Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNIK UMUM ATAU KETERAMPILAN DASAR KONSELING


MENGARAHKAN , MEMIMPIN DAN MEMFOKUSKAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan dasar konseling
Dosen pengampu Resti Okta Sari M.Pd.

Disusun oleh :

1. Citra Bilqisty 20010332


2. Dewi Nurhalifah 20010265
3. Candra Dwi Gustiana 20010008
4. Nur'aida Pratama 20010124
5. Risma Oktaviani 20010244
6. Lilih siti solihah 20010214

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah


Subhanahu Wata’ala, karena berkat rahmat dan karunianya makalah ini dapat di selesaikan.
Makalah ini berisi pembahasan tentang Teknik Umum atau Keterampilan Dasar Koseling, yaitu
Mengarahkan,memimpin dan memfokuskan.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Keterampilan
Dasar Konseling yang selalu memberikan ilmu pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi
penyusun. Selain itu, penyusun berterima kasih kepada orang tua ,dan teman-teman yang
sudah ikut membantu dalam mencari materi-materi pembahasan tersebut sehinggan
makalah ini dapat terselesaikan.

penulis memohon maaf apabila dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca
sekalian untuk perbaikan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menjadi amal ibadah baik bagi pembaca maupun penulis

Bandung, 19 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Tehnik Bimbingan dan Konseling 3
2.2 Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling 4
2.3 Bidang-bidang Layanan Bimbingan dan Konseling 6
2.4 Teknik Bimbingan Konseling 7
2.5 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Tehnik Mengarahkan,
Memfokuskan dan Memimpin. 11
BAB 3 PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
Daftar Pustaka 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Guru bimbingan konseling diharapkan dapat membantu peserta didik atau siswa
untuk mencapai tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan yang ingindicapaimemungkinkan
tahapan dan juga perubahan tingkahlaku peserta didik menjadi lebih terarah guru
bimbingan konseling juga harusbertindak sebagai fasilitator pemberibantuan dalam jangka
waktu yang singkat. Tugas Guru Bimbingan onseling berada dalam lingkungan konseling
yang bertujuan mengembangkan potensi dan memandirikan peserta didik dalam
pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera,
produktif dan peduli kebaikan umum.
Kompleksitas problem di era globalisasi memang sulit dikendalikan. Ia melaju dengan
kecepatan mahadasyat dan selalu menimbulkan masalah psikologi, moral, mental, mind
set, dan transformasi kultural dan struktural yang canggih dan supercepat. Lambat
mengantisipasi dinamika akseleratif ini membuat sekolah semakin ketinggalan zaman. Di
sinilah urgensinya optimalisasi fungsi konseling sebagai starting point mengembangkan
potensi besar anak didik dan menjaganya dari berbagai godaan dan penyimpangan, yang
setiap saat siap menerkam.
Bimbingan dan konseling di sekolah, selain meminimalisir angka kenakalan murid, juga
mempunyai peran vital dalam meningkatkan kualitas anak didik. Hal tersebut, tidak lepas
dari kualifikasi konselor yang multifungsi. Seorang konselor adalah seorang psikolog yang
pandai menyelami dunia anak secara mendalam. Ia cepat mengidentifikasi, memetakan,
dan menemukan factor penyebab masalah, lalu menyusun formula untuk menanganinya
dengan cara mengetahui tehnik dan prosedur dalam bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling membutuhkan tehnik yang tidak mudah. Diperlukan pembiasaan
terhadap macam-macam tehnik yang ada, supaya konselor mahir dalam kerja praktiknya.
Di samping itu, keberanian dalam mempraktikan macam-macam tehnik yang ada, supaya
ada pengalaman dari berbagai tehnik. Selain konselor harus menguasai tehnik juga harus
paham tentang prosedur-prosedur dalam bimbingan dan konseling.

Teknik-teknik dalam bimbingan dan konseling merupakan langakah awal yang harus di
pahami oleh para konselor.

2. Rumusan Masalah
• Apa itu Bimbingan dan Konseling?
• Apa saja jenis layanan Bimbingan dan Konseling?
• Apa itu mengarahkan?
• Apa itu memfokuskan?

1
• Apa itu memimpin ?
• Apa fakor pendukung dan faktor penghambat dalam tehnik mengarahkan,
memfokuskan dan memimpin ?

3. Tujuan Penulisan
• Mengetahui definisi Bimbingan dan Konseling
• Mengetahui jenis layanan Bimbingan dan Konseling
• Mengetahui tehnik mengarahkan
• Mengetahui tehnik memfokuskan
• Mengetahui tehnik memimpin
• Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam tehnik mengarahkan,
memfokuskan dan memimpin

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tehnik Bimbingan dan Konseling

Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir.Bimbingan juga dapat
diartikan sebagai bantuan atau pertolongan.
Syamsu Yusuf (2009: 38) mengatakan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian
bantuan (process of helping) konselor kepada individu (konseli) secara berkesinambungan agar
mampu memahami potensi diri dan lingkungannya, menerima diri, mengembangkan dirinya
secara optimal, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma
kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia),
baik secara personal maupun sosial”
Menurut Robinson (M. Surya dan Rochman N., 1986: 25) dalam Syamsu Yusuf(2009: 43)
konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seorang, yaitu klien
dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya.
Suasana hubungan konseling ini meliputi penggunaan wawancara untuk memperoleh dan
memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan,
memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan (terapi).
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face)
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat
memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau
kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidup
Dari pengertian bimbingan yang telah dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa
bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang
secara terus menerus dan sistematis oleh konselor kepada individu atau sekelompok individu
klien) menjadi pribadi yang mandiri. Bimbingan ini penekanannya bersifat preventif
(pencegahan) artinya proses bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang
(klien) supaya bisa mencegah agar suatu masalah bisa diselesaikan

3
2.2 Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan Konseling adalah layanan/bantuan yang diberikan kepada peserta didik baik
perorangan atau kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang
Pribadi, Sosial, Belajar, Karir, Keluarga dan Keagamaan melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Layanan BK merupakan pelayanan pengembangan pribadi individu seutuhnya. Pribadi
seutuhnya dilandasi dua kompetensi dasar, yaitu kemandirian dan pengendalian diri.
Jenis layanan bimbingan dan konseling terselenggara harus sesuai dengan
empat bidang bimbingan yaitu:
(1). Bidang bimbingan Pribadi
(2). Bidang bimbigan sosial
(3). Bidang bimbingan belajar
(4). Bidang bimbingan karier.
Jenis jenis layanan bimbingan dan konselin terbagi menjadi Sembilan yaitu:
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. pemberian layanan ini
bertolak dari anggapana bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat
berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang.
2. Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa (konseli)
menerima dan memahami berbagai informasi seperti informasi Pendidikan yang dapat digunakan
sebagi bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan konseli.
3. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan
kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan. Syamsu
Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005, hlm 10-11) menjelaskan bahwa bimbingan belajar adalah
bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah akademik dengan cara mengembangkan suasana-suasana belajar-mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan
klienmemperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-
masing. Tohirin (2013, hlm 148) menyatakan bahwa layanan penempatan adalah usaha-usaha

4
membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan madrasah dan
sesudah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan
tertentu.Menurut Prayitno (2004, hlm 2) layanan penempatan adalah suatu kegiatan bimbingan
yang dilakukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami missmatch (ketidak
sesuaian antara potensi dengan usaha pengembangan), dan penempatan individupada lingkungan
yang cocok bagi dirinya serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara
optimal.
5. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan
diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
6. Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami
kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor
sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan
psikologi.
7. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada
diri konseli atau klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang
berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan
dalam bentuk pelajaran.Menurut Prayitno (1995, hlm 61) layanan bimbingan kelompok adalah
suatu layanan bimbingan yang di berikan kepada siswa secara bersama-sama
atau kelompok agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri.
8. Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling adalah konseling
kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada siswa dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan,
konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.Konseling kelompok adalah salah satu
bentuk teknik bimbingan. Dilihat dari segi suasana hubungan dalam batasan individual-kelompok,
secara garis besar teknik-teknik bimbingan dan konseling dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok besar, yakni bimbingan dan konseling individual serta bimbingan dan konseling
kelompok.
9. Layanan Konsultasi
Peter Salim, dan Yenny Salim (2002, hlm 223) menjelaskan bahwa konsultasi (consultation) yaitu
segala usaha memberikan asistensi kepada seluruh anggota staf pendidikan di sekolah dan kepada
orang tua siswa, demi perkembangan siswa yang lebih baik. Konsultasi diartikan sebagai
pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan (nasehat, saran) yang sebaik-baiknya.
Pengertian konsultasi dalam program Bimbingan dan Konseling adalah sebagai suatu proses

5
penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas siswa atau sekolah.

2.3 Bidang-bidang Layanan Bimbingan dan Konseling

Untuk mencapai kemandirian dan pengendalian diri tersebut, maka Bimbingan dan
konseling (BK) di sekolah mem-fasilitasi perkembangan peserta didik dalam empat bidang
layanan, yaitu: pribadi, sosial, belajar, dan karir. Keempat bidang tersebut merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik.

a. Bidang Pribadi, merupakan suatu proses pemberian bantuan


dari guru BK atau konselor kepada peserta didik untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara
bertanggung jawab tentang aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai
perkembangan secara optimal dan mencapai, kesejahteraan dan keselamatan dalam
kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik yang dikembangkan meliputi:
Memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi
fisik maupun psikis; mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya; menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik

b. Bidang Sosial, adalah proses pemberian bantuan dari konselor atau guru BK
kepada peserta didik untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-
masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki
keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan
dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik yang
dikembangkan meliputi: Berempati terhadap kondisi orang lain; memahami keragaman
latar sosial budaya; menghormati dan menghargai orang lain; menyesuaikan dengan
nilai dan norma yang berlaku; berinteraksi sosial yang efektif; bekerjasama dengan orang
lain secara bertanggung jawab; dan mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan
prinsip yang saling menguntungkan.

c. Bidang Belajar, proses pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mengenali
potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil
merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara
optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi: menyadari
potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar; memiliki
sikap dan kebiasaan belajar yang positif; memiliki motif yang tinggi untuk belajar

6
sepanjang hayat; memiliki keterampilan belajar yang efektif; memiliki keterampilan
perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan memiliki kesiapan menghadapi
ujian.

d. Bidang Karir, adalah proses pemberian bantuan oleh guru BK atau konselor kepada
peserta didik untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan,
eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya
secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia
di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan yang dikembangkan meliputi: Pengetahuan konsep diri yang positif
tentang karir; kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir; kesadaran
pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir; kesadaran
hubungan antara pekerjaan dan belajar; keterampilan untuk memahami dan menggunakan
informasi karir; kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan
bekerja yang baik dan kesempatan karir; kesadaran
tentang karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat; kesadaran
tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peranlaki-laki dan perempuan.

2.4 Teknik Bimbingan Konseling

a. Mengarahkan
Directing adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien untuk
berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling. Melalui keterampilan ini, konselor
mengajak klien agar berbuat sesuatu atau mengarahkan agar berbuat sesuatu. Kemampuan
mengarahkan klien juga menjadi poin penting dalam teknik konseling. Konselor harus
memiliki kemampuan ini agar dapat mengajak klien berpartisipasi secara penuh dalam
proses konseling. Inti dari tujuan tersebut adalah agar klien bersedia melakukan sesuatu,
misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor, atau mengkhayalkan
sesuatu.
Adalah suatu keterampilan konseling yang mengatakan kepada klien agar dia berbuat
sesuatu. Sering klien kurang mampu melakukan sesuatu tanpa petunjuk orang lain. Hal ini
karena faktor emosional, kurang konsentrasi, atau terlalu banyak ngawur sehingga
menyimpang dari pokok pembicaraan.Mengarahkan (directing) merupakan teknik
konseling yang akan membuat klien terarah kepada tujuan konseling.Mengarahkan Suatu
keterampilan konseling yang mengatakan kepada klien agar dia berbuat sesuatu. Sering
klien kurang mampu melakukan sesuatu tanpa petunjuk orang lain.

• Tujuan latihan:
a.Melatih calon konselor agar bisa mengajak/mengarahkan klien dengan sikap attending
untuk mampu berbuat sesuatu

7
b.Agar calon konselor mampu menyusun kalimat-kalimat yang bernada mengajak atau
mengarahkan dengan halus sehingga klien terasa tersugesti untuk berbuat sesuai arahan
konselor itu.
Materi latihan
a) Latihan sikap attending sambil mengajak.
Contoh: - “Dapatkah saudara bersikap lebih jelas da terarah dalam tugas sekolah yang
sedang anda lalui?” - “Bagaimana konkritnya sikap tak bertsahabat yang anda alami dengan
dia?” - “Apakah saudara tahu apa yang anda inginkan dengan pembicaraan ini?”
b) Latihan menyusun kalimat mengarahkan. Dapat dalam bentuk bertanya.
Seperti: dapatkah anda ….. , atau dalam bentuk pernyataan seperti barangkali saudara
dapat…. , dan sebagainya. Prosedur latihannya: - Buat pasangan-pasangan peserta yang
terdiri dari konselor dank lien untuk bermain peran dalam proses konseling. Tambahkan
dengan tiga pengamat - Adakan latihan dialog konseling dengan materi yang telah
disediakan oleh pembimbing atau disusun sendiri oleh peserta - Setelah latihan adakan
diskusi dan penilaian setelah banyak masukan dari pengamat dan peserta lain

Teknik mengarahkan ini yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan
sesuatu. Misalnya, menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau
mengkhayalkan sesuatu. Misalnya :
Klien : “Ayah saya sering marah-marah tanpa sebab. Saya tak dapat lagi menahan diri.
Akhirnya, terjadi pertengkaran sengit.”
Konselor : “Bisakah Anda mencoba memperlihatkan di depan saya bagaimana sikap dan
kata-kata ayah Anda jika memarahi Anda.”
Catatan :
Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka. Dalam hal-hal
tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup yang harus dijawab dengan kata “ya”
atau “tidak”, atau dengan kata-kata singkat.

2. Menfokuskan
Fokus yaitu teknik untuk membantu klien memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan.
Pada umumnya, dalam wawancara konseling, klien akan mengungkapan sejumlah
permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, konselor seyogiyanya dapat
membantu klien agar dapat menentukan apa yang fokus dari masalah tersebut. Miasalnya,
dengan mengatakan :
“Apakah tidak sebaiknya jika pokok peembicaraan kita berkisar dulu soal hubungan Anda
dengan orang tua yang kurang harmonis.”

8
Konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya yang terseleksi
terhadap pembicaraan dengan klien. Fokus membantu klien untuk memusatkan perhatian
pada pokok pembicaraan. Ada beberapa focus yang dapat dilakukan seorang konselor yaitu:
1. fokus pada diri klien
2. fokus pada orang lain
3. fokus pada topik
4. fokus mengenai budaya
Dalam hal mewawancarai klien pastinya akan timbul masalah-masalah yang berkembang,
oleh karena itu konselor harus membantu klien agar dia menentukkan fokus pada masalah apa.
1. Rasional
Klien yang sudah terlihat dan terbuka dalam proses konseling sering bicaranya menyimpang
dari pokok pembicaraan. Hal ini disebabkan oleh keadaan emosional, kurang konsentrasi, atau
terlalu bersemangat.
Dalam keadaan demikian, seorang konselor harus membantu kliennya agar memusatkan
perhatiannya pada pokok pembicaraan. Upaya konselor ini dapat terlaksana jika menggunakan
teknik memfokuskan pembicaraan.
2. Tujuan Latihan
a . Agar calon konselor mampu menangkap keadaan klien yang berbicara sudah
menyimpang dari pokok pembicaraan.
b. Agar calon konselor mampu menyusun kalimat yang memberikan dorongan supaya klien
memfokuskan pembicaraannya.
3. Materi Latihan
a. Melatih calon konselor menangkap keadaan klien yang berbicara sudah menyimpang dari
pokok pembicaraan. Sehingga calon konselor perlu meneliti fokus mana yang penting untuk
dikemukakan apakah tentang materi/topik, diri klien, orang lain, atau fokus pada budayanya
.b. Latihan menyusun kalimat yang membantu agar klien dapat memfokuskan
pembicaraannya.
Contoh:
K1: “Saya menjadi agak pesimis dengan cita-cita saya. Hambatan datang di sana-sini. Tapi
dukungan wali kelas cukup saya hargai. Namun saya kecewa sekali dengan ayah saya.
”Ko 1: “Bagaimana dengan ayah saudara. Bisa diceritakan hubungan anda dengan dia?”
(fokus pada orang lain)
Ko 2: “Apakah yang anda maksud dengan hambatan itu?” (fokus pada topik)Ko 3: “Saya
memahami perasaan anda. Seberapa jauh anda pesimis?” (fokus pada diri klien)

9
• Ada beberapa yang dapat dilakukan dalam teknik fokus ini, diantaranya :
a. Fokus pada diri klien. Contoh : “Tanti, Anda tidak yakin apa yang akan Anda lakukan.”
b. Fokus pada orang lain. Contoh : “Roni telah membuat kamu menderita, terangkanlah
tentang dia dan apa yang telah dilakukannya?”
c. Fokus pada topic. Contoh : “Pengguguran kandungan? Kamu membiarkan aborsi?
Pikirkanlah masak-masak dengan berbagai pertimbangan.”
d. Fokus mengenai budaya. Contoh : “Mungkin budaya menyerah dan mengalah pada
laki-laki harus diatasi sendiri oleh kaum wanita. Wanita tak boleh menjadi objek laki-
laki.”
4. Prosedur Latihan
a. Membentuk pasangan-pasangan peserta yang berperan sebagai konselor dan klien. Dibantu
oleh tiga pengamat.
b. Mempelajari materi yang telah disiapkan pembimbing dan yang sengaja disusun oleh
peserta sendiric. Mendiskusikan hasil latihan dengan masukan dari pengamat, peserta, dan
pembimbing. Termasuk memberi penilaian.
3. Memimpin (leading)
Leading yaitu teknik untuk mengarahkan pembicaraan dalan wawancara konseling sehingga
tujuan konseling tercapai
Agar pembicaraan dalam wawancara konseling tidak melantur atau menyimpang, seorang
konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga nantinya mencapai tujuan.
Tujuan dari memimpin disini ialah
1) agar klien tidak menyimpang dari fokus pembicaraan,
2) agar arah pembicaraan lurus kepada tujuan konseling.
• Tujuan latihan:
1. agar calon konselor mampu mengetahui dan memahami bahwa arah pembicaraan klien
sudah menyimpang atau tidak mengarah ke tujuan konseling
2. agar calon konselor dapat menyusun kalimat yang memimpin pembicaraan dalam diskusi
dengan klien.
Materi latihan:
1. latihan memahami penyimpangan pembicaraan dalam proses konseling.
2. latihan menyusun kalimat yang memimpin pembicaraan dengan klien
contoh:
KL: ”Saya sudah pasrah sejak jauh. Tak dapat lagi amengatakan apa. Mana mungkin pak.
Saya tak sanggup membicarakan persoalan lebih jauh. Hati saya amat pedih.
” KO:” Saya amat memahami perasaan saudara. Namun pembicaraan ini saya lihat hampir
tuntas kalau saja saudara tidak terlalu emosional dan sedikit berpikir rasional. Pembicaraan
kita sudah berada pada titik terang, yaitu dalam hal tugas pokok saudara. Bagaimana pendapat
anda?”
10
. Contoh dialog :
Klien : “Saya mengkin berpikir juga tentang masalah hubungan dengan pacar. Tapi,
bagaimana, ya?”
Konselor : “Sampai sini, kepedulian Anda tertuju pada kuliah sambil bekerja. Mungkin
Anda tinggal merinci kepedulian itu. Mengenai pacaran apakah termasuk dalam kerangka
kepedulian Anda juga?”
Prosedur latihannya: - membentuk pasangan-pasangan peserta yang berperan sebagai
konselor dan klien. Dibantu oleh tiga pengamat - mempelajari materi yang telah disiapkan
pembimbing dan yang sengaja disusun oleh peserta sendiri - mendiskusikan hasil latihan
dengan masukan dari pengamat, peserta, dan pembimbing. Termasuk memberi penilaian.

2.5 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Tehnik Mengarahkan,


Memfokuskan dan Memimpin .

A. Faktor pendukung
1. Struktur
Mengenai struktur Gladding (2009) menjelaskan sebagai pemahaman bersama antara
konselor dan klien mengenai karakteristik, kondisi, prosedur dan parameter
konseling.Struktur membantu memperjelas hubungan antara konselor dan klien, memberinya
arah, melindungi hak-hak masing-masing peran dan obligasi-obligasi baik dari konselor
maupun klien dan menjamin konseling yang sukses. Dengan struktur, klien merasakan adanya
rencana yang rasional, merupakan peta jalan konseling, menjelaskan tanggung jawab dalam
penggunaan peta tersebut, dan mengurangi ambiguitas dalam hubungan tersebut.
2. Inisiatif
Inisiatif dapat dilihat sebagai motiviasi untuk berubah. Kebanyakan konselor berpendapat
bahwa klien yang datang akan bersikap kooperatif. Memang betul, banyak klien yang datang
untuk konseling, atas kemauan sendiri dan atas kehendak sendiri. Sebagian dari mereka ini
bersedia untuk bekerja keras menghadapi permasalahannya, tetapi sebagian enggan dan segan
(reluctant) berpartisipasi dalam sesi-sesi konseling. Kebanyakan klien yang mengunjungi
konselor mempunyai keengganan sampai taraf tertentu.
Salah satu kemungkinan mengapa hal ini terjadi karena adanya communication anxiety
(Lesmana, 2006). Individu khawatir untuk menyampaikan data yang sifatnya pribadi. Setiap
klien yang datang meskipun datang atas kehendak sendiri, selalu mempunyai keragu-raguan
dan kecemasan menghadapi proses konseling.
Menurut Gladding (2009) ada macam jenis klien yaitu klien yang enggan (reluctant), dan klien
yang resistan (resistant).

Klien yang enggan adalah klien yang dirujuk oleh orang ketiga dan seringkali tidak
termotivasi untuk mencari bantuan (unmotivated to seek help).
Klien yang resisten adalah klien yang tidak mau atau menolah perubahan. Individu semacam
ini, mungkin mereka sendiri yang menghendaki konseling, tetapi mereka tidak bersedia untuk
melalui rasa sakit yang dituntut untuk terjadinya perubahan. Mereka bertahan pada tingkah
lakunya sekarang, meskipun tingkah lakunya ini tidak produktif dan disfungsional.
11
Seringkali mereka tidak mau membuat keputusan, menghadapi masalah secara dangkal
(superficial) saja, tidak mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah. Klien semacam
ini sering mengatakan I don’t know. Jawaban semacam inilah yang menyulitkan konselor
dalam proses konseling selanjutnya.
3. Seting fisik
Konseling dapat terjadi dimana saja, tetapi seting fisik yang nyaman, dapat meningkatkan
proses menjadi lebih baik. Salah satu hal yang dapat membantu atau merugikan proses
konseling adalah tempat dimana konseling itu berlangsung. Biasanya konseling berlangsung
di suatu ruangan.
Ada beberapa hal yang dapat membantu penampilan ruang konseling menjadi sesuatu yang
menarik dan tidak mengganggu klien. Misalnya, penerangan yang lembut, warna-warna yang
menenangkan, tidak berantakan, perabotan yang nyaman. Suhu ruang yang tidak terlalu dingin
dan tidak terlalu panas. Suasana yang tenang dan tidak ribut. Semua ini dapat membantu
terciptanya proses konseling yang kondusif. Jarak antara konselor dan klien, keadaan spasial
(proxemics) dapat mempengaruhi hubungan konselor dan klien.
4. Kualitas klien
Kualitas klien juga memiliki peranan penting dalam mendukung hubungan maupun proses
konseling yang kondusif. Kualitas dapat dilihat dari kesiapan klien untuk berubah. Konseling
tidak bisa dimulai kalau orang tidak mengenali adaanya kebutuhan untuk berubah. Konseling
baru bisa dimulai kalau orang sudah siap untuk menerjunkan diri mereka sendiri ke dalam
proses perubahan (Lesmana, 2006).
Selain itu bahasa non verbal klien juga sangat penting .Klien tidak secara langsung
mengemukakan sesuatu hal (pesan) baik yang ia pikirkan atau ia rasakan kepada konselor,
namun semua bisa diungkapkan dengan bahasa non verbal klien. Seperti, raut muka, intonasi
bicara. Dengan demikian konselor harus memahami dan mempertimbangkan gestur badan,
kontak mata, ekspresi wajah, kualitas suara sebagai hal penting dalam komunikasi verbal pada
proses hubungan konseling (Gladding, 2009)
5. Kualitas konselor
Konselor yang berkualitas sangat mendukung berhasilnya konseling. Ada beberapa
karakteristik umum yang harus dipenuhi oleh seorang konselor supaya dapat membantu
terjadinya perubahan dalam diri klien yang dihadapinya.
Gladding (2009) mengutip pendapat beberapa ahli Misalnya Okun (1997), menyebutkan
kesadaran diri, kejujuran, kongruensi, kemampuan untuk berkomunikasi, sebagai karakteristik
yang harus dimiliki oleh konselor. Selain itu ahli lain seperti Strong (1968), menyebutkan
expertness, attractiveness, trustworthiness, sebagai syarat.
Faktor yang mendukung mengarahkan
- konseling mau diarahkan
- konseli berpartisipasi penuh
- Konsili mau menjawab pertanyaan
Faktor pendukung memfokuskan
- Konseli atau konselor fokus -keadaan emosional konselor baik
- konseli atau konselor berkonsentrasi

12
B. Faktor Penghambat

Selain Faktor di atas berikut juga menjadi factor pendukung dan penghambat dalam Teknik
bimbingan konseling khususnya di sekolah
Menurut Abdul Aziz Hoesin, faktor pendukung kegiatan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Kerja sama, kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif memerlukan kerja
sama semua pihak yang berkepentingan dengan kesuksesan pelayanan tersebut.
b. Suasana professional, suasana ini akan terwujud apabila para pelaksananya adalah tenaga
professional dan kegiatannya dilandasi oleh asas-asas dan kode etik professional.
Faktor Penghambat Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Kekurangan tenaga bimbingan di sekolah, menyebabkan terlalu berat beban tugas yang
harus dipikulnya dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah bila tenaga pembimbing
jumlahnya sedikit sekali untuk menangani siswa yang begitu banyak.
b. Kemampuan teknis bimbingan di sekolah, tenaga kerja yang ada di sekolah kebanyakan
tidak sesuai dengan bidangnya, bisa jadi tugasnya merangkap antara profesi satu dengan
profesi lainnya dan akhirnya proses penanganan dan pelaksanaan tidak sesuai dan tidak
tepat.
Faktor penghambat kegiatan layanan bimbingan konseling adalah sebagai berikut :
Hambatan- hambatan yang mungkin datang atau berasal dari konseli dapat berupa hal-hal
sebagai berikut : (1) Konseli tidak terbuka sepenuhnya kepada konselor atas persoalan yang
sedang dihadapi, (2) Konseli merasa tidak bebas untuk mengungkapkan persoalannya, (3)
Suasana di sekitaran tempat pelayanan kurang nyaman/aman
Yang menghambat dari teknik mengarahkan,
- Konseli tidak mau diarahkan
- konselor nya tidak perhatian
- konseli/konselor tidak fokus
Yang menghambat dari teknik memimpin
- konselor tidak mempunyai jiwa kepemimpinan pada diri sendiri yang mendukung teknik
memimpin
-seorang konselor yang mempunyai jiwa kepemimpinan pada diri sendiri dan orang lain
-Konseli menyimpang dari fokus pembicaraan
-terlalu bersemangat
-Memfokuskan konseling atau konselor tidak fokus
-Kurang konsentrasi

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Teknik dasar merupakan langkah awal bagi para guru pembimbing untuk dapat
membantu murid/anak dalam kelangsungan belajar mengajar dikelas. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, seorang pembimbing sangatlah berpengaruh untuk kelancaran
belajar anak. Dan seorang pembimbing harus tanggap terhadap masalah ataupun gejala-
gejala yang sedang dan yang telah dialami anak. Dengan demikian maka akan tercipta
suasana yang bagi guru senang mengajar dan bagi murid senang diajar, Karena tidak ada
lagi masalah yang mengganggu/membayang-bayangian.

• Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Bimbingan adalah mengarahkan, memandu, mengelola dan menyetir atau dapat diartikan
pula sebagai bantuan atau pertolongan. Sedangkan Konseling upaya untuk membantu
individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar
konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menetukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia
dan efektif prilakunya.

• Teknik bimbingan konseling adalah cara ataupun metode yang dilakukan untuk
membantu, mengarahkan ataupun memandu seseorang atau sekelompok orang agar
menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah
keputusan dan menetukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.

• Macam-macam teknik bimbingan konseling antara lain teknik umum dan teknik khusus.
Teknik umum adalah teknik yang lazim digunakan dalam tahap-tahap konseling dan
merupakan dasar konseling yang harus dikuasai oleh konselor. Sedangkan teknik khusus
adalah teknik yang dikembangkan dari berbagai pendekatan konseling seperti pedekatan
behaviorism, rational emotive therapy, gestalt dan sebagainya.

3.2 Saran
Teknik-teknik dalam bimbingan konseling sangat penting untuk dipelajari dan dipahami
dalam proses belajar mengajar di karenakan dengan kita mengetahui dan mempelajari teknik-
teknik bimbingan konseling kita mampu berpikir dengan baik dalam mengambil sebuah keputusan
dengan bijak sehingga cara ataupun metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
dapat membantu, dan dapat mengarahkan seseorang atau kelompok agar menyadari dan
mengembangkan potensi-potensi dirinya supaya bisa menentukan tujuan hidup.

14
DAFTRA PUSTAKA

Hikmawati, Fenti, (2011). Bimbingan Konseling. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.
Kei Ashana. Calandre. (2018). Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses Konseling? (online).
https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-saja-yang-mempengaruhi-proses-konseling/14877/2 Diakses
pada tanggal 26 September 2021 pada pukul 20.00 WIB

Penabur. BPK.(2017). Bimbingan dan Konseling & Psikoedukatif (online).


https://konseling.bpkpenaburjakarta.or.id/pengertian-bimbingan-konseling-2/ Diakses pada
tanggal 27 September 2021 pada pukul 21.00 WIB

SMA NEGERI 2 SUMATERA BARAT.(2019) ARAH DAN BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING (BK) SMAN 2 SUMATERA BARAT (online).https://www.sman2sumbar.sch.id/arah-dan-
bidang-bidang-pelayanan-bimbingan-dan-konseling-bk-sman-2-sumatera-barat/. Diakses pada
tanggal 27 September 2021 pada pukul 22.00 WIB

Syafriana. Heni (2019). Bimbingan Konseling Konsep Teori dan Aplikasinya (online).
http://repository.uinsu.ac.id/8065/1/Buku%20Bimbingan%20dan%20Konseling%20Komplit.pdf
. Diakses pada tanggal 27 September 2021 pada pukul 23.00 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai