AcaraPelantikan Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK Kab. Lombok Timur
Pada hari sabtu, 4 Juli 2015 bertempat di aula Kantor Kementrian Agama Kabupaten
Lombok Timur, telah berlangsung acara pelantikan Kepala Sekolah di lingkup DInas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Timur untuk jenjang TK, SD, SMP,
SMA dan SMK. 316 orang Kepala Sekolah yang dilantik pada kesempatan itu umumnya
terdiri dari kepala sekolah baru, yang berasal dari guru (promosi) dan ada juga beberapa
yang berupa mutasi tempat tugas.
Sebagai kepala sekolah yang baru bertugas tentunya banyak hal baru yang perlu
dilakukan. Oleh karena itu kami berharap semoga tulisan kecil yang kami kutip
dari Buku Kerja Kepala Sekolah yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2011 ini bisa memberikan
gambaran tentang apa yang harus dilakukan dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala
Sekolah.
Kepala Sekolah merupakan salah satu unsur penjaminan mutu pendidikan. Dalam
pelaksanaan tugasnya ada beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain: (a)
merencanakan program, (b) melaksanakan rencana kerja, (c) melaksanakan pengawasan
dan evaluasi, (d) menjalankan kepemimpinan sekolah, dan (e) menerapkan sistem
informasi sekolah
Merencanakan Program
Dalam merencanakan program kegiatan yang harus dilakukan oleh sekolah adalah
membuat dan mennetukan Visi, misi, tujuan dan Rencana Kerja Sekolah.
Visi merupakan impian/harapan cita-cita yang ingin dicapai oleh warga sekolah. Visi
sekolah:
1. dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang;
2. mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
3. dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah dan pihakpihak yang
berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan
nasional;
4. diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah dengan
memperhatikan masukan komite sekolah;
5. disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan;
6. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
Misi sekolah merupakan upaya/tindakan yang dilakukan oleh warga sekolah untuk
mewujudkan visi sekolah. Misi sekolah:
1. memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional;
2. merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3. menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4. menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan
oleh sekolah/madrasah;
5. memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah;
6. memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan
unit sekolah yang terlibat;
7. dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah;
8. disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan;
9. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
Tujuan sekolah adalah hasil penyelenggaraan pendidikan yang akan dicapai. Tujuan
sekolah:
1. menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat
tahunan);
2. mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
3. mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan
pemerintah;
4. mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk
komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah;
5. disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.
1. Pedoman Sekolah
1. Kegiatan sekolah:
1. dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan;
2. dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan pada
ketersediaan sumber daya yang ada.
2. Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai RKS yang sudah ditetapkan perlu
mendapat persetujuan melalui rapat dewan pendidik dan komite sekolah.Kepala
sekolah/madrasah
3. mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang akademik dan non
akademik pada rapat dewan pendidik dan komite sekolah dalam bentuk laporan
pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja
tahunan berikutnya.
4. Bidang Kesiswaan
Sekolah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses
penerimaan peserta didik yang meliputi:
Kalender Pendidikan
Program Pembelajaran
1. Sekolah menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dan
program pendidikan tambahan yang dipilihnya.
2. Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Proses dan Standar Penilaian.
3. Mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan:
1. model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses;
2. melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi,
mendorong kreativitas, dan dialogis;
3. tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir
sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berpikir,
berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi;
4. pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk
mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan
oleh guru.
4. Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu:
1. meningkat rasa ingin tahunya;
2. mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan
pendidikan;
3. memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari
sumber informasi;
4. mengolah informasi menjadi pengetahuan;
5. menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;
6. mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan
7. mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.
5. Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kegiatan pembelajaran sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan Pemerintah.
6. Kepala SD/SDLB/SMPLB/SMALB, wakil kepala SMP, dan wakil kepala SMA/SMK
bidang kurikulum bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran.
7. Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap
mata pelajaran yang diampunya dengan cara:
1. merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir;
2. menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat untuk
mencapai tujuan pembelajaran;
3. menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia secara efektif
dan efisien;
4. memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik, dan
pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan khusus
bagi peserta didik dari yang mampu belajar dengan cepat sampai yang
lambat;
5. memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil-hasil
penelitian dan penerapannya;
6. mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan
lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri,
mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan
berpikir logis dalam menyelesaikan masalah.
Peraturan Akademik :
Sekolah mendayagunakan:
Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana
dalam hal:
Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah diputuskan oleh komite
sekolah dan ditetapkan oleh kepala sekolah serta mendapatkan persetujuan dari institusi di
atasnya.
1. berisi prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan penting minimum yang akan
dilaksanakan;
2. memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang,serta penjelasannya;
3. diputuskan oleh kepala sekolah dalam rapat dewan pendidik.
4. Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi:
1. tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk dalam
hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan;
2. petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Sekolah, serta
pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib.
Tata tertib sekolah ditetapkan oleh kepala sekolah melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan masukan komite sekolah, dan peserta didik.
Sekolah menetapkan kode etik warga sekolah yang memuat norma tentang:
1. hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah dan hubungan antara warga
sekolah dengan masyarakat;
2. sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhidan sangsi bagi
yang melanggar.
Kode etik sekolah ditanamkan kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk menegakkan
etika sekolah.
Sekolah perlu memiliki program yang jelas untuk meningkatkankesadaran beretika bagi
semua warga sekolah.
Kode etik sekolah yang mengatur peserta didik memuat norma untuk:
Program Pengawasan :
1. komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mutakhir;
2. berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta perubahan
sistem pendidikan, maupun perubahan sosial;
3. integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran;
4. menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak meliputi: dewan pendidik, komite sekolah,
pemakai lulusan, dan alumni
1. direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan mengacu pada Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
2. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kesesuaian penugasan
dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
dalam pelaksanaan tugas.
3. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan
peserta didik
Akreditasi Sekolah
1. Sekolah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sekolah meningkatkan status akreditasi, dengan menggunakan lembaga akreditasi eksternal
yang memiliki legitimasi.
3. Sekolah harus terus meningkatkan kualitas kelembagaannya secara holistik dengan
menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi.
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas.
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata bagi peningkatkan
profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat
maupun stakeholders. Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan
kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada
guru yang belum memenuhi standar dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti
pelatihan/penataran lebih lanjut.
Tindak lanjut dari hasil analisis merupakan pemanfaatan hasil supervisi. Dalam materi pelatihan
tentang tindak lanjut hasil supervisi akan dibahas mengenai pembinaan dan pemantapan
instrumen.
1. Pembinaan
Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.
a. Pembinaan Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yang perlu perbaikan dengan
segera dari hasil analisis supervisi.
Dengan demikian, dalam tindak lanjut supervisi dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut supervisi akademik sasaran utamanya
adalah kegiatan belajar mengajar.
2. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan
mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, setidak-tidaknya
dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul.
3. Umpan balik akan member prtolongan bagi supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut
supervisi.
4. Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan
ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi kesempatan untuk
mendorong guru memperbaiki penampilan, dan kinerjanya.
Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu:
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati
proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi
masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
1. Dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan
masalahnya,
2. Atas permintaan guru bersangkutan,
3. Sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan, dan
4. Tujuan kunjungan harus jelas.
1. Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan
cara mengobservasi selama kunjungan kelas.
2. Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung.
3. Tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi.
4. Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
Teknik supervisi individual melalui kunjungan kelas harus menggunakan enam kriteria, yaitu
(1) memiliki tujuan-tujuan tertentu, (2) mengungkapkan aspek-aspek yang dapat
memperbaiki kemampuan guru, (3) menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan
data yang obyektif, (4) terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga
menimbulkan sikap saling pengertian, (5) pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu
proses pembelajaran; dan (6) pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.
b. Observasi kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya
adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-
kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.
Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa
dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media pengajaran, variasi metode,
ketepatan penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan metode dengan
materi, dan reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, penutupan,
penilaian hasil observasi; dan tindak lanjut. Supervisor: 1) sudah siap dengan instrumen
observasi, 2) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan 3) observasi tidak mengganggu
proses pembelajaran.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara
supervisor guru. Tujuannya adalah:
1. harus direncanakan;
2. guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi;
3. tentukan guru-guru yang akan mengunjungi;
4. sediakan segala fasilitas yang diperlukan;
5. supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat;
6. adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam bentuk
percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu;
7. segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
8. adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.
Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang cocok
atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang
kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik-teknik
supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah.
Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang
akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau
kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang
sedang dibina melalui supervisi akademik. Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio
dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor
kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap
guru, dan sifat-sifat somatic guru.