Anda di halaman 1dari 44

USAHA DAN ENERGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah


Pendalaman Fisika Sekolah lanjutan II
Dosen Pengampu, 1. Dr. Adam Malik, M.Pd
2. Dindin Nasrudin S.Pd, M.Pd
.

Disusunoleh:
Kelompok 2
Mutiara Aulia Sabarrini 1162070054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati
indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus dan cahaya
ilmu berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang indah.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendalaman Fisika sekolah lanjutan II. Dalam menyusun makalah ini tentunya
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami sadari bahwa kelancaran
dalam menyusun makalah ini tidak lain karena kerja sama dari kelompok kami,
sehingga segala sesuatu hambatan bisa teratasi, dengan mengucapkan syukur
alhamdulillah penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun makalah ini tentu memahami bahwa penulisan makalah ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran saya sambut dengan tangan terbuka
dan senang hati untuk upaya perbaikan penulisan saya selanjutnya. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Bandung, Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHALUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................ 3
D. Manfaat .............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5
A. Konsep Usaha Dan Energi .................................................................................... 5
B. Pengertian Usaha .................................................................................................. 5
C. Usaha Oleh Resultan Gaya Tetap ......................................................................... 8
D. Usaha Oleh Resultan Gaya Tidak Tetap ............................................................ 11
E. Usaha Bernilai Negatif ........................................................................................ 12
F. Usaha Berbagai gaya ........................................................................................... 14
G. Menghitung Usaha Dari Nilai grafik F-x ........................................................... 14
H. Pengertian Energi ............................................................................................... 15
I. Macam-Macam Energi ......................................................................................... 17
J. Hukum Kekekalan Energi... ................................................................................. 25
K. Gaya gaya Konservatif & Gaya-gaya tak konservatif ........................................ 29
L. Medan konservatif .............................................................................................. 35
M. Daya ................................................................................................................... 36
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 37
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 37
B. Saran ................................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 39

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Benda bergerak dengan gaya konstan ......................................................... 7
Gambar 2. Energi pada kincir angin ........................................................................... 16
Gambar 3. Lampu pijar energi listrik menjadi cahaya ................................................ 17
Gambar 4. Energi Kinetik memakai sepedah diatas gunung ...................................... 18
Gambar 5. Energi Kinetik .......................................................................................... 19
Gambar 6. Energi Potensial dengan Memanah ........................................................... 22
Gambar 7. Energi Matahari ......................................................................................... 25
Gambar 8. Energi Nuklir ............................................................................................. 26
Gambar 9. Gaya konservatif ....................................................................................... 31
Gambar 10. Gaya pemulihan pegas ............................................................................ 32
Gambar 11. Proses Perubahan energi antara Ek dan Ep ............................................. 33
Gambar 12. Kedudukan posisi .................................................................................... 35

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimasa sekarang ini kita tidak bisaterlepas akan pentingnya energi. Energi
bagi kehidupan adalah hal yang wajib bagi kelangsungan hidup manusia. Energi
ini sangat bermanfaat bagi manusia khususnya. Energi ini pertama kali dicetuskan
oleh James Prescott Joule. Energi yaitu adalah sesuatu yang tidak bisa
dimusnahkan namun hanya dapat perpindah dari bentuk satu kebentuk yang lain.
Yang lebih dikenal dengan Hukum Kekekalan Energi.
Energi di dunia ini sangatlah terbatas namun dari yang terbatas inilah
manusia mencoba untuk menjadikan energi sebagai bahan percobaan untuk
keperluan manusia. Perluasan energi biasanya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Misalnya : radio, tv, internet, kipas angin, hp dan lain
sebagainya. Namun semuanya itu tidak terlepas dari ilmu dasar mengenai energi
itu sendiri. Dan untuk mendapatkan energi tentu manusia tidak hanya duduk
berdiam diri lalu energi akan datang, bukan begitu caranya, tentu Tuhan yang
Maha Kuasa telah memberikan kita manusia akal untuk berpikir. Dan jalan untuk
mendapatkan energi adalalah usaha. Usaha dalam pengertian sehari-hari adalah
segala sesuatu yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan energi adalah hal yang diperlukan untuk melakukan usaha.
Usaha dan energi sebenarnya merupakan ungkapan yang sering digunakan
dalam percakapan sehari-hari. Usaha yang dalam kehidupan sehari-hari sering
disebut kerja merupakan segala kegiatan untuk mencapai tujuan tidak
memperdulikan apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak selama orang sudah
melakukan kegiatan dapat dikatakan bahwa orang tersebut sudah berusaha atau
bekerja sedangkan energi atau orang menyebutnya dengan tenaga adalah
kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Oleh karena itu, kita sering

1
menyebut seseorang yang banyak melakukan kegiatan dan seakan-akan tanpa
lelah sebagai orang yang energik.
Dalam fisika, usaha dipengaruhi oleh gaya(F), jarak perpindahan(s) dan arah
perpindahan(α). Yang artinya usaha dapat terjadi apabila suatu benda diberikan
gaya oleh seseorang yang mengakibatkan benda tersebut mengalami perpindahan
dan gaya yang diberikan tidak vertical dengan arah perpindahannya
(α≠900/2700). Energi dalam fisika merupakan kemampuan melakukan usaha.
Definisi yang sederhana ini sebenarnya kurang tepat atau kurang valid untuk
beberapa jenis energi (misalnya energi panas atau energi cahaya tidak dapat
melakukan kerja). Definisi tersebut hanya bersifat umum. Secara umum, tanpa
energi kita tidak dapat melakukan kerja/usaha. Usaha dilakukan ketika energi
dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Contoh ini juga menjelaskan salah
satu konsep penting dalam sains, yakni kekekalan energi. Jumlah total energi
pada sistem dan lingkungan bersifat kekal alias tetap. Energi tidak pernah hilang,
tetapi hanya dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi
lain. Mengenai Hukum Kekekalan Energi akan kita kupas tuntas dalam pokok
bahasan tersendiri. (Alexsander, 2008). Usaha dan Energi merupakan besaran
skalar sehingga analisis kita menjadi lebih mudah dibandingkan dengan ketika
kita mempelajari gaya. (Alexander, 2008, hal. 5-8)
Usaha dan Energi dalam fisika, tentunya disekolah telah mengetahui bahwa
energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar dapat melakukan usaha.
Mobil yang kehabisan bensin (energi kimia) tidak dapat bergerak lagi (melakukan
usaha). Energi mempunyai berbagai macam bentuk. Lima bentuk energi adalah:
energi mekanik energi kalor, energi kimia, energi elektromagnetik (listrik,
magnet, dan cahaya) dan energi nuklir.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan usaha dalam fisika?
2. Bagaimana jika usaha dilakukan oleh beberapa gaya?
3. Bagaimana menghitung usaha dari grafik F – x
4. Apa yang dimaksud usaha negatif?
5. Apa yang dimaksud dengan energi dalam fisika?
6. Apa saja macam-macam energi yang ada di dunia?
7. Apa yang dimaksud dengan energi kinetik?
8. Apa yang dimaksud dengan energi potensial?
9. Apa yang dimaksud dengan energy cahaya matahari?
10. Apa yang dimaksud dengan energi nuklir?
11. Apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan energi?
12. Apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan energi mekanik?
13. Apa yang dimaksud dengan gaya konservatif dan gaya tidak konservatif ?

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan mampu memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan
usaha dalam fisika.
2. Mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya.
3. Mengetahui bagaimana menghitung usaha dari grafik F – x
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan usaha negative.
5. Mengetahui dan mampu memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan
energi dalam fisika.
6. Mengetahui apa saja macam-macam energi.
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan energi kinetik.

3
8. Mengetahui apa yang dimaksud dengan energi potensial.
9. Mengetahui apa yang dimaksud dengan energi cahaya matahari.
10. Mengetahui apa yang dimaksud dengan energi nuklir.
11. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan energi.
12. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan energi mekanik.
14. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya konservatif dan gaya tidak
konservatif ?

D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah antara
lain :
1. Dari penyusunan makalah yang berjudul Usaha dan Energi ini, penulis dapat
memahami lebih dalam lagi yang dimaksud dengan Usaha dan Energi dalam
fisika. Melalui penyusunan makalah ini juga, penulis mendapatkan
kesempatan untuk berlatih membuat sebuah makalah yang baik dan sesuai
dengan kepentingan pembelajaran dan penulis akan memiliki pengalaman
yang lebih banyak dalam pembuatan sebuah makalah yang nantinya akan
dapat dipergunakan untuk keperluan-keperluan lainnya.
2. Bagi pembaca
Manfaat yang dapat diperoleh oleh pembaca setelah membaca makalah ini
adalah pembaca akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai Usaha dan Enegri. Selain itu, makalah ini diharapkan
dapat berguna bagi kelangsungan proses belajar mengajar sebagai pedoman
dalam penyusunan makalah yang sejenis, khususnya untuk mata kuliah
Pendalaman Sekolah Fisika Lanjutan II.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Usaha Dan Energi
1. A. Pengertian Usaha
Dalam kehidupan sehari-hari, kata usaha dapat diartikan sebagai kegiatan
dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai tujuan
tertentu. Usaha juga dapat diartikan sebagai pekerjaan untuk mencapai tujuan
tertentu. Dakam fisika, pengertian usaha hampir sama dengan pengertian
usaha dalam kehidupan sehari-hari. Kesamaannya adalah dalam hal kegiatan
dengan mengerahkan tenaga.
Energi sebuah benda berubah jika terjadi pertukaran energi antara benda
dan lingkungannya. Transfer semacam itu dapat terjadi karenakan suatu gaya
atau disebabkan oleh pertukaran kalor suatu gaya atau disebabkan oleh
pertukaran kalor (panas). Kita membahas transfer energi melalui gaya, suatu
proses yang dikenal sebagai melakukan usaha.
Jika anda mempercepat suatu benda hingga berkelanjutan lebih tinggi
dengan mengerjakan suatu gaya pada benda itu. Jika memperlambat benda itu
hingga berkelanjuan lebih rendah dengan mengerjakan suatu gaya,
menurunkan nilai energi kinetik benda itu, perubahan-perubahan pada energi
kinetik ini dapat dijelaskan dengan mengatakan bahwa gaya telah
menstransfer energi kebenda dari diri anda atau dari benda ke diri anda. Pada
transfer energi lewat gaya semacam itu, usaha W dikatakan pada benda oleh
gaya. Secara lebih normal, kita mendefinisikan sebagai berikut :
Usaha W adalah energi yang ditransfer ke atau suatu benda dengan
perantara suatu gaya yang bereaksi pada benda itu. Energi yang ditransfer ke
benda merupakan usaha yang positif, dan energi yang ditransfer dari objek
merupakan usaha negatif.

5
Jadi, “usaha” adalah energi yang ditransfer; “melakukan usaha” adalah
tindakan menstransfer energi. Usaha mempunyai satuan-satuan yang sama
seperti energi dan merupakan suatu besaran skalar.
Istilah transfer dapat menyalahi; transfer tidak berarti bahwa sesuatu
materi mengalir ke dalam atau keluar dari benda. Artinya, transfer tidaklah
seperti seperti aliran air. Namun, lebih menyerupai transfer elektronik uang
antar rekening bank: jumlah pada satu rekening bertambah sementara jumlah
pada rekening yang lain berkurang, tanpa adanya materi yang melintas
diantara kedua rekening.
Pengertian umum kata “usaha”, yang mengimplikasikan bahwa
sembarang pekerjaan fisis atau mental adalah usaha. Sebagai contoh, jika anda
mendorong keras-keras bidang dinding. Anda menjadi lelah karena konstraksi
secara berulang-ulang yang mesti terjadi otot-otot anda, dan dalam pengertian
umum, anda sedang bekerja. Namun, usaha semacam itu tidak menyebabkan
transfer energi ke atau dari dinding dan karenanya bukan usaha yang
dilakukan pada dinding menurut definisi. (Halliday, hal. 232-233)

Usaha merupakan sesuatu yang dilakukan oleh gaya pada sebuah


benda, yang menyebabkan benda bergerak. Usaha dikatakan telah dilakukan
hanya jika gaya menyebabkan sebuah benda bergerak. Namun, jika kamu
hanya menahan sebuah benda agar benda tersebut tidak bergerak, itu bukan
melakukan usaha walaupun orang tersebut telah mengerakan seluruh
kekuatannya untuk menahan batu tersebut. Jadi, dalam fisika, usaha berkaitan
dengan gerak sebuah benda.
Pengertian usaha dalam fisika, selalu menyangkut tenaga atau energi.
Apabila sesuatu (manusia, hewan atau mesin) melakukan usaha maka yang
melakukan usaha itu harus mengeluarkan sejumlah energi untuk menghasilkan
perpindahan. Nurazizah (20007;46) menyatakan “usaha merupakan hasil kali
antara gaya dengan perpindahan yang dialami oleh gaya tadi. Jadi, jika suatu

6
benda diberikan gaya namun benda tidak mengalami perpindahan, maka
dikatakan usaha pada benda tersebut nol”
Menurut Ahmad Zaelani (2006), Kata “usaha” dalam Fisika memiliki
arti khusus jika dibandingkan dengan kata usaha dalam kehidupan sehari –
hari. Dalam fisika usaha diartikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu benda
itu mengalami perpindahan. Secara sistematis, usaha didefinisikan sebagai
hasil kali komponen gaya searah perpindahan dengan besar perpindahan. Bila
gaya bekerja pada sebuah benda sehingga benda berpindah selama gaya
bekerja, maka gaya tersebut melakukan usaha. (Giancoli, 1998)

Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefinisikan
sebagai hasil kali perpindahan dengan gaya yang sejajar dengan perpindahan.

Gambar 1. Benda Bergerak dengan gaya konstan


Untuk memindahkan sebuah benda yang bermassa lebih besar, diperlukan
usaha yang lebih besar pula. Juga untuk memindahkan suatu benda pada
jarak yang lebih jauh, diperlukan pula usaha yang lebih besar. Dengan
berdasarkan pada kenyataan tersebut, Usaha didefinisikan sebagai hasil kali
gaya dan perpindahan yang terjadi. Bila usaha kita simbolkan dengan W,
gaya F, dan perpindahan s, maka

W = F. s

7
F

S
Baik gaya maupun perpindahan merupakan besaran vektor. Sesuai
dengan konsep perkalian titik antara dua buah vektor, maka usaha W
merupakan besaran skalar. Bila sudut yang dibentuk oleh gaya F, dengan
perpindahan s adalah α, maka besaranya usaha dapat dituliskan sebagai :

W = (F cos α) s W = F s cos α

Latihan soal 1 :
Sebuah balok bermassa 30 kg ditarik gaya 60 N yang membentuk sudut
600 terhadap arah perpindahan. Pada saat balok dapat bergeser mendatar
sejauh 3 m maka tentukan usaha yang dilakukan gaya tersebut!

Penyelesaian :
Diketahui : F = 60 N
α = 600
S=3m
Ditanya : W?
Jawab : W = F.S cos α
= 60N.3m.cos 600 = 180.0,5 = 90 joule

B. Usaha oleh resultan gaya tetap


Usaha yang dilakukan oleh gaya F adalah W = F.s , hal itu setara
dengan luas bidang segi empat yang dinangui kurva/ garis F. Pada grafik
tersebut tampak bahwa W = luas bidang. Usaha dapat bernilai nol bila

8
salah satu atau kedua variablenya yaitu resultan gaya dan perpindahan
bernilai nol. Sebagai contoh, orang yang mendorong almari yang sangat
berat, tidak melakukan usaha bila almari tidak bergeser, sekuat apapun ia
mendorong. Orang yang mendorong benda yang terlalu berat hingga tidak
ada perpindahan benda yang didorong, dinyatakan bahwa usaha W = 0.
Demikian pula pada orang yang mendorong tembok, karena tidak ada
perpindahan atau s = 0 maka dapat dikatakan bahwa usaha W = 0. Usaha
juga dapat bernilai nol pada benda yang bergerak lurus beraturan (GLB).
Misalnya sebuah kereta ekspres pada rentang waktu tertentu
mempertahankan kecepatannya dengan kelajuan konstan (v = tetap).
Walaupun kereta itu berpindah dengan menempuh jarak tertentu dikatakan
tidak melakukan usaha (W = 0) karena resultan gaya nol (𝜀 F = 0). Usaha
juga dapat bernilai nol apabila tidak ada gaya bekerja pada arah
perpindahan. Misalnya, seorang atlet angkat besi yang sedang mengangkat
beban, karena s = 0 maka dikatakan usaha yang dilakukan nol (W = 0).
Seorang pedagang asongan diterminal bus yang berjalan sambil
mengangkat barang dagangannya, pada arah perpindahan kotak
dinyatakan bahwa usaha W= 0 namun 𝜀 𝐹 yang searah perpindahan kotak
bernilai 0, artinya hanya berlaku gaya berat kebawah yang tidak memiliki
proyeksi gaya searah perpindahan kotak.

Aplikasi Usaha dalam kehidupan sehari-hari


1. Mendorong rumah usaha yang tidak ada/sia-sia Nilai W = 0N
2. Mendorong mobil mogok, menarik gerobak, memukul orang. W ada
nilainya
3. Katrol menggunakan keuntungan mekanis (KM)

9
Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap (besar maupun arahnya)
didefinisikan sebagai hasil perkalian antara perpindahan titik tangkapnya
dengan komponen gaya pada arah perpindahan tersebut.

Contoh :

A. Seseorang menarik kotak pada bidang datar dengan tali membentuk


sudut tehadap horizontal
B. Gaya F membentuk sudut terhadap perpindahan

Contoh diatas menunjukkan gaya tarik pada sebuah benda yang


terletak pada bidang horizontal benda berpindah sejauh s sepanjang
bidang. Jika gaya tarik tersebut s sepanjang bidang. Jika gaya tarik
tersebut dinyatakan dengan F maka gaya F yang membentuk sudut
terhadap arah perpindahan benda. Berapa usaha yang dilakukan oleh
gaya F pada benda?

Vektor gaya F diuraian menjadi dua komponen yang saling tegak


lurus. Salah satu komponen yang searah dengan perpindahan benda
dengan komponen yang lain tegak lurus dengan arah perpindahan
benda. Benda masing-masing komponen adalah F cos dan F sin.
Dalam hal ini yang melakukan usaha adalah

W = ( F cos 𝜃 )

Contoh soal :
Seorang anak menarik sebuah kereta mainan dengan gaya tetap, 40 N.
Tentukan :
a. Besar usaha yang dilakukan anak itu jika arah gaya yang membentuk
sudut 37 sejauh 5 m;
b. Besar usaha yang dilakukan anak itu selama 5 sekon. Jika benda
bermasa 8kg dan = 0!

10
Penyelesaian :
Diketahui F = 40 N
Ditanya W = ?
Jawab : a. Tan 37 = 0,75 cos 37 = 0,8

W = F.s cos 𝜃
= 40 . 5 cos 37
= 200 x 0,8
= 160 J
Gaya mendatar sehingga = 0
A = 40/8 = 5 m/s2
S = v0t + ½ at2
S = 0 + ½ x 5 x 52 = 62,5 m.
W = F s cos 𝜃
= 40 . 62,5 cos 00
= 2500 J

C. Usaha oleh resultan gaya tidak tetap


Salah satu contoh gaya tidak konstan adalah gaya pegas. Besar gaya
pegas selalu berubah sehingga usaha yang dilakukan oleh gaya pegas pada
suatu benda tidak dapat dihitung menggunakan rumus usaha yang
dilakukan oleh gaya konstan. Jika pegas diregangkan, semakin panjang
pegas, gaya yang diperlukan juga semakin besar. Demikian juga
sebaliknya, semakin ditekan, gaya ketika pegas semakin pendek, gaya
yang diperlukan semakin besar. Selama pegas ditekan atau diregangkan,
gaya pegas berubah 0 (x = 0) hingga maksimum (F = kx) maka gaya pegas
dihitung menggunakan rata-rata. Besar gaya pegas rata-rata adalah :
F = ½ (0 + kx) = ½ k x

11
Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas pada suatu benda adalah
W = F x = ½ k x2
Keterangan :
W = usaha (satuan joule)
X = pertambangan panjang pegas (satuan meter)
F = gaya pegas (satuan Newton)

D. Usaha yang bernilai negatif


Usaha negatif adalah usaha yang dilakukan oleh gaya yang melawan
perpindahan benda. Berdasarkan persamaan W = F.s cos a , ketika berada
pada rentang 90° < a < 270°, usaha bernilai negatif. Hal ini disebabkan cos
a bernilai negatif.
Tanda negatif menujukan arah gaya yang berlawanan dengan arah
perpindahan. Jika usaha oleh tangan pada balok adalah usaha positif,
karena searah dengan perpindahan balok, maka usaha oleh balok pada
tangan benilai negatif. Contoh usaha negatif yaitu gaya gesek (Fg) benda
yang bergerak dengan bidang yang kasar.
Namun, adapun usaha-usaha negatif antara lain adalah :
a. Usaha yang dilakukan oleh gaya pengereman
b. Usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan permukaan benda
c. Usaha yang dilakukan gaya berat terhadap benda bergerak ke
atas

Gaya gesekan f berlawanan arah dengan perpindahan s, maka


sudut antara gaya gesekan f dan perpindahan s adalah 0 = 180°. Jadi, usaha
yang dilakukan oleh gaya gesekan adalah :

W = F . s cos 𝜃

W = f . s . cos 180° (180 – 1)

12
W = f . s . (-1)
W = - f . s (usaha bertanda negatif)
Latihan soal 2 :

Sebuah peti kemas bermassa 50 kg yang terletak pada lantai ditarik


horisontal sejauh 2 meter dengan gaya 100 N oleh seorang buruh
pelabuhan. Lantai tersebut agak kasar sehingga gaya gesekan yang
diberikan pada karung beras sebesar 50 N. Hitunglah usaha total yang
dilakukan terhadap peti kemas tersebut!

Penyelesaian.
Diketahui : Fb = 100 N S = 2 meter
Fg = -50 N Fw=Fn=mg
Ditanya : Wtotal = ………?

Jawab : Usaha yang dilakukan oleh buruh pelabuhan :


Wb = Fb.s = (100 N) (2 m) = 200 N.m
Usaha yang dilakukan oleh Gaya gesekan :
Wg = Fg.s = (‐50 N) (2 m) = ‐100 N.m
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat :
Ww = Fw.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0
Usaha yang dilakukan oleh gaya normal :
WN = FN.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0
Wtotal = Wb + Wg + Ww + WN = (200 N.m) + (‐100 N.m) + 0 + 0
= 100 N.m = 100 Joule

13
E. Menghitung usaha dari grafik F-x
Jika grafik F – x (gaya terhadap perpindahan) di ketahui atau dapat
digambarkan maka usaha yang dilakukan oleh gaya F untuk berpindah
dari posisi awal x = x1 ke posisi akhir x = x2 sama dengan luas raster
dibawah grafik F – x dengan batas x = x1 sampai dengan x = x2.
Usaha = luas raster dibawah grafik F – x

F. Usaha oleh berbagai gaya


Usaha termasuk besaran skalar, sehingga usaha yang dilakukan oleh
berbagai gaya yang bekerja pada suatu benda diperoleh dengan cara
menjumlahkan secara al-jabar biasa usaha yang dilakukan oleh tiap-tiap
gaya tersebut.
W = W1 + W2 + W3 + .......

Dengan W1 = usaha yang dilakukan oleh gaya F1


W2 = usaha yang dilakukan oleh gaya F2 dan seterusnya

G. Satuan usaha
Satriawan (2008) menyatakan bahwa, dalam SI satuan gaya adalah
newton (N) dan usaha perpindahan adalah meter (m). Sehingga, satuan
usaha merupakan hasil perkalian antara satuan gaya dan satuan
perpindahan, yaitu newton meter atau joule. James Presccott joule (1816
– 1869), seorang ilmuwan inggris yang terkenal dalam penelitiannya
mengenai konsep panas dan energi.
1 joule = 1 Nm
Karena 1 N = 1kg m/s2
Maka 1 joule = 1kg . m/s2 x 1m

14
1 joule = 1 kg . m2/s2 , untuk usaha yang lebih besar, biasanya digunakan
satuan kilo joule (KJ) dan Mega joule (MJ)
1 kJ = 1.000 J
1 MJ = 1.000.000 J (Zaelani, 1700 Bank soal fisika, 2006, hal. 111-117)

Latihan soal 3
Sebuah benda bermasa 20 kg terletak pada bidang miring dengan sudut
30° terhadap bidang horizontal. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 dan
benda bergeser sejauh 3 meter ke arah bawah, maka usaha yang dilakukan
oleh gaya berat adalah?

Penyelesaian :
m = 20kg

𝜃 = 30°

𝑔 = 9,8 𝑚/𝑠2

𝑠 =3𝑚
Gaya yang melakukan usaha adalah mg sin 30°

W = F.s

= mg sin 30° . s
= 20 kg . 9,8 m/s2 . (1/2) . 3 m

= 294 joule

2. B. Pengertian Energi
Energi memang peranan penting dalam kehidupan ini. Energi
menyatakan kemampuan ini. Energi menyatakan kemampuan untuk
melakukan usaha. Manusia, hewan, atau benda dikatakan mempunyai energi
jika mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha.

15
Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika.
Konsep yang sangat erat kaitannya dengan usaha adalah konsep energi.
Secara sederhana, energi merupakan kemampuan melakukan usaha. Definisi
yang sederhana ini sebenarnya kurang tepat atau kurang valid untuk
beberapa jenis energi (misalnya energi panas atau energi cahaya tidak dapat
melakukan kerja). Definisi tersebut hanya bersifat umum. Secara umum,
tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Sebagai contoh, jika kita
mendorong sepeda motor yang mogok, usaha alias kerja yang kita lakukan
menggerakan sepeda motor tersebut. Pada saat yang sama, energi kimia
dalam tubuh kita menjadi berkurang, karena sebagian energi kimia dalam
tubuh berubah menjadi energi kinetik sepeda motor. Usaha dilakukan ketika
energi dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Contoh ini juga
menjelaskan salah satu konsep penting dalam sains, yakni kekekalan energi.
Jumlah total energi pada sistem dan lingkungan bersifat kekal alias tetap.
Energi tidak pernah hilang, tetapi hanya dapat berubah bentuk dari satu
bentuk energi menjadi bentuk energi lain. (Tipler, 1998)

Gambar 2. Energi Pada Kincir Angin


Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi termasuk ke
dalam besaran skalar. Satuan energi dalam SI sama dengan satuan usaha yaitu
joule.
1 joule = 1 kg m2/s2

Energi memiliki berbagai bentuk, misalnya energi kinetik, energi


potensial, energi panas, energi listrik, energi cahaya atau energi kalor. Tetapi

16
yang sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari ialah energi
kinetik, energi potensial dan energi mekanik. Energi dapat berubah dari satu
bentuk kebentuk lain, misalnya energi listrik dapat berubah ke energi cahaya
atau energi kalor.

Gambar 3. Lampu pijar energi listrik menjadi cahaya


Contohnya : Lampu pijar, didalam ruang kaca lampu pijar, terdapat
filamen yang mudah terbakar yang terbuat dari kawat wolfram halus yang
dibuat spiral. Didalam bola kaca diisi gas argon dan nitrogen bertekanan
rendah yang berfungsi untuk menyerap kalor dari filamen yang berpijar,
sehingga filamen tidak cepat putus. Ketika arus listrik mengalir, filamen
berpijar sampai suhi 1.000°𝐶 menghasilkan cahaya dan kalor. Lampu ini
kalau digunakan terasa panas karena banyak energi listrik yang berubah
menjadi energi kalor, sehingga lampu tidak hemat listrik. (Giancoli D. C.,
2001)

B. Macam- Macam Energi

1. Energi kinetik
Setiap benda bergerak juga memiliki energi. Angin yang tertiup
sanggup memuar kincir, air terjun sanggup memutar turbin, gelombang
air laut sanggup menggerakan turbin, selanjutnya kincir atau turbin
dapat digunakan untuk melakukan usaha, misalnya untuk memutar

17
mesin dan generator pembangkit tenaga listrik. Energi yang di miliki
oleh angin, air terjun atau benda-benda yang bergerak disebut energi
gerak atau energi kinetic.
Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Ketapel yang ditarik
lalu dilepaskan sehingga batu yang berada di dalam ketapel meluncur
dengan kecepatan tertentu. Batu yang bergerak tersebut memiliki energi.
Jika diarahkan pada ayam tetangga maka kemungkinan besar ayam
tersebut lemas tak berdaya akibat dihajar batu. Pada contoh ini batu
melakukan kerja pada ayam . Kendaraan beroda yang bergerak dengan
laju tertentu di jalan raya juga memiliki energi kinetik. Ketika dua buah
kendaraan yang sedang bergerak saling bertabrakan, maka bisa
dipastikan kendaraan akan digiring ke bengkel untuk diperbaiki.
Kerusakan akibat tabrakan terjadi karena kedua mobil yang pada
mulanya bergerak melakukan usaha / kerja satu terhadap lainnya. Ketika
tukang bangunan memukul paku menggunakan martil, martil yang
digerakan tukang bangunan melakukan kerja pada paku. Kata kinetik
berasal dari bahasa yunani, kinetikos, yang artinya ”gerak”. ketika benda
bergerak, benda pasti memiliki kecepatan. Dengan demikian, kita dapat
menyimpulkan bahwa energi kinetik merupakan energi yang dimiliki
benda karena gerakannya atau kecepatannya.

Gambar 4. Energi Kinetik Memakai sepeda diatas gunung

18
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena
gerakannya atau kecepatannya. Jadi, setiap yang bergerak mempunya
energi kinetik. Besarnya energi kinetik suatu benda memenuhi
persamaan :
Ek = ½ mv2
Dengan Ek : energi kinetik (joule)
m : massa benda (kg)
v : kecepatan benda (m/s)

Persamaan Energi Kinetik

Gambar 5. Energi Kinetik


Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka
pada benda tersebut harus diberikan gaya total yang konstan dan searah
dengan arah gerak benda sejauh s. Untuk itu dilakukan usaha alias kerja
pada benda tersebut sebesar W = F s. Besar gaya F = m a.

Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan bergerak sejauh
s, maka untuk menghitung nilai percepatan a, kita menggunakan
persamaan vt2 = vo2 + 2as. (Halliday, 2005)

𝑉𝑡2−𝑣𝑜2
a= 2𝑠

Kita subtitusikan nilai percepatan a ke dalam persamaan gaya F = m a,


untuk menentukan besar usaha :
𝑉𝑡2−𝑣𝑜2
W = F.s = (m.a)(s) = (m) s
2

19
𝑉𝑡2−𝑣𝑜2
W=m =½m (vt2 – vo2)
2

W = ½ mvt2 – ½ mvo2
W = ½ mvt2 vo = 0

Persamaan ini menjelaskan usaha total yang dikerjakan pada benda.


Karena W = Ek maka kita dapat menyimpulkan bahwa besar energi
kinetik translasi pada benda tersebut adalah :

W = Ek = ½ mv2 W = Ekt – Eko = ΔEk

Menyatakan bahwa usaha total yang bekerja pada sebuah benda sama
dengan perubahan energi kinetiknya. Pernyataan ini merupakan prinsip
usaha‐energi. Prinsip usaha‐energi berlaku jika W adalah usaha total yang
dilakukan oleh setiap gaya yang bekerja pada benda. Jika usaha positif
(W) bekerja pada suatu benda, maka energi kinetiknya bertambah sesuai
dengan besar usaha positif tersebut (W). Jika usaha (W) yang dilakukan
pada benda bernilai negatif, maka energi kinetik benda tersebut berkurang
sebesar W. Dapat dikatakan bahwa gaya total yang diberikan pada benda
di mana arahnya berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya total
tersebut mengurangi laju dan energi kinetik benda. Jika besar usaha total
yang dilakukan pada benda adalah nol, maka besar energi kinetik benda
tetap (laju benda konstan).

Latihan soal 4
Sebuah bola sepak bermassa 150 gram ditendang oleh Ronaldo dan bola
tersebut bergerak lurus menuju gawang dengan laju 30 m/s. Hitunglah :
a. Energi kinetik bola tersebut !
b. Berapa usaha yang dilakukan Ronaldo pada bola untuk mencapai laju
ini, jika bola mulai bergerak dari keadaan diam ?

20
Penyelesaian.
Diketahui : m = 150 gram = 0,15 kg
V = 30 m/s
Ditanya : Ek = ……..?
W = ……..?
Jawab : Energi Kinetik bola
EK= ½ mv2 = ½ (0,15 kg) (30 m/s)2 = 67,5 Joule
Usaha total
W = Ek2– Ek1
Ek2 = 67,5 Joule
Ek1 = ½ mv2 = ½ m (0) = 0 laju awal bola (vo) = 0
Dengan demikian, usaha total :
W = 67,5 Joule – 0 = 67,5 Joule.

Hubungan Usaha dengan Energi Kinetik


Sebuah usaha bermassa m mula-mula mempunyai kecepatan v1 ,
kemudian sebuah gaya bekerja pada benda tersebut sehingga
kecepatannnya menjadi v2 , maka besarnya usaha yang bekerja pada
benda akan memenuhi persamaan :
W = F.s = m . a . s
V22 = V12 + 2 as
V22 – V12
As = 2

W = m (as)
V22 – V12
W=m 2

W = ½ m v22 – ½ mv12
W = Ek2 . Ek1
W = ∆ 𝐸𝐾
Ek1 = ½ mv12 = energi kinetik awal

21
Ek2 = ½ mv22 = energi kinetik akhir
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gaya resultan yang bekerja pada suatu
benda sama dengan perubahan energi kinetik yang dialami benda ini,
yaitu energi kinetik akhir dikurangi energi kinetik awal. Pernyataan ini
dikenal dengan sebutan “Teorema Usaha-Energi Kinetik”.

Latihan soal 5
Sebuah benda bermassa 4 kg, mula-mula diam, kemudian bergerak lurus
dengan percepatan 3 m/s2. Usaha yang diubah menjadi energi kinetik
setelah 2 detik adalah ?

Penyelesaian :
V2 = a . t = 3 . 2 = 6 m/s
Usaha yang diubah menjadi energi kinetik
W = Ek2 – Ek1
= ½ mv22 – ½ mv12
= ½ 4 . 62 – 0
= 72 joule

2. Energi potensial

Gambar 6. Energi Potensial dengan Memanah


Secara umum, energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam
sebuah benda atau dalam suatu kedaan tertentu atau yang dimiliki oleh

22
benda karena kedudukannya atau posisinya. Suatu energi yang dengan
demikian, dalam air terjun terdapat energi potensial, dalam batu bara
terdapat energi potensial, dalam tubuh kita terdapat energi potensial.
Energi potensial karena masih tersimpan, yang tersimpan dalam air yang
berada diatas suatu tebing baru bermanfaat ketika diubah menjadi energi
kinetik dalam air terjun. Energi potensial dalam batu bara baru
bermanfaat ketika diubah menjadi energi panas melalui pembakaran.
Energi potensial dalam tubuh kita akan bermanfaat jika kita mengubah
menjadi energi gerak yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita. Dalam
pengertian yang lebih sempit, yakni dalam mekanika, energi potensial
adalah energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukan atau keadaan
benda tersebut. Contoh energi potensial gravitasi dan energi potensial
elastik. Energi potensial gravitasi dimiliki oleh benda yang berada di
ketinggian tertentu dari permukaan tanah. sedangkan energi potensial
elastic dimiliki oleh, misalnya karet ketapel yang direnggangkan. Energi
potensial elastik pada karet ketapel ini baru bermanfaat ketika regangan
tersebut dilepaskan sehingga menyebabkan berubahnya energi potensial
elastik menjadi energi kinetik. Rumusnya adalah : (Resnick, 1991)
Ep = m . g . h
Dengan Ep = energi potensial (joule)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi benda (m)
Karena w = m.g maka
Ep = w . h

Hubungan usaha dengan energi potensial

23
Sebuah benda bermassa m mula-mula berada pada ketinggian
kemudian jatuh hingga mencapai ketinggian h2, maka besarnya usaha
yang bekerja pada benda akan memenuhi persamaan :

W=F.s
W = mg (h1 – h2)
W = mgh1 – mgh2
W = Ep1 – Ep2

W = ∆Ep

Ep1 = mgh1 = energi potensial awal


Ep2 = mgh2 = energi potensial akhir

Latihan soal 6
Sebuah benda massanya 2kg jatuh bebas dari ketinggian 20m dari atas
tanah. Hitunglah :
a. Energi potensial setelah benda bergerak 1 sekon
b. Usaha yang dilakukan gaya berat pada saat ketinggian benda 10 m.
Penyelesaiaan :
Diketahui :
M = 2kg t=1s
h1 = 20 m h2 = 10 m
Ditanya
a. ∆ℎ ?
b. W?
Jawab :

a. ∆ℎ = V0 . t + ½ gth2

24
∆ℎ = 0.1 + ½ . 10 . 12
∆ℎ = 5m
𝑊 = Ep1 – Ep2
𝐸𝑝2 = Ep1 – W
= mgh1 – mg ∆ℎ
= mg (h1 - ∆ℎ)
= 2.10 (20 – 5)
= 300 J
b. W = mg ∆ℎ
= mg (h1 – h2)
= 2.10 (20 – 10)
= 200J

3. Energi Cahaya Matahari (Energi panas)


Cahaya Matahari merupakan sumber energi yang paling besar dan paling
melimpah. Tanpa cahaya Matahari, kehidupan di muka bumi ini tidak akan
bisa berkembang. Tanpa kita minta atau kita usahakan, cahaya Matahari akan
selalu memberikan energinya pada kita, misalnya memanaskan Bumi dan
bangunan-bangunan diatasnya. Tanpa sinar Matahari, proses fotosintesis pada
tumbuhan tidak akan berlangsung. Jadi, dengan sendirinya Matahari telah
mensuplai kebutuhan energi manusia dalam jumlah yang sangat besar.

Gambar 7. Energi Matahari

25
Karena Matahari hanya bersinar pada siang hari, maka pada malam hari
Matahari praktis tidak memberikan energinya. Salah satu alat yang dipakai
untuk menangkap energi cahaya Matahari adalah panel surya. Panel surya
adalah alat sebagai pemanas air. Dengan demikian, panel surya tidak
menghasilkan listrik. Tentu kamu sering melihat diatas sebuah rumah atau
diatas sebuah hotel terdapat panel surya ini. Alat penagkap energi cahaya
Matahari yang bisa menghasilkan listrik adalah sel surya, yang memanfaatkan
konsep efek foto listrik. Sayangnya, sampai saat ini efesiensi dari sel surya ini
masih rendah, yaitu masih dibawah 20%. Namun demikian, sel surya
merupakan sesuatu yang sangat menjanjikan sebagai pembangkit energy
listrik masa depan.

4. Energi Nuklir

Gambar 8. Energi Nuklir


Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan dari reaksi fisi (pembelahan)
ataupun reaksi fusi (pembelahan) inti-inti atom. Pada dasarnya, energi nuklir
ini merupakan hasil reaksi berantai yang bisa dikendalikan, dengan uranium
dan plutonium sebagai bahan utamanya. Walaupun energi yang dihasilkan
sangat besar, energi nuklir ini masih menjadi perdebatan menyangkut faktor
keamanannya. Energi nuklir dibangkitkan dalam suatu reaktor nuklir, yang
bila sedikit saja reaktor itu mengalami kebocoran, akibatnyanya akan sangat
mengerikan bagi penduduk di sekitar reaktor nuklir tersebut. peristiwa

26
semacam ini pernah terjadi di reactor nuklir Chernobyl di Rusia (dulu Uni
Soviet, reaktor nuklir Bhopal (India) dan terakhir reactor nuklir Jepang.

3. C. Hukum Kekekalan Energi


Dalam kehidupan kita sehari‐hari terdapat banyak jenis energi. Selain energi
potensial dan energi kinetik pada benda‐benda biasa (skala makroskopis),
terdapat juga bentuk energi lain. Ada energi listrik, energi panas, energi kimia
yang tersimpan dalam makanan dan bahan bakar, energi nuklir, dan lain – lain.
Energi tersebut dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.
misalnya ketika dirimu menyalakan lampu neon, pada saat yang sama terjadi
perubahan energi listrik menjadi energi cahaya. Contoh lain adalah perubahan
energi listrik menjadi energi panas (setrika), energi listrik menjadi energi gerak
(kipas angin) dll. Proses perubahan bentuk energi ini sebenarnya disebabkan oleh
adanya perubahan antara energi potensial dan energi kinetik pada tingkat atom.
Pada tingkat makroskopis, kita juga bisa menemukan begitu banyak contoh
perubahan energi. Buah mangga yang menggelayut di tangkainya memiliki
energi potensial. Pada saat buah mangga jatuh ke tanah, energi potensialnya
berkurang sepanjang lintasan geraknya menuju tanah. Ketika mulai jatuh, energi
potensial berkurang karena jarak vertikal buah mangga dari tanah makin kecil.
Energi Potensial tersebut berubah bentuk menjadi Energi Kinetik karena
kecepatan buah mangga bertambah akibat gravitasi yang bernilai konstan. Pada
saat hendak mencapai tanah, Energi Kinetik menjadi sangat besar, sedangkan
Energi Potensial sangat kecil. Mengapa demikian ? semakin dekat dengan
permukaan tanah, jarak buah mangga semakin kecil sehingga EP‐nya menjadi
kecil. Sebaliknya, semakin mendekati tanah, Energi Kinetik semakin besar
karena gerakan mangga makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang
konstan. Ketika tiba di permukaan tanah, energi potensial bernilai nol karena h =
0 sedangkan energi kinetik buah mangga menjadi bernilai maksimum. Contoh

27
lain misalnya Energi potensial yang tersimpan pada ketapel yang diregangkan
dapat berubah menjadi energi kinetik batu apabila ketapel kita lepas.
Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari‐hari adalah
ketika energi dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tidak
ada energi yang hilang dalam setiap proses tersebut. Ini adalah hukum kekekalan
energi, sebuah prinsip yang penting dalam ilmu fisika. (Zemansky, 2009)
Hukum kekekalan energi dapat kita nyatakan sebagai berikut :
“Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari satu
benda ke benda yang lain tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total tidak
berkurang dan juga tidak bertambah”. (Ai, 2012, hal. 4-8)
Energi mekanik adalah jumlah energi potensial dari energi kinetik
Em = Ep + Ek

Hukum kekelalan energi mekanik berbunyi sebagai berikut :


“Jika pada suatu sistem hanya bekerja gaya gaya dalam bersifat konservatif
(tidak berkerja gaya luar dan dalam konservatif), maka energi mekanik sistem
pada posisi apa saja selalu tetap (kekal). Artinya energi mekanik sistem pada
posisi akhir sama dengan energi mekanik sistem pada posisi awal”.
Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
mgh + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22

Pada sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas yakni, :


1. Pada posisi awal, Kecepatan v = 0 => Ek = 0, sehingga Ep = Em
2. Kemudian, Ep berkurang sedangkan Ek bertambah berarti Ep berubah
menjadi Ek.
3. Pada posisi benda setengah perjalanan Ep = Ek
4. Pada posisi benda menyentuh tanah : Ep = 0, sehingga Ek = maksimum
sehingga Ek = Em

28
Pada sebuah benda yang jatuh bebas terjadi perubahan energi, yakni
perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
Latihan soal 7

Sebuah benda jatuh dari ketinggian 6 meter dari atas tanah. Berapa kecepatan
benda tersebut pada saat mencapai ketinggian 1 meter dari tanah, bila
percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 ?

Penyelesaian :

h1 = 6m
g = 10m/s2
h2 = 1m
Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
mgh + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22
Benda jatuh bebas, berarti v1 = 0, maka
g1 = gh2 + ½ v22
10.6 = 10.1 + ½ v22
60 = 10 + ½ v22
v22 = 100
v2 = 10
jadi, kecepatan benda pada saat mencapai ketinggian 10m/s
Hukum kekakalan energi mekanik tidak berlaku. Jika pada sistem bekerja
gaya luar, misalnya gaya gesekan. Sehingga rumusnya menjadi :

Wf = EM2 – Em1

Keterangan :
Wf = usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan

29
Em1 = energi mekanik awal
Em2 = energi mekanik akhir

Hukum kekakalan energi mekanik

Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial disebut Energi Mekanik. Ketika
terjadi perubahan energi dari Ep menjadi Ek atau Ek menjadi Ep, walaupun salah
satunya berkurang, bentuk energi lainnya bertambah. Misalnya ketika Ep
berkurang, besar Ek bertambah. Demikian juga ketika Ek berkurang, pada saat
yang sama besar Ep bertambah. Total energinya tetap sama, yakni Energi
Mekanik. Sebelum kita tinjau HKE secara kuantitatif (penurunan persamaan
matematis/rumus Hukum Kekekalan Energi), terlebih dahulu kita harus
mempelajari tentang gaya‐gaya konservatif dan gaya tak konservatif karena
gaya-gaya konservatif dan gaya tak konservatif berkaitan dengan hokum
kekekalan energy mekanik dan dapat membantu kita lebih memahami apa itu
hukum kekekalan energy mekanik.

Gaya–gaya konservatif dan Gaya‐gaya Tak Konservatif


Misalnya kita melemparkan sebuah benda tegak lurus ke atas. Setelah
bergerak ke atas mencapai ketinggian maksimum, benda akan jatuh tegak lurus
ke tanah (tangan kita). Ketika dilemparkan ke atas, benda tersebut bergerak
dengan kecepatan tertentu sehingga ia memiliki energi kinetik (Ek= ½ mv2).
Selama bergerak di udara, terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi
potensial. Semakin ke atas, kecepatan bola makin kecil, sedangkan jarak benda
dari tanah makin besar sehingga Ek benda menjadi kecil dan Ep‐nya bertambah
besar. Ketika mencapai titik tertinggi, kecepatan benda = 0, sehingga E k juga
bernilai nol. Ek benda seluruhnya berubah menjadi Ep, karena ketika benda
mencapai ketinggian maksimum, jarak vertikal benda bernilai maksimum (Ep =
mgh). Karena pengaruh gravitasi, benda tersebut bergerak kembali ke bawah.
Sepanjang lintasan terjadi perubahan Ep menjadi Ek. Semakin ke bawah, Ep

30
semakin berkurang, sedangkan Ek semakin bertambah. Ep berkurang karena
ketika jatuh, ketinggian alias jarak vertikal makin kecil. Ek bertambah karena
ketika bergerak ke bawah, kecepatan benda makin besar akibat adanya
percepatan gravitasi yang bernilai tetap. Kecepatan benda bertambah secara
teratur akibat adanya percepatan gravitasi. Benda kehilangan Ek selama bergerak
ke atas, tetapi Ek diperoleh kembali ketika bergerak ke bawah. Energi kinetik
diartikan sebagai kemampuan melakukan usaha. Karena Energi kinetik benda
tetap maka kita dapat mengatakan bahwa kemampuan benda untuk melakukan
usaha juga bernilai tetap. Gaya gravitasi yang mempengaruhi gerakan benda,
baik ketika benda bergerak ke atas maupun ketika benda bergerak ke bawah
dikatakan bersifat konservatif karena pengaruh gaya tersebut tidak bergantung
pada lintasan yang dilalui benda, tetapi hanya bergantung pada posisi awal dan
akhir benda. (Young, 2002, hal. 12-18)
Contoh gaya konservatif lain adalah gaya elastik. Misalnya kita letakan
sebuah pegas di atas permukaan meja percobaan. Salah satu ujung pegas telah
diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika digerakan. Anggap saja
permukaan meja sangat licin dan pegas yang kita gunakan adalah pegas ideal
sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kita kaitkan sebuah benda pada
salah satu ujung pegas.

Gambar 9. Gaya konservatif


Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada
benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan
kita. Ketika benda berada pada simpangan x, Ep benda maksimum sedangkan Ek
benda nol (benda masih diam).

31
Gambar 10. Gaya pemulih pegas
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri,
kembali ke posisi setimbangnya. Ep benda menjadi berkurang dan menjadi nol
ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi
setimbang, Ep berubah menjadi Ek. Ketika benda kembali ke posisi
setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan
benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada
posisi setimbang, Ek bernilai maksimum.

Gambar 11. Gaya pemulih pegas


Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi
setimbang, kecepatan benda maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya pemulih
pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda berhenti
sesaat pada simpangan sejauh –x dan bergerak kembali menuju posisi setimbang.
Ketika benda berada pada simpangan sejauh –x, EK benda = 0 karena kecepatan
benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.

32
Gambar 12. Proses Perubahan energi antara Ek dan Ep
Proses perubahan energi antara Ek dan Ep berlangsung terus menerus selama
benda bergerak bolak balik. tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang
menuju ke kiri sejauh x = ‐A (A = amplitudo / simpangan terjauh), kecepatan
benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat berada pada x = ‐A.
Karena kecepatan benda berkurang, maka Ek benda juga berkurang dan bernilai
nol ketika benda berada pada x = ‐A. Karena adanya gaya pemulih pegas yang
menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda memperoleh
kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. Ek benda bernilai maksimum ketika benda
tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi tersebut bernilai
maksimum. Benda kehilangan Ek pada salah satu bagian geraknya, tetapi
memperoleh Energi Kinetiknya kembali pada bagian geraknya lain. Energi
kinetik merupakan kemampuan melakukan usaha karena adanya gerak. setelah
bergerak bolak balik, kemampuan melakukan usahanya tetap sama dan besarnya
tetap alias kekal. Gaya elastis yang dilakukan pegas ini disebut bersifat
konservatif.
Apabila pada suatu benda bekerja satu atau lebih gaya dan ketika benda
bergerak kembali ke posisi semula, Energi Kinetik‐nya berubah (bertambah atau
berkurang), maka kemampuan melakukan usahanya juga berubah. Dalam hal ini,
kemampuan melakukan usahanya tidak kekal. Dapat dipastikan, salah satu gaya

33
yang bekerja pada benda bersifat tak‐konservatif. Untuk menambah pemahaman
anda berkaitan dengan gaya tak konservatif, kita umpamakan permukaan meja
tidak licin / kasar, sehingga selain gaya pegas, pada benda bekerja juga gaya
gesekan. Ketika benda bergerak akibat adanya gaya pemulih pegas, gaya gesekan
menghambat gerakan benda/mengurangi kecepatan benda (gaya gesek
berlawanan arah dengan gaya pemulih pegas). Akibat adanya gaya gesek, ketika
kembali ke posisi semula kecepatan benda menjadi berkurang. Karena kecepatan
benda berkurang maka Energi Kinetiknya juga berkurang. Karena Energi Kinetik
benda berkurang maka kemampuan melakukan usaha juga berkurang. Dari
penjelasan di atas kita tahu bahwa gaya pegas bersifat konservatif sehingga
berkurangnya Ek pasti disebabkan oleh gaya gesekan. Kita dapat menyatakan
bahwa gaya yang berlaku demikian bersifat tak‐konservatif.
Secara umum, sebuah gaya bersifat konservatif apabila usaha yang dilakukan
oleh gaya pada sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan
tertentu hingga kembali ke posisi awalnya sama dengan nol. Sebuah gaya
bersifat tak‐konservatif apabila usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada
sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan tertentu hingga
kembali ke posisi semula tidak sama dengan nol.
Apabila hanya gaya‐gaya konservatif yang bekerja pada sebuah sistem, maka
kita akan tiba pada kesimpulan yang sangat sederhana dan yang melibatkan
energi. Apabila tidak ada gaya tak‐konservatif, maka berlaku Hukum Kekekalan
Energi Mekanik. Sekarang mari kita turunkan persamaan Hukum Kekekalan
Energi Mekanik.
Misalnya sebuah benda bermassa m berada pada kedudukan awal sejauh h1
dari permukaan tanah. Benda tersebut jatuh dan setelah beberapa saat benda
berada pada kedudukan akhir (h2). Benda jatuh karena pada benda bekerja
gravitasi, di mana arahnya tegak lurus menuju permukaan bumi.

34
Gambar 13. Kedudukan posisi
Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar
Ep1 (Ep1 = mgh1). Ketika berada pada kedudukan akhir, benda memiliki Energi
Potensial sebesar Ep2 (Ep2 = mgh2). Usaha yang dilakukan oleh gaya berat dari
kedudukan awal (h1) menuju kedudukan akhir (h2) sama dengan selisih Ep1 dan
Ep2. Secara matematis ditulis :

W = Ep1 – Ep2 = mgh1 - mgh2

Misalnya kecepatan benda pada kedudukan awal = v1 dan kecepatan benda pada
kedudukan akhir = v2.. Pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Kinetik
sebesar Ek1 (Ek1 = ½ mv12). Pada kedudukan akhir, benda memiliki Energi
Kinetik sebesar Ek2 (Ek2 = ½ mv22 ). Usaha yang dilakukan oleh gaya berat
untuk menggerakan benda sama dengan perubahan energi.
Secara matematis ditulis : (Oktaviani, 2011, hal. 6-12)

W = Ek2 – Ek1 = ½ mv22 ‐ ½ mv12

Kedua persamaan ini kita tulis kembali menjadi :


W=W
Ep1 – Ep2 = Ek2 – Ek1
Mgh1 – mgh2 = ½ mv22 ‐ ½ mv12

35
mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22

Jumlah total Energi Potensial (Ep) dan Energi Kinetik (Ek) = Energi Mekanik
(Em). Secara matematis kita tulis :

Em = Ep + Ek

4. Medan Konservatif
Gaya konservatif memiliki sifat bahwa usaha yang diakukan untuk
membawa suatu beban dibawah pengaruh gaya ini tidak bergantung pada jalan
(lintasan) yang ditempuh, melainkan hanya bergantung pada posisi awal dan
posisi akhir benda.
Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi konstan, gaya gravitasi newton
dan gaya elastik pegas.
Medan konservatif adalah daerah atau ruang yang dipengaruhi gaya
konservatif.
a. Medan Gaya Gravitasi Konstan
Tempat-tempat yang dekat dengan permukaan bumi, medan gravitasinya
dapat dianggap tetap yaitu g = 9,80 N/m sehingga benda bermassa m yang berada
dekat dengan permukaan bumi akan mengalami gaya gravitasi yang konstan.
Fkons = m . g

Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi konstan Fkons = mg untuk


perpindahan pada posisi I dengan ketinggian h2 dirumuskan

Wkons = mg (h2 – h1)

b. Medan Gaya Gravitasi Newton


Benda bermassa m yang berada jauh dari permukaan bumi (h > 10 km) gaya
gravitasinya bervariasi dan sebanding dengan kuadrat jarak, r, dari pusat bumi.
Gaya gravitasi ini dinamakan gaya gravitasi Newton, dan dinyatakan dengan.

36
𝐺 𝑀𝑚
Fgrav =
𝑟2

Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi Newton, Fgrav, ketika benda
berpindah dari posisi (1) (dengan jarak dari pusat bumi = r1) keposisi (2) dengan
jarak dari pusat bumi r2 diturunkan :

Wgrav = GMm ( 1/r2 – 1/r1)

c. Medan Gaya Pegas


Gaya pegas pada posisi keseimbangan (simpangan x = 0) dinyatakan dengan
Fp = k . x
Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas, Fp, ketika benda berpindah dari
posisi 1 dengan simpangan = x, ke posisi 2 dengan simpangan = x2 dinyatakan :

Welastik = -1/2 k (x22 – x12)

5. Daya
Daya didefinisikan sebagai kelajuan melakukan usaha atau satuan waktu.
𝑊
P=
𝑡

Dengan P = daya; W = usaha; t = waktu


Karena usaha = gaya perpindahan (W = F. S) maka diperoleh :
𝑊 𝐹.𝑠 𝑠
P= = = F =( ) = F.v
𝑡 𝑡 𝑡

Satuan daya dalam SI adalah Watt (W)

𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
Watt =
𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

Satuan lain dari daya adalah horse power (Hp) (Sutrisno, 1997)

1Hp = 746 W , 1kW = 1.000 W


1 MW = 1.000.000 W

37
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa :


1. Usaha merupakan sesuatu yang dilakukan oleh gaya pada sebuah benda, yang
menyebabkan benda bergerak. Dengan rumus (formula): W = F s cos α,
satuannya joule yang dilambangkan dengan J.
2. Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika. Secara
sederhana, energi merupakan kemampuan melakukan usaha. Secara umum,
tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Dengan satuan dari energy
yaitu joule yang dilambangkan dengan J. Energi dapat dibagi menjadi 2 yaitu
energy potensial dan energy kinetic.
3. Energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam sebuah benda atau
dalam suatu kedaan tertentu. Energi potensial grafitasi dapat dirumuskan
dengan Ep = m g h dan energy potensial elastic pegas dirumuskan dengan Ep =
½ k x2.
4. Energi Kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau
kecepatannya. Energi kinetic dirumuskan dengan Ek = ½ mv2.
5. Hukum kekekalan energi dapat kita nyatakan sebagai berikut :
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari
satu benda ke benda yang lain tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total
tidak berkurang dan juga tidak bertambah.
6. Energi Mekanik adalah jumlah total energy potensial dan energy kinetic (Em
= Ep + Ek).

38
Saran

Dari penjelasan diatas, yang dapat kami sarankan adalah belajar materi
pembelajaran tentang Usaha dan Energi harus dengan konsentrasi, memahami
dari setiap permasalahannya karena materi tentang Usaha dan Energi bukan
materi pembelajaran yang mudah. Persering latihan soal, melakukan percobaan-
percobaan tentang Usaha dan Energi.
Pembelajaran materi tentang Usaha dan Energi di sekolah harus terperinci.
Jangan hanya memberikan rumus-rumus yang sudah jadi kepada peserta didik,
namun berikan bagaimana cara rumus tersebut diperoleh. Berikan contoh-contoh
soal, dengan variasi soal yang berbeda-beda.
Dan dalam pembuatan makalah dapat kami sarankan agar pembuatan makalah
tersebut di rencanakan secara baik dan carilah materi dari makalah tersebut dari
berbagai sumber agar mendapatkan materi makalah yang benar. Tanpa ada
kesalahan materi atau konsep dalam makalah yang dibuat.

39
DAFTAR PUSTAKA

Ai, R. S. (2012). Fisika Dasar . Jurnal Nasional usaha dan energi , 4-8.

Alexander, W. R. (2008). Fisika Dasar 1. Jurnal usaha dan energi , 5-9.

Giancoli. (1998). Fisika (Edisi Kelima Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Giancoli, D. C. (2001). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Halliday. Dasar-Dasar fisika (jilid satu). Bandung: Binarupa aksara.

Halliday. (2005). Fisika Dasar (Edisi 7 Jilid 2). Jakarta: Erlangga..

Oktaviani, A. A. (2011). Teknik-Teknik Fisika (Usaha Dan Energi). Usaha Dan


Energi , 6-12.

Resnick, H. d. (1991). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sutrisno. (1997). Fisika Dasar (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Tipler, P. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik - Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Young, H. D. (2002). Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.

Zaelani, A. (2006). 1700 Bank soal fisika. Bandung: Yramawidya.

Zemansky, S. (2009). Fisika untuk Universitas I Mekanika. Panas. Bunyi. Jakarta:


Erlangga.

40

Anda mungkin juga menyukai