Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

PERDESAAN TUNGKAL V TAHUN 2020

1. LATAR : DidalamUndang-Undang No.26 Tahun 2007


tentang Penataan Ruang Rencana Detail Tata
BELAKANG Ruang (RDTR) 1 Kawasan Perdesaan, merupakan
penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten ke dalam rencana distribusi
pemanfaatan ruang dan bangunan serta
bukan bangunan pada ruang Kawasan
Perdesaan. Dengan kata lain Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan Perdesa mempunyai fungsi
untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional
yang direncanakan oleh perencanaan ruang
diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi,
seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan
yang direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala
kawasan atau lokal dan lingkungan, dan atau
kegiatan khusus yang mendesak dalam
pemenuhan kebutuhannya.

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan


Perdesaan dilakukan berdasarkan tingkat
urgensi / prioritasi keterdesakan penanganan
kawasan tersebut di dalam konstelasi wilayah
desa. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perdesaan juga merupakan rencana yang
menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan
fungsional desa, sebagai penjabaran "kegiatan"
ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan
keterkaitan antar kegiatan fungsi dalam
kawasan, agar tercipta lingkungan yang serasi,
selaras, seimbang dan terpadu.

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan


Perdesaan adalah rencana pemanfaatan ruang
Bagian Wilayah Desa secara terperinci yang
disusun untuk penyiapan perwujudan ruang
dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan
pembangunan kawasan.

Berdasarkan pengalaman dalam


menyusun RDTR ternyata dirasakan masih
banyak kekurangan. Kekurangan tersebut
terjadi karena pengertian tentang fungsi
kawasan kegiatan, kemudian
pengembangannya belum sepenuhnya
dipahami benar, disamping gambaran tentang
RDTR yang dibutuhkan juga belum seragam,
termasuk pedoman dan NSPM terkait juga
belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 1 dari 16 Halaman


perencana maupun Pemerintah Daerah

2. LANDASAN : Penyusunan dokumen RDTR Kawasan Perdesaan berdasarkan


HUKUM kepada aspek legalitas sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965, tentang


Pembentukan Kabupaten Tanjung Jabung di Propinsi
Jambi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 1965 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2755);
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan Ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran
Negara Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2831);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3419);
6. Undang-Undang 15 Tahun 1985 tentang
Ketenagalistrikan (Lembaran negara Republik Indonesia
Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3317);
7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427);
8. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3469);
9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda
Cagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 27,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);
11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang
Perkeretaapian (Lembaran Nagara Tahun 1992 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479);
12. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
13. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53,

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 2 dari 16 Halaman


Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481);
14. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493);
15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun
1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3699);
16. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);
17. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);
18. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Tebo, Muaro Jambi
dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3969;
19. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4169);
20. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);
21. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
22. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433);
23. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4444);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang
irigasi (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang
perlindungan hutan (Lembaran Negara Tahun 1985
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara 3294);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3373);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 3 dari 16 Halaman


Jalan Tol (Tambahan Lembaran Negara Nomor 4489);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3776);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisa Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3838);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang
Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara 3934);
31. Peraturan Menteri PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Desa;
32. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun
2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan
yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak
lingkungan hidup;
33. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor
1456.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan
Kawasan Karst;
34. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor
1457.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan
Energi;
35. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor 327 Tahun 2002 tentang Penetapan6 (enam)
Pedoman Bidang Penataan Ruang;
36. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun
2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang
Daerah;
37. Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2013-
2033.

4. MAKSUD DAN : MAKSUD:


TUJUAN
1) Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan
yang pada prinsipnya merupakan upaya di dalam
menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan
intensitas penggunaan ruang di setiap bagian-bagian
wilayah desa atau dalam satu bagian wilayah desa.
2) Menciptakan kelestarian lingkungan dan kegiatan desa
yang merupakan usaha menciptakan hubungan yang
serasi antar manusia dan lingkungannya, yang tercermin
dari pola intensitas penggunaan ruang desa pada
umumnya dan bagian wilayah desa pada khususnya.

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 4 dari 16 Halaman


3) Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan yang
merupakan upaya pemanfaatan ruang secara optimal,
yang tercermin dalam penentuan jenjang fungsi
pelayanan kegiatan-kegiatan desa dan sistem jaringan
jalan desa.
4) Mengarahkan pembangunan desa yang lebih tegas dalam
rangka upaya pengendalian, pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik untuk masing-masing bagian wilayah
desa secara terukur baik kualitas maupun kuantitasnya.
5) Membantu penetapan prioritas pengembangan desa dan
memudahkan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan pada kawasan tertentu untuk dijadikan
pedoman bagi tertib pengaturan ruang secara terinci.
6) Membantu penetapan kawasan-kawasan tertentu untuk
disusun pula Rencana Teknik Ruang Desa yang mampu
dijadikan pedoman bagi tertib pembangunan dan tertib
pengaturan ruang secara rinci.

TUJUAN:
1) RDTR disusun supaya Pemerintah Kabupaten
mempunyai rencana pembangunan desa jangka
panjang dan jangka menengah yang dapat berfungsi
sebagai wadah keterpaduan bagi kepentingan dan
aspirasi pemerintah, masyarakat dan swasta.
2) RDTR yang disusun agar mampu menjawab masalah
tuntutan pembangunan desa serta rumusan maupun
kebijakan pembangunan, berupa pedoman
pemanfaatan dan pengendalian ruang desa yang
dibutuhkan pada masa mendatang.
Untuk mencapai hal tersebut, RDTR harus berisikan
rencana sektoral dan regional yang terdapat atau yang
akan dialokasikan di wilayah perencanaan.
3) RDTR yang disusun merupakan penjabaran dari
rumusan kebijakan yang telah ditetapkan dalam RTRW
Kabupaten.
4) Penyusunan RDTR untuk meningkatkan fungsi dan
peranan desa dalam perimbangan wilayah yang lebih
luas. Dalam hal ini, pengembangan desa ditujukan
agar mampu berfungsi sebagai pusat atau sub-pusat
pengembangan dalam suatu sistem pengembangan
wilayah, baik dalam skala nasional maupun regional.
5) RDTR harus memuat informasi dan data, analisis
pengkajian potensi dan masalah, rumusan kebijakan
dasar perencanaan, penjabaran dalam rencana
struktur dan rumusan pelaksanaan pembangunan,
yang diwujudkan dalam bentuk uraian rencana tata
ruang dan dalam bentuk peta rencana dengan skala
1:5000.

5. TARGET / : Target/Sasaranyanghendakdicapaisebagaihasildarikegiatan
SASARAN iniadalahsebagai berikut:

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 5 dari 16 Halaman


1) Tercapai tujuan dan sasaran penataan ruang;
2) Terkendalinya baku mutu penataan ruang;
3) Terbakukannya Pedoman, NSPM, dan ketentuan-
ketentuan, syarat-syarat dan kriteria teknis kegiatan
fungsional dalam penyusunan penataan ruang;
4) Mendorong koordinasi dan keterpaduan rencana sektoral,
termasuk hirarkhis perencanaan penataan ruang itu
sendiri.

6. LOKASI : Kawasan Perdesaan TUNGKAL V – Kabupaten Tanjung Jabung


KEGIATAN Barat

7. NAMA : a. Satker/SKPD : DINAS PUPR KABUPATENTANJUNG JABUNG


ORGANISASI BARAT

PENGADAAN b. PPK : NUR AINI, ST, MURP , PENATA (III/C)


KONSULTANSI
8. SUMBER DANA : a. Sumber Dana : APBD Kabupaten Tanjung Jabung Barat
DAN PERKIRAAN Tahun Anggaran 2020.

BIAYA b. Total perkiraan biaya yang diperlukan :


Rp 600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah).

9. RUANG : RuangRuang lingkup penyusunan pekerjaan RDTR meliputi:


LINGKUPPENYSU A. Tujuan Penataan BWP (bagian wilayah perdesaan)
NAN PEKERJAAN 1. Sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola
ruang, penyusunan rencana jaringan prasarana,
penetapan Sub BWP yang diprioritaskan
penanganannya, penyusunan ketentuan
pemanfaatan ruang, penyusunan peraturan zonasi;
2. Menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan
kawasan perdesaan dengan RTRW;
3. Perumusan tujuan didasarkan pada:
a. Arahan pencapaian sebagaimana
ditetapkan dalam BWP;
b. Isu strategis BWP, yang antara lain dapat
berupa potensi, masalah, dan urgensi
penanganan;
c. Karakteristik BWP.
4. TujuanpenataanBWPdirumuskandengan
mempertimbangkan:
a. Keseimbangan dan keserasian antar
bagian dari wilayah kabupaten/desa;
b. Fungsi dan peran BWP;
c. Potensi investasi;
d. Kondisi sosial dan lingkungan BWP;
e. Peran masyarakat dalam pembangunan.

B. Rencana Pola Ruang


1. Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan
rencana distribusi sub zona peruntukkan yang
antara lain meliputi:
a. Zona Lindung yang meliputi:
1) Zona Hutan Lindung;

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 6 dari 16 Halaman


2) Zona yang memberikan perlindungan
terhadap zona dibawahnya yang meliputi
zona bergambut dan zona resapan air;
3) Zona perlindungan setempat yang meliputi
sempadan pantai, sempadan sungai, zona
sekitar danau atau waduk dan zona sekitar
mata air;
4) Zona RTH Desa yang antara lain meliputi
taman RT, taman RW, taman desa dan
pemakaman;
5) Zona suaka alam dan cagar budaya;
6) Zona rawan bencana alam yang antara lain
meliputi zona gerakan tanah dan zona
rawan banjir;
7) Zona lindung lainnya.
b. Zona Budi Daya yang meliputi :
1) Zona perumahan, yang dapat dirinci
ke dalam perumahan dengan kepadatan
sangat tinggi, tinggi, sedang, rencah dan
sangat rendah (bila diperlukan dapat dirinci
lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah
kopel, rumah deret, rumah tunggal, rumah
taman, dan sebagainya). Zona perumahan
juga dapat dirinci berdasarkan kekhusunan
jenis perumahan, seperti perumahan
tradisional, rumah sederhana/ sangat
sederhana, rumah sosial dan rumah
tinggal;
2) Zona perdagangan dan jasa meliputi
perdagangan jasa deret dan perdagangan
jasa tunggal (bila diperlukan dapat dirinci
lebih lanjut ke dalam lokasi PKL, pasar
tradisional, pasar modern, pusat
perbelanjaan dan sebagainya);
3) Zona perkantoran yang meliputi
perkantoran pemerintah dan swasta;
4) Zona sarana pelayanan umum yang
antara lain meliputi : sarana pelayanan
umum pendidikan, transportasi, kesehatan,
olahraga, sosial budaya, peribadatan;
5) Zona industri yang meliputi industri kimia
dasar, industri mesin dan logam dasar,
industri kecil dan anke industri;

6) Zona khusus yang berada di kawasan


perdesaan dan tidak termasuk ke dalam
zona sebagaimana dimaksud pada angka 1
sampai 5 yang antara lain untuk keperluan
pertahanan dan keamanan, zona Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL), zona
tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan zona
khusus lainnya;
7) Zona lainnya yang tidak selalu di kawasan
perdesaan yang antara lain meliputi zona

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 7 dari 16 Halaman


pertanian, zona pertambangan dan zona
pariwisata;
8) Zona campuran yaitu zona budidaya
dengan beberapa peruntukkan fungsi
dan atau bersifat terpadu, seperti
perumahan dan perdagangan/ jasa,
perumahan, perdagangan/jasa dan
perkantoran.

2. Peta Rencana Pola Ruang digambarkan dengan


ketentuan sebagai berikut:
a. Rencana pola ruang digambarkan dalam peta
dengan skala atau tingkat ketelitian minimal
1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenai
sistem informasi geografis yang dikeluarkan
oleh kementrian/lembaga yang berwenang;
b. Rencana pola ruang dapat digambarkan ke
dalam beberapa lembar peta yang tersusun
secara berurutan mengikuti ketentuan yang
berlaku;
c. Peta rencana pola ruang juga berfungsi sebagai
zoning map, zoning code, dan zoning text bagi
peraturan zonasi;
d. Peta rencana pola ruang harus sudah
menunjukkan batasan persil untuk wilayah
yang sudah terbangun.

C. Rencana Jaringan Prasarana


1. Rencana Jaringan Prasarana Berfungsi Sebagai
Berikut:
a. Pembentukan sistem pelayanan, terutama
pergerakan di dalam BWP;
b. Dasar perletakan jaringan serta rencana
pembangunan prasarana dan utilitas dalam
BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya;
c. Dasar rencana sistem pergerakan dan
aksesibilitas lingkungan dalam RBTL dan
rencana teknis sektoral;

2. Rencana Jaringan Prasarana Dirumuskan


Berdasarkan:
a. Rencana struktur ruang wilayah
kabupaten/desa yang termuat dalam RTRW;
b. Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi
BWP;
c. Rencana pola ruang BWP yang termuat dalam
RDTR;

d. Sistem pelayanan, terutama pergerakan


sesuai fungsi dan peran BWP;
e. Ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait.
3. Rumusan Rencana Jaringan Prasarana

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 8 dari 16 Halaman


Dirumuskan Dengan Kriteria Yang Meliputi:
a. Memperhatikan rencana struktur ruang
bagian wilayah lainnya dalam wilayah
kab/desa, administratif kab/desa sekitarnya
yang berbatasan langsung dengan BWP;
b. Menjamin keterpaduan dan prioritas
pelaksanaan pembangunan prasarana dan
utilitas pada BWP;
c. Mengakomodasi kebutuhan pelayanan
prasarana dan utilitas BWP dan;
d. Mengakomodasi kebutuhan fungsi dan peran
pelayanan kawasan di dalam struktur ruang
BWP.
4. Rencana Jaringan Prasarana Meliputi:
a. Rencana pengembangan jaringan pergerakan;
b. Rencana pengembangan jaringan
energy/kelistrikan;
c. Rencana pengembangan jaringan
telekomunikasi;
d. Rencana pengembangan jaringan air minum;
e. Rencana pengembangan jaringan drainase;
f. Rencana pengembangan jaringan air limbah;
g. Rencana pengembangan prasarana lainnya.

D. Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan


Penanganannya
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan,
melindungi, mengkoordinasikan keterpaduan
pembangunan, dan atau melaksanakan revitalisasi di
kawasan yang bersangkutan, yang dianggap memiliki
prioritas tinggi dibandingkan Sub BWP yang memuat
sekurang-kurangnya:
1. Lokasi;
2. Tema penanganan;
3. Ketentuan pemanfaatan ruang;
4. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR
merupakan upaya mewujudkan RDTR dalam bentuk
program pengembangan BWP dalam jangka waktu
perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun
masa perencanaan;
5. Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi sebagai
berikut:
a. Dasar pemerintah dan masyarakat dalam
pemrograman investasi pengembangan BEP;
b. Arahan untuk sektor dalam penyusunan
program;
c. Dasar estimasi kebutuhan pembiayaan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan dan
penyusunan program tahunan untuk setiap
jangka 5 (lima) tahun;
d. Acuan bagi masyarakat dalam melakukan
invetasi.

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 9 dari 16 Halaman


6. Ketentuan pemanfaatan ruang disusun
berdasarkan:
a. Rencana pola ruang dan rencana jaringan
prasarana;
b. Ketersediaan sumber daya dan sumber
dana pembangunan;
c. Kesepakatan para pemangku kepentingan
dan kebijakan yang ditetapkan;
d. Masukan dan kesepakatan dengan para
investor;
e. Prioritas pengembangan BWP dan pentahapan
rencana pelaksanaan program sesuai dengan
rencana pembangunan jangka panjang (RPJP)
daerah dan rencana pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah, serta rencana
terpadu dan program investasi infrastruktur
jangka panjang (RPI2JM).
7. Ketentuan pemanfaatan ruang disusun dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Mendukung perwujudan rencana pola ruang
dan rencana jaringan prasarana di BWP serta
perwujudan Sub BWP yang diprioritaskan
penanganannya;
b. Mendukung program penataan ruang wilayah;
c. Realistis, objectif, terukur dan dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu
perencanaan;
d. Konsistensi dan berkesinambungan
terhadap program yang di susun, baik dalam
jangka waktu tahunan maupun lima tahunan;
e. Terjaganyasinkronisasiantarprogramdalamsat
ukerangkaprogramterpadu
pengembanganwilayah kabupaten/desa.

8. Program dalam ketentuan pemanfaatan ruang


meliputi Program pemanfaatan ruang prioritas:
a. Programpemanfaatanruang prioritas
merupakanprogram-
programpengembanganBWPyang
diindikasikan memiliki bobot tinggi
berdasarkan tingkat kepentingan atau
diprioritaskan dan memiliki nilai
strategisuntukmewujudkanrencanapolaruangd
an rencana jaringan prasarana di BWP sesuai
tujuan penataan BWP;
b. Program pemanfaatan ruang dapat
memuat kelompok program sebagai berikut:
Program perwujudan rencana pola ruang
pada BWP yang meliputi:
 Perwujudan zona lindung pada
BWP termasuk di dalam pemenuhan
kebutuhan RTH.
 Perwujudan zona budi daya pada
BWP yang terdiri dari:

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 10 dari 16 Halaman


Perwujudan
 penyediaan
fasilitas sosial dan fasilitas
umum di BWP;
 Perwujudan ketentuan
pemanfaatan ruang untuk
setiap jenis pola ruang;
 Perwujudan intensitas
pemanfaatan ruang blok;
 Perwujudan tata bangunan;
Program perwujudan rencana
jaringan prasarana di BWP meliputi:
 Perwujudan pusat pelayanan
kegiatan di BWP;
 Perwujudan sistem jaringan
prasarana untuk BWP, yang
mencakup pula sistem prasarana
nasional dan wilayah/regional di
dalam BWP yang terdiri dari:
 Perwujudan sistem jaringan
pergerakan;
 Perwujudan sistem jaringan
energi/kelistrikan;
 Perwujudan sistem jaringan
telekomunikasi;
 Perwujudan sistem jaringan air
minum;
 Perwujudan sistem jaringan
drainase;
 Perwujudan sistem jaringan air
limbah;
 Perwujudan sistem jaringan
prasarana lainnya.

Program perwujudan penetapan Sub


BWP yang diprioritaskan penanganannya
yang terdiri atas :
 Perbaikan prasarana, sarana dan
blok/kawasan;
 Pembangunan baru prasarana,
sarana, dan blok/kawasan;
 Pengembangan kembali prasarana,
sarana dan blok/kawasan;
 Pelestarian/perlindungan
blok/kawasan.
Program perwujudan ketahanan
perubahan iklim.

9. Peraturan Zonasi
a. Materi Wajib
Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan
Lahan;
Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang;
Ketentuan Tata Bangunan;
Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal;
Ketentuan Pelaksanaan.

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 11 dari 16 Halaman


b. Materi Pilihan
Ketentuan Tambahan;
Ketentuan Khusus;
Standar Teknis.
c. Ketentuan Pengaturan Zonasi.

10. MUATAN : Struktur dan sistematika RDTR Kawasan Perdesaan memuat


RENCANA DETAIL langkah-langkah penentuan tujuan dan sasaran
pembangunan kawasan perencanaan, perumusan kebijakan
TATA RUANG
dan strategi pengembangan kawasan, identifikasi potensi dan
KAWASAN masalah kawasan, analisis ruang makro dan mikro kawasan,
PERDESAAN perumusan kebutuhan pengembangan dan penataan ruang
kawasan, perumusan rencana detail tata ruang kawasan,
TUNGKAL V
pengaturan ketentuan amplop ruang, dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang, sebagaimana digambarkan
dalam uraian berikut.
1. Persiapanan Penyusunan RDTR;

2. Pengumpulan dan Pengolahan Data;

a. Inventarisasi
b. Elaborasi
3. Analisa Kawasan Perencanaan

a. Analisa struktur kawasan perencanaan


b. Analisa peruntukan blok rencana
c. Analisa prasarana transportasi
d. Analisa Fasilitas Umum
e. Analisa utilitas umum
f. Analisa amplop ruang
g. Analisa kelembagaan dan peran serta masyarakat
4. Perumusan dan Ketentuan Teknis Rencana Detail

a. Konsep rencana
b. Produk rencana detail tata ruang
a) Rencana struktur ruang kawasan
b) Rencana peruntukan blok
c) Rencana penataan bangunan dan lingkungan
(amplop ruang)
d) Indikasi Program pembangunan
e) Legalisasi rencana detail tata ruang
5. Pengendalian Rencana Detail

a. Tujuan
b. Komponen pengendalian
a) Zonasi
b) Aturan insentif dan dis insentif

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 12 dari 16 Halaman


c) Perijinan dalam pemanfaatan ruang
c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Melalui Pengawasan
6. Kelembagaan dan Peran Serta Aktif Masyarakat :

1. Peran kelembagaan,
2. Peran serta masyarakat.
Semua yang dituangkan di dalam Penyusunan RDTR mengacu
kepada Permen PU No. 20/PRT/M/2011

11. FORMAT RDTR :  Format Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan
DAN MASA mempertimbangkan faktor ekonomis dan kebutuhan
pembangunan daerah, untuk itu pengaturan skala
BERLAKU
perencanaan adalah :
KAWASAN
1. Produk RDTR mempunyai skala perencanaan 1: 5000;
PERDESAAN 2. Format peta analisis sekurang-kurang skala 1:5000;
TUNGKAL V 3. Untuk lingkungan yang lebih detail dibuat dalam skala
1:1000.

 Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan


dilaksanakan dalam rentang waktu 20 (dua puluh) tahun,
atau sesuai dengan masa berlaku Rencana Tata Ruang
Wilayah, dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.

12. FASILITAS :  Pemberian informasi dan instruksi mengenai


PENUNJANG DARI ketentuan/ketetapan pemerintah yang
berlakusehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
PA / PPK
 Memfasilitasi surat menyurat dalam rangka
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan.

13. LINGKUP : Penyedia Jasa akan bertanggung jawab dan berwenang


KEWENANGAN sepenuhnya terhadap pelaksanaan Pekerjaan “Penyusunan
PENYEDIA JASA Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perdesaan
TUNGKAL V” berdasarkan ketentuan perjanjian kerjasama
yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan kerangka acuan
kerja.

14. WAKTU : Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini


PELAKSANAAN adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari
YANG kalender. Terhitung sejak dikeluarkannya surat perintah mulai
DIPERLUKAN kerja (SPMK).

15. TENAGA AHLI : Kebutuhan Tenaga Ahli (Personil), untuk melaksanakan


kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam KAK ini, konsultan
YANG
harus menyediakan tenaga ahli dengan disiplin ilmu yang
DIBUTUHKAN setara dengan keahlian dan pengalaman seperti berikut
dibawah ini:
1) Team Leader
Ketua Tim adalah seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) Teknik Planologi/Perencanaan Wilayah dan Desa
lulusan universitas negeri atau universitas swasta

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 13 dari 16 Halaman


yang telah disamakan, memiliki keahlian dan
kemampuan dalam pengorganisasian dan melakukan
analisis serta berpengalaman dalam kegiatan studi
perencanaan desa/wilayah minimal 7 (tujuh) tahun.
Ketua Tim yang akan menjalankan tugasnya, di
samping mempunyai keahlian dibidangnya juga harus
mempunyai kemampuan yang kuat dalam
berkomunikasi dan manajerial, mempunyai reputasi
yang baik dan mampu berintegrasi dan berkoordinasi
dengan Pengguna Jasa, konsultan manajemen
proyek, dan instansi terkait lainnya.
2) Tenaga Ahli Arsitektur
Ahli Arsitektur adalah seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) Arsitektur, berpengalaman minimal 5 (lima)
tahun di bidang perencanaan kawasan/
bangunan/permukiman pada suatu wilayah.
3) Tenaga Ahli Sipil Transportasi
Ahli Sipil Transportasi adalah seorang Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) Sipil/Perhubungan/Transportasi,
berpengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang
perencanaan kawasan/transportasi pada suatu
wilayah.
4) Tenaga Ahli Sipil
Ahli Sipil adalah seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) Teknik Sipil, berpengalaman minimal 5 (lima)
tahun di bidang perencanaan pada suatu wilayah.
5) Tenaga Ahli Geodesi
Ahli Geodesi adalah seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) Geodesi, berpengalaman minimal 5 (lima)
tahun tahun di bidang perencanaan wilayah.
6) Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan
Ahli Ekonomi Pembangunan adalah seorang Sarjana
Ekonomi Strata Satu (S1) Pembangunan,
berpengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang
perencanaan wilayah/pembangunan ekonomi pada
suatu wilayah.

7) Tenaga Ahli Hukum/Kelembagaan


Ahli Hukum adalah seorang Sarjana Strata Satu (S1)
Hukum, berpengalaman minimal 5 (lima) tahun di
bidang hukum dan tata pemerintahan.

16. JADWAL : Rencana kerja konsultan untuk setiap tahapan kegiatan yaitu:
TAHAPAN 1. Tahap Persiapan;

PELAKSANAAN 2. Tahap Eksplorasi dan Analisis;


3. Tahap Perencanaan;
KEGIATAN
4. Tahap Penyusunan Laporan;
Rencana Kerja untuk setiaptahapan tersebut secara umum
tetapmengikutikerangka besar kegiatan dan
tahapankegiatannya.

17. LAPORAN : A. LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 14 dari 16 Halaman


KEMAJUAN
PEKERJAAN 1. Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi
tentang:
1) Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh.
2) Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.
3) Jadwal kegiatan penyedia jasa.
4) Metodologi pelaksanaan dan peralatan survey.
5) Rencana Analisis yang digunakan.
6) Cheklist data-data yang dibutuhkan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)
buku laporan.
Format laporan pendahuluan adalah dengan ketentuan
sebagai berikut;Ukuran kertasQuarto/A4 80
gram,HurufArial 12, Spasi1,5 Spasi, PetaBerwarna ukuran
A3.
B. LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
1. LaporanFakta dan Analisa sekurang-kurangnyaberisi
tentang:
1) Penyajian data primer dan sekunder.
2) Penyajian profil lengkap Kabupaten Tanjung Jabung
Barat yang terdiri dari data fisik dan lingkungan,
kependudukan, ekonomi, sosial budaya dari
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
3) Analisis terhadap data-data yang berhubungan
dengan analisis fisik dan lingkungan,
kependudukan, ekonomi dan sosial budaya (minimal
sesuai dengan Permen PU No 20/PRT.M/2007
tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan
Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang).
4) Disamping itu analisis yang berkaitan dengan Materi
Rencana Detail Kawasan Perdesaan di Kawasan
Perdesaan TUNGKAL V minimal mengacu
kepada Analisis yang dipersyaratkan dalam
Rancangan Pedoman Penyusunan RDTR
Kabupaten terhadap kawasan perencanaan
diantaranya:
Analisis Struktur Kawasan Perencanaan;
 Prinsip analisis.
 Komponen analisis:
 Analisis penduduk
 Analisis fungsi ruang
 Analisis system jaringan pergerakan
Analisis Peruntukan Blok
 Prinsip analisis.
 Komponen analisis:
 Pembagian blok

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 15 dari 16 Halaman


 Peruntukan lahan
 Fasilitas lingkungan
 Kawasan mitigasi bencana
Analisis Prasarana Transportasi
 Prinsip analisis.
 Komponen analisis:
 Angkutan jalan raya
 Angkutan kereta api
Analisis Utilitas Umum
 Air minum
 Drainase
 Air limbah
 Persampahan
 Kelistrikan
 Telekomunikasi
Analisis Amplop Ruang
 Prinsip analisis.
 Tata massa bangunan
Analisis Kelembagaan dan Peran Masyarakat
 Prinsip analisis.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 20
(dua puluh) buku laporan.
Format laporan Fakta dan Analisa adalah dengan
ketentuan sebagai berikut:Ukuran KertasA4 80 Gram,
HurufArial 12, Spasi1.5 Spasi, PetaBerwarna Ukuran A3.
C. LAPORAN D R A F T A K H I R
1. Draft Rencana Detail Tata Ruang kawasan
Perdesaan Kawasan Perdesaan TUNGKAL V terdiri dari:
1) Penentuan tujuan dan sasaran pembangunan
kawasan perencanaan
Tujuan pengembangan kawasan dirumuskan sesuai
dengan karakter kawasan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan. Tujuan juga telah
mempertimbangkan urgensi permasalahan ruang
kawasan yang harus segera disusun pengendalian
pelaksanaan. Disamping itu tujuan pengembangan
kawasan pada dasarnya merupakan visi
pembangunan kawasan dimasa depan (20 Tahun
mendatang) yang sesuai dengan kondisi tata ruang
yang ada serta keinginan-keinginan yang hendak
diwujudkan.

2) Perumusan rencana detail tata ruang kawasan,


termasuk pengaturan ketentuan amplop ruang;
a. Rencana Persebaran Penduduk

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 16 dari 16 Halaman


b. Struktur Kawasan Perencanaan
3) Rencana Peruntukan Blok
Dasar pertimbangan dalam penetapan unit blok
perencanaan didasarkan atas perencanaan
pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan
jalan, dimana blok terdiri atas unit lingkungan
dengan konfigurasi tertentu dengan kriteria
pengaturan blok;
4) Rencana Skala Pelayanan Kegiatan
Rencana Skala Pelayanan Kegiatan Fungsional
meliputi semua sistem kegiatan primer, dan sistem
kegiatan sekunder; sampai pada kegiatan lokal
dan lingkungan. Struktur pelayanan kegiatan
merupakan komponen perencanaan yang bertujuan
dalam distribusi jenis dan pelayanan kegiatan yang
ditetapkan dalam struktur ruang kawasan. Distribusi
pusat-pusat pelayanan kegiatan dalam kawasan
sampai pada pusat pelayanan lingkungan
permukiman.
5) Rencana Sistem Jaringan.
a. Rencana Sistem Jaringan Pergerakan
b. Fasilitas Jalan Raya, terdiri dari:
Trotoar/Pedistrian
Persimpangan (IHCM 1992)
Parkir
Jalan Kereta Api
6) Rencana Sistem Jaringan Utilitas
7) Rencana Peruntukan Blok
8) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
9) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
Kawasan yang berisi ketentuan umum peraturan
zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.
10) Indikasi program
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 120
(seratus dua puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak
10 (sepuluh) buku laporan.
Format laporan Draft Akhir adalah dengan ketentuan
sebagai berikut:Ukuran KertasA4 80 Gram, HurufArial 12,
Spasi1.5 Spasi, PetaBerwarna Ukuran A3.

D. LAPORAN AKHIR, MINIMAL BERISIKAN:


1. Laporan Akhir secara subtansi sama dengan Laporan
Draft Akhir, akan tetapi laporan akhir merupakan hasil
penyempurnaan setelah mendapat masukan dari hasil
diskusi dengan Tim Teknis dan Seminar dengan
Stakehoder.
2. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 180
(seratus delapan puluh) hari sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 25 (dua puluh lima) buku laporan.

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 17 dari 16 Halaman


1) Format Laporan Akhir adalah dengan ketentuan sebagai
berikut: Ukuran Kertas A4 80 Gram, HurufArial 12,
Spasi1.5 Spasi, Peta Berwarna Ukuran A3.
E. SUMMARY REPORT
Yaitu laporan ringkasan dari kemajuan pekerjaan setiap
bulannya dan pada tahapan diskusi atau seminar, untuk
setiap tahapan kemajuan pekerjaan (bulanan) dan pada
tahapan diskusi, disusun summary reportsebanyak 25
(dua puluh lima) eksemplar.
F. Naskah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RDTRK
TUNGKAL V.Laporan harus diserahkan selambat-
lambatnya 160 (seratus enam puluh) hari sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
G. Soft Copy hasil pekerjaan
H. Peta Administrasi, penggunaan lahan eksisting, peta
rencana pola ruang, rencana alokasi zona, rencana
alokasi sub zona, rencana transportasi, rencana jaringan
energi, rencana telekomunikasi, rencana jaringan air
minum, rencana jaringan drainase, rencana air limbah,
topografi, hidrologi, morfologi, jenis tanah, geologi, curah
hujan, kepadatan penduduk, kesesuaian lahan, dan
rawan bencana.

Spesifikasi yang diperlukan meliputi:


18. SPESIFIKASI :
TEKNIS a. Diskusi/seminar dilakukan dalam 2 (dua) tahap.
b. Konsultasi Publik diadakan 1 (satu) kali.

18. PENUTUP : Kerangka acuan kerja ini dibuat sebagai pedoman bagi
Penyedia Jasa Konsultan untuk melaksanakan penawaran
pekerjaan kepada pemberi tugas dan sekaligus sebagai
pedoman dalam tugas nantinya apabila ditetapkan sebagai
pemenang Jasa Konsultan untuk paket inisehingga tujuan
yang diinginkan dari pelaksanaan pekerjaan ini dapat tercapai
secara optimal.

Kuala Tungkal , Januari 2020


Ditetapkan oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen
Bidang Penataan Ruang dan Jasa
Konstruksi

NUR AINI, ST, MURP


NIP: 198408132009042003

Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan TUNGKAL V -------------------------- Halaman 18 dari 16 Halaman

Anda mungkin juga menyukai