SKOR NILAI:
NIM : 1203351039
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karunia-Nya, penulisan tugas ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Journal Review ini
yaitu mengenai Etika Profesi Bimbingan dan Konseling.
Critical Journal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata
kuliah Etika Profesi Bimbingan dan Konseling dan menjadikan penambahan wawasan
sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah
penyelesaian penulisan Critical Journal Review ini saya semakin memhami tentang
bagaimana penulisan Critical Journal Review yang baik dan benar.
Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Critical Journal Review ini. Saya sangat berterimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini, khususnya kepada
dosen pengampu mata kuliah ini ibu Nindya Ayu Pristanti, S.Pd., M.Pd dan kawan
sekelas saya mahasiswa/i kelas BK Reguler B 2020.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan dating.
Semoga karya tulis CJR ini bermanfaat bagi semua pembaca.
1203351039
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama
buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal maka
mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua jurnal dengan tema yang
sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik
untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telahdilakukan oleh penulis jurnal
tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat
membuat suatu buku karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan
benar untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-
langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.
Critical Journal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan
tugas mata kuliah Kepemimpinan Prodi Universitas Negeri Medan untuk membuat
Critical Journal Review (CJR) sehingga dapat menambah pengetahuan untuk melihat
atau membandingkan dua atau beberapa jurnal yang baik dan yang benar. Setelah
dapat membandingkan maka akan dapat membuat suatu jurnal karena sudah dapat
membandingkan mana jurnal yang sudah baik dan mana jurnal yang masih perlu
diperbaiki dan juga karena sudah mengerti langkah-langkah dari pembuatan suatu
jurnal.
A. Jurnal Utama
3 Downloa http://ejournal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy/article/download/4512
d /312 9
4 Volume dan
Vol. 9
-Subjek Konselor
Penelitian
-Assesment Kajian literatur sistematis ini berisikan tentang penjelasan dan uraian
teori, temuan dan bahan penelitian yang didapatkan dari database
Data
penyedia jurnal nasional dan internasional melalui platform google
scholar, dan selanjutnya di analisis secara deskriptif.
-Latar dan Dalam hubungan kerja antara konselor dan klien yang sedang dibina
-Langkah Artikel yang digunakan dalam kajian literatur sistematik ini didapatkan
Penelitian melalui dtabase penyedia jurnal nasional dan internasional melalui
platform google scholar. Muncul dengan 17.600 temuan, kemudian di
urutkan menurut relevansi tahun terbaru. Hal lain yang relevan,
menggunakan semua penelitian dalam mengidentifikasi etika dan
kompetensi konselor sebagai profesional. Selanjutnya data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif.
-Hasil Mendiskusikan tentang etik menyangkut masalah baik dan buruk. Etik
merupakan pedoman, hubungan dan nilai bagi masyarakat. Etik akan
Penelitian
menjadi pedoman untuk membangun belief system dan bagaimana
pengaruhnya terhadap orang lain. Prinsip-prinsip etik bersumber dari
filsafat moral yang menekankan pada pembuatan keputusan
berdasarkan pada pertimbangan moral (Sanyata, 2006). Kode etik
konselor mengatur anggota profesi untuk memakai dasar-dasar
pertimbangan moral dalam layanan konseling, pada satu sisi kode etik
juga memperkuat aturan hukum bagi anggota yang tidak selaras dengan
kode etik konselor. Diperlukannya aturan hukum karena dalam
moralitas dan etik tidak mengatur sangsi bagi siapapun yang melakukan
perbuatan-perbuatan buruk. Aturan hukum (kode etik) merupakan alat
yang dipakai untuk memberikan jaminan kepastian hukum terhadap
anggota profesi yang melakukan aktivitas profesinya tidak sesuai dengan
moralitas dan prinsip-prinsip nilai (Corey, 2011).
-Diskusi Pertimbangan etis dan moral menjadi dasar bagi konselor untuk
para ahli
13 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari studi literatur sistematis ini bahwa etika
dan kompetensi harus dimiliki seorang konselor sebagai dasar atas
profesi yang dianutnya. Pendidikan konselor merupakan salah satu cara
untuk mengembangkan kompetensi bagi para calon konselor.
Kompetensi konselor sebagai agen pelayanan bimbingan konseling,
dinyatakan dalam peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 pasal 28 ayat
3 yaitu: kompetensi sebagai agen pelayanan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini yang meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan kompetensi sosial.
Konselor profesional harus memiliki keinginan dan tekad yang kuat
untuk dapat membantu orang lain dan memiliki sifat positif untuk dapat
memandang konseli sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai, ajaran
agama, budaya dan latar belakang yang berbeda. Konselor
haruslah memiliki tanggung jawab sepenuhnya, mampu untuk
mengontrol diri, memiliki keseimbangan emosi, dan kesadaran penuh
terhadap perbedaan nilai, agama, budaya dan keyakinannya. Serta
sebagai konselor profesional harus dapat memenuhi kualifikasi sebagai
konselor dengan baik, agar dapat membantu menangani konseli dengan
baik. Pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat yang
konselor miliki menjadi sebuah benteng utama yang dimiliki agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman dengan posisi dan keadaan konseli.
Dengan kompetensi yang dimiliki akan membuat konselor semakin
paham tentang dirinya dan juga konseli.
14 Saran Disarankan kepada para konselor untuk dapat menjunjung tinggi etika
profesi dan harus mengacu pada kode etik bimbingan dan konseling
yang menjelaskan tentang kompetensi profesional. Serta untuk
meningkatkan kompetensi profesional konselor untuk ikut serta dalam
kegiatan kelembagaan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang
bimbingan dan konseling
B. Jurnal Pembanding
Rohani
3 Download https://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/mimbar/article/download/457
/360
4 Volume dan Vol. 6
-Tujuan Penulisan ini bertujuan untuk menemukenali konsep etika dan sikap
Penelitian konselor profesional dalam bimbingan konseling sehingga nantinya
terbentuk konselor profesional dari segi etika, sikap, dan kualitas diri
pribadi konselor tersebut.
-Subjek Konselor
Penelitian
-Assesment Data yang dikumpulkan dalam penulisan ini adalah data-data sekunder
yaitu sumber data penulisan yang diperoleh secara tidak langsung atau
Data
melalui media perantara.
-Kata Kunci Bimbingan dan Konseling, Etika, Konselor Profesional, dan Sikap.
10 Pendahuluan Keberadaan guru bimbingan dan konseling atau konselor diatur melalui
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang dinyatakan bahwa pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan (Nurrahmi, 2015). Undang-undang ini
mengisyaratkan bahwa pekerjaan guru bimbingan dan konseling
memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh guru mata pelajaran lain.
Konselor adalah profesi yang didedikasikan untuk kemaslahatan umat
manusia dan bekerja sesuai dengan keilmuan dan pengalamannya secara
terbimbing (Ardimen, 2018a; Hodges, 2018; Pack‐Brown, Thomas, &
Seymour, 2008). Selain itu, konselor adalah profesi dinamis yang
menyesuaikan terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat dan
dinamika sosial (Sholihah, Handayani, & Baskoro, 2019). Tuntutan
kinerja dan keefektifan layanan terus disorot. Terlebih permasalahan
yang dihadapi peserta didik juga kian beragam.
Profesi konselor adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian
dan etika dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling (Farozin,
2019; Fuad, 2009; Rahmat, 2019a). Meskipun demikian, namun masih
banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan
profesi (Kos, Wasik, McDonald, Soler, & Lys, 2019; La Guardia &
Korcuska, 2019).
-Latar Kompleksitas permasalahan tersebut hendaknya juga diikuti dengan
daya tahan dari individu itu sendiri, baik dari segi fisik maupun
Belakang dan
psikologis (Sujadi, 2018). Tentunya fenomena ini memberikan peluang
Teori
kepada profesi konselor agar dapat menunjukkan taringnya. Oleh sebab
itu, sudah seharusnya konselor memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang memadai dalam melaksanakan
-Hasil Adapun temuan dalam penulisan ini adalah (1) etika profesional
konselor adalah kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan bagi
Penelitian
konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli; (2) sikap
profesional konselor meliputi bertanggungjawab, peduli terhadap
identitas profesional dan pengembangan profesi, memiliki kesadaran
atas komitmen, terampil menggunakan teknik-teknik khusus yang
dikembangkan atas dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah,
memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan personal dan
profesional dan mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak
larut dengan masalah konseli, dan (3) upaya-upaya yang dilakukan
konselor dalam mengembangkan sikap dan etika profesionalnya yaitu
dengan mengembangan sikap selama pendidikan prajabatan dan
mengembangkan sikap selama dalam jabatan.
-Diskusi Seorang profesional tentu saja akan menerapkan keahlian yang
dimilikinya kepada masyarakat. Penyalahgunaan atau penyimpangan
Penelitian
penggunaan keahlian ini tentu akan sangat merugikan masyarakat. Oleh
karena itu diperlukan suatu etika profesi yang dalam hal ini bertindak
sebagai “self control”. Karena seorang professional mendapatkan
keahliannya melalui proses pendidikan berkualitas tinggi, maka
pembentukan etika profesi juga harus dilakukan oleh
rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Inilah yang menyebabkan
timbulnya organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism”
berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk
menjaga martabat serta kehormatan profesi.
Kualitas pribadi konselor adalah kriteria yang menyangkut segala aspek
kepribadian yang amat penting dan menentukan keefektifan konselor
jika dibandingkan dengan pendidikan dan latihan yang ia peroleh
(Ardimen, 2018a; Fuad, 2009). Kualitas pribadi konselor merupakan
faktor yang sangat penting dalam konseling (Pautina, 2017; Suhendra,
2016). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi
konselor menjadi faktor penentu bagi pencapaian konseling yang efektif,
di samping faktor pengetahuan tentang dinamika perilaku dan
keterampilan terapeutik atau konseling.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan guna membentuk konselor
profesional (professional counselors) dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
a. Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan. Calon guru
dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Menurut Page & Thomas (dalam
Anwar & Mubin, 2020), pendidikan prajabatan merupakan sebuah istilah
yang paling lazim digunakan lembaga pendidikan keguruan, yang
merujuk pada pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh lembaga
jenjang universitas pendidikan untuk menyiapkan mahasiswa berkarir
dalam bidang pengajaran.
b. Pengembangan sikap selama dalam jabatan. Pengembangan
sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai mendapatkan
pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dengan cara
formal melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau
kegitan ilmiah lainnya ataupun secara informal melalui media masa
televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya (Nurrahmi,
2015; Yuhana & Aminy, 2019). Kegiatan ini selain dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sekaligus dapat juga
meningkatkan sikap professional keguruan.
-Kekuatan ✓ Judul penelitian cukup jelas dan rinci, akurat, dan menggambarkan
apa yang akan diteliti
Penelitian
✓ Bahasa yang digunakan dalam jurnal sederhana dan mudah
dipahami
✓ Isi jurnal sudah lengkap dan di dukung oleh banyak teori dari
para ahli
13 Kesimpulan Seorang konselor yang professional tentunya memiliki etika dan sikap
profesional. Etika profesional konselor adalah kaidah-kaidah perilaku
yang menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau
tanggung jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling
kepada konseli.
Dari kedua jurnal ini dapat disimpulkan bahwa Seorang konselor yang professional
tentunya memiliki etika dan sikap profesional. Etika profesional konselor adalah
kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas
atau tanggung jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli,
sedangkan sikap profesional konselor meliputi bertanggungjawab, peduli terhadap
identitas profesional dan pengembangan profesi, memiliki kesadaran atas komitmen,
terampil menggunakan teknik-teknik khusus yang dikembangkan atas dasar wawasan
yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah, memahami dan mengelola kekuatan dan
keterbatasan personal dan profesional dan mempertahankan objektivitas dan menjaga
agar tidak larut dengan masalah konseli, dan etika profesional meliputi bekerja dalam
suatu tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional lain, menyelenggarakan
layanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor, melaksanakan
referal sesuai dengan keperluan, dan mementingkan konseli.
B. Rekomendasi
• Para peneliti dapat merevisi penyajian penelitian ini agar dapat lebih
mencantumkan hal-hal yang penting dalam penelitian ini
• Penelitian ini sangat menarik untuk diungkap dalam lingkup yang lebih luas lagi.
Direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang
sejenis dengan menggunakan konteks dan aspek yang berbeda atau dengan
mengubah metodologi penelitian yang akan digunakan.
• Kedua jurnal ini sangat cocok untuk dijadikan bahan referensi/materi bagi
mahasiswa khususnya yang sedang mengampu mata kuliah Etika Profesi
Bimbingan dan Konseling.