NSM 131232040135
Alamat : Kp. Nunuk RT.01 RW. 06 Desa Hegarmanah Kec. Cikancung Cicalengka - Bandung
Pendahuluan
Pendidikan merupakan satu diantara beberapa aspek penting dalam kehidupan manusia.
Sistem pendidikan yang baik dan diterapkan dengan baik adalah kunci mencetak penerus
generasi bangsa yang cerdas, berkarakter, serta berkualitas. Dengan demikian, melalui
pendidikan peradaban yang lebih tinggi dan maju dapat terlahir di tengah masyarakat. Seiring
perkembangan zaman, teknologi menginstruksi berbagai aspek kehidupan termasuk bidang
pendidikan.
Melalui skema digitalisasi, civitas akademika perguruan tinggi memiliki lebih banyak
sumber materi yang luas tanpa dibatasi oleh sekat-sekat pendidikan formal. Digitalisasi mampu
memperluas aksesibilitas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Teknologi informasi atau information technology (IT) mulai diperkenalkan pada dekade
80-an. Istilah ini merujuk pada pengembangan teknologi komputer yang kemudian dipadukan
dengan teknologi komunikasi.
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data. Sementara teknologi
adalah alat, mesin, material, serta proses yang terus dikembangkan dan diaplikasikan untuk
membantu memudahkan manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan.
Dengan demikian, teknologi informasi (TI) meliputi segala hal yang berhubungan
dengan pengolahan data, proses penyaluran/distribusi informasi, manipulasi, hingga
pengelolaan informasi.
Adapun fungsi-fungsi TI antara lain mencakup:
1. Capturing, TI berfungsi sebagai penangkap atau input. Misalnya menerima input dari
keyboard, scanner, microphone, dan teknologi penginput lainnya.
2. Processing, TI berfungsi sebagai pengolah yakni mengkompilasikan catatan rinci
aktivitas sehingga memudahkan pengolahan data yang diinput.
3. Generating, yaitu teknologi berfungsi untuk menghasilkan bentuk informasi yang lebih
terarah dari hasil pemrosesan. Misalnya grafik, tabel, dan sebagainya.
4. Storage, yaitu fungsi penyimpanan data atau informasi. Misalnya pada penggunaan
harddisk, flashdisk, dan sebagainya.
5. Retrieval, yaitu fungsi menelusuri, mendapatkan kembali data yang sebelumnya telah
tersimpan.
6. Transmission, yaitu fungsi mengirim informasi atau data dari satu lokasi ke lokasi lain
melalui jaringan komputer.
Di era globalisasi, pendidikan perlu beradaptasi dengan perubahan pola pikir dan
kebutuhan yang serba cepat, praktis, dan tepat. Kehadiran teknologi informasi mampu
melayani kebutuhan tersebut.
Dengan dukungan TI, siswa dapat mengakses informasi secara luas melalui
pemanfaatan teknologi khususnya internet. Interaksi antara siswa dan guru menjadi lebih
fleksibel dan leluasa.
Teknologi informasi berperan sebagai alat bantu pembelajaran melalui berbagai sarana
komunikasi modern. Misalnya komputer, ponsel, surat elektronik (email), software belajar
online, dan lain sebagainya.
Secara garis besar, peranan teknologi informasi khususnya untuk pendidikan modern antara
lain:
1. Sarana yang membantu dan melengkapi proses belajar mengajar secara praktis dan
modern.
2. Teknologi informasi dan komunikasi bertindak sebagai wahana pembelajaran untuk
menyampaikan materi pendidikan secara cepat, tepat, serta efisien.
3. Sarana yang membantu mengambil, mengolah, menyimpan, hingga menyajikan data
dengan cepat, tepat, dan efisien.
Manfaat TI dapat dirasakan oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu mencakup tenaga
pengajar, peserta didik, serta lembaga pendidikan formal maupun non formal. Berikut adalah
beberapa manfaat TI bagi insan pendidikan:
Pemanfaatan teknologi mampu melayani kegiatan belajar mengajar secara lebih canggih
dengan menyediakan media pembelajaran yang bervariasi. Sebagai contoh, media audio dan
video yang ditampilkan melalui komputer, layar LCD, tablet, atau handphone.
Kehadiran teknologi virtual reality (VR) menawarkan pembelajaran yang semakin canggih.
Kegiatan belajar mengajar dengan virtual reality memberikan pengalaman belajar baru yang
lebih nyata sehingga mampu memberikan pemahaman lebih bagi siswa.
Internet membantu memberikan akses tidak terbatas kepada siswa dan mahasiswa untuk
menggali materi dari berbagai sumber. Aksesibilitas yang luas adalah dukungan penting untuk
pemenuhan rasa ingin tahu.
Sementara itu, pengajar tidak hanya berpegangan pada materi dari buku terbitan lama.
Akan tetapi dapat menyajikan data dan informasi baru sehingga terhubung dengan
perkembangan ilmu pengetahuan terkini
Variasi media pembelajaran perlu didukung oleh penyajian materi yang menarik.
Siswa/mahasiswa mungkin terlalu jenuh dengan materi yang terlalu teoritis sehingga mereka
tidak mendapatkan pemahaman yang riil.
Aktivitas belajar juga dapat dilakukan tanpa terikat waktu. Dengan dukungan teknologi
pengambilan dan penyimpanan yang tersemat dalam komputer, handphone, atau tablet, peserta
didik dapat melanjutkan aktivitas belajarnya kapan saja.
Menurut Indrajit (2011: 32), peranan teknologi informasi dan komunikasi terhadap
proses belajar mengajar di lingkungan institusi pendidikan tinggi seperti universitas, akademi,
sekolah tinggi meliputi 5 hal. Berikut adalah kelima peranan tersebut beserta penjelasannya.
Proses belajar mengajar di lingkungan sekolah akan menghasilkan interaksi antara guru
dan siswa. Interaksi tersebut pada umumnya lebih bersifat satu arah di mana guru menjelaskan
materi sedangkan siswa mendengarkan pemaparan materi.
Di saat yang sama, dosen juga terbantu dalam proses mengajar berkat bantuan
visualisasi yang mencakup teks, audio, dan video. Ini memudahkan dosen menjelaskan materi
yang sulit dideskripsikan.
Teknologi informasi membantu guru kembali ke peran utamanya sebagai fasilitator dan
koordinator. Peran tersebut dijalankan dengan memberikan pertanyaan, perintah, tantangan,
atau pernyataan yang dapat dijawab langsung oleh siswa.
Dengan kata lain, aktivitas pembelajaran yang terjadi tidak lagi berfokus pada guru.
Akan tetapi fokusnya beralih ke tiap individu, dalam hal ini siswa.
Penting sekali bagi dosen dan mahasiswa untuk beradaptasi agar mampu menghadapi
kecepatan tersebut dan mempertahankan daya saing yang dimiliki.
Internet menjadi “senjata” penting yang efektif dan efisien bagi civitas karena
memberikan akses terhadap pembaruan-pembaruan khususnya di bidang ilmu pengetahuan
yang dipelajari.
Pemanfaatan search engine seperti Google membantu dosen dalam menyediakan materi
ajar mutakhir dan berkualitas bagi mahasiswanya. Untuk memudahkan proses pencarian, dosen
dapat menggunakan kata kunci yang relevan sesuai kebutuhan materi ajar.
Terlepas dari kemudahan ini, mahasiswa tetap harus cermat dalam menyaring referensi.
Misalnya hanya mengambil publikasi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai
rujukannya.
Internet tidak hanya menyediakan sumber-sumber dalam format teks. Ada banyak
referensi pengetahuan yang dikemas dalam format multimedia secara menarik, diantaranya:
1. Rekaman audio/video berisi kuliah yang disampaikan oleh dosen dari berbagai dunia. Ini
memungkinkan siswa mempelajari materi berkualitas melalui pembelajaran virtual tanpa
terbatas ruang dan waktu.
2. Animasi 2D/3D tentang fenomena ilmu pengetahuan mempermudah guru dan siswa
mendapatkan ilustrasi yang lebih konkret.
3. Rekaman audio/video yang memaparkan hasil penelitian, pendapat ahli, debat siswa, atau
lainnya.
3. Mengelola Aset Intelektual
Aset intelektual ibarat tulang punggung bagi keberlangsungan hidup suatu perguruan
tinggi. Aset ini dikumpulkan secara kolektif dari masa ke masa melalui proses pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana prinsip Tri dharma pendidikan.
1. Diktat pengajaran
2. Makalah
3. Tulisan karya ilmiah seperti skripsi, tugas akhir, tesis, disertasi
4. Paten
5. Studi kasus
6. Koleksi pustaka, dan sebagainya.
Mengingat pentingnya aset intelektual bagi sebuah perguruan tinggi, maka urgensi
dalam penyimpanan dan pengelolaannya tidak dapat ditunda. Oleh karena itu, penting sekali
untuk mempresentasikan dan menyimpan aset-aset intelektual tersebut dalam format digital.
Contoh digitalisasi aset intelektual perguruan tinggi yang dapat diakses secara luas
misalnya e-library, e-journal, e-laboratory, e-book, dan lain sebagainya. Semua kumpulan aset
digital tersebut bisa didapatkan melalui PC, smartphone, tablet, atau lainnya.
Tugas perguruan tinggi bukan hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar saja.
Melainkan juga menyelenggarakan serangkaian riset atau penelitian di berbagai disiplin ilmu.
Dalam proses penelitian, teknologi informasi menunjang banyak hal, antara lain:
Membantu menyediakan sumber daya referensi lebih banyak secara mudah, cepat,
tepat, dan efisien. Ini berkat adanya referensi digital seperti e-book, e-journal, e-library, dari
seluruh dunia yang dapat diakses kapan saja melalui internet.
b. Komunikasi Virtual
c. Implementasi E-Laboratory
Laboratorium memainkan peranan penting dalam pelaksanaan riset. Saat ini, sebagian
besar laboratorium berupa perangkat digital yang dipersenjatai berbagai aplikasi canggih,
kompleks, dan mahal. Implementasi e-laboratory yang diwujudkan melalui teknologi internet
dan jaringan memudahkan peneliti dalam mengakses serta menggunakan laboratorium secara
jarak jauh.
d. Publikasi
Di era digital, karya tulis atau jurnal akademik tidak harus dipublikasikan melalui
konferensi yang memakan waktu lama serta biaya cukup besar.
Kini peneliti dapat menerbitkan karya tulis atau jurnal ilmiah ke seluruh dunia secara
cepat, tepat, dan efisien. Ini dapat dilakukan dengan mempublikasikan e-book atau e-journal ke
berbagai situs terkemuka sehingga dapat segera dimanfaatkan secara luas.
Internet membuka cakrawala informasi bagi semua penggunanya. Ini juga berlaku bagi
perguruan tinggi yang terhubung ke dunia maya melalui internet sehingga siapapun dapat
berinteraksi secara langsung.
Fenomena ini mendorong terciptanya terobosan-terobosan baru yang dapat dilakukan
oleh pengelola kampus dalam mengembangkan produk pendidikan. Misalnya menawarkan
program e-learning atau pembelajaran virtual.
1. Kuliah umum atau seminar yang dapat diikuti oleh mahasiswa dari kampus manapun
dengan memanfaatkan aplikasi video conference.
2. E-consultancy, yaitu konsultasi secara virtual dengan konsultan profesional.
3. Program e-library, yaitu memberikan hak untuk mengakses perpustakaan digital.
4. Kerjasama e-laboratory dan e-administration.
5. Kerjasama dalam pelaksanaan ujian sertifikasi tertentu melalui mekanisme e-learning dan
e-examination sekaligus memfasilitasi pemberian sertifikat level internasional.
6. Produk berupa koleksi rekaman audio dan video yang dikembangkan oleh institusi
kampus.
7. Pertukaran budaya antar kampus secara virtual, dan lain sebagainya.
Pengembangan produk pendidikan tersebut dapat memanfaatkan aset fisik maupun aset
intelektual milik perguruan tinggi. Penawaran berbagai pengembangan produk tersebut
memberikan manfaat lebih bagi institusi.
Selain itu, manfaat juga diperoleh oleh siapa saja yang menggunakan produk
pendidikan yang ditawarkan. Karena mereka dapat mengakses berbagai sumber daya secara
praktis, cepat, tepat, dengan biaya efisien.
Perguruan tinggi adalah organisasi yang sangat kompleks karena terdiri dari banyak
pemangku kepentingan dengan obyektif berbeda-beda. Itulah mengapa aktivitas operasional
dan administrasinya cukup rumit sehingga membutuhkan bantuan teknologi informasi.
Keputusan yang strategis perlu diambil oleh pejabat-pejabat kampus mulai dari rektor,
direktur, dekan, kepala jurusan, dan seterusnya dalam memecahkan berbagai persoalan.
Untuk mengambil keputusan secara tepat, diperlukan data dan informasi yang tepat
dalam waktu cepat. Dengan aplikasi teknologi informasi, data yang begitu banyak dapat diolah
secara cepat sehingga mempermudah manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
Perguruan tinggi terdiri dari berbagai macam pemangku kepentingan (stakeholder) yang
melakukan komunikasi secara masif setiap harinya. Agar komunikasi berjalan lancar,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi perlu dilibatkan.
Ini juga berlaku pada mekanisme pembayaran gaji dosen atau pegawai lainnya. Melalui
pembangunan sistem teknologi informasi secara tepat, perguruan tinggi dapat melakukan
proses pembayaran secara otomatis dan terintegrasi.
Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan pendekatan top down, dari atas ke bawah.
Tujuan utama sosialisasi ini yaitu untuk menanamkan kesadaran, kepedulian, serta keinginan
civitas akademika agar beradaptasi dengan perubahan pola pikir dan perilaku dunia
pendidikan.
Di samping itu, penting juga untuk membekali segenap civitas akademika dengan
literasi digital untuk mewujudkan digitalisasi perguruan tinggi.
Sebuah tim kerja yang solid perlu dibentuk dan kemudian menyusun perencanaan,
pengadaan, perancangan, pembangunan, penerapan, dan pengembangan teknologi informasi di
lingkungan institusi pendidikan tinggi.
Sementara tim kerja yang dibentuk harus terdiri dari individu yang memiliki kapabilitas
dan pengalaman dalam membangun sistem informasi di perguruan tinggi. Selain itu, juga
memiliki ketertarikan dengan implementasi TI di perguruan tinggi.
Selanjutnya, diperlukan penyusunan roadmap atau peta jalan yang berisi uraian tahapan
pelaksanaan digitalisasi perguruan tinggi untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
3. Mengembangkan Infrastruktur TI
Selain itu, perlu pula mempersiapkan struktur pendukung yang berdiri di atas
infrastruktur untuk menunjang percepatan transformasi digital, misalnya:
1. Menyediakan program pelatihan teknologi informasi bagi civitas akademika mencakup
dosen, mahasiswa, peneliti, karyawan, dan staf.
2. Mengembangkan model insentif yang tepat.
3. Menyusun kebijakan mutu yang sejalan dengan transformasi digital.
4. Evaluasi