Disusun oleh:
Icha Saputri (22141001)
Muhammad Fauzi (22141004)
Syafiq Sahasika Soesetyo (22141009)
Alya Hasna Hanifa (22141013)
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI.............................................................................................................................5
A. Definisi Akhlak Aplikatif...........................................................................................................5
B. Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral...........................................................................................5
C. Macam-macam Akhlak...............................................................................................................5
D. Macam-macam Akhlak Aplikatif...............................................................................................5
E. Pengaruh Akhlak Aplikatif Terhadap Anak................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................10
METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................................................10
A. Metode Penelitian.....................................................................................................................10
B. Objek Penelitian.......................................................................................................................10
C. Instrumen Penelitian.................................................................................................................10
BAB IV................................................................................................................................................12
PEMBAHASAN..................................................................................................................................12
BAB V.................................................................................................................................................15
PENUTUP............................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...............................................................................................................................15
B. Saran.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................16
LAMPIRAN.........................................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang secara khusus sebagai
pengajaran bagi siswa dibawah pengawasan seorang guru. Tingkat satuan pendidikan
yang dianggap sebagai dasar dari tingkatan sebuah pendidikan dimulai dari sekolah
dasar. Pendidikan dasar merupakan hal yang penting untuk menjadikan kualitas anak
didik yang tinggi.
Akhlaq aplikatif adalah sebuah konsep dalam pendidikan Islam yang
menekankan penerapan nilai-nilai akhlak secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Penanaman 18 Akhlak aplikatif dalam individu, khususnya pada anak-anak
merupakan seperangkat nilai moral yang sangat penting. Maka dari itu sangat penting
bagi mahasiswa yang nantinya akan mengelola lembaga pendidikan untuk mengetahui
apa itu Akhlak aplikatif dan bagaimana cara-cara dan hambatan dalam menerapkan
Akhlak aplikatif di sebuah lembaga pendidikan.
Dengan adanya kegiatan observasi ini, kami dapat mengetahui implementasi
akhlak aplikatif dan penerapannya pada lembaga pendidikan di SDIT BIAS Giwangan
Yogyakarta, serta bagaimana akhlak aplikatif bisa di terapkan di luar sekolah.
Nantinya informasi yang didapatkan bisa menjadi bayangan saat terjun ke sebuah
sekolah untuk mengakar peserta didik atau mengelola lembaga pendidikan serta
memahami isi sekolah.
Waktu pelaksanaan observasi dilakukan secara berkala. Observasi pertama
dilaksanakan pada Rabu, 17 Mei 2023 yakni pada pukul 08.45 – 11.00 WIB.
Observasi kedua dilaksanakan pada Jumat, 19 Mei 2023 09.30 - 11.00 WIB. Adanya
dilakukan observasi secara berkala, karena dirasa bahan untuk menulis hasil laporan
masih kurang, maka dilakukanlah observasi pada hari selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pembelajaran dan penerapan akhlak aplikatif di SDIT BIAS
Giwangan kelas 1,2 dan 3?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pembelajaran dan penerapan akhlak aplikatif di SDIT BIAS
Giwangan kelas 1,2 dan 3.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
D. Macam-macam Akhlak Aplikatif
Berbeda dari sebelumnya, yang dimaksud akhlak disini yaitu 16 kebiasaan yang
harus diterapkan pada anak. Namun objek observasi kali ini menerapkan 18 kebiasaan
atau biasa disebut dengan akhlak aplikatif, macam-macamnya sebagai berikut:
1. Kerjasama
Kerjasama adalah menggabungkan tenaga kita dengan tenaga orang lain untuk
bekerja demi mencapai tujuan umum. Melalui kerjasama, setiap orang dapat
menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih mudah daripada jika dikerjakan
sendiri, ditambah pula kegembiraan karena bisa berbagi pekerjaan bersama.
Kerjasama ini sanagatlah penting karena Antar manusia saling tergantung antara satu
dengan yang lainnya, dan dengan Kerjasama ini bisa mendapatkan hasil terbaik
melalui usaha bersama. Mengkombinasikan jenis kepribadian, keahlian dan
pengetahuan dasar untuk menjadi produktif. Selain itu manusia memerlukan interaksi
dengan manusia lain. Melalui kerjasama kita belajar berkompromi, bernegosiasi dan
berbagi.
6
4. Adil
Untuk dapat bersikap adil, seseorang harus memperlakukan orang lain dengan
sikap tidak memihak dan memperlakukan orang lain secara wajar, seperti kita ingin
diperlakukan oleh mereka. Orang yang adil biasanya mempunyai pandangan jujur di
dalam kehidupan sehari – hari dan di dalam situasi khusus. Perilaku adil ini juga
sangat penting karena perlakuan yang kamu dapatkan adalah cerminan perlakuan yang
kamu lakukan ke orang lain dan biasanya perasaan diperlakukan diskriminatif berasal
dari perasaan diperlakukan tidak adil belum lagi Pemahaman anak tentang keadilan
sangat berbeda dengan pemahaman orang dewasa jika kita harus dihadapkan dengan
anak-anak, yang kebanyakan membentuk opini tentang kemampuan mental, moral,
dan fisik orang lain semata berdasarkan pada ras, jenis kelamin, etnik dan gaya hidup.
5. Suka menolong
Kebiasaan menolong dan membantu orang lain, kebiasaan ini juga merupakan
suatu perilaku yang ditanamkan dengan selalu siap mengulurkan tangan dan dengan
secara aktif mencari kesempatan untuk menyumbang. Sikap suka menolong dapat
mencegah sikap individualistik yang muncul seiring berjalannya era globalisasi. Bisa
juga Meringankan beban, penderitaan maupun kesulitan yang dimana sedang dialami
oleh orang lain dengan melakukan sesuatu.
6. Kejujuran dan integritas
Seseorang telah bersikap jujur ketika seseorang berbicara tidak bohong dan
memperlakukan orang lain secara adil. Seseorang mempunyai integritas ketika
seseorang jujur dengan diri kita sendiri dan berpegang teguh pada nilai- nilai moral
kita sendiri. Kejujuran adalah dasar dari kepercayaan. Kepercayaan merupakan dasar
dari suatu hubungan dan kejujuran adalah konsep yang terus berkembang bagi anak,
anak memerlukan pengalaman kejujuran untuk mempelajari bagaimana
menerapkannya.
7. Berani
Sikap berani memungkinkan seseorang bertahan menghadapi kesulitan,
bahaya, atau sakit dengan cara yang membuat kita dapat mengendalikan situasi. Kita
dapat membangun sikap berani dengan mengenali sesuatu yang menakutkan atau
menantang kita dan kemudian memikirkan strategi untuk meghadapinya. Sikap berani
ini harus bisa dilatih karena semua manusia mempunyai pengalaman rasa takut dan
rasa takut sering menjadi alasan atas tindakan dan reaksi kita.
8. Humor
Humor dapat membuat cerah kehidupan sehari- hari setiap individu karena
seseorang tersenyum pada saat senang, tertawa pada situasi yang menggelikan, dan
tertawa kecil pada keadaan yang menertawakan. Humor adalah kemampuan seseorang
untuk merasakan dan menanggapi komedi dalam dunia kita dan dalam diri kita sendiri.
Humor membutuhkan waktu untuk mendapatkan dan mengembangkannya. Humor
dapat membuat kita melewati masa- masa sulit dan keras. Humor membutuhkan
sesuatu yang kita lihat di luar diri kita dan sesuatu dari dalam diri kita, yang mampu
membuat kita tertawa.
7
9. Mandiri dan Percaya Diri
Kebebasan melakukan kebutuhan diri sendiri adalah mandiri. Berkat percaya
diri, Kita dapat menjalani jalan kita sendiri di dunia, mempertimbangkan pilihan kita
dan membuat keputusan sendiri. Anak yang baru lahir benar- benar bergantung dalam
memenuhi kebutuhan mereka pada orang dewasa, tetapi pada akhirnya mereka
berhasil bertahan hidup karena kemampuan mereka untuk belajar memenuhi
kebutuhan sendiri dan mandiri. Dan individu yang sehat adalah yang mandiri di dalam
kesaling ketergantungan antar manusia untuk memenuhi kebutuhan akan bertahan
hidup
10. Loyalitas
Manusia menunjukkan sikap loyal Ketika manusia tetap setia terhadap
komitmen dengan seseorang, anggota keluarga atau teman, atau dengan kelompok
tertentu atau dengan apa yang kita percayai. Loyalitas menunjukkan untuk tetap
komitmen dalam keadaan sulit maupun adanya rintangan. Loyalitas sering dikaitkan
dengan komitmen. Loyalitas adalah ciri pembawaan yang membuat kita tetap setia
pada komitemn dan kewajiban kita, loyalitas termasuk setia kepada diri sendiri dan
loyalitas membutuhkan pengorbanan.
11. Sabar
Kebanyakan dari seseorang cenderung ingin cepat puas, seseorang ingin
dapatkan apa yang diinginkan sekarang juga. Seseorang menunjukkan sikap sabar
ketika seseorang mampu menangani kelambatan mencapai cita- cita atau kesempatan
khusus dan menunggu dengan tenang. Perilaku sabar ini menjadi suatu hal yang
penting karena kebanyakan dari Masyarakat kita yang selalu terburu- buru tidak
memberi kesempatan kepada anak- anak untuk belajar menjadi sabar tanpa menyadari
Bagian dari kesenangan menginginkan sesuatu adalah perencanaan bagaimana
mendapatkannya.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian Langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam
rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada
data yang telah didapatkan tersebut.
1. Prosedur pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan adalah tahapan yang dilakukan sebelum melakukan
penelitian. Adapaun yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah
menentukan tempat, waktu, dan subjek penelitian.
Tempat Penelitian : SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta Kelas 1,2, dan 3
Waktu Penelitian : 12 Mei 2023 – 29 Mei 2023
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas 1,2, dan 3 SDIT BIAS Giwangan
Yogyakarta
2. Masalah
Masalah adalah ketika sebuah hal terjadi tetapi berbeda dengan ekspetasi yang
diharapkan. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai
sinkronisasi teori yang disampaikan oleh ustadzah dengan penerapan dalam
kegiatan sehari-hari.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah proses yang menggambarkan proses
pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam
upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk
penelitian kuantitatif) Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan
data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent
interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif
dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan
dokumentasi. Adapun Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan wali kelas 1,2 dan 3,
dokumentasi dari kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan observasi siswa.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus Bahasa
Indonersia; 1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) objek penelitian adalah
himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti.
Kemudian dipertegas (Anto Dayan 1986: 21), objek penelitian, adalah pokok
persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun
Objek penelitian dalam tulisan ini meliputi: Kelas 1,2 dan 3 SDIT BIAS Giwangan
Yogyakarta.
10
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono 2016:147). Tujuan adanya instrumen
penelitian adalah untuk mengukur variabel dan menguji validitas suatu hasil
penelitian. Sehingga penelitian tersebut tepat sasaran. Adapun instrumen penelitian
yang digunakan peneliti meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Berikut
pemaparan dari setiap instrumen penelitian tersebut.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara seorang narasumber dan seorang
pewawancara untuk memeroleh suatu informasi tertentu yang berkaitan dengan
permasalahan yang tengah ditelti. Tujuan adanya wawancara adalah untuk
mengetahui tanggapan responden secara mendalam mengenai hal yang tengah
diteliti. Responden yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini adalah
Ustadzah Emi, Ustadzah Kurnia dan Ustadzah Diana.
2. Observasi
Hadi dalam Sugiyono (2016:203) menyatakan bahwa observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologi, proses pengamatan dan ingatan. Tujuan dilakukannya
observasi adalah untuk mengamati objek-objek lainnya yang sebenarnya juga ikut
andil dalam hasil penelitian akan tetapi tidak tersentuh oleh angket dan
wawancara, karena observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek
alam lainnya. Adapun jenis observasi yang dilakukan peneilti adalah observasi
tidak langsung, karena peneliti hanya mengamati saja dan tidak ikut serta dalam
penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono
2016:329). Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya nonmaterial
dari seseorang. Tujuan dari adanya dokumentasi adalah agar hasil penelitian dari
observasi dan wawancara lebih kredibel atau dapat dipercaya. Hal-hal yang perlu
didokumentasikan meliputi foto selama wawancara berlangsung, foto modul
pembelajaran, foto aktivitas siswa dan foto suasana kelas.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Kerjasama
Salah satu bentuk kerjasama yang diajarkan di sini yaitu ketika pembagian
kelompok untuk menyelesaikan tugas, atau ketika ada kegiatan seperti lomba,
olahraga dan kerja bakti yang biasanya diadakan 2 kali dalam satu pekan. Adapun
penerapannya pada siswa yang kami amati sudah cukup baik, yaitu pada kelas 3 anak
sudah mulai tahu posisi mereka di dalam kelompok, untuk kelas 1 dan 2 dari ustadzah
harus banyak dikasih tahu tentang tugas dan posisi mereka ketika berkelompok.
3. Berani
Pendidikan yang diberikan pada anak yaitu dengan memberikan pelatihan
dengan cara berani tampil didepan kelas, berani bertanya saat pelajaran dll. Penerapan
yang kami amati pada siswa yaitu sudah sangat bagus dalam hal berani hampir setiap
anak berani untuk maju dan bertanya pada sesuatu yang mereka belum tahu.
5. Adil
Penddikan yang diberikan kepada anak dengan diajarkan untuk tidak boleh
pilih-pilih dalam berteman, serta mereka harus mau berbagi kepada semua teman
tanpa pilih-pilih. Dalam praktiknya kali ini anak-anak juga sudah baik, mereka mampu
12
berbagi dengan temannya tanpa ada pembedaan-pembedaan antara satu dan yang
lainnya.
13
6. Suka menolong
Setiap anak dilatih untuk peka terhadap lingkungan yang membutuhkan
pertolongannya, peka terhadap teman, guru dan yang lainnya. Dari hasil observasi,
kami menjumpai hal sikap ini sudah diterapkan oleh anak-anak SDIT BIAS seperti
meminjami penghapus kepada teman, membantu temannya yang kesusahan dalam
meraut pensil.
7. Kejujuran
Materi yang disampaikan kepada anak-anak tentang kejujuran adalah
bagaimana jujurnya sosok nabi Muhammad, mengenalkan bagaimana perilaku rosul
tentang kejujuran agar mereka mampu meniru seseorang yang paling mulia.
Pengamatan dalam sikap ini juga sudah terealisasikan, seperti saat siswa mampu
mengerjakan tugasnya sendiri.
8. Integritas
Integritas ini menyangkut tentang jati diri, adapun pemahaman yang diberikan
di SDIT BIAS ini mengambil nilai kejujuran sebagai jati diri. Sikap jujur yang
dijadikan integritas oleh BIAS ini sudah baik dalam penerapan, untuk masalah
kejujuran tidak ada problem yang darurat dari anak-anak.
9. Humoris
Hal ini diajarkan kepada anak agar bisa menyikapi ketika diceritakan tentang
cerita yang lucu, mampu menghibur teman dll. Dalam penerapan untuk ukuran kelas
1,2 dan 3, masih sangat bagus bahkan baru selesai nangis mereka bisa langsung
tertawa.
10. Mandiri
Anak diajarkan untuk menyiapkan buku sendiri, menyiapkan baju ganti sendiri
dan cuci piring sendiri setelah makan. Penerapan untuk kelas 1 kemandiriannya masih
harus dilatih terus, karena mereka baru merasakan jauh dari orang tua, untuk kelas 2
dan 3 ini sudah mulai baik, mereka sudah bisa menyiapkan buku, baju dan piring
makannya sendiri.
12. Loyalitas
Loyalitas yang diajarkan disini tentang keaktifan anak dalam mengikuti
kegiatan bersama. Dalam penerapanya semua anak bisa mengikuti kegiatan dengan
baik, kebanyakan dari mereka memprioritaskan sekolah dari hal-hal yang lain kecuali
benar-benar ada hal yang mendesak.
14
13. Sabar
Anak-anak diajarkan untuk sabar lewat pelatihan saat antri mengambil makan,
wudhu dan cuci piring, tidak lupa juga para ustdzah melatih anak-anak sabar dalam
menahan amarah. Penerapanya sudah bagus, mereka bisa mengantri dalam
mengumpulkan tugas, pemeriksaan gigi, wudhu dll.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil observasi yang di laksanakan di SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta,
yang terletak di Jl. Mendung Warih No.155, Giwangan, Kec. Umbulharjo, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kelas 1,2, dan 3 menunjukan bahwa
antara pembelajaran akhak aplikatif dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
sudah terindikasi baik, hal itu dibuktikan dengan pembelajaran yang diberikan oleh
ustadzah kepada anak dapat diterima dan diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Namun dalam observasi yang kami lakukan kami menemukan masih ada beberapa
anak yang kadang lupa di salah satu dari 18 poin akhlak aplikatif akan tetapi setelah di
ingatkan oleh ustadzah anak kembali lagi pada penerapan sesuai teori yang diberikan
ustadzah hal itu kami sangka karena faktor umur yang masik kecil dan karena anak
belum terbiasanya dalam melakukan akhlak aplikatif saat di jenjang pendidikan di
bawahnya (TK) oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus oleh ustadzah terhadap
anak tersebut.
B. Saran
Pada prakteknya ada ustadzah yang kesusahan di kelas satu karena anak-anak
yang tidak berasal dari TK BIAS mungkin mereka belum paham dengan dan
pembelajaran di BIAS sendiri hal seperti ini mungkin bisa diatasi dengan dibuat
kelompok yaitu dengan tujuan untuk adapatasi anak-anak, mengenalkan program dll.
Namun jangan sampai anak tesebut merasa berbeda dengan yang lain, karena hal ini
juga pasti mempunyai dampak buruk. Untuk beberapa anak yang masih kurang
percaya dengan karyanya sendiri mungkin bisa disiasati dengan pembelajaran atau
pengenalan kepeda anak-anak berupa apresiasi, jadi setiap anak harus bisa
mengapresiasi karya orang lain dengan pujian-pujian agar anak tetap percaya diri
dengan hasilnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
Penerapan akhlak aplikatif pada poin Penerapan akhlak aplikatif pada point Berani,
mandiri Percaya Diri.
18
Hasil penelitian menggunakan metode
Hasil penelitian menggunakan metode
Dokumentasi pada poin akhlak aplikatif
dokumentasi pada poin akhlak aplikatif yang
dengan penempelan doa sehari hari pada
ditempel di setiap dinding-dinding ruangan.
dinding-dinding ruangan.
Penerapan akhlak apikatif pada poin sabar Penerapan akhak aplikatif pada poin
Berani, Keteguhan hati dan Komitmen.
19
Foto dengan ustadzah wali kelas dua Ustadzah Kurnia (Nomor tiga dari kiri) dan wali kelas
tiga Ustadzah Diana (Nomor tiga dari kanan ).
20