Anda di halaman 1dari 14

EdukasI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935

Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100 87

Sinergi Pendidikan Menyongsong Masa Depan Indonesia Di Era Society


5.0
Komang Novita Sri Rahayu
Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
novirahayu174@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT


The dynamics of educational transformation has developed rapidly,
Received along with the growing technology. This can happen due to the
2021-02-08 existence of systems and learning methods that are supported by the
technology of the digital world. This development is marked by the
Revised determination of the era of globalization (Silfia, 2018). This
2021-03-03 determination of globalization is marked in the industrial era 5.0. The
era of the industrial revolution 5.0 occurred because of the impact of
Accepted the 4.0 revolution. In the era of the industrial revolution 4.0, students
2021-03-18 are required to think critically, therefore, case-based learning or
case-based learning is a method that can be applied to the learning
process. Case-based learning itself is a learning technique centered
on developing students' potential in analyzing a case and providing
problem solving for the case. The solution to solving the case must be
relevant to the reflection of everyday life. Case-based learning aims
to make students accustomed to solving problems in real life
correctly.
Keywords: Era Society 5.0 and Indonesian Education

Dinamika transformasi pendidikan telah berkembang secara pesat,


seiring dengan teknologi yang semakin berkembang. Hal tersebut
bisa terjadi dikarenakan adanya sistem dan metode pembelajaran
yang didukung oleh teknologi dunia digital. Perkembangan
tersebutditandai dengan determinasi era globalisasi (Silfia, 2018).
Determinasi globalisasi ini ditandai dalam era industri 5.0. Era
revolusi industri 5.0 terjadi karena adanya dampak dari revolusi 4.0.
Pada era revolusi industri 4.0 siswa diuntut untuk berfikir kritis oleh
karena itu, pembelajaran case – base Learning atau pembelajaran
berbasis kasus menjadi metode yang bisa diterapkan pada proses
pembelajaran. Case-base Learning sendiri merupakan teknik
This is an pembelajaran yang berpusat pada pengembangan potensi siswa
open access article
under the CC–BY-SA dalam menganalisis suatu kasus dan memberikan pemecahan
license. masalah terhadap kasus tersebut. Solusi pemecahan kasus tersebut
harus relevan dengan refleksi kehidupan sehari-hari. Case-base
learning bertujuan agar siswa terbiasa memecahkan masalah dalam
kehidupan nyata dengan benar.
Kata kunci: Era Society 5.0 dan Pendidikan Indonesia

http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/edukasi Penerbit: STAHN Mpu Kuturan Singaraja


88 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

PENDAHULUAN dirinya dan masyarakat, bangsa dan


Revolusi industri merupakan suatu negara” (Sofian, 2019).
perubahan besar di bidang teknologi yang Adapun hubungan dunia
menyebabkan perubahan di bidang pendidikan dengan revolusi industri 4.0.
lainnya. Revolusi industri dimulai pada adalah dunia pendidikan dituntut untuk
tahun 1750 dan biasa disebut revolusi mengikuti perkembangan teknologi yang
industri 1.0 ketika ditemukan mesin uap. berkembang pesat serta memanfaatkan
Revolusi industri 2.0 dimulai ketika teknologi informasi dan komunikasi
adanya pergantian penggunaan mesin uap sebagai fasilitas lebih dan serba canggih
ke mesin yang menggunakan tenaga untuk memperlancar proses pembelajaran.
listrik. Revolusi industri 3.0 dimulai Selain itu, (Pranaja & Astuti, 2019)
ketika proses produksi sudah mengemukakan diharapkan dengan
menggunakan mesin yang mampu pemanfaatan teknologi informasi dan
bergerak dan dikontrol, mulai komunikasi pola pikir pembelajaran dapat
digunakannya robot sederhana, hingga bergeser dari berpusat pada guru (teacher
penggunaan komputer. Kemudian centered) menjadi berpusat pada peserta
revolusi industri 4.0, di era ini sistem didik (student centered).
diarahkan ke bentuk digital dibantu Menurut (Dewi & Firman, 2019)
dengan jaringan (Annisa, 2021). Indonesia pendidikan 4.0 adalah respon terhadap
saat ini memasuki era revolusi 4.0. kebutuhan revolusi industri 4.0 di mana
Revolusi ini ditandandai dengan manusia dan teknologi diselaraskan untuk
perpaduan teknologi dan mengaburkan menciptakan peluang-peluang baru
garis ruang fisik, digital, serta biologis. dengan kreatif dan inovatif. (Efendi,
Era revolusi industri 4.0 ini semakin 2019)menjelaskan “Tujuan dari
sedikit aktivitas terikat secara fisik pada pendidikan 4.0 tersebut adalah
lokasi geografis. Sebab, semua kegiatan menyiapkan SDM (Sumber Daya
manusia berkonversi dari manual menuju Manusia) yang kreatif dan sesuai dengan
digital (Sumartono & Huda, 2020). tuntutan saat ini dimana dunia sedang
Revolusi industri 4.0 identik dengan menghadapi revolusi industri yang
disruption, disruptive (ketercerabutan) berbasis digital”. (Lukum, 2019)
karena hampir semua ranah kehidupan mengemukakan bahwa pendidikan di era
berkonversi dari manual menuju digital. revolusi industri 4.0 dipandang sebagai
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pengembangan tiga kompetensi besar
mengatakan bahwa “Pendidikan adalah abad ke-21, yakni kompetensi berpikir,
usaha sadar dan terencana untuk bertindak dan hidup di dunia. Kompetensi
mewujudkan suasana belajar dan proses berpikir meliputi berpikir kritis, berpikir
pembelajaran agar peserta didik secara kreatif, dan pemecahan masalah.
aktif mengambangkan potensi dirinya Kompetensi bertindak meliputi
untuk memiliki kekuatan spiritual komunikasi, kolaborasi, literasi digital dan
keagamaan, pengendalian diri, literasi teknologi. Sedangkan kompetensi
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, hidup di dunia meliputi inisiatif,
serta keterampilan yang diperlukan mengarahkan diri, pemahaman global
serta tanggung jawab sosial. Era ini akan
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 89
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

menginduksi revolusi pendidikan menjadi (Undang-Undang Republik Indonesia


pendidikan 4.0 yang menuntut perubahan Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
yang fundamental dalam proses Era super smart society (society
pembelajaran. 5.0) sendiri diperkenalkan oleh
Dinamika transformasi pendidikan Pemerintah Jepang pada tahun 2019, yang
telah berkembang secara pesat, seiring dibuat sebagai antisipasi dari gejolak
dengan teknologi yang semakin disrupsi akibat revolusi industri 4.0, yang
berkembang. Hal tersebut bisa terjadi menyebabkan ketidakpastian yang
dikarenakan adanya sistem dan metode kompleks dan ambigu (VUCA).
pembelajaran yang didukung oleh Dikhawatirkan invansi tersebut dapat
teknologi dunia digital. Perkembangan menggerus nilai-nilai karakter
tersebutditandai dengan determinasi era kemanusiaan yang dipertahankan selama
globalisasi (Silfia, 2018). Determinasi ini. Dalam menghadapi era society 5.0,
globalisasi ini ditandai dalam era industri dunia pendidikan berperan penting dalam
5.0. Era revolusi industri 5.0 terjadi karena meningkatkan kualitas SDM. Selain
adanya dampak dari revolusi 4.0 pendidikan beberapa elemen dan
(Indramawan & Hafidhoh, 2019). pemangku kepentingan seperti
Masyarakat 5.0 dapat dimaknai sebagai pemerintah, Organisasi Masyarakat
masyarakat yang di mana setiap (Ormas) dan seluruh masyarakat juga
kebutuhan harus disesuaikan dengan turut andil dalam menyambut era society
standar gaya hidup (life stlye) setiap 5.0 mendatang.
masyarakat serta pelayanan produk yang Saat ini pendidikan di Indonesia
sudah berkualitas tinggi dan memberi rasa memasuki era 4.0. Trand pendidikan
nyaman terhadap semua orang. Indonesia saat ini yaitu online learning
Society 5.0 atau bisa diartikan (Ahmad, 2018) yang menggunakan
masyarakat 5.0 merupakan sebuah konsep internet sebagai penghubung antara
yang dicetuskan oleh pemerintah Jepang. pengajar dan murid. Perkembangan
Konsep society 5.0 tidak hanya terbatas teknologi rupanya menjadi peluang bisnis
untuk faktor manufaktur tetapi juga dibidang pendidikan dengan mendirikan
memecahkan masalah sosial dengan bimbel berbasis online (Syarizka, 2019).
bantuan integrasi ruang fisik dan virtual Selain itu perkembangan teknologi juga
(Skobelev & Borovik, 2017). Society 5.0 mengubah tatanan pendidikan di
memiliki konsep teknologi big data yang Indonesia sebagai contohnya 1) sejak
dikumpulkan oleh Internet of things (IoT) tahun 2013 sistem ujian nasional berubah
(Hayashi) diubah oleh Artifical dari paper based test menjadi online based
Inteligence (AI) (Rokhmah, 2019) tase (Pakpahan, 2016), 2) sistem
(Özdemir, 2018) menjadi sesuatu yang penerimaan penerimaan peserta didik baru
dapat membantu masyarakat sehingga dari tingkat SD sampai dengan tingkat
kehidupan menjadi lebih baik (Mathews, Universitas di Indonesia sudah dilakukan
2015). Society 5.0 akan berdampak pada sevara online baik dari pendaftaran
semua aspek kehidupan mulai dari sampai dengan pengumuman penerimaan
kesehatan, tata kota, transportasi, (Daulay, 2019).
pertanian, industri dan pendidikan
90 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

Peran guru atau pengajar dalam


era Revolusi Industri 4.0 harus
diwaspadai, para pendidik tidak boleh
hanya menitik beratkan tugasnya hanya
dalam transfer ilmu, namun lebih
menekankan pendidikan karakter, moral
dan keteladanan. Hal ini dikarenakan
transfer ilmu dapat digantikan oleh
teknologi namun, penerapan softskill dan Gambar 1. Taksonomi Pendidikan
hardskill tidak bisa digantikan dengan alat
dan teknologi secanggih apapun METODE PENELITIAN
(Risdianto, 2019). Dengan lahirnya Pada penulisan artikel ini, penulis
society 5.0 diharapkan dapat membuat menggunakan metode deksriptif dengan
teknologi dibidang pendidikan yang tidak pendekatan kualitatif. Hal tersebut
merubah peran guru ataupun pengajar dilakukan, dengan mengumpulkan data-
dalam mengajarkan pendidikan moral dan data yang bersifat primer dan sekunder
keteladanan bagi para peserta didik. untuk kemudian dianalisis secara
Salah satu implikasi yang deskriptif untuk menggambarkan fakta-
fundamental dari tantangan revolusi fakta yang terjadi secara empirik dan juga
industri 5.0 adalah pada elemen secara teoritik.
pendidikan. Perkembangan teknologi
yang begitu cepat dan masif PEMBAHASAN
mengharuskan sektor pendidikan untuk Pendidikan Indonesia Pada Era
dapat beradaptasi terhadap digitalisasi Revolusi Industri 4.0
sistem pendidikan yang sedang Era revolusi industri 4.0
berkembang. Tantangan era revolusi merupakan era dimana teknologi
industri 5.0 perlu dikemas dan informasi berkembang pesat dan
dipersiapkan secara matang, sehingga mewarnai setiap kehidupan manusia. Era
akan selaras dengan perkembangan revolusi industri 4.0 ditandai dengan
zaman, dalam mempersiapkan tantangan berkembangnya internet of things yang
era 5.0, proyeksi kurikulum pendidikan merambah diberbagai bidang kehidupan
telah menyebutkan beberapa pokok masyarakat saat ini. Salah satu nya yaitu
substansi yakni: 1) pendidikankarakter; 2) dibidang pendidikan. Oleh sebab itu ada
kemampuan berpikir secara kritis, kreatif, beberapa upaya yang perlu dilakukan 1)
daninovatif; 3) kemampuan dalam revitasisasi kurikulum, 2) pemanfaatan
mengaplikasikan teknologi pada era teknologi informasi yang tepat. Menurut
tersebut. Sejalan dengan hal tersebut Muhadjir Effendy (Mendikbud) bahwa
Krathwol dan Anderson (dalam Wibawa merambahnya revousi industri 4.0 masuk
& Agustina, 2019) telah membuat ke dalam dunia pendidikan maka
taksonomi pendidikan yang terbagi dalam diperlukan perbaikan kurikulum dengan
Low Order Thingkinng Skill (LOTS) dan peningkatan kompetensi peserta didik,
High Order Thingking Skill (HOTS). antara lain (Yusnaini, 2019):
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 91
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

1. Critical thinking blended learning yaitu penggunaan sistem


2. Creativity and Innovation learning management system pada sebuah
3. Interpersonal skill and perguruan tinggi ataupun sekolah. Sistem
communication learning management sistem dapat
4. Teamwork and collaboration mempermudah proses pembelajaran
5. Confident karena sitem ini berjalan secara online jadi
Seiring dengan berkembangnya siswa dan pengajar tidak perlu melakukan
teknologi, cara belajar mengajar di era tatap muka secara langsung. Mereka dapat
revolusi industri 4.0 juga mengalami melakukan diskusi online, ujian online,
perubahan. Internet dan komputer menjadi dan siswa dapat mengunduh materi secara
sarana yang akan memudahkan proses online pada sistem. Sistem ini dapat
belajar mengajar. Proses pembelajaran diakses dimana saja dan kapan saja.
yang dulunya harus dilakukan dengan Pada era revolusi industri 4.0
tatap muka secara langsung antara guru siswa diuntut untuk berfikir kritis oleh
dan siswa, kini pada era revolusi industri karena itu, pembelajaran case – base
4.0 pembelajaran dapat dilakukan dengan Learning atau pembelajaran berbasis
kelas online melalui media sosial atau kasus menjadi metode yang bisa
media lainnya yang mendukung proses diterapkan pada proses pembelajaran.
pembelajaran online. Case-base Learning sendiri merupakan
Hadirnya internet dan kecepatan teknik pembelajaran yang berpusat pada
search engine melahirkan gerakan literasi pengembangan potensi siswa dalam
digital. Pencarian teori, konsep, praktik, menganalisis suatu kasus dan memberikan
dan jenis keilmuan apapun via intenet pemecahan masalah terhadap kasus
menjadi sangat mudah dan sangat cepat. tersebut. Solusi pemecahan kasus tersebut
Seiring dengan kecepatan pengaksesan harus relevan dengan refleksi kehidupan
data dan intenet, pemerintah Indonesia sehari-hari. Case-base learning bertujuan
mulai tahun 2017 mencanangkan tiga agar siswa terbiasa memecahkan masalah
jenis literasi (salah satunya literasi digital) dalam kehidupan nyata dengan benar.
dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Bhakti, 2018). Sebuah proses
(Risdianto, 2019). Konsep literasi digital pembelajaran tidak lepas dari peran
tidak hanya bertumpu pada “membaca” pengajar atau guru untuk itu pada era
namun juga peningkatan kemampuan revolusi industri 4.0 ini dibutuhkan
untuk menganalisis dan menggunakan pengajar yang memiliki core competence
informasi-informasi digital yang yang kuat meliputi educational
diperoleh (Aoun, 2017) untuk keperluan competence, competence in research,
yang benar, menghindari hoax, dll. competence for digital, competencein
Dalam hal Pembelajaran di era globalization, dan competence in future
revolusi industri 4.0, para pendidik dapat straties.
menerapkan model hybrid/blended Tantangan dalam dunia
learning. Blended learning adalah metode pendidikan untuk guru di era revolusi
yang menggabungkan pembelajaran tatap industri 4.0 yaitu kesiapan guru dalam
muka dikelas dengan pembelajaran online akses dan penguasaan teknologi, masih
(Wilson, 2015). Sebagai contoh dari rendahnya tingkat media literasi
92 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

dikalangan guru, hanya sebagian guru pula. Sering kali aspek kemanusiaan
yang mempunyai akses terhadap teknologi menjadi luput.
informasi. Tantangan bagi siswa jumlah Oleh karena itu, dalam melakukan
siswa yang masih terlalu banyak sehingga perencanaan, misal Engineering Design
menimbulkan kesulitan dalam proses perlu dilakukan proses studi user
pembelajaran serta akses terhadap experience agar hasil yang dibuat (baik
teknologi informasi yang masih belum produk maupun jasa) memenuhi
merata (Wibawa, 2018). keinginan dan kebutuhan customer,
Untuk itu, peran pemerintah dalam sehingga hasilnya menjadi tepat sasaran.
pemerataan pembangunan dan Sebagai contoh, dalam proses Design
pemerataan fasilitas pendidikan di Thinking, terdapat sebuah tahapan
wilayah Indonesia harus lebih diutamakan Empathize, yang mana hal ini merupakan
lagi agar nantinya pada saat bagaimana perancangan dilakukan
pengimplementasian pembelajaran terlebih dahulu dengan berusaha
berbasis internet dan teknologi dapat berempati kepada calon pengguna
merata hingga keseluruh wilayah mengenai hal yang hendak dibuat. Proses
Indonesia. ini akan menguji apakah produk atau jasa
yang hendak dibuat menyelesaikan isu
Urgensi Society 5.0 permasalahan atau tidak, dan jika
Society 5.0 adalah sebuah konsep menyelesaikan permasalahan, sebesar apa
yang digagas oleh pemerintah Jepang dan sebermanfaat apa hasilnya.
dengan mempertimbangkan aspek Society 5.0 sebagai sebuah
teknologi untuk mempermudah kehidupan gagasan kepeloporan harapannya mampu
manusia. Akan tetapi, gagasan ini juga menyelesaikan isu ini. Namun, masih
didukung oleh pertimbangan akan aspek perlu banyak perkembangan terutama dari
humaniora sehingga diperoleh konsep sisi teknologi untuk “menjemput” era
keseimbangan dalam implementasi kemasyarakatan kelima ini. Untuk
teknologi tersebut. Guna mencapai sebuah melakukan sebuah revolusi besar-besaran,
komunitas masyarakat yang didefinisikan perlu adanya modal yang cukup kuat.
sebagai super smart society¸ dibutuhkan Dalam hal ini, kualitas sumber daya
berbagai future services dalam berbagai manusia menjadi hal yang cukup krusial
sektor. Hal ini dapat dipenuhi dengan dalam membentuk sistem terintegrasi
adanya kemampuan tekonologi yang kuat, yang sesuai dengan kebutuhan. Jika semua
serta adanya sumber daya manusia yang sumber daya mencukupi, sewajarnya
kompeten dalam bidang masing-masing mimpi untuk mengubah dunia menjadi
untuk menjalankan profesinya secara Society 5.0 bukan lagi merupakan
digital sekaligus berkontribusi untuk kemustahilan. Justru hal ini sangat
memberikan laya nan yang lebih baik mungking, meninjau berbagai
untuk masyarakat. Saya menganalisis perkembangan teknologi di seluruh
bahwa Industry 4.0 sudah marak sekali belahan dunia yang sangat cepat, ditandai
menjadi tujuan pengembangan teknologi dengan penemuan-penemuan baru di
di berbagai sektor dan berbagai daerah bidang teknologi yang dapat
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 93
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

mempermudah pekerjaan dan kehidupan khusus untuk beragam kebutuhan individu


manusia. dan kebutuhan banyak orang.
Society 5.0 menjadi konsep Hal yang menjadi prinsip dasar
tatanan kehidupan yang baru bagi dalam society 5.0 adalah keseimbangan
masyarakat. Melalui konsep society 5.0 dalam perkembangan bisnis dan ekonomi
kehidupan masyarakat diharapkan akan dengan lingkungan sosial. Dengan
lebih nyaman dan berkelanjutan. Orang– teknologi pada era society 5.0, masalah
orang akan disediakan produk dan layanan yang tercipta pada revolusi industri 4.0
dalam jumlah dan pada waktu yang (berkurangnya sosialisasi antar
dibutuhkan. masyarakat, lapangan pekerjaan, dan
dampak instrialisasi lainnya) akan
berkurang. agar terintegrasi dengan baik
(Faruqi, 2019). Pemanfaatan teknologi
tidak hanya sebagai alat untuk
memasyurkan kehidupan pribadi dan
bisnis, namun juga harus dapat
memasyurkan kehidupan antar umat.
Contoh dari society 5.0 dibidang sosial
Gambar 2. Ilustrasi Society 5.0
yaitu dengan penggunaan AI untuk
menganalisis big data dari berbagai
informasi seperti satelit buatan, radar
cuaca didarat, pengamatan daerah
bencana dengan drone, informasi
kerusakan dari sensor bangunan, dan
informasi kerusakan dari sensor
bangunan.
Gambar 3. Perubahan menuju
Pada bidang pendidikan di era
society 5.0
society 5.0 bisa jadi siswa atau mahasiswa
dalam proses pembelajarannya langsung
Dalam era society 5.0 masyarakat
berhadapan dengan robot yang khusus
dihadapkan dengan teknologi yang
dirancang untuk menggantikan pendidik
memunkinkan pengaksesan dalam ruang
atau dikendalikan oleh pendidik dari jarak
maya yang terasa seperti ruang fisik.
jauh. Bukan tidak mungkin proses belajar
Dalam teknologi society 5.0 AI berbasis
mengajar bisa terjadi dimana saja dan
big data dan robot untuk melakukan atau
kapan saja baik itu dengan adanya
mendukung pekerjaan manusia. Berbeda
pengajar ataupun tidak.
dengan revolusi industry 4.0 yang lebih
Belum selesai dengan hiruk
menekankan pada bisnis saja, namun
pikuknya era revolusi industri 4.0
dengan teknologi era society 5.0 tercipta
Indonesia dikejutkan dengan konsep baru
sebuah nilai baru yang akan
yaitu society 5.0. Fokus keahlian bidang
menghilangkan kesenjangan sosial, usia,
pendidikan abad 21 saat ini meliputi
jenis kelamin, bahasa dan menyediakan
cretivity, critical thingking,
produk serta layanan yang dirancang
communicaion dan collaboration atau
94 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

yang dikenal dengan 4Cs (Risdianto, perhatian perguruan tinggi untuk


2019). Beberapa kemampuan yang harus menghasilkan lulusan yang berkualitas
dimiliki di abad 21 ini meliputi : dan memiliki kompetensi. Pertama,
leadership, digital literacy, pendidikan berbasis kompetensi menjadi
communication, emotional intelligence, salah satu misi utama perguruan tinggi di
enterpreneurship, global citizenship, era sekarang (Pemerintah, 2005). Setiap
problem solving, team-working. Apakah mahasiswa mempunyai bakat dan
pendidikan kita siap untuk menghadapi kemampuannya masing–masing oleh
society 5.0?. Beberapa cara yang bisa karena itu, pendekatan teknologi
dilakukan oleh dunia pendidikan di informasi dibutuhkan untuk membantu
Indonesia untuk menghadapi society 5.0 menentukan program studi yang tepat
yaitu yang pertama dilihat dari sesuai dengan kemampuannya. Kedua,
infrastruktur, pemerintah harus berusaha pemanfaatan (IoT) Internet of things pada
untuk meningkatkan pemerataan dunia pendidikan. Dengan adanya IoT
pembangunan dan perluasan koneksi dapat membantu komunikasi antara
internet ke semua wilayah Indonesi, dosen, mahasiswa dalam proses belajar
karena seperti yang kita ketahui bahwa mengajar.
saat ini belum semua wilayah Indonesia Tiga, pemanfaatan
dapat terhubung dengan koneksi internet. virtual/augmented reality dalam dunia
Kedua, dari segi SDM yang pendidikan. Dengan digunakannya
bertindak sebagai pengajar harus memiliki augmented reality dapat membantu
keterampilan dibidang digital dan berfikir mahasiswa dalam memahami teori – teori
kreatif. Menurut Zulkifar Alimuddin, yang membutuhkan simulasi tertentu
Director of Hafecs ( Highly Functioning sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Education Consulting Services ) menilai Teknologi 3D pada augmented reality
di era masyarakat 5.0 ( society 5.0 ) guru membuat pemakainya merasakan simulasi
dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis digital, layaknya kegiatan fisik nyata.
dalam mengajar di kelas (Alimuddin, Misalkan pada simulasi pesawat terbang
2019). yang digunakan oleh para siswa
Ketiga, pemerintah harus bisa penerbangan untuk lolos uji coba, sebelum
menyinkronkan antara pendidikan dan melakukan praktik terbang langsung
industri agar nantinya lulusan dari dengan pesawat sebenarnya.
perguruan tinggi maupun sekolah dapat Keempat, pemanfaatan Artifical
bekerja sesuai dengan bidangnya dan Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan untuk mengetahui serta mengidentifikasi
oleh industri sehingga nantinya dapat kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan
menekan angka pengangguran di oleh pelajar. Proses identifikasi kebutuhan
Indonesia. Keempat, menerapkan siswa akan lebih cepat dengan teknologi
teknologi sebagai alat kegiatan belajar – mechine learning yang tertanam artifical
mengajar. Menteri Riset Teknologi dan intelligence. Semakin banyak data digital
Perguruan Tinggi (Menristek Dikti), yang terhimpun, semakin cerdas pula
Muhammad Nasir, menerangkan bahwa sistem artifical intelligence, contohnya:
ada empat hal yang harus menjadi Google Assistent, Siri, dll. Dengan
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 95
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

teknologi-teknologi tersebut, para pelajar memilikikecerdasan, kepribadian, dan


disajikan dengan kemudahan dan akhlak mulia.
kecepatan pencarian data, bahkan Salah satu poin penting dari tujuan
teknologi tersebut dapat pendidikan nasional tersebut adalah
merekomendasikan data yang tadinya pembentukan insane yang cerdas serta
tidak terfikirkan oleh mereka. artifical berkarakter. Hal tersebut tentu menjadi
intelligence tidak hanya menyajikan data sebuah harapan semua elemen bangsa
mentah, namun juga data yang sudah dalam meningkatkan generasi muda yang
diolah menjadi data sangat informatif tidak hanya pintar secara teoritik, tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan juga mempunyai akhlak, moral, serta
penggunanya. karakter. Kementrian Pendidikan
Pemanfaatan tiga teknologi diatas Nasional saat ini juga sudah berupaya
yaitu artificial intelligence, IoT dan menerapkan konsep pendidikan yang
augmented reality diharapkan bisa berlandasan karakter nasional di semua
menciptakan lulusan yang berkualitas dan elemen pendidikan. Konsep pendidikan
memiliki kompetensi yang siap pakai di tersebut didesain dalam membentuk aspek
dunia industri (Munanda, 2019). kebudayaan, psikologis, akhlak, olah rasa
dan rasa, dan kecerdasan spiritual (Rizqy,
Pendidikan Karakter Mempersiapkan 2019). Manfaat serta implikasi yang
Era Society 5.0 dihasilkan dari desain pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan tersebut adalah peserta didik mampu
usaha dan upaya yang dilakukakan di mengembangkan kecerdasan akademik
dalam membangun karakter para siswa maupun spiritual, bertanggungjawab
agar merealisasikan nilai-nilai secara secara moral, dan berpikir secara kritis,
normatif. Berdasarkan titik konsep kreatif, inovatif, serta berkelanjutan
tersebut, maka hal yang dapat dilakukan (sustainable).
dalam menguatkan implementasi dari Pada upaya meningkatkan
pendidikan karakter adalah dengan pendidikan karakter sendiri, pemerintah
berupaya secara intens untuk dapat telah membuat program gerakan
membangun jenis karakter akan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
ditanamankan pada siswa (Sudrajat, pada tahun 2010. PPK tersebut termaktub
2011). Pada upaya penanaman pendidikan dalam delapan butir Nawacita, yakni
karakter tersebut, para tenaga pendidik gerakan revolusi mental dan revolusi
juga harus dibekali konsep-konsep karakter di sektor pendidikan (Jumarudin,
ilmuwan yang relevan agar dapat Gafur, & Suardiman, 2014). Ada lima
berimplikasi dalam praktek-praktek elemen nilai karakter yang terdapat dalam
empirik. Berdasarkan UU sistem dimensi pendidikan yang perlu untuk
pendidikan nasional (Sidiknas) No. 20 digalakkan,yakni:
tahun 2003 (dalam Khasanah, & Hernia, 1. Keagamaan
2019), juga dijelaskan: “Poyeksi Keagamaan merupakan
pendidikan nasional adalah penanaman pendidikan karakter dalam
mengembangkan peserta didik untuk dimensi teologis. Setiap tindakan yang
akan dilakukan baik oleh individu maupun
96 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

suatu kelompok masyarakat harus fundamental bangsa merupakan salah satu


diupayakan berdasarkan nilai-nilai ajaran perkembangan dari soft skill dari
agama serta prinsip ketuhanan yang peradaban era 5.0 tersebut (Prakarsa,
diyakininya (Mustari & Rahman, 2011). 2012). Eksistensi pancasila dapat
Manifestasi dari penanaman karakter mendukung perkembangan era 5.0 bila
dengan mengedepankan nilai-nilai agama mana sistem serta proses pendidikan
adalah dengan menghargai dan berbasis berbasis pada substansi-subtansi
menghormati pluralitas yang ada, nilai pancasila.
toleransi antar umat beragama, tidak 3. Mandiri
memaksakan kehendak terhadap orang Nilai karakter mandiri dapat
lain, dan saling mencintai antar umat dimaknai sebagai perilaku individu yang
tanpa membeda-bedakan dari segi apapun. tangguh serta tidak mengedepankan
Perkembangan revolusi industri 5.0 tentu bantuan orang lain. Implikasi kedepan
memberikan tantangan tersendiri, adalah sikap kreatif, adanya rasa
khususnya dalam dimensi keagamaaan. tanggungjawab, percaya diri, mampu
Masyarakat 5.0 cenderung berkiblat ke menyelesaikan masalah, dan mempunyai
arah barat, sehingga dimensi keagamaan keterampilan sesuai kemampuannya.
akan dengan luntur sendirinya. Hal (Nefri, 2017). Pada era sekarang, pola
tersebut juga ditandai dengan pola kehidupan masyarakat telah mengalami
kehidupan masyarakat yang kurang peduli perubahan secara masif, sehingga pola
terhadap pendidikan keagaamaan sejak hidup masyarakat banyak bergantung
dini, sehingga hal tersebut berdampak terhadap orang lain, contoh kecilnya
kepada masa yang akan datang anak seperti pelayanan jasa ketik, makanan,
tersebut. riset dan lainya. Berdasarkan ketiga
2. Nasionalis contoh tersebut, juga tentu sudah
Penanaman karakter nilai menguatkan karakter kemalasan
nasionals merupakan manifestasi cara tersendiri, sehingga akan terus bergantung
bersikap dan bertindak yang kepada orang lain.
menitikberatkan kebutuhan atau 4. Gotong Royong
kepentingan bangsa dan negara di atas Penanaman karakter gotong
kepentingan pribadi dan golongan. Sub royong merupakan cerminan dari sikap
nilai yang dapat diambil dari penanaman saling kerja sama (teamwork) dalam
nilai nasionalis lainnya dapat ditemukan menyelesaikan berbagai persoalan dan
adanya pola perilaku peserta didik yang jalinan komunikasi antar sesama.
dapat menghormati nilai-nilai keluhuran Implikasi penamanan karakter gotong
budaya bangsa, sikap toleransi, saling royong yakni peningkatan rasa
menghargai dan menghormati serta cinta kebersamaan, tolong- menolong antar
terhadap tanah air. Salah satu hal penting sesama, persatuan, mengutamakan
lain dari pelaksanaan nilai nasionalis musyawarah untuk mufakat dan juga rela
adalah adanya korelasi yang relevan berkorban demi sesama. Perkembangan
apabila pancasila sebagai ideologi sebuah serta paradigma era 5.0 sudah
bangsa dengan perkembangan era 5.0. memberikan pergeseran sikap dan
Penerapan pancasila sebagai nilai tindakan masyarakat yang dahulu, yang
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 97
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

mengedepankan perilaku gotong royong PENUTUP


dan kini malah berubah ke arah yang lebih Era yang harus diwaspadai mulai
individualis. Perilaku individualis di era saat ini adalah era society 5.0. Pendidikan
kontemporer dapat dimaknai sebagai pola di Indonesia dalam menyongsong era ini
hidup yang cenderung berdasar kepada yaitu dengan pertama melihat
kebebasan pribadi di atas kepentingan infrastruktur yang ada di Indonesia,
bersama, sehingga individu akan hidup pengembangan SDM, menyinkronkan
secara apatis dalam lingkungan sekitar. pendidikan dan industri dan penggunaan
5. Integritas teknologi sebagai alat kegiatan belajar
Integritas merupakan nilai mengajar. Empat hal yang agar membuat
karakter yang bersifat fundamental yang perguruan tinggi menghasilkan lulusan
dimiliki individu untuk dapat menjadi yang berkualitas yaitu pendidikan berbasis
manusia yang sapat dipercaya, kompetensi, pemanfaatan IoT (Internet of
berdedikasi, dan memiliki komitmen yang Things), pemanfaatan virtual atau
kuat serta kredibilitas yang mumpuni. augmented reality dan yang terakhir
Menurut Jack Welch (dalam Hartanta, pemanfaatan AI (Artifical Intelligence).
2016) dalam bukunya “Winning”, Pada era revolusi industri 4.0 siswa
mendefinisikan “integritas” sebagai diuntut untuk berfikir kritis oleh karena
“sepatah kata yang kabut (tidak jelas)”. itu, pembelajaran case–base Learning
Orang yang berintegritas adalah orang atau pembelajaran berbasis kasus menjadi
yang mencintai kebenaran, metode yang bisa diterapkan pada proses
bertanggungjawab serta mau mengkoreksi pembelajaran. Case-base Learning sendiri
kesalahan diri sendiri serta taat hukum merupakan teknik pembelajaran yang
yang berlaku di manapun orang tersebut berpusat pada pengembangan potensi
berada. Implikasi yang diharapkan dari siswa dalam menganalisis suatu kasus dan
penanaman nilai karakter integritas di memberikan pemecahan masalah terhadap
antaranya, menjadi manusia yang jujur, kasus tersebut. Solusi pemecahan kasus
komitmen, bertanggungjawab, dan cinta tersebut harus relevan dengan refleksi
terhadap kebenaran. Pada perkembangan kehidupan sehari-hari. Case-base learning
era 5.0 karakter atau pribadi yang bertujuan agar siswa terbiasa
berintegritas tentu sangat diperlukan dan memecahkan masalah dalam kehidupan
dibutuhkan sekali. Hal tersebut mengingat nyata dengan benar. (Bhakti, 2018)
kepada era 5.0 yang diketahui banyak
kekurangan pribadi-pribadi yang DAFTAR PUSTAKA
berintegritas dan berwawasan luas. Hartana, I. (2016). Integritas dan
Pribadi-pribadi yang kurang berintegritas komitmen dalam bekerja.
tersebut dapat terjadi dikarenakan pola Diakses dari: https://ot.id/tips-
hidup serta pengaruh gaya kebarat- profesional/ integritas-dan-
baratan, yang menurut penulis hal tersebut komitmen-dalam-bekerja
juga telah melunturkan budaya yang ada Indramawan, A., & Hafidhoh, N. (2019).
dibangsa sendiri. Pendidikan karakter sebagai
upaya meningkatkan semangat
98 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

belajar. Prosiding Semdikjar, 3, TANTANGAN yang dihadapi


477-485. dalam duni pendidikan dan social
Jumarudin, J., Gafur, A., & Suardiman, S. studies diera revolusi industri
P. (2014). Pengembangan model 4.0, Desember 2018, Digital
pembelajaran humanis religius Library UNIMED.
dalam pendidikan karakter di Payuyasa, I.N. and Primayana, K.H.,
sekolah dasar. Jurnal 2020. Meningkatkan Mutu
Pembangunan Pendidikan: Pendidikan Karakter Melalui
Fondasi dan Aplikasi, 2(2), 114- Film “Sokola Rimba”. Jurnal
129. Penjaminan Mutu, 6(2), pp.189-
Khasanah, U., Hernia, H. (2019). 200.
Membangun karakter siswa Gunawan, I.G.D., Suda, I.K. and
melalui literasi digital dalam Primayana, K.H., 2020. Webinar
menghadapi pendidikan abad 21 Sebagai Sumber Belajar di
(revolusi industri 4.0). Prosiding Tengah Pandemi COVID-
Seminar Nasional Pendidikan 19. Purwadita: Jurnal Agama
Program Pascasarjana Dan Budaya, 4(2), pp.127-132.
Universitas Palembang, 999- Primayana, K.H., Dewi, P.Y.A. and
1015. Gunawan, I.G.D., 2020.
Mustari, M., &Rahman, M. T. (2011). Pengaruh project based outdoor
Nilai karakter:Refleksi untuk learning activity menggunakan
pendidikan karakter. Jakarta: media audiovisual terhadap
Raja Grafika Persada. perilaku belajar anak di
Nefri. (2017). Ciri ciri kemandirian. paud. Pratama widya: jurnal
Diakses dari: pendidikan anak usia dini, 5(2),
https://pusatkemandiriananak.co pp.135-146.
m/ciri-ciri-kemandirian/ Sastrawan, K.B. and Primayana, K.H.,
Prakarsa, W. (2012). Transformasi 2020. Urgensi Pendidikan
pendidikan akuntansi menuju Humanisme Dalam Bingkai A
globalisasi. 30. Diakses dari: Whole Person. Haridracarya:
http://blog. Jurnal Pendidikan Agama
umy.ac.id/muhakbargowa/files/2 Hindu, 1(1), pp.1-11.
012/11/TRANSFORMASI- Pomalato, S.W.D., La Ili, B.A.N.,
PENDIDIKAN-AKUNTANSI- Fadhilaturrahmi, A.T.H. and
MENUJU GLOBALISASI.pdf Primayana, K.H., 2020. Student
Rizqy, S. N. (2019). Pengintegrasian Error Analysis in Solving
pendidikan berkarakter berbasis Mathematical
multikultural dalam Problems. Universal Journal of
pembelajaran bahasa Indonesia. Educational Research, 8(11),
Jurnal Senasbas, 3(2), 926-936. pp.5183-5187.
Silfia, M. (2018) penguatan pendidikan Suardipa, I.P. and Primayana, K.H., 2020.
karakter dalam menghadapi era Peran desain evaluasi
revolusi industri 4.0. In: pembelajaran untuk
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 99
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

meningkatkan kualitas of Education and Learning, 1(1),


pembelajaran. Widyacarya: pp.19-26.
Jurnal Pendidikan, Agama dan Primayana, K.H. and Dewi, P.Y.A., 2020.
Budaya, 4(2), pp.88-100. Hubungan Pola Asuh
Gunawan, I.G.D., Mitro, M. and Demokratis dan Intensitas
Primayana, K.H., 2021. Penggunaan Gawai pada Anak
STRATEGI PEMBELAJARAN Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal
AGAMA HINDU SELAMA Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1),
PANDEMI COVID-19. Maha pp.710-718.
Widya Bhuwana: Jurnal Dewi, P.Y.A. and Primayana, K.H., 2019.
Pendidikan, Agama dan Peranan Total Quality
Budaya, 3(2), pp.123-130. Management (Tqm) Di Sekolah
Primayana, K.H., Dewi, P.Y.A. and Dasar. Jurnal Penjaminan
Gunawan, I.G.D., 2020. PERAN Mutu, 5(2), pp.226-236.
ORANG TUA DALAM Primayana, K.H., Lasmawan, I.W. and
PENGEMBANGAN LITERASI Adnyana, P.B., 2019. Pengaruh
DINI PADA ANAK. Widya Model Pembelajaran Kontekstual
Kumara: Jurnal Pendidikan Berbasis Lingkungan Terhadap
Anak Usia Dini, 1(2), pp.30-39. Hasil Belajar Ipa Ditinjau Dari
Permadi, K.S., Dewi, P.Y.A., Sastrawan, Minat Outdoor Pada Siswa Kelas
K.B. and Primayana, K.H., 2020. Iv. Jurnal Pendidikan dan
Pengembangan Kecerdasan Pembelajaran IPA
Spiritual Anak Sekolah Indonesia, 9(2), pp.72-79.
Dasar. Edukasi: Jurnal Primayana, K.H., 2019, March. The
Pendidikan Dasar, 1(2), pp.179- Implementation Of School
196. Management Based On The
Primayana, K.H., 2020. Meningkatkan Values Of Local Wisdom Tri
Keterampilan Motorik Halus Hita Karana And Spiritual
Berbantuan Media Kolase Pada Intelligence On Teacher
Anak Usia Dini. Purwadita: Organizational Commitments.
Jurnal Agama dan Budaya, 4(1), In Proceeding International
pp.91-100. Seminar (ICHECY) (Vol. 1, No.
Primayana, K.H., 2016. Manajemen 1).
Sumber Daya Manusia Dalam Winia, I.N., Harsananda, H., Maheswari,
Peningkatan Mutu Pendidikan Di P.D., Juniartha, M.G. and
Perguruan Tinggi. Jurnal Primayana, K.H., 2020. Building
Penjaminan Mutu, 1(2), pp.7-15. The Youths Characters Through
Dewi, P.Y. and Primayana, K.H., 2019. Strengthening Of Hindu
Effect of learning module with Religious Education. Vidyottama
setting contextual teaching and Sanatana: International Journal
learning to increase the of Hindu Science and Religious
understanding of Studies, 4(1), pp.119-125.
concepts. International Journal
100 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 2, No. 1, Maret 2021, pp. 87-100

Dewi, P.Y.A., 2020. Hubungan Gaya


Komunikasi Guru Terhadap
Tingkat Keefektifan Proses
Pembelajaran. Purwadita:
Jurnal Agama dan Budaya, 3(2),
pp.71-78.
Dewi, P.Y.A., 2020. Perilaku School
Bullying Pada Siswa Sekolah
Dasar. Edukasi: Jurnal
Pendidikan Dasar, 1(1), pp.39-
48.
Dewi, P.Y.A., 2020. Paradigma Inisiasi
Kultural Ke
Multikulturalisme. Purwadita:
Jurnal Agama dan Budaya, 4(1),
pp.33-46.
Dewi, P.Y.A., 2020. Persepsi Orang Tua
Siswa Terhadap Biaya
Pendidikan di Kota
Singaraja (Doctoral dissertation,
Unversitas Pendidikan Ganesha).
Banks, JA. 1993. Multicultural Education:
Historical Development,
Dimention an Practice, Reviwe
of Research ini Education. Vol
19. Halaman 254.
Naim, NG. & Sauqi, A. 2008. Pendidikan
Multikultural, Konsep dan
Aplikasi. Yogyakarta: Arruz
Media Group.

Anda mungkin juga menyukai