Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN ICT SEBAGAI MEDIA BERMAIN DAN

BELAJAR

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Anak Usia Dini

Dosen Pengampu: Zamzam Mustofa, S.Pd.I, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 6/PIAUD A
1. Anisatus Zahro 205190004
2. Febri Cahyani 205190013
3. Rifky Hafifatur M. 2051900

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO
2020
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertumbuhan teknologi data serta komunikasi dikala ini memanglah
begitu pesat, dengan harapan kedepannya hendak bawa layanan data serta
komunikasi jadi lebih baik. Pelaksanaan ICT bisa sediakan data dengan
gampang, kilat, serta merata. Memakai ICT bagaikan media belajar serta
mengajar pastinya tidak terdapat batas ruang serta waktu sehingga siapapun
serta dimanapun seorang bisa leluasa mengaplikasikannya. Dengan
menjajaki pertumbuhan era, seluruh suatu juga pula hendak hadapi
pergantian demikian juga dalam bidang pembelajaran. Dalam tingkatkan
sumber energi manusia yang memiliki pengetahuan yang luas serta keahlian
cocok dengan pertumbuhan era hingga teknologi data serta komunikasi
butuh dirancang. Hendak namun bila di lingkup pembelajaran anak umur
dini wajib terdapat pendampingan dari pendidik ataupun orang tua. Anak
merupakan seseorang indiviidu yang berumur 0- 18 tahun hingga sangat
butuh dorongan dari orang- orang dekat paling utama anak umur dini. 1
Implementasi ICT diharapkan sanggup jadi wajah yang baru dalm
dunia pembelajaran anak. Teknologi data serta komunikasi tidak cuma
berfungsi dalam membagikan layanan kepada masnyarakat, melainkan pula
dalam bidang pembelajaran. Pada biasanya, pelaksanaan ICT diberikan kala
anak telah merambah sekolah dasar hingga ke jenjang yang lebih besar.
Buat itu butuh anaknya suatu inivasi yang mana ICT bisa diterapkan di
pendidikan anak umur dini. Dengan terdapatnya pelaksanaan tersebut bisa
memaksimalkan serta mengefektifkan dalam proses belajar serta mengajar.
Kanak- kanak dalam menerima pendidikan cenderung gampang apabila
belajar sembari bermain. Pendidik ataupun orang tua dituntut wajib lebih
kreatif serta berinovasi. Suatu yang menarik serta unik bisa menarik atensi
anak sehingga bisa meningkatkan atensi anak dalam belajar. Demikian juga
pemakaian ICT bisa membagikan motivasi belajar anakdan mewmcahkan

1
H Muhammad et al., “Pemanfaatan Ict Sebagai Media Pembelajaran Dan Informasi Pada Uin
Alauddin Makassar” 6, no. 3 (2011): 127–135, http://yahoo.com.

1
perkara belajar. Anak mempunyai ciri yang unik salah satunya gampang
bosan terhadap sesuatu yang monoton. Tidak hanya itu, anak gampang
teralihkan perhatiannya ataupun susah fokus dalam waktu yang lama.
Selain itu, dengan pemakaian ICT pula bisa membatun pendidik
dalam mengantarkan modul denganan metode yang berbeda dari tadinya.
Pembelajaran anak umur dini hendak hadapi kemajuan dari tahun ke tahun
apabila disediakan sarana yang mencukupi terlebih sarana tersebut
membiasakan dengan pertumbuhan era. Fasilitas- fasilitas tersebut bisa
berbentuk pendidikan menggunana audio visual, animasi, permainan, serta
lain- lain. ada banya sekali media pendidikan. Oleh karena itu, dalam
makalah ini hendak dibahas tentang pelaksanaan ICT bagaikan media
bermain serta belajar anak umur dini.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain.
a. Apa pengertian ICT (Information and Comunication technology)?
b. Apa saja macam-macam media pembelajaran?
c. Bagaimana penerapan ICT sebagai media belajar dan bermain?
d. Bagaimana implikasi penerapan ICT sebagai media belajar dan bermain?

2
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian ICT dan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Sebutan Information and Comunication technology apabila
diterjemahan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai makna teknologi
infornasi serta komunikasi. ICT ialah sesuatu sistem yang terdiri dari data
serta komunikasi. Lucas berkomentar dalam Munir kalau teknologi data
merupakan penerapan wujud teknologi buat mencerna serta memproses data
dalam wujud elektronik. Data yang di informasikan ataupun yang ada dalam
teknologu bisa erupa pesan- pesan yang bermanfaat untuk warga luas.
Sebaliknya teknologi komunikasi, ialah sesuatu perangakat teknologi yang
terdiri dari hardware, aplikasi, proses serta sistem yang digunakan buat
menolong proses komunikasi yang bertujuan supaya komunikasi sukses.2
Teknologi data cenderung memliki kegiatan yang menekankan
pada pemrosesan informasi semacam, menaruh, mengambil, maupun
menunjukkan informasi dengan memakai perangkat- perangkat teknologi
elektronik paling utama PC. Sebaliknya teknologi komunikasi lebih
menekankan pada pemakaian fitur teknologi elektronika serta lebih
menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi.
Dengan demikian, informasi serta data salaing terjalin keterkiatan apabila
diintegrasikan dengan teknologi.

Banyak keuntungan yang bisa diambil dari suatu pertumbuhan


teknologi. Demikian juga, lembaga, industri, apalagi merangkak hingga ke
dunia pembelajaran. Pengenalan teknologi data serta komunikasi telah
dikenalakan semenjak indivifu duduk dibangku sekolah.
Teknologi hendak senantiasa hadapi pergantian dari masa ke masa.
Di mana teknologi muncul buat menanggapi tantangn era misalnya
memecahakan sesuatu kasus ataupun persolan yang lagi terjalin. Teknologi
data serta komunikasi sangat menolong manusia dalama menjakankan
kehidupan. Kehidupan manusia juga hendak hadapi kemudahan.

2
Abdi Susanto, “Pemanfaatan ICT (Informations and Communication Technologies) Dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini,” Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 2 (2017): 230–241.

3
2. Media Pembelajaran
Dalam proses interaksi belajar mengajar tentuan membutuhkan suatu
bagaikan fasilitas penyampaian modul. Pendidik sebaiknya memakai
sesuatu media ataupun fitur terlebih buat pendidikan untuk anak umur dini.
Aktivitas belajar pada anak dicoba dengan bermain. Aktivitas buat
mendapatkan pengetahuan tersebut hendak lebih gampang dilakuakan bila
ada media. Media bagaikan salah satu komponen pendidikan ialah seluruh
berbagai perangsang serta perlengkapan yang disediakan guru buat
mendesak partisipan didik dalam belajar. Media ialah salah satu fasilitas
buat tingkatkan aktivitas pendidikan supaya lebih efisien. Pemakaian media
wajib disesuaikan dengan modul, tata cara ataupun strategi, serta tujuan
yang diharapkan. Spesialnya pendidikan yang ada pada pembelajaran anak
umur dini.
Kata media berasal dari bahasa Latin, medius secara harfiah berarti
tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media merupakan
perantara ataupun pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Bagi Gerlach serta Ely dalam Mursid media merupakan manusia, modul,
ataupun peristiwa yang membangun keadaan yang membuat siswa sanggup
mendapatkan pengetahuan, keahlian, ataupun perilaku. Bagi Mursid, media
dalam pendidikan bisa mempertinggi proses serta hasil belajar siswa yang
dicapainya. Bermacam riset yang dicoba terhadap pemakaian media
pendidikan kalau proses serta hasil belajar pada siswa menampilkan
perbandingan yang signifikan antara pendidikan tanpa media. Pemakaian
media diajarkan buat mempertiggi mutu pendidikan.3
Ada pula tipe media pemebelajran yang umum digunakan antara lain
berikut.4

3
Mursid, “Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini,” in PT Rosdakarya (bandung,
2015).
4
Arief S. Sadiman, “Arief S. Sadiman, Dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). h.6,” Arief S. Sadiman (2010).

4
a. Media Visual
Media visual berperan buat menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima. Pesan hendak di informasikan ke dalam simbol- simbol visual.
Tidak hanya itu, guna media visual merupakan menarik atensi,
memperjelas sajian ilham, menggambarkan kenyataan yang kilat
dibiarkan bila tidak divisualkan. Sebagian yang tercantum media visual
ialah foto ataupun gambar, sketsa, diagram, grafik, kartun, poster, serta
sebagainya.
b. Media Audio
Media audio ialah tipe media yang berhubungan dengan indera
rungu. Pesan yang hendak di informasikan ke dalam lambang- lambang
auditif. Tipe media yang digolongkan media audio ialah radio serta
perlengkapan perekam magnetik.
c. Media Proyeksi Diam
Media visual yang memproyeksikan pesan lewat suatu
perlengkapan dalam wujud tulisan, foto, angka, ataupun apalagi grafis.
Sebagian media proyeksi diam antara lain film bingkai, film rangkai,
OHT, Opaque Prjektor, serta mikrofis.
d. Media Proyeksi Gerak serta Audio Visual
Media yang memproyeksikan pesan lewat suatu perlengkapan
dalam wujud vidio, film, ataupun gabungan secara totalitas dari
multimedia. Media yang masuk kelompok ini merupakan film gerak, film
gelang, program Televisi, serta vidio.
e. Multimedia
Multimedia merupakan penggabungan 2 ataupun lebih format
media yang berpadu semacam bacaan, grafik, animasi, serta vidio buat
membentuk ketentuan data ke dalam sistem PC. Tetapi kelemahan media
ini merupakan wajib didukung perlengkapan mencukupi semacam LCD
projektor serta aliran listrik.

5
f. Benda
Benda- benda yang terdapat di dekat bisa digunakan bagaikan
media pendidikan, baik barang asli ataupun tiruan ataupun miniatur.
Benda- beda ini bisa menolong proses pendidikan dengan baik paling
utama tata cara demontrasi ataupun praktek lapangan.
Ketika pendidik mengaplikasikan suatu media pendidikan,
partisipan didik hendak memperoleh pengalaman belajar yang baru serta
bermacam- macam. Sehingga memicu partisipan didik buat tekun belajar.
Pemakaian media pendidikan berbentuk perlengkapan elektronik hendak
tingkatkan keahlian partisipan didik dalam bidang ilmu teknologi
Bagi Peraturan Pemerintah RI nomor. 74/ 2008 tentang guru pasal
3 menarangkan tentang 4 kompetensi yang wajib dipunyai oleh seseorang
guru ialah kompetensi pedagogik, kompetensi karakter, kompetensi
sosial serta kompetensi handal. Salah satu faktor yang menuntut
seseorang guru mempunyai keahlian dalam menggunakan teknologi
pendidikan, ialah kompetensi pendagogik. Ada banyak sekali media ICT
yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses pendidikan. Tidak
cuma media presentasi, guru dalam proses pendidikan bisa memakai
media online ataupun offline, aplikasi ataupun hardware semacam fitur
laptop ataupun pc, proyektor, media presentasi serta sebagainya.5

3. Penerapan ICT Sebagai Media Belajar dan Bermain Anak Usia Dini
Pembelajaran anak umur dini merupakan pembelajaran yang
diawali dari jenajang yang sangat rendah. Pembelajaran ini diselenggarakan
dalam rangka pembinaan untuk anak semenjak lahir hingga dengan umur 6
tahun. Dicoba dengan pemberian stimulus buat perkembangan serta
pertumbuhan jasmani ataupun rohani dalam diri. Dengan itu, nak- anak
dipersiapkan buat melanjutkan ke jenjang berikutnya, ialah sekolah dasar.

5
Enie Hermanto. Marsudi. Subali, Edy. Hendrajati, “Efektifitas TIK Untuk Peningkatan Mutu
Belajar Mengajar Di PAUD, TK Dan Madrasah Diniyah “Mamba’ul Hisan Dusun Sekargadung, Desa
Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar” (n.d.): 77–84.

6
Pertumbuhan teknologi data serta komunikasi menuntut terciptanya seorang
gemar belajar.
Orang yang gemar belajar bisa dikenal apabila mempunyai rasa
mau ketahui buat berupaya serta mendapatkan data baru. Dengan belajar
bisa membuka pengetahuan pengetahuan anak. Bila anak hadapi kesenangan
belajar hingga hendak lebih gampang membimbingnya. Di masa dikala ini
kanak- kanak telah tidak asing memakai media, semacam hp, ipad, laptop,
serta PC yang tujuannya cuma buat bermain saja. Pengenalan ICT pada
anak dapat dijadikan bagaikan media belajar baik di rumah maupun di
sekolah. Dengan membagikan pengalaman belajar yang nyata sanggup
mengena pada anak buat memperoleh pengetahuan dalam aktivitas bermain.
Oleh sebab itu, dibutuhkan sesuatu media pendidikan yang bisa memotivasi
anak dalam belajar.
Belajar pada anak dicoba dengan bermain. Aktivitas yang sangat
mengasyikkan untuk anak merupakan bermain. Bermain ialah kebutuhan
anak sebab terpaut dengan berkembang kembang. Apabila belajar dicoba
sembari bermain secara tidak langsung anak hendak meperoleh pengetahuan
lewat pengalaman yang mereka bangun. Ada pula tipe perlengkapan
permianan yang bisa dugunakan anak, ialah balok, puzzle, serta lain- lain.
Perlengkapan bermain tersebut bisa diganti berbasis ICT. Misalnya Puzzle
berbasis ICT bisa dijadikan sebgai salah satu media pendidikan. Pendidik
wajib mempersiapkan pendidikan yang hendak di informasikan. Modul
tersebut bisa berbentuk tebak kata, foto, serta huruf apalagi menyusun suatu
foto yang di acak dengan dorongan PC. Anak hendak belajar game dengan
PC semacam menghidupkan PC, memegang mouse, menggeser mouse,
memilah menu game, serta berupaya berupaya game yang dicoba. Siswa
yang bermain puzzle berbasis ICT mempunyai motivasi belajar yang lebih
baik dibanding dengan siswa yang bermain puzzle konvensional. 6

6
Nurlilawaty, Sri Milfayetti, and Anita Yus, “Pengaruh Bermain Puzzle Berbasis ICT Terhadap
Motivasi Belajar Dan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun,” Jurnal Tematik 8,
no. 3 (2018): 264–273, https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tematik/article/view/12627.

7
Pemakaian PC di sentra bahasa serta matematika bisa lebih fokus
dipergunakan buat meningkatkan atensi literasi serta konsep bilangan.
Pemakaian PC dibantu dengan terdapatnya program aplikasi edugame
spesial, sehingga proses pendidikan tidak monoton cuma pada membaca
novel, menulis di kertas serta berhitung dengan benda- benda konkrit namun
dengan program edugame yang lebih variatif.7
Media pendidikan dengan menerapakan ICT ialah perihal yang
baru dalam dunia pembelajaran. Perihal diakibatkan oleh pertumbuhan era
dikala ini. Industri yang memprodeksui laptop serta PC awal mulanya
mendistribusiakn produknya buat mengkonsumsi pelajar ialah salah satu
jalur untuk dunia pembelajaran dalam menggunakan ICT tersebut dalam
proses pendidikan. Clark dalam Win mengklasifikasikannya media dalam
pendidikan jadi ilmu perspektif, yaitu:
a. Media bagaikan teknologi serta mesin
b. Media bagaikan tutor
c. Media bagaikan perlengkapan sosialisasi
d. Media bagaikan motivator dalam belajar
e. Media bagaikan perlengkapan mental buat berpikir serta memecahkan
permasalahan.8
Proses belajar mengajar pada hakikatnya merupakan proses
komunikasi ialah proses penyampaian pesan dari sumber pesan lewat
saluran ataupun media tertentu kepada penerima pesan. Belajar lewat
pelaksanaan ICT hendak berbeda pada tiap umur pertumbuhan anak. Ada
pula banyak metode buat mengenalkan teknologi pada anak umur dini,
ialah:
a. Umur 0- 2 tahun
Anak mulai belajar mendengar serta memahami sekitarnya ndari
rangsangan yang ditimbulkan lewat gerakan, dan suara. Pemberian IT

7
Wahyu Nandar, “Implementasi PembelajaranBerbasis Teknologi (TI) Di Taman Kanak-Kanak
Bunga Bangsa Islamic School Bekasi Teknologi” 2, no. 1 (2020): 73–83.
8
Susanto, “Pemanfaatan ICT (Informations and Communication Technologies) Dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini.”

8
pada umur anak demmikian bisa lewat multimedia dengan metode
diputarkan lagu- lagu rohani ataupun lagu anak.
b. Umur 3- 4 tahun
Anak mulai mnggunakan kalimat yang nyaris lengkap bisa dilihat
dengan metode mereka menanyakan sesuatu perihal. Bagi Piaget, metode
anak mengajukan persoalan menampilkan pertumbuhan kognitif
seseorang anak. Pada anak yang berasal dari latar balik orang tua otoriter,
anak kurang belajar berdialog, dibanding dalam keluarga yang
demokratis, dimana anak bukan saja belajar mendengar namun pula
didengar.
Oleh karenannya berarti diberikan IT lewat multimedia, dengan
metode semacam pada umur anak 0–2 tahun, namun metode
pembelajarannya sedikit bertambah disesuaikan dengan umur anak yang
sudah bisa menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai
dianjurkan melafalkan ayat- ayat suci Angkatan laut(AL) Qur’ an,
ataupun dikenalkan cerita- cerita Kitab Suci lewat film- film, pasti saja
butuh pendampingan orang tua sehingga bisa nampak sepanjang mana
anak sanggup buat belajar.
c. Umur 5- 6 tahun
Pengenalan dunia IT telah lebih bertambah. Pengenalan bisa
berbentuk pengenalan fitur keras PC (hardware) yang dapat dilihat serta
dipegang langsung oleh anak, misalnya CPU, monitor, mouse, keyboard
serta printer. Pengenalan fitur keras ini pula dilengkapi dengan uraian
guna dari tiap- tiap perlengkapan dengan metode langsung dipraktikkan.
d. Umur 7- 8 tahun
Di umur ini pengenalan dunia IT telah masuk pada tingkatan
program interaktif, dimana anak telah dapat berhubungan dengan
program aplikasi pendidikan.9
Dengan mengandalkan dorongan teknologi baik aplikasi ataupun
hardware semacam PC, aplikasi serta mencermati umur anak

9
Ibid.

9
pengetahuan yang di informasikan hendak gampang diterima. Seseorang
pendidik bisa mempersiapkan modul terlebih dulu serta memodifikasi
semenarik bisa jadi dengan meningkatkan animasi foto bergerak, animasi
bacaan, serta suara. Dengan demikian, belajar hendak terasa
mengasyikkan serta jauh dari kata monoton. Sehingga bisa dengan
gampang buat menggapai tujuan pendidikan yang di idamkan.
Tadinya, proses pembelajaran anak umur dini memakai tata cara
tradisional berbentuk cerita ataupun ceramah dalam mengantarkan
modul. Tetapi, bersamaan dengan berkembangnya ICT pendidik
merasakan bermacam kemudahan di antara lain modul siap tiap dikala,
tampilan lebih menarik, membuat modul pembelajara sekali serta bisa
dipakai berulang kali, sehingga mengirit waktu serta tenaga dan bayaran
dalam persiapan mengajar. Banyak file modul yang dapat ditaruh di
dalam laptop atupun PC yang tiap dikala dapat dibuka kembali serta
dipakai bagaikan bahan mengajar.10
Oleh karena itu, pemanfaatan ICT dalam proses pendidikan butuh
dirancang, direncanakan, dilaksanakan serta senantiasa dievaluasi dari
waktu ke waktu supaya pendidikan PAUD bisa betul- betul optimal pada
penerapan, guna, serta tercapainya tujuan dalam rangka mempersiapkan
generasi bangsa yang pintar serta riang.

4. Implikasi Penarapam ICT dalam Pembelajaran Anak Usia Dini


Pertumbuhan teknologi serta pembangunan yang terus menjadi
pesat dari tahun ke tahun membuat para orang tua pula merasa wajib
membiasakan pertumbuhan anaknya supaya tidak era. Telah bukan perihal
yang baru lagi bila memandang anak sekolah dasar menenteng gadget mahal
buat menghabiskan waktu nya. Kegiatan di luar rumah juga terus menjadi
menurun, sehingga anak hendak hadapi ketergantungan terhadap teknologi
serta pemahaman terhadap area terus menjadi lenyap.

10
D. Herman Dwi Surjono,PH, “Peranan Teknologi Informasi Dan Komunikasi(ICT) Dalam
Peningkatan Proses Pembelajaran Yang Inovatif,” 39–37 :)2012( 66 ‫עלון הנוטע‬.

10
Ada pula dampak-dampak teknologi untuk pertumbuhan anak,
merupakan bagaikan berikut:
a. Anti sosial. Kedatangan teknologi membuat mereka menghindari
pergaulan secara langsung serta perihal ini hendak berikan kesempatan
terhadap indikasi kendala karakter "Anti Sosial" buat berkembang.
b. Kurang empati. Teknologi membuat anak tidak sering mencerna perasaan
nya terhadap kesusahan orang lain. Perihal ini pasti hendak melahirkan
suatu individu yang angkuh serta sombong.
c. Antipati area ataupun alam. Kurang berhubungan dengan alam membuat
anak tidak siuman area. Sementara itu mereka merupakan generasi yang
wajib melestarikan alam serta area buat kelangsungan hidup manusia,
terlebih eksploitasi alam terus menjadi merajalela.
d. Sikap konsumtif. Teknologi yang tumbuh pesat dengan bonus fitur- fitur
yang terus menjadi mutahir, membuat anak senantiasa menuntut
pembaruan gadget serta tidak sempat puas hendak gadget yang di
milikinya.
e. Krisis akhlak serta moral. Terus menjadi canggihnya teknologi membuat
anak dapat mengakses apa saja tercantum pornografi serta kabar kriminal
yang hendak jadi acuan aksi kriminal bagaikan pemecahan pemecahan
permasalahan. Ini di sebabkan proses meniru pada anak sangat besar.
Riset lain tentang akibat ICT dalam perihal ini pengaruh PC terhadap
pertumbuhan intelegensi sudah banyak dicoba oleh para ahli. Pemakaian
PC secara pintar hendak secara timbal balik pengaruhi kecerdasan. PC
sanggup penuhi rasa mau ketahui manusia.11

Pengembangan keahlian anak umur dini dalam ICT wajib


senantiasa dicoba dengan konsep pembelajaran anak umur dini ialah belajar
lewat bermain. Pemanfaatan teknologi dalam PAUD yang layak untuk anak
pasti wajib memikirkan prinsip dalam penyediaan fasilitas serta prasarana
pendidikan untuk anak umur dini, sekalipun dalam praktiknya bisa

11
Susanto, “Pemanfaatan ICT (Informations and Communication Technologies) Dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini.”

11
dikendalikan oleh ataupun dibawah pengawasan pendidik. Tidak hanya itu
fitur ICT yang digunakanpun disesuaikan dengan mencermati pertumbuhan
anak. 12

12
Ibid.

12
C. PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengertian ICT
ICT (Informations and Communication Technologies merupakan
suatu sistem yang terdiri dari sistem informasi dan komunikasi.
2. Media Pembelajaran
Ada pula tipe media pemebelajran yang umum digunakan antara lain
berikut:
a. Media visual
Media visual berperan buat menyalurkan pesan dari sumber ke penerima.
Pesan hendak di informasikan ke dalam simbol- simbol visual
b. Media audio
Media audio ialah tipe media yang berhubungan dengan indera rungu.
Pesan yang hendak di informasikan ke dalam lambang- lambang auditif.
c. Media proyeksi diam
Media visual yang memproyeksikan pesan lewat suatu perlengkapan
dalam wujud tulisan, foto, angka, ataupun apalagi grafis.
d. Media proyeksi gerakan serta audio visual
Media yang memproyeksikan pesan lewat suatu perlengkapan dalam
wujud vidio, film, ataupun gabungan secara totalitas dari multimedia.
e. Multimedia
Multimedia merupakan penggabungan 2 ataupun lebih format media
yang berpadu semacam bacaan, grafik, animasi, serta vidio buat
membentuk ketentuan data ke dalam sistem PC.
f. Benda
Benda- benda yang terdapat di dekat bisa digunakan bagaikan media
pendidikan, baik barang asli ataupun tiruan ataupun miniatur.
3. Penerapan ICT Sebagai Media Belajar dan Bermain Anak Usia Dini
Misalnya Puzzle berbasis ICT bisa dijadikan sebgai salah satu media
pendidikan. Pendidik wajib mempersiapkan pendidikan yang hendak di
informasikan. Modul tersebut bisa berbentuk tebak kata, foto, serta huruf
apalagi menyusun suatu foto yang di acak dengan dorongan PC.
4. Implikasi Penerapan ICT dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
Ada pula dampak-dampak teknologi untuk pertumbuhan anak,
merupakan bagaikan berikut:
a. Anti sosial
b. Kurang empati
c. Antipati area atau lingkungan
d. Sikap konsumtif
e. Krisis akhlak secara moral.

13
DAFTRA PUSTAKA
Herman Dwi Surjono,PH, D. “Peranan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi(ICT) Dalam Peningkatan Proses Pembelajaran Yang
Inovatif.” 39–37 :)2012( 66 ‫עלון הנוטע‬.
Hermanto. Marsudi. Subali, Edy. Hendrajati, Enie. “Efektifitas TIK Untuk
Peningkatan Mutu Belajar Mengajar Di PAUD, TK Dan Madrasah
Diniyah “Mamba’ul Hisan Dusun Sekargadung, Desa Balerejo,
Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar” (n.d.): 77–84.
Muhammad, H, Yusuf Rahim, Jurusan Pendidikan, Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah, Keguruan Uin, Alauddin Makassar, Alamat : Btn, and Agraria
Makassar. “Pemanfaatan Ict Sebagai Media Pembelajaran Dan Informasi
Pada Uin Alauddin Makassar” 6, no. 3 (2011): 127–135.
http://yahoo.com.
Mursid. “Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini.” In PT
Rosdakarya. bandung, 2015.
Nandar, Wahyu. “Implementasi PembelajaranBerbasis Teknologi (TI) Di Taman
Kanak-Kanak Bunga Bangsa Islamic School Bekasi Teknologi” 2, no. 1
(2020): 73–83.
Nurlilawaty, Sri Milfayetti, and Anita Yus. “Pengaruh Bermain Puzzle Berbasis
ICT Terhadap Motivasi Belajar Dan Kemampuan Membaca Permulaan
Anak Usia 5-6 Tahun.” Jurnal Tematik 8, no. 3 (2018): 264–273.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tematik/article/view/12627.
Sadiman, Arief S. “Arief S. Sadiman, Dkk, Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, Dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).
h.6.” Arief S. Sadiman (2010).
Susanto, Abdi. “Pemanfaatan ICT (Informations and Communication
Technologies) Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.” Tarbawy : Jurnal
Pendidikan Islam 4, no. 2 (2017): 230–241.

14

Anda mungkin juga menyukai