Anda di halaman 1dari 14

MEMANFAATKAN KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PENINGKATAN

PEMBELJARAN DAN MANAJEMEN MADRASAH MA AL HASAN

MADRASAH ALIYAH (MA) AL HASAN

NSM 131232040135
Alamat : Kp. Nunuk RT.01 RW. 06 Desa Hegarmanah Kec. Cikancung Cicalengka - Bandung
Pendahuluan

Pendidikan merupakan satu diantara beberapa aspek penting dalam kehidupan manusia.
Sistem pendidikan yang baik dan diterapkan dengan baik adalah kunci mencetak penerus
generasi bangsa yang cerdas, berkarakter, serta berkualitas. Dengan demikian, melalui
pendidikan peradaban yang lebih tinggi dan maju dapat terlahir di tengah masyarakat. Seiring
perkembangan zaman, teknologi menginstruksi berbagai aspek kehidupan termasuk bidang
pendidikan.

Keterlibatan teknologi informasi di dunia pendidikan menghadirkan perubahan dalam


kegiatan proses pembelajaran. Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan lanjutan perlu
menyediakan proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Melalui skema digitalisasi, civitas akademika perguruan tinggi memiliki lebih banyak
sumber materi yang luas tanpa dibatasi oleh sekat-sekat pendidikan formal. Digitalisasi mampu
memperluas aksesibilitas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Pengertian Teknologi Informasi dan Fungsinya

Teknologi informasi atau information technology (IT) mulai diperkenalkan pada dekade
80-an. Istilah ini merujuk pada pengembangan teknologi komputer yang kemudian dipadukan
dengan teknologi komunikasi.

Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data. Sementara teknologi
adalah alat, mesin, material, serta proses yang terus dikembangkan dan diaplikasikan untuk
membantu memudahkan manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan.

Menurut Rusman dkk. (2012), teknologi informasi adalah “serangkaian tahapan


penanganan informasi yang meliputi penciptaan sumber-sumber informasi, pemeliharaan
saluran informasi, penerimaan informasi secara selektif, penyimpanan & penelusuran
informasi, dan penggunaan informasi.”

Dengan demikian, teknologi informasi (TI) meliputi segala hal yang berhubungan
dengan pengolahan data, proses penyaluran/distribusi informasi, manipulasi, hingga
pengelolaan informasi.
Adapun fungsi-fungsi TI antara lain mencakup:

1. Capturing, TI berfungsi sebagai penangkap atau input. Misalnya menerima input dari
keyboard, scanner, microphone, dan teknologi penginput lainnya.
2. Processing, TI berfungsi sebagai pengolah yakni mengkompilasikan catatan rinci
aktivitas sehingga memudahkan pengolahan data yang diinput.
3. Generating, yaitu teknologi berfungsi untuk menghasilkan bentuk informasi yang lebih
terarah dari hasil pemrosesan. Misalnya grafik, tabel, dan sebagainya.
4. Storage, yaitu fungsi penyimpanan data atau informasi. Misalnya pada penggunaan
harddisk, flashdisk, dan sebagainya.
5. Retrieval, yaitu fungsi menelusuri, mendapatkan kembali data yang sebelumnya telah
tersimpan.
6. Transmission, yaitu fungsi mengirim informasi atau data dari satu lokasi ke lokasi lain
melalui jaringan komputer.

Pentingnya Teknologi Informasi untuk Pendidikan Modern

Metode pembelajaran konvensional mengharuskan siswa atau peserta didik bertatap


muka dengan pengajar untuk memperoleh materi pembelajaran. Di era modern, metode seperti
ini menjadi kurang relevan dan tidak efektif.

Dalam pendidikan modern, diperlukan adanya intervensi teknologi informasi untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran baik di tingkat sekolah maupun perguruan
tinggi.

Di era globalisasi, pendidikan perlu beradaptasi dengan perubahan pola pikir dan
kebutuhan yang serba cepat, praktis, dan tepat. Kehadiran teknologi informasi mampu
melayani kebutuhan tersebut.

Dengan dukungan TI, siswa dapat mengakses informasi secara luas melalui
pemanfaatan teknologi khususnya internet. Interaksi antara siswa dan guru menjadi lebih
fleksibel dan leluasa.

Teknologi informasi berperan sebagai alat bantu pembelajaran melalui berbagai sarana
komunikasi modern. Misalnya komputer, ponsel, surat elektronik (email), software belajar
online, dan lain sebagainya.

Artinya dukungan TI memberikan kesempatan kepada pengajar untuk tetap


menyediakan pembelajaran tanpa harus bertatap muka dengan siswanya. Demikian pula, siswa
bisa memperoleh materi, informasi, dan referensi dengan jangkauan lebih luas.
Kehadiran teknologi internet turut membuat implementasi sistem pendidikan menjadi
lebih mudah dan praktis. Ini terlihat dari berkembangnya metode cyber teaching alias
pembelajaran secara virtual yang memanfaatkan internet.

Secara garis besar, peranan teknologi informasi khususnya untuk pendidikan modern antara
lain:

1. Sarana yang membantu dan melengkapi proses belajar mengajar secara praktis dan
modern.
2. Teknologi informasi dan komunikasi bertindak sebagai wahana pembelajaran untuk
menyampaikan materi pendidikan secara cepat, tepat, serta efisien.
3. Sarana yang membantu mengambil, mengolah, menyimpan, hingga menyajikan data
dengan cepat, tepat, dan efisien.

Manfaat Teknologi Informasi untuk Pendidikan Masa Kini

Modernisasi menuntut dunia pendidikan untuk turut berkembang dan beradaptasi


dengan kemajuan. Implementasi TI dalam sistem pendidikan adalah salah satu upaya agar
dunia pendidikan paralel dengan kemajuan zaman.

Manfaat TI dapat dirasakan oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu mencakup tenaga
pengajar, peserta didik, serta lembaga pendidikan formal maupun non formal. Berikut adalah
beberapa manfaat TI bagi insan pendidikan:

 Menyediakan Media Pembelajaran Bervariasi

Dalam praktik pembelajaran konvensional, kegiatan belajar mengajar (KBM) umumnya


hanya mengandalkan buku bacaan atau media tekstual lain seperti lembar kerja atau lembar
fotokopi.

Pemanfaatan teknologi mampu melayani kegiatan belajar mengajar secara lebih canggih
dengan menyediakan media pembelajaran yang bervariasi. Sebagai contoh, media audio dan
video yang ditampilkan melalui komputer, layar LCD, tablet, atau handphone.

Kehadiran teknologi virtual reality (VR) menawarkan pembelajaran yang semakin canggih.
Kegiatan belajar mengajar dengan virtual reality memberikan pengalaman belajar baru yang
lebih nyata sehingga mampu memberikan pemahaman lebih bagi siswa.

 Mengakses Materi Tanpa Batas


Dahulu kita hanya bisa mengandalkan buku dalam mencari materi untuk mendalami
pelajaran tertentu. Selain itu, buku-buku di perpustakaan sekolah dapat menyediakan informasi
tambahan. Sayangnya jumlahnya sangat terbatas.

Internet membantu memberikan akses tidak terbatas kepada siswa dan mahasiswa untuk
menggali materi dari berbagai sumber. Aksesibilitas yang luas adalah dukungan penting untuk
pemenuhan rasa ingin tahu.

Sementara itu, pengajar tidak hanya berpegangan pada materi dari buku terbitan lama.
Akan tetapi dapat menyajikan data dan informasi baru sehingga terhubung dengan
perkembangan ilmu pengetahuan terkini

 Materi Pembelajaran Lebih Menarik

Variasi media pembelajaran perlu didukung oleh penyajian materi yang menarik.
Siswa/mahasiswa mungkin terlalu jenuh dengan materi yang terlalu teoritis sehingga mereka
tidak mendapatkan pemahaman yang riil.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi, pengajar dapat menyajikan materi-materi


yang lebih menarik. Misalnya memberikan konteks yang jelas dan relevan sehingga pembelajar
mendapatkan pemahaman secara komprehensif.

 Metode Mengajar Tidak Monoton

Manfaat teknologi informasi berikutnya adalah membantu pengajar menemukan


berbagai metode mengajar yang lebih segar. Audio dan video berisi materi pembelajaran
hingga software e-learning terbukti memberikan angin segar untuk metode pengajaran.

 Fleksibilitas Aktivitas Belajar

Pemanfaatan komputer atau handphone yang diperkuat internet memungkinkan


aktivitas belajar dapat berlangsung secara fleksibel. Pendidik dan peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara online dan real time dari mana saja.

Aktivitas belajar juga dapat dilakukan tanpa terikat waktu. Dengan dukungan teknologi
pengambilan dan penyimpanan yang tersemat dalam komputer, handphone, atau tablet, peserta
didik dapat melanjutkan aktivitas belajarnya kapan saja.

 Meningkatkan Minat Belajar


Penyajian materi secara beragam yang sejalan dengan metode pembelajaran variatif
adalah modal penting untuk menunjang minat belajar pada peserta didik. Dengan kegiatan
belajar menyenangkan, mereka cenderung lebih menikmati proses pembelajaran.

 Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Teknologi informasi menjadi sarana penting untuk menunjang faktor-faktor pendidikan


dari hulu ke hilir. Mulai dari metode pembelajaran, media pembelajaran, kualitas sumber daya
manusia, hingga menciptakan lingkungan dan suasana akademik yang mendukung.

Pemanfaatan TI secara optimal dan strategis menjadi faktor penting meningkatnya


kualitas pendidikan di era digital dan globalisasi.

Peranan Teknologi Informasi di sekolah

Menurut Indrajit (2011: 32), peranan teknologi informasi dan komunikasi terhadap
proses belajar mengajar di lingkungan institusi pendidikan tinggi seperti universitas, akademi,
sekolah tinggi meliputi 5 hal. Berikut adalah kelima peranan tersebut beserta penjelasannya.

1. Mendukung Aktivitas Pembelajaran di Lingkungan Kampus sekolah

Proses belajar mengajar di lingkungan sekolah akan menghasilkan interaksi antara guru
dan siswa. Interaksi tersebut pada umumnya lebih bersifat satu arah di mana guru menjelaskan
materi sedangkan siswa mendengarkan pemaparan materi.

Dalam prosesnya, dosen biasanya menjelaskan dalam bentuk pendeskripsian secara


lisan dan dibantu tulisan. Sementara siswa diharapkan mampu membayangkan dan menyerap
apa yang dijelaskan oleh guru.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam bentuk ilustrasi berupa multimedia membantu


memudahkan mahasiswa dalam menyerap penjelasan dari dosen.

Di saat yang sama, dosen juga terbantu dalam proses mengajar berkat bantuan
visualisasi yang mencakup teks, audio, dan video. Ini memudahkan dosen menjelaskan materi
yang sulit dideskripsikan.

Teknologi informasi membantu guru kembali ke peran utamanya sebagai fasilitator dan
koordinator. Peran tersebut dijalankan dengan memberikan pertanyaan, perintah, tantangan,
atau pernyataan yang dapat dijawab langsung oleh siswa.
Dengan kata lain, aktivitas pembelajaran yang terjadi tidak lagi berfokus pada guru.
Akan tetapi fokusnya beralih ke tiap individu, dalam hal ini siswa.

2. Memberdayakan Guru dan siswa

Peran TI sebagai pemberdaya tinggi berkaitan erat dengan pesatnya perkembangan


ilmu pengetahuan yang berlangsung cepat. Perkembangan sains mendatangkan tantangan
tersendiri bagi guru dan siswa.

Penting sekali bagi dosen dan mahasiswa untuk beradaptasi agar mampu menghadapi
kecepatan tersebut dan mempertahankan daya saing yang dimiliki.

Internet menjadi “senjata” penting yang efektif dan efisien bagi civitas karena
memberikan akses terhadap pembaruan-pembaruan khususnya di bidang ilmu pengetahuan
yang dipelajari.

Pemanfaatan search engine seperti Google membantu dosen dalam menyediakan materi
ajar mutakhir dan berkualitas bagi mahasiswanya. Untuk memudahkan proses pencarian, dosen
dapat menggunakan kata kunci yang relevan sesuai kebutuhan materi ajar.

Sementara itu, mahasiswa mampu memberdayakan dirinya dengan memanfaatkan situs-


situs web di internet yang menyediakan berbagai jenis sumber atau referensi ilmiah. Mulai dari
jurnal, artikel, e-book, atau lainnya.

Terlepas dari kemudahan ini, mahasiswa tetap harus cermat dalam menyaring referensi.
Misalnya hanya mengambil publikasi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai
rujukannya.

Internet tidak hanya menyediakan sumber-sumber dalam format teks. Ada banyak
referensi pengetahuan yang dikemas dalam format multimedia secara menarik, diantaranya:

1. Rekaman audio/video berisi kuliah yang disampaikan oleh dosen dari berbagai dunia. Ini
memungkinkan siswa mempelajari materi berkualitas melalui pembelajaran virtual tanpa
terbatas ruang dan waktu.
2. Animasi 2D/3D tentang fenomena ilmu pengetahuan mempermudah guru dan siswa
mendapatkan ilustrasi yang lebih konkret.
3. Rekaman audio/video yang memaparkan hasil penelitian, pendapat ahli, debat siswa, atau
lainnya.
3. Mengelola Aset Intelektual

Aset intelektual ibarat tulang punggung bagi keberlangsungan hidup suatu perguruan
tinggi. Aset ini dikumpulkan secara kolektif dari masa ke masa melalui proses pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana prinsip Tri dharma pendidikan.

Adapun sebagian dari contoh-contoh aset intelektual diantaranya:

1. Diktat pengajaran
2. Makalah
3. Tulisan karya ilmiah seperti skripsi, tugas akhir, tesis, disertasi
4. Paten
5. Studi kasus
6. Koleksi pustaka, dan sebagainya.

Mengingat pentingnya aset intelektual bagi sebuah perguruan tinggi, maka urgensi
dalam penyimpanan dan pengelolaannya tidak dapat ditunda. Oleh karena itu, penting sekali
untuk mempresentasikan dan menyimpan aset-aset intelektual tersebut dalam format digital.

TI dalam hal ini berperan sebagai sarana mengakses, mengumpulkan, menyimpan,


mengkategorisasikan, memperbanyak, mendistribusikan, serta memelihara aset-aset intelektual
yang telah didigitalisasi (Indrajit, 2011:37).

Digitalisasi aset-aset intelektual memerlukan infrastruktur memadai dengan


membangun server yang terhubung ke database berisi koleksi aset tersebut. Sehingga nantinya
dapat diakses dan dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika bahkan publik.

Apabila semua perguruan tinggi melakukan digitalisasi aset intelektual masing-masing,


maka konsep “knowledge sharing” terhadap data-data digital dapat terwujud. Hal ini tentunya
akan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan dunia pendidikan.

Contoh digitalisasi aset intelektual perguruan tinggi yang dapat diakses secara luas
misalnya e-library, e-journal, e-laboratory, e-book, dan lain sebagainya. Semua kumpulan aset
digital tersebut bisa didapatkan melalui PC, smartphone, tablet, atau lainnya.

4. Menunjang Proses Penelitian

Tugas perguruan tinggi bukan hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar saja.
Melainkan juga menyelenggarakan serangkaian riset atau penelitian di berbagai disiplin ilmu.

Bagaimanapun, melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir membutuhkan sumber


daya yang tidak sedikit. Selain itu, penelitian juga sering kali memakan biaya tinggi.
Namun, keberadaan teknologi informasi yang terus berkembang dengan cepat
menyediakan kemudahan baru. Sehingga penyelenggaraan beragam penelitian dapat dilakukan
secara efektif dan efisien.

Dalam proses penelitian, teknologi informasi menunjang banyak hal, antara lain:

a. Sumber Daya Referensi

Membantu menyediakan sumber daya referensi lebih banyak secara mudah, cepat,
tepat, dan efisien. Ini berkat adanya referensi digital seperti e-book, e-journal, e-library, dari
seluruh dunia yang dapat diakses kapan saja melalui internet.

b. Komunikasi Virtual

Mempermudah kolaborasi antar peneliti dengan dukungan fasilitas teknologi dan


komunikasi seperti email, chat group, video conference, dan sebagainya. Sehingga peneliti
dapat saling terhubung untuk berkomunikasi, berinteraksi, bertukar pikiran, berkoordinasi
secara virtual.

c. Implementasi E-Laboratory

Laboratorium memainkan peranan penting dalam pelaksanaan riset. Saat ini, sebagian
besar laboratorium berupa perangkat digital yang dipersenjatai berbagai aplikasi canggih,
kompleks, dan mahal. Implementasi e-laboratory yang diwujudkan melalui teknologi internet
dan jaringan memudahkan peneliti dalam mengakses serta menggunakan laboratorium secara
jarak jauh.

d. Publikasi

Di era digital, karya tulis atau jurnal akademik tidak harus dipublikasikan melalui
konferensi yang memakan waktu lama serta biaya cukup besar.

Kini peneliti dapat menerbitkan karya tulis atau jurnal ilmiah ke seluruh dunia secara
cepat, tepat, dan efisien. Ini dapat dilakukan dengan mempublikasikan e-book atau e-journal ke
berbagai situs terkemuka sehingga dapat segera dimanfaatkan secara luas.

5. Mengembangkan Berbagai Produk Pendidikan

Internet membuka cakrawala informasi bagi semua penggunanya. Ini juga berlaku bagi
perguruan tinggi yang terhubung ke dunia maya melalui internet sehingga siapapun dapat
berinteraksi secara langsung.
Fenomena ini mendorong terciptanya terobosan-terobosan baru yang dapat dilakukan
oleh pengelola kampus dalam mengembangkan produk pendidikan. Misalnya menawarkan
program e-learning atau pembelajaran virtual.

Program pendidikan melalui mekanisme e-learning membuka kesempatan bagi siapa


saja yang berminat mengikuti program kuliah lanjutan secara online dan jarak jauh. Selain
program e-learning, produk pendidikan yang dapat dikembangkan misalnya:

1. Kuliah umum atau seminar yang dapat diikuti oleh mahasiswa dari kampus manapun
dengan memanfaatkan aplikasi video conference.
2. E-consultancy, yaitu konsultasi secara virtual dengan konsultan profesional.
3. Program e-library, yaitu memberikan hak untuk mengakses perpustakaan digital.
4. Kerjasama e-laboratory dan e-administration.
5. Kerjasama dalam pelaksanaan ujian sertifikasi tertentu melalui mekanisme e-learning dan
e-examination sekaligus memfasilitasi pemberian sertifikat level internasional.
6. Produk berupa koleksi rekaman audio dan video yang dikembangkan oleh institusi
kampus.
7. Pertukaran budaya antar kampus secara virtual, dan lain sebagainya.

Pengembangan produk pendidikan tersebut dapat memanfaatkan aset fisik maupun aset
intelektual milik perguruan tinggi. Penawaran berbagai pengembangan produk tersebut
memberikan manfaat lebih bagi institusi.

Selain itu, manfaat juga diperoleh oleh siapa saja yang menggunakan produk
pendidikan yang ditawarkan. Karena mereka dapat mengakses berbagai sumber daya secara
praktis, cepat, tepat, dengan biaya efisien.

Peranan Teknologi Informasi dalam Penyelenggaraan Perguruan Tinggi

Aktivitas yang berlangsung di lingkungan kampus tidak terbatas pada kegiatan


pembelajaran. Perguruan tinggi juga terdiri dari manajemen yang melaksanakan
penyelenggaraan serta pengelolaan institusi. Adapun peran TI dalam konteks ini antara lain:

1. Mendukung Aktivitas Operasional dan Administrasi

Perguruan tinggi adalah organisasi yang sangat kompleks karena terdiri dari banyak
pemangku kepentingan dengan obyektif berbeda-beda. Itulah mengapa aktivitas operasional
dan administrasinya cukup rumit sehingga membutuhkan bantuan teknologi informasi.

Untuk mendukung aktivitas operasional dan administrasi, aplikasi TI diperlukan untuk


mengelola front office dan back office. Front office berkaitan dengan manajemen serta tata
kelola kegiatan belajar mengajar mulai penerimaan mahasiswa baru hingga wisuda.
Hal-hal yang termasuk dalam aplikasi front office antara lain:

1. Informasi program studi dan portofolio mata kuliah.


2. Tata kelola penerimaan mahasiswa baru dari awal hingga akhir (pendaftaran sampai
penerimaan).
3. Mengatur jadwal mata kuliah, ruangan, jam mengajar dosen.
4. Tata kelola proses pengambilan mata kuliah bagi mahasiswa.
5. Merekam seluruh kegiatan penyelenggaraan mata kuliah yang mencakup absensi, tes dan
ujian, hasil evaluasi studi, dan lainnya.
6. Tata kelola proses pencetakan dan distribusi hasil studi mahasiswa, dan lain sebagainya.

Sedangkan back office adalah aplikasi yang berkaitan dengan:

1. Pengelolaan aset keuangan perguruan tinggi.


2. Pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan perguruan tinggi.
3. Pengelolaan sarana dan prasarana yang dimiliki perguruan tinggi.
4. Pengelolaan proses pengadaan dan logistik.
5. Pengelolaan berbagai data serta dokumen administrasi digital.
6. Keperluan pemasaran, komunikasi publik, serta penciptaan citra perguruan tinggi
terhadap lingkungan eksternal.
7. Pengelolaan unit-unit independen di lingkungan kampus seperti perpustakaan, koperasi,
pusat pelatihan, dan sebagainya.
8. Pembuatan laporan-laporan yang sifatnya rutin kepada internal maupun eksternal
kampus.

2. Membantu Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan yang strategis perlu diambil oleh pejabat-pejabat kampus mulai dari rektor,
direktur, dekan, kepala jurusan, dan seterusnya dalam memecahkan berbagai persoalan.

Untuk mengambil keputusan secara tepat, diperlukan data dan informasi yang tepat
dalam waktu cepat. Dengan aplikasi teknologi informasi, data yang begitu banyak dapat diolah
secara cepat sehingga mempermudah manajemen dalam proses pengambilan keputusan.

Untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, diperlukan 3 komponen sistem yaitu:

1. Sistem penyimpanan data dan informasi


2. Sistem pengolahan data dan informasi menjadi pengetahuan yang siap digunakan
3. Sistem untuk menyajikan hasil pengolahan data dan informasi ke dalam format yang
mudah dipelajari untuk mempermudah pengambilan keputusan.
3. Menunjang Komunikasi antar Pemangku Kepentingan

Perguruan tinggi terdiri dari berbagai macam pemangku kepentingan (stakeholder) yang
melakukan komunikasi secara masif setiap harinya. Agar komunikasi berjalan lancar,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi perlu dilibatkan.

Komunikasi secara virtual menggunakan komputer, smartphone, hingga tablet antar


civitas akademika perlu didukung oleh infrastruktur teknologi dan aplikasi secara memadai di
lingkungan kampus, yakni meliputi komponen berikut:

1. Hotspot dengan memperhatikan kualitas transmisi, bandwidth, kualitas kinerja operator.


2. Kerjasama dengan berbagai provider.
3. Aplikasi yang dibuat pada jejaring yang dimiliki seperti social networking, virtual
classroom, dan sebagainya.
4. Konten yang ingin diciptakan.
5. Konteks yang mendorong individu untuk melakukan komunikasi seperti pengumpulan
tugas melalui email, polling online, webinar, dan sebagainya.

4. Menjalin Kemitraan Strategis dengan Pihak Luar

Dalam menyelenggarakan aktivitas institusi, perguruan tinggi juga menjalin kerjasama


dengan berbagai pihak eksternal. Dalam konteks ini, peran teknologi informasi juga tidak kalah
penting.

Sebagai contoh, administrasi pembayaran kuliah. Perguruan tinggi biasanya bekerja


sama dengan lembaga perbankan untuk mempermudah mahasiswa dalam melakukan
pembayaran melalui berbagai metode.

Ini juga berlaku pada mekanisme pembayaran gaji dosen atau pegawai lainnya. Melalui
pembangunan sistem teknologi informasi secara tepat, perguruan tinggi dapat melakukan
proses pembayaran secara otomatis dan terintegrasi.

Strategi Percepatan Digitalisasi Perguruan Tinggi

Mewujudkan transformasi digital secara total di lingkungan kampus bukanlah hal


mudah. Ada banyak tantangan yang perlu dihadapi. Diperlukan langkah-langkah strategis agar
implementasi digitalisasi kampus berjalan lancar dan optimal.
1. Sosialisasi

Sosialisasi mengenai perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan tinggi perlu


dilakukan untuk menyampaikan visi misi yakni transformasi digital di lingkungan kampus.

Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan pendekatan top down, dari atas ke bawah.
Tujuan utama sosialisasi ini yaitu untuk menanamkan kesadaran, kepedulian, serta keinginan
civitas akademika agar beradaptasi dengan perubahan pola pikir dan perilaku dunia
pendidikan.

Di samping itu, penting juga untuk membekali segenap civitas akademika dengan
literasi digital untuk mewujudkan digitalisasi perguruan tinggi.

2. Membentuk Tim dan Menyusun Roadmap

Sebuah tim kerja yang solid perlu dibentuk dan kemudian menyusun perencanaan,
pengadaan, perancangan, pembangunan, penerapan, dan pengembangan teknologi informasi di
lingkungan institusi pendidikan tinggi.

Sementara tim kerja yang dibentuk harus terdiri dari individu yang memiliki kapabilitas
dan pengalaman dalam membangun sistem informasi di perguruan tinggi. Selain itu, juga
memiliki ketertarikan dengan implementasi TI di perguruan tinggi.

Selanjutnya, diperlukan penyusunan roadmap atau peta jalan yang berisi uraian tahapan
pelaksanaan digitalisasi perguruan tinggi untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.

3. Mengembangkan Infrastruktur TI

Langkah penting selanjutnya adalah mempersiapkan infrastruktur baik fisik maupun


non fisik untuk mendukung percepatan implementasi transformasi digital di perguruan tinggi.

Jenis-jenis infrastruktur yang perlu disiapkan dan dikembangkan misalnya:

1. Menyediakan koneksi internet nirkabel


2. Ruang server dan pusat data
3. Pusat akses komputasi baik bagi dosen maupun mahasiswa
4. Pusat informasi akademik dan non akademik yang canggih
5. Aplikasi atau software sistem pendidikan tinggi
6. Website yang interaktif, dan lain sebagainya.

Selain itu, perlu pula mempersiapkan struktur pendukung yang berdiri di atas
infrastruktur untuk menunjang percepatan transformasi digital, misalnya:
1. Menyediakan program pelatihan teknologi informasi bagi civitas akademika mencakup
dosen, mahasiswa, peneliti, karyawan, dan staf.
2. Mengembangkan model insentif yang tepat.
3. Menyusun kebijakan mutu yang sejalan dengan transformasi digital.

4. Evaluasi

Implementasi teknologi informasi di institusi pendidikan tinggi pasti menghadapi


banyak tantangan dan rintangan dalam prosesnya. Proses ini merupakan perjalanan panjang
yang tidak mungkin berjalan dengan sempurna.

Untuk itu, evaluasi harus selalu dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan,


rintangan, dan kesalahan apa yang terjadi dalam prosesnya. Sehingga dapat dijadikan bahan
pembelajaran penting untuk melakukan berbagai perbaikan.

Teknologi informasi berperan penting dalam membantu umat manusia memecahkan


berbagai masalah. Dalam konteks perguruan tinggi, pemanfaatan teknologi informasi tidak
hanya bermanfaat untuk pembelajaran tetapi juga penyelenggaraan institusi.

Pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan perguruan tinggi membantu permudah


kegiatan pembelajaran serta penyelenggaraan dan manajemen institusi.

Anda mungkin juga menyukai