Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

PRAKTIK GOTONG-ROYONG SEBAGAI BENTUK IMPLEMENTASI DARI


NILAI-NILAI PANCASILA
Disusun untuk memenuhi tugas KKNI secara individu pada :
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN PENGAMPU :
PARLAUNGAN GABRIEL SIAHAAN, S.H., M.Hum.

DISUSUN OLEH :
FRANDIKA SITUMORANG
7223240012

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, atas berkat karunia-Nyalah saya dapat
menyelesaikan tugas Critical Journal Review ini tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat
pada waktunya.

Dalam penyusunan tugas ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Parlaungan Gabriel Siahaan, S.H., M.Hum. yang telah memberikan tugas
Critical Journal Review ini sehingga saya dapat lebih memahami lebih jauh mengenai seperti
apakah sebenarnya yang dibahas dalam jurnal yang saya review serta apa kelebihan serta
kekurangannya dan oleh karena itu saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik.
CJR ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua mengenai serta memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Apabila dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas. Karena itu saya sangat menantikan saran
dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Akhir
kata saya berharap semoga jurnal review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kita
khususnya. Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Identitas Jurnal................................................................................................1
1.2 Penjelasan Terkait Jurnal Kedalam Mata Kuliah........................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
2.1 Resume Jurnal..................................................................................................4
2.1.1 Jurnal Utama..........................................................................................4
2.1.2 Jurnal Perbanding 1..............................................................................5
2.1.3 Jurnal Perbanding 2..............................................................................6
BAB III HASIL PEMBAHASAN..................................................................................8
3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji............................................................8
3.2 Permasalahan yang Dikaji..............................................................................8
3.3 Kajian Teori/Konsep yang Digunakan...........................................................8
3.4 Metode yang Digunakan................................................................................10
3.5 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Jurnal.....................................10
BAB IV PENUTUP........................................................................................................13
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
4.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Identitas Jurnal


A. Jurnal Utama

Judul Artikel PRAKTIK BERGOTONG-ROYONG DALAM KEHIDUPAN


BERMASYARAKAT SEBAGAI PENGAMALAN NILAI-NILAI
PANCASILA
Jurnal Jurnal Kewarganegaran
Tahun 2022
Penulis Carolus Borromeus Mulyatno dan Yosafat
Volume Vol. 6 No. 2
ISSN P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen
pengumpulan data

B. Jurnal Pembanding 1

Judul Artikel PENANAMAN NILAI GOTONG-ROYONG SEBAGAI


PENGAMALAN SILA PANCASILA PADA PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR
Jurnal Journal of Social Knowledge Education (JSKE)
Tahun 2022
Penulis Ida Nurdinti dan Salimah
Volume Vol. 3, No. 1
ISSN P-ISSN : 2477-5673, E-ISSN : 2614-722X
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data
seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi

C. Jurnal Pembanding 2

Judul Artikel IMPLEMENTASI GOTONG-ROYONG DALAM PROGRAM


PENYEDIAAN AIR BERSIH SEBAGAI REALISASI NILAI
PERSATUAN
Jurnal -
Tahun 2019
Penulis lisabeth Bota Hewen dan Didik Iswahyudi
Volume Vol 3, Tahun 2019
ISSN P-ISSN : 2477-5711, E_ISN : 2615-3130
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan
Penelitian deskriptif dan studi kasus dengan jenis penelitian kualitatif

1
1.2 Penjelasan Terkait Jurnal Kedalam Mata Kuliah
Jurnal tentang gotong royong memiliki relevansi yang kuat dengan mata kuliah
pendidikan Pancasila karena mereka saling melengkapi dalam konteks penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa poin relevansi tersebut:
 Nilai Solidaritas: Gotong royong merupakan praktik sosial yang mencerminkan nilai
solidaritas, yang merupakan salah satu nilai Pancasila. Melalui penelitian dalam jurnal
tersebut, siswa dapat memahami bagaimana solidaritas diimplementasikan dalam
masyarakat dan bagaimana hal ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
 Nilai Keadilan Sosial: Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial. Jurnal
tentang gotong royong dapat membantu siswa memahami bagaimana praktik-praktik
gotong royong dapat berkontribusi pada menciptakan masyarakat yang lebih adil,
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
 Pendidikan Karakter: Pendidikan Pancasila sering kali menekankan pembentukan
karakter yang baik. Jurnal tentang gotong royong dapat menjadi studi kasus yang baik
untuk memahami bagaimana praktik gotong royong dapat membentuk karakter positif
dan mengembangkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin.
 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila: Jurnal tersebut dapat memberikan contoh konkret
tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Ini membantu siswa melihat hubungan langsung antara teori dan praktik dalam
konteks Pancasila.
 Pengembangan Kesadaran Sosial: Pembacaan jurnal tentang gotong royong dapat
membantu siswa mengembangkan kesadaran sosial mereka dan memahami
pentingnya berkontribusi pada masyarakat. Ini juga sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
yang mendorong partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik.

Selain nilai-nilai Pancasila, ada beberapa prinsip penting yang sebaiknya ditanamkan
pada mahasiswa selama mereka mengikuti mata kuliah pendidikan Pancasila. Beberapa
prinsip tersebut meliputi:
 Kritis dan Analitis: Mahasiswa sebaiknya diajarkan untuk menjadi pembaca,
pemikir, dan pengambil keputusan yang kritis. Mereka harus mampu menganalisis
informasi, mencari sumber yang dapat dipercaya, dan membuat keputusan yang
berdasarkan bukti.
 Toleransi: Penting untuk mendidik mahasiswa tentang pentingnya toleransi
terhadap perbedaan pendapat, agama, budaya, dan latar belakang lainnya. Ini
mencerminkan nilai Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan salah satu moto
Pancasila.
 Kepemimpinan: Mahasiswa sebaiknya diajarkan untuk menjadi pemimpin yang
efektif dan beretika. Mereka harus memahami tanggung jawab mereka terhadap
masyarakat dan bangsa, serta bagaimana memimpin dengan integritas dan
keadilan.
 Kebersamaan: Prinsip gotong royong dan semangat kebersamaan sebaiknya
ditanamkan pada mahasiswa. Mereka harus memahami pentingnya bekerja sama
dalam tim, berkontribusi pada masyarakat, dan saling membantu.

2
 Etika: Mahasiswa harus memahami dan menerapkan etika yang kuat dalam semua
aspek kehidupan mereka, termasuk dalam studi, pekerjaan, dan interaksi sosial.
Etika yang baik mencerminkan nilai-nilai Pancasila seperti kejujuran, keadilan,
dan kesetaraan.
 Pengabdian Masyarakat: Mahasiswa sebaiknya diajarkan untuk memiliki
semangat pengabdian kepada masyarakat dan negara. Mereka dapat memahami
bahwa pendidikan mereka seharusnya tidak hanya untuk kepentingan pribadi,
tetapi juga untuk kemajuan bangsa dan masyarakat.
 Kreativitas dan Inovasi: Pendidikan Pancasila juga seharusnya merangsang
kreativitas dan inovasi. Mahasiswa harus diajarkan untuk mencari solusi kreatif
terhadap masalah sosial dan memajukan kemajuan teknologi dan pengetahuan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, mahasiswa akan lebih siap untuk menghadapi
tantangan yang ada dalam kehidupan pribadi, akademik, dan profesional mereka sambil tetap
setia pada nilai-nilai Pancasila dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Resume Jurnal


2.1.1 Jurnal Utama
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen pengumpulan data. Penelitian
ini juga menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) sebagai
kerangka analisis data. Penelitian melibatkan empat orang responden yang dipilih
berdasarkan pengalaman keterlibatan aktif mereka dalam melestarikan tradisi gotong-royong
di lingkungan masyarakat. Wawancara dilakukan dengan fokus pada eksplorasi tiga data
penting, yaitu bentuk kegiatan gotong-royong, inisiator atau pemrakarsa kegiatan, dan nilai-
nilai Pancasila yang dihayati dalam kegiatan gotong-royong. Data diambil melalui
wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 29 sampai 31 Juli 2022.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik gotong-royong merupakan bentuk
pelestarian nilai-nilai Pancasila dan revitalisasi karakter bangsa Indonesia. Praktik ini
melibatkan semua elemen masyarakat dalam membangun hidup bersama yang harmonis,
bersaudara, dan damai. Praktik gotong-royong ini juga menjadi ruang bagi warga masyarakat
dengan latar belakang agama, kepercayaan, dan budaya yang berbeda untuk bersinergi dalam
membangun bangsa.
Dalam praktik gotong-royong, terdapat tiga bentuk yang dapat diklasifikasikan, yaitu gotong-
royong dalam pelaksanaan tanggung jawab dan kepentingan bersama sebagai warga
masyarakat, gotong-royong dalam saling membantu dalam mengerjakan lahan pertanian,
merenovasi rumah, dan menyiapkan serta melaksanakan hajatan, serta gotong-royong dalam
menolong tetangga yang sedang mengalami kesusahan. Praktik gotong-royong ini didorong
oleh para pemimpin lokal, tokoh masyarakat, anggota keluarga yang memiliki hajat, dan
spontanitas warga masyarakat. Nilai-nilai Pancasila yang diwujudkan dalam praktik gotong-
royong antara lain kerjasama, kepedulian, kerukunan, persaudaraan, belarasa, kesetiakawanan
sosial, kerelaan menolong, dan kesediaan berkorban.
Penelitian ini menekankan pentingnya melestarikan dan mempromosikan semangat gotong-
royong dalam masyarakat Indonesia, karena hal ini merupakan aspek fundamental dari
identitas Indonesia dan berkontribusi pada persatuan dalam kebhinekaan. Praktik gotong-
royong juga memiliki peran penting dalam membangun dialog, kerjasama, dan saling
menghormati, serta nilai-nilai agama dalam masyarakat Indonesia.
Dalam praktik gotong-royong, terdapat tiga bentuk yang dapat diklasifikasikan. Pertama, gotong-
royong dalam pelaksanaan tanggung jawab dan kepentingan bersama sebagai warga masyarakat.
Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, mengatasi bencana
alam, dan memperbaiki infrastruktur masyarakat. Kedua, gotong-royong dalam saling membantu
dalam mengerjakan lahan pertanian, merenovasi rumah, dan menyiapkan serta melaksanakan

4
hajatan. Ketiga, gotong-royong dalam menolong tetangga yang sedang mengalami
kesusahan, seperti memberikan bantuan finansial atau tenaga dalam situasi darurat.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah praktik gotong-royong merupakan bentuk
pelestarian nilai-nilai Pancasila dan revitalisasi karakter bangsa Indonesia. Praktik ini
melibatkan semua elemen masyarakat dalam membangun hidup bersama yang harmonis,
bersaudara, dan damai. Praktik gotong-royong juga memiliki peran penting dalam
membangun dialog, kerjasama, dan saling menghormati, serta nilai-nilai agama dalam
masyarakat Indonesia. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi data tentang
praktik gotong- royong di berbagai wilayah Indonesia.

2.1.2 Jurnal Pembanding 1


METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di SDN 190/VIII Perintis dengan menggunakan
pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan peran guru dalam menanamkan nilai gotong
royong pada peserta didik dan pelaksanaan tindakan gotong royong di sekolah. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman, yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru didapatkan bahwa di sekolah tersebut
sudah dilakukan penanaman nilai gotong royong sebagai wujud dari pengamalan makna sila-
sila pancasila. Menurut narasumber dilakukannya penanaman nilai gotong royong ini
bertujuan agar peserta didik memiliki sikap kebersamaan dan toleransi yang tinggi jika
sedang berada di sekelompok manusia di lingkungan sekolah dan lingkungan rumahnya,
memiliki sikap rela berkorban, saling menghormati, dan menghargai adanya perbedaan ketika
melakukan suatu tindakan dengan tujuan agar dapat tercapainya suatu tujuan yang maksimal.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru, dapat disimpulkan bahwa
yang digunakan oleh guru dalam menanamkan nilai gotong royong ini yaitu dengan
mengadakan perlombaan lingkungan bersih dari setiap kelas. Upaya ini dilakukan dengan
tujuan agar peserta didik dapat menumbuhkan kebersamaan dan ketentraman dlam melakukan
suatu tindakan dan meningkatkan rasa persatuan dalam diri masing-masing individu untuk
bercampur menjadi satu kesatuan.
Dengan adanya makna dari sila-sila pancasila maka banyak pengamalan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Hubungan dan kaitan antara pelaksanaan gotong royong dan makna
sila pancasila yaitu dengan pentingnya penanaman nilai gotong royong sebagi wujud
pengamalan dari sila-sila pancasila.Dengan hal ini pengamalan sila pancasila memberikan
manfaat, peranan, dan dampak yang sangat berpengaruh bagi terlaksananya kegiatan
kehidupan sehari- hari dengan tenang dan tentram. Sesungguhnya dalam membangun nilai
dan sikap untuk menjalankan gotong royong dengan penuh tanggung jawab dan kerja sama
ialah merupakan

5
suatu wujud dari sikap nasionalisme atau cinta tanah air yang direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan sekolah dasar
Pancasila dengan nilai kegotong-royongannya dapat memberikan sumbangan yang
dapat dijadikan sebagai nilai dan pilar utama bagi mekarnya nasionalisme dan ketahanan
nasional di Indonesia. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan terdiri atas dua hal, yaitu
pengetahuan yang mengembangkan akal manusia, sehingga ia dapat menentukan suatu
tindakan tertentu dan pengetahuan mengenai perbuatan itu sendiri. Dengan demikian
penanaman nilai karakter gotong royong sebagai pengamalan nilai sila-sila pancasila dapat
mencerminkan tindakan saling menghargai, tumbuh semangat kerja sama dan bahu membahu
dalam menyelesaikan sesuatu demi keutuhan dan ketahanan di lingkungan sehari hari.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penanaman nilai gotong royong sebagai pengamalan makna sila-sila pancasila telah dilakukan
oleh guru di sekolah dasar. Dalam penanaman nilai gotong royong ini upaya yang digunakan
oleh guru yaitu dengan mengadakan perlombaan lingkungan bersih dari setiap kelas.
Penanaman ini dilakukan dengan tujuan agar peserta didik dalam membersihkan lingkungan
dengan teman sekelasnya dapat memiliki jiwa yang selalu mau menerima adanya
keberagaman dan kebersamaan dari berbagai perbedaan yang ada di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah.

2.1.3 Jurnal Pembanding 2


METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan deskriptif dan
studi kasus dengan jenis penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan partisipatif
dengan kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen penelitian. Data primer diperoleh
melalui wawancara dengan kepala desa, ketua kengerusan air bersih, dan tokoh masyarakat,
sedangkan data sekunder diperoleh dari data dokumentasi. Teknik pengambilan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi
data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Validitas data diperoleh melalui
triangulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kehidupan gotong royong banyak ditemukan pada masyarakat Indonesia dalam
kehidupan didesa. Menurut (Litno Damanik dan Ahmad Syafi & Kunci, 2015) menyatakan
gotong royong menjadi cara bertahap hidup dan berelasi didalam masyarakat yang berbentuk
masyarakat penguyuban. Sistem penyediaan air merupakan sarana dan prasaran air bersih
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang meliputi kesatuan fisik (teknis) dan no fisik (non
fisik). Aspek teknis terdiri dari unit air baku adalah air dari sumber permukaan, dan unit
produksi merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk mengelolah air baku
untuk menjadi air minum, unit ini terdiri dari tangki penyimpanann atau bak penyimpanan,
pompa, jaringan, pipa untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
Bentuk-bentuk implementasi gotong royong pada Program Penyediaan Air Bersih di
Desa seperti, kegiatan kerja bakti bersama-sama ditengah masyarakat sehinggah mempererat
6
hubungan antar sesama masyarakat karena mereka dapat berkerja sama dengan baik dan air
juga untuk kebutuhan bersama ditengah masyarakat. Kebutuhan air didesa sudah cukup
membaik karena masyarakat didesa sangat sadar akan kebutuhan air,maka dengan semangat
gotong royong yang tinggi ini bisa mewujudkan hasil kerja mereka akan air bersih.
Kehidupan mereka terlihat harmonis dengan adanya gotong royong ini.
Dalam perspektif antropologi pembangunan, oleh (Vety Fitriani & Sundawa, 2016)
gotong royong didefinisikan sebagai pengerahan tenaga manusia tanpa bayaran untuk suatu
pekerjaan yang bermanfaat bagi umum yang berguna bagi pembangunan. Sama hal juga
masyarakat di Desa Painapang yang bergotong royong dalam penyediaan air bersih ini demi
kebutuhan bersama. Hasil penelitian di lapangan mengenai solusi masyarakat desa pada
Program Penyediaan Air Besih dalam bentuk persatuan sebagai rasa solidaritas antar
masyarakat antara lain, adanaya kebijakan dari pemerintah bagi masyarakat yang tidak ikut
berkerja atau bergotong royong akan dikenakan denda berupa uang.
Peneliti berkesimpulan bahwa solusi dalam mengimplementasikan gotong royong
pada Program Penyediaan Air Bersih di Desa Painapang yaitu dengan perlu adanya
peningkatan solusi baik dengan adanya denda, akan ada jadwal lain untuk bergotong royong
bagi masayaraakat yang tidak berkerja baik Pemerintahan maupun masyarakat desa dan
adanya pembinaan khusus yang diberi oleh Pemerintah setempat kepada masyarakat seperti
memberikan motivasi, semangat dan dukungan yang harus diberikan kepada masyarakat agar
masyarakat tetap semangat dalam bergotong royong untuk kepentimgan bersama demi
memajukan kualiatas desa yang sesuai dengan perkembangan zaman yang sekarang ini.
KESIMPULAN
Bentuk implementasi gotong royong pada Program Penyediaan Air Besrih di Desa
seperti, semua masyarakat ikut berpartisipasi atau bergotong royong tanpa terkecuali karena
air merupakan kebutuhan utama untuk keberlangsungan hidup masyarakat di Desa
Painapang. Adapun manfaat kerja sama atau gotong royong dari Program Penyediaan Air
Bersih yaitu : menyadarkan masyarakat akan kepentingan umum dan tanggung jawab sosil,
untuk kerukunan, toleransi yang tinggi serta rasa persatuan dalam masayarakat di Desa
Painapang. Kendala yang di alami masayarakat dalam mengimplementasikan gotong royong
pada Program Penyediaan Air Bersih di Desa yaitu, letak lokasi sumber air terlalu jauh, jalan
yang berliku-liku dan jurang, kurangnya bahan dan waktu pengerjaannya terlalu lama dan
membuat masayarakat acuh tak acuh untuk bergotong royong.

7
BAB III
HASIL PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji


Latar belakang masalah dalam jurnal ini mengenai gotong royong sebagai
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah sangat
relevan. Pendidikan Pancasila memegang peran sentral dalam membentuk karakter dan
identitas warga negara Indonesia, dengan tujuan untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar
dalam kehidupan bermasyarakat. Gotong royong, sebagai salah satu nilai Pancasila, memiliki
makna mendalam dalam budaya Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk
mendalaminya dan mengungkap bagaimana gotong royong diwujudkan dalam praktek sehari-
hari. Melalui analisis ini, diharapkan dapat lebih memahami peran gotong royong dalam
membangun solidaritas sosial, membantu sesama, dan menciptakan rasa kebersamaan dalam
masyarakat.
Kesimpulannya, penelitian ini akan memberikan kontribusi penting dalam memahami
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam praktek gotong royong di Indonesia. Dengan
memahami latar belakang ini, penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih
dalam tentang pentingnya gotong royong dalam mencapai tujuan Pendidikan Pancasila dan
bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam praktik gotong royong sehari-hari.

3.2 Permasalahan yang Dikaji


Permasalahan yang dikaji dalam jurnal ini adalah bagaimana implementasi nilai-nilai
Pancasila, khususnya nilai gotong royong, tercermin dalam praktek sehari-hari masyarakat
Indonesia. Dalam konteks mata kuliah Pendidikan Pancasila, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hambatan, tantangan, dan aspek-aspek yang mendukung dalam mewujudkan
nilai gotong royong dalam kehidupan sosial, budaya, dan keseharian masyarakat.

3.3 Kajian Teori/Konsep yang Digunakan


A. Jurnal Utama
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa kajian teori yang relevan. Pertama,
digunakan konsep gotong-royong sebagai praktik sosial dalam masyarakat Indonesia. Konsep
ini mengacu pada semangat kebersamaan, saling membantu, dan saling berbagi dalam
membangun kehidupan bersama yang harmonis. Gotong-royong juga merupakan salah satu
nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai kerjasama dan kesetiakawanan sosial.
Selain itu, digunakan juga konsep nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filosofis dalam praktik
gotong-royong. Nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan, keadilan sosial, dan kerukunan,
menjadi landasan dalam membangun hubungan sosial yang harmonis dan saling
menghormati dalam masyarakat Indonesia.
Dalam analisis data, digunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA)
sebagai kerangka analisis. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami dan
8
menginterpretasikan pengalaman dan makna yang terkandung dalam praktik gotong-royong
dari sudut pandang individu yang terlibat. Dengan menggunakan kajian teori ini, penelitian
ini dapat menganalisis dan memahami secara mendalam praktik gotong-royong dalam
konteks pelestarian nilai-nilai Pancasila dan revitalisasi karakter bangsa Indonesia.
 Endro, G. (2016). Tinjauan Filosofis Praktik Gotong Royong. Respon: Jurnal Etika
Sosial, 21(1), 89-112.
 Dewantara, A. W. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Yogyakarta:
Kanisius.
 Widisuseno, I. (2014). Azas Filosofis Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.
Humanika, 20(2), 62-66.
 Smith, J. A., Flower, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological
analysis:

B. Jurnal Pembanding 1
Dalam penelitian ini, kajian teorinya berfokus pada nilai gotong royong dan
pengamalan sila Pancasila dalam konteks pendidikan di sekolah dasar. Nilai gotong royong
merupakan salah satu nilai yang penting dalam budaya Indonesia, yang mengajarkan tentang
kerjasama, saling membantu, dan kebersamaan dalam menjalankan tugas dan kegiatan
bersama.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosial-konstruktivisme. Teori ini
mengemukakan bahwa individu belajar melalui interaksi sosial dan konstruksi bersama
dengan orang lain. Dalam konteks penelitian ini, peserta didik belajar dan menginternalisasi
nilai gotong royong melalui interaksi dengan guru dan teman sebaya dalam kegiatan gotong
royong di sekolah. Selain itu, penelitian ini juga mengacu pada teori pendidikan karakter.
Teori ini menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk sikap, nilai, dan
perilaku positif pada peserta didik. Dalam penelitian ini, pendidikan karakter dilakukan
melalui penanaman nilai gotong royong, yang bertujuan untuk mengembangkan sikap
kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati pada peserta didik.
Selain itu, penelitian ini juga mengaitkan penanaman nilai gotong royong dengan pengamalan
sila Pancasila. Sila Pancasila yang relevan dalam konteks penelitian ini adalah sila ke-3
"Persatuan Indonesia". Penelitian ini menggambarkan bagaimana penanaman nilai gotong
royong di sekolah merupakan pengamalan sila Pancasila, karena nilai gotong royong
merupakan landasan dalam mencapai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan menggunakan kajian teori ini, penelitian ini dapat menjelaskan
pentingnya penanaman nilai gotong royong dalam pendidikan karakter peserta didik di
sekolah dasar, serta menghubungkannya dengan pengamalan sila Pancasila sebagai landasan
dalam mencapai persatuan dan kesat.
C. Jurnal Pembanding 2
Dalam artikel ini, kajian teorinya berfokus pada pendekatan pendidikan multikultural
kontekstual berbasis kearifan lokal di Indonesia Teori ini mengacu pada konsep pendidikan
multikultural yang mengakui dan menghargai keberagaman budaya, serta mengintegrasikan
nilai-nilai kearifan lokal dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini bertujuan untuk

9
membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya dan kearifan lokal, serta
meningkatkan kesadaran akan pentingnya kerjasama dan gotong royong dalam masyarakat.
Selain itu, teori-teori lain yang relevan dalam artikel ini adalah teori partisipatif dalam
pembangunan proyek infrastruktur perdesaan di Indonesia. Teori ini menekankan pentingnya
melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek,
sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap
pembangunan.
Selain itu, teori-teori tentang nilai-nilai sosial budaya dan partisipasi masyarakat juga menjadi
dasar dalam penelitian ini. Teori ini menggambarkan pentingnya nilai-nilai budaya dan
partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersamaan dan membangun kesejahteraan bersama.
 Amirin, T. M. (2013). Implementasi Pendekatan Pendidikan Multikultural
Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia. Jurnal Pembangunan Pendidikan:
Fondasi Dan Aplikasi, 1(1). https://doi.org/10.21831/jppfa.v1i1.1047
 Litno Damanik dan Ahmad Syafi, E., & Kunci, K. (2015).: Jurnal Antropologi Sosial
dan Budaya. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya, 1(1), 87 – 93.
Retrieved from http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/anthropos
 Asnudin, A. (2010).

3.4 Metode yang Digunakan


A. Jurnal Utama
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen
pengumpulan data. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan Interpretative
Phenomenological Analysis (IPA) sebagai kerangka analisis data.
B. Jurnal Pembanding 1
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data seperti
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
C. Jurnal Pembanding 2
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan
deskriptif dan studi kasus dengan jenis penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan
pendekatan partisipatif dengan kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen
penelitian.
3.5 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
A. Jurnal Utama
Kelebihan
Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara mendalam, yang
memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang kaya dan mendalam tentang
praktik gotong- royong dalam masyarakat. Penelitian ini melibatkan responden dari
berbagai kabupaten

1
di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih
representatif tentang praktik gotong-royong di wilayah tersebut.
Pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) digunakan dalam analisis
data, yang memungkinkan peneliti untuk memahami dan menginterpretasikan
pengalaman dan makna yang terkandung dalam praktik gotong-royong.
Kekurangan
Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini terbatas, yaitu hanya empat
responden. Hal ini dapat mempengaruhi generalisabilitas hasil penelitian.
Penelitian ini hanya dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga hasilnya
mungkin tidak dapat secara langsung diterapkan pada masyarakat di wilayah lain di
Indonesia.
Tidak ada penjelasan yang cukup mendalam tentang kajian teori yang digunakan
dalam penelitian ini. Informasi tentang teori dan konsep yang digunakan dalam
analisis data dapat lebih dikembangkan untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif.

B. Jurnal Pembanding 1
Kelebihan
Keakuratan dan keandalan informasi: Jurnal ilmiah biasanya melalui proses peer
review yang ketat, di mana artikel-artikelnya diperiksa oleh para ahli dalam bidang
yang relevan. Hal ini memastikan bahwa informasi yang disajikan dalam jurnal
tersebut akurat dan dapat diandalkan.
Sumber informasi yang terpercaya: Jurnal ilmiah sering kali dianggap sebagai sumber
informasi yang terpercaya dan dihormati dalam dunia akademik. Artikel-artikel dalam
jurnal tersebut telah melalui proses seleksi dan evaluasi yang ketat sebelum
diterbitkan.
Update dengan penelitian terbaru: Jurnal ilmiah sering kali menerbitkan penelitian-
penelitian terbaru dan temuan-temuan terkini dalam bidang tertentu. Hal ini
memungkinkan pembaca untuk tetap terkini dengan perkembangan terbaru dalam
bidang yang diminati.
Kekurangan
Akses terbatas: Beberapa jurnal ilmiah hanya dapat diakses oleh pelanggan atau
institusi tertentu yang berlangganan. Hal ini dapat membatasi akses bagi pembaca
yang tidak memiliki akses ke jurnal tersebut.
Biaya tinggi: Beberapa jurnal ilmiah mengenakan biaya tinggi untuk mengakses
artikel- artikelnya. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi pembaca yang tidak mampu
membayar biaya tersebut.
Keterbatasan ruang: Artikel dalam jurnal sering kali memiliki batasan ruang yang
ketat, sehingga penulis harus memadatkan informasi mereka dalam jumlah kata yang

1
terbatas.

1
Hal ini dapat mengurangi kedalaman dan rincian informasi yang dapat disajikan
dalam artikel.

C. Jurnal Pembanding 2
Kelebihan
Keakuratan dan keandalan: Jurnal yang baik biasanya melalui proses peer review
yang ketat, di mana artikel-artikelnya diperiksa oleh para ahli dalam bidang yang
relevan. Hal ini memastikan bahwa konten jurnal memiliki keakuratan dan keandalan
yang tinggi .
Sumber informasi terkini: Jurnal sering kali menerbitkan penelitian-penelitian terbaru
dan temuan-temuan terkini dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, jurnal dapat
menjadi sumber informasi yang sangat berguna bagi para peneliti dan profesional
yang ingin tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam bidang mereka.
Rujukan yang terpercaya: Jurnal yang terkenal dan terkemuka sering kali menjadi
rujukan yang terpercaya bagi peneliti dan profesional. Mengutip jurnal yang terkenal
dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan terhadap karya ilmiah yang sedang
ditulis.
Kekurangan
Akses terbatas: Beberapa jurnal memiliki akses terbatas dan memerlukan langganan
atau biaya untuk membaca artikel-artikelnya. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi
peneliti atau individu yang tidak memiliki akses ke jurnal tersebut.
Keterbatasan ruang: Jurnal sering kali memiliki batasan ruang yang ketat, yang berarti
bahwa penelitian yang dilaporkan dalam jurnal mungkin hanya memberikan
gambaran umum atau ringkas tentang topik yang dibahas. Hal ini dapat membatasi
kedalaman dan rincian informasi yang dapat disampaikan dalam artikel.
Bias penerbitan: Beberapa jurnal mungkin memiliki kecenderungan untuk
menerbitkan penelitian yang memiliki hasil yang signifikan atau menarik secara
statistik, sementara penelitian yang tidak signifikan atau hasil yang tidak menarik
mungkin tidak diterbitkan. Hal ini dapat menyebabkan bias penerbitan dan
mengurangi representasi yang akurat dari penelitian.
Identitas yang dilampirkan pada jurnal tidak lengkap.

1
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
"Praktik Gotong Royong sebagai Implementasi Nilai-Nilai Pancasila," telah
diungkapkan sejumlah aspek penting yang berkaitan dengan peran gotong royong dalam
mewujudkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Penelitian ini menyoroti pentingnya
kolaborasi dan partisipasi aktif dalam membangun harmoni sosial, yang merupakan salah satu
pilar utama Pancasila. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa praktik gotong royong
mampu memperkuat nilai-nilai demokrasi, persatuan, dan keadilan sosial yang ada dalam
Pancasila. Selain itu, gotong royong juga menjadi wujud konkret dari semangat gotong
royong yang menjadi nilai dasar dalam budaya Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini
memperkuat pemahaman tentang pentingnya gotong royong sebagai implementasi nilai-nilai
Pancasila yang berperan dalam membangun masyarakat yang lebih bersatu, adil, dan
demokratis.
Dalam konteks kesimpulan lainnya, dapat dinyatakan bahwa makalah ini berhasil
membuktikan bahwa praktik gotong royong adalah salah satu cara efektif untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Praktik gotong royong
membantu mengatasi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan budaya yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia. Dengan melibatkan masyarakat dalam aksi gotong royong, kita dapat
menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, adil, dan harmonis, sejalan dengan prinsip-
prinsip yang terdapat dalam Pancasila. Dalam era modern ini, praktik gotong royong tetap
relevan dan perlu ditingkatkan agar Pancasila dapat terus menjadi landasan moral dan etika
bagi bangsa Indonesia dalam membangun masa depan yang lebih baik.
4.2 Saran
1. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Penting untuk terus mengedukasi masyarakat tentang
nilai-nilai Pancasila dan peran penting gotong royong dalam mewujudkannya. Ini dapat
dilakukan melalui program-program pendidikan, seminar, dan kampanye sosial.
2. Penguatan Praktik Gotong Royong: Dukung inisiatif gotong royong di berbagai tingkatan,
termasuk di lingkungan lokal, sekolah, dan komunitas. Penguatan praktik gotong royong akan
memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata.
3. Peran Pemerintah: Pemerintah juga memiliki peran kunci dalam mempromosikan gotong
royong. Mereka dapat memberikan insentif, sumber daya, dan dukungan kebijakan yang
diperlukan untuk mendorong praktik gotong royong.
4. Pengembangan Etika Kerja: Gotong royong dapat diterapkan dalam dunia kerja dengan
mendorong etika kerja yang kuat, seperti saling membantu sesama kolega dan berpartisipasi
dalam kegiatan sosial bersama.
5. Penelitian dan Evaluasi: Teruskan penelitian yang mendalam tentang dampak praktik
gotong royong terhadap masyarakat dan bagaimana hal ini berkaitan dengan nilai-nilai
Pancasila. Evaluasi secara rutin dapat membantu mengukur efektivitas implementasi.

1
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=praktik+gotong+royong+dalam
+kehidupan+bermasyarakat&btnG=#d=gs_qabs&t=1693737459445&u=%23p%3Dne
9rYsufDYEJ
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penanaman+nilai+gotong+royo
ng+sebagai+pengamalan+sila+pancasila&btnG=#d=gs_qabs&t=1693737499528&u=
%23p%3DJK6v7kv9FysJ
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=implementasi+gotong+royong
+dalam+program+penyediaan+air+bersih&btnG=#d=gs_qabs&t=1693737530835&u
=%23p%3DNd1ce7837QUJ

1
{?Snta@
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 2 September
2022
P• ISSN: 1978 0184 E•1SSN: 2723-2328

Praktik Bergotong-Royong dalam Hidup Bermasyarakat Sebagai


Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila
Caroles Borromeus Mulyatno l Yosafat2
Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah lstimewa
Yogyakarta, lndonesia'
Program Magister Filsafat Keilahian, Universitas Sanata Dharma, Kabupaten Sleman, Provinsi
Daerah lstimewa Yogyakarta, lndonesia°
Email: carlomulHRmail com'
Abstract
Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang praktik hidup bergotong-royong di tengah masyarakat Wawancara dengan empat
responden berfokus pada penelusuran data yang meliputi tiga hal penting. Pertama adalah praktik
bergotong-royong dalam masyarakat menguatkan ikatan persaudaraan, kekeluargaan dan saling
menolong dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat yang multi religius. Kedua, ada peran
penting tokoh-tokoh yang menjadi inisiator atau motivator praktik gotong-royong di tengah
masyarakat. Ketiga, praktik hid up bergotong-royong merupakan bentuk nyata penghayatan nilai-
nilai Pancasila. Dari tiga data utama itu dapat disimpulkan bahwa praktik hidup bergotong-royong
tetap lestari dan menyatu dengan tradisi kehidupan masyarakat. Pelestarian tradisi lokal menjadi
wahana pelaksanaan hid up bergotong-royong dan sekaligus penghayatan nilai-nilai Pancasila. Para
tokoh lokal menjadi penggerak atau motivator praktik bergotong-royong dan pelestarian tradisi
masyarakat. Oleh karena itu, praktik hid up bergotong-royong yang terjadi dalam berbagai bentuk
tradisi lokal perlu dipublikasikan secara luas sebagai bentuk apresiasi yang menginspirasi
kehidupan komunitas, keluarga dan setiap warga Indonesia. Praktik gotong-royong menjadi wujud
nyata penghayatan Pancasila untuk melestarikan kesatuan dalam kebhinekaan masyarakat
Indonesia.
Kata Kunci: Kekeluargaan, Kerjasama, Nilai-Nilai Pancasila, Persaudaraan, Tradisi Local

Abstract
This qualitative research using the interview method aims to get an overview of the community’s
communal living together fgotong-royong). Interviews with four respondents focused on searching
data which Jnr/uded three essential things. The first is the practice of working together in sociey to
strengthen ties of brotherhood and kinship and helping each other in living together in a multi-
religious society. Second, there is an essential role for figures who are the initiators or motivators
of the practice of gotong royong in the community. Third, the course of communal living together
(gotong -royong ) is a basic form of appreciation of the values of Pancasila. From the three primary
data, it can be concluded that the practice of communal living together (gotong-royong ) is sustainable
and integrated with the traditions of community life. Preservation oflocal rules is a vehicle for
implementing cooperation and, at the same time, understanding the values of Pancasila. Local leaders
become the driving force or motivator for the practice of cooperation and the preservation of
community traditions. Therefore, the course of cooperation thnt occurs in various forms of local
rules needs to be widely publicized as a form of appreciation that inspires the life of the community,
family, and every citizen of Indonesia. The practice ofcommunal living together or cooperation
(gomng-royong ) is a natural manifestation of the appreciation of Pancasila to preserve unity in the
diversity of Indonesian society.
Keywords: Brotherhood, Kinship, Local Traditions, Cooperation, Pancasila Values.

This work s licensed under o £iseaxi' Crro tive Cornrn ons Atribu si• BerhaaiSeru po 4.0iriternasionof

PENDAHULUAN
lndonesia dikenal sebagai bumi tempat lahir dan berkembangnya nilai-nilai Pancasila.
Salah satu nilai pokok Pancasila adalah gotong-royong (Endro, 2016; Dewantoro, 2017). Bisa

Carolus Borromeus Mulyatno & Yosafat — Universitas Sanata Dharma 4624


Journal of fsocIal fCnowledge Education (JSKE)
Yol 3, No. 1 , February 2022, pp. 2?-2g
ISSN: 2'722-046X, DOI: 10.3725 I /jrke.v1i1.396 0 23

Penanaman Nilai Gotong Royong Sebagai Pengamalan Sila Pancasila pada


Peserta Dldik Sekolah Dasar

1de Nurdtntl*. Salkoab’


’Faculty nf Teacher Training und Educolinn. JJmbi University, lndonesia
Z
S DN 190/Vll1 Pcrintis, Jumbi, lndonesia

Ardele lofo
TI\juan Peaellttan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnyo
pmJnanuut nilai gotong royong bagi peserta didik di sekolah yang dapat
Received Jai 22,2022 ditorapltan di lingkungan dust kehidupan sehari-hari dan untuk menggamborkttn
Revised Jan 15, 2022 penonamon nilai yotong royong sebagai pcngama1an sila panczsila ulch guru di
accepted Feb 26, 2022 cckoluh tersebut.
Metodologi:Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitotif de*kriptif,
sampel dalam penelitian ini yaitu guru dart peserta didik di sekolah
yang dipilih n\cnggunokax teknik pengambilun sampel ycng digunakan
Pclsyanan Kesehsian yaitu purposive
BPJS
Perspeklif ekonomi
Temoazs Utama: Dari hasil penelitian dan di+kusi yang telah dilakukan, make
disimpulkan bahwa di SD l90/°VflI Negeri Tebo adalah sekolah ydng telah
menanomkan gutong royung yang baiL pada pe»crtu didik untuk melakukan
suatu kegiatan bersama-sama demi mencapai tujuan yang moksimal. Hd
torsehut tcrjctli komno cdanya pettanxman nilai gotong royong yang dilakukan
nloh guru melalui psIukxanaan kegiatan Combo keborsihan lingkungan di

Keterbaruea/Eeadlan penditiaa: Dengan mengetohui hogcTmano eikap


peserta didilt ditlam melakukan gotong royong, mokii guru akan memberikan
berbagai upaya yJng topat dalazn nicluLukax pcnonamiizt nilui golong roy‹›ng di
sekolah.

Corresynndlng Author:
Ids Ntirdinti
Fuculiy of Teacher Training and Educniion, Combi University, lndonesia
Email: idxnurdiantii a'gn\uiI.c‹›n\

Gotung royong dapat dikatakan sebagai saloh sutu kiirakiezistik dozi bangsa lndonesia yang
merupakan perilaku hersifat pnxitif don xudah xd» sej&k zaman dulu kala. Perilaku gntong royong yang telsh
diotiliki Ba«gsa lndonesia j4k dahulu 1aIa { I ]. Perilaku gotong roycng bila merup«ka cotoh kepriftadia»
yang memiliki s›kop sosia) yang baik. Karena dengan adanyc petaksznaax gotung royong di suatu duerah,
maka akan terlihef s›kap dir› ntcsi»g-masing individu bahwa seseorang tersebut dxp»t berb«ur dengsn
masyarakat sekitzr dam rnenjalin kekeluargaau yung baik. Gutong royong adaluh prinsip yang dinamis,
bahka lebih dirumir dari kekelu«rg«a [2]. Dengan demikiiin g0tong roycng akan menimftuJka» berbagai
sikop positif dalam tehidupazi, salah atuny« ynitu Opal mempereral tnli persaudaraan dalam kekeluargaan
yang dihasilkan.
T›dak dapat d›pungkiri, bahwa gotong royoxg jug» dijadiluin abagai saJah sxtu kegi«ian seketompok
individu untuk meningkatka« kerja sanut dâl4m melâkuk«n suatu hal ataupun pekerjaan. Kurenu dalam
bergotong royong maka dalam sekelompok individu aksa berusaho untuk saling membazttu menyelesoilcaa
pekerjaa, dengan tujuan «gzr pe1erjean lebih cepttt selesai dikerjakui. Sikap gotong myong adalah
bekerja berxumc-sama dalam menyelesaikan pekeqaon dan secara bersama-ssrna rnenikmati hsxil
pekerjaan ie.abut
PROSIDI
Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan dan Pembelajaran Bagi Guru dan Dosen
https://conference.unikama.ac.id/artikeI/index.php/fip/index
Vol 3,'labua 2019 I aEt 159-166

Impelementasi Gotong Royong Dalam Program Penyediaan Air Bersih Sebagai


Realisasi Nilai Persatuan
Elisabeth Bota Hewen", Didik fswahyudi 2

Informasi artikel ABS’£RAK

Kara kunci: Budaya gotong merupakan saiah satu cermirian perilaku yang menjadi ciri khas
Implementasi bangsa indonesia yang tertuang dalam sila Pancasila yakni sila ketiga, makna
Goiong Royong, gotong royong itu sendiri yaitu sebagai peri1aku,namun juga berperni sebagai
Program Air Bersih, moral yang akan dijadikan pandangan hidup bangsa, kehidupan gotong royong
Nilai Persatuan
yang ditemukan dimasyarakat indonesia dalam kehidupan didesa yakni semua
masyarakat tunic tangan bersama-sama untuk bergotong royong dalam
menyelesaikan kegiatan mereka. Tujuan dari gotong royong ini untuk mengetahui
bentuk implementasi gotong royong, kendalah yang dinlami masyarakat, dan
solu.si yang dilalui bersama dalam gotong royong ini. Pendekatan diflam artikel
ini Deskriptif Kualitati1;lokasi penelitian didesa, iristmment number data sekunder
dan primer prosedur pengambilan wawancara, observasi, dokumentasi,
menganalisis dengan cara reduksi data dan triangulasi Implemeritasi gotong
royong yang dilakukan masyarakat yakni semua masyarakat tumn berpartisipasi
dalam penyediaan air ber.sih,riamun ditemukan kendalah lokasi yang dijadikan
sumber air terlalu jauh, dat solusi yang dilalui bersama berupa akan dikenakan
denda dan adanya pembinaan khusus kepada masyarakat. Maka ditarik
kesimpulari, g otong royong yang diterapkan masyarakat yakni semua masyarakat
tunin berpaitisupasi, ada kendalah yang dialami lokasi yang dijadikan sumber air
terlalu jauh,jalannya berjurang, dan solusi yang dilalui bersama adalah akan
dikenakan denda dan pembinaan khusus kepada masyarakat, perieliti
meriyarankan agar masyarakat tetap mempertahankan kebudayaan ini.

Pendahuluan
Budaya gotong royong atau kerja sama merupakan salah satu cerminan perilaku yang menjadi ciri
khas dari bangsa lndonesia pada zaman dahiilu dan turun temurun hirigga sekarang yang tertuang dalam
sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia (Pranadji, 2017). Bila dilakukan penelitian setiap daerah
di Indonesia maka akun ditemukan praktek gotong royong dengan berbagai macam bentuknya, baik
sebagai nilai maupun sebagai perlaku sesuai budaya yang ada didaerah tersebut (Saam & Arlizon, 2012).
Binataito dnlam Subagyo (2t)12) Gotong royong merupakan suatu ciri atau watak bangsa lndonesia sejak
dahulu kala s.mpai sekarang yang menjadi .salad satu ciri khas turun temurun yang melekat pada diri kita
masing- masing. Dari pendapat diatas dnpat disimpulknn bahwa gotong royong adalah salnh satu
kegiatan yang melibatkan beberapa orang untuk berkerja sama T una mencapai suatu tujuan.
Makna gotong royong bagi bangsa indonesia sendiri yaitu sebagai perilaku, namun berperan juga
sebagai nilai-nilai moral yang akan dijadikan pandangan hidup bangsa (Ariggorowati & Sarmini, 2fl15).
Artinya gotong royong sebagai acuan dalam berperilaku, pandangan bidtip dari bangsa lndonesia dalam
berbagai macam bentuknya sebagai wujud dalam melengkapi kebutuhan hidup masyarakat Indonesia.
Nilai-

59

Anda mungkin juga menyukai