Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DENGAN

POLA 17 DAN 17+ DAN BIDANG PENGEMBANGAN DALAM


BIMBINGAN KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling

Dosen Pengampu:

Freddi Sarman, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 6 :

1. Endang Rizka A1C316040


2. Dwi Anggraini Harita Putri A1C316062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PEND. MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat
dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah sesuai waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Bimbingan Dan
Konseling di semester enam tahun akademik 2018/2019.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Freddi Sarman, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.
2. Ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak memberikan
bantuan, dorongan serta motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.

Jambi, Maret 2019

Penulis

[1]
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 4
2.1. Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah...................................... 4
2.1.1. Program Bimbingan dan Konseling Pola 17.......................................... 4
2.1.2. Program Bimbingan dan Konseling Pola 17+ ..................................... 11
2.2. Bidang Pengembangan Dalam Bimbingan Dan Konseling ................... 13
BAB III ................................................................................................................. 20
PENUTUP ............................................................................................................. 20
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 20
3.2. Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 21

[2]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hampir setiap sekolah, terdapat guru bimbingan konseling (BK).
Guru bimbingan dan konseling memiliki tugas yang sama dengan guru
bidang studi lainnya, yaitu meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan
bimbingan dan konseling sama dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengenal lingkungan, meningkatkan mutu pendidikan serta mampu
merancang masa depan agar menjadi manusia yang hidup bahagia dunia
akherat.
Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan memahami dirinya, jika
mampu menunjukkan kemampuan, kekuatan dan kelemahan, bakat, minat,
karakter pribadi lainnya. Dengan demikian, keberadaan Bimbingan dan
konseling sangat dibutuhkan agar peserta didik mampu mengenal,
menerima diri sendiri, lingkungan secara positif dan dinamis. Supaya
mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri
secara efektif dan produktif.
Untuk mewujudkan cita-cita yang luhur dan suci ini eksistensi guru
BK sangat diperlukan, melihat permasalahan yang dihadapi semakin
kompleks, baik lingkup internasional, regional maupun nasional. Tidak
sedikit rintangan atau kendala-kendala yang menghalangi. Terutama
dengan meningkatnya era globalisasi yang cukup pesat, akan sangat
berpengaruh terhadap peserta didik. Siswa harus bisa menyesuaikan diri
dengan tuntutan kemajuan zaman. Dari sinilah siswa akan mengalami
berbagai masalah yang timbul dalam dirinya, baik masalah pendidikan,
masalah sosial, masalah pribadi dan sebagainya.
Guru BK setidaknya lebih memahami bagaimana penanganan yang
efektif untuk dilakukan kepada peserta didiknya. Karena itu dalam
makalah ini akan di paparkan pola BK 17, pola BK 17+ dan bidang
pengembangan dalam bimbingan dan konseling sebagai upaya
menanggulangi berbagai masalah yang semakin kompleks itu, serta
mewujudkan cita-cita pendidikan di atas.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja program bimbingan dan konseling di sekolah dengan pola 17
dan 17+?
2. Apa saja bidang pengembangan dalam bimbingan dan konseling?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dengan Pola 17 dan 17+
2. Dapat mengetahui Bidang Pengembangan dalam Bimbingan dan
Konseling.

[3]
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah


2.1.1. Program Bimbingan dan Konseling Pola 17
Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering disebut dengan
“BK Pola 17”. Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya terdapat 17 butir
pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan
konseling di sekolah.
Pola umum bimbingan konseling meliputi keseluruhan kegiatan
bimbingan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-
jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling. Seluruh
kegiatan bimbingan konseling di sekolah ditujukan terhadap seluruh
peserta didik (siswa) yang secara langsung menjadi tanggungjawab guru
pembimbing atau guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah
dilaksanakan secara terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan
program-program itulah yang menjadi wujud nyata dari
diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
Kegiatan bimbingan konseling (BK) secara menyeluruh meliputi
empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar dan bimbingan karier. Kegiatan BK dalam keempat
bidang bimbingan diselenggarakan melalui tujuh jenis layanan Layanan
orientasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling
perorangan, layanan konseling kelompok, layanan informasi, layanan
pembelajaran, dan layanan bimbingan kelompok. Untuk mendukung
ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan lima kegiatan pendukung, yaitu
instrumentasi bimbingan konseling, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Semua kegiatan BK tersebut
didasari oleh satu pemahaman yang menyeluruh dan terpadu tentang
wawasan BK yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-
asas BK.
1. Bidang-bidang bimbingan konseling
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang
sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan
konseling selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum
dan peserta didik.
a. Bidang bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan konseling
membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan

[4]
mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan pribadi ini
dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
1). Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan
dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2). Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif.
3). Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangan.
4). Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya.
5). Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
6). Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang diambil
7). Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
b. Bidang bimbingan sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan konseling di
sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan
dengan lingkungan sosialnya. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok
berikut:
1). Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui lisan maupun
tulisan.
2). Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan
sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.
3). Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif
dengan teman sebaya.
4). Pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah
dan lingkungan.
5). Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat
serta berargumentasi.
6). Orientasi tentang hidup berkeluarga.
c. Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan konseling
membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Bidang bimbingan ini memuat
pokok-pokok berikut:
1). Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi
dari berbagai sumber belajar.
2). Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri atau
kelompok.
3). Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah.

[5]
4). Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang di lingkungan sekitar dan masyarakat.
5). Orientasi dan informasi tentang pendidikan yang lebih tinggi.
d. Bidang bimbingan karier
Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan
konseling ditujukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan
memantapkan pilihan karier. Bimbingan ini memuat pokok-pokok
berikut:
1). Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
2). Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan
karier yang hendak dikembangkan.
3). Pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-
jenis pekerjaan.
4). Pemanfaatan cita-cita karier sesuai dengan bakat minat dan
kemampuan.
2. Layanan Bimbingan Konseling
Semua jenis layanan bimbingan konseling di sekolah mengacu pada
bidang-bidang bimbingan konseling. Sedangkan bentuk dan isi layanan
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Bidang
bimbingan konseling dengan jenis layanan sangat terkait.
a. Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (sekolah)
yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
Adapun materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi, antara
lain:
1). Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
2). Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa
3). Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan
meningkatkan hubungan sosial siswa.
4). Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya
5). Peranan kegiatan bimbingan karier.
6). Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala
jenis masalah dan kesulitan siswa.
b. Layanan informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat
memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang
tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan
dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan

[6]
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat. Materi layanan informasi, antara lain:
1). Informasi pengembangan pribadi
2). Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat.
3). Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama dan sopan
santun.
4). Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program
khusus dan tambahan.
5). Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti EBTA/
EBTANAS.
6). Informasi pendidikan tinggi.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat
(misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan atau program studi, program latihan, magang, kegiatan
co-ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta
kondisi pribadi. Materi layanan penempatan dan penyaluran, antara
lain:
1). Penempatan di dalam kelas, program studi atau jurusan dan pilihan
ekstrakulikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap,
kebiasaan, kemampuan bakat dan minat.
2). Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar, organisasi
kesiswaan.
3). Penempatan dan penyaluran ke dalam program yang lebih luas,
PMDK, UMPTN.
d. Layanan bimbingan belajar
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Materi layanan
bimbingan belajar, antara lain:
1). Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang
kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
2). Pengembangan keterampilan belajar, membaca, mencatat, bertanya
dan menjawab serta menulis.
3). Pengajaran perbaikan
4). Program pengayaan
e. Layanan konseling perorangan
Yaitu layanan bimbingan konseling memungkinkan peserta didik
mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan
guru pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan permasalahan

[7]
pribadi yang dideritanya. Pelaksanaan usaha pengentasan permasalahan
siswa dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pengenalan
dan pemahaman permasalahan, 2) Analisis yang tepat, 3) Aplikasi dan
pemecahan permasalahan, 4) Evaluasi, baik evaluasi awal proses atau
evaluasi akhir, 5) Tindak lanjut. Materi layanan konseling perorangan,
antara lain:
1). Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat
dan minat serta penyalurannya.
2). Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3). Informasi karier, dunia kerja dan prospek masa depan karier.
4). Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan
sosial.
f. Layanan bimbingan kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta
didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) yang
berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan
kelompok mempunyai 3 fungsi yaitu informatif, pengembangan dan
preventif dan kreatif. Materi layanan bimbingan kelompok, yaitu:
1). Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup
sehat.
2). Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain
sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan
budaya).
3). Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier.
4). Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
g. Layanan konseling kelompok
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika
kelompok adalah suasana yang hidup yang berdenyut, yang bergerak,
yang berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama
anggota kelompok.
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
1). Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang
banyak.
2). Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman
sebaya.
3). Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota
kelompok.

[8]
4). Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui
tahap-tahap berikut:
1). Tahap pembentukan
2). Tahap peralihan
3). Tahap kegiatan
4). Tahap pengakhiran.
3. Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling
Selain kegiatan layanan bimbingan konseling sebagaimana yang telah
dikemukakan pada uraian terdahulu, dalam bimbingan konseling dapat
dilakukan sejumlah kegiatan lain yang disebut kegiatan pendukung.
Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung
untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk
memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-
kemudahan yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan
layanan terhadap peserta didik.
a. Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk
mengumpulkan data dari keterangan tentang peserta didik (baik secara
individual maupun kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta
didik dan lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi
pendidikan dan jabatan). Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan
melalui aplikasi instrumentasi bimbingan konseling pada umumnya
meliputi:
1). Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
2). Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri.
3). Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
4). Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan serta kemampuan
belajar.
5). Informasi karier dan pendidikan.
6). Kondisi keluarga dan lingkungan.
b. Penyelenggaraan himpunan data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup.
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi:
1). Identitas pribadi
2). Latar belakang rumah dan keluarga
3). Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian

[9]
4). Sejarah pendidikan, nilai-nilai pelajaran
5). Sejarah kesehatan
6). Minat dan cita-cita
c. Konferensi kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk membahas
permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk:
1). Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan
menyeluruh tentang permasalahan siswa.
2). Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, guru pembimbing atau guru kelas, wali
kelas, guru mata pelajaran dan kepala sekolah.
3). Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga
upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
d. Kunjungan rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan
ini memerlukan kerja sama yang penuh antara orang tua atau wali dan
anggota keluarga lainnya dengan guru pembimbing.
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan
keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut
paut dengan permasalahan peserta didik. Data dan keterangan ini
meliputi:
1). Kondisi rumah tangga dan orang tua
2). Fasilitas belajar yang ada di rumah
3). Hubungan antar anggota keluarga
4). Sikap dan kebiasaan siswa di rumah
5). Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam
perkembangan dan pengentasan masalah siswa.
e. Alih tangan kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang
dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu
pihak ke pihak lainnya. Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan
bahwa guru mata pelajaran atau praktek, wali kelas dan /atau staf
sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan siswa bermasalah
kepada guru pembimbing atau guru kelas.

[10]
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang
lebih ahli. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih
tangan kasus ialah fungsi pengentasan.
2.1.2. Program Bimbingan dan Konseling Pola 17+
Pola bimbingan dan konseling pola 17+ adalah progam bimbingan
dan konseling / pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, enam
bidang bimbingan, sembilan layanan, dan enam layanan pendukung yang
sesuai dengan norma yang berlaku. Secara umum tujuan pola bimbingan
dan konseling 17+ adalah Memberikan arah kerja / sebagai acuan dan
evaluasi kerja bagi guru BK / konselor, membantu peserta didik mengenal
bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri
dengan kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karier yang sesuai
dengan tuntutan kerja.
1. Bidang Bimbingan
a Bimbingan pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan
mengatasai masalah-masalaah pribadi dan kepribadian, berkenaan
dengan aspek-aspek intelektual, afektif dan motorik.
b Bimbingan sosial, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan
dalam mengatasi masalah-masalah social, dalam kehidupan keluarga,
disekolah, maupuin di masyarakat juga upaya dalam berinteraksi
dengan masyarakat.
c Bimbingan karier, yaitu layanan yang merencanakan dan
mempersiapkan masa depan karier peserta didik.
d Bimbingan belajar, yaitu layanan untuk mengoptimalkan
perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pembelajaran.
e Bimbingan keberagamaan, yaitu layanan untuk memilih dan menganut
kepercayaan sesuai dengan dirinya.
f Bimbingan keberkeluargaan, yaitu layanan yang berkenaan dengan
masalah keluarga.
2. Layanan Bimbingan Konseling
a Layanan orientasi, layanan yang di tujukan untuk peserta didik atau
siswa baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri
terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang
diharapkan dari layanan ini adalah peserta didik dapat menyesuaikan
diri terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain
yang mendukung keberhasilannya.
b Layanan informasi. Layanan yang bertujuan untuk membekali peserta
didik dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai
hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga,

[11]
dan anggota masyarakat. Layanan informasi berupaya memenuhi
kekurangan seseorang akan informasi yang dibutuhkan.
c Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu serangkaian kegiatan
bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik agar dapat
menyalurkan/menempatkan dirinya dalam berbagai program sekolah,
kegiatan belajar, penjurusan, kelompok, belajar,pilihan pekerjaan, dll.
Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta kondisi fisik dan
psikisnya.
d Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya,serta berbagai aspek tujuan daan kegiatan lainnya
yang berguna untuk kehidupannya.
e Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang memungkinkan
peserta didik memperoleh pelayanan secara pribadi melalui tatap muka
dengan konselor atau guru pembimbingdalam rangka pembahasan dan
pengentasan masalah yang di hadapi peserta didik.
f Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu.
g Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik mempero;eh kesempatan untuk
membicarakan dan menyelesaikan permasalahan yang dialami melaui
dinamika kelompok, terfokus pada masalah pribadi.
h Layanan konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang di
berikan kepada seseorang untuk memperoleh wawasan, pemahaman,
dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani atau
membantu pihak lain.
i Layanan mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang sedang dalam keadaan
tidak menemukan kecocokan sehingga membuat mereka saling
bertentangan dan bermusuhan.
3. Layanan Pendukung
a Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan pendukung berupa pengumpilan
data dan keterangan tentang peserta didik dan lingkungan yang lebih
luas yang dilakukan baik dengan tes maupun non tes.
b Himpunan data, yaitu kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta
didik.
c Konferensi kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk
membahas permaslahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu

[12]
forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan
dapat meberikan penyelesaian.
d Kunjungan rumah, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi pemecaha masalah
yang dialami peserta didik melalui kunjungan rumahnya.
e Alih tangan kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas terhadap masalah
yang di alami peserta didik dengan memindahkan penanganan ke pihak
yang lebih kompeten dan berwenang.
f Terapi kepustakaan. Yaitu kegiatan pemecahan masalah dengan
buku.
2.2. Bidang Pengembangan Dalam Bimbingan Dan Konseling
Dalam program konselor di Sekolah yang menyeluruh meliputi empat
bidang dasar yaitu: pengembangan akademis, pengembangan karier, pribadi
dan pembangunan sosial. Pelaksanaan bimbingan dan konseling secara umum
dilaksanakan dalam enam bidang yaitu:
1. Bidang Pengembangan Pribadi
2. Bidang Pengembangan Sosial
3. Bidang Pengembangan Belajar
4. Bidang Pegembangan Karier
5. Bidang Pengembangn Kehidupan Beragama
6. Bidang pengembangan Kehidupan Berkeluarga
Dengan demikian, bidang-bidang pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah dalam setting sekolah dilaksanakan dalam enam bidang pelayanan
yaitu :
1. Bidang Pengembangan Pribadi
Dalam Bidang Bimbingan Pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan
potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi yang sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya. Bidang bimbingan
pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengenal diri
sendiri agar dapat menjadi pribadi yang baik dan dapat mengambil
keputusan tentang dirinya sendiri.
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta
sehat jasmani dan rohani.
Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
a Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

[13]
b Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam
kehidupan sehari-hari.
c Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan produktif.
d Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-
usaha penanggulangannya.
e Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri.
f Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
g Pengembangan kemamapuan untuk mengarahkan diri sesuai keputusan
yang telah diambilnya.
2. Bidang pengembangan sosial
Dalam Bidang Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik memahami
diri kaitannya dengan interaksi dirinya dengan lingkungan dan etika yang
didasari dengan budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam proses
sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial
yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab. Bidang
bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:
a Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan
maupun tulisan secara efektif.
b Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial,
baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung
tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, peraturan
dan kebiasaan yang berlaku.
c Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif
dengan teman sebaya.
d Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan
lingkungan serta kesedaran untuk melaksanakannya.
e Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.
f Orientasi tentang hidup berkeluarga.

[14]
Ada beberapa macam layanan bimbingan sosial, yaitu:
a Layanan Informasi
Layanan informasi mencakup informasi tentang keadaan masyarakat
dewasa ini yang dapat mencakup perkembangan tentang ciri-ciri
masyarakat maju dan modern, makna ilmu pengetahuan dan pentingnya
IPTEK bagi kehidupan manusia serta informasi tentang cara-cara
bergaul.
b Layanan Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial adalah
suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial seperti
berbagai suasana hubungan sosial antar indivdu dalam keluarga,
organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara sosial terentu.
3. Bidang pengembangan belajar
Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bidang ini
bertujuan membantu peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk
menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar
di sekolah.
a Aspek-aspek bimbingan belajar
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu mahasiswa
mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
1). Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari
informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan
nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan
tugas (PR), mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani
program penilaian.
2). Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri
maupun kelompok.
3). Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
4). Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat
untuk pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta
pengembangan pribadi.
b Tujuan bimbingan belajar
Secara umum tujuan belajar adalah membantu individu (siswa)
agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak
menghambat prkembangan belajar siswa.Selain itu secara khusus

[15]
tujuan belajar yaitu agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah belajar.Sedangkan dalam konteks kemandirian
tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mandiri dalam belajar.
c Bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan belajar, yaitu:
1). Orientasi kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan
sekolah dan madrasah, isi kurikulum pembelajaran, struktur
organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan penyesuaian
diri dengan corak pendidikan di sekolah atau madrasah.
2). Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikui pelajaran di sekolah dan madrasah maupun
dirumah baik secara individual maupun kelompok.
3). Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai,
memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pndidikan
yang lebih tinggi. Bantuan ini juga menyangkut penyebaran
informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjeng
pendidikan tertentu.
4). Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang
berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, cita-cita
hidup, ada program studi atau jurusan-jurusan tertentu dan lain
sebagainya.
5). Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang
mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar dirumah, kurang siap
menghadapi ujian atau ulangan, kurang dapat berkonsentrasi,
kurang menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata
pelajaran, menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara
belajar secara rutin dan lain sebagainya.
6). Bantuan dalam hal membuat kelompok-kelompok belajar dan
mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya belajar
berjalan secara efektif dan efisien.
4. Bidang pengembangan karier
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karier. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik
mengenal dunia kerja agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka
akan melangkah setelah lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki
agar dapat diterapkan dengan kehidupannya serta dapat membaca peluang
karier yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karier adalah bimbingan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih
lapangan kerja atau jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri

[16]
supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan
berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karier
juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan
peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari program
pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang
studi.
a Aspek-aspek bimbingan karier
Dalam bidang bimbingan karir, pelayanan bimbingan dan
konseling membantu mahasiswa mengenali dan mulai mengarahkan
diri untuk masa depan karir.
Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:
1). Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2). Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara
sederhana.
3). Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan
kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
4). Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak
dikembangkan.
b Tujuan bimbingan karier
Berdasarkan pengertian diatas, dapat di ketahui bahwa tujuan
bimbingan karier antara lain:
1). Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau
profesi tertentu.
2). Agar siswa memperoleh pemhaman tentang karier atau pekerjaan
atau profesi tertentu secara benar.
3). Agar siswa mampu merencanakan dan memilih karier tertentu kelak
setelah selesai dari pendidikan.
4). Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan
dipilihnya kelak.
5). Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari
pendidikannya.
Dengan demikian, bimbingan karier di sekolah atau di madrasah tidak
secara langsung membantu siswa untuk berkarier tetapi lebih banyak bersifat
informasi. Hal ini tentunya pengecualian bagi sekolah-sekolah kejuruan yang
berorientasi karier, dimana selain siswa dibekali tentang aplikasi karier-karier
tertentu, juga dibimbing bagaimana pemilihan, perencanaan, dan
pengembangannya.

[17]
c Bentuk-bentuk layanan bimbingan karier
Beberapa jenis layanan karier yang bisa diberikan kepaa siswa
disekolah dan madrasah antara lain:
1). Layanan informasi tentang diri sendiri, yang mencakup: kemampuan
intelektual, bakat khusus dibidang akademik, minat-minat umum dan
khusus, hasil belajar dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat
kepribadian yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi
kepemimpinan, kejujuran, keterbukaan, dll, nilai-nilai kehidupan dan
cia-cita masa depan, keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki
siswa, kesehatan fisik dan mental, kematangan vokasional, dan lain
sebagainya.
2). Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier, yang mencakup: informasi pendidikan
(educational information), informasi jabatan (vocational information),
atau informasi karier (career information).
3). Usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa depannya,
mencakup: perencanaan masa depan, pengambilan keputusan,
penyaluran ke salah satu jalur studi akademik, pemantapan dan
orientasi.
4). Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier mencakup:
Suasana, lembaga, dan objek karier (pekerjaan) seperti kantor,
bengkel, pabrik, pengoperasionalan perangkat kerja tertentu, dan lain
sebagainya.
5. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
Bimbingan keluarga adalah bimbingan yang diberikan individu
khusus yang telah berkeluarga sehinga menjadi pimpinan dalam keluarga
yang mampu menciptakan keharmonisan dan rasa aman bagi tiap-tiap
anggota keluarga, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan
norma-norma keluarga, serta berperan aktif dalam menciptakan keluarga
yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang
akan berkeluarga dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai
anggota keluarga. Juga diharapkan dengan bimbingan ini semua anggota
keluarga berbagi strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis
dan bahagia.
6. Bidang pengembangan kehidupan beragama
Kehidupan beragama tidak hanya sekedar menampilkan nuansa
spiritual dan atau ritual keagamaan dalam kehidupan, melainkan
sepenuhnya mendasari aktivitas individu dalam semua bidang, bahkan
sampai menjangkau kehidupan di akhirat. Dalam hal ini sering
dipertanyakan, bagaimana posisi kehidupan beragama dalam pelayanan
konseling untuk anak-anak pada tahap perkembangan usia dini dan

[18]
pendidikan dasar dan menengah. Untuk itu perlu diketahui bahwa
tanggung jawab atas arah dan aktifitas keagamaan anak pada taraf
perkembangan itu berada ditangan, bahkan menjadi hak, orang tua
mereka. Setelah anak menjadi dewasalah kehidupan beragama menjadi
hak dan tanggung jawab individu dewasa.
Pada kedelapan bidang aktivitas kehidupan itulah pelayanan
konseling digerakan oleh konselor. Pelayanan pada bidang yang satu dapat
terkait dengan pelayanan pada bidang-bidang lainnya, namun keterkaitan
seperti itu tidak selalu perlu menjadi penekanan.

[19]
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering disebut dengan
“BK Pola 17”, karena di dalamnya terdapat 17 (tujuh belas) butir
pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan
bimbingan konseling di sekolah. Pola umum bimbingan konseling
meliputi keseluruhan kegiatan bimbingan konseling yang mencakup
bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan konseling.
Pola bimbingan dan konseling pola 17+ adalah progam bimbingan
dan konseling yang memberikan bantuan kepada peserta didik
melalui, enam bidang bimbingan, sembilan layanan, dan enam
layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku. Secara
umum tujuan pola bimbingan dan konseling 17+ adalah Memberikan
arah kerja atau sebagai acuan dan evaluasi kerja bagi guru BK
(konselor), membantu peserta didik mengenal bakat, minat, dan
kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan
kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karier yang sesuai
dengan tuntutan kerja.

2. Pelaksanaan bimbingan dan konseling secara umum dilaksanakan


dalam enam bidang yaitu :

a Bidang Pengembangan Pribadi


b Bidang Pengembangan Sosial
c Bidang Pengembangan Belajar
d Bidang Pengembangan Karier
e Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama
f Bidang pengembangan Kehidupan Berkeluarga

3.2. Saran
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh
dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang
membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis.

[20]
DAFTAR RUJUKAN

A., Hellen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching

S., Winkel, W. dan M.M. Sri Hastuti. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Jakarta: Gramedia

https://www.academia.edu/10738531/BK_POLA_17 diakses pada tanggal (13


Maret 2019)

http://pembelajaranbimbingandankonseling.blogspot.com/2016/11/pola-17-
plus.html diakses pada tanggal (13 Maret 2019)

https://utariyahya95.wordpress.com/2014/04/23/bk-pola-17-dan-bk-
komprehensif/ diakses pada tanggal (15 Maret 2019)

[21]

Anda mungkin juga menyukai