Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL JURNAL REVIEW

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


KENAKALAN REMAJA DAN PENANGANANNYA

OLEH:

NAMA : ANGGUR ARIS

NIM : 5213131010

KELAS : PTE A

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan khadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Critical Jurnal
Review yang berjudul Perkembangan Peserta Didik ini dengan baik. Saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Septian Prawijaya, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat
belajar dan memahami isi jurnal dengan baik.

2. Orang tua, yang senantiasa memberi saya dukungan dalam perkuliahan baik
dalam memberikan semangat maupun dana sehingga saya dapat membuat makalah ini

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah CJR ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu saya sangat menantikan kritik maupun saran yang
membangun demi penyempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Terimakasih

Medan, 13 Oktober 2021

Anggur Aris

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................................................................... 1

C. Manfaat Penulisan .................................................................................................................. 1

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL .......................................................................................... 1

A. Identitas Jurnal ............................................................................................................................. 1

B. Ringkasan Jurnal........................................................................................................................... 2

BAB III PERBANDINGAN JURNAL ....................................................................................... 6

BAB V PENUTUP .................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 15

B. Saran ..................................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 17

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Critical Jurnal Review merupakan suatu tugas dimana mahasiswa dituntut untuk
mengkritik dan mengulas isi materi dari jurnal. Dalam membuat Critical Jurnal Review
diperlukan ulasan terhadap isi jurnal, yang ditinjau dari berbagai segi ulasan yang dilakukan
didasarkan pada argumentasi dan bukti yang dipertanggungjawabkan.

Untuk mengulas sebuah jurnal kita dapat memperolehnya melalui membaca terlebih
dahulu isi materi yang akan dikritik. Kali ini judul jurnal yang akan dikritik yaitu
“Perkembangan nilai, moral, dan sikap remaja”.

B. Tujuan

Adapun tujuan review ini adalah untuk mengetahui isi jurnal serta mengkritisinya.

C. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dengan adanya tugas ini yaitu menambah wawasan
melalui kritikan jurnal, mengetahui apa-apa saja isi jurnal ini serta berpikir kritis.

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL
Jurnal Utama
Judul Perkembangan Moral Pada Anak
Jurnal Bimbingan dan Konseling
Sumber Jurnal http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/download/148
3/1219
Volume Dan
Vol 1, No: 2 Hal: 104 - 109 Desember 2014
Tahun
ISSN 2355-8539
Penulis Laila Maharani
Tanggal Desember 2014

Jurnal Pembanding

1|Page
Judul Kenakalan Remaja Dan Penanganannya
Jurnal Penelitian dan PPM
Sumber Jurnal http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/14393/6947
Volume Dan
Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
Tahun
ISSN 2442-448X
Penulis Dadan Sumara1, Sahadi Humaedi2, Budiarti Santoso
Tanggal Juli 2017

Judul Menguatkan Kembali Pendidikan Keagamaan dan Moral Anak Didik


Jurnal
Sumber Jurnal http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/viewFile/228/243
Volume Dan
Vol 8, No: 2 Hal: 199 - 216 Agustus 2014
Tahun
ISSN 1979-8911
Penulis Yuningsih
Tanggal Agustus 2014

A. RINGKASAN JURNAL

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meninjau perkembangan moral pada anak. Pada sikap dan
perilaku moral tersirat nilai-nilai yang dianut berkaitan dengan nilai mengenai sesuatu yang
dikatakan baik dan benar, patut, dan seharusnya terjadi. Yang menjadi persoalannya mengapa
sikap perkembangan moral pada anak saat ini semakin memprihatinkan. Sebagian besar
diteruskan dari generasi ke generasi melalui proses pendidikan seumur hidup. Ada nilai-nilai
yang perlu dipertahankan, ada yang diasimilasikan ke arah kemajuan atau perubahan progresif,
tetapi ada juga yang berubah atau bergeser karena berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Model ini diharapkan menjadi satu mekanisme kita sebagai orang tua, guru, maupun
masyarakat perlu memahami perkembangan sikap moral agar dapat membantu peserta didik
mengembangkan sikap moral yang dikendaki, mendidik peserta didik menjadi anak yang baik,
dan bersikap moral secara baik dan benar.

Kata Kunci: Potensi, Kecerdasan spiritual, Kebermaknaan dan Kebahagiaan hakiki, SDM
berkualitas, Bimbingan, Anak usia dini.

PENDAHULUAN

2|Page
Pengertian Moral, Sikap dan Nilai Moral berasal dari kata latin “mores” yang berarti
tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode
moral kelompok sosial, yang dikembangakan oleh konsep moral. Yang dimaksud dengan
konsep moral ialah peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
Konsep moral inilah yang menentukan pola perilaku yang diharapakan dari seluruh anggota
kelompok.

Menurut piaget (Sinolungan, 1997), hakikat moralitas adalah kecenderungan menerima


dan menaati sistem peraturan. Selanjutnya, kohlberg (Gunarsa, 1985) mengemukakan bahwa
aspek moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir, tapi sesuatu yang berkembang dan
dapat diperkembangkan/dipelajari.

Sikap adalah perilaku yang berisi pendapat tentang sesuatu. Dalam sikap positif tersirat
sistem nilai yang dipercayai atau diyakini kebenarannya. Nilai adalah suatu yang diyakini,
dipercaya, dan dirasakan serta diwujudkan dalam sikap atau perilak. Biasanya, nilai bermuatan
pegalaman emosional masa lalu yang mewarnai cita-cita seseorang, kelompok atau masyarakat.
Moral merupakan wujud abstrak dari nilai-nilai, dan tampilan secara nyata/kongkret dalam
perilaku terbuka yang dapat diamati. Sikap moral muncul dalam praktek moral dengan kategori
positif/menerima, netral, atau negatif/menolak.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan dengan deskriftif kualitatif, dalam tulisan ini peneliti
menggunakan studi pustaka atau menggali data dari Library Research untuk memperkaya
khasanah keilmuan bimbingan dan konseling.

LANGKAH PENELITIAN

Piaget membagi pekembangan menjadi 3 fase yaitu:


(1) Fase absolut. anak menghayati peraturan sebagai suatu hal yang dapat diubah, karena
berasal dari otoritas yang dihormatinya. Disini peraturan sebagai moral adalah obyek eksternal
yang tidak boleh diubah.
(2) Fase realitas anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan orang lain.
Peraturan dianggap dapat diubah, karena berasal dari perumusan bersama. Mereka menyetujui
perubahan yang jujur dan disetujui bersama, serta merasa bertanggung jawab menaatinya. (3)
Fase subyektif anak memperhatikan motif/kesengajaan dalam penilaian perilaku.
Perkembangan moral dipengaruhi upaya membebaskan diri dari ketergantungan pada orang
tua, meningkatkan interaksi dengan sesama dan berkontak dengan pandangan lain. Dengan
interaksi yang bertambah luas anak makin mampu memahami pandangan orang lain dan
berbagi aturan untuk kehidupan bermoral dalam kebersamaan.

3|Page
Dalam kategori perkembangan moral, kohlberg (gunarsa, 1985) mengemukakan tiga
tingkat perkembangan moral:
1. Tingkat Prakonvensional
Pada tingkat ini aturan berisi aturan moral yang dibuat berdasarkan otoritas. Anak tidak
melanggar aturan moral karena takut ancaman atau hukuman dari otoritas. Tingkat ini dibagi
menjadi dua tahap: (1) tahap orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman pada tahap ini anak
hanya mengetahui bahwa aturan-aturan ini ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa
diganggu gugat. Anak harus menurut, atau kalau tidak, akan mendapat hukuman, (2) tahap
relativistik hedonosme pada tahap ini anak tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan
yang berada di luar dirinya yang ditentukan orang lain yang memiliki otoritas. Anak mulai
sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi yang bergantung pada kebutuhan
(relativisme) dan kesenangan seseorang (hedonisme).

2. Tingkat Konvensional
Pada tingkatan ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar diterima dalam
kelompoknya. Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap: (1) tahap orientasi mengenai anak yang
baik. Pada tahap ini anak mulai memperlihatkan orientasi perbuatan yang dapat dinilai baik
atau tidak baik oleh orang lain atau masyarakat. Sesuatu dikatakan baik dan benar apabila sikap
dan perilakunya dapat diterima oleh orang lain atau masyarakat. (2) tahap mempertahankan
norma sosial dan otoritas. Pada tahap ini anak menunjukkan perbuatan baik dan benar bukan
hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat di sekitarnya, tetapi juga bertujuan agar
dapat ikut mempertahankan aturan dan norma/ nilai sosial yang ada sebagai kewajiban dan
tanggung jawab moral untuk melaksanakan aturan yang ada.

3. Tingkat pasca konvensional.


Pada tingkat ini anak mematuhi aturan untuk menghindari hukuman kata hatinya. Tingkat ini
juga terdiri dari dua tahap:
(1) tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Pada tahap
ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat.
Seseorang menaati aturan sebagai kewajiban dan tanggung jawab dirinya dalam menjaga
keserasian hidup masyarakat,
(2) tahap universal. Pada tahap ini selain ada norma pribadi yang bersifat subyektif ada
juga norma etik (baik/ buruk, benar/ salah) yang bersifat universal sebagai sumber menentukan
sesuatu perbuatan yang berhubungan dengan moralitas.

HASIL PENELITIAN

Sikap dan perilaku moral dapat dipelajari dengan cara berikut:


(1) Belajar melalui cob/ ralat (tryal and error). Anak mencoba belajar
mengatahui apakah perilakunya sudah memenuhi standart sosial dan persetujuan sosial

4|Page
atau belum. Bila belum, maka anak dapat mencoba lagi sampai suatu ketika secara
kebetulan dapat berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.
(2) Pendidikan langsung yang dilakukan dengan cara anak belajar memberi
reaksi tertentu secara tepat dalam situasi tertentu, serta dilakukan dengan cara
memenuhi peraturan yang berlaku dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat
sekitar.
(3) Identifikasi dengan orang yang dikaguminya. Cara ini biasanya
dilakukan secara tidak sadar dan tanpa tekanan dari orang lain. Yang penting ada
teladan dari orang yang diidentifikasikan untuk ditiru perilakunya.
Pendidikan saat ini umunya mempersiapkan peserta didik memilki banyak
pengetahuan, tetapi tidak tahu cara memecahkan masalah tertentu yang dihadapai dalam
kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Pendidikan lebih mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi anak yang pandai dan cerdas, tetapi kurang mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi anak yang baik. Masalah berkenaan dengan baik dan buruk menjadi kajian bidang
moral.

KESIMPULAN

Demikian juga dalam mengembangkan aspek moral peserta didik berarti bagaimana
cara membantu peserta didik untuk menjadi anak yang baik, yang mengetahui dan berperilaku
atau bersikap berbuat baik dan benar. Sikap dan perilaku moral dapat dikembangkan melalui
pendidikan dan penanaman nilai/ norma yang dilakukan secara terintegrasi dalam pelajaran
maupun kegiatan yang dilakukan anak di keluarga dan sekolah. Pendidikan bukan hanya
mempersiapkan anak menjadi manusia cerdas, tetapi juga menjadi manusia yang baik, berbudi
luhur, dan berguna bagi orang lain.
Pengembangan moral melalui pendidikan mestinya bukan hanya mengajarkan nilainilai
sebagai slogan saja. Hal ini tampak pada moral yang diyakini penganut dan moral budaya yang
diterima masyarakat. Proses pendidikan dan pembelajaran moral diteladankan orang tua dan
dilakukan secara terpadu (integrated) pada tiap peluang dalam semua kegiatan sekolah.

5|Page
Pendidik mengajarkan keteraturan hidup, disiplin serta melatih dan membiasakan peserta didik
bermoral dalam perilaku dan kegiatannya.
Otoritasmendukung berbagai kegiatan pengembangan moral warga masyarakat sebagai
bagian upaya membangun karakter manusia indonesia seutuhnya. Cara yang ideal adalah
dengan memantapkan pancasila melalui keteladanan pendidik pada umumnya kepada warga
bangsa sebagai peserta didik sepanjang hayat dalam proses membangun moral bangsa.

BAB III PERBANDINGAN JURNAL

ABSTRAK

JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3

6|Page
Penelitian ini bertujuan untuk Remaja merupakan aset masa Pendidikan keagamaan
meninjau perkembangan depan suatu bangsa. Namun menjadi salah satu solusi
moral pada anak. Pada sikap saat ini banyak sekali yang dalam usaha membendung
terjadi pada diri remaja, terjadinya kondisi amoral
dan perilaku moral tersirat
seperti narkoba dan genk yang tidak seharusnya terjadi
nilai-nilai yang dianut motor. Hal ini merupakan
berkaitan dengan nilai belakangan ini, sehingga
masalah yang sudah tidak
mengenai sesuatu yang dengannya di harapkan
asing lagi. Kenakalan remaja
dikatakan baik dan benar, meliputi semua perilaku yang adanya pembentukan
menyimpang dari kesalehan pribadi dan
patut, dan seharusnya terjadi.
normanorma hukum pidana kesalehan sosial. Penguatan
Yang menjadi persoalannya
yang dilakukan oleh remaja. kembali akan pentingnya
mengapa sikap
Banyak sekali faktor internal pendidikan keagamaan dan
perkembangan moral pada moral, salah satu
dan eksternal penyebab
anak saat ini semakin kenakalan remaja yang perlu memahaminya ialah dengan
memprihatinkan. Sebagian diperhatikan. Untuk kesalahan persepsi dan
besar diteruskan dari generasi mengatasinya maka kesalahan orientasi.
ke generasi melalui proses bimbingan dari orang tua dan
pendidikan seumur hidup. juga lingkungan yang baik
Ada nilai-nilai yang perlu bisa menjadi penentu bagi
dipertahankan, ada yang perkembangan remaja
diasimilasikan ke arah tersebut.
kemajuan atau perubahan
progresif, tetapi ada juga yang
berubah atau bergeser karena
berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Model ini
diharapkan menjadi satu
mekanisme kita sebagai orang
tua, guru, maupun masyarakat
perlu memahami
perkembangan sikap moral
agar dapat membantu peserta
didik mengembangkan sikap
moral yang dikendaki,
mendidik peserta didik
menjadi anak yang baik, dan
bersikap moral secara baik
dan benar.

METODE PENELITIAN

JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3

7|Page
Metode penelitian ini Metode penelitian ini Metode penelitian ini
dilakukan dengan deskriftif termasuk penelitian dilakukan dengan deskriftif,
kualitatif, dalam tulisan ini penjelasan. Metode yang dalam tulisan ini peneliti
peneliti menggunakan studi digunakan dalam penelitian menggunakan studi pustaka
pustaka atau menggali data ini yaitu metode korelasional. atau menggali data.
dari Library Research untuk Dan penelitian ini juga
memperkaya khasanah meneliti penjelasan dominan
keilmuan bimbingan dan dari pemaparan dari para ahli.
konseling.

8|Page
HASIL PENELITIAN
JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3
Sikap dan perilaku moral Solusi internal bagi seorang perkembangan moral
dapat dipelajari dengan cara remaja dalam mengendalikan keagamaan anak dapat
berikut: kenakalan remaja antara lain: berkembang dengan baik
(1) Belajar melalui cob/ 1. Kegagalan mencapai sebaiknya keluarga utamanya
ralat (tryal and error). Anak identitas peran dan lemahnya ayah dan ibu memperhatikan
mencoba belajar mengatahui kontrol diri bisa dicegah atau hal-hal sebagai berikut :
apakah perilakunya sudah diatasi dengan prinsip 1. Konsisten dalam
memenuhi standart sosial dan keteladanan. Remaja harus bisa mendidik Ayah dan ibu harus
persetujuan sosial atau mendapatkan sebanyak memiliki sikap dan perlakuan
mungkin figur orang-orang
belum. Bila belum, maka yang sama dalam melarang
dewasa yang telah melampaui
anak dapat mencoba lagi dan membolehkan tingkah
masa remajanya dengan baik
sampai suatu ketika secara laku tertentu pada anak. Pada
juga mereka yang berhasil
kebetulan dapat berperilaku memperbaiki diri setelah kenyataannya masih banyak
sesuai dengan yang sebelumnya gagal pada tahap kita jumpai orang tua yang
diharapkan. ini. Adanya motivasi dari tidak kompak dalam
(2) Pendidikan langsung keluarga, guru, teman sebaya mendidik anaknya,hal ini
yang dilakukan dengan cara untuk melakukan point disebabkan kurangnya
anak belajar memberi reaksi pertama. pengetahuan orang tua dan
tertentu secara tepat dalam 2. Remaja menyalurkan juga dipengaruhi rasa ego.
situasi tertentu, serta energinya dalam berbagai Ketidakkompakan orang tua
dilakukan dengan cara kegiatan positif, seperti dalam mendidik anaknya
memenuhi peraturan yang berolahraga, melukis, berakibat kurang baik
berlaku dalam keluarga, mengikuti event perlombaan, terhadap moral anak,biasanya
sekolah, maupun masyarakat dan penyaluran hobi. mereka bingung
sekitar. 3. Remaja pandai membedakan mana yang baik
(3) Identifikasi dengan memilih teman dan lingkungan dan mana yang buruk, mana
orang yang dikaguminya. yang baik serta orangtua yang boleh dan mana yang
Cara ini biasanya dilakukan memberi arahan dengan siapa tidak boleh, patuh pada
secara tidak sadar dan tanpa dan di komunitas mana remaja aturan bapak atau patuh pada
tekanan dari orang lain. Yang harus bergaul. aturan ibu, dan lain
penting ada teladan dari 4. Remaja membentuk sebaginya. Maka sebaiknya
orang yang diidentifikasikan ketahanan diri agar tidak ayah dan ibu menyamakan
untuk ditiru perilakunya. mudah terpengaruh jika persepsi dalam memberikan
Pendidikan saat ini umunya ternyata teman sebaya atau didikan pada anak-anaknya.
mempersiapkan peserta didik komunitas yang ada tidak 2. Sikap orang tua
memilki banyak sesuai dengan harapan. dalam Keluarga
pengetahuan, tetapi tidak Jika berbagai solusi dan Sikap orang tua dalam
tahu cara memecahkan pembinaan di atas dilakukan, keluarga secara tidak
masalah tertentu yang diharapkan kemungkinan langsung mempengaruhi
dihadapai dalam kehidupan terjadinya kenakalan remaja
perkembangan moral anak.
bermasyarakat sehari-hari. ini akan semakin berkurang
Melalui proses peniruan
Pendidikan lebih dan teratasi. Dari pembahasan
(imitasi) mereka merekam
mempersiapkan peserta didik mengenai penanggulangan
masalah kenakalan remaja ini sikap ayah pada ibu dan
untuk menjadi anak yang
perlu ditekankan bahwa segala sebaliknya,sikap orang tua
pandai dan cerdas, tetapi
usaha pengendalian kenakalan pada tetangga-teangga
kurang sekitarnya akan dengan
remaja harus ditujukan ke arah
tercapainya kepribadian mudah ditiru oleh anak.

9|Page
10 | P a g e
mempersiapkan peserta remaja yang mantap, serasi dan Sikap yang otoriter orang tua
didik untuk menjadi anak dewasa. Remaja diharapkan akan membuahkan sikap
yang baik. Masalah akan menjadi orang dewasa yang sama apada anak.
berkenaan dengan baik dan yang berpribadi kuat, sehat Sebaliknya sikap kasih
buruk menjadi kajian bidang jasmani dan rohani, teguh sayang, keterbukaan,
dalam kepercayaan (iman) musyawarah, dan konsisten,
moral.
sebagai anggota masyarakat, juga akan membuahkan sikap
bangsa dan tanah air. yang sama pada anak, oleh
karenanya sebaiknya orang
tua menberikan contoh
(tauladan) moral yang baik
pada anak-anaknya, agar
dimasa yang kan datang
anak-anaknya menjadi orang
yang berguna.
3. penghayatan dan
Pengamalan
Agama yang dianut Orang tua
berkewajiban menanamkan
ajaran-ajaran agama yang
dianutnya kepada anak, baik
berupa bimbingan-bimbingan
maupun contoh
implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Keteladanan orang tua dalam
menjalankan moral
keagamaan merupakan cara
yang paling baik dalam
menanamkan moral
keagamaan anak. Dengan
perkembangan moral
keagamaan yang baik pada
anak sudah barang tentu akan
dipengaruhi terhadap budi
pekerti atau tingkah laku anak
pada masa yang akan datang.
Disamping faktor pengaruh
keluarga, faktor lingkungan
masyarakat dan pergaulan
anak juga mempengaruhi
perkembangan moral
keagamaan anak, pada
perkembangannya terkadang
anak lebih percaya kepada
teman dekatnya dari pada
pada orang tuanya,terkadang
juga lebih mematuhi orang-

11 | P a g e
orang yang dikaguminya
seperti; gurunya,artis
favoritnya, dan sebagainya.
Keluarga dengan moral
keagamaan yang baik dan
lingkungan masyarakat yang
baik, secara teoritis akan
berpengaruh positif terhadap
perkembangan moral
keagamaan yang baik pada
anak.

12 | P a g e
KESIMPULAN
JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3
Demikian juga dalam Masalah kenakalan remaja Secara nasional, bangsa
mengembangkan aspek mulai mendapat perhatian Indonesia kini sedang
moral peserta didik berarti masyarakat secara khusus terjangkit penyakit bcareless
sejak terbentuknya peradilan society, masyarakat yang
bagaimana cara membantu
untuk anak-anak nakal tidak peduli kepada nasib
peserta didik untuk menjadi (juvenile court) pada 1899 di kiri-kanan. Akibatnya
anak yang baik, yang Illinois, Amerika Serikat. mereka dirundung berbagi
mengetahui dan berperilaku Kenakalan remaja meliputi penyakit moral. Generasi
atau bersikap berbuat baik semua perilaku yang muda mudah tergiur
dan benar. Sikap dan perilaku menyimpang dari narkoba,generasi tua
moral dapat dikembangkan normanorma hukum pidana dihinggapi KKN kronis yang
yang dilakukan oleh remaja. meluluhlantakan, sendi-sendi
melalui pendidikan dan
Perilaku tersebut akan perdaban masyarakat,
penanaman nilai/ norma yang merugikan dirinya sendiri sedangkan secara global,
dilakukan secara terintegrasi dan orang-orang di abad ke-21 ini membawa
dalam pelajaran maupun sekitarnya. tantangan baru negatif
kegiatan yang dilakukan Faktor yang melatar maupun positif bagi manusia.
anak di keluarga dan sekolah. belakangi terjadinya Jika hal-hal negatif tidak
kenakalan remaja dapat segera diwaspadai dan
Pendidikan bukan hanya
dikelompokkan menjadi diantisipasi, maka hal itu
mempersiapkan anak faktor internal dan faktor akan membuat lingkungan
menjadi manusia cerdas, eksternal. Faktor internal hidup di muka planet Bumi
tetapi juga menjadi manusia berupa krisis identitas dan kian tidak nyaman dihuni.
yang baik, berbudi luhur, dan kontrol diri yang lemah. Tanda-tanda ke arah itu
berguna bagi orang lain. Sedangkan faktor eksternal cukup jelas. Kerusakan
Pengembangan moral berupa kurangnya perhatian lingkungan hidup dan
dari orang tua; minimnya bencana alam di mana-mana.
melalui pendidikan mestinya
pemahaman tentang Tindak kekerasan kian
bukan hanya mengajarkan
keagamaan; pengaruh dari bertambah kualitas maupun
nilai-nilai sebagai slogan lingkungan sekitar dan kuantitasnya. Bom bunuh diri
saja. Hal ini tampak pada pengaruh budaya barat serta dianggap wajar.
moral yang diyakini pergaulan dengan teman Merajalela dan tidak dapat
penganut dan moral budaya sebaya; dan tempat dicegahnya tindak
yang diterima masyarakat. pendidikan. korupsi,kolusi, nepotisme,
Proses pendidikan dan Segala usaha pengendalian (KKN); kemiskinan tampak\
pembelajaran moral kenakalan remaja harus begitu jelas, rapuhnya
diteladankan orang tua dan ditujukan ke arah tercapainya kelembagaan
dilakukan secara terpadu kepribadian remaja yang keluarga;penyalhgunaan obat
(integrated) pada tiap mantap, serasi dan dewasa. terlarang,
peluang dalam semua Remaja diharapkan akan ketidaksalingpercayaan
kegiatan sekolah. Pendidik menjadi orang dewasa yang (mutual distrust) antarwarga,
mengajarkan keteraturan berpribadi kuat, sehat jasmani buruk sangka antar kelompok
hidup, disiplin serta melatih dan rohani, teguh dalam sosial, antar kelompok intern
dan membiasakan peserta kepercayaan (iman) sebagai umat beragama,antar-ekstern
anggota masyarakat, bangsa umat beragama;melemahnya
dan tanah air. solidaritas kemanusian;dan

13 | P a g e
didik bermoral dalam perilaku banyak lagi penyakit sosial
dan kegiatannya. lainnya. Menghadapi situasi
Otoritasmendukung berbagai itu, pendidkan keagamaan
kegiatan pengembangan moral,dan sikap menjadi
salah satu usaha dalam
moral warga masyarakat
membendung terjadinya
sebagai bagian upaya keadaan diatas. Sehingga
membangun karakter diharapkan adanya
manusia indonesia pembentukan kesalehan
seutuhnya. Cara yang ideal pribadi dan kesalehan sosial.
adalah dengan memantapkan Oleh karena itu kita perlu
pancasila melalui menguatkan kembali akan
keteladanan pendidik pada pentingnya pendidikan
umumnya kepada warga keagamaan dan moral, dan
bangsa sebagai peserta didik salah satu cara memahaminya
sepanjang hayat dalam dengan arti dan fungsi dari
pendidikan keagamaan
proses membangun moral
tersebut, sehingga tidak
bangsa.
menimbulkan kesalahan
persepsi dan kesalahan
orientasi.

14 | P a g e
KELEBIHAN
JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3
Saya membaca bahwa Saya membaca bahwa Saya membaca bahwa
kelebihan yang terdapat pada kelebihan pada jurnal ini kelebihan pada jurnal ini
jurnal ini selain isi yang selain isi yang bermanfaat selain isi yang bermanfaat
bermanfaat sebagai referensi sebagai referensi sebagai referensi
pembelajaran, yaitu lengkap pembelajaran, yaitu jurnal ini pembelajaran, yaitu jurnal ini
dalam prosedur jurnal yang bersumber dari menyentuh aspek keagamaan
banyak dicari oleh pendapatpendapat para ahli. yang membuat sipembaca
mahasiswa dan selain menambah ilmu tentang
aspek agama.
bersumber dari
pendapatpendapat para ahli
juga bersumber dari study
pustaka.

KEKURANGAN
JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3
Kelemahan pada jurnal ini Kelemahan pada jurnal ini Kelemahan pada jurnal ini
adalah hasil penelitian serta adalah hasil penelitian tidak adalah penelitian ini bersifat
kesimpulan tidak dipisah dipisah dengan pembahasan, keagamaan yang mengurangi
dengan pembahasan, sehingga sipembaca peminanat pembaca, karena
sehingga sipembaca mengalami kerumitan dalam kurang bersifat umum.
mengalami kerumitan dalam mencari hasil penelitian dan
mencari hasil penelitian dan jurnal ini.
kesimpulan jurnal ini.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut pengamatan saya, bahwa jurnal tersebut dapat dijadikan sebagai jurnal pegangan
dalam pembelajaran untuk memahami pengetahuan tentang Perencanaan Pembelajaran lebih
mendalam. Dari jurnal tersebut sangat jelas dalam penyampaian setiap materi-materinya.

15 | P a g e
B. SARAN

Dalam pembuatan CJR ini saya menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan masih jauh
dari kata sempurna, Oleh karena itu penulis mengharapkan dari semua pihak untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk kelancaran pembuatan CJR selanjutnya.
Namun, penulis berharap CJR ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Laila Maharani, Perkembangan Moral Pada Anak


http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/download/1483/1219

Yuningshi, Menguatkan Kembali Pendidikan Keagamaan dan Moral Anak Didik


http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/viewFile/228/243

Dadan Sumara1, Sahadi Humaedi2, Budiarti Santoso, Kenakalan Remaja Dan


Penanganannya http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/14393/6947

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai