Anda di halaman 1dari 1

Senja di batas kota..

Pagiku dimulai dg suara Kokok ayam di malam yang sunyi, kupikir sudah pagi. Tapi, matahari masih
berselimut awan yang gelap. Ku lihat jam didinding, ternyata masih pukul 03.00 pagi. Ku tau ini
waktu yang mustajab untuk berdo’a, jadi tak kusia siakan dengan tidur kembali. Dengan sigap ku
buka selimut dan menuju kamar mandi untuk wudhu lalu kembali ke kamar menunaikan sholat
tahajud.

Damai terasa menyelimuti kalbu, rasanya Rabb ku sedang merindukanku untuk meminta kepada-
Nya. Sembari menunggu azan subuh berkumandang dan menghindari tidur lagi ku manfaatkan
waktuku untuk membaca Kalam ilahi yang penuh dengan petunjuk dari rabbku untuk menjalani hari
hariku.

Pagi pun menyapa, dengan dinginnya udara yang merasuk hingga ke tulang rasanya.. suara kicauan
burung dan ayam bersahut menyambut pagi ini. MasyaAllah.. sungguh luar biasa, maka nikmat
tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?? Itu lah petikan ayat dalam Al-Qur’an. Yang
mengingatkan ku akan selalu bersyukur atas nikmat-Nya.. tasbih tahmid dan takbir tak henti henti
kuucapkan.. sebagai ungkapan rasa syukurku masih bisa memulai hari dengan keceriaan..

Semangat baru pun terukir di kalbu untuk menjalani aktivitas hari ini dengan maksimal. Ku bersiap
untuk menjalani aktivitasku dan tak lupa ibuku selalu menyiapkan sarapan pagi. Ibuku selalu
berpesan “jangan keluar rumah tanpa sarapan”. Selesai sarapan ku bersiap tuk berangkat. Ku
hidupkan sahabat perjalananku. Ya.. motor yang selalu menemaniku kemanapun, bergegaslah aku
berangkat.

Banyak drama yang terjadi di hiruk pikuk jalanan yang riuh bak buih di lautan. Hari hari kulalui
dengan semangat baru. Namun tak jua kutemui titik terang... Apakah aku salah langkah atau
memang takdir tak menginginkan ini tuk terjadi.. ah, sudahlah mungkin ini hanya segelintir batu
sandung yang harus kulalui untuk mencapai tempat itu.

Hari itu matahari sangat terik, pikirku apakah dia sedang marah kepadaku sampai sampai dia tak
memberiku keteduhan.. hahahaha suudzon saja aku ini.. “memanglah manusia tiada hentinya
mengeluh” ucapku. Sabar dan tawakal selalu jadi pegangan ku. Teringat ibuku pernah berkata “
mimpi itu di raih dengan tangan yg terampil nak bukan tangan yang kuat, karena tangan yang kuat
memiliki potensi untuk tidak kuat memikul beban tertentu yang melebihi kapasitas, tapi tangan yang
terampil selalu menyiapkan ide baru untuk menghadapi setiap tantangan”.

Teringat hal itu.. seperti ada suntikan energi exstra yang masuk ke tubuh.. akupun bangkit dan
bergegas melanjutkan perjalananku.. mudah memang berkata tapi kalau sudah dipraktekkan
rasanya sperti mengangkat karung beras dengan tangan yang penuh luka bakar.. huh aku pasti bisa...
Dalam hati aku bergumam... Di perjalan terdengar suara panggilan menuju kemenangan, entah
kenpa hati dan pikiran menuntunku untuk mengarah ke sumber suara. Lalu ku ambil air wudhu dan
sholat Dzuhur berjamaah di tempat itu.. wah damai di rasa dalam pikiran.. selesai sholat, tiba2
terdengar suara kearahku menyebut namaku dengan penuh kelembutan. Ku tolehkan wajahku, dan
tak kusangka ternyata aku bertemu dengan sahabat lamaku yang sudah 5 tahun aku tak jumpa
dengannya..

Anda mungkin juga menyukai