Anda di halaman 1dari 134

“PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DAN PENGAWASAN

BPD TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA DESA DI


DESA SUMUR KECAMATAN CLUWAK KABUPATEN PATI”

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi syarat syarat guna menyelesaikan program Sarjana


pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi Administrasi Publik

Di susun oleh :

WINDA SURYAHATI
Npm : 181003632010810

Dosen Pembimbing :
Drs. Agus Bahrudin,M.Si

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 (UNTAG)
SEMARANG
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Berdasarkan laporan panitia Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

17 Agustus 1945 Semarang menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

“PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DAN PENGAWASAN

BPD TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA DESA DI

DESA SUMUR KECAMATAN CLUWAK KABUPATEN PATI”

Diterima dan disahkan untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan Program

Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Administrasi

Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.

Semarang,

Dekan,

DR. Dra. RINI WERDININGSIH, M,Si


NIDN : 0621105901

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Diterima dan disahkan Dosen Pembingbing Skripsi untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan Program Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi,

Program Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Semarang,

Dosen Pembimbing

DRS. AGUS BAHRUDIN, M.Si


NIDN : 0619086401

2
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI

Setelah Skripsi ini diterima oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang,

selanjutnya mendapatkan pengesahan dan persetujuan untuk diajukan dimuka

Sidang Panitia Ujian Skripsi FISIP UNTAG Semarang, pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

NO DOSEN PENGUJI TANDA TANGAN

1. 1.

2. 2.

3. 3.

3
ABSTRAK

Dana desa merupakan dana yang digunakan untuk keperluan desa seperti
pembangunan desa, pembinaan, pembedayaan masyarakat dll, begitu juga di desa
Sumur Kecamatan Cluwak kabupaten Pati dana desa dikelola sebagaimana yang
telah dirancang di APBDes oleh pemerintah desa. Dana desa bertujuan untuk
mengatasi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan, dan pemberdayaan
masyarakat desa, mendorong pembangunan insfrastruktur,Namun pada
kenyataannya pengelolaan dana desa ini belum efektif. Hal ini dapat dilihat dari
indikasi-indikasi yang terjadi di desa Sumur kecamatan Cluwak Kabupaten Pati
menerangkan bahwa dana desa belum dilaksanakan sesuai rencana. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa dan
Pengawasan BPD terhadap Efektivitas Pengelolaan dana desa di Desa Sumur
Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati. Penelitian ini menggunakan tipe penilitian
explanatory,populasi dari penelitian ini adalah masyarakat selaku pelaku aktif
dalam pembangunan desa yang terdiri dari pemerintah desa, BPD, perangkat Desa
seperti RT,RW,Kadus, Tokoh Masyarakat, PKK, dan Lembaga-lembaga Desa
lainnya yang berjumlah 54 responden. Teknik samping yang digunakan teknik
non random sampling dengan metode purposive sampling. yaitu teknik penentuan
sampel yang menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
sampel. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber
data sekunder. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, Kuesioner, Dokumentasi atau Documentary Research. Berbagai
macam skala pengukuran yaitu Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval, dan
Skala Rasio. Teknik pengolahan data yaitu dengan cara Editing, Coding dan
Tabulating. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif, yaitu
metode analisis data yang menggunakan data dengan jawaban yang menentukan
jumlah kesatuan dalam bentuk angka atau dengan kata lain analisis yang
berhubungan dengan angka. Hasil perhitungan statistik diperoleh dengan rx1y  r
tabel (0,803  0,268) dengan N 54 pada taraf signifikan 5 % sehingga hipotesis di
Terima. Kemudian rx2y  r tabel (3,257  0,68) dengan N 54 pada taraf
signifikan 5% sehingga hipotesis di Terima. Kemudian rx1x2  r tabel (0,659 
0,268) dengan N 54 dan taraf signifikan 5% sehingga hipotesis di Terima. Dan
rx1x2y  r tabel (0,371  0,268) dengan N 54 dan taraf signifikan 5% sehingga
hipotesis di Terima. Saran penelitian :1. Kepala Desa Sumur diharapkan dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan terutama pada pengelolaan dana
desa, 2.Pemerintah Desa diharapkan lebih meningkatkan kinerja sehingga bisa
secara maksimal mengelola dana desa. 3. diharapkan BPD selalu mempertahankan
kinerja dan meningkatkan kemampuan agar menghindari adanya penyimpngan-
penyimpangan dalam pengelolaan dana desa. 4. Bagi masyarakat, penelitian ini
merupakan bahan bacaan yang bermanfaat dan dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman baru bagi masyarakat tentang apa yang
dimaksud pengelolaan dana desa

Kata kunci (keyword) : kepemimpinan kepala desa, pengawasan BPD, efektivitas


pengelolaan dana desa
4
HALAMAN MOTTO ATAU PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Biarkan mereka membicarankanmu, hanya kamu yang tau siapa

dirimu sebenarnya”

SKRIPSI INI PENULIS PERSEMBAHKAN KEPADA :

1. Bapak dan ibu tercinta

2. Kakak dan adik-adik tersayang

3. Teman-teman yang mendukung

4. Semua pihak yang ikut membantu dalam

penyusunan skripsi

Terima kasih untuk semua dukungannya.

5
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Winda Suryahati

NPM : 181003632010810

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Universitas : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya susun ini adalah

hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar Sarjana.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk

dipergunkan sebagaimana mestinya.

Semarang,

Yang menyatakan

WINDA SURYAHATI
NPM. 181003632010810

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang – undang Desa No. 6 tahun 2014 Pasal 1 ayat 1 “Desa

adalah desa dan atau desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau

hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia”. Desa merupakan sistem pemerintahan yang paling

terendah dalam hierarki pemerintahan dan didalam sebuah sistem pemerintahan

desa yang menyelenggarakan pemerintah desa atau juga disebut perangkat desa

yang berperan secara langsung dengan masyarakat. Karena perangkat desa

langsung berinteraksi dengan masyarakat maka seharusnya pemerintah desa/

perangkat desa mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat agar

terealisasinya tugas sebagai perangkat desa. Desa adalah suatu wujud

implementasi pemerintahan yang ada di wilayah ataupun daerah yang mempunyai

kekuasaan yang dipimpin oleh kepala Desa dalam penyelenggaraannya, Adapun

juga Lembaga desa yang bernama Badan Permusyawaratan Desa yang

mempunyai tugas untuk mengawasi Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya

dan membuat aturan yang ada di desa tersebut. meskipun kepala desa mempunyai

kewenangan yang paling tinggi di dalam desa tetapi kepala desa juga diawasi oleh

BPD agar tidak adanya otoritas yang dilakukan oleh Kepala Desa.

7
Masyarakat Desa memilih secara langsung Kepala Desa dan anggota Badan

Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk

memimpin desa sekaligus mempunyai fungsi sebagai pimpinan pemerintah desa.

BPD atau Badan Permusyawaratan Desa merupakan lembaga yang menjadi

penyeimbang bagi Kepala Desa dalam mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan urusan masyarakat. Hal-hal yang menyangkut pembangunan di

desa harus dibahas dan disepakati bersama oleh kepala Desa, BPD dan

masyarakat Desa melalui rapat atau musyawarah desa yang diselenggarakan oleh

BPD. Hasil dari musyawarah yang diselenggarakan oleh desa wajib dipedomani

oleh Kepala Desa dalam penetapan perumusan berbagai kebijakan desa, termasuk

kebijakan pembangunan desa.

Tata kelola desa dengan sistem demokratis dan berkeadilan sosial ini wajib

ditegakkan sehingga desa mampu secara mandiri menyelenggarakan

pembangunan secara partisipatif yang ditujukan untuk mewujudkan peningkatan

kualitas hidup manusia peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, dan

penanggulangan kemiskinan.

Pembangunan desa dikelola dengan sistem partisipatif dikarenakan melibatkan

peran masyarakat desa secara langsung. Pembangunan desa bertujuan pada

terciptanya kemandirian desa dikarenakan kegiatan pembangunan desa wajib

dikelola oleh desa dengan melibatkan sumberdaya manusia di desa serta sumber

daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Agar desa dapat menjalankan kewenangannya, seperti mengelola

pembangunannya maka desa berhak mempunyai sumber-sumber pendapatan.

8
Dana Desa yang berasal dari Anggran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

ialah salah satu bagian dari pendapatan desa. Tujuan dari Pemerintah menyalurkan

Dana Desa secara langsung kepada desa yaitu supaya desa mampu dalam

menjalankan dan mengelola untuk mengatur dan mengurus prioritas bidang

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Penggunaan Dana Desa dikelola melalui mekanisme pembangunan partisipatif

dengan menempatkan masyarakat desa sebagai subyek pembangunan. Karenanya,

rencana penggunaan Dana Desa wajib dibahas dan disepakati dalam musyawarah

desa. Penggunaan Dana Desa harus berhasil mewujudkan.tujuan pembangunan

desa yaitu: peningkatan.kualitas hidup masyarakat, peningkatan kesejahteraan

masyarakat desa, dan penanggulangan kemiskinan.

Dana desa di alokasikan dengan anggaran yang ditetapkan sebesar 10%

(sepuluh persen) dari total dana transfer ke daerah dan akan dipenuhi secara

bertahap sesuai dengan kemampuan dari APBN. Dalam masa transisi, sebelum

dana desa mencapai 10% (sepuluh persen), anggaran dana desa dipenuhi melalui

realokasi dari belanja pusat dari program yang berbasis desa. Dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) Tahun Anggaran (TA) 2015

pemerintah menganggarkan dana desa senilai Rp20.766.200.000.000,00 (dua

puluh triliun tujuh ratus enam puluh enam milyar dua ratus juta rupiah). Anggaran

dana desa tersebut akan disalurkan pada 434 (empat ratus tiga puluh empat)

kabupaten/kota, dengan jumlah desa sebanyak 74.093 (tujuh puluh empat ribu

sembilan puluh tiga) desa, sedangkan dalam APBN TA 2016 pemerintah

menganggarkan dana desa senilai Rp46.982.100.000.000,00 (empat puluh enam

9
triliun sembilan ratus delapan puluh dua milyar seratus juta rupiah). Anggaran

dana desa tersebut akan disalurkan pada 434 (empat ratus tiga puluh empat)

kabupaten/kota, dengan jumlah desa sebanyak 74.754 (tujuh puluh empat ribu

tujuh ratus lima puluh empat) desa.

Dana desa merupakan hal yang cenderung baru dalam sistem tata kelola

keuangan desa, pemahaman tentang hal ini sangat diperlukan dalam sistem

pengelolaan dana desa agar sesaui dengan peraturan yang berlaku dalam

pengelolaannya, terutama oleh pemerintah desa dan pemerintah kabupaten/kota.

Dalam evaluasi pelaksanaan dana desa TA 2015 berdasarkan data dari Jenderal

Perimbangan Kuangan menyebutkan ada beberapa kelemahan yang menyebabkan

perlambatan dan rendahnya realisasi dalam penyaluran dana desa dari

kabupaten/kota ke desa diantaranya:

a. Sebagian daerah belum menginput atau memasukkan dana desa dalam

APBD (Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah) induk,

b. Sebagian daerah terlambat dalam menetapkan Peraturan Bupati

(perbub)/Peraturan Walikota (Perwali) tentang pengalokasian dana

desa per desa,

c. Sebagian daerah terpaksa mengganti penetapan alokasi dana desa

perdesa dikarenakan jumlah desa berbeda dengan apa yang tercantum

di dalam peraturan Mnteri Dalam Negeri,

d. Sebagaian daerah terlambat dalam menetapkan Peraturan Bupati

(Perbup)/Peraturan Walikota (Perwali) tentang pedoman tata cara

pengelolaan dana desa dan tentang pengadaan barang atau jasa di desa,

10
e. Sebagian daerah menambahkan persyaratan penyaluran dana desa dari

Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) ke rekening kas desa, berapa

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)

dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes), yang semakin

menyulitkan bagi desa untuk segera menerima dana desa.

f. Sebagian daerah memeriksa dokumen pertanggungjawaban dana desa

sebagai syarat penyaluran tahapan.

g. Terdapat daerah yang belum berani menyalurkan dana desa ke desa

dan Sebagian desa belum berani menggunakan dana desa karena belum

ada pendamping desa,

h. Kekhawatiran perangkat desa terjerat kasus hukum karena kesalahan

administrasi.

Namun pada kenyataannya pengelolaan dana desa ini belum efektif. Hal ini

dapat dilihat dari indikasi-indikasi yang terjadi di desa Sumur kecamatan Cluwak

Kabupaten Pati menerangkan bahwa dana desa belum dilaksanakan sesuai

rencana, hal ini diperkuat dari wawancara dengan narasumber Kepala desa desa

sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati pada tanggal 26 Oktober 2021.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti terdorong untuk

mengadakan penelitian di Desa Sumur, Adapun penelitian ini diberi judul “

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa dan Pengawasan BPD Terhadap

Efektivitas Pengelolaan Dana Desa Di desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten

Pati”

11
B. Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan bertujuan untuk membatasi permasalahan,

dengan dibatasinya permasalahan dapat menjelaskan jalan dan arah dari

penelitian. Hal ini juga dapat mendekatkan pada pokok permaslahan yang akan

dibhas supaya tidak menimbulkan kesalahfahaman dalam mengintreprestasi lebih

lanjut serta membatasi kemungkinan meluasnya persoalan. Tanpa adanya ruang

lingkup permaslahan, masalah yang terdapat dalam penelitian akan melibihi batas

kemampuan dari peniliti. Ruang lingkup dalam penelitian adalah:

1. Lokus penelitian yaitu desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten

Pati

2. Focus penelitisn yaitu :

a. Kepemimpinan Kepala Desa, dibatasi dalam : Fungsi Instruktif,

Fungsi Konsultatif, Fungsi Partisipatif, Fungsi Delegasi, Fungsi

Pengendalian.

b. Pengawasan BPD dibatasi pada penentuan standar/tolak ukur,

Pengukuran (Measurement), Membandingkan (Compare),

Tindakan (Action) Korektif.

c. Efektivitas Pengelolaan dibatasi pada efektivitas perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

pengelolaan dana desa.

12
C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan terhadap ahl-hal

tertentu. Dimana hal itulah yang dijadikan sebagai perhatian dan yang diberi titik

focus untuk diteliti lebih lanjut. Rumusan masalah juga dijadikan pedoman yang

digunakan say melakukan penelitian. Hal ini berkaitan dengan apa hal yang ingin

diteliti dari permasalahan, maka hal-hal yang akan diteliti tidak menyebar dan

semakin meluas tanpa ada batasan-batasan yang harus diteliti

Dari urian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh kepemimpinan kepala desa terhadap efektivitas

pengelolaan dana desa di desa Sumur kecamatan Cluwak kabupaten Pati?

2. Adakah pengaruh pengawasan BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana

desa di desa Sumur kecamatan Cluwak Kabupaten Pati?

3. Adakah Pengaruh kepemimpinan kepala desa dan BPD terhadap

efektivitas pengelolaan dana desa di desa Sumur kecamatan Cluwak

kabupaten Pati?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Untuk menjelaskan dan mengananlisis pengaruh kepemimpinan kepala

desa terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa Sumur Kecamatan

Cluwak Kabupaten Pati

13
2. Untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh pengawasan BPD terhadap

kefektivitasan pengelolaan dana desa didesa Sumur kecamatan cluwak

kabupaten pati.

3. Untuk menjelaskan dan menganalisis kepemimpinan kepala desa dan

pengawasan BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa

Sumur kecamatan cluwak kabupaten pati.

Kegunaan Penelitian :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran bagi Studi

Ilmu Administrasi Negara yang terkait dengan aktivitas Badan

Permusyawaratan Desa dan kepemimpinan Kepala Desa terhadap

Efektivitas pengelolaan dana desa.

b. Secara Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah

desa dalam pengelolaan dana desa di masa yang akan dating.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan literatur untuk instansi

bersangkutan.

E. KERANGKA TEORI

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat di artikan proses mempengaruhi dan mengarahkan

para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada

14
pegawainya.1 Kepemimpinan dalam Bahasa inggris disebut Leadership dan

didalam Bahasa arab disebut Zi’amah atau Imamah. Dalam terminology yang

ditemukan oleh Marifield dan Hamzah. Kepemimpinan adalah menyangkut

dalam menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan, mengkorrdinasi motif-

motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha Bersama.2

Kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena

seorang pemimpin harus berperan sebagai organisator kelompoknya untuk

mencapai yang telah ditetapkan. Kepemimpinan bisa didefinisikan sebagai

suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang

berhubungan dengan penugasan karyawan perusahaan dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan.3

Beberapa pengertian kepemimpinan menurut pendapat para ahli, menurut

Achmad sanusi dan M. Sobry Sutiko (2014:15) adalah berikut ini:

 “kepemimpinan adalah suatu proses yang memepengaruhi aktivitas

kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan Bersama” (Rauch &

Behling).

 “kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain

untuk bekerja keras dengan penuh kemauan utnuk tujuan kelompok”

(George P. Terry).

1
A. Mintorogo, Kepemimpinan dalam Organisasi, Yogyakarta :STIA LAN Press, 1997, h.2
2
Hamzah Zakub, Menuju Keberhasilan, manajemen dan kepemimpinan, Bandung, CV
Diponegoro, H.125
3
Clara Rosa Pudjiyogyanti, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1991, h. 143

15
 “Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain

untuk bekerja sama guana memcapai tujuan tertentu yang diinginkan”

(Ordway Tead).

 “Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar

ikut serta dalam mencapai tujuan umum” (H.Knootz dan C. Donnel).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan

menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan kepemimpinan dalam

organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang

dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun

diarahkan oleh orang yang memimpinnya.

2. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan membahas bagaimana seorang menjadi pemimpin,

atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori

kepemimpinn diantaranyanyaitu yaitu :

a. Teori Sifat

Teori sifat atau biasa disebut dengan Trait Theory meyakini bahwa

orang dilahirkan atau di latih dengan kepribadian tertentu, akan

menjadikan mereka mereka unggul dalam hal kepemimpinan. Dalam teori

ini ditegaskan bahwa tidak semua orang bisa menjadi pemimpin, yaitu

hanya orang orang yang mempunyai bakat atau keahlian dalam hal

kepemimpinan yang bisa menjadi pemimpin.

b. Teori Perilaku

16
Teori ini berfokus pada tindakan-tindakan perilaku atau gaya, teori

ini sangat bertentangan dengan teori sifat dimana di teori siafat disebutkan

bahwa pemimpin yang hebat dan mumpuni yaitu bawaan dari lahir.

Namun di teori ini pemimpin yang hebat yaitu pemimpin yang dibuat atau

dilatih denagn sedemikian rupa. Teori ini menyebutkan bahwa seseorang

bisa belajar menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan

pengamatan.

c. Teori Situasional

Teori situasioanl menyatakan bahwa pemimpin harus memiliki

pembawaan yang berbeda-beda tergantung situasi yang diahadapi.

Dengan kata lain pemimpin harus mempunyai keterampilan untuk menilai

kemudian memilih stategi kepemimpinan apa yang menurutnya terbaik

diterapkan dalam setiap keadaan atau tugas berbeda.

d. Teori Jalan – tujuan

Teori ini menyebutkan bahawa nilai strategis dan keefektifan dari

seorang pemimpin didasari pada kemampuan dalam memberi kepuasan

dan motivasi anggotanya dengan penerapan hadiah. Dalam teori ini

pemimpin mempunyai tugas yaitu bagaimana bawahan bisa mendapatkan

hadiah atas kinerjanya, dan bagaimana seorang pemimpin menjelaskan

dan mempermudah jalan menuju hadiah tersebut. Pemimpin berusaha

memperjelas jalur menuju tujuan yang diinginkan oleh organisasi

sehingga bawahan tahu kemana harua mengerahkan tenaganya untuk

mencapai tujuan organisasi. Selain itu, pemimpin juga memberikan

17
hadiah yang jelas bagi prestasi bawahan yang telah memenuhi tujuan

organisasi sehingga bawahan termotivasi.

e. Teori Karismatik

Teori ini mengemukakan bahwa para bawahan atau pengikut

membuat penghubungan dari kemampuan kepemimpinan yang luar biasa

apabila mereka mengamati perilaku – perilaku tertentu. Telaah mengenai

kepemimpinan karismatik Sebagian besar telah diarahkan pada

mengidentifikasi perilaku – perilaku yang membedakan pemimpin

karismatis dari padanan mereka yang nonkarismatik.

Menurut Rivai, secara operasional fungsi pokok kepemimpinan

dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Fungsi Instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai

komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,

bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar

dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif

memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan

memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

b. Fungsi Konsultif

18
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama

dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali

memerlukan bahan pertimbangan yang dinilai mempunyai

berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan

keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dapat dilakukan

setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan.

Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan

berupa umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan

keputusan – keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

c. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha

mengaktifkan orang – orang yang dipimpinnya, baik dalam

keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam

melaksankannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat

semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah

berupa Kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil

tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap

dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

d. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan

wewenang membuat atau menetapkan keputusan, abik melalui

19
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi

delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Penerima delegasi

itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang

memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.

e. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang

sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara

terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga

memungkinkan tercapainya tujuan Bersama secara maksimal.

Fungsi pengendalian ini dapat mewujudkan melalui kegiatan

bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.4

3. Pengertian Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai tindakan atau proses evaluasi untuk

mengukur kesesuaian dan kelancaran pelaksanaan kegiatan, hal ini dilakukan

agar tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai sesuai dengan

rencana, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang telah ditentukan.

Pengawasan sendiri berasal dari kata “awas” yang diartikan sebgai dapat

melihat baik-baik,tajam penglihatan, tajam tiliknya, waspada dan lain-lain.

Kata mengawasi antara lain diartikan sebagai melihat dan memperhatikan.

Pengawasan adalah suatu bentuk pola piker dan pola tindakan untuk

4
Rivai, Veitzal, 2005, manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan dari teori ke praktik.
PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. Hal. 53.

20
memberikan pemahaman dan kesadaran kepada seseorang atau beberapa

orang yang diberikan tugas untuk dilaksanakan dengan menggunakan

berbagai sumber daya yang tersedia secara baik dan benar, sehingga tidak

terjadi kesalahan dan penyimpangan yang sesungguhnya dapat menciptakan

kerugian oleh Lembaga atau oraganisasi yang bersangkutan.5

Dalam konteks yang lebih luas maka arti pengawasan lebih pada

pengawasan yang berlaku pada organisasi dan birokrasi. Jika dijabarkan lebih

luas dan kompeherensif maka pengawasan dapat dilihat dari beberapa segi

yakni :

1. Kontrol sebagai penguasaan pemikiran

2. Disiplin sebagai kontrol diri

3. Kontrol sebagai sebuah makna simbolik

Kontrol tidak terbatas pada prosedur formal dalam penyelenggara

organisasi. Kontrol bisa digumakan untuk mencapai tujuan tertentu yang

sesuai dengan keinginan kelompok tertentu.

Menurut Prajudi Atmosudirjo pengawasan ialah keseluruhan kegiatan-

kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah

dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar, atau rencana-rencana

yang telah ditetapkan sebelumnya.6 Manullang memberikan suatu deinisi

pengawasa yakni suatu proses untuk menetapkan pekerjaan sesuai dengan

rencana semula.7 Kemudian menurut Suwarto adlah kegiatan manajer yang

5
Makmur (2011) Efektivitas Kebijakan Pengawasan. Bandung PT. Refika Aditama. Hlm 176
6
Muh.Hizbul Muflihin, Administrasi Pendidikan, (Klaten Utara : Cv gema Nusa, 2015), h. 120
7
M. Manullang, Dasar-dasar management, Ghalia Indonesia, Jakarta 1977 hlm 136

21
mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana

yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.8

Menurut Sujatmo dalam Bahasa Indonesia fungsi controlling mempunyai

pandangan yakni pengawasan dan pengendalian. Pengawasan ini dalam arti

sempit, yang oleh sujatmo9 diberi definisi sebagai segala usaha atau kegiatan

untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang

pelaksanaan tugas atau pekerjaan apakah sesuai dengan semestinya atau

tidak.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan

kegiatan pengamatan dan pengevaluasian terhdap pelaksanaan kerja pegawai

yang telah ditetapkan oleh perushaan atau organisasi, dan apabila terjadi

penyimpangan diperuhaan atau oragnisasi dapat segera diketahui dengan

cepat sehingga dapat dilakukan tindakan.

4. Unsur-Unsur Pengawasan

Muchsan menimpulkan bahwa untuk adanya tindakan pengawasan

diperlukan unsur-unsur sebagai berikut:10

a. Adanya kewenangan yang jelas yang dimiliki oleh apparat pengawas

b. Adanya suatu rencana yang mantap sebagai alat penguji terhadap

pelaksanaan suatu tugas yang akan diawasi.

8
Sarwoto, Dasar-dasar organisasi dan Management, Ghalia Indonesia, Jakarta Hlm 93
9
Sujatmo, 1983. Beberpa pengertian di bidang pengawasan, Jakarta, ghalia Indonesia hlm 17
10
Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan Peradolan Tata Usaha
Negara di Indonesia, Liberti, Yogyakarta, 2000, hlm 132-133

22
c. Tindakan pengawasan dapat dilakukan terhadap suatu proses kegiatan yang

sedang berjalan maupun terhadap hasil yang akan dicapai dari kegiatan

tersebut.

d. Tindakan pengawasan berakhir dengan disusunnya evaluasi akhir terhadap

kegiatan yang dilaksanakan serta dicocokan hasil yang dicapai dengan

rencana sebagai tolok ukurnya.

e. Untuk selanjutnya tindakan pengawasan akan diterudkan dengan tindak

lanjut, baik secara administrative maupun secara yuridis.

5. Pengertian Badan Permusyawatan Desa

Badan Permusyawaratan Desa atau disingkat menjadi BPD adalah suatu

badan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Dijelaskan pada Undang – undang nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan Daerah pasal 209 menyebutkan “ Badan permusyawaratan

Desa “BPD” berfungsi menetapkan peraturan dersa Bersama kepala desa,

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat”.

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa yang bersangkutan

berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah

atau mufakat.anggota BPD biasanya terdiri dari Ketua RW (Rukun Warga),

pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama, dan tokoh atau pemuka

masyarakat lainnya. Masa jabatan BPD adalah 6 Tahun dan dapat

diangkat/diusulkan Kembali untukn1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan

23
dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala

Desa dan Perangkat Desa.11

Peresmian anggoata BPD ditetapkan denagn keputusan Bupati/Wali Kota,

dimana sebelum memangku jabatan mengucapakan sumpah/janji secara

Bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati/Wali

Kota.12Ketua BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam

rapat BPD yang diadakan secara khusus. BPD berfungsi menetapkan

peraturan Desa Bersama kepala Desa, menampung dan menyalusrkan aspirasi

masyarakat.13

6. Peran BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

Badan Permusyawaratan Desa atau juga disebut BPD memiliki beberapa

peranan yang penting, hal itu menunjang bahwa BPD sebagai wadah bagi

masyarakat untuk berpartisipasi pada penyelenggaraan pemerintahan.

Beberapa peranan BPD di desa antara lain :

1. Sebagai Mitra Pemerintahan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan kepala desa membahas serta

menyepakati rencana peraturan desa yang diajukan BPD dan kepala desa

yang diselenggarakan oleh BPD dalam musyawarah BPD.

2. Sebagai Wakil Rakyat

11
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Permusyawaratan_Desa, Diakses Pada tanggal 4 November
2021 Pukul 22.21
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Permusyawaratan_Desa, Diakses Pada tanggal 4 November
2021 Pukul 22.21
13
Ibid.

24
Sebagai wakil rakyat BPD berperan sebagai penampung sekaligus

berperan untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. Aspirasi masyarakat

akan ditampung dan di salurkan dalam bentuk lisan serta tulisan dan

disampaikan pada saat musyawarah BPD yang juga dihadiri oleh kepala

desa setempat.

3. Sebagai Pengawas

Pengawasan yang dilakukan oleh BPD yaitu pengwasa terhadap kinerja

kepala desa seperti perencanaan kegiaatan, pelaksanaan kegaiatan

pemerintah desa dan juga pelaporan penyelenggaraan pemerintah desa

yang berupa monitoring serta evaluasi.

7. Pengertian Efektivitas Pengelolaan Dana Desa

Pada umum efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam

pencapaian tujuan organisasi. Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya

sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang

dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapainya

tindaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan mendekati sasaran

berarti makin tinggi efektivitasnya.

Menurut smaryadi mengatakan bahwa efektivitas organisasi dapat diukur

yaitu :

A. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai.

B. Kejelasan strategi pencapaian tujuan.

25
C. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap.

D. Perencanaan yang matang.

E. Penyusunan program yang tepat.

F. Ketersediaan prasarana dan sarana

G. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.14

Pengelolaaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses yang

memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan

kebijakan dan pencapaian tujuan. Pengelolaan sendiri berasal dari kata Kelola

yang mendapat awalan “peng” dan akhiran “an” sehingga menjadi pengelolaan

yang berarti pengurus, perawatan, pengawasan, peraturan. Istilah lain dari

pengelolaan yaitu “management”, yang berarti keterlaksanaan, tata pimpinan,

pengelolaan manajemen atau pengelolaan dalam oengertian umum menurut

suharismiartikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu

kegiatan.15

Untuk pengertian pengelolaan dana sendiri sudah disebutkan dalam

Permendagri No 113 tahun 2014, pengelolaan keuangan desa merupakan

keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan ddan pertanggungjawaban keuangan desa. Asas dalam mengelola

keuangan keuangan desa terdiri dari transparansi, partisipatif, akuntabel, tertib

serta disiplin penggunaan anggaran.

14
Sumaryadi. Nyoman,ibid, hal 107.
15
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1996 hlm 221

26
Pengelolaan dana desa sendiri didalamnya harus melibatkan masyarakat.

Karena dengan melibatkan masyarakat pemerintah perlu mengadakan kegiatan

menggunakan pola swakelola yang artinya mengupayakan pelaksanaan serta

perencanaan yang dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat dengan

menggunakan bahan baku local dan tenaga kerja setempat sehingga alokasi

dana untuk pembangunan desa tidak mengalir ke tempat lain.

Dalam mengelola dan desa diperlukan mekanisme pengawasan yang

bertujuan agar pengelolaan keuangan desa semakin akuntabel. Untuk

meningkatkan keefektifan mekanisme pengawasan dan meminimalisir

terjadinya pelanggaran, maka akan diberikan sanksi pada pihak yang

melaksanakan tugas tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

F. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar dan mugkin juga salah.

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.16

Ada beberapa definisi hipotesis menurut para ahli, antara lain yaitu :

1. Menurut Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137)

Hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara maslah

penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga

harus diuji secara empiris.

2. Menurut Kerlinger (1973)

Hipotesis adalah pernyataan dugaan hubungan anatara dua variable atau

lebih.
16
Vardiansyar Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008, hlm 10

27
3. Menurut Bruce W.Tuckman (1972:75)

“bisa definisikan sebagai ekspetasi tentang berdasarkan generalisasi dari

hubungan yang diasumsikan antara variabel”

4. Menurut Nanang Martono (2010:57)

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang

kebenerananya harus diuji atau rangkuman kesimpulan secara teoritis yang

diperoleh melalui tinjauan Pustaka.

Ada dua jenis hipotesis dalam penelitian, yaitu :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis Alternatif yaitu altefnatif yang menyatakan adanya

hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.

Dalam penelitian ini Ha-nya adalah :

a. “Ada pengaruh kepemimpinan Kepala Desa terhadap efektivitas

pengelolaan dana desa di Desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten

Pati”

b. “Ada pengaruh pengawasan Badan Permusyawaratan Desa Terhadap

efektivitas pengelolaan dana desa di Desa Sumur Kecamatan Cluwak

Kabupaten Pati”

c. “Ada pengaruh kepemimpinan dan Pengawasan Badan

Permusyawaratan Desa terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di

Desa Sumur kecamatan Cluwak Kabupaten Pati”

28
Model geometric, yaitu hipotesis berupa gambar yang menyatakan

ada pengaruh diantara variabel-variabel penelitian :

a. Efektivitas
pengelolaan
Kepemimpinan Dana Desa
Kepala Desa (Y)
(X1)

b. Pengawasan BPD Efektivitas


(X2) pengelolaan
Dana Desa (Y)

c.
Kepemimpinan
Kepala Desa
(X1)
Efektivitas
pengelolaan
Dana Desa
(Y)
Pengawasan BPD
(X2)

2. Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis Nol atau biasanya disimbolkan dengan Ho serta

mempunyai nama lain hipotesis statistik. Dinamakan demikian karena

berkaitan dengan sering diapakainya dalam penelitian kuantitatif yang

membutuhkan perhitungan statistic. Berbanding terbalik dengan hipotesis

29
altenatif (Ha) hipotesis nol menerangkan tidak adanya hubungan atau

pengaruh antara variabel dengan variabel lain.

Dalam penelitiannya, Ho-nya adalah:

a. “Tidak ada pengaruh kepemimpinan Kepala Desa terhadap efektivitas

pengelolaan dana desa di Desa Sumur kecamatan Cluwak Kabupaten Pati”

b. “Tidak ada pengaruh pengawasan Badan Permusyawaratan Desa

terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di Desa Sumur Kecamatan

Cluwak Kabupaten Pati”

c. “Tidak ada pengaruh kepemimpinan Kepala Desa dan Badan

Permusyarawatan Desa terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di Desa

Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati”

G. Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional merupakan suatu pembatasan pengertian terhadap suatu

maslah supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memberikan arti terhadap suatu

konsep. Sementara itu konsep yang merupakan definsi daripada apa yang perlu

diamati. Sehingga konsep sering pula disebut sebagai abstaraksi dari kejadian yang

menjadi obyek penelitian.

Sehubungan dengan hal yang dijelaskan diatas, maka definisi konsepsional dari

masing-masing variable yang ada di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan kepala desa adalah proses mempengaruhi oleh seorang

pemimpin diorientasikan terhadap tugas, bawahan dalam mencapai tujuan

organisasi.

30
2. Pengawasan BPD adalah hal yang dilakukan Badan Permusyawaratan Desa

untuk memantau kinerja Kepala desa dan pemerintah desa dalam menjalankan

tugas-tugasnya.

3. Efetivitas pengelolaan dana desa merupakan suatu pengukuran tingkat

keberhasilan dalam mengelola dana desa sesuai dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian dimaksudkan untuk menghindari terjadinya

salah penafsiran tentang judul penelitian yang berpengaruh juga terhada[p variabel

dan hasil penelitian.

Adapun definisi operasioanl dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel X1, yaitu kepemimpinan Kepala Desa, dengan indicator :

a. Fungsi instruktif, diukur dengan :

- Tingkat kejelasan informasi yang disampaikan kepala desa.

- Keaktifan kepala desa dalam menggerakkan dana memberikan

motivasi kepada masyarakat dalam pembangunan desa.

b. Fungsi Konsultif, diukur dengan :

- Kemampuan kepala desa dalam membuat keputusan tepat.

- Kepala desa memberikan kesempatan masyarakat menyampaikan

masukan/ide dalam kegaiatan pembangunan desa.

31
- Efektivitas keputusan perencanaan pembangunan yang telah

ditetapkan.Kemampuan kepala desa dalam menyempurnakan

kepuatusan yang diambil.

c. Fungsi partisipasi, diukur dengan :

- Kemampuan pemimpin bekerja sama dan mengarahkan masyarakat

dalam pembangunan desa.

- Kemampuan kepala desa mengendalikan masyarakat dalam

pembangunan desa.

- Intensitas kepala desa ikut serta dalam proses pelaksanaan

pembangunan desa.

d. Fungsi delegasi, diukur dengan :

- Memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam mengambil

keputusan dalam pembangunan desa.

- Tingkat kesamaan persepsi pembangunan desa antara kepala desa

dengan masyarakat.

- Tingkat kesesuaian prinsip pembangunan desa antara kepala desa

dengan masyarakat.

- Kemampuan kepala desa sebagai fasilitator pembangunan desa.

e. Fungsi pengendalian, diukur dengan :

- Kepala desa memberikan bimbingan dan arahan dalam kegiatan

pembangunan desa.

32
- Kepala desa melakukan koordinasi dengan masyarakat terkait

pembangunan desa.

- Kepala desa melakukan pengawasan dalam kegiatan pembangunan

desa.

2. Pengawasan BPD (X2) yang meliputi :

a. Penentuan standar (Standars), yang diukur dari :

- Tingkat kejelasan SOP

- Tingkat Pemahaman SOP dalam pelaksanaan pengawasan

- Perencanaan pengawasan yang akan dilaksanakan

b. Pengukuran (Measurement), yang diukur dari :

- Konsistensi standar dalam pengukuran

- Intensitas dalam pengukuran dalam pengawasan

- Ketegasan dalam mengambil keputusan terhadap penyimpangan

c. Membandingkan (Compare), yang diukur dari :

- Perbandingan target atau standar dengan hasil pengawasan yang

dicapai

- Realisasi dengan anggran yang telah ditetapkan

- Perbandingan biaya pembangunan dengan indek yang ditetapkan

d. Tindakan (Action), yang diukur dari :

- Mengintrerprestasikan penyimpangan salama pengawasan

- Tindakan perbaikan atas penyimpangan

- Perbaikan kinerja melalui problem solve

3. Efektivitas Pengelolaan Dana Desa (Y) dengan indikator :

33
a. Efektivitas Perencanaan, yang diukur dari :

- Identifikasi masalah dan kebutuhan

- Pembuatan program-program terkait pengelolaan

- Pembuatan strategi-strategi dalam melakasankan program

b. Efektivitas Pelaksanaan, yang diukur dari :

- Penyusunan personil yang terkait dalam pengeloaan

- Kemampuan dalam menggunakan sarana dan prasarana

- Pelaksanaan pengeloaan yang transparan

c. Efektivitas Penatausahaan, yang diukur dari :

- Pencatatan pengeluaran dan pemasukan

- Pembukuan yang jelas

d. Efektivitas Pelaporan, yang diukur dari :

- Pelaporan pelaksana APBDes

- Laporan realisasi kegiatan

e. Efektivitas Pertanggungjawaban, yang diukur dari :

- kemampuan dalam merealilasi APBDes

- Pertanggungjawaban pada setiap determin pencairan dana

I. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkain langkah-langkah yang dilakukan secara

terencana dan sistematis dalam usaha mendapatkan jawaban terhadap masalah yang

dihadapi dengan menggunakan cara-cara atau teknik-teknik tertentu. (Menurut

Sugiyono) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

34
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan

kegunaan.17

1. Tipe Penelitian

Untuk menentukan tipe penelitian yang akan digunakan perlu diketahui

macam-macam tipe penelitian. Menurut Masri Singarimbun ada 3 tipe

penelitian yaitu:

a. Penelitian Ekspoloratif (penjajagan)

Penelitian penjajagan atau eksploratif bersifat terbuka, masih

mencari-cari pengetahuan peneliti tentang masalah yang akan diteliti

masih terlalu tipis dapat melakukan studi deskriptif.

b. Penelitian Diskriptif (penggambaran)

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk melakukan penggambaran

yang cermat terhadap fenomena sosial tersebut, peneliti tentang masalah

yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan study

diskriptif.

c. Penelitian Explanatory (Penjelasan)

Explanatory Research atau penelitian penjelasan dimaksudkan

untuk penelitian pengujian hipotesa, dengan data peneliti menjelaskan

hubungan korsal antara variabel-variabel melalui pengajuan hipotesa.

Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah tipe

explanatory. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kepemiminpian kepala desa dan pengawsan BPD di Desa Sumur Kecamatan


17
Sugiyono.2013. Metode-Metode Penelitian Masyarakat.Gramedia. Jakarta, hal. 2

35
Cluwak Kabupaten pati untuk melakukan analisis hubungan antar variabel

dan menguji hipotesis.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi

Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan kelompok orang, kejadian

atau hal minat yang ingin peneliti investasi. Sementara Sugiyono

mendefinisakan “populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakateristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk kemudian ditarik

kesimpulannya”.18 Populasi dalam peneliti ini adalah masyarakat pelaku

aktif dalam pembangunan desa yang terdiri dari RT, RW, Kadus, Pegawai

Lembaga-lembaga desa, tokoh masyarakat dan perangkat desa lainnya.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diambil untuk

diteliti danhasil penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi

secara keseluruhan.19 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik non random sampling dengan metode purposive sampling,

yaitu teknik penentuan sampel yang menggunakan kriteria yang telah dipilih

oleh peneliti dalam memilih sampel. Dan sampel yang diambel dari

18
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian,Bidang Manajemen
dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2015) h. 190.
19
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka,
2002), h. 78.

36
penelitian ini yaitu masyarakat pelaku aktif dalam pembangunan desa di

Desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati seperti RT, RW, Tokoh

masyarakat dan perangkat desa lainnya.

a. Elemen

Elemen merupakan satuan analisis atau himpunan sesuatu objek

yang ingin diketahui. Elemen juga suatu objek yang akan dilakukan

suatu pengukuran. Elemen dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat pelaku aktif dalam pembangunan desa di Desa Sumur

Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati

b. Kerangka sampel

Kerangka sampel merupakan daftar seluruh unsur sampling yang

terdapat pada populasi. Kerangka sampel ini berisikan biodata dari

responden.

Tabel 1.1

Unsur Responden

Desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati

Sampel
NO Unsur Responden Jumlah Elemen
50%

1 11 orang 6 orang
Pemerintah Desa
2 BPD 9 orang 5 orang

3 RT dan RW 26 orang 13 orang

4 Lembaga Desa 48 orang 24 orang

37
(PKK,KARTAR,LPMD,dll)

5 Tokoh Masyarakat 12 orang 6 orang

Jumlah 54 orang
Sumber data : Struktur Organisasi Desa
c. Teknik Pengambilan sampel

Teknik penetapan sampel sangat banyak dalam bidang penelitian.

Akan tetapi, dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data

simple non random sampling. Dengan menggunakan simple non

random sampling yaitu pengambilan sample dengan responden yang

telah dipilih peniliti yang sesuai kriteria yang dibutuhkan. Digunakan

teknik ini karena responden harus Masyarakat Desa Sumur

Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati yang selaku pelaku aktif dalam

pemabngunan desa.

3. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data kuesioner untuk

variabel efektivitas pengeloaan dana desa dengan angket yang berisi

beberapa daftar pertanyaan. Efektivitas pengenolaan dana desa dapat

dilihat dari kuesioner efektivitas pengelolaan dana desa. Sedangkan

pengaruh kepemimpinan dapat dilihat dari kuesioner pengaruh

kepemimpinan. Adapun sebagian jumlah masyarakat tersebut.

38
b. Sumber data sekunder yakni data yang diperoleh melalui laporan-laporan/

buku-buku/ catatan-catatan yang berkaitan erat dengan permasalahan yang

diteliti dan teramati oleh peneliti, diantaranya segala kegiatan yang

berkaitan dengan kepemimpinan kepala desa dan pengawasan BPD

terhadap efektivitas pengelolaan dana desa.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian ini, digunakan cara studi kepustakaan,

penelitian terhadap dokumen-dokumen, observasi dan wawancara dengan

Masyarakat.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi (Observation), Teknik ini dipergunakan untuk mengamatan

langsung kegiatan yang berkaitan dengan efektivitas pengelolaan dan di

Desa Sumur Kecamatan Cluwak Pati.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan

narasumber atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan

panduan wawancara yaitu Questionaire. Questionaire tersebut peneliti

lengkapi dengan berbagai alternatif jawaban, hal ini mempermudah bagi

responden untuk menjawab.

c. Kuesioner

39
Kuesioner (Quetionaire), adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan

panduan kuesioner.

d. Interview Guide

merupakan paduan atau pedoman bagi para peneliti yang ingin

mengungkap kondisi psikologis subjek melalui cara tanya jawab dengan

tujuan tertentu.

e. Dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku yang berbentuk tulisan,

gambar, atau karya momumental dari seseorang. Pengambilan data melalui

dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen

diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

f. Studi kepustakaan

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca

buku- buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan

penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

yang sedang dilakukan.

Dari pengertian beberapa macam teknik pengumpulan data diatas, maka

penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner, karena

sebelum meneliti atau terjun langsung kelapangan, maka peneliti menggunakan

pertanyaan yang akan dijadikan panduan saat penelitian. Oleh sebab itu,

kuesioner dianggap sebagai teknik yang tepat untuk mengetahui kepemimpinan

40
dan kepengawasan BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di Desa

Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati.

5. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan pedoman pemberian nilai kepada jawaban

pertanyan yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan

dalam pengujian hipotesa, ada berbagai macam pengukuran yaitu:

a. Skala Nominal

Dalam skala ini ada asumsi tentang jarak maupun urutan antar kategori.

b. Skala Ordinal

Skala ini menggunakan responden dari tingkat paling rendah ke tingkat

paling tinggi menurut suatu atribut tertentu tanpa ada petunjuk yang

dimiliki oleh masing-masing responden.

c. Skala Interval

Skala ini tidak semata-mata mengurutkan orang atau obyek berdasarkan

suatu atribut, tapi juga memberikan informasi tentang interval satu orang

dengan obyek lain.

d. Skala Rasio

Merupakan interval yang jaraknya tidak dinyatakan dalam

perbedaan angka rata-rata suatu kelompok, tetapi dengan titik nol. Adapun

skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal yang

menunjukkan bahkan semakin tinggi score merupakan indikasi sikap

positif, sedangkan nilai yang rendah menunjukkan sikap sebaliknya.

41
Sedangkan skala Likert dalam penelitian ini menyediakan 5 alternatif

jawaban dengan memberikan skor stau jawaban yang penulis ajukan,

diantaranya:

A. Kategori jawaban yang sangat mendukung di beri skor 5

B. Kategori jawaban yang mendukung di beri skor 4

C. Kategori jawaban yang cukup mendukung di beri skor 3

D. Kategori jawaban yang kurang mendukung di beri skor 2

E. Kategori jawaban yang tidak mendukung di beri skor 1

Selanjutnya untuk mengetahui persentasi dari jawaban responden

dapat dilakukan dengan analisis persentasi dengan rumus:

Rumus pengukurannya adalah :

Skor yang di capai


Nilai = x 100 %
Skor yang diharapkan

Kemudian nilai yang diperoleh dikategorikan kedalam beberapa

golongan atau tingkatan sebagai berikut :

- 80 % - 100 % = Dikategori sangat tinggi

- 60 % - 79,99 % = Dikategori tinggi

- 40 % - 59,99 % = Dikategori cukup tinggi

- 20 % - 39,99 % = Dikategori kurang tinggi

- 0 % - 19,99 % = Dikategori rendah

6. Teknik pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

42
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul lengkap, selanjutnya

adalah mengolah data, adapun tahapan-tahapan yang dilalui dalam

pengolahan data adalah :

a. Editing yaitu kegiatan meneliti kembali kelengkapan dan kebenaran

yang diperoleh dari responden sehingga data tersebut benar-benar

valid dan relevan dengan permasalahan.

b. Coding yaitu kegiatan untuk memberikan data dan menyusun kode-

kode tertentu pada data yang diperoleh dan sekaligus memberi skor

untuk mempermudah analisa.

c. Tabulating adalah memasukkan data kedalam tabel-tabel dan

mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam

berbagai kategori.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Analisis Kuantitatif adalah analisa data yang digunakan untuk

mengolah data yang berbentuk angka dengan menggunakan

perhitungan rumus statistik.

b. Analisis Kualitatif adalah analisa data yang digunakan untuk

mengolah data yang sifatnya tidak dapat diukur dengan angka atau

bukan berbentuk angka melainkan pernyataan-pernyataan.

7. Pengujian Hipotesis

43
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh anatar variabel

yang ada yaitu “Apakah ada pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa dan

Kepengawasan BPD Terhadap Efektivitas Pengelolaan Dana Desa di Desa

Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati?”. Diperlukan untuk memastikam

kuesioner yang digunakan untuk penelitian mampu mengukur variabel

penelitian dengan baik. Pada penelitian ini menggunakan Teknik korelasi

Product Moment yang merupakan statistic nonparametik. Korelasi ini

digunakan pada data sama yaitu sekurang-kurangnya data ordinal. Kelebihan

Teknik ini bila digunakan menganalisis sampel yang jumlahnya lebih dari 10

dan dapat dikembangkan untuk mencari korelasi persial.

a. Untuk menguji pengaruh kepemimpinan Kepala Desa (X1) dan

kepengawasan BPD (X2) terhadap efektivitas pengelolaan dana

desa di Desa Sumur kecamatan cluwak Kabupaten Pati (Y)

menggunakan Korelasi produk moement sebagai berikut:

Untuk menghitung korelasi ganda, maka terlebih dahulu

harus menghitung korelasi sederhananya melalui korelasi produk

moment.

N . XY −( X )( Y )
rxy=
√¿ ¿ ¿

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = Jumlah Sampel/observasi

X = Variabel bebas

44
Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka

yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel

indepen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel

dependen. Rumus korelasi ganda dua variabel adalah sebagai

berikut:

rx 1 x 2 y =√ ¿¿

R y x1 x2 = korelasi antara variabel x 1 dengan x 2 secara bersama-sama

dengan variabel Y.

r yx1 = korelasi product moment antara x 1 dengan Y

r ❑yx2 = korelasi product moment antara x 2 dengan Y

r x1 x2 = korelasi product moment antara x 1 dengan x 2.

Hasil Ryx1x2 = ini kemudian dikonsultasikan dengan r table

untuk mengetahui taraf signifikan adalah sebagai berikut:

rh  rt 1% = Sangat signifikan

rh  rt 5% = signifikan

b. Pengujian Hipotesa F test

r 2 x 1 x 2 y N−k−1
F= .
1−r 2 x 1 x 2 y k

2
r x1 x2 = koefisien korelasi (kuadrat)

N = Jumlah Responden

K = Jumlah Prediktor (Variabel X)

45
Y = variabel terikat

c. Koefisien Determinan

Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan

seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Y. rumus keofisien

determinasi :

KD = r2 x 100%

KD = nilai koefisien determinasi

r = nilai koefisien korelasi

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran umum desa Sumur

Gambar 2.1.1

Peta Desa Sumur

46
Desa Sumur merupakan desa yang terletak di kecamatan Cluwak

kabupaten Pati Jawa Tengah dan memiliki karakteristik wilayah yang

Sebagian besar (65% dari luas wilayah) merupakan lahan pertanian yang

berupa ladang pertanian dan juga persawahan. Letak desa Sumur sendiri

sangatlah mudah diakses dari manapun, bisa dari jalan raya pati-jepara via

kecamatan cluwak dari desa ngablak, jalan raya tayu-puncel via kecamatan

dukuhseti, dan juga jalan raya pati-jepara via kecamatan kelet.

Desa Sumur sendiri memiliki luas wilayah 603 Ha, dimana luas wilayah

tersebut terdiri dari lahan pemukiman warga, lahan pertanian, pegunungan,

makam, jalan dan sebagainya. Letak desa Sumur yang merupakan bagian utara

dari Kabupaten Pati, memang agak jauh dari pusat pemerintahan kota, namun

dengan akses jalan yang sangat mumpuni warga tetap dimudahkan jika akan

bepergian seperti ke pusat kota.

Jarak desa Sumur sendiri dengan pusat pemerintahan Kecamatan Cluwak

sangatlah dekat yakni sekitar 4,5 kilometer atau dengan waktu 10-15 menit

47
menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak antara desa Sumur

dengan pusat pemerintahan yaitu Kabupaten Pati berjarang 40 kilometer, bisa

diakses dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi dengan memakan

waktu sekitar 40-55 menit. Untuk mencapai pusat pemerintahan provinsi Jawa

tengan jaraknya 85 kilometer dan juga dapat diakses menggunakan kendaraan

pribadi maupun kendaraan bermotor yang memerlukan waktu sekitar 2,5 jam

perjalanan dari desa Sumur.

Secara geografis desa Sumur disebelah utara berbatasan langsung dengan

Desa Wedusan, sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan desa bleber,

Sebelah timur berbatasan dengan desa gerit dan disebelah barat berbatasan

dengan desa Karangsari. Desa Sumur terdiri dari 3 Rukun Warga (RW) dan 23

Rukun Tetangga (RT).

Tabel 2.1.1

Batas – batas wilayah

No. Batas Desa Kecamatan

1 Sebelah Utara Wedusan Dukuhseti

2 Sebelah Selatan Bleber Cluwak

3 Sebelah Barat Karangsari Cluwak

4 Sebelah Timur Gerit Cluwak

48
(Sumber data : Profil Desa Sumur)20

Gambar 2.1.2

Kantor Balai Desa Sumur

2. Kependudukan

Penduduk yang tinggal di Desa Sumur saat ini berjumlah 4.399 jiwa.

Jumlah penduduk dari profil desa Sumur berdasar jenis kelamin laki-laki

berjumlah 2.142 orang sedangkan yang berjenis kelamin 2.257 orang dengan

jumlah kepala keluarga adalah 1544 KK (Kepala Keluarga). Data tersebut

dapat dilihat dari table berikut :

Tabel 2.1.2

Data Jumlah PendudukTahun 2020

Desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati

No kategori jumlah

1 Jumlah Laki – laki 2208 orang

2 Jumlah Perempuan 2324 orang

20
http://sumur-cluwak.desa.id/data/geospasial/ diakses pada tangga 17 november pukul 00.21

49
3 Jumlah Total 4532 orang

4 Jumlah Kepala Keluarga (KK) 1600 orang

5 RTM 672 orang 142 KK

Sumber : data monografi Desa Sumur 2020

Tabel 2.1.3

Jumlah Penduduk Desa Sumur Berdasarkan Umur

50
No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

1 0 – 5 tahun 128 orang

2 6 – 10 tahun 98 orang

3 11 – 15 tahun 94 orang

4 16 – 20 tahun 93 orang

5 21 – 25 tahun 119 orang

6 26 – 30 tahun 91 orang

7 31 – 35 tahun 88 orang

8 36 – 40 tahun 93 orang

9 41 – 45 tahun 130 orang

10 46 – 50 tahun 787 orang

11 51 – 55 tahun 798 orang

12 56 – 60 tahun 891 orang

13 61 tahun keatas 1122 orang

jumlah 4532 orang

Sumber : data monografi desa Sumur 2020

Table diatas menerangkan bahwa masyarakat desa Sumur mayoritas

penduduknya adalah berusia 46 – 60 tahun, yaitu berjumlah 2476 Orang. sangat

jauh jaraknya dengan masyarakat yang berusia produktif yang hanya berjumlah

934 orang.

3. Pemerintaham

a. Visi dan Misi

Desa Sumur memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:

51
Visi : “Sumur agung desa yang subur, Makmur, Agamis, Aman, Gemah

ripah, dan Unggul”

Misi :

1) Mengembangkan pertanian terpadu dan bekelanjutan

2) Meningkatkan sara dan prasarana perekonomian

3) Memelihara partisipasi masyarakat dalam kegiatan

siskamling

4) Membudidayakan 5k

5) Membangun aparatur dan Lembaga desa yang adil dan solid

b. Stuktur Organisasi Pemerintahan Desa Sumur

Stuktur organisasi di Desa Sumur di pimpin oleh kepala desa. Dan

kepala desa dibantu oleh perangkat desa, perangkat desa yang

terdiri dari secretariat desa, pelaksanaan kewilayahan dan

pelaksanaan teknis, yang ditunjuk sebagai pembantu kepala desa

serta urusan urusan lain yang ada di kantor balai desa seperti

urusan tat usaha, keuangan, perencanaan, dll. Adapun stuktur

organisasi di desa sumur seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar II. 3

Struktur Organisasi Kantor Balai Desa Sumur

52
STRUKTUR ORGANISASI DESA

KEPALA DESA
MULYADI

SEKERTARIS
H. MUHAIMIN,SH

KAUR
TATAUSAHA & KAUR
UMUM KEUANGAN
KASI KASI KASI KASMANI KAMINI
PEMERINTAHAN KESEJAHTERAAN PELAYANA
NOOR KHOLIQ SUWITO N

KADUS I KADUS III


ABDUL KADUS II
SUYANTO SUGIART
MALIK O

P. DESA LAIN
ZAWAWI P. DESA LAIN
H. MUHAIMIN,SH NURUL AINI

Agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan di

kantor balai desa sumur sesuai truktur organisasi sekolah dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Fungsi dan Tugas Kepala Desa

53
Kepala desa berdudukan sebagai kepala pemerintahan desa yang

memimpin penyenglenggara pemerintah desa. Kepala desa bertugas

menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Untuk

melaksanakan tugas sebagaiama dimaksud, kepala desa memiliki fungsi-

fungsi sebagai berikut:

• Menyelenggarakan pemerintahan desa seperti tata praja

pemerintahan, penetapan peraturan desa di desa, pembinaan

masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban,

melakukan upaya perlindungan masyarakat, administrasi

kependudukan, serta penataan dan pengelolaan wilayah;

• Melaksanakan pembangunan seperti sarana dan prasarana pedesaan

dan pembangunan bidang Pendidikan dan Kesehatan;

• Pembinaan kemasyarakatan seperti pelaksanaan hak dan kewajiban

masyarakat, partisipasi masyarakat, social budaya, keagamaan dan

ketenagakerjaan;

• Pemberdayaan masyarakat seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat dibidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna;

• Menjaga hubungan kemitraan dengan Lembaga masyarakat dan

lembaga lainnya.

2) Fungsi dan Tugas Sekretaris desa

54
Sekretaris desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan secretariat

desa. Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa dalam bidang

administrasi pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang

dimaksud sekretaris desa mempunyai fungsi:

• Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip dan ekspedisi;

• Melaksanakan urusan umum seperti penta administrasi perangkat

desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan

rapat, pengadministrasian asset, inventarisasi, penjalanan dinas, dan

pelayanan umum;

• Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi

keuangan, adminitrasi sumber-sumber pendapatan dan

pengeluaran, verifikasi adminitrasi keuangan dan administrasi

penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD dan Lembaga

pemerintahan desa lainnya;

• Melaksanakan urusan perencanaan seperti Menyusun rencana

anggran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data

dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi

program, serta penyusunan laporan;

• Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimasud sekretaris desa

bertanggung jawab kepada kepala desa.

55
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana maksud uraian tugas

sekretaris desa meliputi:

• Menyusun rancangan produk hukum desa;

• Mengundangkan produk hukum desa;

• Menyusun rancangan LPPD, rancangan IPPD dan rancangan LKPJ

kepala desa;

• Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas perangkat desa lainnya;

• Memberikan pelayanan perizinan dan non-perizinan;

• Memberikan pelayanan administrasi;

• Melakukan penatausahaan keuangan desa;

• Menyusun Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa, Rancangan Kerja Pemerintahan Desa dan Rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

• Menginventarisir dan mengelola asset desa;

• Mengelola administrasi kepegawaian;

• Mengumumkan informasi pemerintah desa kepada masyarakat;

• Memfasilitasi pelaksanaan rapat dan musyawarah desa;

• Melaksankan tugas lain yang diberikan Kepala Desa sesuai dengan

bidang tugasnya.

3) Fungsi dan tugas kepala urusan

Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staff secretariat.

Kepala urusan bertugas membantu secretaris desa dalam urusan pelayanan

administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. Untuk

56
melaksanakan tugas, kepala urusan tata usaha dan umum mempunyai

fungsi melaksanakan ketatausahaan seperti:

• Tata naskah;

• Administrasi surat menyurat;

• Arsip dan ekspedisi;

• Penataan adminisrasi perangkat desa;

• Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor;

• Penyiapan rapat;

• Pengadministrasian asset, inventarisasi, penjalanan dinas dan

pelayanan umum;

• Pemeliharaan sarana dan prasarana kantor;

• Memberikan saran dan pertimbangan kepada skretaris desa dalam

bidang umum, dan melaksankan tugas lain yang diberikan oleh

sekretaris desa sesuai dengan bidang tugasya.

Untuk melaksanakan tugas, kepala urusan keuangan memiliki fungsi:

• Pengurusan administrasi keuangan;

• Administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran;

• Verifikasi administrasi keuangan;

• Administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD dan

Lembaga pemerintahan kepada sekretaris desa sesuai dengan

bidang tugasnya.

57
Untuk melaksanakan tugas, kepala urusan perencanaan memiliki

fungsi mengoordinasikan urusan perencanaan seperti:

• Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa;

• Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan;

• Melakukan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan

laporan; dan

• Memberikan saran dan pertimbangan kepada sekretaris desa

dalam bidang perencanaan dan melaksankan tugas lain yang

diberikan oleh sekretaris desa sesuai dengan bidang tugasnya.

4) Fungsi dan tugas kepala seksi

Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis. Kepala

seksi bertugas membantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional.

Untuk melaksanakan tugas, kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi:

• Melaksanakan menejemen tata praja pemerintahan;

• Menyusun rancangan regulasi desa;

• Melaksanakan pembinaan masalah pertanahan;

• Melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertuban;

• Melaksankan upaya perlindungan masyarakat;

• Mengelola data dan permalsahan kependudukan;

• Melaksanakan penataan dan pengolahan wilayah;

• Melaksanakan pendataan dan pengelolaan profil desa; dan

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala desa sesuai

dengan bidang tugasnya.

58
Untuk melaksanakan tugas, kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi:

• Melaksanakan pembangunan sarana prasarana perdesaan;

• Melaksanakan pembangunan bidang Pendidikan dan Kesehatan;

• Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di

bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna;,

dan

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala desa sesuai

dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas, kepala seksi pelayanan mempunyai fungsi :

• Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak

dan kewajiban masyarakat;

• Meningkatkan upaya partipasi masyarakat, pelestarian nilai social

budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan; dan

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala desa sesuai dengan

bidang tugasnya.

5) Fungsi dan tugas kepala kewilayahan atau kepala dusun

Kepala kewilayahan atau kepala dusun berkedudukan sebagai

unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu kepala desa

dalam pelaksanaan tugas di wilayahnya. Untuk melaksankan tugas kepala

dusun memiliki fungsi:

59
• Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan serta penataan

dan penglolaan wilayah;

• Mengawasi pelaksanan pembangunan di wilayahnya;

• Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga

lingkungannya; dan

• Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakt dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

4. Kondisi Ekonomi

Pembagian jumlah berdaarkan jenis profesi/pekerjaan di desa

Sumur dapat dilihat dari table dibawah ini:

60
Tabel 2.1.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Sumber : Dokumen monografi Desa Sumur


No Jenis Pekerjaan Jumlah Jiwa

1 petani 2679 orang

2 Pegawai negeri sipil 214 orang

3 TNI/Polri 21 orang

4 swasta 42 orang

5 Wiraswasta/pedagang 63 orang

6 pertukangan 69 orang

7 Buruh tani 896 orang

8 jasa 87 orang

9 nelayan 34 orang

10 Pemulung 13 orang

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas mata pencaharian

warga Desa Sumur adalah petani, yaitu sebanyak 2679 orang. kemudia di

posisi kedua terbanyak ditempati oleh mata pencaharian sebagai buruh tani

sebanyak 896 orang. untuk mata pencaharian lainnya adalah masyarakat

yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan yang bekerja keluar

kota.

5. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkat Pendidikan masyarakat desa Sumur tergolong kurang baik,

dalam artian pada masyarakat desa tersebut masih banyak dari

61
masyarakat yang tidak mengenyam Pendidikan. Masyarakat yang tidak

mengenyam Pendidikan berjumlah 2818 orang, sedangkan masyarakat

yang tidak lulus sekolah berjumlah 132 orang dan belum bersekolah

berjumlah 209 orang. Hal tersebut dikarenakan factor ekonomi dan tidak

ada motivasi dari masyarakat setempat untuk mengenyam Pendidikan.

Untuk masyarakat yang mengenyam Pendidikan di Desa Sumur

berjumlah 1373 orang dengan perincian berikut:

Tabel 2.1.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : No Tingkat pendidikan Jumalah

Data 1 Tamat Sekolah Dasar/Sederajat 512 orang

monografi 2 Tamat SMP/Sederajat 452 orang

Desa Sumur 3 Tamat SMA/Sederajat 284 orang

4 Tamat Akademi/Sederajat 73 orang

5 Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat 52 orang

jumlah 1373 orang

Dari table diatas dapat diketahui bahwa kebanykan masyarakat

desa Sumur adalah lulusan Sekolah Dsar, yaitu berjumlah 512 orang.

kemudian dibawahnya ada lulusan SMP dengan jumlah 452 orang,

SMA/SMU sebanyak 284 orang, sedangkan untuk lulusan akademi hanya

berjumlah 73 orang dan yang bergelar sarjana hanya 52 orang. ini

62
menunjukkan bahwa tingkat Pendidikan di Desa Sumur ini dapat

tergolong rendah.

6. Prasana Umum

a. Kantor desa : Permanen

b. Prasarana Kesehatan

1. Puskesmas :-

2. Poskedes :-

3. UKBM (posyandu,polindes) : 1 Buah

7. Prasarana Gedung

a. Perpustakaan Desa : 1 Buah

b. Gedung Sekolah PAUD : 3 Buah

c. Gedung Sekolah TK : 3 Buah

d. Gedung Sekolah SD : 3 Buah

e. Gedung Sekolah SMP :-

f. Gedung Sekolah SMA/SMK :-

g. Gedung Perguruan Tinggi :-

8. Prasarana Ibadah

a. Masjid : 6 Buah

b. Mushola : 26 Buah

c. Gereja :-

d. Pura :-

9. Prasarana Olahraga dan Kesenian

a. Sarana Olahraga : 23 Buah

63
b. Sarana Budaya : 1 Buah

c. Balai Pertemuan : 1 Buah

B. Gambaran Umum Responden

Gambar 2.2.1

Papan nama Kantor Balai Desa Sumur

Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh kepemimpinan kepala

desa dan pengawasan BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa

Sumur kecamatn Cluwak Kabupaten Pati, maka sebagai narasumber atau

responden adalah masyarakat pelaku aktif dalam pembangunan desa Sumur yang

terdiri dari RT, RW, Kadus, Pegawai Lembaga-lembaga desa, Tokoh Masyarakat

dan perangkat desa lainnya.

Adapun identitas responden dalam penelitian ini meliputi Nama, Jenis

Kelamin, dan status. Untuk mengetahui identitas responden, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada table-tabel sebagai berikut :

64
Tabel 2.2.1

Keadaan Umum Responden menurut Umur dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
No. Umur (Tahun) Jumlah Prosentase
Laki-laki Perempuan

1 0–5 - - 0 0%

2 6 – 10 - - 0 0%

3 11 – 15 - - 0 0%

4 16 – 20 - 0 0%

5 21 – 25 4 3 7 12,97%

6 26 – 30 4 2 6 11,11%

7 31 – 35 6 2 8 14,81%

8 36 – 40 5 3 8 14,81%

9 41 – 45 3 2 5 9,25%

10 46 – 50 4 3 7 12,97%

11 51 - 55 5 2 7 12,97%

12 56 – 60 3 1 4 7,40%

13 60 tahun keatas 2 - 2 3,70%

jumlah 36 18 54 100%

Sumber data : identitas responden, isian item no 2 dan 3

Menurut table 2.2.1 diatas dapat diketahui dari 54 responden pada penelitian

terdiri dari 36 laki – laki dan 18 orang perempuan. Dengan demikian maka dapat

65
diketahui bahwa Sebagian besar suara di dapat dari rentan umur 31 – 40 tahun

yang hampir melebihi 29% dengan total 16 orang dari keseluruhan responden.

Tabel 2.2.2

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status di Desa Sumur

Status di Desa Sumur Jumlah Prosentase

Pemerintah Desa 6 11,11%

BPD 5 9,25%

Rt dan Rw 13 24,1%

Lembaga Desa 24 44,44%

Tokoh masyarakat 6 11,11%

Sumber data : induk yang diolah

Table 2.2.2 di atas menunjukkan status di dalam desa Sumur kecamatan

Cluwak kabupaten Pati dari total responden sebanyak 54 orang yang terdiri

(24,1%) dari RT dan RW, 24 orang (44,44%) dari Lembaga Desa, 6 orang

(11,11%) dari Tokoh Masyarakat. Dari pengambilan jumlah sampel disesuaikan

dengan jumlah dari status masing-masing yang diharapkan akan ada persebaran

jawaban mengenai pengaruh kepemimpinan kepala desa dan pengawasan BPD

terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa Sumur kecamatan Cluwak

Kabupaten Pati.

66
BAB III

ANALISIS DATA

A. KEPEMIMPINAN KEPALA DESA (X1)

Kepemimpinan Kepala Desa adalah suatu seni dan ilmu untuk

mempengaruhi orang lain atau orang – orang yang dipimpin sehingga dari mereka

timbul keingininan, rasa hormat, kepatuhan dan kepercayaan terhadap pemimpin

untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh pemimpin adalah tugas dan

tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam kepemimpinan kepala desa ini

sebagai salah satu upaya dalam efektivitas pengeloaan dana desa.

Untuk mengetahui kepemimpinan kepala desa dan pengawasan BPD

terdahap efektivitas pengelolaan dana desa di desa sumur kecamatn Cluwak

kabupaten Pati dapat dilihat melalui table-tabel berikut ini :

1. FUNGSI INSTRUKTIF

Table 3.1

Kepala desa mampu memberikan informasi pembangunan dengan jelas

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 23 42,5

2 mampu 14 26

3 Cukup Mampu 12 22,22

4 Kurang Mampu 4 7,4

5 Tidak Mampu 1 1,85

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 5

67
Dari table 3.1 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 23

responden (42,5%) menyatakan bahwa kepala desa sangat mampu

memberikan informasi pembangunan dengan jelas. Sebanyak 14

responden (26%) menyatakn mampu. Sebanyak 12 responden (22,22%)

menyatakan cukup mampu. Sebanyak 4 responden (7,4%) menyatakan

kurang mampu. Sebanyak 1 responden (1,85%) menyatakan tidak mampu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa sangat mampu dalam

memberikan informasi tentang pembangunan desa.

Table 3.2

Kepala desa aktif menggerakkan dan memberikan motivasi

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Aktif 19 35,1

2 Aktif 12 22,22

3 Cukup Aktif 9 16,6

4 Kurang Aktif 14 26

5 Tidak Aktif 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : Diolah dari kuesioner No. 6

Dari table 3.2 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 19

responden (35,1%) menyatakan bahwa kepala desa sangat aktif

menggerakkan dan memberikan motivasi. Sebanyak 12 responden

(22,22%) menyatakan aktif. Sebanyak 9 responden (16,6%) menyatakan

68
cukup aktif. Sebanyak 14 responden (26%) menyatakan kurang aktif. Dan

0 responden (0%) menyatakan tidak aktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kepala desa sangat aktif dalam menggerakkan dan memberikan motivasi.

2. FUNGSI KONSULTIF

Table 3.3

Kepala Desa Mampu Membuat Keputusan yang Tepat

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 7 13

2 Mampu 32 59

3 Cukup Mampu 14 26

4 Kurang Mampu 1 1,9

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 7

Dari table 3.3 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 7

responden (13%) menyatakan bahwa kepala desa sangat mampu membuat

keputusan yang tepat. Sebanyak 32 responden (59%) menyatakan mampu.

Sebanyak 14 responden (26%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 1

responden (1,9%) menyatakan kurang mampu. Dan 0 responden (0%)

menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa

mampu membuat keputusan yang tepat.

69
Table 3.4

Kepala Desa mampu memberikan kesempatan masyarakat

Menyampaikan masukan/ide

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 7 13

2 Mampu 22 40,7

3 Cukup Mampu 13 24

4 Kurang Mampu 12 22,22

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 8

Dari table 3.4 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 7

responden (13%) menyatakan bahwa kepala desa sangat mampu

memberikan kesempatan masyarakat menyampaikan masukan/ide.

Sebanyak 22 responden (40,7%) menyatakan mampu. Sebanyak 13

responden (24%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 12 responden

(22,22%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%)

menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa

mampu memberikan kesempatan masyarakat menyampaikan masukan/ide.

70
Table 3.5

Kepala desa mampu menyampaikan keputusan yang diambil

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 6 11,11

2 Mampu 24 44,44

3 Cukup Mampu 14 26

4 Kurang Mampu 10 18,5

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 9

Dari table 3.5 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 6

responden (11,11%) menyatakan bahwa kepala desa sangat mampu

menyampaikan keputusan yang diambil. Sebanyak 24 responden (44,44%)

menyatakan mampu. Sebanyak 14 responden (26%) menyatakan cukup

mampu. Sebanyak 10 responden (18,5%) menyatakan kurang mampu.

Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kepala desa mampu menyampaikan keputusan yang

diambil.

71
3. FUNGSI PARTISIPATIF

Table 3.6

Kepala desa mampu bekerja sama dan mengarahkan masyarakat

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 5 9,3

2 mampu 28 51,8

3 Cukup Mampu 16 29,6

4 Kurang Mampu 5 9,3

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 10

Dari table 3.6 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 5

responden (9,3%) menyatakan bahwa kepala desa sangat mampu bekerja

sama dan mengarahkan masyarakat. Sebanyak 28 responden (51,8%)

menyatakan mampu. Sebanyak 16 responden (29,6%) menyatakan cukup

mampu. Dan sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kepala desa mampu bekerja sama dan

mengarahkan masyarakat.

72
Table 3.7

Kepala desa mampu mengendalikan masyarakat

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 10 18,5

2 mampu 25 46,3

3 Cukup Mampu 12 22,22

4 Kurang Mampu 7 13

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 11

Dari table 3.7 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 10

responden (18,5%) menyatakan sangat mampu mengendalikan masyarakat

dalam pembangunan desa. Sebanyak 25 responden (46,3%) menyatakan

mampu. Sebanyak 12 responden (22,22%) menyatakan cukup mampu.

Sebanyak 7 responden (13%) menyatakan kurang mampu. Dan sebanyak 0

responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kepala desa mampu mengendalikan masyarakat.

73
Table 3.8

Kepala desa intensif ikut serta dalam proses pembangunan desa

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Intensif 8 14,8

2 Intensif 24 44,44

3 Cukup Intensif 14 25,92

4 Kurang intensif 8 14,8

5 Tidak intensif 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 12

Dari table 3.8 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 8

responden (14,8%) menyatakan bahwa kepala desa sangat intensif ikut

serta dalam proses pelaksanaan pembangunan desa. Sebanyak 24

responden (44,44%) menyatakan intensif. Sebanyak 14 responden

(25,92%) menyatakan cukup intensif. Sebanyak 8 responden (14,8%)

menyatakan kurang intensif. Dan sebanyak 0 responden (0%) menyatakan

tidak intensif. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa intensif ikut serta

dalam proses pembangunan desa.

74
4. FUNGSI DELEGASI

Table 3.9

Kepala desa mampu memberikan kepercayaan dalam mengambil

keputusan dalam pembangunan desa

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 7 12,9

2 mampu 26 48,1

3 Cukup Mampu 10 18,5

4 Kurang Mampu 11 20,3

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner no 13

Dari table 3.9 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 7

responden (12,9%) menyatakan sangat mampu memberikan kepercayaan

kepada masyarakat dalam mengambil keputusan dalam pembanguann

desa. Sebanyak 26 responden (48,1%) menyatakan mampu. Sebanyak 10

responden (18,5) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 11 responden

(20,3%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%)

menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa

mampu memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam mengambil

kepetusan.

75
Table 3.10

Kepala desa mampu menjadi fasilitator pembangunan desa

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 17 31,48

2 mampu 7 12,96

3 Cukup Mampu 18 33,33

4 Kurang Mampu 12 22,22

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 14

Dari table 3.10 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 17

responden (31,48%) menyatakan bahwa kepala desa sangat mampu

menjadi fasilitator. Sebanyak 7 responden (12,96%) menyatakan mampu.

Sebanyak 18 responden (33,33%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak

12 responden (22,22%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0

responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kepala desa cukup mampu menjadi fasilitator pembangunan desa.

76
5. FUNGSI PENGENDALIAN

Table 3.11

Kepala desa mampu memberikan bimbingan dan arahan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 12 22,22

2 mampu 28 51,85

3 Cukup Mampu 11 20,37

4 Kurang Mampu 3 5,55

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 15

Dari table 3.11 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 12

responden (22,22%) menyatakan bahwa kepala desa sangat mampu

memberikan bimbingan dan arahan dalam kegiatan pembangunan.

Sebanyak 28 responden (51,85%) menyatakan mampu. Sebanyak

101responden (20,37%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 3

responden (5,55%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden

(0%) menyatakn tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa

mampu memberikan bimbingan dan arahan dalam kegaiatan

pembangunan.

77
Table 3.12

Kepala desa mampu melakukan koordinasi dengan masyarakat

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 8 14,8

2 mampu 16 29,6

3 Cukup Mampu 17 31,48

4 Kurang Mampu 13 24,07

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100%

Sumber :diolah dari kuesioner No. 16

Dari table 3.12 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 8

responden (14,8%) menyatakan bahwa kepala desa sangat mampu

melakukan koordinasi dengan masyarakat terkait pembangunan. Sebanyak

16 responden (29,6%) menyatakan mampu. Sebanyak 17 responden

(31,48%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 13 responden (24,07%)

menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (%) menyatakan tidak

mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala desa cukup mampu

melakukan koordinasi dengan masyaraikat terkait pembangunan.

Selanjutnya untuk melengkapi Analisa kuantitatif pengaruh

kepemimpinan kepala desa di desa sumur kecamatan Cluwak kabupaten

Pati maka digunakan Analisa kuantitatif yaitu dengan membrikan skor

pada semua jawaban yang ada pada kuesioner. Untuk melihat skor

78
kumulatif pada variabel X Kepemimpinan kepala desa maka peneliti

menggolongkan skor yang diperoleh untuk mengetahui tinggi rendahnya

skor dengan kategori sebagai berikut :

a) 80% - 100% = dikategori sangat tiggi

b) 60% - 79,99% = dikategori tinggi

c) 40% - 59,99% = dikategori cukup tinggi

d) 20% - 39,99% = dikategori kurang tinggi

e) 0% - 19,99% = dikategori rendah

Perhitungan rumus yang digunakan adalah

skor yang dicapai


Nilai= x 100 %
skor yang diharapkan

Diketahui dari perhitungan distribusi nilai pada tabel induk :

Jumlah kuisioner variable X1 = 12

Frekuensi = 54

Jumlah skor yang dicapai variabel X1 = 235

Jumlah skor yang diharapkan ( 12 x 5 x 54 ) = 3840

skor yang dicapai


Nilai= x 100 %
skor yang diharapkan

2354
Nilai= x 100 %
3 840

Nilai=61,3020833 %

Dibulatkan = 61,30%

79
Dengan diperoleh nilai persentase sebesar 61,30% maka

membuktikan bahwa nilai persentase atas jawaban dari kuisioner yang ada

di variabel X1 yaitu kepemimpinan kepala desa di desa sumur masuk

dalam interval tinggi. Hal itu karenakan nilai presentasi yang dicapai

berada dalam interval 60% - 79,99%.

B. PENGAWASAN BPD (X2)

Pengawasan BPD yaitu pengawasan terhadap kinerja kepala desa seperti

perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan pemerintah desa dan juga pelaporan

penyelenggaraan pemerintahan desa yang berupa monitoring serta evaluasi.

Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala desa dan pengawasan

BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa sumur kecamatan cluwak

kabupaten pati dapat diliat melalui table – table berikut ini:

1. PENENTUAN STANDAR (STANDARS)

Table 3.13

BPD mampu dalam melakukan pengawasan selalu berpegang pada SOP

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 7 12,96

2 mampu 26 48,14

3 Cukup Mampu 14 25,92

4 Kurang Mampu 7 12,96

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

80
Sumber : diolah dari kuesioner No. 17

Dari table 3.13 menunjukanan bahwa sebagian responden yaitu 7

responden (12,96%) menyatakan bahwa BPD sangat mampu dalam

melakukan pengawasan selalu berpegang pada SOP. Sebanyak 26

responden (48,14%) menyatakan mampu. Sebanyak 14 responden

(25,92%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 7 responden (12,96%)

menyatakn kurang mampu. Dan sebanyak 0 responden (0%) menyatakan

tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa BPD mampu dalam

melakukan pengawasan selalu berpegang pada SOP.

Table 3.14

BPD mampu dalam melakukan pengawasan selalu menggunakan standar

yang telah ditetapkan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 14 25,92

2 mampu 14 25,92

3 Cukup Mampu 16 29,62

4 Kurang Mampu 10 18,51

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 18

Dari table 3.14 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 14

responden (25,92%) menyatakan bahwa BPD sangat mampu dalam

81
melakukan pengawasan selalu menggunakan standar yang telah

ditetapkan. Sebanyak 14 responden (25,92%) menyatakan mampu.

Sebanyak 16 responden (29,92%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak

10 responden (18,51%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0

responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa

BPD cukup mampu dalam melakukan pengawasan selalu menggunakan

standar yang telah ditetapkan.

Table 3.15

BPD sealalu mengacu pada perencanaan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 12 22,22

2 mampu 25 46,29

3 Cukup Mampu 14 25,92

4 Kurang Mampu 3 5,55

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100%

Sumber : diolah dari kuesioner No. 19

Dari table 3.15 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 12

responden (22,22% menyatakan bahwa BPD sangat mampu dalam

pengawasannya selalu mengacu pada perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Sebanyak 25 responden (46,29%) menyatakan mampu.

Sebanyak 14 responden (25,92%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 3

responden (5,55%) menyatakan kurang mampu. Sebanayak 0 responden

82
(0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dpat disimpulkan bahwa BPD

mampu dalam pengawasannya selalu mengacu pada perencanaan yang

telah disusun sebelumnya.

2. PENGUKURAN (MEASUREMENT)

Table 3.16

BPD konsisten dalam pemgukuran sesuai standar

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat konsisten 8 14,81

2 konsisten 16 29,62

3 Cukup konsisten 15 27,78

4 Kurang konsisten 15 27,78

5 Tidak konsisten 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 20

Dari table 3.16 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu

sebanyak 8 responden (14,81%) menyatakan bahwa BPD sangat konsisten

dalam pengukuran sesuai standar. Sebanyak 16 responden (29,62%)

menyatakan konsisten. Sebanyak 15 responden (27,78%) menyatakan

cukup konsisten. Sebanyak 15 responden (27,78%) menyatakan kurang

konsisten. Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak konsisten. jadi

dapat disimpulkan bahwa BPD konsisten dalam pengukuran sesuai

standar.

83
Table 3.17

BPD Intensif dalam pengukuran dalam melakukan pengawasan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat intensif 5 9,25

2 intensif 24 44,44

3 Cukup intensif 18 33,33

4 Kurang intensif 7 12,96

5 Tidak intensif 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuisoner No. 21

Dari table 3.18 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 5

responden (9,25%) menyatakan bahwa BPD sangat intensif dalam

pengukuran dalam melakukan pengawasan. Sebanyak 24 responden

(44,44%) menyatakan intensif. Sebanyak 18 responden (33,33%)

menyatakan cukup instensif. Sebanyak 7 responden (12,96%) menyatakan

kurang intensif. Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak instensif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa BPD intensif dalam pengukuran dalam

pengawasan.

Table 3.18

BPD tegas dalam menindak penyimpangan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat tegas 18 33,33

2 tegas 25 46,29

84
3 Cukup tegas 2 3,70

4 Kurang tegas 9 16,67

5 Tidak tegas 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 22

Dari table 3.18 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 18

responden (33,33%) menyatakan bahwa BPD sangat tegas dalam

menindak penyimpangan. Sebanyak 25 reponden (46,29&) menyatakan

tegas. Sebanyak 2 responden (3,70%) menyatakan cukup tegas. Sebanyak

9 responden (16,67%) menyatakan kurang tegas. Sebanyak 0 responden

(0%) menyatakan tidak tegas. Jadi dapat disimpulkan bahwa BPD tegas

dalam menindak penyimpangan.

3. MEMBANDINGKAN (COMPARE)

Table 3.19

BPD mampu membandingkan target atau standar dengan hasil pengawasan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 8 14,81

2 mampu 27 50

3 Cukup Mampu 16 29,63

4 Kurang Mampu 3 5,55

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

85
Sumber : diolah dari kuisoner No. 23

Dari table 3.19 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 8

responden (14,81%) menyatakan bahwa BPD sangat mampu

membandingkan target atau standar dengan hasil pengawasan. Sebanyak

27 responden (50%) menyatakan mampu. Sebanyak 16 responden

(29,63%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 3 responden (5,55%)

menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan

tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa BPD mampu

membandingkan target atau standar dengan hasil pengawasan.

Table 3.20

BPD mampu merealisasikan hasil dengan anggaran yang ada

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 9 16,67

2 mampu 26 48,14

3 Cukup Mampu 12 22,22

4 Kurang Mampu 7 12,96

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 24

Dari table 3.20 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 9

responden (16,67%) menyatakan bahwa BPD sangat mampu

merealisasikan hasil dengan anggaran yang ada. Sebanyak 26 responden

(48,14%) menyatakan mampu. Sebanyak 12 responden (22,22%)

86
menyatakan cukup mampu. Sebanyak 7 responden (12,96%) menyatakan

kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa BPD mampu merealisasikan hasil dengan

anggaran yang ada.

Table 3.21

BPD mampu membandingkan biaya pembangunan dengan indek yang

ditetapkan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 8 14,81

2 mampu 20 37,03

3 Cukup Mampu 17 31,48

4 Kurang Mampu 9 16,67

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner N0.25

Dari table 3.21 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 8

responden (14,81%) menyatakan bahwa BPD sangat mampu

membandingkan biaya pembangunan dengan indek yang telah ditetapkan.

Sebanyak 20 responden (37,03%) menyatakan mampu. Sebanyak 17

responden (31,48%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 9 responden

(16,67%) memyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%)

menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa BPD mampu

87
membandingkan biaya pembangunana dengan indek yang telah

ditetapakan.

4. TINDAKAN (ACTION)

Table 3.22

BPD mampu menginterprestasikan penyimpangan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 19 35,18

2 mampu 6 11,11

3 Cukup Mampu 19 35,18

4 Kurang Mampu 10 18,51

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : dioalah dari kuesioner No. 26

Dari table 3.22 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 19

responden (35,18) menyatakan bahwa BPD sangat mampu

menginterprestasikan penyimpangan yang terjadi selama pengawasan.

Sebanyak 6 responden (11,11%) menyatakan mampu.sebanyak 19

responden (35,18%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 10 responden

(18,51%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%)

menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa BPD sangat

mampu menginterprestasikan penyimpangan yang terjadi selama

pengawasan.

Table 3.23

88
BPD mampu melakukan tindakan perbaikan atas penyimpangan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 10 18,51

2 mampu 29 53,70

3 Cukup Mampu 13 24,07

4 Kurang Mampu 2 3,70

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 27

Dari table 3.23 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 10

responden (18,51%) menyatakan bahwa BPD sangat mampu melakukan

tindakan perbaikan atas penyimpangan selama melakukan pengawasan.

Sebanyak 29 responden (53,70%) menyatakan mampu. Sebanyak 13

responden (24,07%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 2 responden

(3,70%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%)

menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa BPD mampu

melakukan tindakan perbaikan atas penyimpangan selama melakukan

pengawasan.

Table 3.24

BPD mampu melakukan perbaikan kinerja dalam pengawasan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 7 12,96

2 mampu 20 37,03

89
3 Cukup Mampu 11 20,37

4 Kurang Mampu 16 29,62

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 28

Dari table 3.24 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 7

responden (12,96%) menyatakan bahwa BPD sangat mampu melakukan

perbaikan kinerja dalam pengawasan. Sebanyak 20 responden (37,03%)

menyatakan mampu. Sebanyak 11 responden (20,37%) menyatakan cukup

mampu. Sebanyak 16 responden (29,62%) menyatakan kurang mampu.

Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa BPD mampu melakukan perbaikan kinerja dalam

pengawasan.

Selanjutnya untuk melengkapi Analisa kuantitatif pengawasan

BPD pada pengeloalaan dana desa di desa sumur kecamatan cluwak

kabupaten pati maka digunakan analisis kuantitatif yaitu dengan

memberikan skor pada semua jawaban yang ada pada kuesioner. Untuk

melihat skor kumulatif pada variabel X2 pengawasan BPD maka peneliti

menggolongkan skor yang diperoleh untuk mengetahui tinggi rendahnya

skor dengan kategori sebagai berikut :

a) 80% - 100% = dikategori sangat tiggi

b) 60% - 79,99% = dikategori tinggi

c) 40% - 59,99% = dikategori cukup tinggi

90
d) 20% - 39,99% = dikategori kurang tinggi

e) 0% - 19,99% = dikategori rendah

Perhitungan rumus yang digunakan adalah

skor yang dicapai


Nilai= x 100 %
skor yang diharapkan

Diketahui dari perhitungan distribusi nilai pada tabel induk :

Jumlah kuisioner variable X1 = 12

Frekuensi = 54

Jumlah skor yang dicapai variabel X1 = 2354

Jumlah skor yang diharapkan ( 12 x 5 x 54 ) = 3840

skor yang dicapai


Nilai= x 100 %
skor yang diharapkan

23 54
Nilai= x 100 %
3 840

Nilai=61,302083333333333%

Dibulatkan = 61,30%

Berdasarkan nilai perhitungan diatas, maka dapat diketahui skor

akhir yang diacapai adalah 61,30%. Dengan demikian maka dapat

dikatakan bahwa pengawasan BPD pada pengelolaan dana desa di desa

sumur kecamatan cluwak kabupaten pati berada pada tingkat tinggi, yaitu

60% - 79,99%. Dengan kategori tinggi maka diartikan bahwa pengawasan

BPD berpengaruh pada kefektivan pengeloaan dana desa di desa sumur

kecamatan cluwak kabupaten pati.

91
C. EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA DESA (Y)

Pengelolaan dana desa merupakan keseluruahan kegaiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

keuangan desa. Asas dalam mengelola keuangan desa terdiri dari transparansi,

partisipatif, akuntabel, tertib serta disiplin penggunaan anggaran.

Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala desa dan

kepengawasan BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa sumur

kecamatan cluwak kabupaten pati dapat dilihat melalui table-tabel berikut ini :

1. EFEKTIVITAS PERENCANAAN

Table 3.25

Pemerintah desa mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 11 20,37

2 mampu 19 35,18

3 Cukup Mampu 15 27,78

4 Kurang Mampu 9 16,67

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 29

Dari table 3.25 menujukkan bahwa sebagian responden yaitu 11

responden (20,37%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

mengidentifikasi masalah dan kebutuhan dalam pengelolaan dana desa.

92
Sebanyak 19 responden (35,18%) menyatakan mampu. Sebanyak 15

responden (27,78%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 9 responden

(16,67%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 respnden (0%)

menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa

mampu mengindentifikasikan masalah dan kebutuhan dalam pengelolaan

dana desa.

Table 3.26

Pemerintah desa mampu membuat program-program yang berkaitan

dengan pengelolaan dana

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 4 7,40

2 mampu 25 46,29

3 Cukup Mampu 18 33,33

4 Kurang Mampu 7 12,96

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuisoner No.30

Dari table 3.26 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 4

responden (7,40%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

membuat program-program yang berkaitan dengan pengelolaan dana desa.

Sebanyak 25 responden (46,29%) menyatakan mampu. Sebanyak 18

responden (33,33%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 7 rersponden

(12,96%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%)

93
menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa

mampu membuat program-program yang berkaitan dengan pengelolaan

dana desa.

Table 3.27

Pemerintah desa mampu membuat strategi-strategi

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 7 12,96

2 mampu 28 51,85

3 Cukup Mampu 9 16,67

4 Kurang Mampu 9 16,67

5 Tidak Mampu 1 1,85

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 31

Dari table 3.27 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 7

responden (12,96%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

membuat strategi-strategi dalam mengelola dana desa. Sebanyak 28

responden (51,85%) menyatakan mampu. Sebanyak 9 responden (16,67%)

menyatakan cukup mampu. Sebanyak 9 responden (16,67%) menyatakan

kurang mampu. Sebanyak 1 responden (1,85%) menyatakan tidak mampu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa mampu membuat strategi-

strategi dalam mengelola dana desa.

2. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

94
Table 3.28

Pemerintah desa mampu menyusun personil

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 8 14,81

2 mampu 22 40,74

3 Cukup Mampu 15 27,78

4 Kurang Mampu 9 16,67

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuisoner No. 32

Dari table 3.28 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 8

responden (14,81%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

Menyusun personil dalam pengelolaan dana desa. Sebanyak 22 responden

(40,74%) menyatakan mampu. Sebanyak 15 responden (27,78%)

menyatakan cukup mampu. Sebanyak 9 responden (16,67%) menyatakan

kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa mampu Menyusun personil

dalam pengelolaan dana desa.

Tabel 3.29

Pemerintah desa mampu menggunakan sarana dan prasarana dalam

mengelola dana

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 9 16,67

95
2 mampu 21 38,89

3 Cukup Mampu 16 29,62

4 Kurang Mampu 8 14,81

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 33

Dari table 3.29 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 9

responden (16,67%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

menggunakan sarana dan prasarana dalam mengelola dana desa. Sebanyak

21 responden (38,89%) menyatakan mampu. Sebanyak 16 responden

(29,62%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 8 responden (14,81%)

menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan

tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa mampu

menggunakan sarana dan prasarana dalam mengelola dana desa.

Table 3.30

Pemerintah desa mampu mengelola dana dengan transparan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 8 14,81

2 mampu 22 40,74

3 Cukup Mampu 18 27,78

4 Kurang Mampu 6 11,11

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

96
Sumber : diolah dari kuesioner No. 34

Dari table 3.30 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 8

responden (14,81%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

mengelola dana desa dengan transparan. Sebanyak 22 responden (40,74%)

menyatakan mampu. Sebanyak 18 responden (27,78%) menyatakan cukup

mampu. Sebanayak 6 responden (11,11%) menyatakan kurang mampu.

Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pemerintah desa mampu mengelola dana desa dengan

transparan.

3. EFEKTIVITAS PENATAUSAHAAN

Table 3.31

Pemerintah desa mampu mencatat pemasukan dan pengeluaran

dana dalam pengelolaan dana desa

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 7 12,96

2 mampu 25 46,29

3 Cukup Mampu 15 27,78

4 Kurang Mampu 7 12,96

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 35

Dari table 3.31 menunjukkan sebagaian responden yaitu 7

responden (12,96%) menyatakan bahwa pemerintah desa mampu mencatat

97
pemasukan dan pengeluaran dana. Sebanyak 25 responden (46,29%)

menyatakan mampu. Sebanyak 15 responden (27,78%) menyatakan cukup

mampu. Sebanyak 7 responden (12,96%) menyatakan kurang mampu.

Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pemerintah desa mampu mencatat pemasukan dan

pengeluaran dana dalam pengelolaan dana desa.

Table 3.32

Pemerintah desa mampu melakukan pembukuan deangan jelas

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 5 9,25

2 mampu 22 40,74

3 Cukup Mampu 13 24,07

4 Kurang Mampu 14 25,92

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 36

Dari table 3.32 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 5

responden (9,25%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

melakukan pembukuan dengan jelas. Sebanyak 22 responden (40,74%)

menyatakan mampu. Sebanyak 13 responden (24,07%) menyatakan cukup

mampu. Sebanyak 14 responden (25,92%) menyatakan kurang mampu.

Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat

98
disimpulkan bahwa pemerintah desa mampu melakukan pembukuan

dengan jelas dalam pengelolaan dana desa.

4. EFEKTIVITAS PELAPORAN

Table.3.33

Pemerintah desa melakukan pelaporan pelaksana APBDes

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 16 29,62

2 mampu 16 29,62

3 Cukup Mampu 16 29,62

4 Kurang Mampu 6 11,11

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No.37

Dari table 3.33 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 16

responden (29,61%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

melakukan pelaporan pelaksana APBDes dalam pengelolaan dana desa.

Sebanyak 16 responden (29,62%) menyatakan mampu. Sebanyak 16

responden (29,62%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 6 responden

(11,11%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%)

menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa

sangat mampu melakukan pelaporan pelaksana APBDes dalam

pengelolaan dana desa.

Table 3.34

99
Pemerintah desa membuat laporan realisasi kegiatan

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 8 14,81

2 mampu 24 44,44

3 Cukup Mampu 19 35,18

4 Kurang Mampu 3 5,55

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuesioner No. 38

Dari table 3.34 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 8

responden (14,81%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

membuat laporan realisasi kegiatan. Sebanyak 24 responden (44,44%)

menyatakan mampu. Sebanyak 19 responden (35,18%) menyatakan cukup

mampu. Sebanyak 3 responden (5,55%) menyatakan kurang mampu.

Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pemerintah desa mampu membuat laporan realisasi

kegiatan dalam pengelolaan dana desa.

5. EFEKTIVITAS PERTANGGUNGJAWABAN

Table 3.35

Pemerintah desa mampu merealisasikan APBDes

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 6 11,11

2 mampu 16 29,62

100
3 Cukup Mampu 19 35,18

4 Kurang Mampu 13 24,07

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

Sumber : diolah dari kuisoner No. 39

Dari table 3.35 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 6

responden (11,11%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

merealisasikan APBDes. Sebanyak 16 responden (29,62%) menyatakan

mampu. Sebanyak 19 responden (35,18%) menyatakan cukup mampu.

Sebanyak 13 responden (24,07%) menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0

responden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pemerintah desa cukup mampu merealisasikam APBDes dalam

pengelolaan dana desa.

Table 3.36

Pemerintah desa mampu mempertanggungjawabkan pada setiap percairan

dana desa

No keterangan Jumalah Responden Persentase %

1 Sangat Mampu 13 24,07

2 mampu 22 40,74

3 Cukup Mampu 12 22,22

4 Kurang Mampu 7 12,96

5 Tidak Mampu 0 0

Jumlah 54 100

101
Sumber : diolah dari kuesioner No. 40

Dari table 3.36 menunjukkan bahwa sebagian responden yaitu 13

responden (24,07%) menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mampu

mempertanggumgjawabkan pada setiap pencairan dana desa. Sebanyak 22

responden (40,74%) menyatakan mampu. Sebanyak 12 responden

(22,22%) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 7 responden (12,96%)

menyatakan kurang mampu. Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan

tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa mampu

mempertanggungjawabkan pada setiap pencairan dana desa dalam

pengelolaan dana desa.

Selanjutnya untuk melengkapi Analisa kuantitatif efektivitas

pengelolaan dana desa di desa sumur kecamatan cluwak kabupaten pati

maka akan digunakan analisa kuantitatif yaitu dengan memberikan skor

pada semua jawaban yang ada pada kuesioner. Untuk melihat skor

kumulatif pada variabel Y efektivitas pengelolaan dana desa maka peneliti

menggolongkan skor yang diperoleh untuk mengetahui tinggi rendahnya

skor dengan kategori sebagai berikut :

a) 80% - 100% = dikategori sangat tiggi

b) 60% - 79,99% = dikategori tinggi

c) 40% - 59,99% = dikategori cukup tinggi

d) 20% - 39,99% = dikategori kurang tinggi

e) 0% - 19,99% = dikategori rendah

Perhitungan rumus yang digunakan adalah

102
skor yang dicapai
Nilai= x 100 %
skor yang diharapkan

Diketahui dari perhitungan distribusi nilai pada tabel induk :

Jumlah kuisioner variable X1 = 12

Frekuensi = 54

Jumlah skor yang dicapai variabel X1 = 2307

Jumlah skor yang diharapkan ( 12 x 5 x 54 ) = 3840

skor yang dicapai


Nilai= x 100 %
skor yang diharapkan

23 07
Nilai= x 100 %
3 840

Nilai=6 0 , 078125 %

Dibulatkan = 60,07%

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat diketahui skor

akhir yang diacapai adalah 60,07%. Dengan demikian maka dapat

diakatakan bahwa efektifitas pengelolaan dana desa di desa Sumur

Kacamatan Cluwak Kabupaten Pati berada pada tingkat tinggi, yaitu

antara 60% - 79,99%. Dengan kategori tinggi maka dapat diartikan bahwa

pengeloaan dana desa di desa sumur kecamatan cluwak kabaputan Pati

efektif dan patut dipertahankan.

BAB IV

103
ANALISIS TABEL SILANG DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A. ANALISIS TABEL SILANG

Analisa table silang digunakan sebagai bahan pengujian dan

mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala desa dan

pengawasan BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa

sumur kecamatan cluwak kabupaten pati.

Adapun salah satu caranya adalah dengan Analisa table silang antar

table silang. Analisa tersebut akan disimpulkan yaitu variabel

kepemimpinan kepala desa (X1) dan pengawasan BPD (X2) dengan

variabel efektivitas pengelolaan dana desa (Y) di desa Sumur kecamatan

Cluwak Kabupaten Pati. Ada beberapa table silang yang dapat diketahui

dari hasil jawaban para responden.

Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala desa dan

pengawasan BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana desa apakah

meningkat atau menurun di desa sumur kecamatan cluwak kabupaten pati.

Hasil Analisa table silang dapat dilihat dari beberapa table silang

berikut dibawah ini :

104
Table IV.1

Pengaruh antara kepala desa memberikan bimbingan dan arahan dalam

pembangunan dan pemerintah desa mampu membuat program – program yang

berkaitan dengan pengelolaan dana desa di desa Sumur Kecamatan Cluwak

Kabupaten Pati

Pemerintah desa Kepala desa memberikan bimbingan dan arahan


mampu membuat dalam pembangunan.
program- (X1-15)
program yang
berkaitan dengan A B C D E Jumlah
pengelolaan dana Sangat mampu Cukup Kurang Tidak
desa. mampu mampu mampu mampu
(Y – 30)
A 3 1 0 0 0 4
Sangat mampu (25) (3,57) (00,00) (00,00) (00,00) (7,40)
B 5 18 2 0 0 25
Mampu (41,6) (64,28) (18,18) (00,00) (00,00) (46,29)
C 4 5 7 2 0 18
Cukup mampu (33,33) (17,85) (63,63) (66,67) (00,00) (33,33)
D 0 4 2 1 0 7
Kurang mampu (00,00) (14,28) (18,18) (33,33) (00,00) (12,96)
E 0 0 0 0 0 0
Tidak mampu (00,00) (00,00) (00,00) (00,00) (00,00) (00,00)
12 28 11 3 0 54
Jumlah
(100,0) (100,0) (100,0) (100,0) (00,00) (100,0)
Sumber : diolah dari kuesioner No. 15 dan 30

105
Dari table IV.1 diatas, hal ini dapat dilihat dari table diatas bahwa dari 54

responden yang menyatakan sangat mampu terhadap pengaruh antara kepala desa

memberikan bimbingan dan arahan dalam pembangunan dan pemerintah desa

membuat program-program yang berkaitan dengan pengelolaan dana desa

sebanyak 3 responden (25%) sedangkan yang menyatakan mampu terhadap

kepala desa memberikan bimbingan dan arahan dalam pembangunan dan

pemerintah desa membuat program-program yang berkaitan dengan pengelolaan

dana desa sebanyak 18 responden (64,28%) sedangkan sebanyak 7 responden

(63,63) menyatakan cukup mampu. Sebanyak 1 responden (33,33%) menyatakan

kurang mampu. Sebanyak 0 responden yang menyatakan tidak mampu terhadap

pengaruh antara kepala desa memberikan bimbingan dan arahan dalam

pembangunan dan pemerintah desa membuat program-program yang berkaitan

dengan pengelolaan dana desa. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kepala desa

dan pemerintah desa mampu program untuk mngelola dana desa.

Table IV.2

Pengaruh antara kepala desa mampu menjadi fasilitator dalam pembangunan dan

pemerintah desa mampu merealisasikan APBDes dalam pengelolaan dana desa

Pemerintah desa Kepala desa menjadi fasilitator dalam


mampu pembangunan desa
merealisasikan (X1-14)
APBDes dalam
A C D E Jumlah
pengelolaan dana B
Sangat Cukup Kurang Tidak
desa mampu
mampu mampu mampu mampu
(Y-39)

106
A 4 0 0 2 0 6
Sangat mampu (23,52) (00,00) (00,00) (16,67) (0) (11,11)
B 3 2 6 5 0 16
Mampu (17,64) (28,57) (33,33 (41,67) (00,00) (29,62)
C 4 4 10 1 0 19
Cukup mampu (23,52) (57,14) (55,56) (8,33) (00,00) (35,18)
D 6 1 2 4 0 13
Kurang mampu (35,29) (14,28) (11,11) (33,33) (00,00) (24,07)
E 0 0 0 0 0 0
Tidak mampu (00,00) (00,00) (00,00) (00,00) (00,00) (00,00)
17 7 18 12 0 54
Jumlah
(100,0) (100,00 (100,0) (100,0) (00,00) (100,0)
Sumber : diolah dari kuesioner No. 14 dan 39

Berdasarkan table IV.2 diatas, hal ini dapat dilihat dari table bahwa dari 54

responden yang menyatakan sangat mampu terhadap kepala desa menjadi

fasilitator dalam pembangunan desa dan pemerintah desa mampu merealisasikan

APBDes dalam pengelolaan dana desa sebanyak 4 responden (23,52%). Sebanyak

2 responden menyatakn mampu. Sebanyak 10 responden (55,56%) menyatakan

cukup mampu. Sebanyak 4 responden (33,33%) menyatakan kurang mampu. Dan

sebanyak 0 rsponden (0%) menyatakan tidak mampu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa kepala desa dan pemerintah cukup mampu merealisasi APBDes dalam

mengelola dana desa.

Table IV.3

Pengaruh antara BPD tegas dalam menindak penyimpangan dan pemerintah

desa mampu mempertanggungjawabkan pada setiap pencairan dana

107
BPD tegas dalam menindak penyimpangan
Pemerintah desa mampu
(X1-22)
mempertanggungjawabkan
pada setiap pencairan dana A C D E
B Jumlah
desa
Sangat Cukup Kurang Tidak
(Y-40) tegas
tegas tegas tegas tegas

0
A 7 4 2 0 13
(00,00
Sangat mampu (38,88) (16,00) (22,22) (0) (24,07)
)
1
B 7 13 1 0 22
(50,00
mampu (38,88) (52,00) (11,11) (00,00) (40,74)
)
1
C 4 5 2 0 12
(50,00
Cukup mampu (22,22) (20,00) (22,22) (00,00) (22,22)
)
0
D 0 3 4 0 7
(00,00
Kurang mampu (00,00) (12,00) (44,44) (00,00) (12,96)
)
0
E 0 0 0 0 0
(00,00
Tidak mampu (00,00) (00,00) (00,00) (00,00) (00,00)
)
2
18 25 9 0 54
Jumlah (100,0
(100,0) (100,0) (100,0) (00,00) (100,0)
)
Sumber : diolah dari kuesioner No. 22 dan 40

Berdasarkan table IV.3 diatas, hal ini dapat dilihat dari table bahwa dari 54

responden yang menyatakan sangat terhadap BPD dalam menindak penyimpngan

dan pemerintah sangat mampu mempertanggungjawabkan pada setiap pencairan

dana desa yaitu sebanyak 7 responden (38,88%). Sedangkan sebanyak 13

108
responden (52,00%) menyatakan BPD tegas dalam menindak penyimpngan dan

pemerintah desa mampu mempertanggungjawabkan pada setiap pencairan dana

desa. Sebanyak 1 responden (50%) menyatakan BPD cukup tegas dalam

menindak penyimpangan dan pemerintah desa cukup mampu

mempertanggungjawabkan setiap pencairan dana desa. Sebanyak 4 responden

(44,44%) menytakan bahwa BPD kurang tegas dalam menindak penyimpngan dan

pemerintah desa kurang mampu mempertanggungjawabkan pada setiap pencairan

dana desa. Sebanyak 0 responden (0%) menyatakan BPD tidak tegas dalam

menindak penyimpngan dan pemerintah desa tidak mampu

mempertanggungjawabkan pada setaiap pencairan dana desa. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa BPD tegas dalam menindak penyimpangan dan

pemerintahpun mampu mempertanggungjawabkan.

B. PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian hipotesis yang akan diuji dalam penelitian “ Pengaruh

Kepemimpinan kepala desa dan pengawasan BPD terhadap Efektifitas

pengelolaan dana desa di desa sumur kecamatan Cluwak kabupaten Pati”. Dalam

pengujian hipotesis yang peneliti ajukan sebagai Langkah awal adalah Menyusun

table induk. Table induk digunakan untuk menjumlah nilai-nilai dari setiap

jawaban responden yang dikelompokkan dalam tiap variabel, kemudia disusun

sesuai dengan nomor urut responden atau X1 untuk variabel kepemimpinan kepala

desa, variabel X2 untuk variabel pengawasan BPD, dan variabel Y untuk

109
efektivitas pengelolaan dana desa di desa sumur kecamatan cluwak kabupaten

pati.

Jawaban dari responden kemudian dimasukkan ke dalam table induk

sebagai bank data hasil penelitian. Kemudia disusun data table korelasi antara X1

dan Y, korelasi X2 dan Y serta korelasi X1 dan X2 dengan Y dihasilkan data

sebagai berikut :

1. X1 = 2354 (Jumlah skor Variabel X1)

2. X2 = 2354 (Jumlah skor Variabel X2)

3. Y = 2307 (Jumlah skor Variabel Y)

4. X1Y = 101500 (Jumlah perkalian skor Variabel X1 dengan Y)

5. X2Y = 101337 (Jumlah perkalian skor Variabel X2 dengan Y)

6. X1 X2 = 103636 (Jumlah perkalian skor Variabel X1 dengan X2)

7. X12 = 104272 (Jumlah kuadrat skor Variabel X1)

8. X22 = 103914 (Jumlah kuadrat skor Variabel X2)

9. Y2 = 99170 (Jumlah kuadrat skor Variabel Y)

10. N = 54 (Jumlah responden)

Berdasarkan data di atas, maka besarnya koefisien korelasi dengan

menggunakan Product Moment dapat dihitung sebagai berikut :

1. Untuk menguji pengaruh Kepemimpinan kepala desa (X1) efektivitas

pengelolaan dana desa (Y), menggunakan product moment sebagai berikut

N . XY −(X )(Y )
rxy=
√¿ ¿ ¿
54 .101500−(2354 )(2307)
rxy=
√ {54 . 104272−5541316 }{ 54 . 99170−5311249 }
110
5481000−5430678
rxy=
√ {5630688−5541316 } {5355180−5311249 }
50322
rxy=
√ {89376 } { 43931 }
50322
rxy =
√ 3926377056
50322
rxy=
√62660,80
rxy=¿0,80308582
dibulatkan menjadi 0,803

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Pengaruh

kepemimpinan kepala desa terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di

desa sumur kecamatan cluwak adalah 0,803 atau hasil r hitung sebesar

0,803. Jika hasil koefisien tersebut di konfirmasikan dengan harga tabel

untuk taraf signifikansi 5% = 0,268. Disimpulkan bahwa hasil r hitung

0,803  r tabel 0,268. Dapat diartikan semakin tinggi kepemimpinan

kepala desa semakin tinggi pula efektivitas pengelolaan dana desa di

desasumur kecamatan cluwak kabupaten pati.

2. Untuk menguji pengaruh Pengawasan BPD (X 2) terhadap efektivitas


pengeloaan dana desa (Y), menggunakan product moment sebagai berikut
:

N . XY −(X )(Y )
rx 2 y =
√¿ ¿ ¿
54.101337−(2354)(2307)
rx 2 y =
√ {54 . 103914−5541316 } { 54 . 99170−5311249 }
5611356−5430678
rx 2 y =
√ {5611356−5541316 } {5355180−5311249 }

111
180678
rx 2 y =
√ {70040 } { 43931 }
180678
rx 2 y =
√3076927240
180678
rx 2 y =
55470,06
rx 2 y =3,2572166
dibulatkan menjadi 3,257
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Pengaruh
pengawasan BPD terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa
sumur kecamatan cluwak kabupaten pati adalah 73,527 atau hasil r hitung
sebesar 3,257. Jika hasil koefisien tersebut di konfirmasikan dengan harga
tabel untuk taraf signifikansi 5% = 0,0,268. Disimpulkan bahwa hasil r
hitung 3,257 < r tabel 0,268. Dapat diartikan kurangnya pengawasan BPD
kurangnya pula efektivitas pengelolaan dana desa di desa sumur
kecamatan cluwak kabupaten pati.

3. Untuk menguji pengaruh kepemimpinan kepala desa (X1) terhadap


pegawasan BPD (X2) dikantor balaidesa sumur kecamatan cluwak
kabupaten pati, menggunakan product moment sebagai berikut :

N . X 1 X 2−( X 1)( X 2)
rx 1 x 2=
√¿¿¿
54 . 103636−(2 354)(2354)
rx 1 x 2=
√ {54 .10 4272−5541316 } { 54 .103914−5541316 }
5596344−5541316
rx 1 x 2=
√ {5630688−5541316 } { 5611356−5541316 }
55028
rx 1 x 2=
√ { 89372 }{ 70040 }
55028
rx 1 x 2=
√ 6259614880
55028
r x 1 x 2=
79117,727
112
r x 1 x 2=0 ,69552049
dibulatkan menjadi 0,659
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Pengaruh
kepemimpinan kepala desa terhadap pengawasan BPD di desa sumur
kecamatan cluwak kabupaten pati adalah 0,659 atau hasil r hitung sebesar
0,659. Jika hasil koefisien tersebut di konfirmasikan dengan harga tabel
untuk taraf signifikansi 5% = 0,268. Disimpulkan bahwa hasil r hitung
0,659  r tabel 0,268. Dapat diartikan semakin tinggi kepemimpinan
kepala desa semakin tinggi pula pengawasan BPD di desa sumur
kecamatan cluwak kabupaten pati.

4. Untuk menguji pengaruh kepemimpinan kepala desa (X 1) dan


pengawasan BPD (X2) terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa
sumur kecamatan cluwak kabupaten pati (Y), menggunakan product
moment sebagai berikut :

rx 1 x 2 y =√ ¿¿
rx 1 x 2 y =√ ¿¿

rx 1 x 2 y =
√ 0 , 644+10,608−(1,606). 3,257 .0 ,659
1−0 , 434

rx 1 x 2 y =
√ 0 , 644+10,608−3,447
1−0 , 434

rx 1 x 2 y =
√ 11,252−3,447
0 , 566

rx 1 x 2 y =
√ 7,805
0 , 566
rx 1 x 2 y =√ 13,7897527
rx 1 x 2 y =¿0,37134556278485404
dibulatkan menjadi 0,371
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Pengaruh
kepemimpinan kepala desa dan pengawasan BPD terhadap efektivitas
pengeloaan dana desa di desa sumur kecamatan cluwak kabupaten pati

113
adalah 0,371 atau hasil r hitung sebesar 0,371. Jika hasil koefisien tersebut
di konfirmasikan dengan harga tabel untuk taraf signifikansi 5% = 0,268.
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara kepemimpinan kepala
desa (X1) dan pengawasan BPD (X2) terhadap efektivitas pengelolaan
dana desa di desa sumur kecamatan cluwak kabupaten pati (Y).
Disimpulkan bahwa hasil r hitung 0,371  r tabel 0,268 sehingga hipotesa
yang menyatakan kepemimpinan kepala desa dan pengawasan BPD
terhadap efektivitas pengelolaan dana desa di desa sumur kecamatan
cluwak kabupaten pati. Diartikan semakin tinggi kepemimpinan kepala
desa semakin tinggi pula efektivitas pengelolaan dana desa di desa sumur
kecamatan cluwak kabupaten pati.

C. UJI SIGNIFIKAN KORELASI GANDA

Uji signifikan korelasi ganda ini untuk mengetahui nilai yang


memberikan kuatnya pengaruh dua variable atau lebih secara bersama-sama
dengan variable lain. Dalam hal ini adalah Variabel kepemimpinan kepala
desa (X1) dan pengawasan BPD (X2) terhadap efektivitas pengelolaan da
desa di desa sumur kecamatan cluwak kabupaten pati (Y) dengan
perhitungan sebagai berikut :
2
r x 1 x 2 y N−k−1
F= .
2
1−r x 1 x 2 y k
(0,371)2 54−2−1
F= .
1−(0,371)
2
2
0,137 54−2−1
F= .
1−0,137 2
0,137 51
F= .
0,863 2
F=0,158 . 25,5
F=4,029
Dibulatkan 4,029

114
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diperoleh nilai rx1x2y = 0,317
kemudian dilakukan uji signifikan korelasi ganda dengan F = 4,029 dapat
disimpulkan bahwa “Semakin Tinggi Kepemimpinan kepala desa maka
semakin tinggi pula efektivitas pengelolaan dana desa di desa sumur
kecamatan cluwak kabupaten pati sehingga pengujian hipotesa dinyatakan
diterima

D. KOEFISIEN DETERMINAN
Kofisien determinasi digunakan untuk menyatakan seberapa besar
pengaruh variable X terhadap variabel Y. Dalam hal ini adalah Variabel
Kepemimpinan kepala desa (X1) dan pengawasan BPD (X 2) terhadap
efektivitas pengelolaan dana desa di sumur kecamatan cluwak kabupaten
pati (Y) dengan perhitungan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

2
KD=r . 100 %
2
KD=0 , 371 . 100 %
KD=0 , 1376 . 100 %
KD=13,76
Berdasarakan hasil perhitungan dapat diperoleh niali KD = 13,76
artinya adalah Kepemimpinan kepala desa (X1) dan pengawasan BPD (X2)
berpengaruh sebesar 13,76% terhadap efektivitas pengelolaan dana desa (Y)
di desa sumur kecamatan cluwak kabupaten pati, sedangkan variabel sisanya
di pengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yaitu motivasi, lingkungan dan
lain-lain.

115
BAB V

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab – bab

sebelumnya mengenai pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa dan Pengawasan

BPD di Desa Sumur kecamatan Cluwak kabupaten Pati diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

1. Hasil uji pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa (X1) terhadap Efektivitas

Pengelolaan Dana Desa di Desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten

Pati (Y) sebesar 0,803 konfirmasikan dengan r table untuk taraf signifikasi

5% = 0,268 N = 54. Disimpulkan bahwa hasil hitung 0,803  r tabel 0,268

dapat dinyatakan diterima.

2. Hasil uji pengaruh Pengawasan BPD (X 2) terhadap Efektivitas

Pengelolaan Dana Desa di Desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten

Pati (Y) sebesar 3,257 konfirmasikan dengan r table untuk taraf signifikasi

5% = 0,268 N = 54. Disimpulkan bahwa hasil r hitung 3,257 < r tabel

0,268 dapat dinyatakan diterima.

3. Hasil uji pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa (X 1) dan Pengawasan

BPD (X2) terhadap Efektivitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Sumur

Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati (Y) sebesar 0,371 konfirmasikan

dengan r table untuk taraf signifikasi 5% = 0,268 N = 54. Disimpulkan

bahwa hasil r hitung 0,371  r tabel 0,268 dapat dinyatakan diterima.

116
4. Hasil signifikasi korelasi ganda diperoleh nilai rx1x2y =0,371 dengan uji

signifikasi korelasi ganda dengan F = 4,029 nilai  tabel dengan N = 54

pada taraf signifikan 5% nilainya adalah 0,268. Disimpulkan nilai  tabel

4,209  0,268 dan dinyatakan diterima.

5. Hasil uji koefisien determinan Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa (X1)

dan Pengawasan BPD (X2) terhadap Efektivitas Pengelolaan Dana Desa di

Desa Sumur Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati (Y) diperoleh nilai

sebesar 13,76%.

B. SARAN

Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka tidak ada salahnya bila peneliti

memberikan beberapa saran yang dapat berguna dan dikembangkan kea rah yang

lebih baik. Adapaun saran tersebut antara lain :

1. Bagi peneliti, selanjutnya disarankan untuk menambah ruang lingkup

penelitian dengan mengambil sampel efektivitas pengelolaan dana tingkat

kecamatan atau kabupaten.

2. Bagi pihak Kepala Desa Sumur, diharapkan dapat mempertahankan dan

meningkatkan kemampuan terutama pada pengelolaan dana desa.

3. Bagi Pemerintah Desa, diharapkan lebih meningkatkan kinerja sehingga

bis secara maksimal mengelola dana desa.

4. Bagi BPD, diharapkan BPD selalu mempertahankan kinerja dan

meningkatkan kemampuan agar menghindari adanya penyimpngan-

penyimpangan dalam pengelolaan dana desa

117
5. Bagi masyarakat, penelitian ini merupakan bahan bacaan yang bermanfaat

dan dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman baru bagi masyarakat tentang apa yang dimaksud pengelolaan

dana desa

SISTEMATIKA

I. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Ruang Lingkup Permasalahan

C. Perumusan Masalah

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

E. Kerangka Teori

F. Perumusan Hipotesis

G. Definisi Konsepsional

H. Definisi Operasional

I. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

2. Populasi dan Sampel Penelitian :

a. Elemen

b. Kerangka Sampel

c. Teknik Pengambilan Sampel

d. Pengelompokkan Sampe

3. Sumber Data

118
4. Teknik Pengumpulan Data

5. Skala Pengukuran

6. Teknik Pengolahan dan Analisis data

J. Sistematika Penyusunan Hasil Laporan

K. Daftar Pertanyaan dan atau Panduan Wawancara

II. BAB II Gambaran Umum Lokasi Penelitian

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

B. Gamabaran Umum Program

C. Gambaran Umum Responden

III. BAB III Analisis Data

A. Variabel X1

B. Variabel X2

C. Variabel Y

IV. BAB IV Analisis Hubungan Antar Variabel dan Pengujian Hipotesis

A. Analisis Tabel Silang

B. Pengujian Hipotesis

V. BAB V Penutup

A. Analisis Tabel Silang

B. Pengujian Hipotesis

DAFTAR PERTANYAAN
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DAN PENGAWASAN
BPD TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA DESA DI
DESA SUMUR KECAMATAN CLUWAK KABUPATEN PATI

119
I. IDENTITAS RESPONDEN
1.....Nama :.................................................................

2. Jenis Kelamin :.................................................................

3. Umur :.................................................................

4. Status :.................................................................

II. PENTUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat atau

keyakinan saudara !

III. KEPEMIMPINAN KEPALA DESA (X1) VARIABEL INDEPENDEN

A. FUNGSI INSTRUKTIF

5. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Kepala Desa mampu dalam

memberikan informasi pembangunan yang jelas kepada

masyarakat?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

6. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Kepala Desa aktif dalam

menggerakkan dan memberikan motivasi kepada masyarakat dalam

pembangunan desa?

A. Sangat Aktif D. Kurang Aktif

B. Aktif E. Tidak Aktif

C. Cukup Aktif

B. FUNGSI KONSULTIF
120
7. Menurut Saudara apakah Kepala Desa sudah mampu membuat

keputusan yang tepat?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

8. Menurut Saudara apakah Kepala Desa mampu memberikan

kesempatan masyarakat menyampaikan masukan/ide dalam

kegiatan pembangunan desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

9. Menurut Saudara apakah Kepala Desa mampu menyempunakan

keputusan yang diambil?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

C. FUNGSI PARTISIPATIF

10. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Kepala Desa telah mampu

bekerja sama dan mengarahkan masyarakat dalam pembangunan

desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

121
11. Menurut Saudara apakah Kepala Desa telah mampu mengendalikan

masyarakat dalam pembangunan desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

12. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Kepala Desa intensif ikut serta

dalam proses pelaksanaan pembangunan desa?

A. Sangat Intensif D. Kurang Instensif

B. Intensif E. Tidak Instensif

C. Cukup Intensif

D. FUNGSI DELEGASI

13. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Kepala Desa mampu

memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam mengambil

keputusan dalam pembangunan desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

14. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Kepala Desa mampu menjadi

fasilitator pembangunan desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

E. FUNGSI PENGENDALIAN

122
15. Menurut Saudara apakah Kelapa Desa mampu memberikan

bimbingan dan arahan dalam kegiatan pembangunan desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

16. Menurut Saudara apakah Kapala Desa mampu melalukan

koordiansi dengan masyarakat terkait pembangunan desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

IV. PENGAWASAN BPD (X2) VARIABEL INDEPENDEN

A. PENENTUAN STANDAR (STANDARS)

17. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD mampu dalam

melakukan pengawasan selalu berpegang pada SOP?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

18. Menurut Bapak/ibu/Saudara apakah BPD mampu dalam melakukan

pengawasan selalu menggunakan standar yang telah ditetapkan?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

123
19. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD mampu dalam

Pengawasannya selalu mengacu pada perencanaan yang telah

disusun sebelumnya?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

B. PENGUKURAN (MEASUREMENT)

20. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD sudah konsisten dalam

pengukuran sesuai standar?

A. Sangat Konsisten D. Kurang Konsisten

B. Konsisten E. Tidak Konsisten

C. Cukup Konsisten

21. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD intensif dalam

pengukuran dalam melakukan pengawasan?

A. Sangat Intensif D. Kurang Intensif

B. Intensif E. Tidak Intensif

C. Cukup intensif

22. Menurut Bapak/Ibu/Saudra apakah BPD tegas dalam menindak

penyimpangan?

A. Sangat Tegas D. Kurang Tegas

B. Tegas E. Tidak tegas

C. Cukup Tegas

C. MEMBANDINGKAN (COMPARE)

124
23. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD mampu membandingkan

target atau standar dengan hasil pengawasan terhadap pengelolaan

dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

24. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD mampu merealisasikan

hasil dengan anggaran yang ada?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

25. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD mampu membandingkan

biaya pembangunan dengan indek yang telah ditetapkan?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

D. TINDAKAN (ACTION)

26. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD mampu

menginterprestasikan penyimpangan yang terjadi selama

melakukan pengawasan?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

125
27. Menurut Saudara apakah BPD mampu melakukan tindakan

perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dalam pengawasan

pengeloaan dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

28. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah BPD sudah mampu melakukan

perbaikan kinerja dalam pengawasan?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

V. EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA DESA (Y) VARIABEL

TERIKAT

A. EFEKTIVITAS PERENCANAAN

29. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Pemerintah Desa mampu

mengidentifikasi masalah dan kebutuhan dalam pengeloaan dana

desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

30. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Pemerintah Desa mampu

membuat program-program yang berkaitan dengan pengelolaan

dana desa?

126
A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

31. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Pemerintah Desa mampu

membuat strategi-strategi dalam mengelola dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

B. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

32. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Pemerintah Desa mampu

Menyusun personil dalam pengelolaan dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

33. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Pemerintah Desa mampu

dalam mengguanakan sarana dan prasarana dalam mengelola dana

desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

34. Menurut Bapak/Ibu/Sauadar apakah Pemerintah Desa mampu

mengelola dana desa dengan transparan dalam pengelolaannya?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

127
B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

C. EFEKTIVITAS PENATAUSAHAAN

35. Menurut Saudara apakah Pemerintah Desa mampu mencatat

pemasukan dan pengeluaran dana dalam pengelolaan dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

36. Menurut Saudara apakah Pemerintah Desa mampu melakukan

pembukuan dengan jelas dalam pengelolaan dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

D. EFEKTIVITAS PELAPORAN

37. Menurut bapak/ibu/saudara apakah Pemerintah Desa mampu

melakukan pelaporan pelaksana APBDes dalam pengelolaan dana?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

38. Menurut bapak/ibi/saudara apakah Pemerintah Desa mampu

membuat laporan realisasi kegiatan pengelolaan dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

128
C. Cukup Mampu

E. EFEKTIVITAS PERTANGGUNGJAWABAN

39. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Pemerintah Desa mampu

merealisasikan APBDes dalam pengeloaan dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

40. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah Pemerintah Desa mampu

mempertanggungjawabkan pada setiap percairan dana desa?

A. Sangat Mampu D. Kurang Mampu

B. Mampu E. Tidak Mampu

C. Cukup Mampu

129
INTERVIEW GUIDE

1. Bagaimana dengan sistem kepemimpinan Kepala Desa di desa Sumur?

2. Bagaimana dengan penyampaian informasi dan pemberian motivasi dari kepala

desa kepada masyarakat tentang pengelolaan dana desa? Apakah sudah jelas

atau masih kurang jelas?

3. Apakah pengawasan BPD tepat rencana pada pengeloaan dana desa di desa

sumur?

4. Apakah pengawasan yang dilakukan BPD sesaui dengan rencana dan standar

pelaksanaan?

5. Apakah kepala desa sudah mampu membuat keputusan yang tepat pada

pembangunan desa sumur?

6. Apakah kepala desa mampu bekerja sama dengan masyarakat desa sumur?

7. Apakah kepala desa sudah menunjukkan pertanggungjawaban secara

maksimal?

8. Bagaimana deangan sarana dan prasarana penunjang pengawasan BPD pada

pengelolaan dana desa di desa Sumur?

9. Apakah BPD mampu menindak tegas dalam penyimpangan pengelolaan dana

desa di desa sumur?

10. bagaimana dengan tindakan perbaikan kinerja BPD pada pengawasan

pengeloaan dana desa di Desa Sumur?apakah sudah sesuai atau sering

mengabaikan?

10.

130
DAFTAR PUSTAKA

A. Mintorogo, Kepemimpinan dalam Organisasi, Yogyakarta : STIA LAN Press,

1997, h.2

Hamzah Zakub, Menuju Keberhasilan, manajemen dan kepemimpinan, Bandung,

CV Diponegoro, H.125

Clara Rosa Pudjiyogyanti, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1991, h. 143

Rivai, Veitzal, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari

Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. Hal. 53.

Makmur (2011), Efektivitas Kebijakan Pengawasan. Bandung PT. Refika

Aditama. Hlm 176

Muh.Hizbul Muflihin, Administrasi Pendidikan, (Klaten Utara : Cv gema Nusa,

2015), h. 120

M. Manullang, Dasar-dasar management, Ghalia Indonesia, Jakarta 1977 hlm

136

Sarwoto, 1985, Dasar-dasar organisasi dan Management, Ghalia Indonesia,

Jakarta Hlm 93

Sujatmo, 1983. Beberpa pengertian di bidang pengawasan, Jakarta, ghalia

Indonesia hlm 17

Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan

Peradolan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberti, Yogyakarta,

2000, hlm 132-133

131
Sumaryadi. I Nyoman, 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta, CV Citra Utama, hal 107.

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,

1996 hlm 221

Vardiansyar Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta

2008, hlm 10

Sugiyono. 2013. Metode-Metode Penelitian Masyarakat.Gramedia. Jakarta, hal. 2

Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada

Penelitian,Bidang Manajemen dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2015)

h. 190.

Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2002), h. 78.

132
DAFTAR PUSTAKA DARI SUMBER LAIN

Undang – undang Desa No. 6 tahun 2014 Pasal 1 ayat 1

Undang – undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah pasal 209

Permendagri No. 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Permusyawaratan_Desa, Diakses pada

tanggal 4 November 2021 Pukul 22.21

https://penerbitdeepublish.com/hipotesis-penelitian/, diakses pada tanggal 6

November 2021 pukul 10.00

https://academia.co.id/hipotesis-penelitian/, diakses pada tanggal 6 November

2021 pukul 11.00

https://penelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/3.-Miska.pdf, diakses

pada tanggal 8 November pukul 21.00

https://risehtunong.blogspot.com/2018/05/5-siklus-pengelolaan-keuangan-

desa.html, Diakses pada tanggal 26 November 2021 Pukul 13.45

http://repository.ummat.ac.id/1923/1/COVER%20-%20BAB%20III.pdf, diakses

pada 28 November 2021 Pukul 16.00

https://www.keuangandesa.info/2016/08/pelaksanaan-keuangan-desa.html,

diakses pada tanggal 28 november 2021 pukul 16.20

https://sisca0108.wordpress.com/2011/10/28/pemerintahan-yang-transparan/,

diakses pada tanggal 28 November 2021 pukul 17.10

133

Anda mungkin juga menyukai