—————————— ——————————
PENDAHULUAN
Perubahan dan perkembangan global kemampuan dan keterampilan yang
memberikan tantangan tersendiri kepada diperlukan untuk hidup pada Abad 21
pendidikan. Perubahan yang cepat dan masif (Thomas, 2016). Teknologi digital dinilai
dalam bidang ekonomi, teknologi, dan sosial sebagi alat yang dapat mengaktifkan
membutuhkan transformasi pendidikan untuk mahasiswa untuk mengasah kemampuan
menjawab kebutuhan pengembangan memecahkan persoalan yang otentik pada
manusia yang mampu berkiprah pada era sesuai jaman, bukan bersikap sebagai
global dan membangun kreativitas dan penerima pasif ilmu pengetahuan dari guru
potensi untuk berinovasi dalam berbagai atau dosen.
bidang kehidupan. Sejak tahun awal tahun Penggunaan teknologi informasi dan
2000 potensi teknologi digital untuk komunikasi dewasa ini secara intensif
mentransformasi pendidikan telah banyak merasuki hampir seluruh sektor kehidupan,
dibahas dan digunakan dalam berbagai tak terkecuali bidang pendidikan. Di beberapa
skema pendidikan. Hal ini dipicu oleh wilayah di dunia, lanskap dan profil
pendapat bahwa pendidikan tradisional tidak pendidikan masa kini jauh berubah dari
lagi dapat secara intensif melibatkan masa-masa sebelumnya. Pendidikan telah
mahasiswa dalam proses pembelajaran dan bermetaformosis menjadi lebih fleksibel,
mendidik mereka untuk mencapai berpusat pada mahasiswa, konstruktivis dan
kolaboratif, serta didukung pemanfaatan para pakar, dunia saat ini telah melalui empat
teknologi informasi dan komunikasi. Meskipun tahap revolusi industri. Revolusi Industri I
pada umumnya pemanfaatan teknnologi yang dimulai tahun 1784 ditandai oleh mesin
informasi dalam Pendidikan tidak sederas uap dan mesin produksi mekanis. Revolusi
pada sektor-sektor lain, seperti pada Industri ke II ditandai dengan listrik, produksi
perdagangan, terjadi peralihan paradigm masal dan pembagian kerja. Revolusi Industri
(shift of paradigm) dari sistem pendidikan ke III ditandai dengan elektronik, information
konvensional yang mengandalkan pada teknologi dan otomatisasi produksi. Saat ini
sistem klasikal, tatap muka, menjadi sistem kita berada pada masa Revolusi Industri ke IV
yang fleksibel baik dalam penyelenggaraan di mana kita mengenal super computer,
belajar maupun penilaian hasil belajar. kecerdasan artifisial yang menggerakkan
Fleksibilitas sistem pendidikan dalam robot untuk bekerja bersama manusia dalam
berbagai modus dimungkinkan dengan dalam berbagai sektor kehidupan seperti
pemanfaatan perkembangan teknologi industri, kesehatan, dan bisnis. Perubahan
informasi yang mampu mengadaptasi dan drastis terjadi setiap saat dengan cepat.
mengakomodasi perubahan kebutuhan Profesor Klaus Schwab dalam bukunya The
masyarakat. Peralihan paradigma ini Fourth Industrial Revolution menegaskan
mempunyai implikasi yang luas, tidak terbatas bahwa saat ini dunia berada pada awal suatu
pada ketersediaan dan pemanfaatan revolusi yang secara mendasar mengubah
teknologi, tetapi yang lebih mendasar adalah cara manusia bekerja dan berkomunikasi
perubahan wawasan, perilaku dan kebiasaan. dengan orang lain (Schwab, 2016).
Dalam bidang pendidikan, pemanfaatan Serangkaian teknologi baru telah merasuki
teknologi yang efektif mencapai tujuan kehidupan manusia, mempengaruhi dan
pembelajaran, membutuhkankesiapan untuk mengubah kebiasaan dan tata cara
menggunakan teknologi, perubahan kehidupan, serta mengakselerasi
kebiasaan dan pola belajar, serta perubahan perkembangan ilmu pengetahuan. Kehidupan
sikap terhadap ilmu pengetahuan. saat ini sering disebut mengalami technology
Artikel ini membahas peranan disruption karena perubahan cepat yang
pembelajaran digital dalam pembelajaran mengikuti kemajuan dan penggunaan
Abad 2, serta pemanfaatannya dalam teknologi.
mengembangkan kreativitas dan daya inovasi Pengalaman masa lalu mengajarkan
peserta didik. bahwa dengan terjadinya revolusi industri
akan terjadi pergeseran dan perubahan pola
Relevansi Pembelajaran Digital Pada kerja. Berbagai jenis pekerjaan musnah
Pengembangan Sdm Abad 21 digantikan oleh mesin yang mampu
Saat ini kita hidup pada Abad 2, memproduksi masal dengan biaya lebih
dengan kondisi dan tantangan yang sangat murah. Ketrampilan lama tidak diperlukan lagi
berbeda dengan abad sebelumnya. Menurut (obsolete) karena tidak sesuai dengan
mekanisme kerja baru. Apabila tidak mau sebagai tambahan atau pendamping
belajar ketrampilan dan kemampuan baru, pembelajaran tatap muka dengan
maka seseorang tidak lagi dapat berperan memanfaatkan berbagai bentuk media; baik
secara efektif dalam masyarakat dan tugas tercetak, terekam, tersiar, maupun
pekerjaan. Kenyataan ini sangat relevan pembelajaran yang sepenuhnya berbasis TIK,
dengan misi dan tanggungjawab pendidikan atau yang lazim disebut sebagai elearning,
untuk mendidik dan menyiapkan sumber daya online learning atau digital learning, yang
manusia bagi jamannya. Sejalan dengan pada dasarnya menunjuk pada pembelajaran
perkembangan jaman, capaian belajar untuk berbasis TIK. Dalam paparan ini digunakan
pendidikan Abad 21 ini, cara kerja dan tata istilah digital learning atau pembelajaran
pikir pengelola dan pelaku pendidikan perlu digital. Akhir-akhir ini pembelajaran digital
mengalami transformasi. Pendidik perlu banyak mendapat sorotan dan pembahasan
keluar dari ‘zona aman’ dan mengeksplorasi dalam berbagai forum sebagai modus
potensi berbagai skema atau skenario pendidikan yang potensial untuk membuat
pembelajaran baru dengan menggunakan terobosan menghadapi pergeseran pardigma
sarana prasarana yang tersedia. Sekolah pendidikan sesuai era digital saat ini.
dituntut untuk mendidik mahasiswanya Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
dengan lebih baik, sehingga lulusannya pembelajaran digital pada dasarnya
mempunyai kemampuan dan keterampilan merupakan pembelajaran berbasis teknologi
yang tinggi, kritis, kreatif, inovatif dan menjadi informasi dengan menggunakan internet/
pembelajar seumur hidup (life-long learning). web. Sistem pembelajaran digital yang dipicu
Pendidikan berkualitas juga harus oleh intensitas penggunaan teknologi
merata tersedia bagi siapa saja yang informasi ini berkembang cepat dan luas, dan
membutuhkan, baik dari segi ketersediaan secara substansial mempengaruhi komponen
dan ragam program yang relevan dengan pendukung pendidikan, misalnya munculnya
perubahan dan perkembangan jaman. Saat beragam bentuk bahan ajar digital, skenario
ini dengan memanfaatkan teknologi informasi pembelajaran berbasis digital, penilaian hasil
pendidikan telah melakukan berbagai modus belajar, dan sebagainya. Pada awalnya
pembelajaran untuk menjawab beragam perhatian pengelola pendidikan lebih banyak
kebutuhan masyarakat, baik untuk perluasan pada investasi penyediaan sarana prasaran
akses, fleksibilitas dan efektivitas pendidkan, TIK, tetapi selanjutnya fokus pada
salah satu modus yang digunakan dalam pemanfaatan dan nilai tambah TIK lebih
bentuk digital learning atau online learning. diperhatikan. Kemampuan dan ketrampilan
untuk menggunakan TIK dalam pembelajaran
Perkembangan Pembelajaran Berbasis TIK yang berkualitas, pengembangan bahan-
Pendekatan dan proses pembelajaran bahan pembelajaran digital yang dapat
berbasis TIK telah berkembang melalui dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk
beberapa tahap perubahan. Pada awalnya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi,
serta evaluasi belajar secara digital dan digital terhadap berbagai data informasi dan
sebagainya, semakin diperkuat melalui dokumen bagi mahasiswa, (3) pembelajaran
pelatihan, penelitian dan program-program yang personalized, (4) penilaian hasil belajar
pengembangan. berbasis computer maupun online, (5)
skenario pembelajaran yang mengintensifkan
Pengertian Pembelajaran Digital kolaborasi dan komunikasi antar mahasiswa
Istilah e-learning, online learning, dan dengan tutor dan pakar (Alliance for
virtual learning dan digital learning, sering Excellent Education, 2012, p. 11).
digunakan untuk menjelaskan konsep yang Penggunaan teknologi dalam
sama, yaitu pembelajaran yang pembelajaran bervariasi, dapat sebagai
menggunakan atau berbasis teknologi pembelajaran dengan menggunakan
informasi dan komunikasi, atau technology- teknologi, dalam arti teknologi digunakan
enhanced learning. Tetapi ada pendapat yang sebagai media atau alat untuk melengkapi
menyatakan istilah-istilah tersebut berbeda metode lain, misalnya kuliah tatap muka,
makna. Online learning disebut sebagai dalam hybrid atau blended learning, atau
pembelajaran yang ‘using online tools for digunakan sebagai satu-satunya medium
learning’ mencakup e-learning dan blended pembelajaran dalam belajar substansi dan
learning, sedangkan istilah digital learning berkomunikasi dengan pengajar. Sistem
lebih luas, mencakup semua istilah pembelajaran hybrid learning atau blended
pembelajaran yang menggunakan online learning menggabungkan sistem
tools dan digital, baik digital online maupun pembelajaran tatap muka dengan online,
digital yang off-line, misalnya menggunakan dengan skenario misalnya, mahasiswa
laptop untuk membuka program video secara mempelajari materi secara mandiri secara
off-line (Moore, 2011). Rumusan lain lebih online sebelum pertemuan kuliah atau
bersifat umum dikemukakan oleh tutorial, serta menggunakan pertemuan tatap
Schwartzbeck & Wolf (2012: p.1) bahwa muka untuk pembahasan, latihan dan
pembelajaran digital merupakan “,. any pendalaman. Teknik ini juga disebut sebagai
instructional practice that is effectively using flipped learning. Dalam program kuliah
technology to strengthen the student learning mandiri yang sedang booming saat ini, yaitu
experience. Digital learning encompasses a Massive Open Online Courses (MOOCs),
wide spectrum of tools and practice,.” digunakan program pembelajaran yang
Adapun tools and practice yang sepenuhnya (fully) online berbasis web.
dimaksud dapat mencakup (a) proses belajar Website ini sekaligus menyediakan atau
interaktif dengan menggunakan berbagai menayangkan materi pembelajaran yang
sumber belajar digital, berupa learning akan dipelajari, interaksi antara peserta
objects atau software, yang dapat meng- dengan tutor, dan evaluasi, diintegrasikan
engage mahasiswa dalam mempelajari secara simultan dalam satu Learning
substansi akademik, (b) ketersediaan akses Management System (LMS). Saat ini tersedia
banyak sekali program dan media serta meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
materi digital yang dapat digunakan dalam efektivitas bila digunakan dengan tepat
digital learning. World Wide Web (WWW) (Balachandar, 2015).
memberi kesempatan kepada masyarakat
dari berbagai profesi untuk mengakses Perkembangan Inovasi Pembelajaran
informasi dari berbagai sumber dan Digital Di Indonesia
berinteraksi membentuk suatu masyarakat Dalam landskap pendidikan nasional
informasi melalui Linkedin, Whatsup, dan pembelajaran online sudah hadir dalam
sebagainya (Seel, 2012). berbagai bentuk, program studi utuh,
Konsep digital learning berhubungan matakuliah mandiri, komponen online pada
dengan konsep ‘digitasi’ dan ‘digitalisasi’ blended learning, atau micro learning
yang sebenarnya mempunyai makna yang membahas topik tertentu. Sejak tahun 2013
berbeda, meskipun sering disalahartikan Universitas Terbuka telah menawarkan
sebagai hal yang sama. Digitasi dijelaskan program studi dengan sistem pembelajaran
sebagai proses untuk mengkonversi image sepenuhnya online pada jenjang
analog ke dalam rangkaian (a series of pascasarjana, serta MOOCs (Massisve
integer) bentuk digit (satu dan nol), atau Online Open Courses) untuk berbagai topik
mengubah data analog dan informasi tertulis bahasan. MOOCs UT merupakan bagian dari
menjadi bentuk digital. Digitasi mempunyai pengabdian masyarakat dan digratiskan bagi
banyak keuntungan dalam pengelolaan data, peminatnya.
di antaranya: penyimpanan volume data Mencermati perkembangan landasan
tanpa batas, menghemat tempat pendidikan dewasa ini, pemerintah melalui
pengimpanan, setiap saat dapat diakses kebijakan Kementerian Ristekdikti mendorong
melalui internet, mudah diakses dengan kata pertumbuhan dan penggunaaan
kunci, pengelolaan data digital lebih murah, pembelajaran digital atau online dalam bentuk
dan data dapat diakses sekaligus oleh MOOCs. Berbagai perguruan tinggi
banyak orang (Managed Outsource Solution, konvensional, seperti UI, ITB, ITS, UGM,
2017). Berbagai bentuk data dan informasi Binus, Pelita Harapan, diijinkan dan bahkan
yang didigitasi dihimpun dalam jumlah besar, ditugaskan untuk menawarkan matakuliah
menjadi sumber digital guna dimanfaatkan online dalam Sistem Pembelajaran Daring
untuk berbagai tujuan, dan dikembangkan (SPADA). Ditargetkan pada 2018 dapat
lebih lanjut. Apabila digitasi adalah proses dikembangkan 200 matakuliah online.
mentransfer bentuk data menjadi digital, Inovasi dalam penilaian hasil belajar
maka digitalisasi menjelaskan tentang strategi juga mulai marak dilakukan, seperti sistem
untuk mengadopsi teknologi informasi dan ujian Open-Book Open-Web (OBOW) dan
komunikasi terkini untuk memanfaatkan Bring-Your-Own-Device (BYOD) yang
berbagai informasi dan data digital dari dilakukan di Universitas Pelita Harapan, dan
berbagai sumber. Digitalisasi ini dapat Ujian Online berbasis komputer dan berbasis
Web oleh Universitas Terbuka. Sistem ujian Terdapat dua asumsi yang mendasari
online ini mempunyai banyak manfaat, pendekatan terhadap kreativitas dalam
menjadikan sistem ujian lebih fleksibel, hemat bidang pendidikan. Pertama, sebagaimana
tempat penyimpanan, bersifat individual, dan dikemukakan oleh Craft (2001) dan Bauer &
pada saatnya nanti mungkin paperless. Kauffman, (2006) kreativitas bersifat
Penurunan drastis penggunaan kertas jelas universal, tidak dimiliki hanya oleh segelintir
berimbas pada berkurangnya penebangan individu yang hebat, tetapi sejatinya setiap
pohon dan pemeliharaan alam yang semakin orang mempunyai potensi kreatif. Ahli
baik. Pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan mempunyai kepercayaan bahwa
menengah, inovasi penggunaan teknologi anak-anak secara natural merupakan insan
informasi untuk pendidikan telah dikenal kreatif, yang mempunyai dorongan internal
dengan dilaksanakannya ujian akhir nasional untuk mengembangkan diri,
berbasis komputer, serta inovasi individu mengekspresikan dan menggunakan
sekolah untuk mengeksplorasi pembelajaran kapasitasnya, bersikap terbuka dan
berbasis teknologi informasi di sekolah. cenderung tertarik dengan hal-hal baru.
Potensi alami ini dapat surut dan hilang
Pembelajaran Digital dalam apabila tidak dipeliharan dan dikembangkan
pengembangan kreativitas dan inovasi melalui intervensi dan lingkungan yang
Istilah ‘kreativitas’ dimaknai beragam kondusif (Feldman & Benjamin, 2006; Maslow
oleh para pakar. Kreativitas pada dasarnya 1996).
merupakan kemampuan internal pada tataran Asumsi kedua adalah bahwa
ide, untuk menciptakan dan memunculkan kreativitas merupakan developmental
gagasan baru. Ahli psikologi membuat construct, bersifat multidimensi dan dapat
kategori kreativitas yang berorientasi produk diajarkan dan dikembangkan menggunakan
dan kreativitas yang berorientasi pada proses strategi pembelajaran tertentu (Fryer, 1996).
(Smith, 2005). Kreativitas yang berorientasi Dalam hal ini peranan pendidik sangat
pada produk mempunyai asumsi bahwa penting dalam pengembangan kreativitas
kreativitas dimaknai sebagai produk hasil mahasiswa. Dalam jaman yang cepat
karya asli (original) dan berguna untuk berubah, kreativitas menjadi kapasitas dasar
memenuhi kebutuhan tertentu (Lederman & untuk mempertahankan hidup dan meraih
Vagt-Traore, 2004: p. 2). Kreativitas sukses di masa depan. Jackson (2006)
berorientasi proses mengacu pada proses membuat kesimpulan yang tepat bahwa pada
mental yang melibatkan potensi kreatif jaman Renaisans, kreativitas terbatas dimiliki
seseorang untuk mengembangkan gagasan orang orang tertentu, tetapi pada jaman ini
baru, pemecahan masalah dan aktualisasi diri menjadi kebutuhan setiap orang untuk
(Lederman, & Vagt-Traore, 2004). Perspektif berhasil dalam hidup. Dengan demikian,
kreativitas berorientasi proses mungkin lebih pendidikan kreativitas bagi anak anak
relevan untuk dunia pendidikan.
sejatinya adalah membekali mereka dengan baru yang membawa perubahan atau hasil’,
kemampuan dasar untuk masa depan. atau lebih lengkapnya dijelaskan sebagai
Kreativitas anak didik dapat kreasi dan implementasi proses, produk,
ditumbuhkembangkan melalui proses layanan, metode baru yang menghasilkan
pembelajaran yang dilandasi kemampuan perbaikan signifikan pada efisiensi, efektivitas
mengelola proses belajar, memberi dan kualitas. Bila dikaitkan dengan
kebebasan kepada mahasiswa untuk kreativitas, maka dapat disimpulkan bahwa
berkreasi dan mengambil resiko untuk kreativitas dan imaginasi merupakan benih-
berhasil maupun gagal (Bauer & Kauffman, benih kemampuan untuk berinovasi.
2006; Craft, 2005). Dalam telaahnya tentang Spektrum kreativitas dan inovasi dalam
kreativitas, Robinson (NAACCE, 1999) penggunaan teknologi sangat luas, mencakup
mengemukakan 3 karakteristik kreativitas, tidak saja pengembangan kreativitas
mencakup imagination, purpose dan mahasiswa sebagai hasil pendidikan, tetapi
originality. Kreativitas bermula dari berpikir juga penggunaan TIK untuk mengkreasi
dalam tataran gagasan imaginer, dan model dan modus pembelajaran kreatif, serta
gagasan imaginer ini mempunyai tujuan berbagai pengembangan materi
tertentu, misalnya untuk memecahkan suatu pembelajaran yang menarik dan memotivasi
masalah atau menciptakan hal baru untuk mahasiswa, yang dikembangkan secara
meningkatkan kinerja, serta menghasilkan mandiri oleh guru, maupun oleh organisasi
sesuatu, dapat berupa sistem, model, alat, non-profit atau for-profit penyedia program
yang bersifat original (asli, baru). dan materi pembelajaran. Pembelajaran
Berdasarkan atribut ini kreativitas digital dirancang untuk memberikan
didefinisikan sebagai kegiatan imaginatif yang kesempatan bagi mahasiswa
dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang mengembangkan daya nalar kritis dan
original dan bernilai (Robinson, 1999). pemecahan masalah, melalui kolaborasi dan
Kreativitas sering dihubungkan dengan komunikasi dengan mahasiswa lain, melalui
inovasi, dan kedua istilah ini memang pemberian tugas-tugas dan penggunaan
mempunyai keterkaitan makna. Menurut sumber informasi yang disiapkan oleh
(Little, Onions & Friedrichsen, 1973), istilah penyelenggara maupun sumber online
‘inovasi’ berasal dari Bahasa Latin ‘innovare’ terbuka untuk umum. Dalam skenario
yang berarti ‘memperbarui’ atau ‘mengubah’ pembelajaran mahasiswa diarahkan untuk
menjadi sesuatu yang ‘baru’ (novus). Dalam mengeksplorasi kreativitas, inovasi dan daya
praktek, makna ‘hal baru’ tersebut dapat cipta. Pada satu sisi kemampuan dan
dipersepsi berbeda-beda oleh penemu dan keterampilan yang diperoleh memberi
penggunanya (Moyle, 2010). Dalam kontribusi pada tercapainya capaian belajar,
tulisannya tentang inovasi pada sektor public, tetapi lebih dari itu dapat membuka cakrawala
Mulgan dan Albury (2003) mendefinisikan wawasan dan minat peserta didik terhadap
esensi inovasi sebagai ‘gagasan atau ide bidang lain yang tidak terpikirkan
sebelumnya. Saat ini banyak ditemukan video lebih mengutamakan untuk menyelesaikan
karya mahasiswa sebagai hasil penugasan pembahasan materi. Di samping itu,
matakuliah, yang diunggah di YouTube, di pemahaman guru tentang cara atau teknik
antaranya dikemas dengan sangat baik. untuk menghidupkan kreativitas dan daya
Produk-produk seperti ini memperkaya inovatif siswa tidak memadai, belum lagi
sumber belajar digital berbahasa Indonesia ketidaktersediaan sarana-prasarana yang
yang dapat diakses oleh umum. menjadi penghambat. Sahlberg (2009)
Kreativitas yang dikembangkan bukan mengindentifikasi kemungkinan terjadinya
saja dari peserta didik, tetapi juga dari ‘fear of failure’, kuatir gagal, yang dapat
pendidik. Berdasarkan pemahaman yang luas melemahkan kapasitas guru di sekolah dan
tentang berbagai model pembelajaran online mahasiswa untuk mengambil resiko,
dan berbagai sumber yang dapat sehingga menghambat perkembangan
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran kemampuan dan kesempatan untuk berkreasi
digital, pendidik (guru, dosen) atau dan berinovasi. Oleh sebab itu perlu ada
penyelenggara program, harus kreatif dalam toleransi apabila suatu implementasi ide atau
menyusun scenario proses pembelajaran gagasan baru tidak lancar, atau bahkan
peserta didik. Pendidik perlu mempunyai mengalami kegagalan. Dengan demikian guru
literasi informasi yang memadai, di antaranya: dan mahasiswa tidak segan untuk melakukan
mempunyai pengetahuan dan keterampilan gagasan baru.
menggunakan LMS, komunikasi
menggunakan internet, membuat program Kesiapan Digital
video sendiri menggunakan software yang Penggunaan TIK dalam proses
tersedia, baik yang open source maupun pembelajaran yang efektif membutuhkan
yang berlisensi. Bahkan ada perguruan tinggi beberapa prasyarat yang harus dipenuhi.
yang mahasiswanya meminta agar kuliah Pertama adalah kesiapan guru dan murid
dosen direkam dalam bentuk video dan untuk menggunakan TIK, dalam pengertian
diunggah dalam blog dosen yang apakah guru dan siswa telah mempunyai
bersangkutan. Dalam hal ini dosen dapat kemampuan digital dan secara psikologis siap
kreatif membuat sendiri rekaman video untuk berkomunikasi secara digital dan
‘rumahan’ yang menggunakan software online. Kedua adalah komitmen
seperti video movie-maker, powtoon, tanpa penyelenggara Pendidikan/sekolah untuk
memerlukan peralatan canggih, tetapi cukup menyediakan akses dan sarana prasarana
efektif untuk membahas substansi pelajaran. yang berkesinambungan, sehingga
Pendidikan di sekolah saat ini masih pembelajaran online berjalan lancar. Kedua
mengutamakan hasil belajar yang diukur faktor ini sangat penting untuk mendukung
melalui nilai ujian. Pengembangan kreativitas pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.
dan pemberian kesempatan kepada siswa Pendidik terkadang sudah merasa
untuk berinovasi masih terbatas, karena guru sangat mapan dengan cara mengajar dan