Anda di halaman 1dari 17

Program Bimbingan dan Konseling

(Layanan Klasikal)
yang diimplementasikan di SMA Negri 15 Surabaya

Nama Penyusun:

1. Fera Amelia Putri 225000020


2. Rini Undiarti 225000024
3. Nia Amaiwa M.K 225000050
4. Alfian Dwi saputra 225000048

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya


Fakultas Pedagogi dan Psikologi
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Tahun 2023
A. Rasional
Bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik/konseli agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya atau
mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitasi dimaksudkan sebagai upaya
memperlancar proses perkembangan peserta didik/konseli, karena secara kodrati setiap
manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian secara optimal.
Bimbingan dan konseling menggunakan paradigma perkembangan individu, yang
menekankan pada upaya mengembangkan potensi-potensi positif individu. Semua peserta
didik/konseli berhak mendapatkan layanan bimbingan dan konseling agar potensinya
berkembang dan teraktualisasi secara positif. Meskipun demikian, paradigma
perkembangan tidak mengabaikan layanan-layanan yang berorientasi pada pencegahan
timbulnya masalah (preventif) dan pengentasan masalah (kuratif). Upaya mewujudkan
potensi peserta didik/konseli menjadi kompetensi dan prestasi hidup memerlukan sistem
layanan pendidikan integratif.
Kompetensi hidup ditumbuhkan secara isi-mengisi atau komplementer antara guru
bimbingan dan konseling atau konselor dengan guru mata pelajaran dalam satuan
pendidikan. Setiap peserta didik/konseli memiliki potensi (kecerdasan, bakat, minat,
kepribadian, kondisi fisik), latar belakang keluarga, serta pengalaman belajar yang
berbeda-beda. Hal ini menyebabkan peserta didik/konseli memerlukan layanan
pengembangan yang berbeda-beda.
Perkembangan peserta didik/konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik
fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup warga
masyarakat, termasuk peserta didik/konseli. Pada dasarnya peserta didik/konseli SMA
memiliki kemampuan menyesuaikan diri, baik dengan diri sendiri maupun lingkungan.
Proses penyesuaian diri akan optimal jika difasilitasi oleh pendidik, termasuk guru
bimbingan dan konseling atau konselor. Penyesuaian diri yang optimal mendorong
peserta didik/konseli mampu menghadapi masalah-masalah pribadi, sosial,belajar dan
karir. Kondisi lingkungan yang kurang sehat, maraknya tayangan pornografi dan
pornoaksi di televisi dan Video Compact Disk (VCD) atau Digital Video Disk (DVD),
penyalahgunaan alat kontrasepsi dan obat-obat terlarang, ketidak harmonisan kehidupan
keluarga, dan dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau
gaya hidup peserta didik/konseli. Perilaku bermasalah seperti: pelanggaran tata tertib
sekolah, tawuran antar peserta didik/konseli, tindak kekerasan (bullying), meminum
minuman keras, menjadi pecandu narkoba atau NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya) dan pergaulan bebas (free sex) merupakan perilaku yang tidak sesuai
dengan norma kehidupan berbangsa yang beradab.
Perilaku sebagian remaja seperti dipaparkan di atas sangat tidak diharapkan
karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia dalam mencapai Tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, memiliki kesehatan jasmani
dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Bab II,
pasal 3). Untuk satuan pendidikan sekolah menengah atas (SMA), pencapaian Tujuan
Pendidikan Nasional di atas, dijabarkan dalam bentuk kompetensi inti. Kompetensi inti
adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dimiliki seorang peserta didik SMA pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti (KI)
meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

B. Dasar Hukum
Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling
atau konselor hendaknya mempelajari, memahami, dan menerapkan landasan kinerja
profesi berupa perundangan yang berlaku. Landasan perundang-undangan yang dimaksud
antara lain sebagai berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 5410);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4941);
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009
tentang Program Pendidikan Profesi Guru prajabatan;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 tahun
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 tahun
2014 tentang Kegiatan pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun
2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional, dan
Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs
atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat;
C. VISI Dan MISI
VISI
Terwujudnya sekolah unggul,peduli dan berbudaya lingkunganserta berwawasan
Nasional dan Global dengan mengedepankan IMTAK dan IPTEK.

MISI:
1. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dengan menerapkan kurikulum
nasional.
2. Menerapkan sistem dan prosedur PBM termasuk perpustakaan, manajemen
informasi dan komunikasi serta laboratorium yang berstandar internasional.
3. Melaksanakan sertifikasi dengan menggunakan sistem dan prosedur yang
dikeluarkan oleh organisasi yang sudah mendapatkan akreditasi internasional.
4. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dengan menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar.
5. Melengkapi sarana prasarana yang memadai termasuk teknologi informasi dan
komunikasi sesuai dengan standar internasional.
6. Menerapkan sistem manajemen partisipatif berkualitas internasional.
7. Melaksanakan penelitian dan percobaan guna mendapatkan penemuan-penemuan
baru dalam dunia science sebagai langkah inovasi.
8. Mendesiminasikan materi pembelajaran secara online melalui suatu website
sehingga dapat diakses oleh siswa.
9. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, bebas dari pengaruh obat-
obatan terlarang dan tindakan tercela, serta melakukan upaya pencegahan
kerusakan lingkungan dan perusakan lingkungan.
10. Mengembangkan materi pembelajaran secara elektronik melalui jaringan intranet.
11. Melakukan kerjasama dengan mitra internasional dalam mewujudkan tujuan
pendidikan.
D. Rencana Pelaksanaan Layanan

SMA NEGERI 15 SURABAYA


Jl. Menanggal Selatan 103 Dukuh Menanggal Gayungan,
Surabaya Jawa Timur (031) 8290473

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)


Bimbingan dan Konseling
Layanan Klasikal

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Bidang BK Pribadi
C Topik Layanan Membangun Rasa Percaya Diri
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Siswa dapat meningkatkan percaya diri untuk
Mencapai tujuan hidupnya.
F Tujuan Khusus Siswa dapat mengetahui pengertian percaya diri,
ciri-ciri dan manfaat orang yang mempunyai
karakter percaya diri, pentingnya mempunyai
rasa percaya diri, dan cara membangun rasa
percaya diri.
G Sasaran Layanan Kelas 10 SMA
H Materi Layanan 1.Pengertian rasa percaya diri
2.Ciri-ciri dan manfaat orang yang mempunyai
rasa percaya diri
3.Tutor membangun rasa percaya diri
4.Faktor yang mempengaruhi percaya diri
I Waktu 2 x 45 menit
J Sumber 1. Hakim, Thurshan.2022.Mengatasi Rasa Tidak
Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
2. Slamet, dkk.2016.Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:
Paramitra Publishing.
3. http://mintolus.wordpress.com
K Metode/Teknik FGD
L Media/Alat PPT,LCD,Laptop
M Pelaksanaan
1.Tahap Awal/pendahuluan 1.Guru BK membuka pertemuan dengan salam
dan berdoa sesuai kepercayaannya masing-
masing.
2.Guru BK membangun hubungan baik dengan
peserta didik seperti, menanyakan kabar.
3. Guru BK mengajak peserta didik untuk ice
breaking agar merilekskan peserta didik.
4.Guru BK menjelaskan kontrak pelayanan yang
akan dilaksanakan selama 60 menit kedepan.
5.Guru BK menyampaikan tujuan layanan materi
Bimbingan dan Konseling tentang Tutor
Membangun Rasa Percaya Diri.
6.Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik
untuk melanjutkan pelayanan ke sesi selanjutnya.

2. Tahap Inti 1.Guru BK menayangkan media slide power


point yang berhubungan dengan materi yang
akan disampaikan.
2.Guru BK memaparkan materi tentang Tutor
Membangun Rasa Percaya Diri.
3.Peserta didik mengamati setiap slide power
point yang dijelaskan dengan saksama.
4.Guru BK mengadakan sesi tanya jawab dan
pendapat untuk peserta didik sesuai materi yang
disampaikan.
5.Peserta didik bertanya sesuai pengalaman yang
dialami.
6. Guru BK memberi lembar pertanyaan kepada
masing-masing siswa
7. Setiap siswa menjawab pertanyaan sesuai
dengan keadaan dirinya di lembar jawaban.

3.Tahap Penutup 1.Guru BK mengajak peserta didik untuk


membuat kesimpulan atas materi yang
disampaikan.
2.Guru BK menanyakan pemahaman ke peserta
didik atas materi yang telah disampaikan
2.Guru BK menyampaikan materi layanan yang
akan datang.
3.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa
dan salam.
N Evaluasi
1. Evaluasi proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi
proses dengan memperhatikan proses yang
terjadi:
1. Antusias peserta didik dalam melakukan
kegiatan
2. Guru BK membuka sesi tanya jawab atas
materi yang telah disampaikan.
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat.

2. Evaluasi hasil Evaluasi hasil atas penyampaian materi:


1. Merasakan suasana pertemuan:
menyenangkan atau kurang menyenangkan
2. Topik yang dibahas: penting atau kurang
penting
3. Cara guru BK dalam penyampaian: mudah
dipahami atau kurang dipahami
4. Kegiatan yang diikuti: menarik atau kurang
menarik.

Lampiran :
1. Materi PPT
2. Materi Video Link Youtube
3. Materi

Mengetahui Surabaya, ...................... 2023


Kepala Sekolah, Guru BK/Konselor
Lampiran :
a. Materi PPT

b. Materi Video Link Youtube


https://youtu.be/QWjFk6YON40?si=zj-qtNIEfvNfnkv4
E. Materi
Cara Membangun Rasa Percaya Diri

1. Pengertian percaya diri


Menurut Thantaway, 2005:7 dalam kamus istilah Bimbingan dan Konseling
adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang mmeberi keyakinan
kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu ttindakan. Orang yang
tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada
kemmapuannya, karena itu sering menutup diri. Jadi dapat disimpulkan bahwa
percaya diri adalah kepribadia yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki
penghargaan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka
tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
2. Ciri-ciri orang mempinyai rasa percaya diri
Ada banyak hal yang dapat membedakan antara orang percaya doro dengan orang
yang tidak percaya diri antara lain :
a. Berani tampil beda
Orang yang percaya diri adalah seseorang yang hampir pasti memahami
diirnya sendiri. Ia mengerti kebutuhan dirinya, mengerti keterbatasannya,
sehingga ia jadilah seseorang yang berani tampil beda, tentunya dalam hal
positif.
b. Berani menerima tantangan
Bukankah ketika belum menciba suatu hal, kita belum tahu persis kapankah
kesiapan kita? Jadi berani menerima tantangan berarti berani untuk belajar
sesuatu hal yang baru.
c. Aserif
Asertif berarti tegas, punya pendapat, serta berani berkata tidak. Seseorang
yang percaya diri tentu bersikap tegas, sebab ia berilmu ia tahu kapan saat
untuk berkata “ya” dan kapan saat untuk berkata “tidak”.
d. Mandiri
Seseorang yang percaya diri adalah seseorang yang mandiri. Ia percaya pada
kemampuan dan kekuatan dirinya dalam mengatasi permasalahan.
e. Selalu bereaksi positif
Reaksi positif ini misalnya, dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam
menghadapi permasalahan hidup.
3. Manfaat rasa percaya diri
Antara lain :
a. Menjadi pribadi yang tahan banting, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain
b. Mampu mengatasi keadaan dengan baik
c. Mengetahui kemampuan diri sendiri, sehingga mengerjakan sesuatu secara
efektif dan efisien
d. Memandang semua hal secara optimis
e. Kualitas kepribadian akan meningkat
f. Mampu mengontrol emosi dengan baik
g. Hidup akan lebih sistematis
4. Proses pembentukan rasa percaya diri
Secara garis besar, terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses
sebagai berikut :
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang
melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan0kelebihan yang dimilikinya dan
melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan
memanfaatkan kelebihan tersebut
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau kesulitan
menyesuaikan diri
d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan
menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
5. Cara membangun rasa percaya diri
Rasa percaya diri seharusnya sangat wajib dimiliki semua orang. Karena jika
tanpa rasa percaya diri, seseorang akan merasa serba salah, dan tidak dapat
melakukan sesuatu secara maksimal. Ada 7 cara untuk membangun rasa percaya
diri yang dikutip dari buku sukses membangun rasa percaya diri oleh Wishnubroto
Widarso, antara lain :
a. Sadar bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang dikaruniai hal dasar yang sama
yaitu, hak untuk hidup, hak untuk merdeka, dan hak untuk mebcari
kebahagiaan kita sendiri
b. Hidup mandiri, dalam arti mempunyai pikiran sendiri, mempunyai minat dan
hobi sendiri, dan berani terbuka menyatakan pendapat/pikiran sendiri, serta
melakukan apa pun yang menjadi minat dan hobi, sejauh itu tidak merugikan
orang lain
c. Menentukan keunggulan/kelebihan diri dan kemudian mengembangkannya
dengan sungguh-sungguh
d. Menimba ilmu dan mengumpulkan pengetahuan umum sebanyak yang mampu
dilakukan
e. Berpikir realistis bahwa setiap manusia pasti punya keunggulan/kelebihan di
samping kekurangan/kelemahan
f. Berpikir asertif, tulus mengakui hak oranglain, tetapi pada saat yang sama
mampu menegakkan haknya sendiri
g. Menggunakan bahasa non verbal(bahasa tubuh) yang tepat, misalnya
memandang wajah dan mata lawan bicara kita dalam kurun waktu yang relatif
lama(bukan seperti pandangan sekilas saja), berdiri tegak dengan kaki lurus
dan berat badan ditumpulkan pada kedua kaki(tidak condong ke salah satu
sisi), duduk dengan punggung tegak pada sandaran kursi(tidak duduk
membungkuk),bahu ditarik ke belakang supaya lurus, kepala tegak tidak
mendongak, artikulasi(pengucapan kata) yang jelas. Bahasa non verbal ini
seharusnya memang muncul secara alamiah, tetapi bukan berarti tidak dapat
dipelajari. Kita dapat belajar dan berlatih menggunakan bahasa non verbal
tertentu sevbagai salah satu cara membangun rasa percaya diri pada kita. Dari
uraian diatas, tidak ada kata terlambat untuk belajar dan memperbaiki diri.
F. LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Bimbingan dan Konseling
A. Identitas Siswa
Nama siswa :…………………………………………………………………
Kelas : …………………………………………………………………
Hari/tanggal : …………………………………………………………………

Isilah angket dibawah ini berupa cek list pada bagian anternatif jawaban yang telah
disediakan. (instruktur menjelaskan agar siswa mencentang sesuai dengan apa yang
dirasakan oleh siswa)

Keterangan:
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah

No Pernyataan Alternatif Jawaban


Selalu Sering Kadang- Tidak Pernah
kadang
1. Saya berani mengutarakan pendapat
didepan kelas
2. Saya berani berbicara di depan kelas
3. Sata tertarik dengan materi yang
disampaikan dan adanya sesi diskusi
4. Takut ditunjuk guru untuk
menjelaskan Kembali materi yang
sudah dipahami
5. Senang apabila mendapatkan materi
pelajaran yang menuntut untuk belajar
lebih giat dan rajin
6. Takut berdiskusi / bertukar pikiran
menyampaikan pendapat dengan
teman diluar jam pelajaran
7. Panik Ketika berada di depan kelas
8. Siap maju ke depan kelas meskipun
tugas mengerjakan soal belum selesai
9. Merasa orang lain lebih mampu
10. Tidak yakin bisa menjadi juara lomba
yang sesuai dengan bakat
G. Laporan Pelaksanaan Layanan

SMA NEGERI 15 SURABAYA


Jl. Menanggal Selatan 103 Dukuh Menanggal Gayungan,
Surabaya Jawa Timur (031) 8290473

LAPORAN BIMBINGAN KLAKSIKAL


SEMESTER GANJIL 2023/2024

1. Komponen Layanan Layanan Dasar


2. Bidang Layanan BK Pribadi
3. Topik Layanan Cara Membangun Rasa Percaya Diri
4. Tujuan Layanan Siswa dapat mengetahui pengertian percaya diri,
ciri-ciri dan manfaat mempunyai rasa percaya
diri, dan mengetahui bagaimana cara membangun
rasa percaya diri.
5. Kelas / Semester X/Ganjil
6. Hari / Tanggal -
7. Durasi Pertemuan 2 x 45 menit
8. Materi Pengertian percaya diri, ciri dan manfaat
mempunyai rasa percaya diri, dan membangun
rasa percaya diri.
9. Hasil dan Tindak Lanjut Terlampir

Mengetahui Surabaya, ...................... 2023


Kepala Sekolah, Guru BK/Konselor

…..……………………… ………………………….
NIP. NIP.
H. Hasil
1. Peserta didik dapat menyampaikan pendapat atas apa yang menjadi persepsi
mereka dengan percaya diri
2. Peserta didik dapat memahami materi layanan yang disampaikan
3. Peserta didik memiliki keyakinan akan kemampuan diri.Yang bisa diliat dari
individu yang memiliki sikap positif tentang dirinya bahwa dia mengerti
sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
4. Peserta didik memiliki sikap optimis yang dapat dilihat Ketika peserta didik
berani mengatakan bakat dan kemampuan yang saya miliki kepada orang lain,
bangga dan bersyukur atas apa yang ada pada diri, berani bertanya tanpa harus
ditunjuk guru apabila ada yang belum di mengerti, dan lancer berbicara di
depan kelas ketika menyampaikan pendapat
5. peserta didik memiliki sikap bertanggung jawab, yang bisa terlihat dari
individu yang bersedia menanggung segala sesuatu yang telah menjadi
konsekuensinya.
6. Guru BK dapat menjalin hubungan hangat dengan peserta didik, hal ini dapat
dilihat Ketika Guru BK dan peserta didik saling sharing.
I. Tindak Lanjut
1. Membangun pola pikir positif. Jika sebelumnya siswa selalu merasa tidak bisa
menjalani sesuatu, mulai saat ini kami mencoba untuk membentuk pola pikir
positif dalam diri siswa. Contoh, setiap siswa yang merasa ragu, kami
menghimbau siswa untuk mengatakan “saya bisa belajar dan melakukan ini jika
saya mau”.
2. Kami tanamkan pada diri siswa bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing. Dan memberi pembekalan berupa jika siswa tersebut
melakukan sebuah kesalahan atau memiliki kekurangan, siswa tidak boleh
menganggap itu adalah sebuah kebodohan. Dan mengingatkan bahwa, setiap
orang pernah melakukan kesalahan dan tidak ada orang yang benar-benar
sempurna, dan hanya perlu memperbaikinya dan belajar untuk tidak mengulangi
kesalahan tersebut.
3. Menghimbau kepada siswa untuk memahami bahwa, perlu menghargai setiap
proses atau perubahan kecil yang berhasil diraih dan dilakukan, karena
perubahan kecil yang dilakukan sekarang pada akhirnya akan tumbuh menjadi
perubahan yang besar dan membuat siswa terus maju dan berkembang.
4. Memberitahu kepada siswa untuk berhenti membandingkan dirinya dengan
orang lain, baik itu soal penampilan, prestasi, maupun pencapaian yang telah
diraih.

Anda mungkin juga menyukai