai 1,00 m
H1 1,25
= 1,00 = 1,25 diperoleh Co = 1,22
R
P 3,0
= 1,25 = 2,40 diperoleh C1 = 0,99
H1
VIII - 7
-7
LAPORAN AKHIR
C2 = 0,994
Cd2 = C0 x C1 x C2
= 1,22 x 0,99 x 0,994
= 1,2005 ≈ Cd1 = 1,20 OK
Dari perhitungan tersebut diperoleh harga tinggi energi di udik mercu H 1 = 1,25 m,
sehingga lebar efektif Bendung adalah :
q 2,857
Vo = =
H1 P 1,250 3,00 = 0,672 m/dt
Vo 2 0,672 2
ha = = = 0,023 m
2g 2 x9,80
hd = H1 – ha
= 1,250 – 0,023 = 1,227 m
Jadi tinggi air banjir di atas mercu adalah hd = 1,23 m.
Bendung Sahu direncanakan dari pasangan batukali, dengan type bulat ambang
lebar dan kemiringan 1 : 1 di udik dan 1 : 1 di hilir.
VIII - 8
-8
LAPORAN AKHIR
Jari-jari kelengkungan mercu (R) tergantung pada tinggi energi diatas mercu (H 1),
sehubungan dengan adanya bahaya kavitasi yang akan timbul .
Kriteria penentuan jari-jari adalah R = 0,5 H 1
dimana H1 = 1,25 m
R = 0,5 x 1,511 = 0,62 1,00 m.
Kedalaman kritis
q2 2,857 2
hc = 3 = 3 = 0,937 m
g 9,80
VIII - 9
-9
LAPORAN AKHIR
h 2,01
= 1,55 m
hc 1,14
Dengan harga ( h / hc) tersebut di atas, maka dari grafik pada buku KP.02
hal.63 didapat :
Rmin / hc = 1,55 Rmin = 1,55 x 1,55 = 2,40 m ≈ 2,50 m
Tmin / hc = 2,00 Tmin = 2,00 x 1,55 = 3,10 m ≈ 3,10 m
Persamaan Bernoulli :
Vu 2 q
Z + H1 = Yu + Vu =
2g Yu
q2
Z + H1 = Yu +
2 g .Yu 2
VIII - 10
LAPORAN AKHIR
3,814 2
3,90 + 1,511 = Yu + 2
2 x9,80 xYu
14,546
5,411 = Yu +
19,60 xYu 2
q 3,814
Vu = = 0,384 = 9,932 m/dt
Yu
Vu 9,932
Fr = g .Yu
= 9,80 x 0,384
= 2,639
Fr 1 Aliran Superkritis
Yu
Yd = ( 1 8Fr 2 -1)
2
0,384
= ( 1 8 x 2,639 2 - 1 ) = 1,267 m
2
q 3,814
Vd = = 1,267 = 3,010 m/dt
Yd
Vd 2 3,010 2
Hd = Yd + = 1,267 + = 1,729 m
2g 2 x9,80
VIII - 11
LAPORAN AKHIR
Untuk mencegah bahaya piping pada ujung hilir bendung akibat rembesan air dari
bawah bendung, maka dimuka dasar bendung dibuat lapisan pudle di bawah
lapisan.
Panjang lantai muka ini tergantung dari jenis tanah di bawah bendung dan
perbedaan tinggi muka air di udik dan hilir bendung.
Ln = C x H
dimana :
Ln = Panjang Creep line yng diperlukan (m)
C = Creep ratio C = 6,00, dalam hal ini dasar sungai berupa batu-batu
Perbedaan tinggi tekanan di hulu dan hilir bendung diambil yang terbesar yaitu
pada waktu air normal (atau air di belakang bendung kosong).
VIII - 12
LAPORAN AKHIR
Dengan bentang memanjang bendung tersebut panjang tabel Creep Line adalah :
Lv = 35,32 m
LH = 39,17 m
Lt = Lv + LH
= 35,32 + 39,17 = 74,49 m
Lt 74,49
Kontrol : > CL 4,50 = 16,55 > 6,00 ok
H
dimana :
Lu = Panjang Creep Line Vertikal (m)
LH = Panjang Creep Line Horizontal (m)
CL = Creep Line Ratio ; 6 ( Jenis pasir sedang )
H = Perbedaan tinggi muka air di hulu dan hilir bendung
35,32 + 1/3 x 39,17 6 x 4,50
48,38 27,00
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana pengaruh kenaikan muka
air setelah adanya pengempangan oleh bendung.
Perkiraan kurva pengempangan yang cukup akurat dan aman adalah :
untuk h/a 1 maka L = 2h/I
VIII - 13
LAPORAN AKHIR
dimana :
a = kedalaman air sungai tanpa bendung, m
h = tinggi air setelah adanya bendung
L = panjang total dimana kurva pengempangan terlihat, m
Z = kedalaman air pada jarak x dari bendung, m
X = jarak dari bendung, m
I = kemiringan sungai
Diketahui :
h = 4,25 m
a = 1,10 m
I = 0,00366
Untuk h/a = 4,25 / 1,10 = 3,864 m > 1 , maka,
2h 2x 4,25
L = = 0,00366
I
= 2.322 m 2,32 Km
dimana :
v = kecepatan aliran (m/dt)
c = Koefisien Pengaliran = 0,75
VIII - 14
LAPORAN AKHIR
z = 1/3 x H
H = tinggi muka air (m)
H = 24,85 – 21,40 = 3,45 m
z = 1/3 x H = 1/3 x 3,45 = 1,15 m
h = 2/3 x H = 2/3 x 3,45 = 2,30 m
V = 0,75 2 x9,81x1,15
= 3,56 > Vc
Q = VxF
= 3,56 x (2 x1,0 ) x 2,30 = 16,376 m3/dt
q = Q/b = 16,376/ ( 2 x 1,00 ) = 8,188 m3/dt/m > qm
Jadi diameter butir sedimen yang dapat dibilas adalah sedimen yang mempunyai
diameter < 0,25 m
8.10. Perhitungan Pintu Pengambilan
VIII - 15
LAPORAN AKHIR
Bendung Sahu terdiri 2 (dua) pengambilan, yaitu intake kiri dan intake kanan
Pertimbangan dalam perencanaan pintu pengambilan :
1. Dasar saluran lebih rendah atau / sama tinggi dengan ambang ( Y < h saluran
induk). Jadi dalam hal ini h = 1,00 m
2. Tinggi ambang intake direncanakan diatas dasar sungai karena sungai hanya
mengangkut lanau.
Q = xbxa 2 gz
V = 2 gz
VIII - 16
LAPORAN AKHIR
a = 0,221 m ≈ 0,22 m
a = 0, 131 m ≈ 0,13 m
Adapun data-data dimensi saluran induk Sahu kanan pada ruas 1 adalah sebagai
berikut :
VIII - 17
LAPORAN AKHIR
VIII - 18