Anda di halaman 1dari 86

PROSEDUR PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

(SPT) ELEKTRONIK PADA KANTOR PELAYANAN


PENYULUHAN DAN KONSULTASI PERPAJAKAN (KP2KP)
KABUPATEN SINJAI

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Ilmu Pemerintahan pada Universitas Muhammadiyah Sinjai

YUNI LESTARI MASNUR


1621025

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : YUNI LESTARI MASNUR

NIM : 1621025

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)

Elektronik pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Kabupaten Sinjai

telah diperiksa oleh Pembimbing dan dinyatakan layak dilanjutkan untuk

penyusunan Skripsi pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai.

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. A. Mulawangsa, M.H., Nursaifullah, ST., MM.,


NIDN. 0930036201 NIDN. 0926037201

Mengetahui;

Ketua Program Studi


Ilmu Pemerintahan

Jusniaty, S.Ip., M.Si


NIDN. 0922098602

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Elektronik

pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Kabupaten Sinjai” yang ditulis oleh Yuni Lestari Masnur Nomor Induk

Mahasiswa (NIM) 1621025, Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai, telah

diujikan pada hari Kamis tanggal 3 September 2020 dan telah diperbaiki sesuai

catatan dan permintaan Tim Penguji, dan diterima sebagai syarat memperoleh

gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP).

Tim Penguji;

Ketua : Drs. H. A. Mulawangsa, M.H (……………………)

Sekretaris : Nursaifullah, ST., MM (……………………)

Anggota :

1. Dr. Umar Congge, S.Sos., M.Si (……………………)

2. Muhammad Takdir, S.Sos., M.Si (……………………)

Mengetahui;

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Pemerintahan

Dr. H. A. Djamaluddin, M.Si Jusniaty, S.Ip., M.Si


NIDN. 0905056701 NIDN. 0922098602

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : YUNI LESTARI MASNUR

NIM : 1621025

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Elektronik

Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) Kabupaten Sinjai

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi
atau duplikasi dari tulisan/karya orang yang saya akui sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri.
2. Seluruh bagian dari Skripsi ini adalah karya saya sendiri selain kutipan yang
ditujukan sumbernya. Segala kekeliruan yang ada didalamnya adalah
tanggungjawab saya.

Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya. Bilamana


dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Sinjai, 4 September 2020

YUNI LESTARI MASNUR


1621025

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang


dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu, sesungguhnya ia
telah mendapat kebajikan yang banyak. Dan tiadalah yang menerima
peringatan melainkan orang-orang yang berakal.”

(Q.S Al-Baqarah: 269)

Berapa banyak cita-cita orangtuamu yang pernah kamu bunuh demi


pendidikan. Lalu kamu hanya membalasnya dengan bermalas-malasan.
Harusnya dia bisa makan enak, tapi kiriman harus segera sampai pada
anak. Harusnya dia bisa tidur nyenyak, tapi biaya beli kasur harus dikirim
ke anak. (Boy Candra)

Rasa takut gagal itu kerap kali datang saat proses demi proses itu saya
jalani. Namun, rasanya saya sangat lemah saat saya harus dikalahkan rasa
takutku sendiri, lantas memilih tidak menyelesaikan kewajibanku. Kalimat
“proses tidak akan mengkhianati hasil” menjadi salah satu mood booster
setelah kedua orangtua dan adikku. Dan akhirnya 6 bulan yang berkesan,
terimakasih (diriku) sudah bertahan untuk melewati semuanya.

~Yuni Lestari Masnur~

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

Ayahanda Mashuddin. M dan Ibunda Nurfa, Adikku Widya Amalia Masnur, dan

keluarga besar dari Alm. Abd Muthalib dan Alm. Puang Macing.

Serta semua pihak yang telah bertanya mulai dari pertanyaan “kapan seminar

proposal?”, “kapan penelitian?”, “kapan sidang skripsi?”, “kapan wisuda?”, dan

lain sejenisnya, kalian adalah salah satu alasanku bersemangat menyelesaikan

tugas akhir ini.

v
ABSTRAK

YUNI LESTARI MASNUR (1621025), “Prosedur Penyampaian Surat


Pemberitahuan (SPT) Elektronik pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) Kabupaten Sinjai”, Skripsi dengan 15 halaman tambahan + 51
halaman isi + 4 tabel + 1 gambar + 16 lampiran + 20 kepustakaan (2004-2019) +
Dibimbing oleh H. A. Mulawangsa selaku pembimbing I dan Nursaifullah selaku
pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas Prosedur Penyampaian


Surat Pemberitahuan (SPT) Elektronik pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Kabupaten Sinjai, penelitian ini menggunakan tipe
deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan uraian yang
jelas secara keseluruhan dari permasalahan yang ada.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan


(KP2KP) Kabupaten Sinjai. Pengumpulan data di lakukan melalui metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data yang di peroleh dianalisis berdasarkan indikator-
indikator yang ditentukan dengan melihat hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
dari informan peneliti. Informan yang digunakan yakni Staf Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Kabupaten Sinjai, dan masyarakat wajib
pajak.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan


(SPT) Elektronik pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) Kabupaten Sinjai berjalan efektif, hal ini dilihat dari segi prosedur pelayanan
yang mudah dimengerti dan dipahami masyarakat wajib pajak, kecepatan pelayanan yang
lebih cepat dibanding dengan manual, keadilan mendapatkan pelayanan yang tidak ada
unsur membeda-bedakan, kepastian jadwal pelayanan yang pasti sehingga tidak terjadi
penunggakan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, dan
keamanan pelayanan yang terjamin selama masyarakat wajib pajak tidak memberikan
kode EFIN maupun password kepada orang lain.

Kata Kunci : Efektivitas, Prosedur, SPT elektronik.

vi
ABSTRACT

YUNI LESTARI MASNUR (1621025), “The Procedure For Submitting Notification


Letters (SPT) Electronically At The Office Of Tax Extension And Consulting Services
(KP2KP) In Sinjai District, thesis with 15 additional pages + 51 content pages + 4
tables + 1 pictures + 15 attachments + 20 literature (2004-2019) + Guide by H. A.
Mulawangsa as supervisor I and Nursaifullah as supervisor II.

This study to determine how the effectiveness of The Procedure For Submitting Electronic
Notification Letters (SPT) At The Office Of Tax Counseling And Consulting Services
(KP2KP) Sinjai District, this study uses a qualitative descriptive type which is intended to
provide a clear picture and description of the overall problem.

This research was conducted at The Office Of The Extension Servise And Tax
Consultating (KP2KP) Sinjai Regency. Data collection is done through the method of
observation, interviews, and documentation. The data obtained were analyzed based on
the indicators determined by looking at the results of observations, interviews, and
documentation from the research informants. The informants used were the staff of the
sinjai regency Tax Counselling and Consultation Servise Office (KP2KP) and taxpayer
community,

The results of this study state that The Procedure For Submitting Electronic Notification
Letters (SPT) At The Sinjai District Tax Counsultation And Counselling Service Office
(KP2KP) is effective, this can be seen from the point of view of service procedures and
understand by tacpayers, faster service speeds compared to manuals, justice gets services
that do not discriminate, certainty of a definite service schedule so that there is no
arrears in the submission of annual personal income tax returns, and service security is
guaranteed as long as taxpayer community does not provide EFIN codes or passwords to
others.

Keywords: Effectiveness, procedures, Electonic SPT.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
KATA PENGANTAR ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Fokus Masalah .............................................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Tinjauan Tentang Prosedur ........................................................... 7
B. Tinjauan Tentang Efektivitas Pelayanan Publik ........................... 9
C. Tinjauan Tentang Surat Pemberitahuan (SPT) ............................. 14
D. Surat Pemberitahuan Elektronik ................................................... 19
E. Tinjauan Tentang Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) ..................................................................... 22
F. Karangka Konseptual ..................................................................... 24
G. Defenisi Operasional ...................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27
A. Lokasi dan Jadwal Penelitian ........................................................ 27

viii
B. Tipe dan Dasar Penelitian .............................................................. 27
C. Informan ......................................................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 28
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ............................. 30
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 30
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 35
C. Matriks kesimpulan prosedur penyampaian surat pemberitahuan
(SPT) Elektronik pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) .................................................. 44
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 49
A. Kesimpulan ................................................................................... 49
B. Saran ............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Hal.
Tabel 4.1 Daftar Pegawai dan PPNPN KP2KP Kabupaten Sinjai 33
Tabel 4.2 Data Wajib pajak dan pengguna E-SPT 34
Tabel 4.3 Penerimaan per jenis pajak hingga juni 2020 34
Tabel 4.4 Matriks Kesimpulan Prosedur Penyampaian Surat 45
Pemberitahuan (SPT) Elektronik Pada Kantor Pelayanan
Penyuluhan Dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

x
DAFTAR GAMBAR

Hal.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep 25

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari STISIP Muhammadiyah Sinjai
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sinjai
Lampiran 4 Surat Keterangan Persetujuan Menjadi Lokasi Penelitian (Riset)
KP2KP Sinjai
Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian pada KP2KP Sinjai
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup Peneliti

xii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan

hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul:

“Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Elektronik Pada Kantor

Pelayanan Penyuluhan Dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Kabupaten Sinjai”.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Olehnya itu pada kesempatan

ini penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada Drs. H. A. Mulawangsa,

M.H selaku Pembimbing I, dan Nursaifullah, ST.,MM selaku Pembimbing II yang

telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberikan dorongan

sampai Skripsi ini bisa selesai.

Selain itu ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

penulis sampaikan kepada :

1. Orang tua tercinta Bapak Mashuddin. M dan Ibu Nurfa serta Widya Amalia

Masnur, atas segala doa yang tidak henti mereka panjatkan dan segala bentuk

kasih sayang yang mereka berikan, sehingga membawa penulis mampu

memberikan kebahagiaan dan kebanggaan kecil dihati mereka.

2. Dr. Umar Congge, S.Sos., M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sinjai beserta staf dan karyawan yang telah membantu dalam proses

Administrasi di Kampus Universitas Muhammadiyah Sinjai.

3. Dr. H. A. Djamaluddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai.

xiii
4. Jusniaty, S.IP, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Sinjai yang telah

berjasa yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas kesabaran,

keikhlasan, dan juga niatan baik memberikan ilmu dan pengetahuannya

kepada penulis selama proses perkuliahan.

6. Hendri Wahyu Laksono (Pelaksana KP2KP Sinjai), pimpinan dan seluruh

pegawai KP2KP Sinjai, serta masyarakat wajib pajak di Kabupaten Sinjai.

Atas kesediaan dan bantuannya sebagai informan pada penelitian ini.

7. Kepada kakak sepupu Penulis, Fahrunnisa, S.Pd yang memberikan motivasi

dan dukungan secara materil kepada penulis.

8. Kepada Mirnawati.E, Nining Fitriani, Fitri Awaliah, Evibramisti, Fadli

Mushar, Ashar Dwi Anggara, Risal, Mamatullah, Abdul Mudassir, Nurul

Aisyah, Nur Amliana, Fauziah, yang telah membantu, menemani dan

memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

9. Saudara-saudari tak sekandung penulis, Keluarga Besar IP Reguler 1

Angkatan 2016 yang telah menemani selama kurang lebih 4 tahun di kampus

Universitas Muhammadiyah Sinjai.

10. Kepada Saudara dan Saudari tak sedarah penulis, Juliana Bulkis, Mila Mey

Murdiana, Nursyia, Windy Febriyanti, Yulismayanti Eka Putri, Musdalifa

AR, Santi, Ayu Inda Sari, Magefira Ariani Awan, Aris Munandar, Haerul

Akbar, Akbar Ferian, dan Marissa Annisa, yang telah memberikan dorongan

dan motivasi selama penulis menyusun skripsi ini.

xiv
11. Rekan Penulis, Sulaiman. Terimakasih atas dukungan, motivasi, perhatian,

pengertian dan bantuannya kepada penulis selama ini.

12. Tak lupa ungkapan terimakasih penulis kepada Keluarga KKL STISIP

Muhammadiyah Sinjai Tahun Akademik 2019-2020 Kecamatan Sinjai

Borong Desa Bonto Sinala, Alim Bahri, Adriansyah, Tuwo, Lili Adriani,

Lismayanti, dan Nurjannah yang selama 2 bulan hidup bersama di satu rumah

yang sama,. Kepada keluarga besar Kepala Desa Bonto Sinala

Alm.Mappanyukki Mading, Staf Kantor Desa Bonto Sinala dan seluruh

masyarakat Desa Bonto Sinala, atas segala kebaikan dan keramahan kepada

penulis selama ber-KKL.

13. Dan tak lupa pula penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan namanya pada kesempatan ini, atas segala

bantuannya dalam penyelesaian Skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan sumbangsinya yang telah diberikan

senangtiasa mendapat pahala dari Allah SWT, dan penulis menyadari bahwa

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih perlu perbaikan, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi

menyempurnakan isi dari Skripsi ini.

Sinjai, 4 September 2020

YUNI LESTARI MASNUR


1621025

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak memiliki fungsi budgetair, yaitu sebagai sumber dana bagi

pemerintahan untuk membiayai pengeluaran, sebagai salah satu unsur

penerimaan Negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin

diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan

(Supadmi, 2009 dalam Handayani, Ni Putu Milan Novita dan Noviari, Naniek

2016). Pemerintah menganggap bahwa sumber penerimaan dari sektor pajak

sebagai penerimaan terbesar yang mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Untuk itu aparatur perpajakan selalu berusaha meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam melakukan kewajiban pajaknya (Sari, dkk 2014

: 1 dalam Tabrani dan Raharjo, Teguh Budi 2019)

Usaha yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan kesadaran

pajak sehingga wajib pajak lebih patuh terhadap kewajiban perpajakannya

diantaranya dengan peningkatan kualitas pelayanan kantor pajak,

mempermudah wajib pajak memenuhi kewajiban administrasi perpajakan

misalnya pelayanan Surat Pemberitahuan elektronik (e-SPT), melalukan

sosialisasi perpajakan yang diharapkan dipahami wajib pajak tentang hal serta

kewajiban mereka, lalu mempermudah teknik prosedur perpajakan yang

ditetapkan dan melaksanakan pemeriksaan dalam menentukan pajak terhitung

(Rustiyaningsih,2011 dalam Tumuli, Kasandra Apriliani, dkk 2016)


Dalam perkembangan teknologi dan informasi saat ini yang

berkembang dengan cukup cepat, telah merubah cara pandang dan pola pikir

kita yang mengharapkan semua hal itu selalu mudah, cepat, dan langsung,

misalnya kita sebagai wajib pajak yang menginginkan pelayanan yang

semakin baik ataupun kemudahan dalam menyampaikan kewajiban pajak kita

misalnya mengenai tata cara dalam penyampaian kewajiban pajak kita (surat

pemberitahuan).

Selama ini wajib pajak ketika hendak melakukan kewajiban

pajaknya, dilaksanakan dengan datang secara serentak menyampaikan ke

Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Namun, persoalan yang timbul di KPP

selama ini diantaranya yaitu antrian pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)

wajib pajak yang melewati batas yang telah ditetapkan untuk pelaporan dan

fungsionaris perekaman keterangan SPT yang kapasitasnya terbatas lalu

sampai mengakibatkan prosedur perekaman menjadi lama dan malah terjadi

tunggakan perekaman. Hal seperti itu tidak bisa dipungkuri tidak terjadi,

ditengah budaya sebagian masyarakat yang akan melakukan sesuatu seperti

kewajiban membayar pajak saat mendekati waktu jatuh tempo.

Selama menyinkronkan prosedur manajemen perpajakan melalui

kemajuan telekomunikasi dan dalam hal peningkatan pelayanan kepada wajib

pajak, maka harus memberikan kesederhanaan kepada wajib pajak selama

menyampaikan surat pemberitahuannya. Maka dari itu Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) mengembangkan pelayanan dengan internet (on-line) dimana

tertuang dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2019

2
tentang Tata Cara Penyampaian, Penerimaan Dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan. Peraturan ini merupakan perubahan atau pergantian dari

peraturan sebelumnya diantaranya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor

PER-6/PJ/2009 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dalam

Bentuk Elektronik, Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-

03/PJ/2015 Tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik, dan

Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 tentang

Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik.

Surat Pemberitahuan (SPT) berbentuk elektronik (e-SPT) ini

merupakan salah satu bentuk modernisasi sistem perpajakan yang dilakukan

oleh Direktorat Jenderal Pajak. Maksud penerapan SPT-elektronik ini

ditingkatkan Direktorat Jenderal Pajak yaitu guna mempermudah pengguna

layanan ketika mengurutkan laporan pajak terutang lalu menyampaikannya.

Wajib pajak tidak diharuskan lagi datang secara langsung ke Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) dalam memenuhi kewajiban pajaknya dalam hal

perhitungan total pajak terutang. Kemudian bagi pegawai pajak, teknologi

SPT-elektronik ini bisa mempermudah mereka untuk pengelolaan data base

dikarenakan penyimpangan berkas-berkas wajib pajak sudah dilakukan

melalui bentuk digital (Nurdin, Muh dan Noor, Muh Yasin 2019).

Aplikasi e-SPT telah menjawab tuntutan masyarakat saat sekarang

ini. Telah banyak kantor pelayanan pajak (KPP) seperti Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di Indonesia yang

menyelenggarakan sistem ini. Namun dalam penerapan e-SPT ini menurut

3
(Nurdin, Muh dan Noor, Muh Yasin 2019) dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa : “penerapan e-SPT belum dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan PPh 21 pada KPP Pratama

Makassar Barat, karena setiap tahunnya pelaporan PPh 21 mengalami

penurunan yang signifikan mulai tahun 2015-tahun 2017’’.

Hal itu disebakan karena beberapa faktor antara lain :


1. Masih terdapat wajib pajak yang tidak begitu paham cara tata cara
penggunaan SPT-elektonik.
2. Masih terdapat wajib pajak yang belum paham prosedur pengoperasian
perangkat elektronik.
3. File CSV gagal terupload saat ingin melapor online.
4. File CSV error karena ada bagian-bagian dari e-SPT yang lupa di input.
5. Masih ada wajib pajak yang belum mengetahui batas akhir pelaporan SPT
Masa.
6. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melaporkan PPh 21 .
7. Masih ada wajib pajak yang berpenghasilan nihil yang merasa tidak perlu
untuk melaporkan SPT Tahunan.

Sejak dikembangkannya sistem e-SPT ini ditengah perkembangan

teknologi informasi dan menjawab tuntutan masyarakat dengan harapan

bahwa bisa memudahkan wajib pajak dalam melaporkan laporan pajaknya,

masih menghadapi beberapa tantangan. Hal tersebut disebabkan karena tidak

semua masyarakat mengerti dan paham tentang teknologi namun mereka

diharuskan berhadapan dengan situasi tersebut.

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) Kab.Sinjai termasuk salah satu dari sekian banyak Kantor

Pelayanan Pajak yang menerapkan sistem elektronik dalam penyampaian

surat pemberitahuan. KP2KP Kabupaten Sinjai masih terbilang baru dalam

4
menerapkan sistem ini sejak diberlakukannya peraturan Direktorat Jenderal

Pajak beberapa tahun ini.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka peneliti merasa perlu

meneliti tentang pelaksanaan prosedur penyampaian surat pemberitahuan

berbasis elektronik, apakah telah efektif. Dengan mengambil judul penelitian

“Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Elektronik Pada

Kantor Pelayanan Penyuluhan Dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Kabupaten Sinjai”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah penelitian adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan penyampaian SPT elektronik pada KP2KP

Kabupaten Sinjai?

C. Fokus Masalah

Adapun fokus masalah pada penelitian ini adalah:

1. Mengukur efektivitas prosedur penyampaian SPT elektronik jenis SPT

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Orang Pribadi di KP2KP Kabupaten

Sinjai.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui efektivitas prosedur penyampaian SPT elektronik

jenis SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Orang Pribadi di

KP2KP Kabupaten Sinjai..

5
2. Kegunaan Penelitian

a. Merupakan sumbangan pemikiran penulis untuk KP2KP Kabupaten

Sinjai khususnya dalam pelaksanaan penyampaian SPT elektronik.

b. Untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan perkuliahan Program

Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada

Universitas Muhammadiyah Sinjai

E. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis

a. Mengetahui bagaimana efektivitas prosedur penyampaian SPT

elektronik jenis SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Orang

Pribadi di KP2KP Kabupaten Sinjai..

2. Aspek Praktis

a. Bagi penulis hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang

sangat berharga, menambah pengetahuan dan wawasan khususnya

dalam mempelajari tentang prosedur penyampaian surat

pemberitahuan elektronik bagi wajib pajak dalam melaporkan

laporan pajaknya.

b. Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai

prosedur penyampaian surat pemberitahuan elektronik di Kabupaten

Sinjai, serta dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian

selanjutnya bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan studi.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Prosedur

Mulyadi (2015:3) dalam R Listyawati (2018) mengemukakan bahwa

prosedur merupakan salah satu kegiatan, seringkali melibatkan segelintir

orang pada suatu lembaga atau lebih yang dijadikan untuk menjamin

pengerjaan secara bersamaan transaksi perubahan yang terjadi secara

berulang-ulang.

Tambunan berpendapat dalam buku yang berjudul “pedoman

penyusunan Standard Operating Prosedur” (2013: 84) dalam RCE Lukitarini

(2017) yaitu sebagai petunjuk yang berisi cara operasional yang ada di dalam

suatu organisasi yang digunakan ketika ingin memastikan bahwa semua

keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang

dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi yang termasuk anggota

organisasi berlangsung efektif dan efisien, konsisten, standard dan juga

sistematis.

Lalu prosedur menurut pandangan Yakub (2012) dalam R Listyawati

(2018) memaparkan bahwa prosedur merupakan suatu kerjasama dari

langkah-langkah yang berkaitan ketika melakukan suatu tujuan dan kegiatan

tertentu. Jadi, dari beberapa deskripsi tersebut penulis menyimpulkan yaitu

prosedur adalah berupa suatu kegiatan yang mengumpulkan beberapa orang

7
yang saling bekerja sama agar tujuan atau kegiatan tertentu berjalan secara

efektif dan efisien.

Beberapa karakteristik prosedur menurut Mulyadi dalam R Listyawati (2018),

yaitu:

1. Membuat tercapainya suatu organisasi yang diinginkan pada perusahaan.

2. Prosedur dapat membuat kontrol yang baik dan membutuhkan biaya yang

semaksimal mungkin.

3. Memperlihatkan rangkaian yang logis dan sederhana.

4. Memperlihatkan penentuan, ketetapan dan tanggungjawab.

5. Memperlibatkan tidak ada keterlambatan atau gangguan.

6. Menjauhi terjadinya penyimpangan.

Manfaat dalam prosedur menurut Mulyadi (2001) dalam R Listyawati (2018)

antara lain:

1. Dapat meringankan dalam menentukan bagian dalam kegiatan

selanjutnya.

2. Terdapat suatu arahan atau kejelasan dari suatu program kerja dan harus

dilaksanakan oleh seluruh penyelenggara.

3. Menolong sebuah usaha memajukan produktivitas kerja yang efektif dan

efisien.

4. Menjauhkan adanya kesalahan serta mempermudah saat mengawasi jika

terjadi penyelewengan sehingga dapat secepatnya dilakukan pembaruan

didalam peran dan perannya masing-masing.

8
B. Tinjauan Tentang Efektivitas Pelayanan Publik

1. Efektivitas

Efektivitas pada dasarnya terdiri dari kata “efek” yang

dipergunakan dalam perumpamaan ini sebagai hubungan sebab akibat.

Efektivitas bisa dipandang sebagai suatu sebab dari variable lain.

Efektivitas ialah bahwa tujuan yang sudah disusun sebelumnya bisa

terwujud atau dengan kata lain sasaran tercapai dikarenakan terdapat

rangkaian kegiatan. Kata efektivitas tidak bisa disamakan dengan

efisiensi, karena keduanya memiliki arti yang tidak sama walaupun

didalam berbagai penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata

efektivitas. Efisiensi memiliki makna perbandingan antara biaya dan

hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dikaitkan dengan

tercapainya tujuan (Harbani Pasolong 2007: 4 dalam H Waruwu 2016).

Mahmudi (2010:143) dalam R Saragih (2017) mengemukakan

efektivitas yaitu keterkaitan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran

yang harus tercapai. Efektif dikatakan ketika rangkaian kegiatan

mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. Sedangkan Jamaluddin

(2011:177) dalam R Saragih (2017) juga mengemukakan pendapat

mengenai efektivitas yaitu organisasi yang besar dan yang tidak terlalu

besar mempunyai tujuan yang sama, adalah menginginkan merealisir

keseluruhan tujuan-tujuan secara efektif. Maksudnya yaitu tujuan yang

efektif itu ialah tujuan merealisir program yang sudah ditentukan lalu

tercapai sesuai sasaran yang juga telah ditentukan. Tercapainya tujuan

9
yang telah ditentukan itu sangat bergantung sejauh mana organisasi

mempunyai anggota yang memiliki kinerja tinggi serta unggul.

Efektivitas ialah penyelesaian pekerjaan bukan hanya di

pandang dari segi tercapainya tujuan saja namun juga dari segi

kesesuaian waktu untuk mencapai tujuan itu. Suatu kegiatan efektif

ketika kegiatan itu bisa diselesaikan berdasarkan dengan waktu yang

sudah ditetapkan atau dalam kata lain tepat waktu (Siagian 2003: 27

dalam H Waruwu, 2016).

Dari pengetian diatas maka disimpulkan bahwa efektivitas yaitu

bagaimana tercapainya tujuan yang sudah disetujui dan bisa dilaksanakan

sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan sehingga hasil akhir yang

diinginkan dapat tercapai, jadi organisasi ataupun program itu dapat

dikatakan efektif.

2. Pelayanan Publik

Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan, dalam

urusan pemerintahan, setiap waktu masyarakat membutuhkan pelayanan

publik yang terbaik misalnya dari birokrat, walaupun tuntutan itu lebih

banyak tidak sesuai dengan harapan dikarenakan adanya kesan pelayanan

publik yang selama ini tetap bercirikan berbelit-belit, mahal, dan

melelahkan.

(Moenir, 2002:6 dalam H Waruwu, 2016) mengemukakan yaitu

pelayanan ialah kegiatan yang diteruskan oleh organisasi atau

perseorangan untuk konsumen yang bersifat tidak berwujud serta tidak

10
dapat dimiliki, konsumen ialah warga yang merasakan manfaat dan

kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi yang memberikan pelayanan.

Riyadi Soeprapto, 2015:78 dalam Jumarianto, 2016 berpendapat

bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan oleh agen-agen

pemerintah melalui pegawainya. Inti dari reformasi pelayanan publik

merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik

dalam rangka menghasilkan mutu layanan yang baik. Setidaknya terdapat

3 (tiga) alasan utama mengapa terjadi reformasi pelayanan publik yaitu:

1) lingkungan strategis yang senantiasa berubah, 2) pergeseran paradigma

penyelenggaraan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, 3) kondisi

masyarakat yang mengalami dinamika.

Sedangkan menurut Boediono (2003:60) dalam H Waruwu,

2016 pelayanan yaitu suatu rangkaian bantuan untuk orang lain dengan

tahapan-tahapan tertentu yang membutuhkan kepekaan serta hubungan

interpersonal guna tercipta kepuasan dan keberhasilan. Berdasarkan

beberapa definisi di atas maka bisa disimpulkan bahwa pelayanan publik

adalah serangkaian kegiatan/proses yang diberikan untuk konsumen atau

dalam hal ini penerima layanan oleh pihak tertentu atau organisasi.

Dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003 dalam H Waruwu, 2016 perihal Petujuk Pelayanan

Publik, pelayanan publik terbagi menjadi 3 jenis kelompok, diantaranya:

a. Bagian Pelayanan Administrasi

11
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang

diharapkan oleh publik.

b. Bagian Pelayanan Barang

Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang

dimanfaatkan oleh publik.

c. Bagian Pelayanan Jasa

Pelayanan yang menghasilkan berbagai jenis jasa yang diharapkan

oleh publik.

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan

dalam Keputusan Menteri PAN Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004, lalu

dijabarkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid, dan reliable. Untuk

unsur minimal yang diharuskan ada sebagai dasar mengukur indeks

kepuasan masyarakat yaitu diantaranya:

a. Prosedur pelayanan, ialah kemudahan rangkaian pelayanan yang di

berikan untuk masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur

pelayanan.

b. Persyaratan pelayanan, adalah persyaratan teknis dan administratif

yang dibutuhkan guna memperoleh pelayanan yang sesuai dengan

jenis pelayanan.

c. Kejelasan petugas pelayanan, ialah keberadaan dan kepastian pegawai

yang memberikan pelayanan seperti nama, jabatan, serta kewenangan

dan tanggungjawabnya.

12
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, adalah kesungguhan pegawai dalam

memberikan pelayanan utamanya mengenai konsistensi waktu kerja

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

e. Tanggungjawab petugas pelayanan, ialah kejelasan wewenang dan

tanggungjawab dalam menyelenggarakan dan menyelesaikan

pelayanan.

f. Kemampuan petugas pelayanan, adalah kemampuan dan kecakapan

yang dimiliki pegawai dalam memberikan atau menyelesaikan

pelayanan untuk masyarakat.

g. Kecepatan pelayanan, ialah target waktu pelayanan bisa diselesaikan

berdasarkan waktu yang sudah ditetapkan oleh unit penyelenggara

pelayanan.

h. Keadilan mendapatkan pelayanan, adalah penyelenggaraan pelayanan

dengan tidak membedakan golongan ataupun status masyarakat yang

diberikan layanan.

i. Kesopanan dan keramahan petugas, ialah sikap serta perilaku pegawai

ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan serta

ramah dan saling menghargai maupun menghormati.

j. Kewajaran biaya pelayaan, adalah kemampuan masyarakat mengenai

besaran biaya yang ditentukan oleh unit pelayanan.

k. Kepastian biaya pelayanan, ialah kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan sesuai yang di tetapkan.

13
l. Kepastian jadwal pelayanan, adalah penyelenggaraan waktu layanan

sesuai dengan ketentuan yang sudah di tetapkan.

m. Kenyamanan lingkungan, ialah keadaan sarana serta prasarana

pelayanan yang bersih, tertata, dan teratur sehingga bisa memberikan

rasa nyaman untuk penerima layanan.

n. Keamanan pelayanan, ialah terjaminnya tingkat keamanan wilayah

unit penyelenggara pelayanan maupun sarana dan prasarana yang

dipergunakan.

Dari ke-14 unsur tersebut diatas, penulis menentukan lima

indikator yang di jadikan penilaian untuk mengukur efektivitas ialah:

1. Prosedur Pelayanan (kemudahan tahapan)

2. Kecepatan pelayanan (sesuai dengan target)

3. Keadilan mendapatkan pelayaan (tidak membedakan)

4. Kepastian jadwal pelayanan (kejelasan jadwal pelaporan wajib pajak)

5. Keamanan pelayanan (aman dan kepastian hukum)

C. Tinjauan Tentang Surat Pemberitahuan (SPT)

Dalam Undang-undang No.16 Tahun 2009 yakni tentang perubahan

ketiga Undang-Undang No.6 Tahun 1983 mulai diberlakukan 1 Januari 2010

dan Peraturan Direktorat Jenderal pajak Nomor PER-02/PJ/2019 dijelaskan

bahwa surat pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT yaitu surat yang

oleh wajib pajak dipergunakan dalam melaporkan perhitungan dan atau

pembayaran pajaknya, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta

14
dan kewajiban berdasarkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Pasal 1 angka 12 dan angka 13 UU KUP dalam modul ketentuan

umum dan tata cara perpajakan (2014:130) membagi jenis SPT dan

mendefinisikan bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) terdiri dari dua jenis yaitu

pertama, SPT Masa adalah SPT untuk suatu Masa Pajak. Kedua SPT tahunan

adalah SPT untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

Dalam modul ketentuan umum dan tata cara perpajakan (2014:144-

145) dijelaskan bahwa dalam Undang-undang KUP pasal 2 ayat (1) SPT

dibagi meliputi SPT Tahunan dan SPT Masa, yang meliputi:

1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan, yang terbagi atas:

a. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan;

b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak bagi Wajib Pajak yang

di izinkan menyelenggarakan pembukuan untuk mata uang Dollar

Amerika Serikat;

c. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Orang Pribadi; dan

d. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21.

2. SPT Masa Yang Terbagi Atas:

a. SPT Masa Pajak Penghasilan:

1) SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 serta Pasal 26;

2) SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 22;

3) SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 serta Pasal 26;

4) SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 25;

15
5) SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2);

6) SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 15.

b. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai; dan

c. SPT Masa PPN bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.

Sebagaimana yang terdapat dalam penjelasan Pasal 3 ayat (1)

Undang-Undang KUP dalam modul ketentuan umum dan tata cara perpajakan

(2014:130-131), SPT befungsi untuk:

1. Untuk wajib pajak, pajak penghasilan ialah untuk sarana guna

melaporkan serta mempertangungjawabkan perhitungan-perhitungan

pajak yang sebenarnya terutang serta guna melaporkan mengenai:

a. Pembayaran/pelunasan pajak yang sudah terlaksana sendiri dan atau

melalui pemotongan/pemungutan pihak lain dalam satu Tahun

Pajak/Bagian Tahun Pajak;

b. Penghasilan yang dimaksudkan ialah objek pajak dan atau bukan

objek pajak;

c. Harta serta kewajiban; dan atau

d. Pembayaran dari pemotong/pemungut mengenai pemotongan atau

pungutan pajak OP/badan lain dalam satu Masa Pajak berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Bagi PKP, SPT berfungsi yaitu untuk sarana dalam melaporkan dan

mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah PPN serta PPnBM yang

sebenarnya terutang serta guna melaporkan mengenai:

a. Pengkreditan Pajak Masukan untuk Pajak Keluaran; dan

16
b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang sudah dilaksanakan sendiri

oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi SPT adalah sebagai sarana

untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong

atau dipungut dan disetorkannya.

Mengisi SPT sudah menjadi kewajiban wajib pajak, hal ini

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang KUP Pasal 3 ayat (1) (Suharsono,

Agus dan Madya, Widyaiswara. 2014:131) mengontrol bahwa setiap wajib

pajak diharuskan mengisi SPT dengan betul, utuh, serta dimengerti, kedalam

bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata

uang Rupiah, dan menanda tangani lalu menyampaikan ke kantor DJP tempat

wajib pajak terdaftar/dikukuhkan ataupun tempat lain yang telah ditentukan

oleh Dirjen Pajak.

(Suharsono, Agus dan Madya, Widyaiswara. 2014:131) Yang di

maksud tentang mengisi Surat Pemberitahuan/SPT adalah mengisi formulir

SPT, kedalam bentuk kertas dan atau kedalam bentuk elektronik, dengan

betul, utuh, serta dimengerti berdasarkan pedoman pengisian yang diberikan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Kemudian, yang

dimaksud dengan betul, utuh, serta dimengerti ketika mengisi SPT ialah:

a. Betul adalah betul dalam perhitungan, termasuk betul dalam penerapan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan,

serta sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;

17
b. Utuh yaitu memuat segala hal-hal yang berhubungan dengan objek pajak

serta hal-hal lain yang harus di laporkan dalam SPT; dan

c. Dimengerti ialah melaporkan asal-usul/sumber dari objek pajak dan hal-

hal lain yang diharuskan dilaporkan dalam SPT.

SPT yang telah diisi dengan betul, utuh, serta dimengerti tersebut

harus di sampaikan pada kantor DJP tempat Wajib Pajak terdaftar atau

dikukuhkan atau tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen Pajak. Kewajiban

penyampaian SPT oleh pemotong/pemungut pajak dilaksanakan kepada

setiap Masa Pajak.

Selanjutnya dalam modul ketentuan umum dan tata cara perpajakan

(Suharsono, Agus dan Madya, Widyaiswara. 2014:133) Pasal 3 ayat 6 UU

KUP mengatur bahwa bentuk serta isi Surat Pemberitahuan serta keterangan

dan atau dokumen yang wajib dilampirkan, serta metode yang dipergunakan

ketika menyampaikan SPT sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan. SPT

yang berbentuk formulir kertas/hardcopy, atau e-SPT. Hal tersebut juga diatur

dalam peraturan terbaru Dirjen Pajak Nomor PER-02/PJ/2019 tentang Tata

Cara Penyampaian, Penerimaan, dan Pengolahan Surat Pemberitahuan pada

Pasal 3 ayat (2) bahwa SPT berbentuk dokument elektronik atau formulir

kertas (hardcopy).

Dalam modul ketentuan umum dan tata cara perpajakan (Suharsono,

Agus dan Madya, Widyaiswara. 2014:278) dijelaskan bahwa dalam pasal 19

ayat 3 UU KUP mengatur bahwa dalam hal Wajib Pajak dibolehkan menunda

menyampaikan SPT Tahunan kemudian perhitungan sementara pajak yang

18
terutang sebagaimana di maksud pada pasal 3 ayat 5 UU KUP kurang dari

total pajak yang sebenarnya terutang atas kekurangan pembayaran pajak

tersebut, diberikan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung

dari saat berakhirnya batas waktu penyampaian SPT Tahunan sampai tanggal

dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari bulan dihitung

penuh satu bulan.

D. Surat Pemberitahuan Elektronik

Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 tentang

Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik menjelaskan bahwa SPT

Elektronik adalah SPT yang disampaikan dalam bentuk dokumen elektronik.

Dengan aplikasi SPT Elektronik adalah perangkat lunak yang dapat

digunakan untuk membuat SPT Elektronik baik yang disediakan oleh

Direktorat Jenderal Pajak maupun penyedia layanan SPT Elektronik.

Kemudian dalam PER No. 06/PJ/2009 yang dimaksud SPT-elektronik ialah

data Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat

oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang di sediakan oleh

Direktorat Jenderal Pajak.

e-SPT menurut Tumuli, Apriliani Kasandra, dkk (2016) diartikan

sebagai aplikasi SPT-elektronik merupakan aplikasi yang di berikan dengan

percuma dari DJP kepada wajib pajak. Dari penggunaan aplikasi SPT-

elektonik, wajib pajak bisa merekam, memelihara, serta men-enerate data

digital SPT lalu mencetak SPT serta lampiran yang ada.

19
Pengertian SPT-elektronik cukup banyak namun memiliki makna

dan maksud yang sama seperti yang dikemukakan oleh (Rahayu, 2017 dalam

Nurdin, Muh dan Noor, Muh Yasin, 2019) bahwa aplikasi E-SPT (elektronik

SPT) yaitu aplikasi prosedur informasi yang dikembangkan DJP dan

memberikan pelayanan prima untuk Wajib Pajak agar melaporkan pajaknya

secara elektonik guna memanfaatkan perkembangan teknologi informasi.

Dalam hal ini data pajak di input dengan menggunakan media komputer yang

dengan resmi dikeluarkan oleh DJP, alhasil semua Wajib Pajak ketika

menyusun laporan pajaknya menggunakan aplikasi yang seragam.

Dasar penerapan SPT-elektronik didasarkan pada peraturan

Direktorat Jenderal Pajak Nomor 6/PJ/2009 tentang Tata Cara Penyampaian

Surat Pemberitahuan, dan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Juli 2009 dan

telah diubah dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. PER -02/PJ/2019

tentang tata Cara Penyampaian, Penerimaan Dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan.

Keunggulan aplikasi SPT-elektronik ialah wajib pajak akan

diarahkan langsung tentang prosedur pengisian SPT, sehingga bisa dikerjakan

secara gampang, cepat, dan akurat, selain daripada itu kelebihan SPT-

elektronik lainnya ialah efisien untuk penyimpanan data Wajib Pajak, ketika

dibandingkan dengan prosedur manual dimana Wajib Pajak wajib mengisi

sendiri form SPT dengan tidak ada pedoman langsung untuk menghitung

besaran pajak, maka SPT-elektronik jauh lebih unggul.

20
Kelebihan penggunaan SPT-elektronik juga dikemukakan oleh

(Widyaningsih, 2011:280 dalam A.K Tumuli, dkk 2016) ialah diantaranya:

1. Penyampaian SPT bisa dilaksanakan dengan cepat dan aman,


dikarenakan lampirannya dalam bentuk media CD/flash disk
2. Data perpajakan terorganisasi secara bagus
3. Sistem aplikasi SPT-elektronik mengorganisasiskan data perpajakan
perusahaan secara bagus dan sistematis
4. Perhitungan dilakukan dengan cepat serta tepat disebabkan karena
menggunakan sistem komputer.
5. Kemudahan dalam membuat pelaporan pajak.
6. Data yang disampaikan WP selalu lengkap, disebabkan penomoran
formulir dengan memakai sistem komputer.
7. Menghidari pemborosan penggunaan.

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penerimaan dan

pengelolahan Surat Pemberitahuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak

No. PER- 02/PJ/2019 tentang Tata Cara Penyampaian, Penerimaan, dan

Pengolahan Surat Pemberitahuan, maka pada Bab IV pasal 6 diatur tentang

Tata Cara Penyampaian SPT oleh Wajib Pajak yang bisa dilaksanakan

dengan

1. e- Filing;

2. cara langsung;

3. pos disertai bukti pengiriman surat; atau

4. perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir disertai bukti pengiriman surat.

Pada pasal 6 diatas, penyampaian e-SPT terdiri atas dua bentuk yaitu

formulir kertas (hardcopy) dan dokumen elektronik yang juga telah diatur

pada pasal 3 ayat (2) tentang hal tersebut. Dimana untuk dokumen elektronik

yang dimaksud dapat dilakukan melalui e-Filing. Adapun yang dimaksud e-

Filing ialah prosedur menyampaikan SPT melalui saluran tertentu yang

21
ditetapkan Direktur Jenderal Pajak. Selanjutnya secara lebih jelas, dijelaskan

pada pasal 7 ayat (1) bahwa saluran e- Filing sesuai yang dimaksud dalam

pasal 6 huruf (a) diantaranya:

1. Laman Direktorat Jenderal Pajak;

2. Laman penyalur SPT-elektronik;

3. Saluran suara digital yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal

Pajak kepada WP tertentu;

4. Jaringan komunikasi data yang terhubung khusus antara

Direktorat Jenderal Pajak dengan WP; dan

5. Saluran lain yang di tetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

E. Tinjauan Tentang Kantor Pelayanan Punyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP)

Rafinska, Kezia. 2019 mengemukakan bahwa dalam Peraturan

Menteri Keuangan NO. 132/PMK. 01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan atau KP2KP merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal

Pajak yang berada dibawah KPP Pratama. Tidak hanya berada di bawah KPP

Pratama, Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan juga

bertanggungjawab langsung kepada Kepala KPP Pratama.

Secara singkat, KP2KP mempunyai kewajiban agar (Rafinska,

Kezia. 2019) :

22
1. Melaksanakan pelayanan, penyuluhan serta pembuatan profil potensi

perpajakan.

2. Melaksanakan pengamatan serta pembuatan profil potensi perpajakan.

3. Melaksanakan pemberian/penghapusan Nomor Pokok Wajib

Pajak/NPWP.

4. Mengukuhkan serta mencabut Pengusaha Kena Pajak.

5. Memberikan serta menghapus nomor objek pajak secara jabatan.

6. Mendukung pelaksanaan tugas serta fungsi KPP Pratama.

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

memiliki visi “Memiliki Daya Ubah”. Dengan visi ini diharapkan instansi ini

bisa mengubah perilaku masyarakat mengenai isu-isu perpajakan di wilayah

kerjanya. Mengedukasi masyarakat yang awalnya tidak mengerti pajak

menjadi mengerti mengenai pajak dan bertanggungjawab guna mengubah

kebiasaan wajib pajak menjadi taat pajak (Rafinska, Kezia. 2019).

Secara resmi dalam Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005,

struktur organisasi KP2KP diatur, sebagaimana dijelaskan dibawah ini

(Rafinska, Kezia. 2019):

1. Petugas Tata Usaha : tugasnya melaksanakan urusan kepegawaian,

kuangan, tata usaha, rumah tangga serta perlengkapan.

2. Kelompok Jabatan Fungsional : tugasnya ialah melakukan kegiatan

berdasarkan dengan jabatan fungsional masing-masing sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terdapat beberapa

ketentuan dalam mengisi kelompok jabatan fungsional, diantaranya:

23
a. Setiap jabatan fungsional yang ditetapkan dalam sebuah KP2KP

wajib dikoordinasikan terlebih dahulu kepada pejabat fungsional

senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah serta Kepala

Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terkait.

b. Kapasitas jabatan fungsional yang ditetapkan untuk setiap KP2KP

wajib disesuaikan sesuai kebutuhan serta beban kerja.

c. Tingkatan jabatan fungsional juga wajib mengikuti ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. Kerangka Konseptual

Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas untuk lebih memudahkan

peneliti ini maka peneliti membuat sebuah kerangka konseptual.

Kerangka konseptual dilakukan sebagai dasar landasan dalam

perkembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian

ini, serta hubungannya dengan rumusan masalah yang telah disusun

sebelumnya.

Maka penelitian yang akan dilaksanakan di Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Kabupaten Sinjai ini, akan

difokuskan pada prosedur penyampaian surat pemberitahuan (SPT) elektronik

untuk mengukur efektifitasnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

kerangka konseptual yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

24
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
Kabupaten Sinjai

Mengukur Efektivitas Prosedur SPT Elektronik atau E-SPT jenis


Penyampaian SPT Elektronik :
SPT:
1. Prosedur pelayanan
1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan
2. Kecepatan pelayanan
3. Keadilan mendapatkan pelayanan Wajib Orang Pribadi
4. Kepastian jadwal pelayanan
5. Keamanan pelayanan
Sumber : Keputusan Menteri PAN
Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004

Efektivitas penyampaian SPT Elektronik

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

25
G. Definisi Operasional

1. Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan ialah instansi

atau kantor vertikal Direktorat Jenderal Pajak, yang berada dibawah

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama.

2. Prosedur pelayanan adalah tahapan yang diberikan kepada masyarakat

dapat mudah dimengerti dan dipahami.

3. Kecepatan pelayanan adalah target waktu pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat wajib pajak yang ingin melaporkan kewajiban

pajaknya dalam waktu yang telah ditentukan.

4. Keadilan mendapatkan pelayanan adalah tidak membeda-bedakan dalam

memberikan pelayanan.

5. Kepastian jadwal pelayanan adalah kejelasan jadwal pelaporan wajib

pajak mulai dari dimulainya sampai pada jadwal jatuh tempo pelaporan.

6. Keamanan pelayanan adalah adanya jaminan keamanan kepada wajib

pajak baik itu berupa data pribadi wajib pajak maupun hal yang berkaitan

dengan pelaporan SPT.

7. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Orang Pribadi adalah pelaporan

pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dengan penghasilan tertentu.

8. Efektivitas penyampaian SPT Elektronik adalah bagaimana program

tersebut dapat terlaksana sesuai dengan apa yang telah ditetapkan

sebelumnya

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi Penelitian yaitu: Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Kabupaten Sinjai serta penelitian

direncanakan selama ±2 (dua) bulan.

B. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian Kualitatif.

Menurut Suyigono (2018:9) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data yang

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dan generalisasi.

C. Informan

Informan penelitian adalah orang-orang atau narasumber yang

memberikan informasi dalam penelitian ini, adapun informan penelitian

sebagai berikut :

1. Kepala Kantor Pelayanan Punyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

Kabupaten Sinjai

27
2. Staf kantor atau pihak lain yang ditunjuk sebagai pengelola dan/atau

penyalur SPT Elektronik.

3. Masyarakat Wajib Pajak.

D. Teknik Pengumupulan Data

Berdasarkan metode yang digunakan adalah metode penelitian

desktiptif kualitatif, maka teknik pengumpulan data perencanaan yang akan

digunakan penulis adalah:

1. Observasi adalah dimaksudkan mengumpulkan data dimana peneliti

terlibat langsung dengan yang sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian.

2. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu.

3. Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk melengkapi

data-data yang diperoleh melalui wawancara dengan cara mencatat dan

secara langsung yang berkaitan dengan Prosedur Penyampaian Surat

Pemberitahuan (SPT) Elektronik pada Kantor Pelayanan Penyuluhan

dan Konsultasi Perpajakan Kabupaten Sinjai.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan cara sebagai

berikut :

1. Reduksi Data

28
Reduksi data adalah identifikasi yang pada mulanya

diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan

dalam data yang memiliki makna yang dikaitkan dengan fokus dan

masalah penelitian. Atau meredukasi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan

demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data dan

selanjutnya mencapainya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Data yang sudah direduksi dan diklarifikasikan berdasarkan

kelompok masalah yang diteliti, sehingga memungkinkan adanya

penarikan kesimpulan atau verivikasi. Data yang sudah disusun secara

sistematis pada tahapan redukasi data, kemudian dikelompokkan

berdasarkan pokok permasalahannya sehingga peneliti dapat mengambil

kesimpulan.

3. Verifikasi (menarik kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan

baru yang sebelumya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi

atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Jadi makna-makna yang

muncul dari data harus diuji kebenarannya, kecocokannya yakni yang

merupakan validitasinya.

29
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Sinjai ialah unit kerja dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bulukumba yang dibentuk berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak

Nomor: KEP- 95/PJ/2008 tanggal 19 Mei 2008 tentang Penerapan Organisasi,

Tata Kerja dan Saat Mulai Beroperasinya Kanwil DJP Nanggroe Aceh

Darussalam dan Kanwil DJP Sumatera Utara II, serta Kantor Pelayanan Pajak

Pratama dan atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan Dan Konsultasi Perpajakan

di Lingkungan Kanwil DJP Sumatera Utara I, Kanwil DJP Riau serta

Kepulauan Riau, Kanwil DJP Kalimantan Timur dan Kanwil DJP Sulawesi

Selatan, Barat, dan Tenggara. KP2KP Sinjai mempunyai wilayah kerja

meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan.

KP2KP Sinjai berkedudukan di jalan Basuki Rahmat, Biringere, Kabupaten

Sinjai.

Kabupaten Sinjai dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor

29 Tahun 1959 yang sampai sekarang terdiri dari 9 Kecamatan, 13 Kelurahan,

dan 67 Desa. Kabupaten Sinjai terletak dibagian pantai timur Provinsi Sul-Sel

yang berjarak sekitar 223 Km dari Kota Makassar. Posisi wilayahnya

berbatasan dengan Kabupaten Bone/Bagian Utara, Teluk Bone/Bagian Timur,

Kabupaten Bulukumba/Bagian Selatan, dan Kabupaten Gowa/Bagian Barat.

30
Luas wilayah berdasarkan data yang ada sekitar 819,96 Km² (81,996 Ha).

Hasil sensus penduduk 2018, penduduk Kabupaten Sinjai berjumlah 241.208

jiwa. Dengan kepadatan penduduk 290 jiwa per Km² apabila jika

dibandingkan dengan tahun 2010, pada tahun 2017, pertembuhan penduduk

meningkat sebesar 5,06%.

Pada perkembangannya KP2KP Sinjai telah beberapa kali

mengalami pergantian pejabat dan staf. Hingga akhir tahun 2019, KP2KP

Sinjai mempunyai 13 (tiga belas) orang pegawai yang terdiri dari 6 (enam)

orang Aparatur Sipil Negara dan 7 (tujuh) orang Pegawai Pemerintah Non

Pegawai Negeri dengan rincian tugas sebagai berikut:

a. Satu orang pejabat eselon IV yang bertugas melaksanakan jabatan

sebagai kepala KP2KP;

b. Satu orang pegawai yang bertugas melaksanakan jabatan sebagai

bendahara pengeluaran pembantu yang mengelola keuangan;

c. Tiga orang pegawai yang bertugas melaksanakan tugas dan fungsi

sebagai petugas tata usaha, pelayanan, penyuluhan dan konsultasi

perpajakan.;

d. Dua orang tenaga keamanan; satu orang tenaga sopir; empat orang

tenaga kebersihan dan pramubakti.

Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sinjai

secara vertikal berada di bawah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bulukumba,

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulawesi Selatan, Barat, dan

31
Tenggara, Direktorat Jenderal Pajak, Kementrian Keuangan Republik

Indonesia.

Sebagai kantor pelayanan publik yang fokus memberikan pelayanan,

penyuluhan dan konsultasi kepada masyarakat wajib pajak, Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Kabupaten Sinjai, mengusung Visi,

Misi dan Motto sebagai berikut:

Visi:

Menjadi KP2KP terbaik se-wilayah Indonesia Timur

Misi :

Menciptakan pelayanan publik yang optimal dan memberikan penyuluhan

perpajakan yang mudah dimengerti serta menjangkau seluruh lapisan

masyarakat.

Motto :

KP2KP Sinjai menyambut dan melayani.

Kantor ini berdiri sejak tahun 2008 semula berlokasi diareal

kompleks Dispenda Kab.Sinjai Sul-Sel yang beralamat Jl.Bulo-Bulo Barat

No.1 (Komp.Dispenda) Sinjai Telp.0482-23419.

Pada tanggal 15 Maret 2012 Kantor baru KP2KP Sinjai resmi

beroperasi setelah diresmikan oleh wakil Bupati Sinjai A.Massalinri Latief,

S.Sos yang didampingi Kabid P2Humas Kanwil DJP Sulselbartra dan Kepala

KPP Pratama Bulukumba. Gedung kantor dan Rumah Dinas KP2KP Sinjai

berlokasi di Jl.Basuki Rahmat, Kota Sinjai.

32
Dengan fasilitas gedung yang lebih representatif diharapkan nantinya

dapat lebih optimal dalam pelayanan perpajakan bagi masyarakat Sinjai,

seperti Pelayanan Pembuatan NPWP, pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan)

Masa dan Tahunan untuk PPh, SPT Masa PPN, Konsultasi PBB, dan

Konsultasi Bendahara yang penerimaan pajaknya menjadi tulang punggung

penerimaan pajak bagi Kabupaten Sinjai.

Adapun Daftar Pegawai dan PPNPN pada KP2KP Kabupaten Sinjai

Tabel 4.1

Daftar Pegawai dan PPNPN KP2KP Kabupaten Sinjai

No Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan

1. Taufik Kahar 1960307261984031001 Penata Kepala


Tk.I/IIId KP2KP

2. Anjar Rusdianto Muslim 199609042015121001 Pengatur Bendahara


Muda/IIa

3. Nurlina 197110241997032001 Penata Muda Pelaksana


Tk.I/IIIb

4. Ilham Aksar 198511112006021001 Pengatur Pelaksana


Tk.I/IId

5. Hendri Wahyu Laksono 199705072018011001 Pengatur Pelaksana


Muda/IIa

6. Firmansyah Surya Atrha 1997091520181210004 Pengatur Pelaksana


Wirawan Muda/IIa

7. Amiruddin PPNPN

33
8. Abu Bakar Siddiq PPNPN

9. Andi Zulkifli PPNPN

10. Ajis Mulyadi PPNPN

11. Selvitrisnawati PPNPN

12. Gistra Esti Melisa PPNPN

13. Muhammad Syafri PPNPN

Sumber : Profil KP2KP Kabupaten Sinjai

Tabel 4.2

Data Wajib Pajak dan Pengguna E-SPT

No. Jenis Jumlah (Orang)

1. Jumlah Wajib Pajak Kab.Sinjai hingga Juni 2020 34.686

2. Wajib Pajak (KP2KP Sinjai-Pratama Bulukumba) 943


yang melaporkan SPT menggunakan E-SPT

Sumber : Data KP2KP Kabupaten Sinjai

Tabel 4.3

Penerimaan per Jenis Pajak hingga Juni 2020

No. Jenis Pajak Jumlah (Rp)

1. PPh Pasal 23 133.771.429

2. PPh Pasal 25 / 29 Badan 97.673.382

3. PPh Pasal 25 / 29 OP 243.780.783

4. PPh Final & FLN 3.759.430.990

34
5. PPh Pasal 21 10.630.990.907

6. PPh Pasal 22 421.118.743

7. PPh Pasal 26 -

8. PPh Pasal 22 Impor 12.000

Total penerimaan PPh 15.286.778.468

Sumber : Data KP2KP Kabupaten Sinjai

B. Hasil Penelitian

Untuk mengetahui Tentang Prosedur Penyampaian Surat

Pemberitahuan (SPT) Elektronik Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Kab.Sinjai hal ini diperlukan analisis untuk

memperoleh hasil penelitian dalam penerbitan sebuah produk hukum

Adapun hasil penelitian merupakan data yang diolah berdasarkan

hasil pengumpulan seperti observasi dan wawancara dengan beberapa

informan dari unsur pegawai dan masyarakat wajib pajak di Kabupaten Sinjai

yang terkait, yang diketahui Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan

(SPT) Elektronik Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP) Kab.Sinjai, yang layak memberikan informasi terkait

judul penelitian.

SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Orang Pribadi adalah

pelaporan pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dengan penghasilan tertentu.

Hendri Wahyu Laksono, selaku pelaksana KP2KP Sinjai mengungkapkan

bahwa:

35
“SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi sebenarnya sarana
penyampaian untuk wajib pajak untuk dapat melaporkan penghasilan
setiap tahunnya, ada kolom-kolom yang harus diisi. Misalnya untuk
Orang Pribadi (OP) Pegawai terdapat kolom penghasilan setiap
tahun, pengurangan, juga terdapat PTKP yang disesuaikan dengan
kondisi keluarganya misalnya untuk yang belum menikah akan
berbeda pengurangan penghasilannya dengan yang telah menikah.
Jadi itu yang menjadi dasar berapa pajak yang harus dipotong setiap
bulannya untuk pegawai. Sedangkan untuk usahawan itu sama
dengan OP Pegawai namun hanya terdapat tambahan dikolom untuk
pembayaran setiap bulannya”. (Wawancara : 7 Agustus 2020)

1. Prosedur Pelayanan

Bahwa prosedur pelayanan yang diharapkan adalah yang mudah

dimengerti masyarakat dengan melihat dari sisi kesederhanaan alur

pelayanannya. Tujuan dari pelayanan publik yang diberikan akan tercapai

dengan disertai kesederhanaan prosedur yang diberikan. Di era globalisasi

ini, pelayanan yang diberikan pun sebagian besar telah berkembang

mengikuti perkembangan zaman dengan kecanggihan teknologi. Penerima

pelayanan juga harus mengikuti perkembangan di era teknologi ini.

Dengan teknologi diharapkan mampu mengefisienkan segala kegiatan

termasuk pelayanan publik yang diberikan untuk masyarakat.

Pelayanan publik saat ini sebagian besar telah secara elektronik

termasuk pelayanan yang diberikan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Kosultasi Perpajakan (KP2KP) Kabupaten Sinjai terkhusus untuk

penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) telah di lakukan secara

elektronik. Dengan adanya peralihan dari yang sebelumnya secara manual

ke elektronik, KP2KP Sinjai melakukan beberapa tahapan perihal prosedur

maupun batas penyampaian SPT. Seperti hasil wawancara dengan Hendri

36
Wahyu Laksono, selaku Pelaksana KP2KP Sinjai yang dalam hal ini

mewakili Kepala Kantor KP2KP Sinjai mengemukakan bahwa:

”Diawal-awal kita mengadakan yang namanya


sosialisasi/penyuluhan, penyuluhan bagaimana cara pelaporan
secara elektronik, ataupun penyuluhan di media sosial dan media
massa. Kalau tidak kami juga menyampaikan secara langsung
kepada wajib pajak apabila datang ke kantor bahwa tahun ini
pelaporannya beralih ke elektronik”. (Wawancara : 7 Agustus
2020)

Dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa KP2KP Sinjai

terlebih dahulu memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar saat

hendak menyampaikan SPT secara elektronik prosedur pelayanan yang

diberikan secara elektronik telah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat

wajib pajak.

Di ungkapkan oleh A.Walang Absal, S.Pd, selaku masyarakat

wajib pajak bahwa:

“Saat hendak melaporkan SPT elektronik prosedur yang dilakukan


ialah terlebih dahulu ke kantor meminta kode EFIN, lalu login ke
link DJP Online, setelah itu memasukkan nomor NPWP, kode
EFIN, dan Sandi E-mail, kemudian mendapatkan verivikasi di
Email. Selanjutnya tahapan mengisi data, menjawab pertanyaan,
dan jenis pajak yang ingin diisi”. (Wawancara : 29 Juli 2020)

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa masyarakat wajib

pajak memahami prosedur terkait SPT elektronik dan dilakukan secara

mandiri tanpa diwakili pihak lain.

Sitti Hajrah, S.Ag, selaku masyarakat wajib pajak mengungkapkan

bahwa: “Terkait prosedur pelayanan, apabila kita tidak tahu tentang IT

37
memang sulit, namun tetap bisa dengan bertanya kepada teman”.

(Wawancara : 27 Juli 2020)

Hal terkait juga dikemukakan oleh A.Walang Absal, S.Pd, selaku

masyarakat wajib pajak bahwa:

“Kalau menurut saya prosedur pelayanan yang secara elektronik


mudah dipahami karena langsung dijelaskan oleh pegawai KP2KP
mengenai prosedur penyampaian secara elektronik”. (Wawancara :
29 Juli 2020)

Syamsinar HS, S.Sos, selaku masyarakat wajib pajak juga

menyampaikan hal yang sama bahwa: “Prosedur pelayanan mudah

dimengerti karena ditengah perkembangan zaman yang serba elektronik

semua bisa di akses”. (Wawancara : 21 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara bersama masyarakat wajib pajak

menunjukkan bahwa prosedur pelayanan yang diberikan mudah

dimengerti serta dipahami masyarakat wajib pajak, dengan upaya yang

dilakukan oleh KP2KP Sinjai dengan memberikan pemahaman secara

langsung kepada wajib pajak.

Hendri Wahyu Laksono, selaku pelaksana KP2KP Sinjai

mengungkapkan bahwa:

“Mengenai prosedur pelayanan, kembali kepada masyarakatnya.


Karena kesulitan yang dialami masyarakat itu misalnya soal
perangkat yang kurang memadai, ketika masyarakat yang
bertempat tinggal jauh dan tidak membawa Laptop/Handphone saat
datang ke kantor, maka itu tugas kami membantu. Kemudian
terkait koneksi, apabila wajib pajak kesulitan dalam hal tersebut
maka kami membantu. Akan tetapi, dari pengalaman wajib pajak,
1-2 kali di arahkan mereka telah memahami prosedurnya. Kami
pun selalu menyemangati agar tahun depannya atau selanjutnya

38
tidak diarahkan lagi sehingga tidak mengharuskan mereka ke
kantor”. (Wawancara : 7 Agustus 2020)

Novianti, selaku masyarakat wajib pajak mengungkapkan bahwa:

“Kendala yang biasa terjadi dalam melakukan prosedur


penyampaian SPT elektronik seperti mereka yang kurang mengerti
dengan internet sehingga hal-hal teknik terjadi seperti lupa
password, username, kebingungan karena ada error code, yang
berakibat sulitnya mengunggah berkas atau salah melakukan
pengisian formulir online”. (Wawancara : 24 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi disimpulkan bahwa

prosedur pelayanan yang diberikan kepada masyarakat wajib pajak mudah

dimengerti dan dipahami didukung dengan usaha yang dilakukan oleh

pihak KP2KP Sinjai yang melakukan sosialisasi baik melalui media massa

maupun media sosial dan maupun melalui penyampaian dan

pendampingan secara langsung kepada masyarakat wajib pajak.

2. Kecepatan Pelayanan

Bahwa kecepatan pelayanan berupa capaian waktu pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat wajib pajak yang melaporkan kewajiban

pajaknya, sesuai yang sudah ditetapkan oleh unit penyelenggara layanan

menentukan tingkat kepuasan masyarakat penerima layanan. Semakin

cepat waktu yang digunakan maka kepuasan masyarakat akan semakin

baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Hendri Wahyu Laksono,

selaku pelaksana KP2KP Sinjai, mengungkapkan bahwa:

“Terkait kecepatan pelayanan, ketika koneksi jaringan dari internal


DJP maupun jaringan koneksi kantor kami memadai, maka

39
pelayanan secara eletronik lebih cepat. Misalnya untuk SPT, data
tahun lalu bisa langsung dimasukkan dan tidak perlu menulis dan
memberikan tanda tangan. Maka lebih cepat SPT secara elektronik
dibanding dengan manual. Karena saat melaporkan secara manual,
kami harus terlebih dahulu mengoreksi satu persatu, namun ketika
secara elektronik, wajib pajak yang mengisi sendiri maka akan
lebih cepat.” (Wawancara : 7 Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Musdalifa.AR, selaku

masyarakat wajib pajak mengungkapkan bahwa: “Kecepatan pelayanan

SPT sangat cepat jika pelayanan penyampaian secara elektronik, wajib

pajak tidak harus antri lagi dengan wajib pajak lainnya”. (Wawancara : 17

Juli 2020)

Selanjutnya, A.Walang Absal, S.Pd, selaku masyarakat wajib pajak

juga mengungkapkan bahwa:

“Kalau tentang kecepatan pelayanan lebih cepat secara elektronik,


karena wajib pajak tidak perlu lagi menulis dan hanya mengisi
beberapa item apabila dibandingkan dengan yang secara manual
yang akan mengisi lebih banyak item”. (Wawancara : 29 Juli 2020)

Hal serupa di ungkapkan oleh Syamsinar HS, S.Sos, selaku

masyarakat wajib pajak bahwa: “Akan lebih cepat saat pelayanan secara

elektronik, karena masyarakat wajib pajak bisa mengakses masing-masing

dimanapun dan kapanpun tanpa perlu ke kantor pajak lagi”. (Wawancara :

21 Juli 2020)

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

prosedur penyampaian SPT elektronik dilihat dari sisi kecepatan

pelayanan maka telah tercapai. Dengan melihat beberapa anggapan

40
masyarakat wajib pajak bahwa kecepatan pelayanan yang secara

elektronik mereka rasakan dibandingkan dengan manual.

3. Keadilan Mendapatkan Pelayanan

Bagaimana unit penyelenggara layanan diharapkan memberikan

keadilan kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, yang tidak

membeda-bedakan baik dilihat dari golongan ataupun status masyarakat

yang dilayani.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Novianti, selaku masyarakat

wajib pajak mengungkapkan bahwa:

“Tidak ada unsur membeda-bedakan dalam memberikan


pelayanan, saya selaku penerima layanan merasa cukup baik dan
memuaskan dengan memberikan respon yang cepat ketika saya
baru pertama kali melakukan penyampaian SPT secara elektronik
dimana harus mengambil kode EFIN terlebih dahulu dan
penjelasannya kepada yang baru menggunakan secara elektronik
pun sangat membantu”. (Wawancara : 24 Juli 2020)

Hal terkait juga dikemukakan oleh A.Walang Absal, S.Pd, selaku

masyarakat wajib pajak mengungkapkan bahwa:

“Dari awal menjadi wajib pajak mulai dari pengurusan NPWP


untuk syarat penyampaian SPT pajak penghasilan orang pribadi,
kemudian saat hendak mengambil kode EFIN di kantor KP2KP
Sinjai, tidak pernah merasakan yang namanya membeda-bedakan
dalam hal melayani. Apalagi dalam memberikan pelayanan
menggunakan prosedur antrian dengan mengambil nomor antrian
sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan masyarakat wajib
pajak”. (Wawancara : 29 Juli 2020)

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa tidak ada unsur

membeda-bedakan oleh KP2KP Kabupaten Sinjai didalam memberikan

pelayanan untuk masyarakat sehingga adanya keadilan mendapatkan

41
pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat wajib pajak yang

menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunannya.

4. Kepastian Jadwal Pelayanan

Bahwa kepastian jadwal pelayanan menjadi penting dalam

memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Kepastian jadwal

pelayanan berupa pelaksanaan waktu pelayanan yang sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini masyarakat mengetahui

kejelasan jadwal penyampaian SPT, seperti mulai dari sejak kapan

penyampaian SPT secara elektronik bisa diakses sampai batas jatuh tempo

penyampaian SPT. Sehingga masyarakat wajib pajak akan tepat waktu

membayar pajaknya atau melaporkan pajak penghasilannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan A.Walang Absal, S.Pd,

selaku masyarakat wajib pajak mengungkapkan bahwa:

“Penyampaian SPT elektronik telah sesuai, karena biasanya wajib


pajak sudah bisa menyampaikan SPTnya secara elektronik mulai
dari bulan Januari-Maret. Dan ketika masyarakat menghiraukan
batas jadwal penyampaian tersebut, dalam hal ini tidak dibayarkan
atau dilaporkan, maka akan dikenakan denda. Jadi kembali lagi
kepada masyarakatnya karena jadwal penyampaian SPT sudah jelas
kapan dan sampai kapan”. (Wawancara : 29 Juli 2020)

Novianti, selaku masyarakat wajib pajak juga mengungkapkan

bahwa: “Iya, penyampaian SPT elektronik jadwalnya sangat pasti dan

jelas. Dengan jangka waktu pelaporan SPT Tahunan sampai tanggal 31

Maret untuk wajib pajak pribadi, dan 30 April untuk wajib pajak badan”.

(Wawancara : 24 Juli 2020)

42
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hendri Wahyu Laksono,

selaku Pelaksana KP2KP Sinjai mengungkapkan bahwa:

“Sejak diterapkannya penyampaian SPT secara elektronik, cara


kami menyampaian kepada masyarakat terkait jadwal penyampaian
SPT, biasanya kami terus mengingatkan kepada wajib pajak setiap
tahunnya yang datang kesini untuk tetap melaporkan pajak sesuai
dengan batas waktunya. Karena setiap tahun juga tidak ada
perubahan, untuk orang pribadi sampai tanggal 31 Maret dan untuk
badan sampai tanggal 30 April”. (Wawancara : 7 Agustus 2020)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

pelayanan publik ketika jadwal pelayanan pasti maka akan membuat

masyarakat mengingat sehingga tidak terjadi penunggakan dalam

penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

5. Keamanan Pelayanan

Tingkat keamanan di lingkungan unit penyelenggara pelayanan

dibutuhkan oleh penerima layanan. Seperti terjaminnya sarana dan

prasarana yang digunakan, dan keamanan data penerima layanan untuk

pengguna layanan secara elektronik.

Berikut hasil wawancara dengan Hendri Wahyu Laksono, selaku

pelaksana KP2KP Sinjai mengungkapkan bahwa:

“Kalau untuk penyampaian SPT sendiri, setelah wajib pajak itu


menyetujui semua yang telah diisi didalam isian di DJP Online.
Kemudian data-data tersebut akan tersimpan dan adanya sistem
informasi DJP, dan dipastikan telah aman. Karena yang membuka
atau yang mengakses hanya wajib pajak sendiri ataupun pelaksana-
pelaksana khusus yang bisa membuka atau mengakses”.
(Wawancara : 7 Agustus 2020)

43
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat wajib pajak, Sitti

Hajrah, S.Ag mengungkapkan bahwa:

“Berupa data pribadi terkait penyampaian SPT, keamanannya


terjamin. Karena saat hendak login kita menggunakan kode EFIN
yang hanya kita yang ketahui serta terhubung langsung dengan
email wajib pajak”. (Wawancara :27 Juli 2020)

A.Walang Absal, S.Pd selaku masyarakat wajib pajak, juga

mengungkapkan bahwa:

“Selama melaporkan SPT secara elektronik, tidak pernah terjadi hal


seperti akun diakses oleh pihak lain ataupun kebocoran data.
Karena semua prosedur yang kita lakukan saat menyampaikan SPT
terhubung atau masuk di email masing-masing”. (Wawancara : 29
Juli 2020)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa

keamanan pelayanan tetap didapatkan masyarakat wajib pajak walaupun

pelayanan telah melalui secara elektronik. Keamanan akan tetap terjamin

selama masyarakat wajib pajak tidak memberikan kode EFIN maupun

password email kepada orang lain.

C. Matriks Kesimpulan Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan

(SPT) Elektronik Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan Dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP)

Tabel 4.4 Matriks Kesimpulan Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan

(SPT) Elektronik Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan Dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP)

44
Rumusan Masalah Indikator Efektif / Tidak Efektif

Bagaimana 1. Prosedur Prosedur pelayanan yang

pelaksanaan Pelayanan diharapkan adalah yang

penyampaian SPT mudah dimengerti

Elektronik pada masyarakat dengan dilihat

KP2KP Kabupaten dari sisi kesederhanan alur

Sinjai pelayanan. Oleh KP2KP Kab.

Sinjai, prosedur pelayanan

yang diberikan kepada

masyarakat wajib pajak

mudah dimengerti dan

dipahami didukung dengan

usaha yang dilakukan oleh

pihak KP2KP Sinjai dengan

melakukan sosialisasi baik

melalui media massa maupun

media sosial dan maupun

melalui penyampaian dan

pendampingan secara

langsung kepada wajib pajak.

2. Kecepatan Kecepatan pelayanan yang

Pelayanan diberikan kepada masyarakat

yang menyampaikan SPT

45
secara elektronik telah

tercapai dan berjalan dengan

efektif. Dengan melihat

beberapa anggapan

masyarakat wajib pajak yang

menyatakan bahwa kecepatan

pelayanan yang secara

elektronik mereka rasakan

dibandingkan dengan manual.

3. Keadilan Unit penyelenggara layanan

Mendapatkan diharapkan memberikan

Pelayanan keadilan kepada masyarakat

dalam mendapatkan

pelayanan. KP2KP

Kabupaten Sinjai dalam

memberikan pelayanan

kepada masyarakat dalam hal

keadilan mendapatkan

pelayanan, dirasakan oleh

masyarakat wajib pajak yang

menyampaikan Surat

Pemeberitahuan Tahunannya.

4. Kepastian Bahwa kepastian jadwal

46
Jadwal pelayanan menjadi penting

Pelayanan dalam memberikan pelayaan

publik kepada masyarakat.

Dalam pelayanan publik

ketika jadwal pelayanan pasti

maka akan membuat

masyarakat mengingat

sehingga tidak terjadi

penunggakan dalam

penyampaian SPT Tahunan

Pajak Penghasilan Orang

Pribadi.

5. Keamanan Tingkat keamanan di

Pelayanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan di

butuhkan oleh penerima

layanan, dalam hal ini untuk

prosedur pelayanan

penyampaian SPT Elektronik

adanya keamanan data

penerima layanan secara

elektronik. Pengguna layanan

atau wajib pajak yang

47
menyampaikan SPT secara

Elektronik, keamanan

pelayanan tetap didapatkan

masyarakat wajib pajak

walaupun pelayanan telah

secara elektronik. Keamanan

akan tetap terjamin selama

masyarakat wajib pajak tidak

memberikan kode EFIN

maupun password email

kepada orang lain.

48
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil wawancara, dapat

disimpulkan bahwa Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)

Elektronik Pada Kantor Pelayanan Penyuluhan Dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) Kabupaten Sinjai ini telah berjalan efektif. Hal ini dilihat dari

parameter yang digunakan untuk mengukur efektivitas Penyampaian Surat

Pemberitahuan (SPT) Elektronik ini.

1. Prosedur pelayanan yang diberikan kepada masyarakat wajib pajak

mudah dimengerti dan dipahami didukung dengan usaha yang dilakukan

oleh pihak KP2KP Sinjai yang melakukan sosialisasi baik melalui media

massa maupun media sosial dan maupun melalui penyampaian dan

pendampingan secara langsung kepada masyarakat wajib pajak.

2. Prosedur penyampaian SPT elektronik dilihat dari sisi kecepatan

pelayanan telah tercapai. Dengan melihat beberapa anggapan masyarakat

wajib pajak bahwa kecepatan pelayanan yang secara elektonik mereka

rasakan dibandingkan dengan manual.

3. Tidak ada unsur membeda-bedakan oleh KP2KP Kabupaten Sinjai

didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga keadilan

mendapatkan pelayanan ini dirasakan oleh masyarakat wajib pajak.

49
4. Dalam pelayanan publik ketika jadwal pelayanan pasti maka akan

membuat masyarakat mengingat sehingga tidak terjadi penunggakan

dalam penyampaian SPT terkhusus Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

5. Keamanan pelayanan tetap didapatkan masyarakat wajib pajak walaupun

pelayanan telah melalui secara elektronik. Keamanan tetap terjamin

selama masyarakat wajib pajak tidak memberikan kode EFIN maupun

password email kepada orang lain.

Namun tetap ada beberapa kendala dalam penyampaian SPT

elektronik ini, yang dihadapi oleh masyarakat wajib pajak. Seperti,

keterbatasan jaringan, ketersediaan perangkat, masyarakat wajib pajak yang

kurang mengetahui tentang informasi teknologi, ataupun kesalahan-kesalahan

teknis yang dihadapi oleh masyarakat. Akan tetapi, unit penyelenggara

layanan dalam hal ini KP2KP Kab. Sinjai tetap siap membantu kendala yang

dihadapi masyarakat wajib pajak.

B. Saran

1. Untuk masyarakat wajib pajak yang belum terlalu paham tentang

Informasi Teknologi, tetap mempelajari agar tujuan dari unit

penyelenggara layanan tercapai. Yaitu semakin memudahkan

masyarakat, maupun mengefisienkan waktu yang diperlukan masyarakat

dalam penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Orang

Pribadi.

2. Kepada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) Kabupaten Sinjai:

50
a. agar tetap mengedukasi masyarakat wajib pajak tentang penyampaian

SPT secara elektronik, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya

penyampaian SPT, dan ataupun lebih memberikan sosialisasi

mengenai teknologi/aplikasi online dalam penyampaian SPT

terkhusus SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Orang Pribadi.

b. Memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp yang termasuk media

komunikasi paling banyak digunakan masyarakat, dalam hal ini untuk

mensosialisasikan kepada wajib pajak seperti tentang peralihan

pelaporan SPT dari manual ke elektronik maupun jadwal pelaporan.

c. Mengadakan acara-acara atau kegiatan yang menarik selain daripada

sosialisasi, agar masyarakat wajib pajak bukan hanya datang ke

kantor ketika memiliki kepentingan.

3. Kepada Pemerintah Daerah, agar senantiasa mendukung segala kegiatan

yang dilaksanakan pihak KP2KP Kabupaten Sinjai seperti bekerja sama

dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk taat membayar

segala jenis pajak.

4. Untuk Kampus Universitas Muhammadiyah Sinjai, agar kedepannya

tetap memberikan ruang bagi pihak KP2KP Kabupaten Sinjai ketika

memiliki kegiatan tentang perpajakan, ataupun hubungan kerja sama

seperti pelayanan langsung pembuatan NPWP di kampus Universitas

Muhammadiyah Sinjai.

51
DAFTAR PUSTAKA

Congge, Umar, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi STISIP Muhammadiyah


Sinjai. STISIP

Habibin, Moh. Bab II Landasan Teori. Jbptunikompp-gld-mohhabibin-28322-4-


unikom_m-i.pdf

Handayani, Ni Putu Milan Novita dan Noviari, Naniek. 2016. Pengaruh Persepsi
Manajemen Atas Keunggulan Penerapan E-Filing dan E-SPT Pajak
Pertambahan Nilai Pada Kepatuhan Perpajakan. Dalam E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol.15 No.3, hal 1001-1028.

Isroah. 2013. Perpajakan. Yogyakarta:Badan Pengelolaan dan Pengembangan


Usaha (BPPU) Universitas Negeri Yogyakarta.

Jumarianto, 2016. Efektivitas Pelayanan Publik Berdasarkan Undang-Undang


Nomor 24 Tahun 2013 (Studi Penelitian pada Kantor Kecamatan
Barambai Kabupaten Barito Kuala)

Keputusan Menteri Pendayagunaan Apatur Negara Nomor


KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

Lestari, Okti Duwi. 2019. Manfaat dan Kemudahan E-SPT Terhadap Penggunaan
Fasilitas E-SPT Oleh Wajib Pajak Pribadi. Dalam jurnal Akuntansi dan
Keuangan Dewantara, Vol.2 No.1, hal 34-44.

Lukitarini, RCE. 2017. 4 bab II Landasan Teori.


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://reposit
ory.ncpolteksby.ac.id/197/5/5%2520Bab%2520II.pdf. Diakses pada
tanggal 19 april 2020.

Nurdin, Moh dan Noor, Muh Yasin. 2019. E-SPT Dalam Meningkatkan
Kepatuhan Pelaporan PPh 21 Pada KPP Pratama Makassar Barat.
Dalam jurnal Tangiable Journal, Vol.4 No.1.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-6/PJ/2009 Tentang Tata Cara


Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam bentuk Elektronik.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2015 Tentang Penyampaian


Surat Pemberitahuan Elektronik.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2017 Tentang Penyampaian


Surat Pemberitahuan Elektronik.

52
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2019 Tentang Tata Cara
Penyampaian, Penerimaan, dan Pengolahan Surat Pemberitahuan.

Rafinska, Kezia. 2019. KP2KP: Yuk, kenal lebih lanjut dengan instansi
perpajakan. https://www.online-pajak.com/kp2kp. Diakses pada tanggan
19 april 2020.

Saragih, R. 2017. Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Efektivitas Program.


Diakses pada tanggal 23 Juni 2020

Surgiyono. 2018. Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:CV


ALFABETA

Suharsono, Agus dan Madya, Widyaiswara. 2014. Modul Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan. Jakarta:Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak

Tabrani dan Raharjo, Teguh Budi. 2019. Penerapan E-SPT, Tingkat Pemahaman
Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT di KPP Pratama
Tegal. Dalam jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol.10
No.2.

Tumuli, Apriliani Kasandra, dkk.2016.Analisis Penerapan E-SPT Dan E-Filing


Dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado). Dalam jurnal EMBA, Vol.4
No.3, hal 102-112

Waruwu, H. 2016. Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Efektivitas Pelayanan.Diakses


pada tanggal 24 Juni 2020

53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA

PROSEDUR PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

ELEKTRONIK PADA KANTOR PELAYANAN PENYULUHAN DAN

KONSULTASI PERPAJAKAN (KP2KP) KABUPATEN SINJAI

FOKUS INDIKATOR SUMBER DATA PERTANYAAN

PROSEDUR Prosedur 1. Kepala 1. Bagaimana

PENYAMPAIAN Pelayanan KP2KPK komunikasi yang

SURAT Kab.Sinjai dilakukan untuk

PEMBERITAHUAN 2. Staf Kantor menyampaikan

(SPT) 3. Masyarakakat kepada masyarakat

ELEKTRONIK wajib pajak wajib pajak terkait

PADA KANTOR peralihan penerapan

PELAYANAN penyampaian SPT

PENYULUHAN dari manual ke

DAN elektronik?

KONSULTASI 2. Bagaimana prosedur

PERPAJAKAN penyampaian SPT

(KP2KP) Tahunan Pajak

KABUPATEN Penghasilan Wajib

SINJAI Orang Pribadi?

3. Mengenai prosedur

pelayanan,
bagaimana tahapan

yang diberikan

kepada masyarakat,

apakah mudah

dimengerti dan di

pahami?

4. Saat hendak

melaporkan SPT

secara elektonik, apa

prosedur yang

dilakukan sebagai

wajib pajak?

5. Apa pendapat

Bapak/Ibu terkait

prosedur pelayanan,

apakah mudah

dimengerti dan

dipahami?

6. Apa kendala yang

dihadapi selama

penyampaian SPT

elektronik?
Kecepatan 1. Staf Kantor 1. Menurut Bapak/Ibu,

Pelayanan 2. Masyarakat bagaimana

Wajib Pajak kecepatan

pelayanan

penyampaian SPT

elektronik

dibanding dengan

secara manual?

2. Bagaimana

kecepatan

pelayanan

penyampaian SPT

secara elektronik

dibandingkan

dengan secara

manual?

Keadilan 1. Masyarakat 1. Misalnya, saat

mendapatkan wajib pajak Bapak/Ibu memiliki

pelayanan complain/keluhan

terkait pelayanan

penyampaian SPT

elektronik, apakah
ada unsure

membeda-bedakan

masyarakat yang

dilayani?

Kepastian 1. Staf Kantor 1. Tentang kepastian

jadwal 2. Masyarakat jadwal pelayanan,

pelayanan Wajib Pajak sejak diterapkannya

penyampaian SPT

elektronik,

bagaimana cara

penyampaian

kepada masyarakat

wajib pajak terkait

jadwal

penyampaian SPT?

2. Apakah waktu

pelayanan

penyampaian SPT

elektronik sesuai

dengan ketentuan

yang telah di

tetapkan?
Keamanan 1. Staf Kantor 1. Apakah ada bentuk

pelayanan 2. Masyarakat keamanan

wajib pajak pelayanan kepada

masyarakat?

Misalnya adanya

jaminan keamanan

data pribadi wajib

pajak ataupun hal

lain yang berkaitan

dengan

penyampaian SPT?

2. Apakah selama

penyampaian SPT

elektronik,

misalnya seperti

data pribadi atau

terkait SPT, tingkat

keamanannya

terjamin?
DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara dengan Pegawai Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi


Perpajakan Kabupaten Sinjai
Wawancara Dengan Masyarakat Wajib Pajak

Wawancara Dengan Masyarakat Wajib Pajak


Wawancara Dengan Masyarakat Wajib Pajak

Wawancara Dengan Masyarakat Wajib Pajak


Wawancara Dengan Masyarakat Wajib Pajak

Dokumentasi salah satu kegiatan sosialisasi E-SPT untuk Bendahara Desa


Tampilan depan situs DJP Online untuk penyampaian SPT Elektronik

Tampilan isi DJP Online


Sistem Informasi Wajib Pajak
Formulir Permohonan EFIN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yuni Lestari Masnur, Lahir di Kabupaten Sinjai pada


tanggal 24 Juni 1998, Anak pertama dari pasangan
Mashuddin.M dan Nurfa. Penulis menempuh jenjang
Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2
Sinjai pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010.
Selanjutnya melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sinjai
tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013.
Pendidikan SMA ditempuh selama tiga tahun antara tahun 2013-2016 di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sinjai. Setelah itu melanjutkan pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Sinjai dan tercatat sebagai Mahasiswi Program Studi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2016 dan
selesai pada tahun 2020 dengan predikat kelulusan lulus dengan pujian.
Selama menempuh studi, untuk mengembangkan pengetahuan dan kreativitas,
penulis aktif diberbagai oraganisasi. Pengalaman organisasi penulis diantaranya:
1. Ketua/Pradana Ambalan Tomanurung Scout
2. Sekertaris Organisasi Siswa Intra Madrasah
3. Anggota PIK-R Al-Usybul Bahri
4. Bendahara Satuan Karya Bahari
5. Anggota Satuan Karya Wirakartika
Kegiatan organisasi penulis diantaranya:
1. Peserta perwakilan Kontigen Kabupaten Sinjai pada Kegiatan Gladian
Pimpinan Satuan Daerah Sulawesi Selatan Tahun 2014
2. Peserta perwakilan Kontingen Kemenag Kabupaten Sinjai pada Kegiatan
Perkemahan Pramuka Madrasah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai