Makalah KDK Tugas 2
Makalah KDK Tugas 2
OLEH :
Kelompok 6
Dani Budiman
Sri Sulistyo
Sukma Desyanti
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Ns. Suci Noor,S.Kep.,M.kep. Sebagai dosen
pengampu mata kuliah Keterampilan Keperawatan Dasar yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan
Kelompok 6
BAB I....................................................................................................................................................xiii
PENDAHULUAN...................................................................................................................................xiii
A. Latar Belakang.........................................................................................................................xiii
B. Rumusan masalah...................................................................................................................xiii
C. Tujuan.....................................................................................................................................xiii
BAB 2...................................................................................................................................................xiii
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................xiii
A. Konsep Dasar Suhu Tubuh.......................................................................................................xiii
1. Pengertian Suhu Tubuh.......................................................................................................xiii
2. Jenis – Jenis Suhu Tubuh Menurut (Chris Brooker, 2008)...................................................xiii
B. Suhu tubuh normal (W. F.Ganong, 2002)................................................................................xiii
C. Mekanisme mempertahankan suhu tubuh normal.................................................................xiii
1. Konsep Kompres Hangat Dan Kompres Dingin....................................................................xiii
2. Kompres Hangat..................................................................................................................xiii
3. Pengaruh Kompres Hangat Menurut Steven P. J. M (2000)................................................xiii
4. Tujuan Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)...............................................................xiii
5. Indikasi Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005).............................................................xiii
6. Kontra indikasi Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)..................................................xiii
7. Metode Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005).............................................................xiii
8. Lokasi Pengompresan..........................................................................................................xiii
9. Kompres Dingin...................................................................................................................xiii
10. Pengaruh Kompres Dingin Menurut Steven P. J. M (2000)..............................................xiii
11. Tujuan Kompres Dingin Menurut Hidayat (2005)............................................................xiii
12. Indikasi kompres dingin...................................................................................................xiii
13. Kontra indikasi kompres dingin Menurut Hidayat (2005)................................................xiii
14. Metode kompres dingin Menurut Hidayat (2005)...........................................................xiii
15. Lokasi Pengompresan Kompres dingin............................................................................xiii
16. ASUHAN KEPEAWATAN...................................................................................................xiv
BAB 3...................................................................................................................................................xiii
PENUTUP.............................................................................................................................................xiii
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................xiii
B. SARAN.....................................................................................................................................xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suhu adaalah besaran yang menyatakan panas atau dinginnya sutau benda.panas
adalah energi termis yang mengalir dari suatu benda ke benda lain karena adanya
perbedaan suhu.Secara Ilmiah panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah, tetapi tiak perlu dari benda berenergi termis banyak ke benda bereneri
termis lebih sedikit.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini bagaimana tehnik dan prosedur
mempertahankan suhu tubuh ?
C. Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang tehnik dan
prosedur mempertahankan suhu tubuh normal.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Suhu Tubuh
1. Pengertian Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang dihasilkan dan panas yang dikeluarkan
(Ernawati, 2012). Suhu tubuh :
a. Bersifat hampir konstan. Suhu tubuh terendah terdapat pada pagi hari dan meningkat
pada siang atau malam hari.
b. Semakin rendah jika semakin dekat dengan permukaan tubuh itulah yang diukur. Suhu
dipusat tubuh (body care) lebih tinggi daripada permukaan suhu tubuh.
c. Suhu tubuh pada orang yang sama mempunyai perbedaan jika diukur dari area tubuh
yang berbeda. Penting untuk mengetahui suhu normal seseorang karena suhu normal
dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain.
d. Suhu tubuh kurang stabil pada anak – anak.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu
tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi panas dan
pengeluaran panas harus dipertimbangkan.
a. Core temperatur (Suhu inti) Suhu pada jaringan dalam dari tubuh, seperti kranium,
thorax, rongga abdomen dan rongga pelvis.
b. Surface temperature Suhu pada kulit, jaringan subcutan, dan lemak. Suhu ini berbeda,
naik turunnya tergantung respon terhadap lingkungan.
2
3
2. Kompres Hangat
Pengertian Kompres hangat merupakan metode memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan (Gabriel F, J, 2008). Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi
pada pembuluh darah yang dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini
penyaluran zat asam dan makanan ke sel – sel diperbesar dan pembuangan dari zat – zat
diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai darah ke
endometrium berkurang. Kompres panas basah efektif untuk memperbaiki sirkulasi,
menghilangkan edema dan meningkatkan konsolidasi dan drainase pus 39 (Potter, 2000).
Pemakaian kompres panas biasanya dilakukan hanya pada bagian tubuh tertentu
(Steven P. J. M, 2000). Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain atau
handuk kecil yang telah dicelupkan pada air hangat dengan temperatur suhu air 34 - 370C
(93-98°F) ditempelkan pada bagian tubuh tertentu (Asmadi, 2008). Lokasi kulit tempat
mengompres biasanya di wajah, leher, dan tangan. Kompres hangat pada kulit dapat
menghambat shivering dan dampak metabolik yang ditimbulkan. Selain itu, kompres hangat
juga menginduksi vasodilatasi perifer, sehingga meningkatkan pengeluaran panas tubuh dan
menunjukkan bahwa pemberian terapi demam kombinasi antara antipiretik dan kompres
hangat lebih efektif dibandingkan antipiretik saja, selain itu juga mengurangi rasa tidak
nyaman akibat gejala demam yang dirasakan. Pemakaian antipiretik dan kompres hangat
memiliki proses yang tidak berlawanan dalam menurunkan temperatur tubuh.
darah serta peningkatan tekanan kapiler, Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan
meningkat sedangkan pH akan menurun.
8. Lokasi Pengompresan
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain/handuk kecil yang
dicelupkan pada air hangat dengan temperatur suhu air 34-37°C (93-98°F). Lokasi
pengompresan yaitu pada daerah kepala dan lipatan aksila. Pemberian kompres
menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam waktu 20 menit. 43
9. Kompres Dingin
Pengertian Kompres dingin adalah suatu prosedur menggunakan kain atau handuk
kecil yang telah dicelupkan pada air dingin dengan temperatur suhu air 18 - 26°C (65-80°F)
dan dilekatkan pada suatu tempat atau pada bagian tubuh (Asmadi, 2008). Tindakan
keperawatan yang memberikan rasa dingin dengan menggunakan kain yang dicelupkan
kedalam air dingin (Hidayat, 2005). Kompres dingin dapat membantu dalam pembengkakan
karena trauma atau mengontrol perdarahan. Selain itu kompres dingin juga berguna untuk
menurunkan aktivitas ujung syaraf pada otot dan mengurangi nyeri. Kompres dengan air
dingin dapat dilakukan pada kondisi suhu tubuh sangat tinggi lebih dari 4°C dan biasanya
kondisi ini dapat disebabkan oleh suhu lingkungan yang tinggi.
Kompres dingin adalah terapi pilihan untuk hipertermia yang ditandai oleh
temperatur inti tubuh melampaui set point termoregulasi. Berbeda dengan demam,
shivering , vasokonstriksi kulit dan respon yang berhubungan dengan perilaku meningkatkan
temperatur inti untuk menjangkau peningkatan set point suhu yang diakibatkan oleh kerja
pirogen di pusat termoregulasi. Selama hipertermia, penurunan produksi panas,
vasodilatasi, berkeringat dan respon perilaku bekerja untuk 44 menurunkan temperatur
tubuh. Kompres dingin menurunkan temperatur kulit lebih cepat daripada temperatur inti
tubuh, sehingga merangsang vasokonstriksi dan shivering. Shivering mengakibatkan
gangguan metabolisme karena meningkatkan konsumsi oksigen dan volume respirasi,
5
1) Larutan atau air dingin dengan temperatur suhu 18-26°C (65-80°F) dalam wadahnya
(dalam kom)
2) Handuk kecil untuk kompres
3) Handuk pengering
4) Perlak untuk alas kepala
5) Sarung tangan
6) Tissue/kasa
7) Thermometer aksila
Persiapan perawatan :
1) Mencuci tangan
2) Menggunakan sarung tangan
6
Derajat Suhu Air Untuk Kompres Menurut Asmadi (2008), derajat suhu air untuk
pengompresan di klasifikasikan sebagai berikut :
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Nama : Tn. A
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Status Kesehatan
1. Keluhan utama
Kaki nyeri, demam, badan lemas
Saat pengkajian
Pasien mengatakan kaki terasa nyeri, demam sudah 3 hari, badan lemas
2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa dirinya belum pernah dirawat sebelumya
6
3. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi terhadap obat dan makanan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien Mengatakan didalam keluarganya ada yang menderita penyakit keturunan DM dari
Ayah nya
5. Kebiasaan
Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan minum kopi 2 x sehari
Respira 1 x 1
Vit C 2 x 500
a) Pola Bernafas
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu nasi, daging/ikan, dan
sayur-sayuran. Pasien minum air putih±9 gelas/hari (1 gelas± 200cc)
6
- Saat sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang sehingga pasien hanya
makan setengah porsi dengan bubur nasi atau bubur sumsum. Pasien mengatakan mual
muntah.
c) Pola Eliminasi
BAB
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAB 1x sehari , pada pagi hari dengan
konsistensi lembek , berwarna kuning dan bau khas feses, tidak terdapat darah dalam
feses.
- Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek dan berwarna
kuning, baunya khas feses, tanpa darah dan lender.
BAK
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAK ± 4-6 kali dengan warna kekuningan
dan bau khas urine dengan jumlah urine tiap berkemih ± 300 ml
- Saat sakit : Pasien mengatakan sudah kencing sebanyak 5x dengan warna kuning pekat,
bau khas urine dan tidak terdapat darah dalam urine dengan jumlah urine tiap berkemih ±
300ml
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa beraktifitas sehari-hari seperti pergi kesawah
dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
- Saat sakit : Pasien mengatakan mampu untuk mobilitas di atas tempat tidur berpindah dan
mobilitas secara mandiri.
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur± 7 jam /hari dgn kualitas baik (nyenyak).
- Saat sakit : Pasien mengatakan tidur hanya ± 5 jam /hari dgn kualitas tdk nyenyak dan
sering terbangun malam hari.
f) Pola Berpakaian
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mengganti baju 1x sehari, setelah selesai mandi
dan dilakukan secara mandiri
-Saat sakit : Pasien mengatakan tidak mampu mengganti pakaian sendiri dan menggati baju
1x sehari dgn dibantu keluarga.
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan nyaman tinggal dirumahnya karena pasien tidak
pernah mengalami masalah kesehatan yang serius.
- Saat sakit : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena kepalanya sering pusing dan
sering terbangun dimalam hari.
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mandi 1x sehari pada sore hari, keramas 3 x
sehari dan gosok gigi 1x sehari juga.
- Saat sakit : Pasien mengatakan hanya di lap dan dibantu oleh keluarganya setiap pagi,
keramas 1 x seminggu dan gosok gigi 1x sehari.
- Saat sakit : Pasien mengatakan aman di Klinik karena selalu di tunggu oleh keluarga.
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa berkomunikasi dengan baik dengan teman,
keluarga, dan tetangga. Pasien aktif dalam kegiatan dibalai banjar. Pasien menggunakan
bahasa bali
- Saat sakit : Pasien mengatakan berkomunikasi dengan keluarga dan rekan medis dengan
baik tanpa mengalami gangguan.
k) Pola Beribadah
- Sebelum sakit : Pasien menganut agama hindu, setiap sore pasien biasa sembahyang di
merajan dan pura
- Saat sakit : Pasien mengatakan biasa berdoa dalam hati, keluarga pasien biasa
sembahyang dan mebanten di Padmasana RS.
l) Pola Produktifitas
- Sebelum sakit : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan seorang petani. Px sudah
menopause.
- Saat sakit : Pasien mengatakan tidak biasa mengerjakan tugas-tugas sehari-hari dirumah
dan pergi kesawah.
m) Pola Rekreasi
- Saat sakit : Pasien mengatakan agak jenuh tinggal di Klinik, tetapi untuk menghilangkan
jenuhnya pasien mengobrol dengan keluarga yang menjenguknya.
n) Pola Belajar
- Saat sakit : Pasien mengatakan mendapatkan informasi tentang penyakitnya dari dokter
dan tim kesehatan lainnya. Dan sekarang pasien mulai ingin tahu tentang kesehatan.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat Kesadaran : Composmetis
GCS : E4 V5 M6
RR: 21 x/mnt
Nadi: 81 x/mnt
Suhu: 36,40 C
c. Antropometri
BB sebelum sakit : 70 kg
BB saat sakit : 63 kg
TB : 160 cm
d. Keadaan Fisik
1. Kepala
Kulit kepala bersih tanpa ketombe, rambut rontok, tampak kusam dan kusut, tidak
terdapat benjolan pada kepala, rambut berwarna hitam dan tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Bentuk mata simetris, sclera anicterik, konjungtiva anemis, pupil isokor, terdapat
kantong mata dikedua mata, mata tampak sayu.
3. Hidung
Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, penciuman baik dan tidak terdapat
sekret.
4. Telinga
6
Telinga pasien tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua telinganya,
pendengaran pasien baik dan tidak terdapat benjolan pada telinga pasien.
5. Mulut
Mukosa bibir kering, lidah pecah – pecah dan kotor, tonsil tidak membesar dan
terdapat stomatitis.
6. Leher
Tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak terjadi pembesaran limfe, kulit leher
tampak bersih dan tidak iritasi.
7. Thorak
Bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi otot dada,luka tidak ada,kemerahan
tidak ada
8. Abdomen
9. Genetalia
Tidak terkaji
10. Anus
Tidak terkaji
11. Ekstrimitas
Kekuatan otot
555 555
555 555
12. Integumen
Badan teraba panas, kulit terlihat kusam dan kotor, dan wajah nampak kemerahan.
Pemeriksaan
Hematokrit 32,04 35 – 47 %
2. ANALISA DATA
Kekebalan tubuh
Neuropati sensori
perifer
Nyeri akut
2 Ds : pasien Proses inflamasi Hipertermi berhubungan dengan
proses inflamasi
mengatakan demam ↓
Do : Pirogen endogen dan
- S : 38,6 0C eksogen
- Leukosit: 19.38 ↓
ml3 Angiotensi 1
↓
Angiotensi 2
↓
Peningkatan set poin
Hipotalamus
↑
Hypertermi
2 DS: Diabetes Mellitus Risiko gangguan integritas kulit
-Pasien mengatakan dibuktikan dengan perubahan
ada luka di kaki kanan Neuropati perifer sirkulasi
DO:
-Saat dikaji terdapat Ulkus Diabetikum
luka didaerah kaki
kanan Angiopati
Suplay O2 menurun
Gangguan integritas
kulit/jaringan
3 DS: Gangguan Intoleransi aktivitas berhubungan
6
Kelemahan dan
keletihan
Intoleransi aktivitas
4 DS: Penurunan glukagon Ketidakstabilan kadar glukosa
-Pasien mengeluh Peningkatan insulin darah berhubungan dengan
lemas resistensi insulin
Kadar glukosa dalam
DO: darah sel menurun
-Gula darah sewaktu
301
-Gula darah puasa Kadar glukosa dalam
358 darah meningkat
Ketidakstabilan kadar
glukosa darah
Kekebalan tubuh
menurun
Resiko infeksi
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan prioritas masalah :
6
4. INTERVENSI
6
No
Nyeri akut b.d agen Kriteria Hasi: Pain management
1
cidera fisik Mampu mengontrol Lakukan pengkajian nyeri
nyeri (tahu penyebab secara komprehensif
nyeri, mampu termasuk lokasi, karateristik,
menggunakan teknik durasi, frekuensi, kualitas.
non farmakologi untuk Observasi reaksi non
mengurangi nyeri) verbal dari
Melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan
berkurang dengan Gunakan teknik komunikasi
menggunakan terapeutik untuk
manajemen nyeri mengetahui pengalaman
Menyatakan rasa nyaman nyeri nyeri pasien
setelah nyeri berkurang Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
Tingkatkan istirahat
Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic administration
Tentukan lokasi,
karateristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Tentukan analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
6
Kolaborasi:
1. Berikan antipiretik,
Misalnya aspirin
asetaminofen
6
5. Implementasi
Usia : 60 Tahun
6
1. EVALUASI
Paraf
06/09/2022 6 S:- Zr
O : Leukosit 22.430
A : Resiko infeksi meningkat
P : Lanjutkan intervensi
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka kami berkesimpulan sebagai berikut :
1. Suhu tubuh bersifat hampir konstan. Suhu tubuh terendah terdapat pada pagi hari dan
meningkat pada siang atau malam hari
2. Suhu tubuh pada manusia dibagi menjadi 2 jenis yaitu Core temperatur (Suhu inti) dan
Surface temperature Suhu pada kulit
3. Suhu oral pada keadaan normal 0,5℃ lebih rendah dari pada suhu rectum. Variasi suhu
tubuh pada orang yang sama Oral Axial Rectal Suhu rata-rata 37 ℃ 36,40℃ 37,60℃
Rentang 36,5-37,5℃ 36 - 37℃ 37-38,10℃
4. Kompres sangat penting pada pasien dengan peningkatan suhu tubuh karena efektif
menurunkan suhu tubuh
3.2 SARAN
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari apa yang di
katakan hipertermi atau hipotermi dan mampu mengaplikasikan bagaimana cara
menurunkan masalah tersebut . Melakukan analisa sehingga implementasi yang akan di
lakukan oleh perawat tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
7
DAFTAR PUSTAKA
Kukus, youndry. Suppit Wenny, lintong fransiska Spui. (2012) SUHU TUBUH: HOMEOSTASIS
DAN EFEK TERHADAP KINERJA TUBUH MANUSIA Yondry Kukus Wenny Supit Fransiska
Lintong