Anda di halaman 1dari 50

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO

TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA


PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA KELAS VII
SMP AL QODIRIYAH KECAMATAN SRONO BANYUWANGI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh:

NOVILITA DWI RAHAYU

NIM 2020187203B0165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER

2024

1
DATAR ISI

SAMPUL...................................................................................................1

DATAR ISI...............................................................................................2

BAB I.........................................................................................................4

1. LATAR BELAKANG...................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH...............................................................7
3. TUJUAN ENELITIAN..................................................................7
4. MANFAAT PENELITIAN...........................................................7

BAB II.......................................................................................................9

1. KAJIAN TEORI............................................................................9
1. MEDIA PEMBLAJARAN.......................................................9
2. MEDIA PEMBELAJARAN VIDIO.....................................12
3. MINAT BELAJAR.................................................................15
4. HAKIKAT MATA PELAJARAN IPS.................................17
2. PENELITIAN TERDAHULU ...................................................22
3. KERANGKA BERPIKIR...........................................................24
4. HIPOTESIS..................................................................................25

BAB III....................................................................................................25

A. METODE PENELITIAN............................................................25
B. RANCANGAN PENELITIAN...................................................25
2
C. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN....................................25
D. IDENTIFIKASI VARIABEL DAN DEFINISI
OPERASIONAL VARIABEL....................................................27
E. POPULASI DAN SEMPEL........................................................27
F. INSTRUMEN PENELITIAN.....................................................28
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA..........................................30
H. TEKNIK ANALISIS DATA.......................................................31

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................36

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia,dengan


adanya pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi diri mereka untuk dapat
melangsungkan kehidupannya. Pendidikan yaitu suatu proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang maupun sekelompok orang dalam usaha pengembangan diri
melalui upaya pengajaran ataupun pelatihan. Pendidikan adalah investasi yang
penting bagi masa depan negara,suatu negara akan maju jika masyarakat di dalamnya
memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul,SDM yang unggul bisa
didapatkan dengan belajar maupun berlatih, dan sebaliknya jika SDM suatu negara
rendah maka negara tersebut akan sulit untuk menjadi negara yang maju.

Unsur penting dalam perbaikan mutu generasi muda untuk menghadapi


tantangan perkembangan zaman adalah pendidikan. Pendidikan diyakini mampu
meningkatkan segala aspek dan memajukan bangsa negaranya. Melalui pendidikan
yang baik dan optimal dalam pengimplementasianya, maka akan mendukung
tercapainya tujuan pendidikan nasional guna mewujudkan bangsa yang maju, dan
membangun karakter bangsa yang bermartabat. Adapun langkah yang perlu ditempuh
dalam upaya mewujudkan tujuan itu diantaranya adalah memanfaatkan ilmu dan
teknologi dalam pembelajaran. Perkembangan ilmu dan teknologi dijadikan landasan
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan yang berkualitas diharapkan
memiliki bekal untuk siap bersaing baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan
perkembangan zaman (Wina Sanjaya,2006). Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (KEMENDIKBUD) terus berupaya melakukan berbagai pembenahan
sistem pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan nasional dengan cara
perubahan metode dan media pembelajaran.

4
Menurut Yaumi (2018) media merupakan segala sesuatu yang berfungsi untuk
membawa dan menyampaikan informasi antara sumber dan penerima informasi.
Sedangkan pembelajaran menurut Yaumi (2018) adalah upaya yang disengaja untuk
mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik sehingga
memperoleh tujuan yang dipelajari. Media pembelajaran adalah suatu benda,alat
maupun bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk
menyampaikan informasi dari pendidik kepada peserta didik,maupun
sebaliknya.Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri atas buku, tape recorde, kaset,
video kamera, video recorder, film, slide gambar (gambar bingkai), foto, gambar,
grafik, televisi, dan komputer”. Media pembelajaran yang baik yaitu media yang
dapat memudahkan pendidik maupun peserta didik dalam penyampaian materi
maupun penerimaan materi, sehingga tujuan pembelajaran bisa berhasil.

Pemilihan media pembelajaran yang tepat menjadi salah satu faktor yang
menjadi penyebab tinggi minat belajar peserta didik. Karena jika media
pembelajaran yang digunakan tidak sesuai tujuan pembelajaran maka tidak akan
tercapai tujuan tersebut. Kebanyakan pendidik hanya menggunakan media
pembelajaran yang monoton seperti ceramah dan hanya menggunakan buku ajar saja,
sedangkan peserta didik jika tidak diimbangi dengan penggunaan media pembelajaran
yang interaktif,mereka akan merasa bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran
tersebut sehingga minat belajar peserta didik masih kurang. Guna meningkatkan
minat belajar peserta didik,maka pendidik harus memilih metode pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat pada saat ini,kita
sebagai pendidik harus mengikuti perkembangan zaman dengan mengaplikasikan
teknologi pada metode pembelajaran yang kita gunakan kepada peserta didik.
Pendidik juga harus memilih metode pembelajaran yang sesuai,salah satunya yaitu

5
penggunaan media pembelajaran berbasis video. Penggunaan media ini adalah
sebagai sarana untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dan tingkat
literasinya. Media pembelajaran berbasis video ini merupakan media untuk
mentransfer pengetahuan kepada peserta didik,hal ini dapat digunakan sebagai bagian
dari belajar.

Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu,media


audio,media visual dan audio visual. Media audio yaitu media yang hanya dapat
didengar tidak dapat dilihat, sebagai contoh radio dan rekaman suara. Media visual
merupakan media yang dapat dilihat saja,tidak dapat didengar, contohnya yaitu foto,
lukisan, gambar dan media grafis. Sedangkan media audio visual adalah media yang
mengandung unsur suara dan gambar, sehingga media ini bisa didengar dan dilihat,
misalnya film, rekaman video dan slide suara.

Video merupakan salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran saat
ini,dengan adanya media ini lebih memudahkan peserta didik dalam mempelajari
materi yang diberikan. Sebagai media pembelajaran yang interaktif, video
memudahkan bagi para pendidik maupun peserta didik dalam mentransfer
pengetahuan. Media pembelajaran berbasis video ini salah satu upaya untuk
meningkatan kualitas pembelajaran yang diberikan. Seiring berkembangnya
teknologi, sebagai pendidik juga harus bisa menciptakan media pembelajaran yang
sesuai dengan zamannya.

Pembelajaran di sekolah selain harus selaras dengan perkembangan zaman,


dalam proses pembelajaran guru juga di tuntut untuk mampu menciptakan suasana
belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Guru harus mampu membuat
proses pembelajaran di kelas itu menarik siswa untuk aktif agar terbentuk interaksi
yang baik antara guru, siswa, dan materi pembelajaran yang diajarkan sehingga tidak
hanya guru yang menjadi pusat pembelajaran (teacher center learning) tetapi siswa
akan lebih berminat untuk belajar secara aktif (student center learning). Di samping
6
itu, siswa selaku peserta didik berusaha mencari untuk mencari informasi,
memecahkan maslah, dan mengemukakan pendapatnya agar proses pembelajaran
dikelas dapat berhasil sesuai tujuan pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran
merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan (Rudi
Hartono,2019).

Salah satu masalah pendidikan pada saat ini yaitu lemahnya proses
pembelajaran. Pada proses pembelajaran siswa dituntut untuk menghafal informasi
yang diberikan,otak mereka dipaksa untuk mengingat dan menampung segala
informasi yang diberikan tanpa dituntut untuk memahami materi yang diingatnya
tersebut untuk dihubungkannya dengan kejadian yang ada pada kehidupan sehari-
hari. Siswa kurang dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir
mereka,sehingga mereka hanya berpaku pada hafalan mereka saja tanpa
pemahamannya mereka sendiri. Akibatnya peserta didik hanya akan pintar dalam
terori saja,namun kurang bisa dalan hal pengaplikasian ilmu yang mereka dapatkan.
Agar proses pembelajaran dapat berhasil dan mencapai tujuan yang diinginkan maka
sebagai pendidik harus bisa memilih media pembelajaran yang tepat,yang mampu
membuat peserta didik tertarik untuk belajar dan bisa menumbuhkan minat belajar
peserta didik.

Pada jenjang pendidikan SMP terdapat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan


Sosial yang mana didalamnya dibagi menjadi beberapa sub bab. Ilmu Pengetahuan
Sosial ini merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap mudah bagi para
peserta didik, sehingga pada saat jam pelajaran banyak peserta didik yang kurang
memperhatikan saat guru memberikan materi. Sebagai contoh jenjang pendidikan
yang saya teliti yaitu SMP Al Qodiriyah,minat belajar peserta didik di sekolah ini
masih kurang,saat proses pembelajaran berlangsung para peserta didik asik ngobrol
sendiri,tidak mau memperhatikan guru yang sedang memberikan penjelasan,mereka
menganggap materi ilmu pengetahuan sosial ini merupakan materi yang mudah

7
sehingga banyak dari mereka yang tidak antusias pada materi pembelajaran
ini,sehingga tujuan pembelajaran belum dapat dicapai dengan baik.

Peran guru disini sangat penting dalam pembelajaran,sehingga para guru


harus membuat inovasi baru dalam metode pembelajaran yang digunakannya. Pada
SMP ini kebanyakan pendidik masih menggunakan metode pembelajaran yang
monoton,para guru kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah dalam
pembelajarannya. Penggunaan metode ceramah ini dikarenakan adanya faktor
fasilitas yang kurang memadai di sekolah tersebut, sehingga para pendidik agak
kesulitan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif. Fasilitas
juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik,jika tersedia fasilitas
yang mendukung para peserta didik bisa lebih semangat dalam pembelajaran,karena
para pendidik tidak hanya menggunakan satu metode saja,mereka bisa menggunakan
metode yang bervariasi sehingga peserta didik tidak cepat bosan saat pembelajaran.

Sebagai pendidik harus lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan media
pembelajaran yang interaktif yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik
dan tingkat literasinya. Minat belajar peserta didik salah satunya dipengaruhi oleh
beberapa media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Media pembelajaran yang
baik merupakan media yang dapat memudahkan peserta didik dalam belajar,
meningkatkan minat belajarnya dan dapat meningkatkan pemahamannya.

Tujuan media pembelajaran yaitu memperjelas dan mempermudah


penyampaian pesan agar tidak terlalu verbal dan mengatasi keterbatasan waktu,
ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur (Cheppy Riyana, 2007: 6).
Sebagai guru kita harus sekreatif mungkin untuk menggunakan media pembelajaran
yang menyenangkan dan menarik. Seiring berkembangnya zaman kita juga harus bisa
memberikan materi kepada peserta didik dengan metode yang sesuai zamannya.

8
Di era modern saat ini tekhnologi berkembang sangat pesat,kita dapat
memanfaatkan tekhnologi tersebut sebagai media pembelajaran kita. Salah satunya
yaitu penggunaan media pembelajaran video,media video pembelajaran adalah media
yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang
berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu
pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran (Cheppy Riyana, 2007:14). Media
pembelajaran video ini bisa menjadi salah satu alternatif proses pembelajaran yang
efektif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa dan peningkatan
hasil belajar siswa.

Namun penggunaan media video ini jarang digunakan oleh para pendidik
dikarenakan penggunaanya memerlukan alat bantu lain seperti laptop dan proyektor
yang bisa menjadi kendala,baik dari pihak sekolah yang belum menyediakan alat
tersebut maupun dari pihak pendidik yang kurang menguasai dalam hal membuat
video maupun membuat video pembelajaran,dan juga mengoperasikannya untuk
diberikan kepada peserta didik. Tolak ukur keberhasilan sebuah pembelajaran bisa
dilihat dari tingkat pemahaman materi oleh siswa,jika materi disampaikan secara
efektif dan efisien, maka sebuah pembelajaran bisa meningkatkan minat belajar
siswa.

Video sebagai salah satu kemajuan teknolog yang mana telah banyak
memberikan pengaruh positif dan kemajuan bagi manusia dan kebudayaannya.
Dengan adanya video, orang tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan berbagai
informasi, pengetahuan dan hiburan. Peristiwa dan kejadian-kejadian penting yang
terjadi diseluruh penjuru di dunia pun bisa disaksikan secara mudah dan cepat, hal ini
menjadikan dunia yang luas seakan menjadi sempit dan hampir tidak lagi dikenal
dengan batas-batas waktu maupun tempat.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti kepada guru IPS kelas VII di
SMP Al Qodiriyah Srono didapatkan informasi bahwa minat belajar peserta didik
9
masih rendah. Sebanyak kurang lebih 60% peserta didik memiliki minat belajar yang
tinggi dan 40% peserta didik memiliki minat belajar yang kurang untuk belajar IPS.
Cara belajar peserta didik yang berbeda-beda juga menjadi faktor minat belajar
peserta didik. Cara guru menyampaikan materi juga bisa menjadi faktor tinggi
rendahnya minat belajar peserta didik, sehingga guru juga harus fokus pada peserta
didik yang masih rendah minatnya tidak hanya terfokus pada peserta didik yang aktif
saat pembelajaran saja,sehingga pembelajaran bisa berhasil secara merata.

Dari uraian permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa media video dapat
digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengoptimalkan proses belajar
mengajar di kelas dan untuk meningkatkan minat belajar. Maka penulis termotivasi
untuk mengadakan penelitian yang ber judul “Efektivitas Media Pembelajaran
Berbasis Video Terrhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial pada kelas VII SMP Al Qodiriyah Kecamatan Srono
Banyuwangi"

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka dapat dirumuskan permasalahan dalam


penelitian ini sebagai berikut:

Bagaimana efektivitas penggunaan media pembelajaran video terhadap minat


belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada
peserta didik kelas VII SMP Bina Mandiri Al Qodiriyah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

10
Untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran berbasis video terhadap
minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada
peserta didik kelas VII SMP Bina Mandiri Al Qodiriyah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dapat dilihat dari dua segi,yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain
untuk mengembangkan penelitiannya.Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan tentang penggunaan media pembelajaran berbasis video sebagai
sarana untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pentingnya pengaruh
penggunaan media pembelajaran berbasis video dalam meningkatkan minat
belajar peserta didik.
2. Bagi Sekolah
Penelitian ini bisa digunakan oleh sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan sekolah dalam hal penggunaan media yang tepat untuk
peserta didik, supaya tercipta proses pembelajaran yang optimal sehingga
dapat meningkatkan minat belajar,hasil belajar serta tingkat literasi peserta
didik.
3. Bagi Guru

11
Penelitian ini diharapkan bisa membantu guru dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran yang efektif dan efisien seperti
media pembelajaran berbasis video tersebut, untuk meningkatkan minat
belajar, hasil belajar serta tingkat literasi peserta didik.
4. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan dorongan kepada peserta didik
untuk meningkatkan hasil belajarnya, dengan memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi minat belajar dan hasil belajarnya.

12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Efektifitas

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) efektivitas berasal dari kata
efektif yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa
hasil, berhasil guna (tentang usaha, tindakan).5 Sehingga efektivitas menurut Stoner
yang dikutip oleh Habibullah efektivitas adalah kemampuan menentukan tercapainya
tujuan, yakni mengerjakan sesuatu dengan benar (tujuan) bukan mengerjakan suatu
yang benar (cara).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas


merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah disiapkan. Dalam pembelajaran, efektivitas pembelajaran diukur dari komponen
hasil capaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif menurut Warsita adalah
belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian
prosedur yang tepat. Pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan,
dan sikap serta yang membuat peserta didik senang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan agar tercapainya
tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.

Dalam proses pembelajaran guru memerlukan adanya perencanaan. Perencanaan


ini meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tujuan pembelajaran,
metode pembelajaran, dan media pembelajaran sehingga efektifitas dalam
pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang efektif biasanya dilaksanakan
13
dengan menggunakan media pembelajaran sebagai pendukung pembelajaran untuk
memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Suatu media pembelajaran
juga bisa dikatakan efektif ketika memenuhi kriteria, diantaranya mampu
memberikan pengaruh, perubahan atau dapat membawa hasil.Slavin dalam jurnal
Arnanto dan Triyono mengungkapkan bahwa keefektifan pembelajaran ditentukan
oleh empat indikator, yaitu:

1) Kualitas pembelajaran
Kualitas pembelajaran dapat terlihat dari ketercapaian tujuan
instruksional pembelajaran yang terdapat pada indikator pembelajaran
dan kemampuan anak setelah penerapan pembelajaran.
2) Kesesuaian tingkat pembelajaran
Hal ini terlihat pada indikator ketercapaian yang terdapat pada silabus
atau program tahuan atau program semester yang telah direncanakan
oleh guru.
3) Insentif
Cara guru memberikan motivasi yang dapat terlihat dari respon dan
minat peserta didik saat berlangsungnya pembelajaran.
4) Waktu
Keefisienan waktu dan pengaturan waktu yang telah dilakukan oleh
guru dalam proses pembelajaran.

Sedangkan Wotruba dan Wright pada jurnal Pujiastutik berpendapat bahwa


indikator yang digunakan untuk menentukan efektivitas dalam proses pembelajaran,
yaitu:

a. Pengorganisasian materi yang baik,

b. Komunikasi yang efektif,

c. Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pembelajaran,


14
d. Sikap positif terhadap peserta didik,

e. Pemberian nilai yang adil,

f. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran,

g. Hasil belajar peserta didik yang baik.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang efektif


adalah pembelajaran yang dapat memenuhi indikator keefektifan pembelajaran dan
efektivitas pembelajaran dapat terjadi karena adanya persiapan atau perencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses pembelajaran yang menarik dan tidak
membosankan, serta menghasilkan hasil belajar peserta didik yang baik

2. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa, media adalah
perantara sebagaimana yang dikutip dalam Azhar Arsyad (2011: 3),
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, media, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Daryanto (2010: 4), media merupakan salah satu komponen
komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikan. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa proses

15
pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam proses pembelajaran
pada hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari
pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ ajaran yang dituangkan ke dalam
simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non
verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi
tersebut oleh siswa dinamakan decoding.
Media bukan hanya berupa alat ataupun bahan saja, tetapi merupakan
suatu alat penunjang yang mampu membantu siswa agar dapat memperoleh
pengetahuan. Penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan
karakteristik dan kemampuan pada masing-masing media pembelajaran agar
mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan minat, kondisi dan
kebutuhan siswa.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran yang berupa
alat bantu bagi guru sebagai sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke
peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempengaruhi
minat dan hasil belajar peserta didik.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Sebagai komponen sistem pembelajaran, media memiliki fungsi yang
berbeda dengan fungsi komponen lainnya. Tanpa adanya media, maka
pembelajaran tidak akan pernah terjadi. Fungsi media adalah (Degeng,
2001:10):
1) Menghindari terjadinya verbalisme
2) Membangkitkan minat dan motivasi belajar
3) Menarik perhatian siswa
4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran

16
5) Mengaktifkan mahasiswa dalam kegiatan belajar
6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

Media yang dirancang dengan baik dalam batasnya tertentu dapat


merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri siswa.
Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau
secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru.

Azhar Arsyad (2011: 25), mengemukakan secara umum manfaat media


pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut:
1) Mampu memperjelas dalam penyajian pesan/materi dan informasi sehingga
akan memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
2) Mampu mengarahkan perhatian peserta didik sehingga mampu
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, serta memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
3) Pengembangan media pembelajaran mampu mengatasi keterbatasan indera,
ruang, dan waktu.
4) Media pembelajaran mampu memberikan pengalaman kepada siswa
mengenai peristiwa yang terjadi dilingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi secara langsung baik diantara guru, masyarakat, dan
lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas mengenai manfaat media pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah memberikan
kemudahan terhadap proses penyampaian materi pembelajaran kepada siswa
dengan cara yang lebih praktis dan edukatif yang diharapkan mampu menarik
perhatian peserta didik.

17
3. Klasifikasi Media Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2013: 172-173), media pembelajaran dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
1) Dilihat dari sifatnya
a) Media auditif, yaitu media yang hanya bisa didengar atau media yang
hanya mempunyai unsur suara, seperti media radio, rekaman suara,
cassette recorder, dan piringan hitam.
b) Media visual adalah media yang hanya mampu dilihat dan tidak
memiliki unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi, lukisan,
gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak. Media audio visual
adalah media yang selain memiliki unsur suara juga memiliki unsur
gambar yang bisa dilihat, seperti video, rekaman video film, berbagai
ukuran film, slide suara.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi ke dalam:
a) Media yang memiliki daya liput luas dan serenta, seperti radio dan
televisi. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat, waktu, dan
ruang, serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam
waktu yang sama.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan
tempat yang khusus dalam menggunakannya, seperti film, sound slide,
film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan
gelap.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi
menjadi:
a) Media yang diproyeksikan, seperti film slide, film strip, dan
transparansi. Jenis media tersebut membutuhkan alat proyeksi khusus

18
dalam menggunakannya, seperti film projector untuk memproyeksikan
film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead
projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi.
b) Media yang tidak diproyeksikan, yaitu jenis media yang tidak
membutuhkan alat proyeksi khusus dalam operasionalnya, seperti
gambar, foto, lukisan, dan radio.

2. Media Pembelajaran Video

a. Pengertian Media Pembelajaran Video


Media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan
visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip,
prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap
suatu materi pembelajaran (Cheppy Riyana, 2007:25). Video merupakan
bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar
karena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan
serentak.
Media Video Pembelajaran dapat digolongkan ke dalam jenis media
Audio Visual atau media yang dapat dilihat atau didengar. Media Audio
Motion Visual (media audio visual gerak) yakni media yang mempunyai
suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat, media ini paling
lengkap. Informasi yang disajikan melalui media ini berbentuk dokumen yang
hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar
melalui projector dapat didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya (video
atau animasi).
Jadi, media video untuk menghasilkan video pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas dengan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan

19
informasi bersifat informasi dan bersahabat dengan penikmatnya termasuk
kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan
secara representatif.
b. Kelebihan Media Pembelajaran Video
Menurut Uno (2011: 135) “manfaat dalam peggunaan media video
pembelajaran, yaitu video dapat memanipulasi waktu dan ruang sehingga
siswa dapat diajak melanglang buana ke mana saja walaupun dibatasi dengan
ruang kelas”. Video juga dapat menampilkan objek-objek yang terlalu kecil,
terlalu besar, berbahaya, atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh siswa.
Kemampuan media video juga dapat diandalkan pada bidang studi yang
mempelajari keterampilan motorik dan melatih kemampuan kegiatan.
Sadiman (2009: 74-75) mengungkapkan beberapa kelebihan media video
dalam pembelajaran yaitu:
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan luar lainnya.
2) Penonton atau siswa dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau
spesialis.
3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,
sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian siswa
pada penyajiannya.
4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulangulang.
5) Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek
yang berbahaya.
6) Keras lemahnya suara bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
komentar yang akan didengar.
7) Guru bisa mengatur di mana akan menghentikan gerakan gambar yang
akan diperjelas informasinya.
8) Ruangan tidak peru digelapkan waktu menyajikannya

20
c. Kekurangan Media Pembelajaran Video
Kemudian kekurangan dari penggunaan media pembelajaran berbasis
video ini menurut Daryanto (2010: 90) beberapa kelemahan media video
pembelajaran, yaitu:
1) Fine details, tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-
kecilnya.
2) Size information, tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang
sebenarnya.
3) Third dimention, gambar yang ditampilkan dengan video umumnya
berbentuk dua dimensi.
4) Opposition, artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan
timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihat.
5) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk
menampilkannya.
6) Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Dari pendapat diatas selain memiliki banyak kelebihan, media berbasis
video juga memiliki kelemahan atau keterbatasan. Dalam penelitian video
tidak dapat menampilkan ukuran objek yang sebenarnya, material pendukung
video juga membutuhkan alat proyeksi seperti LCD proyektor,
komputer/laptop, speaker, roll kabel, dan memerlukan biaya yang tidak sedikit
bila membuat media ini atau mengadakan media video pembelajaran ini.
d. Karakteristik Media Pembelajaran Video
Karakteristik media video pembelajaran untuk menghasilkan video
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas
penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan
karakteristik dan kriterianya (Cheppy Riyana, 2007:8), yaitu:
1) Kejelasan Pesan

21
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran
secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga
dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang
dan bersifat retensi.
2) Berdiri Sendiri
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau
tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3) Akrab dengan Pemakai
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti,
dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi bersifat membantu
dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
4) Representasi Inti
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau
demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sains dapat
dibuat menjadi media video.
5) Visualisasi
Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi,
sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan
bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau, dan berbahaya apabila langsung
dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi.
6) Kualitas Resolusi Tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rekayasa
digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap speech sistem
komputer.
7) Dapat Digunakan secara Individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara
individual, tidak hanya dalam pebelajaran di sekolah, tetapi juga di rumah.

22
Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang
bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari
narator yang telah tersedia dalam program.

3. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar


Slameto (2010: 180) mengemukakan minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada terpaksaan
menyuruh. Pendapat Djaali (2004: 122) “Minat adalah perasaan yang ingin
tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu”. Sedangkan menurut
Singer (1991: 25) minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi
keberhasilan suatu proses. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
minat adalah suatu rasa suka yang lebih yang diperlukan untuk sebuah
keberhasilan dalam sebuah proses.
Menurut HC. Whiterington (1972: 10), minat adalah kesadaran
seseorang bahwa suatu situasi yang menyangkut paut dengan dirinya sendiri
ditimbulkan untuk kebutuhan hidupnya. Sedangkan secara bahasa di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 79), minat berarti perasaan yang
menyatakan bahwa satu aktivitas, pelajaran atau objek itu berharga bagi
semua individu. Sedangkan menurut istilah, telah dikemukakan dari beberapa
pengertian di atas dengan kesimpulan minat adalah perasaan yang muncul
akibat adanya kecenderungan dan mengingat terhadap sesuatu secara terus
menerus untuk memperoleh sesuatu dengan usahanya agar dapat tercapai.
2. Jenis Minat
Minat dibagi menjadi beberapa kategori jenis yang memiliki unsur
afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi, dan
kecenderungan hati (Djaali, 2004: 122). Berdasarkan pendapatnya minat
terbagi 6 jenis yaitu:

23
1) Realistis
Minat realistis biasanya menyukai masalah konkret dibandingkan
abstrak. Koordinasi otot yang dimiliki baik dan terampil, tetapi kurang
menyenangi hubungan sosial dikarenakan cenderung kurang mampu
menggunakan media konumikasi verbal.
2) Investigatif
Minat investigatif lebih cenderung berorientasi keilmuan yang pada
umumnya tugas, intropeksi, dan asosial. Minat ini lebih suka bekerja
sendirian, kurang memiliki pemahaman sebagai pemimpin akademik, selalu
ingin tahu, dan kurang menyukai pekerjaan berulang.
3) Artistik
Minat artistik membuat orang cenderung menyukai hal yang bersifat
terstruktur, bebas, bereaksi, kreatif, dan membutuhkan suasana yang dapat
mengekspresikan sesuatu secara individual.
4) Sosial
Orang yag memilik minat sosial lebih memiliki kemampuan verbal
yang baik, terampil dalam bergaul, bertanggung jawaban suka bekerja
kelompok, dan menyukai kegiatan berbagi.
5) Enterprising
Orang dengan minat yang memiliki kemampuan dalam hal
kepemimpinan, percaya diri, semangat tinggi, agresif, dan aktif.
6) Konvensional
Minat konvensional memiliki komunikasi verbal yang lebih bagus
daripada lainnya, lebih tertib, tepat waktu dan suka segala hal yang
berhubungan dengan angka.
3. Faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat sebagai salah satu pendorong dalam proses belajar tidak muncul
dengan sendirinya tetapi ada faktor yang menimbulkan minat siswa terhadap

24
yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan pendapat dari Sumardi Suryakarta
(2009:15), faktor tersebut antara lain:
1) Situasi Belajar
Minat akan tumbuh dari suatu yang telah diketahui melalui situasi
belajar yang menarik untuk menimbulkan perhatian siswa.
2) Pengetahuan
Dengan bertambahnya pengetahuan, minat akan timbul untuk
mempelajarinya yang berhubungan erat dengan dorongan, motif
dan respon emosional diri.
3) Pengalaman
Dapat diketahui dari pengalaman perlu adanya usaha untuk
menyelesaikan sesuatu yang berlandaskan kesanggupan dalam
bidang tertentu akan mendorong ke usaha mencapai sukses dalam
batas kemampuan yang dimiliki. Minat siswa akan bertambah jika
mengalami peristiwa yang terjadi, dengan peristiwa tersebut siswa
akan mempelajari itu untuk mencapai tujuan tertentu.
4) Bahan Media Pelajaran
Bahan media pelajaran dapat mempengaruhi minat siswa dengan
adanya daya tarik untuk dipelajarinya. Siswa akan memperoleh
kepuasan pelajaran dari bahan yang menarik, lebih mudah
dipelajarinya dan dapat disimpan olehnya.
5) Sikap Guru
Sikap guru yang diperlihatkan kepada siswa ketika mengajar
memegang peranan penting dalam membangkitkan minat siswa.
Guru yang tidak disukai oleh siswa akan sukar merangsang
timbulnya minat siswa dalam belajar dan prestasi.
6) Cita-cita

25
Suatu dorongan yang besar pengaruhnya dalam minat belajar. Cita-
cita merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan yang
mendorong energi psikis minat untuk belajar. Bagi siswa yang
memiliki cita-cita tinggi, maka minat belajarnya akan lebih daripada
minat siswa lain yang tidak mempunyai cita-cita.
7) Keluarga
Orang tua adalah orang terdekat dalam diri siswa oleh karena itu,
keluarga juga sangat besar pengaruhnya dalam menentukan minat
belajar siswa. Dengan keadaan keharmonisan keluarga akan lebih
mendorong minat siswa untuk belajar.
4. Indikator Minat
Pada umumnya minat siswa terhadap pembelajaran akan diekspresikan
melalui kegiatan yang berkaitan dalam kelas. Sehingga untuk mengetahui
indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisis kegiatan yang
dilakukan dalam kelas. Dengan demikian untuk menganalisis minat belajar
dapat digunakan beberapa indikator minat sebagai berikut (Ngalim Purwanto,
2000: 84):
1) Ketertarikan untuk belajar
Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia memiliki
perasaan ketertarikan terhadap belajar tersebut. Siswa yang
berminat terhadap bidang studi tertentu, maka ia akan merasa
tertarik dalam mempelajarinya. Ia akan rajin belajar dan terus
mempelajari semua ilmu yang berhubungan dengan mata
pelajaran tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh
antusias tanpa ada beban dalam dirinya.
2) Perhatian dalam belajar
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang
terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan

26
mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi, siswa akan
mempunyai perhatian dalam belajar, jiwa dan pikirannya terfokus
dengan apa yang dipelajarinya.
3) Motivasi belajar
Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan
secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan
perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan yang diharapkan
dalam situasi belajar yang interaktif.
4) Pengetahuan
Selain dari perasaan senang dan perhatian, untuk mengetahui
berminat atau tidaknya seorang siswa terhadap suatu pelajaran
dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang
berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan mempunyai
pengetahuan yang luas tentang pelajaran tertentu sehingga
akhirnya kualitas belajarnya pun meningkat, yang akhirnya akan
dapat mendorong siswa untuk memperoleh indeks prestasi yang
tinggi dalam belajar.

Minat berpean signifikan dalam proses pembelajaran, dimana


ketidaksesuaian antara media pembelajaran dan minat siswa dapat
menghambat efektivitas belajar. Dalam situasi di mana siswa menunjukkan
kurangnya minat, perlu dilakukan upaya untuk merangsang minat tersebut,
salah satunya melalui pengembangan media pembelajaran yang menarik guna
meningkatkan motivasi belajar siswa.
5. Cara Membangkitkan Minat
Menurut Simanjuntak (1995:58) cara membangkitkan minat belajar
siswa diperlukan beberapa syarat yaitu belajar harus menarik
perhatian,penjelasan materi dari yang sukar ke mudah, dan penggunaan alat

27
peraga serta media pembelajaran. Langkah untuk membangkitkan minat
belajar (Hardjana, 1994: 88-89), yaitu:
1) Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana.
2) Mengarahkan perhatian untuk pencapaian tujuan.
3) Membuat kegiatan belajar mengajar menjadi menarik.
4) Memandang kegiatan belajar mengajar menjadi penting.
5) Mengurangi hal-hal yang mengganggu perhatian belajar.
6) Mencari kepuasan dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan pendapat dari para ahli bahwa yang harus dilaksanakan
sebagai usaha membangkitkan minat belajar siswa antara lain merumuskan
tujuan pengajaran, penyusunan alat evaluasi pembelajaran,menetapkan
kegiatan belajar mengajar, dan merencanakan strategi pembelajaran dengan
menggunakan model dan media yang tepat.

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial


Ilmu Pengertahuan Sosial adalah perpaduan dari beberapa disiplin
ilmu sosial ( sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, dan
psikologi sosial). Yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
dengan pendidikan tinggi. Adapun kajian dari ruang lingkup IPS meliputi: a)
substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat yang
bersifat teoritis, dan b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan
masyarakat yang bersifat praktis. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus
diajarkan secara terpadu, karena hakekat pembelajaran IPS tidak hanya
bersifat teoritis tetapi juga praktis. Menurut Somantri (2001:79) Pendidikan
IPS dalam kepustakaan asing disebut dengan berbagai istilah seperti Sosial
Studies, Sosial Education, Citizenship Education dan Sosial Science
Education.

28
Menurut Winataputra (2003:132) bahwa pendidikan IPS adalah suatu
penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin ilmu lainya
serta masalah-masalah yang terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar
menengah.Menurut UU pasal 37 No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas
(2003:86) bahwa bahan kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain ilmu bumi,
sejarah, ekonomi, kesehatan dan sebagainya. Menurut Sapriya (2008:9) bahwa
IPS adalah penyederhanaan dan adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan secara ilmiah
dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
kepustakaan asing disebut social studies. Bahan kajian ilmu pengetahuan
sosial, antara lain ilmu bumi, sejarah, ekonomi, antropologi dan sebagainya
dipadukan dan dilolah secara didaktis-pedagogis sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa serta disederhanakan dari disiplin ilmu-ilmu sosial untuk
tujuan pendidikan nasional
b. Hakikat Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial adalah program pendidikan yang
mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Ilmu pengetahuan sosial Menurut Winataputra (2003:132) bahwa pendidikan
IPS adalah suatu penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan
disiplin ilmu lainya serta masalah-masalah yang terkait yang diorganisasikan
dan disajikan secara ilmiah psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat
dasar menengah.
Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan dari mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS
merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan materi yang terpilih dari
ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk kepentingan pengajaran kepada siswa.

29
IPS mengkaji seperangkat peristiwa,fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS yang diberikan di SD/MI
memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui pelajaran
IPS, anak di arahkan untuk menjadi warga negara yang demokratis,
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
c. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah
kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara
yang baik dan bertanggung jawab. Ilmu pengetahuan sosial adalah kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kretaif dan mandiri. Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional, dan global.

Pencapaian tujuan IPS dapat dimilki oleh kemampuan siswa yang standar
dinamakan denagn Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi Dasar

30
(KD).Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang secara nasional harus
dicapai oleh siswa dan menjadi acuan pengembangan kurikulum disetiap satuan
pendidikan.

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Asma (2017) yang berjudul


"EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP
HASIL BELAJAR PPKN PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR
INPRES KARUNRUNG KOTA MAKASSAR". Penelitian ini untuk
mengetahui penggunaan media pembelajaran audio visual terhadap hasil
belajar PPKn, Maka untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan
penelitian. Data penelitian diperoleh melalui tes awal (pretest), pemberian
perlakuan (treatment), tes akhir (posttest) dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis data statistik deskriptif dan analisis
data statistik inferensial.Hasil analisis statistik deskriptif dan analisis
inferensial. Pada analisis deskriptif nilai yang didapat pada pretest 47,02 dan
posttest 71,97, pada analisis inferensial dengan menggunakan uji-t diperoleh
tHitung= 18,61 dan tTabel = 1,69 maka diperoleh tHitung > tTabel atau 18,61
> 1,69, begitu juga dengan observasi aktifitaspeserta didik mengalami suatu
perubahan.
Persamaan dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran yang
digunakan,metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan.
Perbedaan pada penelitian ini yaitu terdapat pada sampel yang digunakan dan
mata pelajaran yang digunakan,Sera variabel terikat(hasil belajar).
2. Penelitian yang dilakukan Sri Utami Dewi (2022) yang berjudul "Efektivitas
Penggunaan Media Video Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Peserta
Didik dalam Pembelajaran Tematik Kelas II di SDIT Insan Mulia Kabupaten

31
Bekasi". Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas
penggunaan media video pembelajaran terhadap motivasi belajar peserta didik
pada pembelajaran tematik kelas II SDIT Insan Mulia. Metode penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data
menggunakan angket dan observasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan media video pembelajaran terhadap motivasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran tematik kelas II di SDIT Insan Mulia Kabupaten Bekasi
sudah terlaksana dengan baik,hal tersebut dapat dibuktikan dengan perolehan
ratarata total skor pada skala lima yaitu 4,55.
Persamaan penelitian ini adalah media pembelajaran yang digunakan, teknik
pengumpulan data dan pendekatan yang digunakan. Sedangkan perbedaan
dari penelitian ini yaitu pada variabel terikat (motivasi belajar), sampel dan
tempat penelitian yang digunakan.
3. Penelitian yang dilakukan Zenri Ahmad Zori (2021) yang berjudul
"Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Permainan Tri Zone
MathematicTerhadap Minat Dan Kemampuan Matematis Siswa Kelas VII
Dalam Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Di Smp Negeri 7
Seluma”.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui minat dan kemampuan
matematis siswa serta menguji tingkat keefektivitasan media Tri Zone
Mathematic pada materi.Teknik pengumpulan data dengan Tes soal dan
angket. Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa (1)
terdapat perbedaan antara minat belajar dan kemampuan matematis siswa
yang menyatakan pembelajaran dengan menggunakan media Tri Zone
Mathematic lebih baik daripada pembelajaran dengan konvensional
(ceramah); (2). Media pembelajaran permainan Tri Zone Mathematic
dinayatakan efektif dalam pembelajaran dengan tingkat keefektifan 65,8 atau
berada pada kategori sedang.

32
Persamaan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dan analisis
data yang digunakan. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu media
pembelajaran yang digunakan, sampel dan tempat penelitian.
4. Penelitian yang dilakukan Nurul Hikmah Anwar (2017) yang berjudul
“Efektivitas Media Pembelajaran Pembelajaran Edmodo Terhadap Minat
Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa pada materi fisika di kelas XI.IPA
SMAN 1 Tanete Rilau ”. Penelitian ini merupakan penelitian pre-
eksperimenatl desig. Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa nilai
rata-rata minat belajar siswa pada materi fisika yang diajar dengan media
Edmodo sebesar 86,2 dan yang tidak menggunakan media edmodo sebesar
78,10. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi fisika yang
diajar dengan media Edmodo sebesar 82,5 yang tidak diajar dengan media
edmodo sebesar 75,23. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis statistik untuk
minat belajar siswa yang menunjukkan bahwa thitung yang diperoleh sebesar
7,142 dan ttabel sebesar 2,00, untuk hasil belajar menunjukkan bahwa thitung
yang diperoleh sebesar 4,94 dan ttabel sebesar 2,00. Sehingga thitung > ttabel.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat dan hasil belajar siswa
pada materi fisika yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media
Edmodo dan yang tidak diajar dengan meda Edmodo pada kelas XI IPA
SMAN 1 Tanete Rilau .
Persamaan dari penelitian ini yaitu jenis penelitian, analisis data dan variabel
terikat (minat belajar). Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu terdapat
pada media pembelajaran yang digunakan,materi,Sampel,dan tempat
penelitian digunakan.
5. Penelitian yang dilakukan Yeni Sulfiana (2019) yang berjudul
"EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI
KELAS V MI An-Nur Kota Cirebon". Penelitian ini bertujuan untuk

33
mengetahui adanya Efektivitas Media Audio Visual PadaPembelajaran
Bahasa Indonesia Terhadap Minat Belajar Siswa Di Kelas V MI An-Nur Kota
Cirebon Tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif dengan metode angket dan test. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner atau disebut dengan angket untuk mendapatkan data
tentang Media Audio Visual (X) dan Test untuk mendapatkan data tentang
minat belajar siswa (Y). Hasil dari perhitungan statistik dengan hasil thitung
dan hasilttabel, yang positif antara media audio visual (X) terhadap minat
belajar siswa (Y). Hal ini ditunjukkan oleh Hasil analisis data diketahui bahwa
nilai thitungsebesar 12,353 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian
nilai ttabel pada taraf signifikansi 5%, sehingga diperoeh t tabel sebesar 2,042.
Menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dibandingkan t tabel
(12,353>2,042). Hasil analisis data diketahui bahwa nilai thitungsebesar
diperoleh ttabel (12,353>2,042). Maka Ha dapat diterima. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan media audiovisual siswa kelas V
MI An-Nur Kota Cirebon, hipotesis hasil penelitian dapat diterima.
Persamaan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data yang
digunakan, variabel terikat (minat belajar) yang digunakan. Sedangkan
perbedaan dari penelitian ini yaitu mata pelajaran yang
digunakan,sampel,tempat penelitian yang digunakan.

C. Kerangka Berpikir

Salah satu upaya pendidik untuk meningkatkan minat belajar peserta didik
yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran sangat penting karena bisa mempengaruhi minat
belajar pada peserta didik. Maka dari itu,berikut ini merupakan landasan pemikiran
yang menjadi motivasi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Landasan pemikiran

34
Permasalahan

ini dapat mengarahkan dalam menganalisis data sehingga dapat diketahui manfaat
penggunaan media pembelajaran berbasis video terhadap minat belajar peserta didik.

Minat Belajar Peserta


Didik Yang Masih
Rendah

Solusi

Penggunaan Media
Pembelajaran Berbasis
Video

35
D. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2017:63) adalah perkiraan sementara dari rumusan


masalah yang telah dibuat, dimana rumusan masalah penelitian yang dibuat
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan uraian hipotesis dalam
penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh media pembelajaran berbasis video terhadap minat belajar
peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada peserta didik kelas
VII SMP Al Qodiriyah.
Hasil
H1 : Ada pengaruh media pembelajaran berbasis video terhadap minat belajar peserta
didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada peserta didik kelas VII SMP
Al Qodiriyah.

Minat Belajar Peserta


Didik Meningkat
36
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media


pembelajaran video terhadap minat belajar peserta didik. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis
penelitian pre exsperimental design. Desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
37
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat
terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random
(Sugiyono, 2013). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu jenis One-
Group Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini, hasil perlakuan dapat diketahui
lebih
O1 akurat,
X O2karena dapat membandingkandengan keadaan sebelum diberi perlakuan
(treatment).Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, dan uji
beda(t). Analisis deskriptif kuantitatif yang akan mengambarkan data yang terkumpul
dengan cara mendeskripsikan data secara umum seperti mean,median,dan deviasi
standar untuk masing-masing kelompok. Uji hipotesis t untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran berbasis
video terhadap minat belajar siswa.

One Group Pretest -Posttest Design

Keterangan:
O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan (pretest)

O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan (posttest)

X= perlakuan yang diberikan

Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

a) Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (minat belajar) sebelum


perlakuan dilakukan.

38
b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menggunakan
media pembelajaran (vidio pembelajaran).
c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan dilakukan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMP Al Qodiriyah yang beralamatkan di jl.


Prajurit Syakur Dusun Parirejo RT 05 RW 01 Desa Parijatah Wetan,
Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi,Jawa Timur. Alasan penelitian
memilih tempat penelitian di SMP Al Qodiriyah yakni,di SMP tersebut masih
kurang dalam pemanfaatan penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi,para guru biasanya hanya menggunakan metode ceramah dalam
penyampaian materinya,faktor lain yaitu terdapat pada fasilitas yang kurang
memadai untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih
baik,sehingga para peserta didik sering merasa bosan. Oleh karena itu,peneliti
mengambil tempat penelitian di SMP tersebut untuk meningkatkan minat
belajar peserta didik pada SMP tersebut.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2018:130) adalah lingkungan secara umum
yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki ciri khas dan kualitas
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi yaitu suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulakan bahwa yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP
39
Al Qodiriyah Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Tahun Pelajaran 2023/2024
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2016:118) sampel adalah bagian dari ciri khas dan
jumlah yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah suatu bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Bila populasi
berjumlah besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi tersebut,maka peneliti akan menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut,yang menjadi sampel pada penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMP Al Qodiriyah. Hal ini didasarkan pada
pengambilan sampel yang dilakukan secara sampling purposive yaitu
teknik teknik penentuan Sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun
tujuan dari sampling purposive agar tidak menganggu aktivitas dan jam
pelajaran pada khususnya pada mata pelajaran lain. Peneliti mengambil
sampel dari kelas VII C yang berjumlah 32 orang.

D. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 68:2019). Variabel
dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen (variasi bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab
terjadinya (terpengaruhnya) sedangkan variabel dependen (variabel terikat)
merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen.
(Sugiyono 69:2019)
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
 Variabel Independen (Variabel Bebas)

40
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel
terikat) variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan
media pembelajaran video (X).
 Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen merupakan variabel terikat atau variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen
(variabel bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat
belajar peserta didik (Y).
2. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah definisi operasional variabel pada penelitian ini:
 Media pembelajaran video
Media pembelajaran video merupakan suatu alat yang digunakan pendidik
untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik. Media video ini
merupakan salah satu cara untuk lebih memudahkan para pendidik saat
penyampaian materi,karena dengan adanya media video ini bisa lebih
meningkatkan semangat belajar peserta didik sehingga peserta didik lebih
berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini
terdapat indikator media pembelajaran video yang memiliki:
1. Relevansi
2. Kemampuan guru
3. Kemudahan penggunaan
4. Kebermanfaatan
 Minat belajar
Minat belajar adalah suatu keinginan untuk belajar yang benar-benar ingin
dilakukan oleh seseorang dengan dorongan motivasi. Minat belajar bisa
diartikan sebagai perasaan ingin tahu yang ada pada diri seseorang. Minat
belajar pada penelitian ini dapat dilihat setelah penelitian memberikan tes

41
berupa angket untuk mengetahui seberapa besar minat siswa. Dalam
penelitian ini terdapat indikator minat yang memiliki:
1. Perasaan senang
2. Ketertarikan siswa
3. Perhatian siswa
4. Keterlibatan siswa

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode survei. Menurut
Sugiyono (2018) metode survei merupakan metode yang terdapat dalam penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan sebuah data dan informasi yang
terjadi pada masa lampau maupun sekarang,yang mana dalam metode ini mencakup
mengenai pendapat, keyakinan, karakteristik dan perilaku hubungan variabel untuk
menguji beberapa hipotesis tentang variabel dari sampel yang diambil dari populasi
tertentu. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Dalam instrumen
survei ini harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya validitas dan reliabilitas.
Maka dari itu validitas dan reliabilitas harus diuji. Adapun pengertian uji validitas dan
uji reliabilitas sebagai berikut:

1. Validitas
Suatu instrumen angket diakatakan valid jika dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid (Sukardi, 2005: 121). Untuk mengetahui validitas
angket, menggunakan teknik korelasi product moment dengan angka kasar yang
rumus lengkapnya sebagai berikut:

42
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah siswa
∑x = jumlah skor item
∑y = jumlah skor total
∑x2 = jumlah kuadrat skor item
∑y2 = jumlah kuadrat skor total
∑xy = jumlah perkalian skor item dan skor total
(Suharsimi Arikunto, 1996: 87)
Nilai r hitung dicocokkan dengan r tabel product moment pada taraf signifikan
5%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir angket tersebut valid. Dalam
penelitian ini, pengujian instrumen penelitian dilakukan kepada 42 siswa dalam
dua kelas. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item dalam
instrumen penelitian valid atau tidak. Adapun hasil perhitungan angket uji coba
untuk setiap variabelnya dengan hasil pengolahan data memakai SPSS. Sugiyono
(2010:190) menjelaskan bahwa apabila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau
lebih dari 0,3 maka instrumen dikatakan valid. Jika koefisien antar skor kurang
dari 0,3 maka instrumen dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Uji Reliabilitas instrumen untuk menguji dan mengetahui derajat keajegan
suatu alat ukur. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan (Suharsimi, 2010:239). Pengujian
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach karena
instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala likert. Rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut:

43
Keterangan:

𝑟𝐼𝐼= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑𝑎²𝑏= Jumlah varian butir

𝑎²2𝑡= Varians total

(Surhasimi Arikunto, 1996:239)

Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan hasil uji instrumen menggunakan


pedoman dari Sugiyono (2011:231), sebagai berikut:

Tabel Interprensi Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien alpha lebih dari atau sama dengan 0,700.
Sebaliknya, jika Reliabilitas kurang dari 0,700 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Hasil uji Reliabilitas dengan memanfaatkan program SPSS.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan sebagai berikut:

1. Angket
Sugiyono (2016:199) “Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya”. Angket yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara menyusun suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu hal yang akan di teliti. Dalam hal ini yang akan digunakan untuk
mengungkapkan data variabel adalah angket respon siswa dengan memberikan
tanda ceklist (√) yang berbentuk skala litert pada tempat yang telah di sedikan,
dimana setiap item telah diberikan sejumlah subjek penelitian tinggal memilih

44
mana yang paling tepat sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan berisi 15
pertanyaan pada angket. Cara pemberian skor untuk masing-masing butir
pertanyaan sebagai berikut:
Tabel skor angket

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Cukup Setuju 3

4 Kurang Setuju 2

5 Tidak Setuju 1

Dalam hal ini, peneliti memberikan angket kepada peserta didik kelas VII SMP
Al Qodiriyah Kecamatan Srono Banyuwangi.
2. Observasi
Margono (2007: 158) “bahwa observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data dengan
melakukan pengamatan secara langsung, observasi dilakukan kepada siswa.
Dalam hal ini penulis melakukan observasi kepada siswa kelas VII SMP Al
Qodiriyah Kecamatan Srono Banyuwangi.

G. Analisis Data

1. Uji Normalitas

45
Uji normalitas digunakan untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak.
Data pada uji normalitas diperoleh dari hasil Pretest dan Posttest. Uji normalitas
dilakukan menggunakan program SPSS for wimdows dengan rumus One-Sample
Kolmpogrov Smirnov Test. data berdistribusi normal apabila bernilai Zhitung
lebih kecil dari Ztabel atau signifikansi lebih besar dari 0,5 (P>0,05).
2. Uji N Gain Score
Pada penelitian ini menggunakan analisis eksperimen jenis pre
exsperimental design untuk mengetahui efektivitas penggunaan media
pembelajaran video terhadap minat belajar peserta didik. Untuk mengetahui
efektivitas tersebut digunakan uji N Gain dengan rumus sebagai berikut:
N-GAIN=

Kategori Pembagian N Gain Score

Nilai N Gain Skor

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Kategori Tafsiran Efektivitas N Gain Score

Presentase (%) Tafsiran

< 40 Tidak efektif

40-55 Kurang efektif

46
56-75 Cukup efektif

>76 Efektif

3. Uji Hipotesis (Uji t)


Menurut Ghozali (2017:56) merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar satu pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
perkiraan pada variabel bebas lainnya konstan. Uji t dilaksanakan berdasarkan
taraf signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan pada uji t,yakni sebagai
berikut:
1. t hitung > t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat
2. t hitung < t tabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat
3. Apabila signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
4. Apabila signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

47
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.
Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar, Arsyad.( 2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Cheppy, Riyana. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung: P3AI


Universitas Pendidikan Indonesia.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai tujuan pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Degeng. (2001). Kumpulan Bahan Pembelajaran. Malang: LP3 UM

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodelogi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: CV


Andi Offset.
Wina, Sanjaya. (2013). Penelitian Media Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sukardi. (2007). Metodologi penelitian pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT


Alfabet.

Margono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta
Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

48
Sadiman, Arif S. dkk. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuain Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djaali. (2004). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Sumardi,Suryakarta. (2009). Lingkungan Fisik dan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Mashitoh, D. (2021). HUBUNGAN LITERASI DAN VIDEO TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS KELAS IV. Joyful Learning Journal, 10(2), 108-115.
Imaniya, A., Ulfah, M., & Rosyid, R. (2016). Penggunaan media video dalam
pembelajaran ekonomi studi eksperimen SMA. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 5(1).
Widi I, Shilvina. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Ekonomi Berbasis Video
Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPA 2 Tahun
Ajaran 2016/2017 SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA. Skripsi. Yogyakarta.
Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Hartono,Rudi. 2019. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Video Terrhadap Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP
NEGERI 1 BINAMU. Skripsi. Makassar. Program Sarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Pamungkas, W. A. D., & Koeswanti, H. D. (2021). Penggunaan Media Pembelajaran
Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Profesi Guru, 4(3), 346-354.
Zunaida, D. A. (2022). PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI
INTERAKTIF TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI MENANGGAL 601

49
SURABAYA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA).

50

Anda mungkin juga menyukai