Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KETERAMPILAN KEPERAWATAN DASAR


TEKHNIK DAN PROSEDUR UNTUK MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH NORMAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu Suci Noor,S.Kep.,M.Kep

OLEH :

Kelompok 6

Dani Budiman

Fina Siti Rohinah

Tuti F Butar Butar

Sri Sulistyo

Sukma Desyanti

Ressa Mela Shintyana

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG 1B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
PUJI Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan
RahmatNya kami dapat menyelasaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Ns. Suci Noor,S.Kep.,M.kep. Sebagai dosen
pengampu mata kuliah Keterampilan Keperawatan Dasar yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan

Bandung, 21 September 2022

Kelompok 6
BAB I....................................................................................................................................................xiii
PENDAHULUAN...................................................................................................................................xiii
A. Latar Belakang.........................................................................................................................xiii
B. Rumusan masalah...................................................................................................................xiii
C. Tujuan.....................................................................................................................................xiii
BAB 2...................................................................................................................................................xiii
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................xiii
A. Konsep Dasar Suhu Tubuh.......................................................................................................xiii
1. Pengertian Suhu Tubuh.......................................................................................................xiii
2. Jenis – Jenis Suhu Tubuh Menurut (Chris Brooker, 2008)...................................................xiii
B. Suhu tubuh normal (W. F.Ganong, 2002)................................................................................xiii
C. Mekanisme mempertahankan suhu tubuh normal.................................................................xiii
1. Konsep Kompres Hangat Dan Kompres Dingin....................................................................xiii
2. Kompres Hangat..................................................................................................................xiii
3. Pengaruh Kompres Hangat Menurut Steven P. J. M (2000)................................................xiii
4. Tujuan Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)...............................................................xiii
5. Indikasi Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005).............................................................xiii
6. Kontra indikasi Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)..................................................xiii
7. Metode Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005).............................................................xiii
8. Lokasi Pengompresan..........................................................................................................xiii
9. Kompres Dingin...................................................................................................................xiii
10. Pengaruh Kompres Dingin Menurut Steven P. J. M (2000)..............................................xiii
11. Tujuan Kompres Dingin Menurut Hidayat (2005)............................................................xiii
12. Indikasi kompres dingin...................................................................................................xiii
13. Kontra indikasi kompres dingin Menurut Hidayat (2005)................................................xiii
14. Metode kompres dingin Menurut Hidayat (2005)...........................................................xiii
15. Lokasi Pengompresan Kompres dingin............................................................................xiii
16. ASUHAN KEPEAWATAN...................................................................................................xiv
BAB 3...................................................................................................................................................xiii
PENUTUP.............................................................................................................................................xiii
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................xiii
B. SARAN.....................................................................................................................................xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suhu adaalah besaran yang menyatakan panas atau dinginnya sutau benda.panas
adalah energi termis yang mengalir dari suatu benda ke benda lain karena adanya
perbedaan suhu.Secara Ilmiah panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah, tetapi tiak perlu dari benda berenergi termis banyak ke benda bereneri
termis lebih sedikit.

Manusia merupakan makhluk berdarah panas atau makhluk homoioterm, dimana


suhu tubuhnya relative konstan terhadap perubahan suhu dilingkungan sekitarnya.Suhu
tubuh manusia ( suhu inti/core temperature) dipertahankan dalam batas normal dalam
suatu limit yang kecil,sekitar 37⸰C ± 5⸰C.Untuk menjaga tubuh tetap konstan ada suatu
sistem yang dinamakan termoregulasi
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar
suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi
panas dan pengeluaran panas harus dipertimbangkan.
Di dalam tubuh energi panas dihasilkan oleh jaringan aktif terutama dalam
otot,kemudian juga dalam alat keringat,lemak,tulang,jaringan ikat,serta saraf.Energi
panas yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah,namun
suhu bagian -bagian tubuh tidak merata.sebagian besar panas yang diproduksi di dalam
gtubuh merupakan hasil oksidasi,maka sumber utama panas adalah jaringan yang paling
aktif, yaitu hati,kelenjar sekresi dan otot.ketiganya merupakan lebih dari separuh
tubuh,begitulah maka suhu masing-masing jaringan dapat berbeda tergantung pada
derajat metabolismenya.kecepatan darah yang mengalir ke dalamnya dan perbedaan
suhunya dengan jaringan di sekitarnya.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini bagaimana tehnik dan prosedur
mempertahankan suhu tubuh ?

C. Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang tehnik dan
prosedur mempertahankan suhu tubuh normal.

1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Suhu Tubuh
1. Pengertian Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang dihasilkan dan panas yang dikeluarkan
(Ernawati, 2012). Suhu tubuh :

a. Bersifat hampir konstan. Suhu tubuh terendah terdapat pada pagi hari dan meningkat
pada siang atau malam hari.
b. Semakin rendah jika semakin dekat dengan permukaan tubuh itulah yang diukur. Suhu
dipusat tubuh (body care) lebih tinggi daripada permukaan suhu tubuh.
c. Suhu tubuh pada orang yang sama mempunyai perbedaan jika diukur dari area tubuh
yang berbeda. Penting untuk mengetahui suhu normal seseorang karena suhu normal
dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain.
d. Suhu tubuh kurang stabil pada anak – anak.

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu
tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi panas dan
pengeluaran panas harus dipertimbangkan.

2. Jenis – Jenis Suhu Tubuh Menurut (Chris Brooker, 2008).


Suhu tubuh pada manusia dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut :

a. Core temperatur (Suhu inti) Suhu pada jaringan dalam dari tubuh, seperti kranium,
thorax, rongga abdomen dan rongga pelvis.
b. Surface temperature Suhu pada kulit, jaringan subcutan, dan lemak. Suhu ini berbeda,
naik turunnya tergantung respon terhadap lingkungan.

B. Suhu tubuh normal (W. F.Ganong, 2002)


Suhu tubuh pada manusia, nilai normal untuk suhu tubuh oral adalah 370C, tetapi pada
sebuah penelitian terhadap orang-orang muda normal, suhu oral pagi hari rata - rata adalah
36,70C dengan simpang baku 0,20C. Dengan demikian, 95% orang dewasa muda
diperkirakan memiliki suhu oral pagi hari sebesar 36,3 -37,10C. Berbagai bagian tubuh
memiliki suhu yang berlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian tubuh
dengan suhu lingkungan bervariasi. Ekstremitas umumnya lebih dingin dari pada bagian
tubuh lainnya. Suhu rectum dipertahankan secara ketat pada 320C. Suhu rectum dapat
mencerminkan suhu pusat tubuh (Core Temperature) dan paling 10 sedikit dipengaruhi oleh
perubahan suhu lingkungan. Suhu oral pada keadaan normal 0,50C lebih rendah dari pada
suhu rectum. Variasi suhu tubuh pada orang yang sama Oral Axial Rectal Suhu rata-rata
370C 36,40C 37,60C Rentang 36,5-37,50C 36 - 370C 37-38,10C Sumber : (W.F.Ganong, 2002)

2
3

C. Mekanisme mempertahankan suhu tubuh normal


1. Konsep Kompres Hangat Dan Kompres Dingin
Pengertian Kompres Dalam bidang keperawatan kompres telah dikenal sejak dahulu
sebagaicara untuk mengurangi nyeri. Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh
dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada
bagian tubuh yang memerlukan (Chris Brooker, 2008). Kompres panas dingin, selain
menurunkan sensasi nyeri juga dapat meningkatkan proses penyembuhan jaringan yang
mengalami kerusakan. Kompres badan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu kompres
dengan air hangat dan kompres dengan air dingin.

2. Kompres Hangat
Pengertian Kompres hangat merupakan metode memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan (Gabriel F, J, 2008). Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi
pada pembuluh darah yang dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini
penyaluran zat asam dan makanan ke sel – sel diperbesar dan pembuangan dari zat – zat
diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai darah ke
endometrium berkurang. Kompres panas basah efektif untuk memperbaiki sirkulasi,
menghilangkan edema dan meningkatkan konsolidasi dan drainase pus 39 (Potter, 2000).

Pemakaian kompres panas biasanya dilakukan hanya pada bagian tubuh tertentu
(Steven P. J. M, 2000). Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain atau
handuk kecil yang telah dicelupkan pada air hangat dengan temperatur suhu air 34 - 370C
(93-98°F) ditempelkan pada bagian tubuh tertentu (Asmadi, 2008). Lokasi kulit tempat
mengompres biasanya di wajah, leher, dan tangan. Kompres hangat pada kulit dapat
menghambat shivering dan dampak metabolik yang ditimbulkan. Selain itu, kompres hangat
juga menginduksi vasodilatasi perifer, sehingga meningkatkan pengeluaran panas tubuh dan
menunjukkan bahwa pemberian terapi demam kombinasi antara antipiretik dan kompres
hangat lebih efektif dibandingkan antipiretik saja, selain itu juga mengurangi rasa tidak
nyaman akibat gejala demam yang dirasakan. Pemakaian antipiretik dan kompres hangat
memiliki proses yang tidak berlawanan dalam menurunkan temperatur tubuh.

3. Pengaruh Kompres Hangat Menurut Steven P. J. M (2000)


pemberian kompres hangat dapat mempengaruhi tubuh dengan cara :
a. Pembuluh - pembuluh darah melebar sehingga akan memperbaiki peredaran darah di
dalam jaringan
b. Penyaluran zat asam dan bahan makanan ke sel - sel diperbesar dan pembuangan zat -
zat yang dibuang akan diperbaiki sehingga akan timbul pertukaran zat yang lebih baik 40
c. Aktifltas sel yang meningkat akan mengurangi rasa sakit dan akan menunjang proses
penyembuhan luka dan radang setempat. Menurut Gabriel F.J (2003), kompres hangat
pada tubuh berpengaruh terhadap permeabilitas membran sel akan meningkat sesuai
dengan peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme seiring
dengan peningkatan pertukaran zat kimia tubuh dengan cairan tubuh, dilatasi atau
pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi atau peredaran
4

darah serta peningkatan tekanan kapiler, Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan
meningkat sedangkan pH akan menurun.

4. Tujuan Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)


kompres hangat bertujuan untuk :

a. Memperlancar sirkulasi darah


b. Mengurangi rasa sakit
c. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
d. Memperlancar pengeluaran eksudat
e. Merangsang peristaltik usus

5. Indikasi Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)


indikasi kompres hangat yaitu :

a. Klien yang kedinginan (Suhu tubuh yang rendah)


b. Klien dengan perut kembung
c. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang persendian
d. Spasme otot
e. Adanya abses atau hematoma

6. Kontra indikasi Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)


indikasi kompres hangat :

a. Trauma 12-24 jam pertama


b. Perdarahan atau edema
c. Gangguan vascular
d. Pleuritis

7. Metode Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)


metode kompres hangat sebagai berikut :

a. Alat dan bahan :


1) Larutan kompres berupa air hangat dengan temperatur suhu 34-37°C (93-98°F)
dalam wadahnya (dalam kom)
2) Handuk kecil untuk kompres
3) Handuk Pengering
4) Perlak untuk alas kepala
5) Sarung tangan
6) Tissue/kasa
7) Termometer Aksila
b. Persiapan Perawatan
1) Memberitahukan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
2) Mempersiapkan alat, klien, dan lingkungan
5

c. Langkah - Langkah Kerja


1) Mencuci tangan
2) Menggunakan sarung tangan
3) Meletakan perlak dibawah leher pasien
4) Mengukur suhu tubuh awal
5) Membasahi handuk kecil dengan air hangat, kemudian peras kain sehingga tidak
terlalu basah
6) Tempatkan perasan tersebut pada daerah yang akan dikompres yaitu pada daerah
kepala dan lipatan aksila
7) Apabila kain telah kering atau suhu kain relativ menjadi dingin, masukkan kembali
kain kompres kedalam cairan kompres dan letakan kembali didaerah kompres,
lakukan berulang – ulang hingga efek yang diinginkan dapat tercapai
8) Mengevaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 30 menit
9) Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah dengan
handuk kering
10) Merapikan alat
11) Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
12) Catat penurunan suhu yang terjadi

8. Lokasi Pengompresan
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain/handuk kecil yang
dicelupkan pada air hangat dengan temperatur suhu air 34-37°C (93-98°F). Lokasi
pengompresan yaitu pada daerah kepala dan lipatan aksila. Pemberian kompres
menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam waktu 20 menit. 43

9. Kompres Dingin
Pengertian Kompres dingin adalah suatu prosedur menggunakan kain atau handuk
kecil yang telah dicelupkan pada air dingin dengan temperatur suhu air 18 - 26°C (65-80°F)
dan dilekatkan pada suatu tempat atau pada bagian tubuh (Asmadi, 2008). Tindakan
keperawatan yang memberikan rasa dingin dengan menggunakan kain yang dicelupkan
kedalam air dingin (Hidayat, 2005). Kompres dingin dapat membantu dalam pembengkakan
karena trauma atau mengontrol perdarahan. Selain itu kompres dingin juga berguna untuk
menurunkan aktivitas ujung syaraf pada otot dan mengurangi nyeri. Kompres dengan air
dingin dapat dilakukan pada kondisi suhu tubuh sangat tinggi lebih dari 4°C dan biasanya
kondisi ini dapat disebabkan oleh suhu lingkungan yang tinggi.

Kompres dingin adalah terapi pilihan untuk hipertermia yang ditandai oleh
temperatur inti tubuh melampaui set point termoregulasi. Berbeda dengan demam,
shivering , vasokonstriksi kulit dan respon yang berhubungan dengan perilaku meningkatkan
temperatur inti untuk menjangkau peningkatan set point suhu yang diakibatkan oleh kerja
pirogen di pusat termoregulasi. Selama hipertermia, penurunan produksi panas,
vasodilatasi, berkeringat dan respon perilaku bekerja untuk 44 menurunkan temperatur
tubuh. Kompres dingin menurunkan temperatur kulit lebih cepat daripada temperatur inti
tubuh, sehingga merangsang vasokonstriksi dan shivering. Shivering mengakibatkan
gangguan metabolisme karena meningkatkan konsumsi oksigen dan volume respirasi,
5

meningkatkan persentase karbondioksida dalam udara ekspirasi dan meningkatkan aktifitas


sistem saraf simpatis

10. Pengaruh Kompres Dingin Menurut Steven P. J. M (2000)


pengaruh kompres dingin pada tubuh adalah penyempitan pada pembuluh - pembuluh
darah, dimana dengan cara ini terjadi pengentalan darah dan dapat menghalangi atau
membatasi penyebaran darah keluar dari pembuluh bila terjadi suatu bekuan serta
berkurangnya rasa sakit.

11. Tujuan Kompres Dingin Menurut Hidayat (2005)


kompres dingin bertujuan untuk :

1) Menurunkan suhu tubuh


2) Mencegah peradangan meluas
3) Mengurangi kongesti
4) Mengurangi pendarahan setempat
5) Mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat

12. Indikasi kompres dingin


1) Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
2) Klien dengan batuk atau muntah darah
3) Pascatonsillectomy
4) adang atau memar

13. Kontra indikasi kompres dingin Menurut Hidayat (2005)


1) Penyakit reinaud
2) Alergi dingin
3) Trauma yang lama

14. Metode kompres dingin Menurut Hidayat (2005)


Alat dan bahan:

1) Larutan atau air dingin dengan temperatur suhu 18-26°C (65-80°F) dalam wadahnya
(dalam kom)
2) Handuk kecil untuk kompres
3) Handuk pengering
4) Perlak untuk alas kepala
5) Sarung tangan
6) Tissue/kasa
7) Thermometer aksila

Persiapan perawatan :

1) Memberitahukan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan


2) Mempersiapkan alat, klien, lingkungan

Langkah – Langkah Kerja :

1) Mencuci tangan
2) Menggunakan sarung tangan
6

3) Meletakan perlak dibawah leher klien


4) Mengukur suhu tubuh awal
5) Membasahi handuk kecil dengan air dingin kemudian peras kain sehingga tidak terlalu
kering
6) Tempatkan perasan tersebut pada daerah yang akan dikompres yaitu pada daerah
kepala dan lipatan aksila
7) Lakukan berulang – ulang hingga efek yang diinginkan dapat tercapai
8) Mengevaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 30 menit
9) Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah dengan
handuk kering
10) Merapikan alat
11) Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
12) Catat penurunan suhu yang terjadi

15. Lokasi Pengompresan Kompres dingin


Lokasi pengompresan yaitu pada daerah kepala dan lipatan aksila. Pemberian kompres
menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam waktu 15 menit.

Derajat Suhu Air Untuk Kompres Menurut Asmadi (2008), derajat suhu air untuk
pengompresan di klasifikasikan sebagai berikut :

1) Dingin Sekali : Dibawah 13°C (55°F)


2) Dingin : 10 – 18°C (50 - 65°F)
3) Sejuk : 18 - 26°C (65 – 80°F)
4) Hangat Kuku : 26 - 34°C (80 - 93°F)
5) Hangat : 34 - 37°C (93 – 98°F)
6) Panas : 37 - 41°C (98 - 105°F)
7) Sangat Panas : 41 - 46°C (105 – 115°F

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NY.S”

DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KLINIK YUDISMAN

1.    PENGKAJIAN
a.  Identitas Pasien

Nama : Ny. S                                   

Umur                : 60 tahun         

Agama : Islam                       

Jenis Kelamin      : Perempuan    

Status       : Menikah                    


6

Pendidikan : SMP

Pekerjaan       : Ibu rumah tangga              

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : Cibodas Jl Nanjung rt 05/10 no 130

Tanggal Masuk : 02/09/2022 , pukul 16:00 WIB

Tanggal Pengkajian : 02/09/2011 , pukul 16:10 WIB

No. Register : 59386

Diagnosa Medis : DM tipe  

b.  Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn. A

Umur : 55 tahun

Hubungan dengan pasien : Adik

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Cibodas Jl Nanjung rt 05/10 no 130

2.      Status  Kesehatan

a.    Status Kesehatan saat ini

1. Keluhan utama
Kaki nyeri, demam, badan lemas

Saat pengkajian

Pasien mengatakan kaki terasa nyeri, demam sudah 3 hari, badan lemas

2. Upaya yang dilakukan  untuk mengatasi


Pasien berobat jalan dan minum obat gula dengan teratur

b.    Status Kesehatan Masa lalu

1. Penyakit yang pernah dialami


Pasien pernah mengalami penyakit seperti : demam, kaki nyeri

2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa dirinya belum pernah dirawat sebelumya
6

3. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi terhadap obat dan makanan

4. Riwayat Penyakit  Keluarga
Pasien Mengatakan didalam keluarganya ada yang menderita penyakit keturunan DM dari
Ayah nya

5. Kebiasaan
Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan minum  kopi 2 x sehari

c.    Diagnosa Medis dan Therapy

- Diagnosa Medis : DM tipe 2

-Therapi Medis : RL 20 tts/mnt

Therapi parenteral Therapi Oral

Ranitidin 2 x 1amp Metformin 3 x 500mg

Omeprazole 1 x 1 Sanmol 3 x 1 gram

Respira 1 x 1

Vit C 2 x 500

3.      Pola Kebutuhan Dasar

a)      Pola Bernafas

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan bernafas dengan normal

- Saat sakit : Pasien mengatakan tidak sesak

b)      Pola Makan dan Minum

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu nasi, daging/ikan, dan
sayur-sayuran. Pasien minum air putih±9 gelas/hari (1 gelas± 200cc)
6

- Saat sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang sehingga pasien hanya
makan setengah porsi dengan bubur nasi atau bubur sumsum. Pasien mengatakan mual
muntah.

c)      Pola Eliminasi 

BAB

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAB 1x sehari , pada pagi hari dengan
konsistensi lembek , berwarna kuning dan bau khas feses, tidak terdapat darah dalam
feses.

- Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek dan berwarna
kuning, baunya khas feses, tanpa darah dan lender.

BAK

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAK ± 4-6 kali dengan warna kekuningan
dan bau khas urine dengan jumlah urine tiap berkemih ± 300 ml

- Saat sakit : Pasien mengatakan sudah kencing sebanyak 5x dengan warna kuning pekat,
bau khas urine dan tidak terdapat darah dalam urine dengan jumlah urine tiap berkemih ±
300ml

d)     Pola Aktifitas dan Latihan

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa beraktifitas sehari-hari seperti pergi kesawah
dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga

- Saat sakit : Pasien mengatakan mampu untuk mobilitas di atas tempat tidur berpindah dan
mobilitas secara mandiri.

e)      Pola Istirahat dan Tidur

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur± 7 jam /hari dgn kualitas baik (nyenyak).

- Saat sakit : Pasien mengatakan tidur hanya ± 5 jam /hari dgn kualitas tdk nyenyak dan
sering terbangun malam hari.

f)       Pola Berpakaian

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mengganti baju 1x sehari, setelah selesai mandi
dan dilakukan secara mandiri

-Saat sakit : Pasien mengatakan tidak mampu mengganti pakaian sendiri dan menggati baju
1x sehari dgn dibantu keluarga.

g)      Pola Rasa Nyaman


6

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan nyaman tinggal dirumahnya karena pasien tidak
pernah mengalami masalah kesehatan yang serius.

- Saat sakit : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena kepalanya sering pusing dan
sering terbangun dimalam hari.

h)      Pola Kebersihan Diri

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mandi 1x sehari pada sore hari, keramas 3 x
sehari dan gosok gigi 1x sehari juga.

- Saat sakit : Pasien mengatakan hanya di lap dan dibantu oleh keluarganya setiap pagi,
keramas 1 x seminggu dan gosok gigi 1x sehari.

i)        Pola Rasa Aman

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan aman tinggal bersama keluarganya dirumah

- Saat sakit : Pasien mengatakan aman di Klinik karena selalu di tunggu oleh keluarga.

j)        Pola Komunikasi dan Hubungan dengan orang lain

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa berkomunikasi dengan baik dengan teman,
keluarga, dan tetangga. Pasien aktif dalam kegiatan dibalai banjar. Pasien menggunakan
bahasa bali

- Saat sakit : Pasien mengatakan berkomunikasi  dengan keluarga dan rekan medis dengan
baik tanpa mengalami gangguan.

k)      Pola Beribadah

- Sebelum sakit : Pasien menganut agama hindu, setiap sore pasien biasa sembahyang di
merajan dan pura

- Saat sakit : Pasien mengatakan biasa berdoa dalam hati, keluarga pasien biasa
sembahyang dan mebanten di Padmasana RS.

l)        Pola Produktifitas

- Sebelum sakit : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan seorang petani. Px sudah
menopause.

- Saat sakit : Pasien mengatakan tidak biasa mengerjakan tugas-tugas sehari-hari dirumah
dan pergi kesawah.

m)    Pola Rekreasi

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mengobrol dengan tetangga-tetangganya dan


juga keluarga.
6

- Saat sakit : Pasien mengatakan agak jenuh tinggal di Klinik, tetapi untuk menghilangkan
jenuhnya pasien mengobrol dengan keluarga yang menjenguknya.

n)      Pola Belajar

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ingin tahu tentang kesehatan

- Saat sakit : Pasien mengatakan mendapatkan informasi tentang penyakitnya dari dokter
dan tim kesehatan lainnya. Dan sekarang pasien mulai ingin tahu tentang kesehatan.

4.      Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum
Tingkat Kesadaran : Composmetis

GCS : E4 V5 M6

b. TTV saat pengkajian


TD : 100/70 mmHg

RR: 21 x/mnt

Nadi: 81 x/mnt

Suhu: 36,40 C

c.   Antropometri

BB sebelum sakit  : 70 kg

BB saat sakit         : 63 kg

TB                         : 160 cm

d. Keadaan Fisik
1. Kepala
Kulit kepala bersih tanpa ketombe, rambut rontok, tampak kusam dan kusut, tidak
terdapat benjolan pada kepala, rambut berwarna hitam dan tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Bentuk mata simetris, sclera anicterik, konjungtiva anemis, pupil isokor, terdapat
kantong mata dikedua mata, mata tampak sayu.

3. Hidung
Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, penciuman baik dan tidak terdapat
sekret.

4. Telinga
6

Telinga pasien tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua telinganya,
pendengaran pasien baik dan tidak terdapat benjolan pada telinga pasien.

5. Mulut
Mukosa bibir kering, lidah pecah – pecah dan kotor, tonsil tidak membesar dan
terdapat stomatitis.

6.      Leher

Tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak terjadi pembesaran limfe, kulit leher
tampak bersih dan tidak iritasi.

7.      Thorak

Bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi otot dada,luka tidak ada,kemerahan
tidak ada

8.      Abdomen

Bentuk abdomen datar, tidak mengalami distensi, nyeri tekan (  - )

9.      Genetalia

Tidak terkaji

10.  Anus

Tidak  terkaji

11.  Ekstrimitas

Kekuatan otot

 555           555

555            555 

Pembengkakan (-), nyeri tekan (+), luka (+)

12.  Integumen

Badan teraba panas, kulit  terlihat kusam dan kotor, dan wajah nampak kemerahan.

5.      Pemeriksaan Penunjang pada tanggal 02/09/2022

a)      Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

Jenis Hasil Satuan Unit


6

Pemeriksaan

Hemoglobin 10,4 11,7 – 5,5 g/dL

Hematokrit 32,04 35 – 47 %

Leukosit 19,38 5,0 – 10,0 ribu/uL

Trombosit 254 150 – 450 K/uL

Eritrosit 3,62 3,8 – 5,2 juta/uL

Calsium 8,2 8,4 – 10,2 mg/dL

Glukosa 358 < 110 mg/dL


darah puasa

Glukosa 301 <140 mg/dL


darah
sewaktu

Natrium 136 135 – 145 mmol/L

Kalium 4,7 3,5 – 5,5 mmol/L

Klorida 109 98 – 108 mmol/L

2. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

1 DS: DM Tipe 1 Nyeri akut berhubungan dengan


-Pasien mengatakan agen cedera fisik
nyeri di kaki kanan Sel beta pancreas
hancur
DO:
-Pasien tampak Defisiensi insulin
meringis
-Skala nyeri 3 Anabolisme proses
-Pasien tampak
memegang area luka
Kerusakan pada
antibody
6

Kekebalan tubuh

Neuropati sensori
perifer

Klien merasa sakit pada


luka

Nyeri akut
2 Ds : pasien Proses inflamasi Hipertermi berhubungan dengan
proses inflamasi
mengatakan demam ↓
Do : Pirogen endogen dan
- S : 38,6 0C eksogen
- Leukosit: 19.38 ↓
ml3 Angiotensi 1

Angiotensi 2

Peningkatan set poin
Hipotalamus

Hypertermi
2 DS: Diabetes Mellitus Risiko gangguan integritas kulit
-Pasien mengatakan dibuktikan dengan perubahan
ada luka di kaki kanan Neuropati perifer sirkulasi
DO:
-Saat dikaji terdapat Ulkus Diabetikum
luka didaerah kaki
kanan Angiopati

Suplay O2 menurun

Luka sukar sembuh

Gangguan integritas
kulit/jaringan
3 DS: Gangguan Intoleransi aktivitas berhubungan
6

-Pasien mengeluh keseimbangan pH dengan imobilitas


lemas
Kerusakan pertukaran
DO: gas
-Pasien tampak lemas
-ADL dibantu Hipoksia perifer

Kelemahan dan
keletihan

Intoleransi aktivitas
4 DS: Penurunan glukagon Ketidakstabilan kadar glukosa
-Pasien mengeluh Peningkatan insulin darah berhubungan dengan
lemas resistensi insulin
Kadar glukosa dalam
DO: darah sel menurun
-Gula darah sewaktu
301
-Gula darah puasa Kadar glukosa dalam
358 darah meningkat

Ketidakstabilan kadar
glukosa darah

5 DS: - Defisiensi insulin Resiko infeksi dibuktikan dengan


penyakit diabetes melitus
DO: Anabolisme protein
Leukosit 22.430
Kerusakan pada
antibodi

Kekebalan tubuh
menurun

Resiko infeksi

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan prioritas masalah :
6

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis


2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin
3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
5. Risiko gangguan integritas kulit dibuktikan dengan perubahan sirkulasResiko infeksi dibuktika
n dengan penyakit diabetes
6. Resiko infeksi dibuktikan dengan penyakit diabetes melitus

4. INTERVENSI
6

Diagnose Tujuan (NOC) INTERVENSI (NIC)

No
Nyeri akut b.d agen Kriteria Hasi: Pain management
1
cidera fisik  Mampu mengontrol  Lakukan pengkajian nyeri
nyeri (tahu penyebab secara komprehensif
nyeri, mampu termasuk lokasi, karateristik,
menggunakan teknik durasi, frekuensi, kualitas.
non farmakologi untuk  Observasi reaksi non
mengurangi nyeri) verbal dari
 Melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan
berkurang dengan  Gunakan teknik komunikasi
menggunakan terapeutik untuk
manajemen nyeri mengetahui pengalaman
Menyatakan rasa nyaman nyeri nyeri pasien
setelah nyeri berkurang  Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
 Tingkatkan istirahat
 Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

Analgesic administration
 Tentukan lokasi,
karateristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
 Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Tentukan analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
6

 Monitor vital sign sebelum


dan sesudah pemberian
analgetik pertama kali
Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
6

Ketidakstabilan gula Setelah dilakukan tindakan Manajemen hiperglikemia


2
darah b.d resistensi keperawatan selama 1x 24 jam Observasi :
insulin maka ketidakstabilan gula darah  Identifikasi kemungkinan
membaik penyebab hiperglikemia
KH :  Monitor tanda dan gejala
 Kestabilan kadar glukosa hiperglikemia
darah membaik  Berikan asupan cairan oral
 Status nutrisi membaik  Ajurkan kepatuhan
 Tingkat pengetahuan terhadap diet dan olah raga
meningkat  Kolaborasi pemberian
insulin
 Edukasi program
pengobatan
 Berikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik
dan benar
 Jelaskan mamfaat dan efek
samping pengobatan
 Anjurkan mengosomsi obat
sesuai indikasi
6

 Pantau suhu tubuh pasien


3
perhatikan adanya
mengiggil/diafores.
 Pantau suhu
lingkungan,batasi/tamba
hkan linen tempat tidur
sesuai indikasi.
Setelah dilakukan tindakan
 Berikan kompres mandi
keperawatan selama 3 x 24
hangat hindari
Hipertermi jam diharapkan suhu tubuh
penggunaan alkohol.
berhubungan klien kembali normal dengan
Pada daerah frontalis dan
dengan proses KH :
aksila.
inflamasi penyakit  Tidak mengalami komplikasi
 Berikan selimut
yang berhubungan.
pendingin.
S : 36,5-37,5 0C.
 Anjurkan klien memakai
Leukosit : 5000-10000/ml3.
pakaian tipis dan mudah
menyerap keringat.

Kolaborasi:
1. Berikan antipiretik,
Misalnya aspirin
asetaminofen
6

Hambatan mobilitas Kriteria Hasil: NIC : Exercise therapy :


4
fisik b.d intoleransi  Klien meningkat dalam ambulation
aktivitas aktivitas fisik  Monitor vital sign sebelum
 Mengerti tujuan dari dan sesudah latihan dan
peningkatan mobilitas lihat respon pasien saat
 Memperagakan latihan
penggunaan alat Bantu  Konsultasi dengan terapi
untuk mobilisasi (walker) fisik tentang rencana
ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
 Bantu pasien untuk
menggunakan tongkat saat
berjalan dengan cegah
terhadap cedera
 Kaji kemampuan dalam
mobilisasi
 Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
ADL secara mandiri sesuai
kemampuan
 Dampingi dan bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADL
 Berikan alat bantu jika klien
memerlukan
 Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
5 Resiko infeksi b.d Knowledg : infektion kontrol Infektion kontrol
trama pada jaringan, KH :  Bersihkan lingkungan
proses penyakit • Klien bebas dari tanda dan setelah dipakai pasien lain
(Diabetes Melitus) gejala infeksi  Batasi pengunjung bila
Mendekripsikan proses perlu
penularan penyakit, faktor yang  Intruksikan pada
mempengaruhi penularan serta pengunjung untuk
penatalaksaannya mecuci tangan saat
• Menujukkan kemampuan untuk berkunjung dan setelah
menjegah timbulnya infeksi berkunjung meningggalkan
• Jumlah leukosit dalam batas pasien
normal  Gunkan sabun anti
6

• Menunjukkan prilaku hidup mikrobia untuk cuci tangan


sehat  Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
 Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
 Pertahankan lingkungan
aseptik selama
pemasangan alat
 Tingkatkan intake nutrusi
 Berikan terapi antibiotik bila
perlu • Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan
lokal
 Monitor kerentangan
terhadap infeksi
 Pertahankan teknik aspesis
pada pasien yang berisiko
 Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas,
drainese
 Inpeksi kondisi luka/ insisi
bedah
 Intruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan cara menghindari
infeksi
 Laporkan kecurigaan
infeksi
 Laporkan kultur positif
6 Kerusakan integritas Tussue integriti : Pressure ulcer prevention wound
kulit b.d nekrosis skin and mucous Wound healing care
kerusakan jaringan : primary and secondary  Anjurkan pasien untuk
intention menggunakan pakaian
6

( nekrosis luka) Perfusi jaringan normal yang longgar


 Tidak gangrene ada  Jaga kulit agar tetap bersih
tanda infeksi dan kering
 Ketebalan dan tektus  Mobilisasi pasien ( ubah
jaringan normal posisi pasien )
 Menunjukkan setiap 2 jam sekali
pemahaman dalam  Monitor kulit akan adanya
proses perbaikan kulit kemerahan
dan mencegah  Monitor aktifitas dan
terjadinya cidera mobilisasi pasien
berulang  Monitor status nitrisi pasien
 Menunjukkan terjadinya  Memandikan pasien
proses penyembuhan denagn sabun dan air
luka hangat
 Observasi luka: lokasi,
demensi, keadaan luka,
jaringan nekrotik, tanda-
tanda infeksi lokal, formasi
tektur
 Ajarkan keluarga tentang
luka dan perawatan luka
 Kolaborasi ahli gizi
pemberian diit
TKTP (tinggi kalori protein)
Lakukan teknik perawatan
luka dengan streril
 Berikan posisi yang
mengurangi tekanan pada
luka
 Hindari kerutan pada
tempat tidur

5. Implementasi

Nama Pasien : Ny. S

No. Medrec : 58332

Usia : 60 Tahun
6

Diagnosa Medis : DM tipe 2


Nama dan
Tanggal/Jam No DX Implementasi
Paraf

02/09/2022 Menerima pasien baru dari IGD, Pasien atas Zr


16.00 nama Ny. S dengan DM tipe 2 Pasien diantar
dengan brankar ke ruangan Mawar

16.10 1,2 Melakukan pengkajian Keperawatan dan Zr


mengobservasi TTV
Hasil : pasien tenang, kesadaran CM, nadi kuat,
akral hangat, crt <2detik, tampak luka di kaki
kanan bagian ibu jari, luka kemerahan dan sudah
basah
TD :100/70 mmHg
Nadi : 81 x/m
Suhu : 380C
Respirasi : 21 x/m
SpO2 : 97 %

16.15 1 Mengkaji nyeri pasien berdasarkan PQRST Zr


Hasil : nyeri pasien berdasarkan PQRST
Pasien mengatakan nyeri sekali ketika dilakukan
perawatan luka
P : adanya ulkus dan dilakukan perawatan
Q : pasien mengatakan seperti ditususk tusuk
R : pasien mengatakan nyeri pada ulkus bagian
jempol kaki kanan
S : Skala nyeri 4 (0 – 10)
T : Pasien mengatakan nyeri bertambah saat
digerakkan dan melakukan aktivitas terutama ke
kamar mandi

1 Mengajarkan tehnik relaksasi Zr


Hasil : pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi dengan menarik nafas dari hidung
keluar melalui mulut

16.30 3 Memberikan kompres hangat Zr


Hasil : Membasahi handuk kecil dengan air

hangat, kemudian peras kain sehingga tidak


6

terlalu basah lalu ditempatkan perasan tersebut


pada daerah yang akan dikompres yaitu pada
daerah kepala dan lipatan aksila

06/09/2022 4 Memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik Zr


19. 00 dan emosi secara berlebihan
Hasil : pasien mengatakan ADL di bantu
keluarga dan perawat

mengobservasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman Zr


luka, karakteristik, warna cairan, granulasi,
jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal
Hasil : Tampak lebar luka ± 5 cm dan panjang
luka ± 8 cm dengan kedalaman 1,5 cm luka
terletak dibagian sekitar ibu jari

19.30 1,5 Membersihkan luka /ulkus pasien dengan tehnik Zr


aseptic
Hasil : luka/ulkus dilakukan dengan metode
modern dressing dengan cara setelah
membersihkan luka dengan cairan NaCl 0,9%,
kemudian dioleskan hydroaktive gel yaitu
Cultimate gel pada area permukaan luka di
bagian ibu jari kaki kiri dan sekitar punggung kaki

20.00 2 Memberkan therapy Ondansentron 1 amp iv, Zr


omeprazole 40mg iv, latibet 5mg po
Hasil: therapy masuk

20.30 1,4 Mengajarkan pada keluarga tentang perawatan Zr


luka
Hasil : keluarga mengerti

21.00 Melakukan operan dinas Zr

1. EVALUASI

Tanggal/Jam No. Dx Evaluasi Nama dan


6

Paraf

06/09/2022 1 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang


O : Skala nyeri 3 (0-10)
Td : 110/80mmHg
Rr : 22x/m
Sh : 36,8 c
Hr : 99 x/m
Luka tampak ditutup verban
A : Nyeri menurun
P : lanjutkan semua intervensi

2 S : pasien mengatakan gula darah tinggi Zr


O : hasil Gds 358
A : Ketidakstabilan gula darah mreningkat
P : Lanjutkan intervensi
3 S : pasien mengatakan demam naik turun
O : Suhu 37,8C
Kulit memerah
A : hipertermi meningkat
P : Lanjutkan intervensi
06/09/2022 4 S : pasien mengatakan masih badan lemas Zr
O : tampak lemas, ADL dibantu
A : intoleransi aktivitas meningkat
P : lanjutkan intervensi

5 S : pasien mengatakan ada luka/ulkus di kaki Zr


bagian ibu jari
O : tampak luka bagian ibu jari kaki dengan
kedalaman 1,5cm, Panjang 8cm, warna
kemerahan
A : kerusakan integitas kulit meningkat
P : Lanjutkan intervensi

06/09/2022 6 S:- Zr
O : Leukosit 22.430
A : Resiko infeksi meningkat
P : Lanjutkan intervensi
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka kami berkesimpulan sebagai berikut :

1. Suhu tubuh bersifat hampir konstan. Suhu tubuh terendah terdapat pada pagi hari dan
meningkat pada siang atau malam hari
2. Suhu tubuh pada manusia dibagi menjadi 2 jenis yaitu Core temperatur (Suhu inti) dan
Surface temperature Suhu pada kulit
3. Suhu oral pada keadaan normal 0,5℃ lebih rendah dari pada suhu rectum. Variasi suhu
tubuh pada orang yang sama Oral Axial Rectal Suhu rata-rata 37 ℃ 36,40℃ 37,60℃
Rentang 36,5-37,5℃ 36 - 37℃ 37-38,10℃
4. Kompres sangat penting pada pasien dengan peningkatan suhu tubuh karena efektif
menurunkan suhu tubuh

3.2 SARAN
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari apa yang di
katakan hipertermi atau hipotermi dan mampu mengaplikasikan bagaimana cara
menurunkan masalah tersebut . Melakukan analisa sehingga implementasi yang akan di
lakukan oleh perawat tepat sesuai dengan kebutuhan pasien

7
DAFTAR PUSTAKA

Kukus, youndry. Suppit Wenny, lintong fransiska Spui. (2012) SUHU TUBUH: HOMEOSTASIS
DAN EFEK TERHADAP KINERJA TUBUH MANUSIA Yondry Kukus Wenny Supit Fransiska
Lintong

Anda mungkin juga menyukai