Anda di halaman 1dari 82

STRATEGI KAMPANYE PEMILIHAN KEPALA DESA

TAHUN 2020
(Studi Kasus : Kemenangan Andry Suwandi Dalam Pemilihan Kepala
Desa di Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Sidang Skripsi


pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Oleh :

LUGIS GUNAWAN
NPM: 6520117017

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP)
BINA PUTERA BANJAR
BANJAR
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

STRATEGI KAMPANYE PEMILIHAN KEPALA DESA


TAHUN 2020
(Studi Kasus : Kemenangan Andry Suwandi Dalam Pemilihan Kepala
Desa di Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti


Sidang Skripsi

Oleh :

LUGIS GUNAWAN
NPM: 6520117017

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

TINA CAHYAMULYATIN, S.IP.,M.Si RIRIN YULIANTI,S.IP.,M.Si


NIDN: 0414087903 NIDN: 0428079003

Mengetahui

Ketua Program Studi


Ilmu Pemerintahan

RIRIN YULIANTI, S.IP.,M.Si


NIDN 0428079003

2
ABSTRAK

STRATEGI KAMPANYE PEMILIHAN KEPALA DESA


(Studi Kasus : Kemenangan Bapak Andry Suwandi Dalam Pemilihan
Kepala Desa di Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar Kabupaten
Ciamis Pada Tahun 2020)

oleh

LUGIS GUNAWAN
NPM: 6520117017

Penelitian ini mencoba menguraikan strategi pemenangan Andry Suwandi


dalam pilkades Desa Karyamukti tahun 2020 di Kecamatan Banjaranyar,
Kabupaten Ciamis. Strategi politik yang dilakukan Andri Suwandi membuahkan
hasil pada pilkades Desa Karyamukti Tahun 2020.
Visi dan Misi Andry Suwandy menjadi senjata politik yang diapresiasi
oleh masyarakat untuk kesejahteraan Desa Karyamukti. Teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah teori strategi politik, teori
pemenangan dan teori kampanye. Marketing politik dan teori political branding
menjadi suatu konsep untuk menjawab sebuah permasalahan dalam strategi politik
untuk memenangkan Pemilihan Kepala Desa di Desa Karyamukti
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan wawancara sebagai
teknik utama pengumpulan data, penelitian ini mengandalkan hasil analisis dari
data wawancara yang diperoleh dan relevasinya dengan teori yang digunakan.
Strategi politik digunakan untuk mewujudkan cita-cita politik dalam mendapatkan
suatu kekuasaan. Sehingga marketing politik, politikal branding, positioning dan
komunikasi politik menajdi suatu konsep dalam proses pemilihan Kepala Desa.

ABSTRACT

3
STRATEGI KAMPANYE PEMILIHAN KEPALA DESA
(Studi Kasus : Kemenangan Bapak Andry Suwandi Dalam Pemilihan
Kepala Desa di Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar Kabupaten
Ciamis Pada Tahun 2020)

oleh

LUGIS GUNAWAN
NPM: 6520117017

This study tries to describe Andry Suwandi's winning strategy in the

2020 Karyamukti Village Pilkades in Banjaranyar District, Ciamis Regency.

Andri Suwandi's political strategy bore fruit in the 2020 Karyamukti Village

Pilkades.

Andry Suwandy's vision and mission become a political weapon that is

appreciated by the community for the welfare of Karyamukti Village. The theories

used to explain these problems are political strategy theory, winning theory and

campaign theory. Political marketing and political branding theory become a

concept to answer a problem in political strategy to win the Village Head Election

in Karyamukti Village

The method used in this study with interviews as the main data collection

technique, this study relied on the results of the analysis of the interview data

obtained and their relevance to the theory used. Political strategy is used to realize

political ideals in gaining power. So that political marketing, political branding,

4
positioning and political communication become a concept in the village head

election process.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan atas segala limpahan kasih ,

berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan penulis kesehatan, kesempatan

dan kemudahan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada program studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial

Ilmu Politik. Selain untuk , penulisan skripsi ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengembangkan pola fikir, pengetahuan, sikap, dan wawasan penulis

dilingkungan politik nasional. Skripsi ini berisikan hasil analisis mengenai

“Strategi Kampanye Pemilihan Kepala Desa Tahun 2020 (Studi Kasus :

Kemenangan Andry Suwandi dalam pemilhan Kepala Desa di Desa karyamukti

Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis)”.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, baik berupa dorongan, semangat, maupun pengertian dan perhatian. Dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu. Penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS DAN PUBLIKASI
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN MASALAH
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian Terdahulu
2.1.2 Landasan Teori
2.2 Pendekatan Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Teknik Penentuan Informan
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.2 Pembahasan
4.3 Temuan Penelitian (jika ada)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 adalah negara kesatuan

yang berbentuk republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahannya daerah

Indonesia terdiri atas beberapa daerah/wilayah provinsi dan setiap daerah/wilayah

provinsi terdiri atas beberapa daerah kabupaten/kota. Selanjutnya di dalam tiap

daerah kabupaten/kota terdapat satuan pemerintahan terendah yang di sebut desa1.

Desa atau sebutan lainnya seperti nagari, marga, kampong, dusun, dati dan

sebagainya merupakan sebuah komunitas adat dan sebagai unit pemerintahan

terendah dalam struktur pemerintahan Indonesia. Secara etimologi kata desa

berasal dari bahasa sansekerta, desa yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah

kelahiran.2 Dalam Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa mendefinisikan

desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

Dari perspektif geografis, desa atau village diartikan sebagai desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengurus rumah tangganya

sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam

pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional

yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

8
Indonesia.3 Desa merupakan suatu sistem sosial dengan lembaga sendiri dimana

desa memiliki lembaga politik, ekonomi, peradilan, dan sosial-budaya yang

dikembangkan oleh masyarakatnya sendiri. Misalnya dalam lembaga politik, desa

mempunyai Kepala desa dan Perangkat desa yang tata cara dan pengaturan tugas

pokok dan fungsinya dikembangkan sendiri berdasarkan inisiatif masyarakat desa

sendiri, bukan berdasarkan instruksi dari pemerintah diatasnya.4

Dimana dengan diberlakukannya UU No. 6 Tahun 2014 tersebut

mempertegas bahwa desa menjadi terdesentralisasi dan memiliki hak otonom

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat untuk mengatur rumah tangganya sendiri

dan bertanggung jawab terhadap Bupati dan Walikota.

Berdasarkan ketentuan Pasal 202 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa Pemerintah Desa terdiri atas

kepala desa dan perangkat desa. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan

perangkat desa lainnya. Sekretaris desa diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang

memenuhi persyaratan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan

oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa yaitu untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Adapun urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan desa mencakup:

a) Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa,

b) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang

diserahkan pengaturannya kepada Desa disertai pemberdayaannya; yang

9
secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan

masyarakat.

c) Tugas pembantuan dari pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana,

serta sumberdaya manusia dengan berpedoman pada peratuan perundang -

undangan.

d) Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang - undangan

disertai kepada Desa.

Pemerintah Desa merupakan struktur yang paling bawah dalam

system Pemerintahan Nasional. Pemerintah Desa mempunyai kedekatan dengan

masyarakat dari berbagai lapisan, golongan, kepentingan dan berbagai persoalan

dalam masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa jika Pemerintahan Desa berfungsi

dengan baik, maka akan sangat memberikan pengaruh signifikan terhadap

kemajuan berbagai bidang dalam masyarakat. Berdasarkan ketentuan pasal 203

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan

bahwa:

1. Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara

Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya

diatur dengan perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintahan.

2. Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan

kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sebagai

kepala desa.

10
3. Pemilihan kepala desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaanya

berlaku ketentutan hukum adat setempat yang ditetapkan dalam Perda

dengan berpoedoman pada Peraturan pemerintah.

Pemilihan Kepala Desa merupakan hak mengurus dan mengatur

politik rakyat lokal pedesaan dan proses pensejahteraan rakyat dalam konsep

penyelenggaraan otonomi desa. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa telah menciptakan suasana baru dalam proses

pilkades dan tidak dapat dipungkiri bahwa keterlibatan masyarakat dalam

pemilihan kepala desa ini telah menambah semaraknya peran mereka dalam

mengembangkan kehidupan berdemokrasi.

Berdasarkan ketentuan umum penjelasan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dijelaskan bahwa Pemerintahan

Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan

Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.7

Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disingkat (BPD) adalah lembaga yang merupakan perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur

penyelenggaran pemerintahan desa. Lembaga penyelenggaran Pilkades adalah

11
Badan Permusyawaratan Desa (BPD). BPD membentuk Panitia Pemilihan yang

diisi oleh perangkat desa, pengurus lembaga desa dan tokoh masyarakat desa.

Penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa yang berperan sebagai

pengawas adalah para anggota BPD yang bertujuan untuk mencapai hasil

pemilihan yang lebih baik, penting untuk mendorong munculnya pengawasan

mandiri dari unsur - unsur masyarakat seperti karang taruna, kelompok

perempuan, kelompok tani dan sebagainya (Sembiring, 2009: 47).

Panitia pemilihan Kepala Desa memegang peranan yang strategis

pada semua tahapan pemilihan. Mulai dari pendataan calon pemilih, penjaringan

bakal calon kepala desa, melaksanakan pemungutan suara, menghitung perolehan

suara, dan melaporkan seluruh hasil pemilihan kepala desa berdasarkan Undang-

undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Pemilihan Kepala Desa juga merupakan pesta rakyat, dimana

pemilihan kepala desa dapat diartikan sebagai suatu kesempatan untuk

menampilkan orang-orang yang dapat melindungi kepentingan masyarakat desa.

Masyarakat desa memiliki kesempatan untuk memilih secara langsung siapa yang

akan menjadi pemimpin di desanya. Pemilihan Kepala Desa secara langsung

merupakan mekanisme demokratis dalam rangka rekrutmen pemimpin di desa,

dimana rakyat secara menyeluruh memiliki hak dan kebebasan untuk memilih

calon-calon yang akan didukungnya, sehingga calon-calon tersebut harus berusaha

untuk mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat dengan cara menggunakan

strategi politik dalam berkampanye tentang visi dan misi yang akan dilaksanakan

oleh para calon pemimpin tersebut.

12
Strategi politik itu sendiri adalah sebuah cara yang telah dipahami

dan disusun terlebih dahulu untuk merealisasikan cita-cita politik yang digunakan

untuk jangka panjang. Perencanaan strategi politik merupakan suatu analisa yang

jelas dari keadaan kekuasaan, gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang

akan dicapai dan pemusatan segala kekuatan untuk mencapai tujuan yang

dimaksud.

Strategi politik memiliki tujuan yakni untuk mewujudkan segala

rencana yang telah disusun, kemudian menjadi satu fokus utama dalam sebuah

pemilihan yakni perolehan suara terbanyak sebagai bentuk kemenangan untuk

memperoleh kekuasaan. Kekuasaan inilah yang menjadi tujuan dari sebuah

strategi karena merupakan kemenangan politik yang dapat digunakan dalam

sebuah system politik.

Menurut Arnold Steinberg (dalam Pito,2006:196) strategi adalah

rencana atau tindakan. Penyusunan dan pelaksanaan strategi mempengaruhi

sukses atau gagalnya strategi pada akhirnya. Jadi dengan kata lain strategi adalah

suatu rencana yang dibuat oleh para pemimpin agar dapat mencapai tujuan yang

diinginkan.

Partisipasi politik masyarakat desa akan berjalan dengan lancar

apabila ada perilaku politik dari masyarakat desa dan sosialisasi politik secara

komunikasi politik yang baik dari para bakal calon kepala desa mengenai visi dan

misi atau program kerja yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan sosialisasi politik

yang akan dilakukan oleh para bakal calon kepala desa biasanya dilakukan jauh-

jauh hari sebelum penyelenggaraan pemilihan berlangsung dengan cara yang

13
sangat menegangkan, panas, penuh dengan teknik, teror dan syarat dengan modal

(politik uang). Umumnya, para calon kepala desa memiliki jaringan kekeluargaan

yang sangat kuat, solid dan kompak serta memiliki modal uang paling memiliki

potensi

yang besar untuk memenangkan sebagai kepala desa. Para bakal calon biasanya

orang yang kuat secara politik dan ekonomi di desanya.

Seperti halnya di Desa Karyamukti yang telah menyelenggarakan

pemilihan kepala desa sebagai wujud pesta rakyat. Sehingga dalam pemilihan

kepala desa ini, masyarakat di Karyamukti memilih Kepala Desa untuk periode

2020-2026.

Desa Karyamukti merupakan salah satu desa yang terletak didaerah

pegunungan, Desa Karyamukti adalah salah satu desa yang masuk dalam wilayah

Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis. Desa tersebut memiliki jumlah

penduduk 6.578 jiwa, dimana terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 3.366 jiwa

dan penduduk perempuan 3.202 jiwa. Penduduk Desa Karyamukti merupakan

penduduk yang bersuku Sunda.

Peserta atau calon yang ikut berpartisiasi dalam pemilihan Kepala

Desa di Desa Karyamukti adalah 4 calon, ke empat calon tersebut akan bersaing

dalam ajang pesta rakyat untuk mendapatkan simpati dari warga Desa

Karyamukti. Keempat Calon kepala desa ini tentunya memiliki visi dan misi yang

bereda satu dengan lainnya, visi misi mereka merupakan ungkapan keinginan dan

niat mereka yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan langkah-langkah

mereka apabila terpilih oleh masyarakat sebagai Kepala Desa, yang bertujuan

14
untuk mengembang dan mengelola potensi-potensi yang terdapat di Desa

Karyamukti. Dalam visi dan misi mereka bertujuan untuk kemajuan desa

Karyamukti. Selain visi dan misi, para calon kepala desa mempersiapkan cara atau

strategi politiknya untuk meraup dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat.

Berikut ini adalah nama calon dan nomor urut calon kepala Desa yang akan

bersaing dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Karyamukti:

1. Bapak Oceng, Nomor urut 1

2. Bapak Sudaryat Candra, Nomor urut 2

3. Bapak Warji, Nomor urut 3

4. Bapak Andry Suwandi, Nomor urut 4

Ada fenomena yang unik dan menarik, dari Bapak Andry Suwandi

calon kepala desa nomor urut 4, beliau bukan merupakan penduduk asli desa

Karyamukti, tetapi bisa mendapatkan simpati warga sebagai menjadi Kepala Desa

terpilih. Beliau mampu mengalahkan ketiga calon yang lain. Ketiga calon tersebut

merupakan putra daerah dan penduduk asli Desa Karyamukti. Ketertarikan dan

kepenasaran saya dalam proses pemilihan kepala Desa di Desa Karyamukti ini

adalah atas keberhasilan Bapak Andry Suwandi, nomor urut 4 sebagai Kepala

Desa terpilih yang notabene beliau bukan warga asli desa Karyamukti.

Berdasarkan hal tersebut maka saya tertarik mengambil judul yang berkaitan

dengan strategi kampanye yang digunakan Bapak Andry dalam Pemilihan Kepala

Desa di Desa Karyamukti.

15
Berkaitan dengan hal tersebut,maka terdapat beberapa hal yang

menarik untuk dilakukannya penelitian berkaitan dengan Pemilihan Kepala Desa

di Desa Karyamukti, yaitu:

1. Alasan ketertarikan warga masyarakat untuk memilih Andry Suwandi sebagai

Kepala Desa di Desa Sukamukti, meskipun beliau bukan warga asli Desa

Karyamukti.

2. Strategi yang digunakan oleh Andry Suwandi untuk menarik simpati

masyarakat Desa Sukamukti.

3. Strategi politik dan strategi kampanye yang digunakan sehingga memperoleh

suara terbanyak dan menjadi Kepala Desa terpilih.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mencoba untuk meneliti

“Strategi Kampanye Pemilihan Kepala Desa Tahun 2020 (Studi Kasus :

Kemenangan Andry Suwandi dalam pemilhan kepala desa di desa karyamukti

Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis)”.

1.2 Rumusan Masalah

Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka penulis

harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana

harus pergi dan dengan apa ia melakukan penelitian. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pentingnya perumusan masalah adalah agar diketahui arah

jalan suatu penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan masalah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

16
1. Bagaimana Strategi politik Kepala Desa terpilih Andry Suwandi Pada

Pilkades di Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis

Tahun 2020

2. Strategi Kampanye yang digunakan oleh Andry Suwandi dalam Pemilihan

Kepala Desa di Desa Karyamukti.

1.3 Tujuna Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah tentunya

mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Strategi politik Kepala Desa terpilih Andry Suwandi

Pada Pilkades di Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar Kabupaten

Ciamis Tahun 2020.

2. Untuk mengetahui Strategi Kampanye yang digunakan sehingga kandidat

tersebut dapat memenangkan Pimilihan Kepala Desa di Desa Karyamukti

Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis Tahun 2020

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

berguna bagi semua pihak baik secara teoritis maupun praktis, yaitu :

1. Kegunaan Teoritis

a. Sebagai tambahan literatur atau bahan kajian dalam studi ilmu

pemerintahan.

17
b. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ingin

mengetahui strategi kampanye pemilihan kepala desa tahun 2020.

c. Menambah bahan kepustakaan pada program studi ilmu pemerintahan

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih dan

menentukan kepala daerah guna terciptanya interaksi politik yang

memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat selanjutnya.

b. Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga

kehidupan berpolitik masyarakat lebih baik kedepannya, terutama

dalam membentuk sikap dan tingkah laku politik mereka.

c. Sebagai masukan bagi para kompetitor pilkades di Kecamatan

Banjaranyar Desa Karyamukti pada periode berikutnya agar

menjalankan amanah konstitusi dan menjunjung nilai-nilai demokrasi

serta merealisasikan visi misi yang disosialisaikan kepada masyarakat

agar terciptanya sebuah keseimbangan sistem politik yang baik di

Desa Karyamukti.

18
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN MASALAH

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan

dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di

samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian

serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian.

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu

yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat

ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum

terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya). Dengan melakukan

langkah ini, maka akan dapat dilihat sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian

yang hendak dilakukan. Kajian yang mempunyai relasi atau keterkaitan dengan

kajian ini antara lain :

1. Penelitian yang berjudul “Strategi Kampanye Kepala Desa terpilih desa

Danau Rata tahun 2013 (Studi Pada Kepala Desa Terpilih Siswanto Di

Desa Danau Rata Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim

Provinsi Sumatera Selatan)” yang diteliti Oki Vanzelen Universitas

Lampung (2016)

Penelitian tersebut membahas tentang pemilihan kepala desa secara

langsung di Desa Danau Rata Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara

Enim pada tanggal 8 Desember 2013, dimana masyarakat desa Danau Rata

mempunyai hak dalam menentukan pemimpin desanya. Calon Kepala Desa

19
Siswanto merupakan salah satu calon yang ikut ambil bagian dalam

pertarungan Pilkades tersebut. Dalam rangka menghadapi pilkades Desa Danau

Rata tersebut, calon Kepala Desa Siswanto pun melaksanakan proses

kampanye politik. Salah satu bentuk strategi kampanye dan komunikasi politik

calon kepala desa terpilih yang sukses mengungguli perolehan suara lebih dari

setengah jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Desa Danau Rata sehingga dapat

mengalahkan lawan calon lainnya.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang akan dilaksanakan,

keduanya menggunakan persamaan metode kualitatif sama-sama membahas

strategi salah satu calon kepala desa dalam memenangkan pemilihan.

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan Oki Vanzelen membahas latar

belakang dari calon kepala desa dikarnakan Permasalahan citra diri dari calon

kepala desa nomor urut 1, selama ini yang dinilai kurang baik karena

banyaknya permasalahan pada calon tersebut, sementara penelitian berfokus

pada strategi kemenangan seorang pendatang baru yang bukan asli daerah akan

tetapi bisa memenangkan pemilihan kepala desa di desa Danau Rata

Kecamatan Sungai Rotank KabupatenarMuara Enim.

Hasil Penelitian ini menunjukan Penggunaan strategi kampanye Siswanto

dapat terlihat saat kampanye dilakukan, bahkan dalam kurun waktu selama 3

tahun sebelum pencalonanpun, calon kepala desa nomor urut 1 ini sudah

melakukan pencitraan diri dengan cara pendekatan kepada masyarakat dengan

bentuk memberi bantuan apabila masyarakat desa tersebut ada yang sakit dan

mau berobat kerumah sakit dia membantu mengantar dan mengurus surat-

20
menyuratnya tanpa meminta bayaran ataupun imbalan dari orang yang

dibantunnya. Hal inilah yang merupakan salah satu nilai beda dari calon

Kepala Desa Siswanto dibandingkan dengan ketiga calon kandidat lainnya.

Permasalahan citra diri dari calon kepala desa nomor urut 1, selama ini yang

dinilai kurang baik karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang terjadi

seperti pernah mendapatkan hukuman kurungan (Pidana) pada masa sebelum

mencalonkan diri sebagai kepala desa, calon kepala desa tersebut tidak akan

mendapatkan dukungan yang cukup besar dari masyarakat desa tersebut,

namun pada kenyataan yang terjadi calon kepala desa nomor urut 1 ini mampu

memenangkan pilkades tersebut dan tentulah adanya suatu strategi kampanye

yang dilakukan sehingga dapat memenangkan pilkades tersebut.

2. Penelitian yang berjudul” STRATEGI PEMENANGAN KANDIDAT

KEPALA DESA” (Studi Kasus Kemenangan Polisi dalam Pemilihan

Kepala Desa di Desa Kebasen Kecamatan Kebasen Kabupaten

Banyumas), yang di teliti oleh Ratna Sulistiowati Universitas Semarang

2017

Penelitian tersebut membahas tentang Pemilihan Kepala Desa serentak di

Kabupaten Banyumas. Salah satu desa yang ikut serta dalam Pemilihan Kepala

Desa yaitu, Desa Kebasen Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Di

Desa Kebasen terdapat dua pasang calon yang maju menjadi Kepala Desa.

Salah satu kandidat calon kepala desa berasal dari Polisi yang bertugas di

Polsek Kebasen sedangkan calon kedua berasal dari masyarakat umum.

21
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang akan dilaksanakan,

keduanya menggunakan persamaan metode kualitatif. Persamaan lainnya

adalah penelitian terdahulu membahas strategi calon yang menang dalam

pilkades. Perbedaannya adalah kemenangan seorang anggota kepolisian yang

memang dalam pemilihan kepala desa bukan dari kalangan masyarakat biasa,

sementara penelitian berfokus pada strategi pemenangan kepala desa yang baru

pada pemilihan kepala desa di desa karyamukti kecamatan banjaranyar

kabupaten ciamis.

Hasil dari penelitian dan pembahasan ini menunjukan bahwa strategi

pemenangan yang digunakan yaitu dengan melakukan endongsistem, melalui

pendekatan kewarga dan menawarkan program-program beserta visi dan

misinya, kemudian memetakan basis massa dengan lebih memberdayakan

keluarga, strategi yang selanjutnya yaitu dengan hubungan timbal balik yang

dilakukan oleh Sholehan yaitu dengan memberikan bantuan ke warga baik

berupa jasa atau materiil jauh sebelum pemilihan dilangsungkan, sehingga pada

saat pemilihan berlangsung warga akan memberikan hak suaranya kepada

Sholehan.

3. Penelitian yang berjudul “STRATEGI POLITIK DALAM PEMILIHAN

KEPALA DESA (Studi Kasus : Pada Kepala Desa Terpilih Rumbin Sitio

di Desa Tengganau Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Provinsi

Riau Tahun 2017), yang diteliti oleh Riko Hardiono Padang, Universitas

Sumatera Utara 2018.

22
Penelitian ini mencoba menguraikan strategi pemenangan Rumbin sitio

dalam pilkades Desa Tengganau tahun 2017 di Kecamatan Pinggir, Kabupaten

Bengkalis. Strategi politik yang dilakukan Rumbin Sitio membuahkan hasil

pada pilkades Desa Tengganau tahun 2017. Visi dan Misi Rumbin Sitio

menjadi senjata politik yang diapresiasi oleh masyarakat untuk kesejahteraan

Desa Tengganau. Dengan melihat permasalahan ini, maka peneliti akan strategi

pemenangan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah dalam pemilukada Aceh tahun

2017-2022 di Kecamatan Nurussalam, Gampong Meudang Ara. Teori yang

digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah teori strategi

politik dan marketing politik.

Teori yang digunakan dalam menjelaskan permasalahan ini yakni teori

marketing politik, teori political branding, positioning, dan teori komunikasi

politik, menjadi suatu konsep untuk menjawab sebuah permasalahan dalam

strategi politik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan

wawancara sebagai teknik utama pengumpulan data, penelitian ini

mengandalkan hasil analisis dari data wawancara yang diperoleh dan

relevasinya dengan teori yang digunakan.

Strategi politik digunakan untuk mewujudkan cita-cita politik dalam

mendapatkan suatu kekuasaan. Sehingga marketing politik, politikal branding,

positioning dan komunikasi politik menajdi suatu konsep dalam proses

pemilihan Kepala Desa.

4. MODEL KOMUNIKASI POLITIK KEPALA DESA PADA PEMILIHAN

KEPALA DESA DI LAMUNRE TENGAH KECAMATAN BELOPA

23
UTARA KABUPATEN LUWU, yang diteliti oleh Muh Rivaldi A Tadda,

Universitas Muhammadiyah Makassar 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model komunikasi politik

kepala desa pada pemilihan kepala desa di Lamunre Tengah Kecamatan Belopa

Utara Kabupaten Luwu. Dari segi akademik penelitian ini diharapkan agar

dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pemerintahan.

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Luwu, tempatnya di desa

Lamunre Tengah dengan menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian

yang digunakan bersifat deskriptif, pengumupulan data menggunakan teknik

observasi dan wawancara. Data dikumpulkan dari berbagai sumber dan teknik

penentuan informan dilakukan dengan memilih informan yang berperan dan

terlibat secara teknis dalam model komunikasi politik pada pemilihan kepala

desa di Lamunre Tengah Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model komunikasi politik yang

digunakan oleh Suradi DM dalam memenangkan Pemilihan Kepala Desa

(PilKaDes) di Desa Lamunre Tengah Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten

Luwu, ialah: (1) Komunikasi politik konteks tinggi yang dilakukan oleh Suradi

DM ini dapat dilihat dari selogan dan pola komunikasinya dengan beberapa

tokoh masyarakat yang ada di Desa Lamunre Tengah. Adapun selogan yang

dikampayekan oleh Suradi DM ialah “MUDA MANDIRI MAJU”. (2)

Komunikasi Politik Konteks Rendah, Suradi DM bersama timnya dalam

menggalang dukungan dari masyarakat, menggunakan komunikasi politik yang

sederhana dengan pendekatan yang memungkinkan untuk masuk disetiap

24
kalangan masyarakat. Komunikasi konteks rendah ini dilakukan dengan

mendatangi masyrakat mulai dari keluarga terdekat dengan lansung

mengutarakan maksud dan tujuan dengan bahasa yang sederhana.

2.1.2 Landasan Teori

A. Strategi Politik

1. Pengertian Strategi Politik

Sesuatu hal atau perkara bahkan tujuan, yang akan kita capai tdak

lepas dengan namanya cara, teknik, atau strategi yang digunakan untuk

sampai kepada titik akhir yang disebut dengan hasil. Sama halnya dengan

pemilihan, baik pemilihan Kepala Daerah ataupun pemilihan Kepala Desa,

kenapa seorang calon atau kandidat Kepala Daerah atau Kepala Desa bisa

mengalahkan pesaingnya?, tentu saja hal tersebut, strategi poloitik pun

menjadi hal yang penting dan rahasia. Strategi politik menjadi penting

karena merupakan cara untuk mengambil simpati para pemilih, sedangkan

kenapa strategi polotik itu menjadi sebuah rahasia, dikarenakan strategi

merupakan senjata atau kekuatan yang digunakan dan bersifat tidak boleh

diketahui oleh musuh atau pesaing lain.

Strategi merupakan suatu tindakan yang terstruktur yang akan

dilakukan untuk saat ini ataupun mendatang guna mencapai suatu tujuan

tertentu pada masa depan. Strategi komunikasi politik adalah keseluruhan

keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan saat ini, guna

mencapai tujuan politik pada masa depan.

25
Menurut Firmanzah (2008:109) strategi politik adalah suatu

pendekatan komunikasi politik perlu dilakukan oleh para kontestan atau

bakal calon untuk dapat memenangkan pemilu. Para kontestan atau bakal

calon perlu melakukan kajian untuk mengidentifikasi besaran

pendukungnya, massa mengambang dan pendukung kontestan atau bakal

calon yang lainnya. Identifikasi ini dilakukan untuk menganalisis kekuatan

dan potensi suara yang akan diperoleh pada saat pemilihan, juga untuk

mengidentifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-

masing kelompok pemilih. Strategi perlu dipikirkan oleh setiap kandidat

karena pesaing atau lawa juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk

memenangkan persaingan politik. Dipihak lain, kedekatan ideologis juga

menjadi sebuah kekuatan untuk menarik pemilih ke dalam bilik suara dan

mencoblos kontestan yang mempunyai ideologi yang sama. Pemilih ini

biasanya tidak terlalu 12 memperdulikan mengenai program kerja atau visi

dan misi yang ditawarkan oleh kontestan atau para calon Kepala Desa.

Dalam pemasaran politik selalu diawali dengan pembentukan tim

kerja yang sering disebut dengan tim sukses. Tim suskses diambil dari

tenagatenaga profesional yang sesuai dengan tugas dan fungsinya yang

terdiri dari:

a. Penasehat Penasehat berfungsi memberikan masukan dalam hal


startegi dan langkah-langkah yang perlu diambil calon dalam
mencapai tujuan, seperti halnya dalam memenangkan pemilihan
dan merangkul pihakpihak yang menentukan dalam pemberian
suara. Penasehat yang ditunjuk biasanya mempunyai pengalaman
yang sudah matang dan juga mengikuti perkembangan yang ada
di dalam masyarakat.

26
b. Tim Riset Tim riset kelompok para peneliti yang bertugas untuk
mengumpulkan informasi yang relevan mengenai pendapat
masyarakat terhadap kapabilitas calon dan juga menentukan peta
politik pemilih.
c. Tim kampanye Tim kampanye adalah mereka yang
merencanakan dan menggerakan kampanye untuk memasarkan
calon. Biasanya dalam sebuah tim kampanye terdapat ketua yang
memiliki keahlian dalam bidang perencanaan dan strategi. Ketua
kampanye merupakan orang yang mengkoordinir semua langkah
dan strategi untuk memenangkan calon. Ketua kampanye
menentukan jadwal kapan calon tampil di muka umum dan siapa
tokoh-tokoh kunci yang harus mendampinginya, demikian pula
tempat-tempat yang akan dikunjungi.
d. Tim Penggalangan Masa Mereka adalah orang-orang yang
direkrut untuk menggalang masa, baik untuk kepentingan suara
untuk menunjukan kekuatan kandidat kepada masyarakat dan
calon pemilih. Penggalang masa juga dilakukan untuk
mengingatkan para pemilih untuk datang ramai-ramai ke tempat
pemungutan suara (TPS).
e. Tim Pengamat (intelijen) Kelompok ini dibentuk untuk mengamati
dan mengawasi tindak tanduk lawan kandidat yang akan
membahaykan citra calon kandidat. tim intelijen mengumpul dan
menyampaikan informasi (data) untuk segera diambil tindakan
mengatasi hal tersebut. f. Tim pengumpul suara Terdiri dari
orang-orang yang direkrut karena pengaruhnya yang besar dalam
masyarakat mereka biaanya memiliki kedudukan sosial ekonomi
yang terpandang, misalnya imam desa, tokoh- tokoh adat yang
disegani 13 oleh masyarakat. para tokoh-tokoh masyarakat ini
digalang untuk menjadi pengumpul suara karena pengaruhnya
(Cangara, 2011:226).

2. Strategi Pemenangan

Strategi pemenangan merupakan rumusan dari skenario kegiatan yang

dirancang sedemikian rupa untuk memenangkan pemilihan umum, khususnya

pemilihan kepala desa secara langsung. Strategi pemenangan yang diterapkan

bisa beragam namun pada umumnya diawali dengan analisis posisi pasar

kontestan, yang hasilnya kemudian digunakan untuk menentukan langkah

strategi selanjutnya. Semuanya dimungkinkan oleh penerapan strategi dan

teknik komunikasi pemasaran yang sistematis dan rasional yang merupakan

27
umpan paling efektif untuk menjaring simpatisan pemilih. Dalam menyusun

strategi pemenangan yang harus diperhatikan adalah bagaimana calon kandidat

secara khusus melakukan sosialisasi yang tepat dan melakukan komunikasi

politik yang efektif. Michael Rush dan Philip Akthoff berpendapat bahwa

komunikasi dan sosialisasi politik penting untuk dapat memberikan informasi

dan pengaruh bagi masyarakat setempat. Tentunya dengan komunikasi yang

dialogis antar pemimpin dan rakyat, saling memberi dan menerima pendapat

sehingga diantara keduanya terikat jalinan kepentingan untuk saling membantu

(dalam Pahmi, 2010:11).

Penetapan strategi merupakan langkah penting yang memerlukan

penanganan secara hati-hati sebab jika penetapan strategi salah maka hasil

yang diperoleh bisa fatal oleh karena itu strategi merupakan rahasia yang harus

disembunyikan oleh para perencana kampanye. Dalam strategi terdapat prinsip

yang harus diterapkan yaitu “tidak ada sesuatu yang berarti dari 14 segalanya

kecuali apa yang akan dikerjakan oleh musuh, sebelum mereka

mengerjakannya”. Marthin-Anderson merumuskan “strategi adalah seni

dimana melibatkan inteligensi atau pikiran untuk membawa semua sumber

daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan

yang maksimal dan efisien”. Strategi menghasilkan gagasan dan konsepsi yang

dikembangkan oleh paraa praktisi. Middledotn menyatakan “strategi

komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen kumunikasi dari

komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pengaruh efek yang

dirancang untuk mencapai tujuan yang optimal (dalam Cangara, 2011:236).

28
Menurut Peter (dalam Pito, 2006:198) pada dasarnya strategi politik

dibagi menjadi dua yaitu strategi ofensif (menyerang), dan strategi defensif

(bertahan). Strategi ofensif dibagi menjadi strategi untuk memperluas pasar dan

strategi untuk menembus pasar, sedangkan strategi defensif menyangkut

strategi untuk mempertahankan pasar dan strategi untuk menutup atau

menyerahkan pasar.

Sehingga dalam membuat sebuah strategi pemenangan, langkah-

langkah dan strategi yang dipakai itu jelas sangat penting, karena tanpa adanya

perencanaan yang benar-benar maka kampanye itu akan sia-sia. Karena seperti

kita ketahui tujuan dari adanya tim pemenangan dan tim sukses yang

melakukan kampanye Dalam menentukan strategi, baik kampanye ataupun

strategi pemenangan kampanye juga harus jelas dan mudah dipahami oleh

masyarakat. Dengan demikian kita dapat menganalisisnya menggunakan

analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats).

Kekuatan yang dimiliki seperti halnya kekuatan penggerak contohnya

yaitu dari kalangan pemuda serta banyaknya tokoh-tokoh masyarakat yang

digunakan sebagai pengumpul suara. Kelemahan kelemahan yang dimiliki juga

harus dicarikan solusi penyelesainnya agar tidak menjadi faktor penyebab

kekalahan dalam pemilihan. Peluang atau kesempatan dalam kampanye juga

harus di analisis salah satunya, yaitu adanya bantuan dari pihak luar seperti

pemberian kaos, setiker atau topi. Sedangkan ancaman adalah faktor terakhir

yang harus dianalisis untuk sebuah kampanye misalnya tekanan untuk tidak

29
memberi suara pada pemilu, money politik, kekurangan dana, kebocoran

strategi dan lain sebagainya.

3. Strategi Kampanye

Sejalan dengan Pemikiran Steinberg (dalam buku Toni Andrianus,

dkk, 2006:196) mengatakan bahwa strategi adalah rencana untuk tindakan,

penyusunan dan pelaksanaan. Strategi yang digunakan pada akhirnya akan

mempengaruhi terhadap kesuksesan dan kegagalan. Hal tersebut juga terjadi

pada seseorang dalam hal ini calon kandidat Kepala Desa yang akan mengikuti

kontenstasi Pemilihan Kepala Desa. Sementara sejalan dengan pemikiran Carl

Vob Clausewitz dalam buku Toni Andrianus,dkk, beliau mengatakan bahwa

perbedaan antara taktik dan strategi yaitu taktik adalah seni menggunakan

“kekuatan bersenjata” dalam pertempuran untuk memenangkan peperangan

dan bertujuan mencapai perdamaian, sedangkan, strategi adalah rencana untuk

tindakan, penyusunan dan pelaksanaan yang berkaitan dengan kesuksesan dan

kegagalan dalam suatu kegiatan, seperti Pemilihan Kepala Desa ysng

diselenggarakan di wilayah Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar

Kabupaten Ciamis.

Adapun jenis-jenis strategi sebagai berikut :

1. Strategi Ofensif

Bagi Schoder, strategi ofensif selalu dibutuhkan misalnya apabila partai

ingin mengingkatkan jumlah pemilihnya atau apabila pihak eksekutif ingin

mengimplementasikan sebuah proyek. Dalam kedua kasus tersebut harus

lebih banyak orang yang memiliki pandangan positif terhadap partai atau

30
proyek tersebut, sehingga kampanye tersebut berhasil. Yang termasuk

strategi ofensif adalah strategi memperluas pasar dan strategi menembus

pasar.

a. Strategi Perluasan Pasar

Strategi perluasan pasar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1) Dalam Kampanye Pemilu

Dalam kampanye pemilu, strategi perluasan pasar yang ofensif

bertujuan untuk membentuk kelompok pemilih baru disamping para

pemilih yang telah ada. Oleh karena itu harus ada penawaran baru atau

penawaran yang lebih baik bagi para pemilih yang selama ini memilih

partai pesaing. Jadi yang dibahas disini adalah strategi persaingan

yang faktual, dimana berbagai partai bertarung untuk kelompok

pemilih dalam sebuah kompetisi. Strategi semacam ini perlu

dipersiapkan melalui sebuah kampanye pengantar untuk menjelaskan

kepada publik tentang penawaran mana saja yang lebih baik

dibandingkan dengan partai-partai lainnya. Bagi partai sendiri harus

ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dan dipertimbangkan

diantaranya harus ada pernyataan bahwa partai berorientasi program

yang baru yang bersifat melengkapi, bersamaan dengan

ditampilkannya program baru maka partai juga ikut berubah, program-

program yang ada harus dipasangkan dengan individu-individu yang

menunjukkan keselarasan antara program dan individu dan program

atau tema baru tidak dapat muncul secara tiba-tiba.

31
2) Dalam Implementasi politik

Dalam kasus ini, produk baru yang ditawarkan yaitu politik baru

atau lebih tepatnya keuntungan yang dihasilkan politik baru

tersebut,perlu diiklankan.disini pihak eksekutif seringkali salah

bertindak karena produk dan keuntungan yang ditawarkannya tidak

dirumuskan secara jelas, sehingga tidak dapat dimengerti oleh

warga. Sebelum pelaksanaan, perlu dilakukan pekerjaan

kehumasan yang cukup karena apabila hal ini tidak dilakukan

proyek tersebut sewaktu-waktu dapat didiskriminasikan. Produk

atau politik yang sejak lama sudah ada di pasaran dan belum

berhasil diimplementasikan secara sukses,atau bahkan gagal

mengarah kepada perluasan pasar jika tetap menggunakan namanya

yang lama produk atau politik semacam ini membutuhkan nama

yang baru, deskripsi baru dari keuntungan yang ditawarkan dan

apabila diinginkan juga sebuah kemasan baru yang dihubungkan

dengan individu-individu baru.pertentangan internal perlu diatasi,

sedapat mungkin sebelum dilakukan kampanye terbuka atas produk

atau politik tersebut.

b. Strategi Menembus Pasar

Menurut Peter Schoder, strategi menembus pasar bukan

menyangkut ditariknya pemilih lawan atau warga yang selama ini

tidak aktif dengan memberikan penawaran yang lebih baik atau

baru, melainkan penggalian potensi yang sudah ada secara lebih

32
optimal, atau penggalian bagian yang dimiliki dalam kelompok

target dimana keberhasilan telah diraih sebelumnya. Tujuan yang

dimiliki misalnya adalah diperolehnya hasil yang lebih baik dalam

sebuah target, hal ini menyangkut pemasaran program yang dimilki

secara lebih baik dan peningkatan intensitas keselarasan antara

program dan individu, seperti halnya memperbesar tekanan

terhadap kelompok-kelompok target. Bagi organisasi ini, berarti :

1) Peningkatan motivasi multiplikator dan pemegang jabatan,

melalui iklan keuntungan yang ditawarkan secara lebih baik.

2) Pemanfaatan jalur komunikasi yang baru.

3) Perbaikan argumentasi melalui pembinaan.

4) Penggerakan emosi kelompok target dengan memanfaatkan

iklim/keadaan tertentu atau dengan menciptakan gambaran

musuh bersama.

2. Strategi Defensif

Strategi defensif akan muncul ke permukaan, misalnya apabila partai

pemerintah atau sebuah koalisi pemerintahan yang terdiri atas beberapa

partai ingin mempertahankan mayoritasnya atau apabila pasar ingin

dipertahankan. Selain itu strtegi defensif juga dapat muncul apabila sebuah

pasar tidak akan dipertahankan lebih lanjut atau ingin di tutup, dan

penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan sebanyak mungkin.

Pada strategi ini terdiri dari strategi mempertahankan pasar dan

menyerahkan pasar.

33
a. Strategi Mempertahankan Pasar

Strategi ini merupakan strategi yang khas untuk mempertahankan

mayoritas pemerintah. Dalam kasus semacam ini partai kan memelihara

pemilih tetap mereka dan memperkuat pemahaman para pemilih

musiman sebelumnya terhadap situasi yang berlangsung. Terhadap partai

oposisi yang menyerang, partai pemerintah kan berusaha mengaburkan

perbedaan yang ada dan membuat perbedaan tersebut tidak dapat dikenali

lagi. Untuk itu mereka menggunkan berbagai rincian strtegi yang

berbeda, seperti misalnya strategi yang disebut sebagai strategi

disinformasi. Partai yang ingin memperthankan pasar, akan mengambil

sikap yang bertentangan dari partai-partai yang menerapkan strategi

ofensif. Partai-partai yang menerapkan strategi defensif justru ingin agar

perbedaan yang ada tidak dikenali. Dalam hubungannya dengan

multiplikator dan aliansi, partai-partai yang menerapkan strategi defensif

menjalankan sebuah pemeliharaan secara intensif kepada mereka. Data-

data tentang keberhasilan yang diperoleh disebarluaskan pada lingkungan

sekitar. Investasi terutama dilakukan dalam bidang kehumasan. Dalam

organisasi, proses semakin dipermudah, rutinitas dikembangkan dan

dengan demikian pengeluaran pun ditekan.

b. Strategi Menyerahkan Pasar

Contoh dari strategi menyerahkan pasar ini adalah apabila dua minggu

setelah pemungutan suara kedua hanya boleh diikuti dua kandidat yang

memperoleh suara terbanyak dalam pemungutan suara pertama, maka

34
para kandidat lainnya dihadapkan pada pertanyaan strategi apa yang akan

diterapkan dalam 14 hari tersebut, dalam hal ini tidak ada pasar yang

dipertahankan. Namun apabila kandidat terpaksa menyerahkan pasarnya,

mereka harus mempertegas ketidakikutsertaannya dengan memberikan

alasan yang mendasar dan mengusulkan pilihan lain. Dalam usulan ini

terletak suatu tugas yang 15 dimanfaatkan secara strategis. Tentu saja

kondisi-kondisi suatu usulan pemilu dapat diperdebatkan dengan para

kandidat lainnya. Hal ini dapat mencakup masalah persetujuan politik

hingga pembagian kekuasaan, dan perlu disertai dengan kampanye

informasi bagi para multiplikator.

Adapun jenis kampanye menurut Charles U larson terdapat tiga

jenis kampanye yakni :

1. Product-oriented Campaigns adalah kampanye yang berorientasi pada

produk, umumnya terjadi dilingkungan bisnin. Motivasinya adalah

memperoleh keuntungan finansial,

2. Candidat-oriented Campaigns adalah kampanye yang berorientasi pada

kandidat, umunya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik.

Karena itu jenis kampanye ini dapat disebut pula sebagai political

campaign (kampanye politik)

3. Ideologically or cause oriented Campaign adalah jenis kampanye yang

berorientasi kepada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan berdimensi

perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah kotler

disebut juga social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan

35
untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan

prilaku publik yang terkait.

B. Pemilihan Kepala Desa

1. Pengertian Kepala Desa

Desa merupakan struktur terkecil yang terdapat dalam pemerintah.

Dikarenakan merupakan suatu struktur, maka desa memiliki komunitas dan

wilayah. Saat kita berbicaara komunitas dan wilayah, maka disitulah kita

berbicara tentang sosok yang mampu mengendalikan komunitas dan

wilayah tersebut. Sosok yang dianggap mampu menjadi kepala yang

mengatur tata hidup dan kehidupan diwilayahnya, sosok tersebut adalah

seorang Kepala Desa. Kepala Desa tidak bisa berdiri sendiri berdasarkan

kemauan sendiri, tetapi berdasarkan pilihan warga yang dipilih melalui

pemilihan Kepala Desa.

Desa merupakan suatu komunitas kecil yang ada disetiap belahan

dunia seperti halnya di Indonesia. Sebagian besar warga masyarakat

Indonesia berdomisili di wilayah pedesaan. Desa secara resmi dijadikan

kesatuan terkecil dari pemerintahan. Keadaan tersebut ditetapkan dalam

peraturan resmi negara dan dijadikan sebagai wilayah terkecil mobilitas

pembangunan. Model pemerintahan desa diseragamkan di seluruh indonesia

meski banyak yang masih memegang model kepemimpinan adat. Meskipun

pemerintah tetap ada namun pengaruh dan keputusan tentang komunitas

tetap berada pada penguasa yang ada di masyarakat desa. Desa di pimpin

36
oleh seorang Kepala desa yang nantinya akan menjalankan segala tugas dan

kewajibannya dalam pemerintahan.

Kepala desa adalah pemimpin desa yang menjalankan serta mengatur

segala kegiatan yang ada dalam pemerintahan desa dan juga mampu 22

menerima aspirasi masyarakat dan mampu menjalankan tugas serta

kewajibannya dalam pemerintahaannya. Berdasarkan Undang-Undang No 6

Tahun 2014 tentang Desa dalam pasal 26 ayat (1) dijelaskan bahwa tugas

Kepala Desa adalah menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan

Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan

masyarakat Desa.

Dalam tugas yang telah tertuang dalam Undang-Undang No 6 Tahun

2014 pasal 26 ayat (1), yang pertama yaitu menyelenggarakan Pemerintahan

Desa, dalam hal ini yaitu pelaksanaan urusan desa, seperti pembuatan

peraturan desa yang nantinya digunakan untuk mengatur masyarakat desa,

pembentukan Badan Usaha Milik Desa, dan juga membangun kerja sama

antar desa lainnya. Kedua, melaksanakan pembangunan Desa, yang

dimaksud dengan pelaksanaan pembangunan desa yaitu dengan

menyediakan fasilitas umum bagi masyarakat desa, seperti pembangunan

jalan desa, pasar desa, irigasi desa, serta pusat pelayanan kesehatan yang ada

di desa. Ketiga yaitu pembinaan kemasyarakatan desa, dengan

melaksanakan pelatihan bagi masyarakat desa baik dalam bidang ekonomi,

pendidikan, sosial dan budaya.

37
Tugas seorang Kepala Desa dalam peningkatan sumber daya

manusianya melalui pemberdayaan masyarakat desa, dengan

mempersiapkan suatu wadah ketrampilan bagi masyarakat desa guna

meningkatkan kehidupan masyarakat baik dari segi ekonomi atau sumber

daya masyarakatnya dengan membangun usaha bersama dibawah

pemerintahaan desa. Adapun wadah usaha yang telah dijalankan akan

meningkatkan dan memajukan Badan Usaha Milik Desa yang mampu

bekerjasama dengan desa lainnya atau investor yang bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan desa. Dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

ketentuan ayat (1) pasal 26 dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2014

tentang Desa, Kepala Desa berwenang:

a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa


b. mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa
c. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa
d. menetapkan Peraturan Desa
e. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
f. membina kehidupan masyarakat Desa
g. membina ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa
h. membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif
untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa
i. mengembangkan sumber pendapatan Desa
j. mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa
k. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa
l. memanfaatkan teknologi tepat guna
m. mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif
n. mewakili Desa di dalam dan diluar pengadilan atau menunjukan
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundangundangan
o. melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Kepala desa diberikan penghasilan
tetap setiap bulan dan tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan
keuangan desa yang ditetapkan setiap tahun dalam APBDesa.

38
Penghasilan tetap tersebut paling sedikit sama dengan upah
minimum regional kabupaten/kota (dalam Nurcholis, 2011:77).

2. Pemilihan Kepala Desa


Seorang kepala desa dipilih langsung oleh warga desa dan tata cara

pemilihan serta pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Daerah yang

berpedoman pada Peraturan Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah kabupaten. Dalam proses pemilihan kepala desa diselenggarakan

oleh panitia pemungutan kepala desa yang dibentuk oleh BPD. Calon kepala

desa yang memperoleh suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Desa,

ditetapkan sebagai kepala desa.

Kepala desa dapat berhenti karena meninggal dunia, permintaan

sendiri atau karena diberhentikan dengan alasan pelanggaran-pelanggaran

kode etik ataupun pelanggaran yang sifatnya kriminal. Kepala Desa

diberhentikan karena:

a. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik oleh pejabat yang baru
b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa
d. Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan
e. Tidak melaksanakan kewajiban kepala desa
f. Melanggar larangan bagi kepala desa (Nurcholis, 2011:75)

Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan serentak satu kali dalam hari

yang sama di seluruh desa yang ada di Kabupaten Ciamis. Pemilihan Kepala

Desa dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan politik bagi warga

masyarakat untuk memahami mengenai nilai-nilai yang ada dalam sistem

politik yang ada di desa serta mengetahui bagaimana proses sosialisasi yang

ada di masyarakat secara langsung, selain hal tersebut masuarakat akan

39
lebih jeli dan teliti dalam memberikan hak suaranya kepada calon dengan

hati nurani.

Kegiatan pemilihan kepala desa secara langsung tersebut

mendewasakan masyarakat dalam berpolitik dan dapat dijadikan barometer

bagi suatu daerah tentang keberhasilan dalam pemilihan, sehingga

masyarakat dapat menentukan arah politik daerahnya sendiri apabila

menghadapi pemilihan legislatif ataupun pemilikan kepala daerah. Sebelum

proses pemilihan Kepala Desa terlebih dahulu dibentuk panitia pemilihan

desa yang dibentuk oleh BPD. Panitia Pemilihan Kepala Desa mempunyai

tugas dan wewenang yang sesuai dengan Peraturan Daerah yang sudah

dibuat. Panitia Pemilihan kepala desa harus berlaku adil, jujur, transparan,

dan penuh tanggung jawab.

Bakal Calon kepala desa yang merupakan warga baru di desa tersebut

yang dapat mencalonkan menjadi calon kepala desa minimal 1(satu) tahun

dan tidak terdapat catatan mutasi atau kepindahan data kependudukan atas

diri seseorang selama satu tahun terakhir. Sesuai dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Ciamis No 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Kepala Desa yaitu

pada pasal 21 mengenai persyaratan calon kepala desa sebagai berikut:

a. Warga Negara Republik Indonesia


b. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika
d. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau
sederajat
e. Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat
mendaftar

40
f. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
g. Penduduk desa setempat yang terdaftar dan bertempat tinggal
paling
kurang 1 (satu) tahun terakhir terhitung sebelum diterimanya berkas
lamaran oleh Panitia Pemilihan
h. Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara dengan hukuman
badan atau hukuman percobaan
i. Tidak sedang berstatus tersangka atau terdakwa karena tindak
pidana
kejahatan kesengajaan yang diancam dengan pidana penjara
j. Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan
pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
k. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindakan pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat
5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada public bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang
l. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan
menyeluruh dari Dokter Pemerintah
m. Tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali
masa jabatan
n. Sanggup bertempat tinggal di wilayah desa setempat
o. Berkelakuan baik.

Apabila ada warga kepala desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil

dan mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Desa harus mendaptkan izin

tertulis dari pejabat pembina kepegawaian. Apabila nantinya terpilih dan

diangkat menjadi Kepala desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara

dari jabatannya selama menjadi Kepala Desa tanpa kehilangan hak sebagai

pegawai negeri sipil. Hal ini 26 sesuai dengan Pasal 56 Peraturan Daerah

Kabupaten Ciamis No 8 tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Desa yaitu:

1) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri dalam pemilihan


Kepala Desa harus mendapatkan izin tertulis dari pejabat pembina
kepegawaian.

41
2) Dalam hal pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa, yang bersangkutan
dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi Kepala Desa
tanpa kehilangan hak sebagai pegawai negeri sipil
3) Pegawai negeri sipil yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala
Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak mendapatkan
tunjangan
Kepala Desa dan penghasilan lainnya yang sah.

Calon kepala desa terpilih menduduki masa jabatannya selama enam

tahun dan dapat menjabat menjadi kepala desa lagi untuk satu kali masa

jabatan. Kepala desa dilantik oleh Bupati atau walikota setempat. Telah

dijelaskan bahwa dalam Pemilihan Kepala Desa dijunjung tinggi asas yang

bersifat langsung. umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Didalam Pasal 61

Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 8 Tahun 2015 Tentang

Pemilihan Kepala Desa diuraikan mengenai beberapa asas yang harus

dijunjung dalam Pemilihan Kepala Desa yaitu:

1) Asas Langsung, dimaknai bahwa masyarakat desa yang sudah


memenuhi persyaratan sebagai pemilih secara langsung
melaksanakan pemilihan dan menjatuhkan pilihannya kepada salah
satu Calon yang berhak dipilih sesuai dengan yang dikehendakinya
2) Asas Umum, bahwa masyarakat desa yang sudah memenuhi
persyaratan sebagai pemilih sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih salah atu
dari calon yang berhak dipilih
3) Asas Bebas, masyarakat desa yang sudah memenuhi persyaratan
sebagai pemilih diberikan keleluasaaan dan kebebasan untuk
menentukan pilihannnya kepada salah satu calon sesuai dengan hati
nuraninya
4) Asas Rahasia, masyarakat yang sudah memenuhi persyaratan
sebagai pemilih dalam menjatuhkan pilihannya dijamin kerahasiaan
pilihannya, dalam artian pilihan yang dipilihnya hanya dirinya yang
mengetahuinya.
5) Asas Jujur, penyelenggaraan prosesi pemilihan dan semua
komponen yang terlibat baik Calon yang berhak dipilih, warga
masyarakat dan semua pemangku kepentingan dalam menjalankan

42
tugas dan fungsinya berlaku jujur dan transparan dalam
melaksanakan proses pemilihan.
6) Asas Adil, penyelenggaraan prosesi pemilihan Panitia Pemilihan
harus berlaku adil dan memberikan kesempatan yang sama terhadap
semua Calon yang berhak dipilih.

Dengan menggunakan asas-asas tersebut diharapkan penyelenggaraan

Pemilihan Kepala Desa akan dapat berlangsung secara demokratis dan

menghasilkan pemimpin Pemerintah Desa yang berkualitas. Proses awal

yang dimulai dari persiapan pembentukan panitia pemilihan sampai dengan

proses pelaksanaan pemilihan kepala desa akan menentukan hasil dari suatu

kegiatan pemilihan. Peraturan-peraturan tentang penyelenggaraan dan asas-

asas pemilihan dilaksanakan dan diterapkan dengan sungguh-sungguh

menjadi suatu indikator kredibilitas suatu kepanitian.

2.2 Pendekatan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka jenis penelitian yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah field research (penelitian

lapangan). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa informasi-

informasi tertulis atau lisan dari orang-orang terkait. Dalam penelitian ini

penulis mendapatkan informasi yang mendalam tentang Strategi Pemenangan

dan strategi kampanye yang digunakan oleh Andry Suwandy pada Pemilihan

Kepala Desa di Desa Karyamukti.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menganalisis penerapan

strategi pemenangan dan strategi kampanye Andry Suwandi pada Pemilihan

Kepala Desa di Desa Karyamukti tahun 2020. Penelitian yang sifatnya

43
kualitatif ini merupakan cara peneliti untuk berpikir secara induktif, yaitu

peneliti menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial melalui

pengamatan di lapangan, kemudian menganalisanya dan berupaya melakukan

penarikan kesimpulan berdasarkan apa yang diamati. Penelitian kualitatif

menghasilkan data deskriptif berwujud kata-kata tertulis atau lisan dari orang

dan perilaku yang diamati (observable). Jadi diharapkan dengan metode

penelitian ini, peneliti akan mudah untuk menggambarkan hasil penelitian.

Selain itu dengan pendekatan kualitatif ini, peneliti mendapatkan data berupa

hasil wawancara dengan narasumber yang sudah ditentukan untuk dikelola,

dimana peneliti tetap kritis terhadap data yang didapatkan.

Untuk mencapai suatu pemahaman tentang penelitian ini, yang

berkaitan dengan strategi yang digunakan, baik strategi pemenangan dan

strategi kampanye dalam pemilihan Kepala Desa dengan hasil dimana Andry

Suwandi merupakan Kepala Desa terpilih atau dengan kata lain sebagai

pemenang dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Karyamukti. Berikut ini

peneliti akan mencoba membuat rancangan berpikir atau kerangka berpikir

agar mudah untuk di pahami, berikut ini adalah Bagan Kerangka Berpikir:

Berdasarkan Ketentuan Pasal 203 Undang-Undang nomor 32 tahun


2004 tentang Pemerintahan Daerah

Pemilihan Kepala Desa di Desa Karyamukti


Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis

44
Strategi
Strategi Kampanye yang Strategi
Politik digunakan oleh Pemenangan
Andry Suwandi

Teori Strategi
Metode Kualitatif Politik dan Teori
Strategi Kampanye

Mendeskripsikan Strategi Politik dan Strategi


Kampanye dalam Pemenangan Pemilihan Kepada
Desa di Desa Karyamukti Tahun 2020

BAB III

METODE PENELITIAN

Berangkat dari uraian di atas serta penjelasan tujuan penelitian maupun

kerangka teori diatas, penelitian ini memiliki tujuan metodologis yaitu deskriptif

(melukiskan, menggambarkan). Penelitian deskriptif yang digunakan akan

membantu peneliti dalam memberikan gambaran secara umum tentang peoses

pemilihan kepala desa di wilayah Kabupaten Ciamis serta menjawab pertanyaan

mengenai keadaan objek penelitian secara terperinci.

45
3.1 Jenis Penelitian

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Conny R. Semiawan, bahwa penelitian

yang tujuannya untuk memberikan gambaran tentang suatu masalah, gejala, fakta,

peristiwa, dan realita secara luas dan mendalam sehingga diperoleh suatu

pemahaman baru, maka metode ini lebih tepat digunakan. Dalam metode

kualitatif metode yang biasa digunakan adalah wawancara, pengamatan, dan

pemanfaatan dokumen.

Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil.

Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh

lebih jelas diamati dalam proses. Penelitian kualitatif dimanfaatkan oleh peneliti

untuk lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum

banyak diketahui. Dengan maksud meneliti sesuatu secara mendalam. Selain itu,

keunggulan dari alat penelitian kualitatif adalah bahwa alat penelitian dalam hal

ini peneliti, dapat dapat berbicara dan berpikir.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Berdasarkan istilah, Informan adalah orang yang memiliki banyak informasi

tentang sesuatu yang dianggap penting. Menurut Moleong (2009:132) bahwa

Informan adalah orang yaorang yang bisa memberikan informasi tentang situasi

dan kondisi latar penelitian. Beberapa informan akan dipilih berdasarkan

kebutuhan penelitian, serta berkaitan dengan tema penelitian.Informan penelitian

merupakan orang yang memberikan informasi, sumber informasi, dan sumber

data atau disebut juga yang diteliti, karena ia bukan saja sebagai sumber data,

46
melainkan juga aktor pelaku yang menentukan berhasil atau tidak penelitian

berdasar hasil informasi yang diberikan.

Adapun teknik penentu informan menggunakan (purposive Sampling).

Menurut Sugiono (2011:85), mengatakan bahwa Purposive Sampling yaitu teknik

pengambilan sample didasarkan atas tujuan tertentu, (orang yang dipilih betul-

betul memiliki kriteria sebagai sampel). Kriteria informan yaitu: yang menjadi

pelaku atau aktor dalam pemenangan Kandidat Kepala Desa. Adapun key

informan yang akan dimintai data informasi adalah kepala Desa terpilih pada

Pemilihan Kepala Desa di Desa Sukamukti Kecamatan Banjaranyar Kabupaten

Ciamis.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Sesuai dengan

bentuk jenis penelitian dan desain penelitian serta sumber data yang digunakan,

maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Wawancara

Dalam penelitian kualitatif kata-kata dan tindakan yang utama. Untuk itu

wawancara sangat penting dalam penelitian ini. Metode ini mengajukan

pertanyaan secara langsung dengan informan yang diharapkan mendapat

penjelasan pendapat, sikap dan keyakinan tentang hal-hal yang relevan dalam

penelitian. Jenis wawancara yang digunakan In-depth interview adalah

wawancara secara langsung terhadap seorang responden dengan menggunakan

teknik probing oleh seseorang pewawancara yang ahli. Tujuan dilakukan

47
teknik ini adalah untuk mengungkap data yang sangat susah dilakukan dengan

interview biasa, karena menyangkut informasi yang sensitif seperti

menyangkut strategi politik, kepercayaan, maupun keyakinan.

2. Dokumentasi

Teknik ini dilaksanakan dengan melakukan pencatatan terhadap berbagai

dokumen-dokumen resmi seperti: pedoman pemenangan pemilu, struktur tim

pemenangan pemilu, hasil pemilu, daftar calon legislatif, dan struktur pengurus

partai, laporan-laporan, peraturan-peraturan, maupun arsip-arisp yang tersedia

dengan tujuan mendapatkan bahan yang menunjang secara teoritis terhadap

topik penelitian. Pada intinya metode ini digunakan untuk menelusuri data

histori dan sosial. Sebagian besar fakta data sosial tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi, seperti buku-buku, literatur, arsip atau dokumen

pemerintah

Sumber data dari penelitian adalah informan dari mana data diperoleh.

Untuk memudahkan penggolongan sumber data berdasar kebutuhan, maka akan

dibagi sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan.

Dilakukan dengan metode wawancara mendalam yang dipandu dengan

pedomana wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan masalah penelitian. Wawancara mendalam akan dilakukan

dengan beberapa pihak sebagai narasumber, yaitu Kepala Desa, dan tim

pemenangan pilkades Andry Suwandi

48
b. Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder yaitu penelitian menggunakan

bahan-bahan yang didapat dari buku, jurnal, website, artikel, ataupun

sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Pengumpulan data dengan cara membaca, menganalisis, dan dikutip dari

sumber-sumber data yang ada.

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelit setelahnya mengumpulkan data, maka Teknik lanjutanya dalah

mengolah dan menganalisis data yang diperoleh melalui wawancara dan

dokumentasi. Untuk Analisis data yang digunakan untuk mengatur urutan

data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

dasar. Proses analisa dilakukan secara bersamaan sebagai sesuatu proses yang

jalin-menjalin pada saat, sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data

sehingga dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang permasalahan

yang ditelit

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu setelah data

terkumpul maka diklasifikasikan sesuai dengan masalah yang dibahas, di

analisis isinya (content analysis) dan dibandingkan dengan data yang satu

dengan yang lainnya, kemudian di interpretasikan dan akhirnya diberi

kesimpulan.

3.5 Tempat dan waktu Penelitian

Pada penelitian ini, lokasi peneliti yang akan di jadikan sebagai sumber

penelitian yaitu di Desa Karyamukti, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis

49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


Berawal pada tahun 1982, nama karyamukti sudah ada tetapi merupakan

wilayah yang menjadi bagian dari desa Cigayam, dengan kata lain bahwa

Karyamukti adalah suatu blok atau dusun yang ada didaerah pegunungan.

Dikarenakan Karyamukti merupakan suatu dusun atau blok maka dipimppinnya

pun oleh seorang kepala dusun.

50
Masyarakat aslinya disaat itu bermata pencaharian bertani atau berladang

dan berkebun. Lahan yang dijadikan tempat bercocok tanam khususnya padi

disebut dengan huma. Masyarakat menanam padi ataupun palawija di huma untuk

menjaga kelangsungan hidup masyarakat Karyamukti. Disamping berladang atau

bercocok tanam diladang, masyarakat Karyamukti juga gemar berkebun didaerah

hutan yang berbatasan dengan daerah hutan milik perhutani. Banyak petani di

wilayah Karyamukti menanam berbagai jenis kayu hutan ataupun tanaman

=tanaman yang memiliki daya jual yang cukup tinggi. Hampir semua masyarakat

di Desa Karyamukti memiliki lahan perkebunan yang luas yang ditanami oleh

pohon kayu hutan yang dijadikan bahan untuk furniture atau bahan-bahan untuk

membangun rumah.

Desa Karyamukti beralamat Jalan Sadang No 43, Dusun Karanganyar Desa

Karyamukti Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis. Desa karyamukti

memiliki luas wilayah 903.963 Ha dengan jumlah penduduk 4.157 Jiwa, sehingga

tingkat kepadatannya 0,003 jiwa/Km2. Desa Karyamukti memiliki Kode

Kemendagri 32.07.37.2009.

Visi adalah suatu gambaran atau tujuan apa yang akan dicapai untuk

keadaan masa yang akan datang. Sedangkan Misi adalah penjabaran dari visi atau

program-program yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan (Visi)

tersebut adapun visi dan misi desa Karyamukti adalah sebagai berikut.

Visi Desa Karyamukti adalah “Mewujudkan Pemerintahan Desa

Karyamukti Yang Berani Dan Jujur Serta Masyarakat Sejahtera. Sedangkan

adapun Misi Desa Karyamukti adalah sebagai berikut:

51
1. Menjaga kerukunan antar umat beragama

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Aparatur Pemerintahan

Desa

melalui bimtek dan system kerja yang jelas.

3. Melaksanakan birokrasi yang jujur dan transparan.

4. Mengoptimalkan/meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

5. Menggali potensi pendapatan desa demi kemajuan masyarakat dan

pemerintah desa.

6. Melaksanakan pembangunan yang merata, jujur dan transparan.

7. Membangun kemitraan terhadap penyedia lapangan kerja.

8. Melestarikan sosial budaya adat istiadat yang ada di Desa Karyamukti

9. Menjaga ketertiban/keamanan Desa Karyamukti

4.2 Pembahasan
4.2.1 Strategi Kampanye
Pemilihan atau kontestasi, baik Pemilihan yang berskala besar atau

yang berkaitan dengan wilayah suatu negara maupun pemilihan yang terjadi

di pemerintahan yang paling rendah seperti halnya Pemilihan Kepala Desa di

suatu wilayah Desa, selalu identic dengan Kampanye, identik dengan Tim

Pemenangan atau Tim Sukses. Kampanye di Indonesia sering diartikan

sebagai pawai motor, pertunjukan hiburan oleh para artis, pidato berapi-api

52
dari para juru kampanye penuh propoganda, agitasi, caci maki, dan ledekan-

ledekan sinis yang menyinggung kontestan lain. Dengan cara-cara seperti itu

maka pengertian kampanye sudah banyak disalah artikan karena realitas

lapangan seringkali tidak sesuai dengan tujuan kampanye. Dalam dunia ilmu

pengetahuan, kampanye dikenal dengan berbagai macam istilah. Di bidang

pertanian, perikanan, kehutanan, dan kesehatan masyarakat, kampanye

dikenal dengan istilah “penyuluhan”, dibidang sosiologi atau aktivitas

kemasyarakatan dikenal dengan istilah “sosialisasi” atau memasyarakatkan,

sedangkan dalam studi komunikasi lebih banyak dikenal dengan nama

“kampanye” atau penyebarluasan informasi atau ide.

Menurut Cangara (2012:239), Kampanye adalah “aktivitas

komunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi orang lain agar ia memiliki

wawasan, sikap dan prilaku sesuai dengan kehendak atau keinginan penyebar

atau pemberi informasi. Sedangkan menurut Firmansyah (271), mengatakan

bahwa Kampanye juga dapat diartikan sebagai suatu aktifivitas pengumpulan

massa, parade, orasi publik, pemasangan atribut partai misalnya (umbul-

umbul, poster, spanduk) dan pengiklanan partai.

Strategi pemenangan dan strategi kampanye merupakan dua hal yang

tidak dapat dipisahkan untuk mencapai tujuan keberhasilan dalam pemilihan

Kepala Desa. Hal tersebut merupakan cara yang digunakan oleh calon Kepala

Desa dalam hal ini adalah cara yang digunakan oleh Andry Suwandi sebagai

Kepala Desa terpilih dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Karyamukti.

Langkah – langkah yang dilakukan oleh tim pemenangan atau tim sukses dari

53
kandidat Kepala Desa menerapkan strategi kampanye dengan menggunakan

media sosial yang sedang tren dimasyarakat salah satunya adalah media sosial

Facebook dan Whatsapp, media sosial yang digunakan bertujuan untuk

meningkatkan political image atau sebagai reminded yaitu pengingat kepada

masyarakat di wilayah Desa Karyamukti tentang Calon Kepala Desa, Andry

Suwandi. Kemudian tim pemenangan melakukan tracking pengguna media

sosial agar dapat menetapkan target sasaran yang akan dicapai dalam

kampanye. Setelah target sasaran ini ditentukan maka langkah selanjutnya

adalah mempersiapkan konten yang akan dipublikasi atau diupdate di media

sosial tersebut yang pas untuk sasaran target, agar pesan yang ingin

disampaikan dapat sampai sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Untuk sebuah tujuan akhir yaitu kemenangan maka diperlukan strategi

komunikasi dalam konteks kampanye politik. Cangara mengemukakan bahwa

terdapat empat jenis strategi dalam konteks kampanye politik yaitu:

1. Penetapan komunikator sebagai pelaku utama dalam aktivitas

komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat

penting. untuk itu, seorang komunikator yang akan bertindak

sebagai juru kampanye harus terampil berkomunikasi, kaya ide,

serta penuh dengan daya kreativitas. (2009:234)

2. Menetapkan target sasaran Dalam studi komunikasi target sasaran

disebut juga dengan khalayak. Memahami masyarakat, terutama

yang akan menjadi target sasaran dalam kampanye, merupakan

hal yang sangat penting. Sebab semua aktivitas komunikasi

54
kampanye diarahkan kepada mereka. Mereka lah yang

menentukan berhasil atau tidaknya suatu kampanye sebab

sebagaimana pun besar biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan

untuk mempengaruhi mereka, namun jika mereka tidak mau

memberi suara kepada partai atau calon ysng diperkenalkan

kampanye akan sia-sia.

3. Menyusun pesan-pesan kampanye Untuk mengelola dan

menyusun pesan yang mengena dan perlu efektif. penyampaian

pesan terdiri dari 3 jenis yaitu pesan yang berbentuk informatif,

pesan yang berbentuk persuasif serta propoganda.

4. Pemilihan media Jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam

kampanye politik meliputi media cetak, media elektronik, media

luar ruangan, media ruang kecil dan saluran tatap muka langsung

dengan masyarakat. Dalam studi perencanaan komunikasi dikenal

beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksaan sebuah

kampanye.

Berikut ini adalah langkah yang dapat dilakukan dalam perencanaan

komunikasi untuk kampanye, yakni :

(a) Menganalisis masalah,

(b) menganalisi khalayak,

(c) merumuskan tujuan (objective),

(d) memilih media,

(e) mengembangkan pesan,

55
(f) merencenakan produksi media,

(g) merencanakan manajemen program,

(h) Monitoring dan evaluasi .

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan untuk sebuah

kampanye adalah sebagai berikut :

a. Penemuan dan penetapan masalah

b. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai

c. Penetapan strategi

Dalam Pelaksanaan Kampanye Andry Suwandy dan Timnya

melaksanakan Langkah-langkah yang bersifat teknis, yakni:

1) Penetapan juru kampanye (komunikator)

2) Penetapan target sasaran dan analisi kebutuhan khalayak

3) Menyusun pesan-pesan kampanye

4) Pemilihan media dan saluran komunikasKampanye juga dapat diartikan

sebagai suatu aktifivitas pengumpulan massa, parade, orasi publik,

pemasangan atribut misalnya (umbul-umbul, poster, spanduk) dan

pengiklanan atau branding dari kandidat.

Strategi penyusunan ataupun penempatan para tim pemenangan

juga menjadi salah satu faktor terlaksananya strategi yang telah dirancang.

Dengan menempatkan tim pemenangan di setiap dusun untuk mencari

informasi dan aspirasi masyarakat sebagai bahan amunisi Andry Suwandi

pada Pemilihan Kepala Desa di Desa Karyamukti.

56
Dengan tersebarnya anggota dari tim pemenangan Andry Suwandi di

setiap dusun memberikan harapan bahwasannya dalam melaksanakan

strategi yang disusun nantinya akan berjalan dengan maksimal. Dengan

dipilihnya tim pemenangan dari masing – masing domisili memungkinkan

untuk mempermudah pelaksanaan strategi karena dinilai memiliki

pemahaman yang matang terkait medan dan juga kerukunan masyarakat di

dusun tersebut.

Kampanye politik yang digunakan Andry Suwandi sebagai cara untuk

merubah mind set atau pola pikir masyarakat Desa Karyamukti tentang tipe

kepemimpinan seseorang serta mengkomunikasikan program yang berkaitan

dengan pengembangan dan kemajuan di Desa Karyamukti. Selain hal

tersebutkampanye politik sebagai sarana pendidikan politik dengan tujuan

mencerdaskan pemilih agar menjadi warga yang memiliki kesadaran dalam

penentuan pemimpin yang berpatokan kepada prilaku rasional ketimbang

emosional, dalam mempengaruhi prilaku pemilih. Selain menggunakan media

sosial, Andry Suwandi bersama dengan tim pemenangan, terkadang strategi

kampanye yang dilakukan melalui silaturahmi dan diskusi dengan seluruh

elemen masyarakat dan tokoh masyarakat, bahkan mendatangi langsung

(door to door and face to face).

Menurut masyarakt Desa karyamukti, setelah Andry Suwandi menjadi

calon Kepala Desa, dalam hal tentang strategi kampanye yang digunakan,

dengan teknis door to doo and face to face, mendapatkan respon positif dan

banyak harapan harapn warga masyrakat terhadap sosok Kepala Desa dalm

57
memimpin Desa Karyamukti. Dalam proses perluasan pasar melalui pemilih

pemula dan pemuda yang sebagian besar adalah pengguna sosial media,

dengan karakter Andry Suwandi yang open minded tyerhadap pemuda untuk

melakukan pembaruan di desa Karyamukti. Personal Branding pun menjadi

unggulan bagi Andry Suwandi untuk menanamkan kepercayaan pemuda.

Hasil observasi dan wawancara di awal, bahwa data yang didapat

berupa informasi Tim pemenangan menargetkan untuk menjangkau

segmentasi pemilih pemula dengan media sosial. Berdasarkan hasil diatas,

dapat diketahui total pemilih pemula yang berusia 17 tahun yang berada di

Desa Karyamukti dengan total 1243 pemilih, dan pengguna sosial aktif

rentang umur 16 – 24 tahun.

4.2.2 Proses Pemilihan Kepala Desa


A. Pengumuman Pendaftaran Calon

1. Pendaftaran bakal calon kepala desa bertempat di kantor desa.

2. Persyaratan Calon Kepala Desa adalah penduduk desa warga negara

Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan;

a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dibuktikan dengan

surat pernyataan bermaterai cukup dari calon kepala desa;

b) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, yang dibuktikan

dengan surat pernyataan bermaterai cukup dari calon kepala desa;

58
c) Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau

sederajat, yang dibuktikan dengan fotocopi ijazah yang telah

dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;

d) Berusia paling redah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar,

yang dibuktikan dengan fotocopy akte kelahiran yang dilegalisir

oleh

pejabat yang berwenang;

e) Bersedia dicalonkan menjadi kepala desa, yang dibuktikan dengan

surat pernyataan bermaterai cukup dari calon kepala desa;

f) Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di Desa setempat

paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran, yang dibuktikan

dengan fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir oleh pejabat

yang berwenang;

g) Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan

tindak pidana yang di ancam dengan pidana penjara paling singkat

5(lima) tahun atau lebih, kecuali 5(lima) tahun setelah selesai

menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan

terbuka

kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan

sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang, yang dibuktikan dengan

surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri Bengkalis.

h) Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan

59
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, yang dibuktikan

dengan

surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri Bengkalis.

i) Berbadan Sehat, yang dibuktikan dengan surat keterangan berbadan

sehat dan bebas narkoba dari rimah sakit umum daerah;

j) Tidak pernah sebagai kepala desa selama 3(tiga) kali masa jabatan,

yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepalas satuan kerja

perangkat daerah yang membidangi urusan pemerintahan desa dan

surat pernyataan dari yang bersangkutn;

B. Pendaftaran Calon Kepala Desa


1. Pengumuman perdaftaran bakal calon kepala desa dapat dilakukan

melalui RT, RW dan menempelkan pengumuman pada papan

pengumuman kantor desa, pada tempat-tempat yang strategis dan

mudah dilihat oleh masyarakat.

2. Bakal calon Kepala Desa yang mendaftarkan diri, mengajukan

permohonan pencalonan Kepala Desa secara tertulis kepada Kepala

Daerah melalui Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa

dengan dilampiri semua berkas persyaratan.

3. Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa melaksanakan

penyaringan dengan melakukan penelitian kelengkapan berkas

persyaratan yang hasilnya ditetapkan dalam berita acara hasil

penelitian.

60
4. Pembukaan Pengumuman pendaftaran Pertama dilaksanakan selama

10 (sepuluh) hari yang dimulai pada tanggal 20 Februari 2020 dan

ditutup pada tanggal 30 April 2020

5. Pendaftaran bakal calon kepala desa dilaksanakan mulai pukul 07.00

WIB sampai dengan 15.00 WIB dikantor desa tengganau. Setelah

penutupan pendaftaran calon kepala desa didapatkan 3 (tiga) calon

sebagai calon kepala desa Tengganau

C. Penetapan Calon Yang Berhak Dipilih


1. Bakal calon yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan dalam

Keputusan sebagai calon Kepala Desa yang berhak dipilih oleh

Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dan disampaikan

kepada calon yang memenuhi persyaratan serta diumumkan kepada

masyarakat desa.

2. Bakal calon yang tidak memenuhi persyaratan diberikan surat

pemberitahuan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa

bahwa yang bersangkutan tidak memenuhi persyaratan sebagai calon

Kepala Desa.

3. Tanda gambar yang digunakan dalam pemilihan Kepala Desa adalah

berupa Foto Calon Kepala Desa, Tanda gambar calon Kepala Desa

dapat menggunakan foto bewarna.

4. Penetapan nomor urut dan tempat duduk Calon Kepala Desa,

ditentukan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa

melalui pengundian.

61
5. Calon kepala desa yang berhak dipilih menyaksikan proses

pengundian nomor urut.

6. Penetapan nomor urut calon kepala desa dimulai dengan nomor 1 dan

berada di tempat paling kanan, kemudian diikuti dengan nomor urut

berikutnya.

D. Penetapan Pemilih
1. Penduduk Desa yang memiliki hak memilih adalah penduduk Desa

warga negara Republik Indonesia yang pada hari pemungutan suara

pemilihan Kepala Desa sudah berumur 17 (tujuh belas ) tahun atau

sudah/pernah menikah.

2. Untuk dapat menggunakan hak memilih, penduduk desa harus

terdaftar sebagai pemilih.

3. Pendaftaran pemilih harus memenuhi syarat dan tidak sedang

terganggu jiwa / ingatannya.

4. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

5. Pemilih yang telah terdaftar, kemudian tidak lagi memenuhi syarat,

tidak dapat menggunakan hak pilihnya.

6. Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih.

7. Calon Pemilih harus terdaftar sebagai penduduk desa yang

bersangkutan sekurang – kurangnya 6 ( enam ) bulan terakhirdengan

tidak terputus – putus yang dibuktikan dengan Kartu Tanda

62
Penduduk (KTP) desa setempat dan atau tercantum dalam Kartu

Keluarga (KK).

8. Pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih, kemudian berpindah

tempat tinggal ke desa lain sebelum pelaksanaan pemungutan suara,

tidak dapat menggunakan hak pilihnya.

9. Pemilih yang berpindah tempat, dibuktikan dengan surat keterangan

pindah dari Kepala Desa terhitung sejak tanggal ditetapkan

pendaftaran calon pemilih dilakukan oleh Panitia Pencalonan dan

Pemilihan Kepala Desa berdasarkan bukti sah yang dimiliki

pendaftar.

10. Hasil pendaftaran calon pemilih, disusun dalam daftar calon pemilih

sementara yang ditandatangani oleh Panitia Pencalonan dan

Pemilihan Kepala Desa dan Calon Kepala Desa.

11. Susunan daftar calon pemilih sementara diumumkan melalui RT

dan RW serta ditempelkan di tempat strategis yang mudah dilihat

oleh masyarakat dan di balai desa.

12. Daftar calon pemilih sementara diumumkan secara terbuka selama 7

(tujuh) hari agar masyarakat desa mengetahui.

13. Apabila ada penduduk desa yang belum terdaftar atau terdaftar

ganda atau sudah bukan penduduk desa tetapi masih didaftar, dapat

melaporkan kepada RT, RW atau panitia pendaftaran pemilih untuk

ditindaklanjuti.

63
14. Dalam hal pengumuman daftar calon pemilih sementara terdapat

penambahan/pengurangan calon pemilih, maka disusun calon

pemilih tambahan/pengurangan yang ditandatangani oleh Panitia

Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa dan Calon Kepala Desa.

15. Dari daftar calon pemilih sementara dan daftar calon pemilih

tambahan/pengurangan, disusun daftar calon pemilih tetap yang

ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pencalonan dan Pemilihan

Kepala Desa dan ditandatangi panitia dan calon kepala desa

16. Setelah daftar calon pemilih tetap ditetapkan maka daftar calon

pemilih tetap sudah tidak boleh dirubah lagi.

17. Setelah daftar calon pemilih tetap ditetapkan panitiamelaksanakan

pencetakan kartu suara dengan jumlah sama dengan DPT ditambah

dengan 10 % dari DPT ( sebagai cadangan ).

18. Dalam pencetakan kartu suara untuk pemungutan suara, memuat

Nomor urut Calon, foto calon dan nama Calon Kepala Desa yang

berhak dipilih, ditandatangani Ketua dan Sekretaris Panitia

Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa.

E. Tata Cara Kampanye


1. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih dapat melakukan kampanye

berupa pemasangan tanda gambar, anjangsana dan penyampaian visi

dan misi yang pelaksanaanya disesuaikan dengan kondisi sosial

budaya masyarakat setempat dengan tetap menjamin terciptanya

suasana aman dan tentram.

64
2. Kampanye dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari dan berakhir 3

(tiga) hari sebelum pemungutan suara.

3. Dalam pelaksanaan kampanye, masyarakat mempunyai kebebasan

untuk menghadiri kampanye.

4. Jadwal dan pengaturan kampanye ditetapkan oleh Panitia Pencalonan

dan Pemilihan Kepala Desa.

5. Penetapan jadwal dan pengaturan kampanye, dengan

mempertimbangkan usulan dari para Calon Kepala Desa yang

berhak dipilih.

6. Dalam pelaksanaan kampanye, setiap Calon Kepala Desa dapat

membentuk Tim Sukses Pencalonan Kepala Desa sejak yang

bersangkutan ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa yang berhak

dipilih oleh Panitia.

7. Tim Sukses Pencalonan Kepala Desa, mempunyai tugas membantu

Calon Kepala Desa agar terpilih sebagai Kepala Desa dan

mensukseskan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa agar berjalan

secara tertib, aman dan damai sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

8. Tim Sukses Pencalonan Kepala Desa berjumlah sebanyak-banyaknya

10 (sepuluh) orang dan daftar nama-nama Tim sukses harus

diserahkan kepada Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa.

65
9. Segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Sukses dalam

pencalonan Kepala Desa, merupakan tanggung jawab penuh

masingmasing Calon Kepala Desa.

10. Dalam pelaksanaan kampanye, para calon Kepala Desa, tim sukses

dan pendukung dilarang :

11. Memasang tanda gambar/tulisan atau foto Calon tanpa ijin Panitia

Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa

12. Memasang tanda gambar/tulisan atau foto calon yang melebihi

ukuran yang telah ditetapkan.

13. Memasang tanda gambar/tulisan atau foto calon di luar dari tempat-

tempat yang ditetapkan.

14. Membuat slogan-slogan dan tulisan-tulisan serta selebaran yang

mengarah kepada tindakan kekerasan, penghinaan dan tindakan

curang lainnya. Membagi-bagikan barang dan atau uang serta

pemberian berbagai fasilitas kepada para pemilih dengan tujuan

mempengaruhi pemilih.

15. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memecah persatuan dan

kesatuan, sehingga menimbulkan gangguan keamanan dan

ketentraman Masyarakat.

16. Mengadakan pawai/arak-arakan atau sengaja mengumpulkan masa

sehingga mengganggu kelancaran aktifitas kehidupan Masyarakat.

17. Merusak dan atau menghilangkan tanda gambar/ tulisan atau foto

Calon lain.

66
18. Menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan.

19. Menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah Desa.

20. Melibatkan aparat Pemerintah Desa.

21. Bagi Calon Kepala Desa yang berhak dipilih yang terbukti

melanggar ketentuan larangan kampanye, dikenakan sanksi oleh Tim

Pengawas atas dasar saran dan pertimbangan dari Kepala Desa,

Ketua BPD dan Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa

22. Sanksi yang dikenakan oleh Tim Pengawas adalah berupa

penertipan terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan calon Kepala

Desa.

23. Hari tenang Pemilihan Kepala Desa ditetapkan 3 (tiga) hari

sebelum pelaksanaan Pemungutan suara.

24. Pada hari tenang, semua Lambang atau tanda gambar/ tulisan/ foto

para calon, harus sudah dibersihkan oleh Panitia Pencalonan dan

Pemilihan Kepala Desa, kecuali yang dipasang di halaman dan atau

pekarangan rumah para calon.

F. Pemungutan Suara
1. Pemilih memasuki lokasi pemungutan suara/coblosan melalui pintu

masuk dan menempati tempat antrian yang ditentukan.

2. Pemilih mendatangi petugas pendaftaran dengan menunjukkan surat

panggilan.

3. Petugas menerima dan memeriksa surat panggilan/Undangan dengan

mencocokkan dengan DPT.

67
4. Petugas menandai pada Daftar pemilih tetap ( DPT ).

5. Surat panggilan/Undangan dikumpulkan dan dibendel.

6. Setelah sesuai dengan DPT, petugas menyerahkan kartu suara kepada

pemilih.

7. Pemilih memeriksa kartu suara, apabila cacat maka ditukar kepada

petugas untuk diganti dengan kartu suara yang baik.

8. Pemilih menggunakan hak pilihnya pada bilik suara yang telah

disediakan.

9. Pemilih melaksanakan pemungutan suara dengan alat yang

disediakan di tempat coblosan/bilik suara.

10. Kotak suara sejumlah 13.

11. Setelah pemilih melaksanakan pencoblosan, pemilih memasukkan

kartu suara ke dalam kotak suara yang telah disediakan. ( Kotak

suara dalam keadaan terkunci )

12. Sebelum meninggalkan lokasi pemilih diberi tanda oleh petugas

dengan mencelupkan salah satu ujung jari ke tinta yang telah

disediakan.

13. Pemilih meninggalkan lokasi pemungutan suara /coblosan melalui

pintu keluar.

G. Alat Peraga Dan Bilik Suara


1. Alat pencoblos dan bantalan dalam proses pemungutan suara,

ditentukan oleh panitia pencalonan dan pemilihan Kepala Desa

68
dengan memperhatikan faktor kemudahan dan keabsahan surat

suara yang dicoblos.

2. Semua kelengkapan peralatan dalam tempat pemungutan suara

disediakan oleh panitia pencalonan dan pemilihan kepala desa,

termasuk kursi calon kepala desa

H. Ketentuan Hak Pilih


1. Hak pilih melaksanakan pencoblosan dimulai pukul 08.00 WIB dan

berakhir pukul 15.00 WIB

2. Setiap Penduduk desa yang mempunyai hak pilih, hanya mempunyai

1 ( satu ) suara dan tidak boleh diwakilkan dengan alasan apapun.

3. Pemilih yang hadir, harus membawa kartu panggilan / undangan

untuk diganti/ ditukar dengan 1 ( satu ) lembar surat suara oleh

Panitia Pencalonan dan pemilihan Kepala Desa.

4. Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa dan meneliti,

apabila surat suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak,

pemilih berhak meminta surat suara baru dan menyerahkan surat

suara yang rusak tersebut kepada panitia pencalonan dan Pemilihan

Kepala Desa.

I. Ketentuan Pemungutan Suara


1. Pada saat pemungutan suara, pemilih harus berada di tempat

pemungutan suara.

2. Pemilih mencoblos surat suara yang memuat foto, nomor dan nama

calon Kepala Desa yang berhak dipilih.

69
3. Apabila pemilih sakit, sudah tua atau cacat dengan didampingi oleh

salah satu anggota keluarga atau panitia mendapat prioritas untuk

melakukan pemungutan suara.

4. Pemilih yang sakit dan tidak bisa hadir di tempat pemungutan suara,

tidak dapat diwakili dan panitia tidak boleh mendatangi rumahnya

untuk menggunakan hak pilihnya.

5. Pencoblosan surat suara dilaksanakan di dalam bilik suara dengan

menggunakan alat yang telah disediakan oleh panitia pencalonan dan

pemilihan kepala desa.

6. Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan surat suara

tersebut ke dalam kotak suara yang telah disediakan oleh panitia

dalam keadaan terlipat.

J. Ketentuan Sah Dan Tidah Sahnya Surat Suara


1. Surat suara dinyatakan sah apabila :

a) Surat suara dalam keadaan tidak rusak.

b) Lubang coblosan berada dalam satu kotak tanda gambar

c) Bekas coblosan berasal dari alat coblos yang disediakan oleh

panitia.

d) Dalam hal terdapat lebih dari 1 ( satu ) lubang bekas coblosan,

selama masih dalam 1 ( satu ) kotak tanda gambar calon kepala,

surat desa suara dinyatakan sah.

2. Surat Suara dinyatakan tidak sah apabila :

a) Surat suara dalam keadaan rusak

70
b) Lubang coblosan berada tidak dalam kotak/ tanda gambar.

c) Bekas coblosan tidak berasal dari alat coblos yang disediakan oleh

panitia.

d) Terdapat lebih dari 1 ( satu ) lubang bekas coblosan, tetapi tidak

dalam 1 (satu ) kotak tanda gambar calon kepala desa.

K. Penghitungan Suara
1. Penghitungan suara dilaksanakan dengan membuka dan membaca

kartu suara.

2. Pembacaan kartu suara dengan menyebutkan nomor urut calon

kepala desa.

3. Penghitungan suara diikuti dengan pencatatan perolehan suarapada

papan tulis atau lainnya yang disediakan oleh panitia dan harus

dapat dilihat dan dibaca oleh calon Kepala desa dan masyarakat

yang hadir.

4. Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih, adalah calon yang

mendapat dukungan suara terbanyak.

5. Hasil penghitungan suara dituangkan dalam berita acara yang

ditandatangani oleh panitia dan Calon kepala desa.

6. Apabila calon Kepala desa terpilih yang mendapat dukungan suara

terbanyak lebih dari 1 ( satu ) calon dengan jumlah yang sama,

maka

untuk menentukan calon yang berhak menjadi kepala desa diadakan

pemilihan ulang, hanya untuk calon yang mendapat dukungan suara

71
terbanyak dengan jumlah yang sama, selambat lambatnya 30 hari.

7. Apabila terdapat calon kepala desa yang tidak bersedia

menandatangani berita acara atau meninggalkan tempat pemilihan

sebelum penghitungan suara selesai, maka Ketua Panitia

pencalonan dan pemilihan berhak meneruskan penghitungan suara

dan menyatakan bahwa proses penghitungan suara dianggap sah

setelah dikonsultasikan dengan BPD dan dituangkan dalam catatan

berita acara hasil pemungutan suara / penghitungan suara.

8. Dalam hal terdapat beberapa panitia pencalonan dan pemilihan

Kepala Desa yang tidak bersedia menandatangani berita acara atau

meninggalkan tempat pemilihan sebelum penghitungan suara

selesai, maka ketua panitia pencalonan dan pemilihan berhak

meneruskan penghitungan suara dan menyatakan bahwa proses

penghitungan suara dianggap sah dan dituangkan dalam catatan

Berita Acara hasil pemungutan suara/penghitungan suara

4.2.3 Strategi Politik Kepala Desa Terpilih

A. Branding Kepala Desa Terpilih

Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang

disebut dengan nama lain adalah lembaga yang merupakan

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Pemerintahan desa

72
dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Kepala Desa adalah seorang

tokoh di desa yang memenuhi berbagai persyaratan dan berhasil

memenangkan pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Kepala desa

dipiloih oleh rakyat Indonesia yang telah memiliki hak memilih

secara langsung. Syarat dan tata cara pemilihannya diatur dalam

peraturan daerah yang berpedoman oada UU No. 6 Tahun 2014 pasal

34.

Pemilihan Kepala Desa, atau seringkali disingkat Pilkades,

adalah suatu pemilihan Kepala Desa secara langsung oleh warga

desa setempat.Dimana secara tidak langsung arena pemilihan kepala

desa juga digunakan untuk melaksanakan strategi politik untuk

memenangkan dalam pemilihan kepala desa. Begitu juga dengan

Andry Suwandi bersama tim suksesnya melaksanakan berbagai

strategi politik dengan tujuan untuk memenangkan di dalam

pemilihan kepala desa di Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar

Tahun 2020. Keberhasilan kepala desa terpilih Andri Suwandi dalam

memenangkan Pilkades Desa Karyamukti tahun 2020 tidak terlepas

dari kualitas penerapan strategi branding dan positioning yang sangat

baik. Dimana tim pemenangan kepala desa terpilih Andri Suwandi

memiliki peranan yang sangat besar dalam memasarkan kandidat

kepala desa ini kepada masyarakat diseluruh dusun yang terdapat di

Desa Karyamukti. Kemenangan yang diraih oleh bapak Rumbin

Sitio adalah hasil kerja keras dari tim pemenangan di setiap dusun

73
yang benar-benar menjalankan strategi politik yang sudah

direncanakan sebelum pemilihan berlangsung. Memasarkan salah

satu pasangan calon merupakan suatu hal yang sangat kompleks,

yang berbeda dari memasarkan produk, meskipun pada kaidah-

kaidah pemasaran yang baku pada prinsipnya sama. 38


Strategi

pemasaran sebenarnya merupakan suatu kegiatan manusia ataupun

partai politik yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan Tim kemenangan tidak bisa harus market oriented, yaitu

bagaimana suatu partai mampu membaca pasar yang ada (kondisi

konsisten). Seperti halnya produk mobil, akan sudah jelas siapa

pemakainya, dimana tempatnya sehingga relatief bisa langsung

membaca pasar tersebut

Secara keseluruhan, tim pemenangan membutuhkan suatu

perencanaan strategis dalam melakukan hubungan dengan

masyarakat dan bisa juga dilihat, bahwa pada akhirnya need dan

wants yang ditawarkan pasangan tersebut adalah hal-hal yang

menyentuh seluruh lapisan masyarakat, kebutuhan sosial

kemasyarakatan, kebutuhan untuk menyalurkan kebutuhan

masyarakat berpendapat, kebutuhan untuk sejahtera, berpendidikan,

kesehatan dan sebagainya. Perencanaan ini menyangkut produk

politik yang akan dibawakan, image yang akan dimunculkan dan

program kampanye yang akan dilakukan. Perencanaan perlu

dilakukan agar alokasi sumber daya (misalnya manusia, keuangan,

74
infrastruktur) dapat dilakukan secara efisien. Selain itu, perencanaan

dibutuhkan agar setiap program dan aktifitas memiliki kesamaan dan

arah. Langkah-langkah yang dilakukan oleh tim pemenangan bapak

Andri Suiwandi adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan penelitian ke daerah-daerah pemilihan, dalam

hal ini setiap dusun yang ada di desa Karyamukti kecamatan

pinggir, untuk mengetahui bagaimana keadaan masyarakat

yang sebenarnya. Maksudnya, agar tim pemenangan benar-

benar paham apa yang sebenarnya masyarakat butuhkan dan

mampu mewujudkannya, bila calon kepala desa Karyamukti

Andri Suwandi memenangkan pemilihan kepala desa.

2. Menyusun program kerja yang akan dilakukan, mulai dari

perekrutan tim sukses sampai dengan kampanye yang akan

dilakukan di tiap daerah.

3. Mengklasifikasikan seluruh lapisan masyarakat yang ada dari

tingkat desa/dusun sampai ke tingkat kecamatan. Agar, tim

sukses bisa lebih memahami apa yang menjadi kebutuhan

dari masing-masing kelompok masyarakat tersebut. Karena,

kebutuhan dari kelompok yang satu pasti berbeda dengan

kelompok yang lain.

4. Merekrut orang-orang yang akan bekerja bersama tim sukses.

Orang-orang yang sudah terpilih, akan memilih sendiri di

bagian mana dia akan bekerja. Karena, dengan mereka

75
memilih sendiri tugasnya, berarti mereka lebih memahami di

bagian mana dia unggul dan membuat dia lebih bertanggung

jawab dengan tugasnya.

5. Memilih orang-orang yang ada di dalam tim sukses untuk di

tempatkan di setiap daerah (mulai dari tingkat dusun hingga

ke tingkat tps) untuk bisa menjalankan program-program

kerja yang telah disusun, agar masyarakat memilih bapak

Andri Suwandi

Untuk menarik simpati dan mendapatkan suara di

masyarakat, maka tim pemenangan Andry Suwandi melakukan

Branding diri atau yang lazim dikenal sebagai personal branding.

Personal branding sebenarnya adalah upaya membangun dan

menanamka persepsi positif untuk mendapatkan dukungan.

Banyaknya kandidat peserta dalam pilkada ini membuat masing-

masing kandidat harus bersaing untuk menenamkan citra atau image

yang baik demi memperoleh dukungan dari masyarakat. Citra atau

image tersebut haruslah sesuatu yang berbeda satu dengan yang

lainnya agar mudah diingat.

76
BAB V

PENUTUP

Pada bab yang terakhir ini, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil-

hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bab ini juga akan terjawab pertanyaan

apa yang dilihat dalam penelitian, yang bermanfaat bagi penulis secara pribadi

maupun bagi lembaga-lembaga yang terkait secara umum.

5.1 Kesimpulan

Strategi Kampanye yang digunakan pemenangan kandidat Andri Suwandi

pada masa Pilkades Desa Karyamukti periode 2020-2026 berakhir dengan

membuahkan hasil yang memuaskan, dimana kandidat ini memperoleh suara

terbanyak dalam pemilihan tersebut, dan unggul di 6 TPS dari 13 TPS yang ada di

Desa Karyamukti.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi kampanye yang

digunakan oleh Andry Suwandi dan Tim Pemenangannya, secara teknis yakni

pertama dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Kedua, penyampaian

visi-misi kepada masyarakat. Ketiga, strategi face to face artinya tindakan

langsung mendatangi warga dan tokoh masyarakt yang dianggap memiliki power

77
dan pengaruh terhadap lingkungan masyarakat. Andry Suwandy dan Tim

Pemenangan, menitik beratkan kepada strategi perluasan pasar dimana yang

menjadi target utamanya pemilih pemula dan pemuda.

Adapun potensi dalam kemenangan Kandidat Andry Suwandi dalam

pemilihan ini dipengaruhi oleh beberapa hal :

1. Konsep dari Strategi Kampanye yang digunakan oleh Kandidat dan Tim

Pemenangan dengan Personal Branding sebagai upaya untuk membangun dan

menanamkan persepsi positif dikalangan masyarakkat. MasyarakatDesa

Karyamukti yang melihat produk politik yang ditawarkan oleh tim

pemenangan yang sesuai dengan keinginan dan kondisi masyarakat disana,

yaitu melaksanakan good governence, serta menggali potensi pendapatan desa

demi kemajuan masyarakat dan pemerintahan desa.

2. Kunci pokok kesuksesan tim pemenangan Kandidat Andri Suwandi terletak

pada terstrukturnya strategi political marketing yang disusun dan menjalankan

semua program nya dengan baik. Dengan melihat bagaimana situasi dan

kondisi yang ada ditengah-tengah masyarakat, kemudian menghadirkan produk

politik, seperti pelaksanaan good governence, pembangunan masyarakat yang

sejahtera, dalam hal ini kandidat Andri Suwandi, sebagai calon yang mampu

memberikan yang terbaik dari apa yang diinginkan oleh masyarakat Desa

Karyamukti.

3. Kesuksesan tim pemenangan kandidat calon kepala desa ini dalam melakukan

political marketing tersebut terletak pada keterampilannya dalam melakukan

interaksi berkomunikasi. Interaksi komunikasi yang dilakukan oleh tim

78
pemenangan ataupun simpatisan dalam memenangkan Andry Suwandi dalam

pilkades Desa Karyamukti Tahun 2020 dengan mengandalkan keluarga dan

simpatisan, dimana masing-masing menjalankan tugas nya dengan baik, dan

mampu membaur kedalam kelompok-kelompok yang telah diklasifikasikan

oleh tim pemenangan Andri Suwandi

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran yang dapat dikemukakan

penulis adalah:

1. Untuk Kepala Desa yang terpilih, seyogyanya menjalankan yang sudah menjadi

visi misi serta program kerja yang telah dijanjikan sewaktu kampanye untuk

pembangunan Desa Karyamukti yang lebih baik lagi.

2. Untuk masyarakat Desa Karyamukti, diharapkan dapat berpartisipasi aktif serta

mengawasi kegiatan program kerja yang akan dilaksanakan oleh Kepala Desa

terpilih, karena bagaimana pun juga semua kegiatan pembangunan yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa akan berdampak juga ke masyarakat

79
DAFTAR PUSTAKA

Antlov Hans, 2003. Negara Dalam Desa (Patronase Kepemimpinan Lokal).

Yogyakarta: Lampera Pustaka Utama.

Arikunto Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Budiarjo Miriam, 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Cangara Hafied, 2009. Komunikasi Politik. Jakarta : Rajawali Pers.

Firmanzah, 2007. Marketing Politik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Ibrahim Amin,2004.Pokok-Pokok Analisis Kebijakan Publik (AKP).Bandung:

Mandar Maju.

Moelang J Lexy, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

80
Morissan, 2007. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Ramdina

Prakarsa Terpadu.

Nursal Adam, 2004. Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah

Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta : PT.

Gramedia.

Rakhmat Jalaludin, 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Universitas Sumatera Utara

Rusian Rusady, 2002. Manajemen Humas dan Komunikasi Konsep dan Aplikasi.

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Scholerder Peter, 2003. Strategi Politik. Jakarta : PT. Mitra Alembana Grafika.

Soehardi W Agus, 2005. Efective Branding. Bandung : PT. Mizan Pustaka.

Nurcholis Hanif, 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Jakarta: PT. Gelora Aksara.

Mashuri Maschab, 2013. Politik Pemerintah Desa di Indonesia. Yogyakarta:

PolGov. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Undang-Undang

Dan Peraturan BPS Kecamatan Pinggir Undang-Undang No 32 Tahun 2014

Tentang Otonomi Daerah

81
82

Anda mungkin juga menyukai