Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) telah menciptakan tradisi dan budaya baru dalam
peradaban umat manusia. Perubahan yang diakibatkan oleh perkembangan TIK ini lebih
dahsyat dibandingkan dengan perubahan dari era pertanian menjadi era industri yang
diawali dengan revolusi Perancis tahun 1789. Diantara perubahan itu adalah TIK dapat
menjadikan dunia maya menjadi nyata dihadapan kita. Dengan hanya termenung di depan
komputer pada tempat yang sepi nan sempit kita dapat membuka cakrawala dunia yang
sangat luas.

TIK yang ditunjang teknologi elektronika mempunyai pengaruh yang sangat luas ke
berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan negatif.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin
terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus
batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan nilai, norma,
aturan, dan moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan moral
kehidupan yang dianut masyarakat. Mensikapi keadaan seperti ini, maka peran pendidikan
sangat penting untuk mengembangkan dampak potitif dan memperbaiki dan mencegah
dampak negatif.

Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan yang tujuannya untuk


mewujudkan sistem pendidikan menjadi lebih berkualitas, dengan kurikulum yang lebih
baik untuk menghasilkan lulusan yang lebih baik pula. Sistem pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuan sistem
pendidikan nasional secara umum adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab. Berdasarkan tujuan ini maka para pengajar
mendapatkan amanat untuk mengembangkan kemampuan lulusan suatu jenjang
pendidikan dalam seluruh aspek kehidupan, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), meliputi
berilmu dan cakap; aspek keterampilan (psikomotor), yaitu kreatif; dan aspek sikap
(afektif), meliputi beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, dan
bertanggungjawab.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
hanya bias dilakukan oleh pengajar yang berkompeten dan profesional. Seperti yang
diisyaratkan dalam Peraturan Perundang-undangan yang baru dan berlaku sekarang, yaitu
pengajar yang sehat jiwa dan raga, dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Selain itu, harus juga memiliki kualifikasi akademik yang tepat dan
menunjukkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.

Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang bertujuan untuk meningkat nilai
sosial, budaya, moral, dan agama peserta didik. Selain itu pendidikan bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan
nyata. Peran pengajar adalah menjadikan peserta didiknya menjadi generasi yang mampu
meningkatkan kapasitas untuk mengembangkan kemampuannya dalam menemukan,
mengelola, dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah
pada dunia nyata dan ikut serta secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat di
lingkungannya.

Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang


untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik. United Nation Education,
Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) salah satu organisasi Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan,
merekomendasikan empat pilar pendidikan, yaitu: 1) learning to know (belajar untuk
mengetahui, 2) learning to do (belajar untuk melakukan), 3) learning to live together
(belajar untuk hidup bersama), dan 4) learning to be (belajar untuk mengembangkan diri).

Dalam menerapkan empat pilar belajar perlu dirancang dan dikembangkan suatu
sistem kurikulum yang tepat. Kurikulum yang tepat itu antara lain disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dewasa ini sedang berkembang
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Untuk itu pengajar memerlukan dukungan
produk TIK, seperti komputer, jaringan internet, multimedia dengan berbagai jenis
programnya dan peralatan pendukung lainnya.

Proses Pembelajaran sebagai bagian penting dari kurikulum hendaknya menjadikan


peserta didik menyerap informasi atau ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajarinya
sebagai bagian dari dirinya. Pembelajaran yang berorientasi pada empat pilar belajar,
mengharuskan perancang kurikulum dan pengajar mengembangkan peserta didik untuk
memiliki rasa percaya diri dan siap hidup di masyarakat sesuai dengan kemampuannya
atau melanjutkkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai bakat dan minatnya.
Pengajar yang profesional dan kompeten serta dukungan sarana dan prasarana TIK akan
dapat mewujudkan hal tersebut.

Pengajar dan peserta didik dituntut untuk untuk menguasai ilmu pengetahuan dan TIK
terkini secara terus menerus. Pengajaran perlu terus menikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar dapat menyampaikan materi pembelajaran yang mutakhir
dan berguna bagi kehidupan peserta didik di masa kini dan masa yang akan dating.
Dengan demikian pembelajaran berbasis TIK sebagai produk dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam sistem pendidikan nasional merupakan suatu
keniscayaan. Dewasa ini telah dikembangkan model-model pembelajaran berbasis TIK
seperti e-learning, virtual learning, computer based training, open and distance learning
dan lain-lain di sekolah-sekolah terutama sekolah lanjutan dan perpengajaran tinggi.

Dari hasil studi penjajagan tentang kemungkinan pemanfaatan internet untuk kegiatan
pembelajaran di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi diketahui bahwa: 1)
masih sedikit jumlah SLTA yang telah dilengkapi dengan fasilitas LAN, 2) perangkat
komputer yang telah dimiliki SLTA pada umumnya masih digunakan terbatas untuk
kepentingan belajar dengan menggunakan komputer (word processing, excel, power
point). Masih sangat sedikit sekolah yang telah menggunakan perangkat komputer dan
fasilitas internet untuk kepentingan pembelajaran (Siahaan, 2002). Hasil studi lainnya yang
dilakukan oleh Anne Lies Ranti dkk., didapatkan kesimpulan bahwa: 1) hanya 20% dari
para peserta didik yang menemui hambatan/kesulitan untuk melakukan akses informasi
melalui internet, dan 2) 25% peserta didik lainnya menemui hambatan/kesulitan dalam
mengirimkan tugas-tugas yang telah mereka kerjakan melalui internet kepada pengajarnya.
B. Permasalahan
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya teknologi komputer internet
sangat cepat merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia terutama yang tinggal di
perkotaan. Kemajuan teknologi informasi ini juga telah mulai banyak dimanfaatkan oleh
berbagai lembaga pendidikan. Di lingkungan sekolah, pengadaan komputer terus
dilakukan baik berupa bantuan pemerintah maupun swadaya sekolah sendiri dari dana
bantuan masyarakat. Dengan demikian jumlah sekolah yang telah dilengkapi dengan
laboratorium komputer terus meningkat.

SMA Negeri 1 Jawilan berdiri tahun 1996 dan sejak tahun ajaran 1997/1998 telah
mulai merintis lab komputer yang dilengkapi dengan 10 unit komputer program WS dan
lotus. Sekarang ini lab komputer SMA Negeri 1 Jawilan telah memiliki 40 unit personal
komputer, fasilitas local area network untuk 20 unit komputer, ruangan ber-AC, koneksi
internet, hotspot area. Sedikitnya ada dua permasalahan yang menantang untuk diteliti
dalam kaitan ini, yaitu:

1. Sudah sejauh mana sekolah dalam hal ini pengajar dan peserta didik memanfaatkan
fasilitas komputer untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran?
2. Dengan memperhatikan fasilitas dan sumber daya manusia yang ada bisakah SMA
Negeri 1 Jawilan dikembangkan menjadi sekolah berbasis TIK?”

C. Prosedur Pemecahan Masalah


Dalam rangka memecahkan permasalahan di atas langkah-langkah yang harus
dilaksanakan dalam pengembangan pembelajaran berbasis TIK di SMA Negeri 1 Jawilan
adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi sarana dan prasarana TIK


Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi sarana dan prasarana yang tersedia
dalam rangka pengembangan pembelajaran berbasis TIK.

2. Identifikasi sumber daya manusia (human resources)


Langkah ini penting karena pengajar adalah manajer dalam kegiatan belajar mengajar.
Terwujudnya pembelajaran berbasis TIK sangat ditentukan oleh kesiapan dan kemauan
pengajar dan didukung oleh kesiapan pegawai tata usaha.
3. Identifikasi kesiapan peserta didik
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kesiapan dan kemampuan
peserta didik dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi.
4. Menentukan langkah-langkah strategis pengembangan pembelajaran berbasis TIK
Dari hasil identifikasi sarana prasarana penunjang TIK, kesiapan SDM, dan kesiapan
peserta didik langkah selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah strategis yang
harus diambil sekolah dalam rangka pengembangan pembelajaran berbasis TIK.

D. Sistematika Penulisan Makalah

Makalah ini terdiri atas tiga bagian, bagian pendahuluan, bagian isi, dan kesimpulan.
Pendahuluan, menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi: latar belakang
masalah, masalah, prosedur pemmecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah.

Isi, memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap
masalah yang diajukan, yang dilengkapi dengan data pendukung serta argumen-argumen
yang berlandaskan pandangan pakar dan teori yang relevan.

Kesimpulan, Bagian ini berisi kesimpulan, yakni makna yang diberikan penulis terhadap
hasil uraian pada bagian isi, yang mengacu pada permasalahan yang diajukan pada bagian
pendahuluan.
BAB II
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

A. Hakekat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)


TIK dalam dunia pendidikan di Indonesia semakin popular seiring dengan lahirnya
Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada
kurikulum ini terdapat penambahan satu mata pelajaran baru yaitu mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Untuk menguraikan kajian teoritis makna TIK
tersebut maka penulis memullai menguraikan dengan dua makna dari konsep tersebut yakni
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi serta keterkaitan diantara kedua konsep
tersebut.

1. Teknologi Informasi
Menurut kamus Oxford (1995) teknologi informasi (Information Technology)
adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk
menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, terutama kata-kata,
bilangan, dan gambar. Menurut Atler, Martin dan Lucas dalam Abdul Kadir (2003:13),
teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk
melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap,
mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau mennampilkan data.
Definisi tersebut lebih dikembangkan oleh Martin (1999) yang memberikan makna
bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (hardware
dan software) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan
juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Menurut Martin
ada keterkaitan erat antara teknologi informasi dan komunikasi, teknologi informasi
lebih pada sistem pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi
untuk mengrimkan informasi (information delivery). Secara umum, Lucas (2000)
menguraikan definisi teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang
diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis,
micro computer, computer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak pemproses
transaksi, perangkat lunak lembar kerja (worksheet) dan peralatan komunikasi dan
jaringan merupakan contoh teknologi informasi.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data,
sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya
sesuai dengan kebutuhan, dan telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan
diakses secara global.
Secara umum teknologi informasi selalu berkaitan dengan dua aspek yaitu
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras
menyangkut pada peralatan yang bersifat fisik, seperti memory, harddisk, keyboard,
printer. Sedangkan perangkat lunak terkait dengan intruksi-instruksi untuk mengatur
perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan instrusi-instruksi tersebut.
Teknologi informasi terdiri dari enam bagian yaitu: 1) teknologi masukan
(input technology) adalah segala perangkat yang digunakan untuk menangkap
data/informasidari sumber asalnya. Contohnya barcode scanner dan keyboard. 2)
teknologi keluaran (output technology), 3) teknologi perangkat lunak (software
technology), 4) teknologi penyimpan (storage technology), 5) teknologi komunikasi
(communication technology), dan 6) mesin pemproses (processing mechine) atau lebih
dikenal dengan istilah CPU (central processing unit).

2. Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari
hardware, software, proses, dan sistem yang digunakan untuk membantu proses
komunikasi agar komunikasi berhasil (komunikatif). Teknologi komunikasi lebih
menekankan pada perangkat elektronik seperti micro-computer, teleconferencing,
teletext, videotext, interactive cable television, dan communication satellite (Effert M.
Rogers, 1986).
a) Micro computer, unit yang berdiri sendiri. Biasanya digunakan individual dengan
menggunakan software-software tertentu. Beberapa komputer dapat dikoneksikan
dengan microcomputer yang lainnya. CPU merupakan perangkat utama
mikrokomputer yang mampu membaca setiap perintah program komputer.
b) Teleconferencing, adalah pertemuan dalam grup kecil berkomunikasi secara
interaktif pada lokasi yang terpisah.
c) Teletext, adalah pelayanan informasi interaktif untuk personal atau permintaan
informasi yang disajikan dalam video/ layar televisi di rumah.
d) Videotext, adalah pelayanan informasi interaktif untuk melayani kebutuhan pribadi
atau permintaan informasi dari sentral komputer dari tampilan video di layar
televisi.
e) Interactive Cable Television, untuk mengirimkan teks dan gambar dengan full video
ke video yang ada di rummah melalui kabel dengan tayangan-tayangan sesuai
permintaan.
f) Communication Satelit, pesan yang disampaikan melalui relay telepon, televisi
penyiaran, dan pesan-pesan yang dikirimkan dari tempat dibelahan dunia manapun.

3. Keterkaitan Teknologi Informasi dan Teknologi Komunkasi

Dari uraian di atas tampak keterkaitan erat antara teknologi informasi dan
teknologi komunikasi. Teknologi informasi menekankan pada pelaksanaan dan
pemprosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil,
memanipulasi, atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat
teknologi elektronik terutama komputer. Sedangkan teknologi komunikasi lebih
menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika pada aspek ketercapaian
tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan
teknologi informasi memenuhi kriteria komunikasi yang efektif. Sebagai contoh
aplikasi TIK adalah videoconference, yang menggunakan teknologi informasi untuk
menghubungkan (networking) antar clien dengan fasilitas internet. Pesan-pesan yang
disampaikan oleh kedua belah pihak diterima, diolah, dianalisis, ditransmisikan, oleh
teknologi informasi sehingga sampai pada masing-masing pihak melalui internet
dengan jaringan satelit atau kabel. Peran teknologi komunikasi adalah mengatur
mekanisme komunikasi antar kedua belah pihak dengan desain komunikasi yang sesuai,
visualisasi jelas, pesan teks, suara, video memenuhi standar komunikasi dan pengaturan
feedback sehingga komunikasi yang berlangsung menjadi dua arah.

Secara lebih ringkas, Martin mengemukakan bahwa teknologi informasi lebih


pada sistem pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk
mengirimkan informasi (information delivery).
B. Aplikasi TIK dalam Pembelajaran di SMA

Pada era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini paradigma pembelajaran
telah bergeser dari pembelajaran tradisional menuju pembelajaran berbasis perkembangan
teknologi. Pembelajaran tidak hanya menggunakan papan tulis saja dan pengajar tidak
hanya berceramah di depan kelas sambil menulis di papan tulis, sementara peserta didik
duduk mendengar dan mencatat. Berbagai media hasil teknologi termasuk didalamnya TV,
VCD, DVD, dan komputer menjadi suatu kebutuhan penting dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang biasanya dilakukan terbatas di ruang kelas dengan jadwal yang telah
ditentukan berkembang menjadi belajar bias kapanpun dan dimanapun. Bahan ajar yang
biasanya lebih fokus pada buku pelajaran dengan menggunakan komputer dan internet
berkembang ke arah memanfaatkan fasilitas jaringan kerja (network).

Sebelum menjelaskan model aplikasi TIK dalam pembelajaran marilah kita lihat
bagaimana peranan TIK dalam pendidikan. Munir (2010) mengemukakan sedikitnya ada
enam peranan TIK dalam pendidikan yaitu: 1) TIK sebagai keterampilan (skill) dan
kompetensi. 2) TIK sebagai infrastruktur pembelajaran. 3) TIK sebagai sumber bahan
belajar. 4) TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran. 5) TIK sebagai pendukung
manajemen pembelajaran, dan 6) TIK sebagai sistem pendukung keputusan.

Penerapan TIK dalam pembelajaran di SMA akan bisa menjadikan pembelajaran yang
lebih aktif, inspiratif/interaktif/inovatif, kreatif/kritis, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM). Pembelajaran berbasis TIK lebih berpusat pada peserta didik (student centered)
guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi guru berperan sebagai
fasilitator yang membantu peserta didik agar mau dan mampu untuk belajar.

Beberapa Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan


pembelajaran dan manajemen sekolah yang dapat dikembangkan di SMA antara lain:

1. Pembelajaran berbasis komputer


Pembelajaran berbasis komputer, yaitu penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam
dunia pendidikan dan pengajaran. Penggunaan komputer secara langsung dengan peserta
didik untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengevaluasi
kemajuan belajar peserta didik. Materi pembelajaran dibuat dalam bentuk power point
atau CD pembelajaran interaktif.

Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran yang digunakan


dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software komputer (CD pembelajaran)
berupa program komputer yang berisi tentang judul, tujuan, materi pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran.

Robert Heinich, Molenda, dan James D. Russel (1985:226) menyatakan bahwa sistem
computer dapat menyampaikkan pembelajaran secara individual dan langsung kepada
para peserta didik dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan ke
dalam sistem computer, inilah yang disebut dengan Pembelajaran Berbasis Komputer.

2. Blended E-Learning
Blended E-Learning adalah pembelajaran terintegrasi/terpadu dengan menggunakan
jaringan internet (Network), intranet (LAN), atau extranet (WAN) – sebagai pengantar
materi, interaksi atau fasilitas. Blended e-learning disebut juga online learning. Pada
pembelajaran model ini pembelajaran dapat disajikan dalam beberapa format (Wulf,
1996), diantaranya adalah: 1) E-mail (pengajar dan peserta didik berinteraksi dalam
pembelajaran dengan menggunakan fasilitas e-mail), 2) Mailing list/grup diskusi, bisa
menggunakan fasilitas email atau fasilitas jejaring social seperti facebook atau twiter, 3)
Mengunggah bahan ajar dari internet, peserta didik dapat mencari bahan ajar melalui
internet untuk menambah pengetahuan tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari. 4)
Pembelajaran interaktif melalui web/blog, 5) interactive conferencing, berupa
pembelajaran langsung jarak jauh.

3. Pembelajaran Berbasis Web.


Sekolah harus menyediakan/membuat website sekolah yang diantaranya berisi materi-
materi pelajaran. Setiap pengajar harus memiliki blog sendiri yang berisi materi
pelajaran yang diajarkan, bisa berkomunikasi tentang materi pelajaran dengan peserta
didik di dunia maya, dengan demikian akan tercipta virtual class room (kelas dunia
maya) yang dapat memotivasi dan menambah wawasan pengetahuan peserta didik.
4. Penilaian berbasis TIK
Penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan pengolahan dan analisis yang akurat,
obyektif, transparan, dan integral agar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu
perlu dikembangkan penilaian berbasis komputer yang bisa diakses oleh peserta didik,
pengajar, dan orang tua.

5. Perpustakaan Digital
Sumber belajar pokok bagi peserta didik adalah buku-buku pelajaran dan buku-buku
referensi yang lengkap. Buku-buku tersebut ada di perpustakaan sekolah. Semakin
banyaknya buku dan banyaknya peserta didik yang memanfaatkan perpustakaan
membutuhkan manajemen perpustakaan yang baik. Salah satu strategi pelayanan
perpustakaan berbasis komputer adalah perpustakaan digital.

6. Aplikasi Data Base Sekolah


Data adalah sumber informasi bagi suatu lembaga yang dapat dimanfaatkan sebagai
laporan hasil kinerja, bahan evaluasi, dan bahan penyusunan program. Data sekolah
harus valid, akurat, dan tersimpan dalam arsip/dokumen untuk dapat dipergunakan
sewaktu-waktu.

C. Kondisi Sekolah dalam Pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK

SMA Negeri 1 Jawilan Kabupaten Serang berdiri sejak tahun 1996. Mulai tahun 2008
SMA Negeri 1 Jawilan telah ditetapkan menjadi Rintisan Sekolah Standar Nasional
(RSSN) harapannya tahun 2012 bisa menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN).

Jarak sekolah yang jauh dari pusat kota (+/- 40km dari kota Serang) menyebabkan
sedikit terhambatnya komunikasi secara langsung. Melalui pengembangan yang diarahkan
pada sekolah berbasis TIK maka jarak tidak lagi menjadi hambatan dalam komunikasi
untuk mengembangkan sekolah.
1. Identifikasi Keadaan Sarana dan Prasarana TIK
KONDISI MASIH
JENIS JUMLAH Spesifikasi
BAIK RUSAK DIBUTUHKAN
Lab. Komputer 1 ruang 80 m2 1 - 1 ruang
Komputer/PC 40 unit Pentium IV 31 9 10 unit
Notebook 2 Pentium IV 2 - 2 unit
LCD/Proyektor 4 Toshiba 1 3 3 unit
Jaringan Internet 1 GB Speedy 1 -
Hotspot/wireless 2 2 -
Audio Classroom 19 set 19 2
Audio Lapangan 1 set 1 -
Lab Bahasa 1 48 m2 - 1 1 ruang
Perpustakaan - - - - 1 ruang
Digital
Telepon 1 Jaringan Telkom
Faximili 1 jaringan Telkom

2. Identifikasi Kompetensi SDM (Human Resources) dalam TIK


Mampu
Jumlah Memiliki Memiliki Memiliki
SDM mengoperasikan
Personil Notebook- email blog/web
computer
PENGAJAR 37 35 22 31 2

Pegawai TU 6 6 1 6 -

3. Identifikasi Kondisi Peserta Didik dalam Pemanfaatan TIK


Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner berupa 10 pertanyaan yang ditujukan kepada
278 peserta didik SMA Negeri 1 Jawilan kelas X dan kelas XI IPA dan IPS pada bulan
Mei 2011 diperoleh gambaran sebagai berikut:
No. Uraian Prosentase Keterangan
1 Peserta didik yang memiliki PC 21,50%
2 Memiliki laptop/notebook 7,52%
3 Memiliki alamat e-mail 72,04%
4 Memiliki account facebook 66,30%
5 Menggunakan HP untuk membuka internet 72,40%
6 Sering mengunjungi warnet 58,06%
7 Membuka internet setiap hari 20,07%
8 Membuka FB di kelas ketika KBM 15,05%
9 Memanfaatkan internet untuk media pembelajaran 76,08%
Selain pengajar TIK, pengajar yang memberi tugas
10 63,08%
dengan menggunakan fasilitas internet

DATA APLIKASI TIK DI SMAN 1 JAWILAN


PENERAPAN TIK
NO. JENIS TIK KET
SUDAH BELUM
Pembelajaran Berbasis Power Point,
1. V -
Komputer CD interaktif
2. Blended E-Learning - V
Pembelajaran Berbasis
3. - V
Web/Virtual class room
4. LAB TIK V - 40 unit PC
5. Penilaian berbasis TIK - V
6. Perpustakaan Digital - V
7. Aplikasi Data Base Sekolah - V
8. Kelas Multi Media V - 1 ruang

Aplikasi TIK yang sudah dikembangkan di SMA Negeri 1 Jawilan adalah:


1. Pembelajaran berbasis komputer
Sebagian besar pengajar sudah menggunakan media komputer dalam pembelajaran,
materi pembelajaran dibuat dan dikembangkan dalam bentuk program power point atau
CD pembelajaran interaktif.

2. Laboratorium TIK
SMA Negeri 1 Jawilan memiliki 1 ruang Lab. TIK ukuran 8 x 10 m 2, ber AC, 40 unit
komputer 20 unit diantaranya link dengan internet.

3. Kelas Multi Media


SMAN 1 Jawilan memiliki 1 ruang kelas multi media, yaitu kelas yang dilengkapi
dengan sarana pembelajaran berupa 1 unit PC, 1 unit LCD, ruangan ber-AC, ada
jaringan internet.

D. Strategi Pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK

Dari hasil identifikasi keadaan saran dan daya dukung SDM serta program program
pengembangan TIK yang telah dilaksanakan maka program prioritas penerapan TIK yang
perlu dikembangkan di SMAN 1 Jawilan adalah:
1. Blended E-Learning
Persiapan yang harus dilakukan untuk merealisasikan e-learning adalah melatih
pengajar dalam memanfaatkan jaringan internet dalam pembelajaran.

2. Pembelajaran Berbasis Web.


Dalam rangka menerapkan pembelajaran berbasis web strategi yang harus
dilaksanakan adalah dengan mengadakan pelatihan pembuatan web/blog bagi pengajar
dan pegawai tata usaha serta mengoptimalkan web sekolah.

3. Penilaian Berbasis TIK


Penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan pengolahan dan analisis yang akurat,
obyektif, transparan, dan integral agar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu
perlu dikembangkan penilaian berbasis komputer yang bisa diakses oleh peserta didik,
pengajar, dan orang tua.

4. Perpustakaan Digital
Sumber belajar pokok bagi peserta didik adalah buku-buku pelajaran dan buku-buku
referensi yang lengkap. Buku-buku tersebut ada di perpustakaan sekolah. Semakin
banyaknya buku dan banyaknya peserta didik yang memanfaatkan perpustakaan
membutuhkan manajemen perpustakaan yang baik. Salah satu strategi pelayanan
perpustakaan berbasis komputer adalah perpustakaan digital.

5. Aplikasi Data Base Sekolah


Data adalah sumber informasi bagi suatu lembaga yang dapat dimanfaatkan sebagai
laporan hasil kinerja, bahan evaluasi, dan bahan penyusunan program. Data sekolah
harus valid, akurat, dan tersimpan dalam arsip/dokumen untuk dapat dipergunakan
sewaktu-waktu.

PROGRAM STRATEGIS PENGEMBANGAN TIK DI SEOLAH


No. Program Pengembangan TIK Kegiatan
1. Pengembangan Blended E-Learning 1. Optimalisasi pemberian tugas
berstruktur dan tidak berstruktur
melalui internet
2. Optimalisasi tugas non test melalui
internet
3. Pendalaman bahan ajar bagi peserta
didik melalui internet
2. Pembelajaran Berbasis Web 1. Workshop membuatan web/blog bagi
pengajar dan TU
2. Update materi pelajaran dalam blog
3. Diskusi interaktif melalui blog
pengajar
3. Penilaian Berbasis TIK 1. Pelatihan/workshop penilaian berbasis
TIK
2. Menyusun data base hasil belajar
peserta didik

4. Perpustakaan Digital 1. Pengadaan alat/sarana melalui


pengajuan bantuan ke dinas pend
kab/prov/pusat
2. Menyiapkan 5 unit PC yang berisi
bahan ajar di perpustakaan
5. Aplikasi Data Base Sekolah 1. Pelatihan pegawai TU
2. Pembuatan data base sekolah
BAB III
KESIMPULAN

Penelitian perkembangan TIK menunjukkan bahwa dalam negara berkembang ada


empat pendekatan bagaimana sekolah-sekolah mengadopsi dan mengaplikasikan TIK.
Keempat pendekatan tersebut adalah:
1. Pendekatan Kemunculan (Emerging)
Sekolah yang baru tahap awal perkembangan TIK menunjukkan pendekatan
kemunculan. Sekolah baru menerima peralatan TIK, administrator dan pengajar baru
menjelajah kemungkinan pemakaian TIK di sekolah. Praktek pembelajaran masih
berpusat pada pengajar.
2. Pendekatan Penerapan (Applying)
Dalam tahap kedua ini, administrator dan pengajar memakai TIK untuk tugas-tugas
yang sudah dijalankan dalam manajemen sekolah dan dalam kurikulum. Pengajar masih
mendominasi lingkungan pembelajaran. Sekolah sudah mulai mengadaptasi kurikulum
untuk meningkatkan penggunaan TIK dalam berbagai subyek area.
3. Menyerap (influsing)
Tahap menyerap sudah mengintegrasikan TIK dalam kurikulum, nampak pada sekolah-
sekolah yang memakai teknologi berbasis komputer dalam laboratorium, ruang kelas,
dan kantor administrasi. Pengajar mencoba cara-cara baru dengan menggunakan
fasilitas TIK untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Pendekatan Transformasi (Transforming)
Dalam tahap ini sekolah memakai TIK untuk memperbaharui kinerja sekolah dengan
cara-cara kreatif. TIK menjadi bagian integral dalam manajemen sekolah dan praktek
pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada peserta didik, dan mengintegrasikan subyek
area dalam aplikasi dunia nyata. Sekolah menjadi pusat pembelajaran dalam
komunitasnya.

SMA Negeri 1 Jawilan dalam perkembangan TIK di sekolah berdasarkan kontinum


pendekatan aplikasi TIK di negera-negara berkembang sudah memasuki tahap pendekatan
menyerap (influsing).
Pengajar dan peserta didik masih belum optimal dalam pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi di sekolah terbukti berdasarkan hasil survey terhadap 287 peserta
didik, baru 63,08 % pengajar selain guru TIK menggunakan fasilitas internet dalam
pembelajaran. Dalam hal ini para pengajar harus lebih meningkatkan lagi pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran seiring dengan program penambahan sarana dan prasarana TIK di
sekolah.

Dari data fasilitas dan SDM yang dimiliki sekolah seperti tergambar pada BAB II
maka dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 1 Jawilan memungkinkan untuk
dikembangkan menjadi sekolah berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
secara bertahap dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Munir, Dr, M.IT. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. CV
Alfabet: Bandung.

Rusman, Dr. M.Pd. dkk (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran.
UPI : Bandung.

Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan KTSP.
Kencana Prenada Media Group : Jakarta.

Padmo Dewai, dkk (2004). Teknologi Pembelajaran, Peningkatan Kualitas belajar melalui
Teknologi Pembellajaran. PUSTEKKOM : Jakarta.

UPI (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai