Anda di halaman 1dari 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Online Journal Systems UNPAM (Universitas Pamulang)

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies


Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

Transformasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

Aulia Nursyifaa,1*
aProgram Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan
1aulianursyifa@unpam.ac.id

*korespondensi penulis

Naskah diterima: 07-01-19, direvisi: 23-02-19, disetujui: 26-03-19

DOI: http://dx.doi.org/10.32493/jpkn.v6i1.y2019.p51-64

Abstrak

Era revolusi industri 4.0 menjadi fenomena penting di berbagai bidang termasuk dalam bidang
pendidikan. Permasalahan yang dihadapi dalam era ini siswa tidak hanya dituntut menggunakan
teknologi digital, namun kualitas sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan agar mampu
beradaptasi dari perubahan. Artikel ini merupakan kajian literatur yang bertujuan untuk
mengungkapkan tantangan Pendidikan IPS dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Hasil
kajian ini mengungkapkan bahwa pendidikan IPS sebagai bekal dalam menghadapi perubahan
zaman, pengajaran IPS bukan hanya konsep atau teori, tetapi implementasi dari pendidikan IPS
menjadi pedoman bagi siswa untuk dapat memecahkan persoalan sosial. Pengajaran IPS harus
bertransformasi menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, kreatif, menumbuhkan
rasa ingin tahu yang tinggi, berpikir kritis, berpendapat, kolaborasi dalam tim, kepekaan sosial,
dan kemampuan pemecahan masalah. Peran pendidikan IPS tidak hanya sekedar membuat
peserta didik cerdas, namun juga menjadi warga negara yang baik, berjiwa sosial, berakhlak, dan
berkarakter. Oleh karena itu, dalam menghadapi tantang di era ini diperlukan kolaborasi semua
pihak meliputi: sekolah, keluarga, masyarakat, serta pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan di era revolusi industri 4.0.
Kata-kata kunci: transformasi pendidikan; ilmu pengetahuan sosial; revolusi industri

Abstract

The era of industrial revolution 4.0 became an important phenomenon in various fields including in the field of
education. Problems faced in this era students are not only required to use digital technology, but the quality of
human resources must be improved in order to be able to adapt to change. This article is a literature review that
aims to reveal the challenges of social studies education in facing the era of industrial revolution 4.0. The
results of this study reveal that social studies education as a provision in facing changing times, social studies
teaching is not only a concept or theory, but the implementation of social studies education becomes a guideline
for students to be able to solve social problems. Social studies teaching must be transformed into interesting
and fun, creative learning, fostering high curiosity, critical thinking, opinion, team collaboration, social
sensitivity, and problem solving skills. The role of social studies is not only to make students smarter, but also
to be good citizens, social-minded, moral, and with character. Therefore, in facing challenges in this era,
collaboration between all parties is needed including: schools, families, communities, and the government in
order to improve the quality of education in the era of industrial revolution 4.0.
Keywords: education transformation; social sciences; the industrial revolution

  51
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

Pendahuluan Era Revolusi industri 4.0 menjadi


Era revolusi industri 4.0 menjadi perbincangan hangat di berbagai belahan
perbincangan hangat di berbagai kalangan dunia bahkan Bangsa Indonesia saat ini
di dunia, eksistensi keberadaannya terus telah mempersiapkan diri dalam
bertransformasi di berbagai bidang menghadapi perubahan zaman tersebut,
kehidupan seperti dalam bidang ekonomi, sebagaimana yang dipaparkan oleh
politik, teknologi, sosial, budaya, dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
termasuk di bidang pendidikan. Revolusi Tinggi Mohamad Nasir (Ristekdikti 2018)
industri 4.0 dikemukakan oleh Schwab menjelaskan, “Indonesia menjadi negara
(2016), dalam bukunya “The Fourth yang memiliki potensi yang tinggi untuk
Industrial Revolution” dipaparkan bahwa menghadapi revolusi industri 4.0”.
pada tahun 1760 terjadi revolusi industri Berbagai macam upaya yang ditempuh
pertama ditandai dengan penemuan rel bangsa Indonesia dalam menghadapi era
kereta api dan mesin uap, pada akhir abad revolusi industri 4.0, meskipun dalam
19 revolusi industri kedua ditandai prakteknya masih terdapat persoalan yang
dengan munculnya listrik, pada tahun harus dihadapi.
1960 terjadi revolusi ketiga ditandai Keberadaan era revolusi industri 4.0
dengan lahirnya komputer atau disebut merubah wajah baru pendidikan
revolusi digital, sedangkan pada abad 21 Indonesia, pendidikan terus
disebut sebagai Revolusi Industri 4.0 yang bertransformasi mengikuti perkembangan
ditandai dengan mobile dan internet. zaman. Namun setiap perubahan pasti
Pada era ini juga ditandai dengan akan membawa dampak bagi kehidupan
adanya kemajuan dari komputerisasi data, sehingga hal tersebut menjadi sebuah
smartphone,internet, kecerdasan buatan, tantangan yang harus dihadapi.
bioteknologi, robotisasi, dan sebagainya. Sebagaimana yang diungkapkan Riyana
Fenomena revolusi industri 4.0 ini (2018) bahwa terdapat “tantangan yang
menjadikan manusia memiliki harus dihadapi dunia pendidikan di era
ketergantungan pada teknologi terutama revolusi industri 4.0 dapat dilihat dari cara
internet, maka dikenal dengan istilah berpikir, cara belajar, cara bertindak para
internet of things, dimana internet dapat peserta didik dalam rangka
memudahkan kehidupan manusia dalam mengembangkan berbagai inovasi dan
komunikasi jarak jauh menjadi dekat, kreativitas dalam pendidikan”. Oleh
mencari berbagai informasi menggunakan karena itu, keberadaan era revolusi
internet, sebagai sarana belajar untuk industri 4.0 menjadi sebuah tantangan
menambah literasi bisa didapatkan lewat yang harus dihadapi untuk menghasilkan
internet, internet juga dijadikan media pendidikan yang bermutu dan berkualitas
yang paling banyak digunakan untuk di masa yang akan datang.
berbisnis, dan berbagai keunggulan Revolusi industri 4.0 bukanlah sebuah
lainnya. ancaman jika manusianya dapat
memanfaatkan momentum tersebut

  52
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

secara positif dan benar, bahkan Sistem Pendidikan Nasional yaitu


keberadaanya membawa manusia ke arah “pendidikan nasional berfungsi untuk
kemajuan terutama dalam bidang mencerdaskan kehidupan bangsa,
pendidikan misalnya keberadaan bertujuan untuk mengembangkan potensi
pembelajaran secara online atau e- peserta didik agar menjadi manusia
learning, penggunaan smartphone dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan
belajar, penggunaan internet dalam Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
mencari berbagai literasi dalam berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri,
pembelajaran, dan berbagai media dan menjadi warga negara yang
pembelajaran yang sudah berbasis demokratis dan bertanggung
teknologi yang dapat membantu dalam jawab”.(Kemendikbud: 2003).
proses belajar. Namun disisi lain Berdasarkan undang tersebut tujuan
perubahan era revolusi industri ini, dari sebuah pendidikan bukan hanya
membuat manusia menjadi dehumanisasi membuat siswa menjadi pintar, namun
karena diperbudak oleh teknologi dalam menghadapi era sekarang ini
terutama bagi generasi muda yang dibutuhkan kompetensi lainnya sehingga
menjadikan era ini sebagai era kebebasan dapat menjadikan siswa sebagai generasi
tanpa nilai dan norma sosial, misalnya: yang berkualitas yang dapat menyongsong
munculnya cyber bullying di media sosial, masa depan. Implementasi dari
terjadi kenakalan dan kriminalitas di pendidikan ilmu sosial yang penting yaitu
kalangan remaja, penyalahgunaan internet mencetak generasi muda untuk menjadi
dengan mudahnya mengakses video warga negara yang baik, bertanggung
porno, kecanduan game online sampai jawab, dan berjiwa sosial. Hal tersebut
melupakan kehidupan nyatanya, dan tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan
berbagai permasalahan sosial lainnya. dari guru, meskipun di era ini teknologi
Permasalahan tersebut sangat penting sangat mendominasi dalam pendidikan
untuk dikaji secara komprehensif, karena namun peran guru sangatlah penting
pada dasarnya kemajuan sebuah sebagai agent of change dalam mencapai
pendidikan bukan terletak dari tujuan pendidikan, terutama adanya era
keunggulan sarana dan prasarana serta revolusi industri 4.0 maka guru memiliki
teknologi yang canggih, namun juga harus peran untuk menjembatani kebutuhan
dilengkapi dengan keunggulan dari segi siswa dengan keberhasilan belajarnya (Mz
sumber daya manusia yang berkualitas. dan Rahmawati, 2019). Oleh karena itu
Para pendidik berupaya untuk cara pengajaran guru harus dapat
memberikan bekal kepada peserta didik menyesuaikan diri dengan tuntutan
untuk menjadikan peserta didik manusia zaman dan disesuaikan dengan kebutuhan
yang seutuhnya. peserta didik di era revolusi industri 4.0.
Hal ini selaras tujuan pendidikan Tujuan yang ingin dicapai dalam
Indonesia yang termaktub dalam Undang- artikel ini adalah mengungkapkan
Undang RI No.20 Tahun 2003 mengenai berbagai tantangan pendidikan IPS dalam

  53
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

menghadapi era revolusi industri. Oleh eksistensinya sampai saat ini masih sering
karena itu, pendidikan IPS harus menjadi perdebatan bagi para ahli dan
bertransformasi dalam memenuhi masih dianggap ambigu atau tidak jelas.
berbagai tuntutan masyarakat dan Seiring dengan berjalannya waktu maka
menjadi pedoman keilmuan untuk dapat keberadaan revolusi industri 4.0 menjadi
diimplementasikan dalam kehidupan sebuah fenomena yang harus dijalani.
nyata. Bagaimana tantangan menghadapi Menurut Gleason (2018) “masyarakat
perubahan pendidikan IPS dalam era dunia saat ini mengalami masa transisi
revolusi industri 4.0. Hasil kajian pustaka untuk itu perlu adanya adaptasi untuk
ini diharapkan dapat memberikan menjalani era revolusi industri 4.0”.
masukan terhadap guru IPS dalam Melakukan adaptasi dari setiap perubahan
memberikan pengajaran kepada peserta membutuhkan kerja keras agar semua
didik yang disesuaikan dengan tuntutan berjalan saling berdampingan dan tidak
zaman. menimbulkan permasalahan dikemudian
hari. Namun sayangnya perubahan
Metode teknologi bergerak lebih progresif
Metode yang digunakan dalam artikel dibandingkan dengan sumber daya
ini yaitu kajian literatur terkait dengan manusianya.
transformasi pendidikan IPS dalam Lembaga pendidikan menjanjikan
menghadapi revolusi industri 4.0. sebuah solusi yang dianggap masyarakat
Berbagai kajian literatur yang digunakan sebagai pencerahan kearah yang lebih baik
dalam artikel ini berupa: berbagai lagi. Nyatanya tetap saja pendidikan
referensi buku, artikel jurnal, prosiding masih berada posisi tertinggal jika
seminar, dan berbagai naskah akademik dibandingkan dengan perubahan zaman.
lainnya. Berbagai data kajian literasi Oleh karena itu, dunia pendidikan terus
tersebut, dikumpulkan dan pada berbenah melakukan banyak perubahan
selanjutnya dilakukan analisis kajiannya. dalam dirinya, berikut ini akan dipaparkan
Tujuan analisis literatur ini yaitu berbagai transformasi pendidikan IPS
untuk memperkuat kemampuan berpikir dalam menjawab tantangan zaman.
terhadap berbagai teori dari para ahli
maupun hasil kajian penelitian yang Transformasi dalam Pengajaran IPS
relevan. Sehingga dengan adanya berbagai Pengajaran IPS harus bertransformasi
kajian tersebut menjadi pondasi dasar menjadi pengajaran yang menarik dan
gagasan tentang pendidikan IPS dalam menyenangkan, oleh karena itu peran
menghadapi era revolusi industri 4.0. guru sangat penting untuk melakukan
banyak perubahan mulai dari berubahnya
Hasil dan Pembahasan mindset, media pembelajaran, metode
mengajar, update informasi, menguasai
Perubahan dunia dalam era revolusi
teknologi, menguasai literasi, dan
industri 4.0 menjadi sebuah topik yang
sebagainya.
sangat penting untuk dikaji, bahkan

  54
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

Pengajaran IPS harus bertransformasi dilaksanakan dengan baik jika guru IPS
untuk dapat mempersiapkan siswa dalam memiliki keterampilan dalam
menghadapi era perubahan zaman, pengimplementasiannya.
pengajaran IPS bukan hanya tataran Guru pendidikan IPS harus
konseptual atau teoritis tetapi yang bertransformasi menuju perubahan dan
terpenting adalah implementasi dari selalu mengupdate diri menyesuaikan
pendidikan IPS menjadi pedoman bagi dengan kemajuan zaman, oleh karena itu
siswa untuk dapat memahami kehidupan guru pendidikan IPS wajib
sosial sehingga dapat memecahkan mengembangkan diri agar tidak gagap
persoalan yang terjadi di masyarakat. teknologi. Siswa yang hidup pada era
Pengajaran konvensional yang sering revolusi industri 4.0 ini adalah para
dilakukan guru IPS yaitu menggunakan generasi millenial yang disebut generasi Z
metode mengajar dengan ceramah, yang lahir tahun 1995-2010 bahkan
ditambah lagi cara mengajar guru hanya generasi Alpha yang lahir tahun 2010-
satu arah, guru menggunakan teknik sekarang, mereka lahir disaat teknologi
menghafal untuk mengingat pelajaran, sedang berkembang dengan begitu
mencatat materi, mempelajari Lembar pesatnya, sehingga siswa sudah familiar
Kerja Siswa (LKS), siswa kurang berpikir dengan penggunaan teknologi bahkan
kritis, pengajaran yang hanya menekankan lebih pintar menggunakan teknologi
aspek kognitif namun aspek afektif serta daripada gurunya. Oleh karena itu,
psikomotorik kurang ditekankan, sebagai suatu keniscayaan bahwasanya
pengajarannya bukan mementingkan seorang guru harus mengetahui
proses, dan berbagai pengajaran IPS penggunaan teknologi dalam
lainnya. pembelajaran dapat dilihat dari berbagai
Akibatnya pengajaran yang demikian media pembelajaran IPS yang berbasis
mata pelajaran IPS dianggap sebagai mata teknologi misalnya: memutarkan video
pelajaran yang jenuh dan membosankan pembelajaran, penggunaan slide
bagi siswa. Maka berbagai pengajaran presentasi, menggunakan gambar,
seperti itu sudah tidak relevan lagi, memanfaatkan acara berita di televisi,
seorang guru dapat menggunakan internet menjadi media yang sangat
berbagai pengajarannya dengan berbagai penting agar siswa dapat memiliki
cara dan disesuaikan dengan kondisi siswa beragam informasi tentang kajian
saat ini misalnya penerapan pengajaran keilmuan dalam IPS, guru juga dapat
student centered learning, diskusi, pengajaran menggunakan media game disesuaikan
yang menitik beratkan pada studi kasus dengan materi pembelajaran, dan berbagai
dan pemecahan masalah, model media lainnya. Bahkan guru dapat
pengajaran inquiry, pengajaran problem menggunakan masyarakat secara langsung
based learning, cooperative learning, role sebagai media pembelajaran dengan cara
playing, dan sebagainya. Berbagai metode mengajak siswa untuk melakukan
atau model pembelajaran tersebut dapat penelitian kepada masyarakat terkait

  55
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

dengan materi IPS yang sedang dipelajari menasehati peserta didik agar tetap selalu
misalnya dengan menugaskan siswa menjunjung tinggi akan nilai-nilai yang
mewawancarai para pedagang di Pasar berlaku dalam kehidupan di masyarakat
terkait dengan materi tentang Ekonomi serta implementasi dari pembelajaran
dalam IPS, mewawancarai masyarakat tersebut harus ada sehingga pembelajaran
terkait dengan permasalahan sosial di lebih bermakna.
sekitar rumah siswa dalam pembelajaran
Sosiologi. Transformasi Pendidikan IPS dalam
Pengajaran pada era revolusi industri Keterampilan Abad 21
4.0 terus bertransformasi ke arah Keberadaan era revolusi industri 4.0
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan
Teknologi. Menurut Garrison (2011) teknologi nyatanya menjadi sebuah
“pengajaran abad 21 ditandai dengan tantangan bagi kehidupan manusia,
pengajaran yang difasilitasi secara online sebagaimana yang dijelaskan oleh Peters
menggunakan teknologi jaringan disebut (2017) “keberadaan teknologi di era ini
dengan e-learning”. Pengajaran e-learning dapat menciptakan peningkatan
masih terdapat dalam pendidikan tinggi, pengangguran di dunia karena banyak
namun tidak menutup kemungkinan orang akan kehilangan pekerjaan yang
siswa akan diarahkan ke pembelajaran digantikan oleh teknologi.” Hal ini
virtual e-learning tersebut. Apalagi menjadi kekhawatiran dan menjadi isu
dengan adanya sarana pembelajaran sosial yang paling banyak dibicarakan di
melalui internet yang sangat diminati abad 21, guru diharapkan dapat
peserta didik misalnya Ruang Guru, mengeksplorasi keterampilan yang
Quipper, Youtube, Google, dan dimiliki siswa sehingga dengan begitu
sebagainya. Dengan adanya kecanggihan siswa dapat menjadi manusia yang
teknologi tersebut memudahkan siswa berkualitas.
untuk mengakses literasi yang berkaitan Pendidikan mengajarkan keterampilan
dengan pembelajaran bahkan berbagai khusus yang nantinya akan dibutuhkan
informasi dapat dicari di internet. Atas siswa di masa yang akan datang. Oleh
dasar itulah membuat suatu pandangan karena itu, pendidikan IPS harus
bahwa seolah peran guru sudah bertransformasi untuk memenuhi
digantikan dengan internet, oleh karena tuntutan zaman, terutama dalam
itu kompetensi guru harus terus penguasaan keterampilan khusus yang
ditingkatkan agar dapat menyesuaikan wajib dimiliki siswa.
dengan kemajuan zaman. Keterampilan dalam pendidikan IPS
Peran guru tidak akan pernah diungkapkan oleh Sapriya (2017: 51)
tergantikan dengan teknologi secanggih “keterampilan yang dibutuhkan dalam
apapun, terutama dalam hal pengajaran dimensi pendidikan IPS meliputi:
akan nilai dari setiap pembelajaran, keterampilan dalam meneliti,
sebagai seorang guru tentunya wajib keterampilan berpartisipasi sosial,

  56
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

terampil dalam berpikir, terampil dalam masuk ke Indonesia yang tidak sesuai
berkomunikasi”. Terdapat kompetensi dengan budaya bangsa. Alhasil generasi
yang harus dimiliki dalam era revolusi muda banyak menduplikasi budaya luar
industri 4.0, yaitu: (1). Kompetensi ditambah lagi pondasi dasar generasi
pribadi, kompetensi seseorang dalam muda sangat lemah karena mereka masih
pengembangan kognitif dan sistem nilai, melakukan pencarian identitas diri,
memiliki sikap kritis dan adaptif terhadap sehingga banyak diantara mereka yang
perkembangan teknologi. (2).Kompetensi salah bergaul dan cenderung melakukan
sosial, kompetensi yang dibutuhkan perbuatan yang melanggar nilai dan
meliputi: kemampuan komunikasi, norma di masyarakat.
koneksi sosial, bekerja sama, dan Pendidikan bukan hanya sebagai
membangun struktur sosial dengan sarana untuk mentransfer keilmuan,
individu dan kelompok lainnya (Wardini. namun juga menjadi sangat penting dalam
2018). mengatur kehidupan manusia sehingga
Pada abad 21 keterampilan yang dapat menjadi manusia yang dapat
dibutuhkan meliputi: siswa dituntut diterima dalam kehidupan masyarakat.
untuk memiliki kreativitas yang tinggi dan Sebagaimana yang diungkapkan oleh
selalu menghasilkan berbagai inovasi; Durkheim (Hidayat, 2014) “fungsi utama
siswa diarahkan untuk dapat berfikir kritis pendidikan adalah untuk mentransmisi
terhadap berbagai persoalan dalam nilai-nilai dan norma-norma di
kehidupannya, memiliki rasa ingin tahu masyarakat”. Nilai merupakan sesuatu
yang tinggi; siswa dapat memecahkan yang berharga dan diyakini oleh manusia,
permasalahan sosial yang mereka hadapi; sehingga keberadaan nilai dalam
siswa memiliki kepekaan sosial dan rasa kehidupan sangat penting dan diwariskan
peduli terhadap sesama; siswa juga dari satu generasi ke generasi lainnya di
dituntut untuk dapat berkomunikasi baik dalam kehidupan masyarakat.
sehingga mereka berpartisipasi aktif Pendidikan IPS seyogyanya dapat
dalam kegiatan pembelajaran dan aktif menjadi pelopor untuk dapat membantu
mengeluarkan pendapat dan mampu dalam menanamkan nilai-nilai dan norma-
berkomunikasi dengan lisan, tulisan, norma sosial di masyarakat sehingga
maupun lewat sosial media; siswa peserta didik dapat mengimplementasikan
dituntut untuk dapat berkolaborasi atau nilai-nilai dan norma sosial dalam
bekerjasama dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari misalnya nilai
tataran lokal, nasional, maupun global. sosial, nilai kebaikan, nilai religius, norma
kesusilaan, norma agama, norma hukum,
Transformasi dalam Pendidikan Nilai dan sebagainya. pengimplementasian nilai
dalam IPS dalam kehidupan siswa menjadi pondasi
Pada era revolusi industri 4.0 ini dasar sebagai upaya preventif yang untuk
ditandai dengan masuknya budaya luar menghindari siswa dari dampak negatif
yang tidak sesuai dengan budaya bangsa

  57
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

pergaulan remaja seperti seks bebas, nyata, selain itu nilai lainnya yaitu:
narkoba, bullying, dan sebagainya. memiliki jiwa sosial, saling tolong
Saat ini di berbagai informasi di menolong, toleransi, berakhlak mulia,
media cetak maupun elektronik banyak kejujuran,nilai moral, kerukunan,
sekali kasus-kasus yang muncul terkait menjunjung tinggi kebenaran, dan
dengan hilangnya rasa kemanusiaan yang sebagainya.
ada pada diri manusia, misalnya: manusia Nilai karakter berperan menjadi
saling membully, saling menjatuhkan, adu pondasi dasar bagi peserta didik dalam
domba, tidak peduli dengan sesama, menghadapi era revolusi industri 4.0.
karena persoalan kecil dapat menjadi Sebagaimana yang diungkapkan oleh
konflik sosial di masyarakat, bahkan Herwina (2018) “penguatan pendidikan
manusia dapat saling membunuh satu karakter dapat membentengi arus
sama lainnya. Gejala-gejala dehumanisasi globalisasi generasi muda dalam
dalam kehidupan masyarakat inilah sangat menghadapi era revolusi industri”.
mengkhawatirkan, khususnya dikalangan Sebagai guru IPS memasukan nilai-nilai
generasi muda. Pendidikan pada dasarnya karakter dalam proses kegiatan belajar IPS
bertujuan untuk memanusiakan manusia, misalnya religius, kreatif, jujur, kerja
hal ini selaras dengan fokus kajian keras, mandiri, toleransi, rasa ingin tahu,
keilmuan sosial untuk mengkaji tentang peduli sosial, tanggung jawab, cinta
masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan damai, dan sebagainya.
IPS harus melihat pendekatan nilai-nilai Sebagai guru pendidikan IPS
humanis untuk dapat diimplementasikan berkewajiban untuk mengaitkan materi
dalam kehidupan peserta didik sehingga IPS dengan pendidikan nilai baik secara
kelak antar peserta didik dapat hidup implisit maupun secara eksplisit dalam
berdampingan satu sama lain. proses pembelajaran. Pada hakikatnya
Pendidikan IPS menjadi sarana untuk penerapan pendidikan nilai pada
mensosialisasikan nilai-nilai sosial bagi pembelajaran IPS bertujuan untuk
generasi muda sehingga nanti generasi memberikan pendampingan kepada siswa
tersebut akan menjadi warga negara yang untuk dapat mengembangkan nilai-nilai
baik dan demokratis di Indonesia. Tujuan demokrasi dalam kehidupan masyarakat,
utama pendidikan IPS adalah maka dalam integrasi pendidikan nilai
mempersiapkan menjadi warga negara moral yang berpedoman pada pancasila
yang baik sehingga dapat membuat dan nilai-nilai sosial sehingga peserta
keputusan dan ikut berpartisipasi aktif di didik diharapkan dapat menjadi warga
lingkungan masyarakat, bangsa, dan dunia negara yang baik (Suhada, 2017).
(Sapriya, 2017). Guru IPS harus Kebermaknaan nilai dalam kehidupan
menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa yang generasi muda akan terus pahami dan
dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme yang terpenting bukan hanya sekedar
generasi muda misalnya nilai pancasila retorika belaka namun nilai-nilai tersebut
diimplementasikan ke dalam perbuatan dapat diimplementasikan dalam

  58
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

kehidupan siswa sehari-hari. Sekolah pembelajaran yang menggunakan


berperan untuk dapat mentransmisikan proyektor, laptop, dan sebagainya. Hal ini
nilai-nilai untuk generasi yang akan membuat guru diharapkan untuk dapat
datang. menggunakan media tersebut dengan
baik. Atas dasar itu, disinilah peran guru
Transformasi dalam Kualitas Guru IPS IPS sebagai mediator yang dapat
Kualitas guru dalam menghadapi era memahami dan dapat menggunakan
revolusi industri 4.0 harus ditingkatkan berbagai media pembelajaran dalam
sesuai dengan kebutuhan zaman. Berbagai pendidikan IPS.
tuntutan yang ada pada diri guru menjadi Dalam menghadapi era ini guru
sebuah tantangan yang harus dilalui diharapkan menjadi inovator yang dapat
sehingga guru di masa ini wajib untuk melahirkan berbagai inovasi tinggi untuk
menjadi guru yang profesional, guru harus mengembangkan kreativitas dalam
selalu mengupdate diri untuk selalu mengajar, sehingga keunggulan tersebut
belajar dalam mengembangkan akan melahirkan hal-hal yang baru dan
kemampuan mengajar, mengupdate kreatif dalam pembelajaran IPS, guru
keilmuan yang dimilikinya dengan kreatif akan menggunakan beragam model
melanjutkan pendidikan tinggi, dan metode mengajar yang dapat
mengupdate informasi terbarukan dalam disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
pengetahuan IPS, bergabung dalam yang diinginkan serta disesuaikan dengan
perkumpulan guru IPS dalam Musyawarah tuntutan global.
Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS, Guru sebagai fasilitator yang dapat
mengikuti berbagai seminar maupun memfasilitasi para siswa dalam
workshop, pelatihan, dan berbagai kegiatan pembelajaran IPS, memfasilitasi dalam
lainnya yang dapat menambah memperoleh informasi terkait dengan
pengetahuan dan wawasan guru agar keilmuan IPS di berbagai sumber literasi
dapat menjadi guru yang diharapkan di buku maupun digital. Menurut Gunawan
masa ini. (2016: 95), “guru yang bersifat
Guru IPS di abad 21, wajib memiliki konstruktivis yaitu guru yang dapat
kemampuan dalam penggunaan teknologi memfasilitasi siswa untuk , menganalisis,
sebagai media pembelajaran, karena di dan mengolah berbagai informasi dari
zaman ini guru harus menghadapi siswa berbagai sumber yang diterima oleh
yang sudah terbiasa menggunakan siswa”.
teknologi dalam hidupnya sehingga guru Dalam kegiatan pembelajaran IPS
yang tidak mengerti teknologi sangat guru dapat memfasilitasi siswa agar dapat
kesulitan mengajar di abad ini. Apalagi berpartisipasi aktif dengan menggali
dengan adanya sistem belajar yang informasi dari berbagai referensi maupun
berbasis teknologi seperti e-learning, ujian dari pengalaman siswa sendiri, sehingga
yang sudah berbasis komputer, penilaian berdasarkan pengalamannya siswa dapat
dengan menggunakan e-rapor, media secara langsung melihat berbagai

  59
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

fenomena sosial di lingkungan sekolah, Apalagi dengan adanya keilmuan sosial


pergaulan teman sebaya, lingkungan yang dipelajari siswa, maka siswa dinilai
keluarga maupun lingkungan masyarakat. secara komprehensif dalam aktivitas
Atas dasar itulah, seorang guru harus sosialnya sehingga guru dapat mengamati
membimbing siswa agar dapat menguasai apakah keilmuan sosial dapat
dan memanfaatkan keilmuan sosial yang diimplementasikan dalam kehidupan
dimiliki. Selain itu, guru memfasilitasi sehari-hari siswa.
siswa untuk menciptakan suasana belajar
yang kondusif dan menyenangkan. Transformasi Kurikulum Pendidikan
Menghadapi peserta didik di era ini, IPS
tidak bisa disamakan dengan pada tempo Seiring dengan perubahan zaman,
dahulu. Oleh karena itu, guru yang maka manusia terus bertransformasi
otoriter dan ditakuti di era ini sudah tidak melakukan berbagai perubahan dalam
relevan lagi. Namun guru harus dapat kehidupan terutama dalam kemajuan
menempatkan diri ada saatnya guru harus dibidang teknologi. Namun yang menjadi
tegas dan ada saatnya menjadi sahabat dilematis ketika perubahan perkembangan
yang baik bagi siswa, menjadi orangtua begitu cepat tetapi tidak disesuaikan
kedua bagi siswa, guru juga harus dengan sumber daya manusianya.
memiliki kepribadian baik, berbudi Pendidikan menjadi salah satu harapan
pekerti luhur, jujur, akhlak yang baik. besar agar masyarakat agar dapat
Guru menjadi contoh apa yang diucapkan mengimbangi kemajuan yang ada.
dan apa yang diperbuat sehingga guru Menurut Durkheim (Hidayat. 2014)
menjadi idola di mata siswa. Guru IPS “sekolah adalah miniatur dari kehidupan
harus memiliki jiwa sosial yang tinggi dan masyarakat”. Sekolah menjadi jalan untuk
menerapkan aturan nilai dan norma sosial mempersiapkan individu agar dapat terjun
dalam kehidupan sehari-hari. ke dalam kehidupan masyarakat. Jika
Guru menjadi motivator yang selalu sekolah dapat mencetak generasi muda
memberikan motivasi bagi peserta didik, yang berkualitas maka akan berpengaruh
yang selalu mengarahkan kepada hal-hal terhadap kemajuan sebuah bangsa yang
yang baik. Sehingga guru seperti inilah berkualitas juga.
yang dapat menginspirasi siswa untuk Pada dasarnya kurikulum pendidikan
menggapai cita-cita di masa depan. IPS diarahkan agar siswa dapat menjadi
Guru sebagai evaluator memberikan warga negara yang baik, dalam kondisi
penilaian tidak hanya penilaian masyarakat global yang terus mengalami
pengetahuan kognitif di bidang IPS, perubahan menjadi tantangan bagi
namun juga dalam ranah afektif, dan pendidikan IPS agar mampu beradaptasi
psikomotorik siswa. Penilaian siswa tidak dalam perubahan. Hal ini selaras dengan
menitikberatkan dalam penilaian hasil pendapat Gunawan (2016) “IPS harus
yang diraih siswa namun juga penilaian dirancang dalam kurikulum untuk
proses dalam kegiatan belajar siswa. membangun kemampuan siswa dalam

  60
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

kehidupan masyarakat yang selalu kurikulum IPS harus diarahkan untuk


mengalami perubahan”. Berbagai dapat mengintegrasi kedalam kedua
perubahan akibat kemajuan ilmu kemampuan tersebut secara seimbang.
pengetahuan dan teknologi akan Selama ini kelemahan dari
berdampak bagi kehidupan baik yang implementasi kurikulum pendidikan IPS
berdampak positif maupun negatif. ini hanya menekankan pada tataran
Dampak inilah yang menjadi sebuah konseptual atau teoritis, jika
tantangan bagi siswa yang sejak dini menyesuaikan dengan kemajuan ilmu
mengenal kehidupan sosial sehingga pengetahuan maka pembelajaran IPS
nantinya peserta didik dapat menghadapi dapat diarahkan kepada pendekatan
berbagai perubahan dalam tataran lokal, scientific.
nasional, maupun global. Kurikulum IPS Pembelajaran scientific dalam IPS dapat
bertransformasi memenuhi 3 ranah dikembangkan dengan fakta sosial di
tersebut, oleh karena itu peran kurikulum masyarakat, siswa diarahkan untuk
IPS sangat penting dalam membawa berfikir kritis terhadap permasalahan
perubahan dalam kehidupan manusia sosial yang terjadi, siswa dapat berpikir
dalam menjawab tantangan zaman. analisis sesuai fakta disesuaikan dengan
Kurikulum 2013 yang diterapkan saat pendekatan teoritis, memecahkan
ini di Indonesia, berusaha untuk berbagai permasalahan sosial dalam
menjawab berbagai fenomena kemajuan lingkungan sosial terdekat siswa, dan
zaman yang ada. Peserta didik tidak hanya berbagai pendekatan scientific lainnya.
diarahkan dalam kurikulum untuk Penerapan pendekatan scientific dalam
memiliki kecerdasan dalam kurikulum IPS dapat disesuaikan dengan
memanfaatkan kemajuan di bidang ilmu tingkat perkembangan peserta didik dan
pengetahuan dan teknologi, tetapi mereka jenjang pendidikan agar implementasi dari
juga dituntut untuk memiliki kemampuan pembelajaran tersebut dapat terealisasi, di
dalam pengembangan kualitas diri contohkan dalam pelajaran IPS siswa
manusia yang disebut dengan soft skill. dapat melakukan mini riset tentang
Dalam kurikulum 2013 harus proses jual beli di pasar, atau dalam
memberikan keseimbangan antara soft skill pelajaran Sosiologi dapat melakukan riset
dan hard skill (Supardan. 2015). tentang penggunaan gadget di kalangan
Kemampuan hard skill berkaitan siswa. Setelah siswa selesai meneliti
dengan kemampuan manusia dalam persoalan di sekitarnya maka siswa dapat
penguasaan ilmu pengetahuan dan mempresentasikan hasil penelitiannya
teknologi dengan berbagai keilmuan yang kepada siswa lainnya di depan kelas.
dipelajari di bangku sekolah, sedangkan Kurikulum IPS di Indonesia harus
kemampuan soft skill diarahkan untuk bertransformasi mengikuti perubahan
dapat memiliki kepribadian yang baik dan zaman kearah kemajuan teknologi. Siswa
dapat berhubungan dengan orang lain dituntut untuk dapat beradaptasi dengan
dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, kebutuhan zaman, kurikulum dapat

  61
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

dirancang mempersiapkan generasi muda seperti: sekolah, keluarga, masyarakat,


untuk dapat berperan di dalam kehidupan serta pemerintah dalam rangka
masyarakat. Kedepannya, siswa tidak meningkatkan kualitas pendidikan di era
hanya dituntut pintar namun dituntut revolusi industri 4.0. Tidak semudah
untuk mempersiapkan keterampilan- mengembalikan telapak tangan untuk
keterampilan yang dimilikinya, terutama melakukan perubahan, namun berbagai
dalam penguasaan teknologi. Dampak perubahan tersebut dapat dimulai sejak
perubahan teknologi tanpa dilandasi dini dan dari hal terkecil sampai
dengan kekurangan keterampilan yang membawa perubahan besar bagi
dimiliki maka mengakibatkan kehidupan manusia di masa yang akan
pengangguran secara massal, untuk itu datang.
perlu adanya reformasi dalam pendidikan
dalam mempersiapkan generasi Kesimpulan
selanjutnya untuk mendapatkan pekerjaan Tantangan pada era revolusi industri
di masa depan dalam era revolusi industri 4.0 sangat besar bagi kehidupan.
4.0 (Schwab dan Samans, 2016: v). Pendidikan sebagai agent of change
Kurikulum IPS kedepannya dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
terintegrasi dengan dunia kerja, serta berkualitas yang dapat beradaptasi dengan
berbagai keterampilan-keterampilan yang tuntutan zaman. Dalam menjawab
wajib dimiliki siswa perlu ditingkatkan tantangan zaman tersebut pendidikan IPS
sehingga siswa dapat menjadi pribadi yang diharapkan dapat melakukan transformasi
mandiri menciptakan lapangan kerja agar berguna bagi kehidupan siswa dalam
sendiri. Kurikulum harus dapat tataran pergaulan lokal, nasional, maupun
mengeksplor berbagai kemampuan siswa global. Berdasarkan hasil kajian diatas
bukan hanya dalam kegiatan akademik terdapat transformasi yang dapat
tetapi juga mempersiapkan siswa untuk dilakukan: yaitu (1) perubahan dalam
menjadi anggota masyarakat. Guru dalam pengajaran IPS dari konvensional ke arah
mengajar mata pelajaran Ekonomi bukan pengajaran berbasis teknologi, penerapan
hanya menekankan konsep materi berbagai media dan metode pembelajaran
ekonomi tetapi juga mengembangkan yang sesuai dengan kemajuan zaman.
keterampilan siswa untuk memiliki Namun seberapa canggih teknologi dalam
kemampuan enterpreneur muda di masa pendidikan,tak akan mampu
depan. Oleh karena itu, pemerintah harus menggantikan peran guru terutama dalam
berupaya untuk merancang kurikulum pengajaran akan nilai. (2) pengembangan
yang dapat mempersiapkan generasi muda keterampilan yang dimiliki siswa dalam
agar memiliki pekerjaan di masa depan menghadapi era revolusi diantaranya:
dengan berbagai keterampilan yang kreativitas, inovasi, berpikir kritis,
dimilikinya. memecahkan permasalahan sosial,
Menghadapi berbagai tantangan di era kemampuan berkomunikasi,
ini diperlukan kolaborasi semua pihak berkolaborasi dengan sesama. (3)

  62
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

penguatan dalam pendidikan nilai yang Hidayat, R. (2014). Sosiologi Pendidikan


dapat diimplementasikan dalam Emile Durkheim. 1 ed. Jakarta:
kehidupan sehari-hari, siswa dapat Grafindo.
menjadi warga negara yang baik, berjiwa Mz, S., & Rahmawati, F. (2019). “Peran
sosial, berakhlak, dan berkarakter. (4) Guru dalam Penggunaan Multimedia
peningkatan profesionalitas guru. Guru Interaktif di Era Revolusi Industri
4.0.” Prosiding Seminar Nasional
dalam era digital yang dapat menguasai
Pendidikan Pascasarjana Universitas PGRI
berbagai peran meliputi: guru sebagai
Palembang.
mediator, inovator, fasilitator, evaluator,
Peters, M. A. (2017). “Technological
motivator, dan sebagainya. (5)
unemployment  : Educating for the
pengembangan kurikulum IPS harus
fourth industrial revolution
disesuaikan dengan kebutuhan zaman,
Technological unemployment  :
menyeimbangkan antara hard skill dan soft Educating for the fourth industrial.”
skill dalam pembelajaran, dan Educational Philosophy and Theory 1857:
pembelajaran IPS dengan pendekatan 1–6.
scientific. Berbagai perubahan tersebut https://doi.org/10.1080/00131857.20
tidak akan terlaksana jika tidak adanya 16.1177412.
kerjasama dari berbagai pihak meliputi: Ristekdikti. (2005). Undang-undang No. 14
pihak sekolah, keluarga, masyarakat, serta Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
pemerintah dalam rangka meningkatkan http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/
kualitas pendidikan di era revolusi wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_
industri 4.0. 20_th_2003.pdf.
———. 2018. “Era Revolusi Industri 4.0,
Referensi Saatnya Generasi Millennial Menjadi
Garrison, D. R. (2011). E-Learning in the Dosen Masa Depan.” 2018.
21st Century. New York: Routledge. http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/in
dex.php/2018/01/30/era-revolusi-
Gleason, N. W. (2018). Higher Education in
industri-4-0-saatnya-generasi-
the Era of the Fourth Industrial Revolution.
millennial-menjadi-dosen-masa-
Singapore.
depan.
https://doi.org/https://doi.org/10.10
07/978-981-13-0194-0. Riyana, C. (2018). “Tantangan Pendidikan
Era Revolusi Industri.” Universitas
Gunawan, R. (2016). Pendidikan IPS
Negeri Malang. 2018.
Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:
https://um.ac.id/content/page/2/201
Alfabeta.
8/11/tantangan-pendidikan-era-
Herwina, I. (2018). “Penguat Pendidikan revolusi-industri-4-0.
Karakter Perspektif Islam dalam Era
Sapriya. (2017). Pendidikan IPS Konsep dan
Milenial IR. 4.0.” In Seminar Nasional
Pembelajaran. Bandung: Remaja
Membangun SInergitas dalam Penguatan
Rosdakarya.
Pendidikan Karakter pada Era IR 4.0,
300. Jakarta: Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

  63
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Journal of Civics and Education Studies
Vol. 6 No. 1 Maret 2019 p-ISSN 2302-0865 | e-ISSN 2621-346X

Schwab, K. (2016). The Fourth Industrial Supardan, D. (2015). Pembelajaran Ilmu


Revolution. Switzerland: World Pengetahuan Sosial Perspektif Filosofi dan
Economic Forum. Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Schwab, K., & Samans, R. (2016). “The Wardini, A. K. (2018). “Human Capital
Future of Jobs The Era Fourth dan Keunggulan Bersaing di Era
Industrial Revolution.” Switzerland. Industri 4.0.” Universitas Terbuka.
www.weforum.org. http://repository.ut.ac.id/7889/1/ora
Suhada, I. (2017). Konsep Dasar IPS. si-13nov2018.pdf.
Bandung: Rosdakarya.

  64

Anda mungkin juga menyukai