Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN SERVICE LEARNING

18 AKHLAK APLIKATIF KELAS 1, 2, DAN 3 SDIT BIAS


GIWANGAN YOGYAKARTA
Dosen Pengampu: Denas Hasman Nugraha, M.E.K

Disusun oleh:
Icha Saputri (22141001)
Muhammad Fauzi (22141004)
Syafiq Sahasika Soesetyo (22141009)
Alya Hasna Hanifa (22141013)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TERPADU YOGYAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulillah, atas rahmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan judul “Laporan Hasil Observasi 18 Akhlak Aplikatif Kelas 1,2 dan
3 Di SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta”. Shalawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah akhlak aplikatif yang
diharapkan dapat memiliki manfaat dalam dunia Pendidikan. Dalam penyusunan makalah ini
penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai
pihak, tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Denas Hasman Nugraha, M.E.K selaku dosen mata kuliah ini
atas ilmu, bimbingan, dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan
makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Hal itu dikarenakan keterbatasan
sumber referensi, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Yogyakarta, 26 Mei 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI.............................................................................................................................5
A. Definisi Akhlak Aplikatif...........................................................................................................5
B. Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral...........................................................................................5
C. Macam-macam Akhlak...............................................................................................................5
D. Macam-macam Akhlak Aplikatif...............................................................................................5
E. Pengaruh Akhlak Aplikatif Terhadap Anak................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................10
METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................................................10
A. Metode Penelitian.....................................................................................................................10
B. Objek Penelitian.......................................................................................................................10
C. Instrumen Penelitian.................................................................................................................10
BAB IV................................................................................................................................................12
PEMBAHASAN..................................................................................................................................12
BAB V.................................................................................................................................................15
PENUTUP............................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...............................................................................................................................15
B. Saran.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................16
LAMPIRAN.........................................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang secara khusus sebagai
pengajaran bagi siswa dibawah pengawasan seorang guru. Tingkat satuan pendidikan
yang dianggap sebagai dasar dari tingkatan sebuah pendidikan dimulai dari sekolah
dasar. Pendidikan dasar merupakan hal yang penting untuk menjadikan kualitas anak
didik yang tinggi.
Akhlaq aplikatif adalah sebuah konsep dalam pendidikan Islam yang
menekankan penerapan nilai-nilai akhlak secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Penanaman 18 Akhlak aplikatif dalam individu, khususnya pada anak-anak
merupakan seperangkat nilai moral yang sangat penting. Maka dari itu sangat penting
bagi mahasiswa yang nantinya akan mengelola lembaga pendidikan untuk mengetahui
apa itu Akhlak aplikatif dan bagaimana cara-cara dan hambatan dalam menerapkan
Akhlak aplikatif di sebuah lembaga pendidikan.
Dengan adanya kegiatan observasi ini, kami dapat mengetahui implementasi
akhlak aplikatif dan penerapannya pada lembaga pendidikan di SDIT BIAS Giwangan
Yogyakarta, serta bagaimana akhlak aplikatif bisa di terapkan di luar sekolah.
Nantinya informasi yang didapatkan bisa menjadi bayangan saat terjun ke sebuah
sekolah untuk mengakar peserta didik atau mengelola lembaga pendidikan serta
memahami isi sekolah.
Waktu pelaksanaan observasi dilakukan secara berkala. Observasi pertama
dilaksanakan pada Rabu, 17 Mei 2023 yakni pada pukul 08.45 – 11.00 WIB.
Observasi kedua dilaksanakan pada Jumat, 19 Mei 2023 09.30 - 11.00 WIB. Adanya
dilakukan observasi secara berkala, karena dirasa bahan untuk menulis hasil laporan
masih kurang, maka dilakukanlah observasi pada hari selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pembelajaran dan penerapan akhlak aplikatif di SDIT BIAS
Giwangan kelas 1,2 dan 3?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pembelajaran dan penerapan akhlak aplikatif di SDIT BIAS
Giwangan kelas 1,2 dan 3.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Akhlak Aplikatif


Pengertian akhlak sendiri yaitu acuan perilaku yang muncul berasal dari Sang
Pencipta Allah SWT yang dapat dibentuk dengan penanaman dan pembiasaan secara
terbimbing dan kontinue yang menghasilkan perilaku spontan dalam kaidah yang baik
dan terpuji namun akhlak berbeda dengan etika dan moral, sedangkan aplikatif
mempunyai arti bagaimana akhlak tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan kita.
B. Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral
Dapat kita pahami bahwa akhlak berbeda dengan etika dan moral. Karena
akhlak lebih bersifat transcendental karena berasal dan bersumber dari Allah, maka
etika dan moral bersifat relative, dinamis dan nisbi, karena merupakan pemhaman dan
pemaknaan dari manusia. Etika dan moral senantiasa bersifat dinamis, berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan kondisi, situasi dan tuntutan manusia. Etika sebagai
aturan baik dan buruk yang ditentukan oleh akal pikir manusia bertujuan untuk
menciptakan keharmonisan. Adapun persamaan akhlak, etika dan moral yaitu
membahas tentang ide, tujuan dan alasan dari motif perilaku. Akhlak, etika dan moral
merupakan ilmu yang normative, artinya berpegang teguh pada norma atau kaidah
yang berlaku. Objek dari akhlak, etika dan moral yaitu perbuatan manusia,
ukurannya baik dan buruk.
C. Macam-macam Akhlak
Akhlak terbagi menjadi dua yaitu akhlak terpuji (mahmudah) dan akhlak
tercela (mazmumah). Ruang lingkup akhlak terpuji (mahmudah):
1. Akhlak kepada Allah
Akhlak terhadap Allah adalah sikap atau Tindakan yang seharusnya dilakukan
oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Khaliq.
2. Akhlak kepada Nabi
Akhlak seorang muslim terhadap Rasulullah adalah perilaku atau perbuatan
seorang muslim untuk meneladani sifat-sifat Rasulullah dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari untuk selalu mengikuti akhlak terpuji dalam
kehidupannya.
3. Akhlak kepada Diri sendiri
Menurut terminologi kata ‘budi pekerti’, budi adalah yang ada pada manusia,
berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran, ratio.
4. Akhlak kepada Masyarakat
Akhlak kepada masyarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang
dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dulu dalam lingkungan atau
kehidupan.

5
D. Macam-macam Akhlak Aplikatif
Berbeda dari sebelumnya, yang dimaksud akhlak disini yaitu 16 kebiasaan yang
harus diterapkan pada anak. Namun objek observasi kali ini menerapkan 18 kebiasaan
atau biasa disebut dengan akhlak aplikatif, macam-macamnya sebagai berikut:

1. Kerjasama
Kerjasama adalah menggabungkan tenaga kita dengan tenaga orang lain untuk
bekerja demi mencapai tujuan umum. Melalui kerjasama, setiap orang dapat
menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih mudah daripada jika dikerjakan
sendiri, ditambah pula kegembiraan karena bisa berbagi pekerjaan bersama.
Kerjasama ini sanagatlah penting karena Antar manusia saling tergantung antara satu
dengan yang lainnya, dan dengan Kerjasama ini bisa mendapatkan hasil terbaik
melalui usaha bersama. Mengkombinasikan jenis kepribadian, keahlian dan
pengetahuan dasar untuk menjadi produktif. Selain itu manusia memerlukan interaksi
dengan manusia lain. Melalui kerjasama kita belajar berkompromi, bernegosiasi dan
berbagi.

2. Kepedulian, empati dan simpati


Seseorang menanggapi perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain, karena
seseorang secara alami merasakan kepedulian terhadap sesama – berupaya mengenali
pribadi orang lain dan keinginan membantu orang lain yang sedang dalam keadaan
susah. Melalui empati, kita mengenali rasa kemanusiaan kita sendiri terhadap orang
lain. Kepedulian dan empati mulai berkembang pada tahun- tahun pertama kehidupan
manusia. Secara biologis setiap orang mempunyai perasaan ini, kepedulian dan empati
mencakup nilai menghargai semua makhluk hidup “Apakah tidak apa- apa
melangkahi kucing?” “Bagaimana menarik ekor kucing berbeda dengan memukul
orang?” dan ketika kita melihat adegan kekerasan di acara televisi dan film
disalahkan karena menciptakan perilaku tidak peduli terhadap orang lain di
masyarakat “Bagaimana perasaan kalian ketika melihat berita tentang tindakan
kekerasan di televisi? Bagaimana Ketika melihat langsung tindak kekerasan?”

3. Keteguhan hati dan komitmen


Komitmen membuat kita bertahan dalam mencapai cita- cita, pekerjaan, dan
orang lain. Komitmen merupakan janji kita yang kita pegang teguh terhadap
keyakinan kita dan membuat seseorang memberi dukungan serta setia kepada keluarga
dan teman. Keteguhan hati membuat kita dapat mencapai cita- cita, dua hal ini
sangatlah penting di kehidupan kita karena keteguhan hati dan komitmen menciptakan
suatu ikatan dalam persahabatan. Keduanya menyebabkan kita tetap bersahabat di
dalam kesulitan, perselisihan dan kekecewaan, keteguhan hati dan komitmen membuat
seseorang dapat mencapai tujuan atau cita- cita kita. Keteguhan hati dan komitmen
juga bisa membuat seseorang tetap berfokus pada tujuannya masing-masing.

6
4. Adil
Untuk dapat bersikap adil, seseorang harus memperlakukan orang lain dengan
sikap tidak memihak dan memperlakukan orang lain secara wajar, seperti kita ingin
diperlakukan oleh mereka. Orang yang adil biasanya mempunyai pandangan jujur di
dalam kehidupan sehari – hari dan di dalam situasi khusus. Perilaku adil ini juga
sangat penting karena perlakuan yang kamu dapatkan adalah cerminan perlakuan yang
kamu lakukan ke orang lain dan biasanya perasaan diperlakukan diskriminatif berasal
dari perasaan diperlakukan tidak adil belum lagi Pemahaman anak tentang keadilan
sangat berbeda dengan pemahaman orang dewasa jika kita harus dihadapkan dengan
anak-anak, yang kebanyakan membentuk opini tentang kemampuan mental, moral,
dan fisik orang lain semata berdasarkan pada ras, jenis kelamin, etnik dan gaya hidup.

5. Suka menolong
Kebiasaan menolong dan membantu orang lain, kebiasaan ini juga merupakan
suatu perilaku yang ditanamkan dengan selalu siap mengulurkan tangan dan dengan
secara aktif mencari kesempatan untuk menyumbang. Sikap suka menolong dapat
mencegah sikap individualistik yang muncul seiring berjalannya era globalisasi. Bisa
juga Meringankan beban, penderitaan maupun kesulitan yang dimana sedang dialami
oleh orang lain dengan melakukan sesuatu.
6. Kejujuran dan integritas
Seseorang telah bersikap jujur ketika seseorang berbicara tidak bohong dan
memperlakukan orang lain secara adil. Seseorang mempunyai integritas ketika
seseorang jujur dengan diri kita sendiri dan berpegang teguh pada nilai- nilai moral
kita sendiri. Kejujuran adalah dasar dari kepercayaan. Kepercayaan merupakan dasar
dari suatu hubungan dan kejujuran adalah konsep yang terus berkembang bagi anak,
anak memerlukan pengalaman kejujuran untuk mempelajari bagaimana
menerapkannya.
7. Berani
Sikap berani memungkinkan seseorang bertahan menghadapi kesulitan,
bahaya, atau sakit dengan cara yang membuat kita dapat mengendalikan situasi. Kita
dapat membangun sikap berani dengan mengenali sesuatu yang menakutkan atau
menantang kita dan kemudian memikirkan strategi untuk meghadapinya. Sikap berani
ini harus bisa dilatih karena semua manusia mempunyai pengalaman rasa takut dan
rasa takut sering menjadi alasan atas tindakan dan reaksi kita.

8. Humor
Humor dapat membuat cerah kehidupan sehari- hari setiap individu karena
seseorang tersenyum pada saat senang, tertawa pada situasi yang menggelikan, dan
tertawa kecil pada keadaan yang menertawakan. Humor adalah kemampuan seseorang
untuk merasakan dan menanggapi komedi dalam dunia kita dan dalam diri kita sendiri.
Humor membutuhkan waktu untuk mendapatkan dan mengembangkannya. Humor
dapat membuat kita melewati masa- masa sulit dan keras. Humor membutuhkan
sesuatu yang kita lihat di luar diri kita dan sesuatu dari dalam diri kita, yang mampu
membuat kita tertawa.

7
9. Mandiri dan Percaya Diri
Kebebasan melakukan kebutuhan diri sendiri adalah mandiri. Berkat percaya
diri, Kita dapat menjalani jalan kita sendiri di dunia, mempertimbangkan pilihan kita
dan membuat keputusan sendiri. Anak yang baru lahir benar- benar bergantung dalam
memenuhi kebutuhan mereka pada orang dewasa, tetapi pada akhirnya mereka
berhasil bertahan hidup karena kemampuan mereka untuk belajar memenuhi
kebutuhan sendiri dan mandiri. Dan individu yang sehat adalah yang mandiri di dalam
kesaling ketergantungan antar manusia untuk memenuhi kebutuhan akan bertahan
hidup

10. Loyalitas
Manusia menunjukkan sikap loyal Ketika manusia tetap setia terhadap
komitmen dengan seseorang, anggota keluarga atau teman, atau dengan kelompok
tertentu atau dengan apa yang kita percayai. Loyalitas menunjukkan untuk tetap
komitmen dalam keadaan sulit maupun adanya rintangan. Loyalitas sering dikaitkan
dengan komitmen. Loyalitas adalah ciri pembawaan yang membuat kita tetap setia
pada komitemn dan kewajiban kita, loyalitas termasuk setia kepada diri sendiri dan
loyalitas membutuhkan pengorbanan.

11. Sabar
Kebanyakan dari seseorang cenderung ingin cepat puas, seseorang ingin
dapatkan apa yang diinginkan sekarang juga. Seseorang menunjukkan sikap sabar
ketika seseorang mampu menangani kelambatan mencapai cita- cita atau kesempatan
khusus dan menunggu dengan tenang. Perilaku sabar ini menjadi suatu hal yang
penting karena kebanyakan dari Masyarakat kita yang selalu terburu- buru tidak
memberi kesempatan kepada anak- anak untuk belajar menjadi sabar tanpa menyadari
Bagian dari kesenangan menginginkan sesuatu adalah perencanaan bagaimana
mendapatkannya.

12. Rasa Bangga


Rasa bangga adalah perasaan yang kita punyai dalam menghargai diri sendiri.
Perasaan bangga adalah rasa menghargai diri. Kebanggaan juga merupakan perasaan
senang yang kita rasakan ketika kita menyelesaikan suatu tugas yang menantang,
mencapai tujuan yang sulit, atau bahkan saat mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
Rasa bangga dikaitkan dengan perjuangan. Apa yang mudah bagi kita, kita
menerimanya dengan biasa- biasa saja. Apa yang kita dapatkan melalui perjuangan
sering membuat kita merasa puas yang merupakan pemicu perasaan bangga. Rasa
bangga sering menjadi bahan bakar motivasi. Bangga pada pekerjaan kita akan
mendorong kita menjadi produktif dan berusaha keras untuk mendapatkan mutu yang
baik.

13. Tanggung jawab


Tanggung jawab berkaitan dengan menjadi dapat dipercaya dan dapat
diandalkan. Memegang tanggung jawab pada sesuatu atau seseorang berarti bahwa
kita dapat mempertanggung jawabkan tindakan kita. Tanggung jawab ini menjadi
salah satu hal yang sangat penting pula karena tanggung jawab adalah perilaku yang
menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi setiap hari. Dan Orang yang
8
termotivasi secara internal akan memikul tanggung jawab terhadap apa yang terjadi di
dalam kehidupan mereka.

14. Refleks infak


Reflex infak adalah seseorang melakukan gerakan infak secara spontan dan
tanpa sadar dan juga atas kemauannya sendiri.

15. Antusias ibadah


Antusias ibadah berkaitan dengan seseorang itu melakukan ibadah sholat tepat
waktu serta melaksanakan dengan hati yang tulus tanpa adanya paksaan.
E. Pengaruh Akhlak Aplikatif Terhadap Anak
Penanaman akhlak sejak dini pada anak akan membantunya dalam
bersosialisasi dengan lingkungannya, baik dalam keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Anak akan terbiasa berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai agama.
Adapun dari hasil observasi kami mengenai pengaruh pemberian materi akhlak
terhadap anak terutama 18 akhlak aplikatif ini adalah anak mampu bersosialisasi
dengan baik dengan teman dan juga guru tidak hanya itu rasa percaya diri anak juga
bagus ketika dihadapkan dengan masyarakat atau ketika ditunjuk untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan lomba secara individu atau kelompok, karena materi Kerjasama
juga sudah diajarkan kepada anak jadi mereka mempunyai rasa toleransi dan
menghargai yang tinggi kepada sesama teman, mereka berani melakukan hal-hal baru
tanpa takut salah dan kalah ketika menghadapi sebuah perlombaan, tentu hal ini sangat
berpengaruh kepada masa depan anak di mana seorang anak pasti akan terjun di
masyarakat untuk menularkan ilmunya kepada sesama.

9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian Langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam
rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada
data yang telah didapatkan tersebut.
1. Prosedur pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan adalah tahapan yang dilakukan sebelum melakukan
penelitian. Adapaun yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah
menentukan tempat, waktu, dan subjek penelitian.
Tempat Penelitian : SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta Kelas 1,2, dan 3
Waktu Penelitian : 12 Mei 2023 – 29 Mei 2023
Subjek Penelitian : Peserta didik kelas 1,2, dan 3 SDIT BIAS Giwangan
Yogyakarta
2. Masalah
Masalah adalah ketika sebuah hal terjadi tetapi berbeda dengan ekspetasi yang
diharapkan. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai
sinkronisasi teori yang disampaikan oleh ustadzah dengan penerapan dalam
kegiatan sehari-hari.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah proses yang menggambarkan proses
pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam
upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk
penelitian kuantitatif) Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan
data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent
interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif
dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan
dokumentasi. Adapun Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan wali kelas 1,2 dan 3,
dokumentasi dari kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan observasi siswa.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus Bahasa
Indonersia; 1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) objek penelitian adalah
himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti.
Kemudian dipertegas (Anto Dayan 1986: 21), objek penelitian, adalah pokok
persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun
Objek penelitian dalam tulisan ini meliputi: Kelas 1,2 dan 3 SDIT BIAS Giwangan
Yogyakarta.

10
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono 2016:147). Tujuan adanya instrumen
penelitian adalah untuk mengukur variabel dan menguji validitas suatu hasil
penelitian. Sehingga penelitian tersebut tepat sasaran. Adapun instrumen penelitian
yang digunakan peneliti meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Berikut
pemaparan dari setiap instrumen penelitian tersebut.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara seorang narasumber dan seorang
pewawancara untuk memeroleh suatu informasi tertentu yang berkaitan dengan
permasalahan yang tengah ditelti. Tujuan adanya wawancara adalah untuk
mengetahui tanggapan responden secara mendalam mengenai hal yang tengah
diteliti. Responden yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini adalah
Ustadzah Emi, Ustadzah Kurnia dan Ustadzah Diana.
2. Observasi
Hadi dalam Sugiyono (2016:203) menyatakan bahwa observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologi, proses pengamatan dan ingatan. Tujuan dilakukannya
observasi adalah untuk mengamati objek-objek lainnya yang sebenarnya juga ikut
andil dalam hasil penelitian akan tetapi tidak tersentuh oleh angket dan
wawancara, karena observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek
alam lainnya. Adapun jenis observasi yang dilakukan peneilti adalah observasi
tidak langsung, karena peneliti hanya mengamati saja dan tidak ikut serta dalam
penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono
2016:329). Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya nonmaterial
dari seseorang. Tujuan dari adanya dokumentasi adalah agar hasil penelitian dari
observasi dan wawancara lebih kredibel atau dapat dipercaya. Hal-hal yang perlu
didokumentasikan meliputi foto selama wawancara berlangsung, foto modul
pembelajaran, foto aktivitas siswa dan foto suasana kelas.

11
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Kepedulian dan empati


Siswa diajarkan kepedulian dan empati terhadap warga dan lingkungan
sekolah. Adapun perbedaan kepedulian dan empati di sini yaitu kepedulian terhadap
lingkungan sekolah, seperti cara mereka membuang sampah, menjaga lingkungan
serta diajari menanam pohon untuk melestarikan lingkungan. Sedangkan empati
hampir mirip dengan kepedulian tetapi maksud empati disini yaitu peduli terhadap
sesama teman dan ustadzah serta warga sekolah. Menurut hasil observasi yang kami
lakukan, nilai tentang kepedulian dan empati ini sudah tertanam baik dikelas 1,2
maupun 3, mungkin untuk kelas 1 masih harus banyak diingatkan tentang hal- hal
seperti membuang sampah pada tempatnya dll.

2. Kerjasama
Salah satu bentuk kerjasama yang diajarkan di sini yaitu ketika pembagian
kelompok untuk menyelesaikan tugas, atau ketika ada kegiatan seperti lomba,
olahraga dan kerja bakti yang biasanya diadakan 2 kali dalam satu pekan. Adapun
penerapannya pada siswa yang kami amati sudah cukup baik, yaitu pada kelas 3 anak
sudah mulai tahu posisi mereka di dalam kelompok, untuk kelas 1 dan 2 dari ustadzah
harus banyak dikasih tahu tentang tugas dan posisi mereka ketika berkelompok.

3. Berani
Pendidikan yang diberikan pada anak yaitu dengan memberikan pelatihan
dengan cara berani tampil didepan kelas, berani bertanya saat pelajaran dll. Penerapan
yang kami amati pada siswa yaitu sudah sangat bagus dalam hal berani hampir setiap
anak berani untuk maju dan bertanya pada sesuatu yang mereka belum tahu.

4. Keteguhan hati dan komitmen


Anak diajarkan untuk siap menerima tugas dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan sekolah, dan harus bisa mengerjakan tugas dengan selesai, tuntas dan tepat
waktu. Dalam hal ini pengamatan yang kami dapatkan juga sudah cukup baik setiap
yaitu dibuktikan ketika anak mau mengerjakan tugas yang diberikan dari ustadzah dan
tetap mau membetulkan tugas yang di revisi oleh ustadzah, namun tidak dipungkiri
masih ada anak-anak yang mengeluh tentang tugas yang diberikan mungkin karena
faktor umur dan pemahman yang masih kurang.

5. Adil
Penddikan yang diberikan kepada anak dengan diajarkan untuk tidak boleh
pilih-pilih dalam berteman, serta mereka harus mau berbagi kepada semua teman
tanpa pilih-pilih. Dalam praktiknya kali ini anak-anak juga sudah baik, mereka mampu

12
berbagi dengan temannya tanpa ada pembedaan-pembedaan antara satu dan yang
lainnya.

13
6. Suka menolong
Setiap anak dilatih untuk peka terhadap lingkungan yang membutuhkan
pertolongannya, peka terhadap teman, guru dan yang lainnya. Dari hasil observasi,
kami menjumpai hal sikap ini sudah diterapkan oleh anak-anak SDIT BIAS seperti
meminjami penghapus kepada teman, membantu temannya yang kesusahan dalam
meraut pensil.

7. Kejujuran
Materi yang disampaikan kepada anak-anak tentang kejujuran adalah
bagaimana jujurnya sosok nabi Muhammad, mengenalkan bagaimana perilaku rosul
tentang kejujuran agar mereka mampu meniru seseorang yang paling mulia.
Pengamatan dalam sikap ini juga sudah terealisasikan, seperti saat siswa mampu
mengerjakan tugasnya sendiri.

8. Integritas
Integritas ini menyangkut tentang jati diri, adapun pemahaman yang diberikan
di SDIT BIAS ini mengambil nilai kejujuran sebagai jati diri. Sikap jujur yang
dijadikan integritas oleh BIAS ini sudah baik dalam penerapan, untuk masalah
kejujuran tidak ada problem yang darurat dari anak-anak.

9. Humoris
Hal ini diajarkan kepada anak agar bisa menyikapi ketika diceritakan tentang
cerita yang lucu, mampu menghibur teman dll. Dalam penerapan untuk ukuran kelas
1,2 dan 3, masih sangat bagus bahkan baru selesai nangis mereka bisa langsung
tertawa.

10. Mandiri
Anak diajarkan untuk menyiapkan buku sendiri, menyiapkan baju ganti sendiri
dan cuci piring sendiri setelah makan. Penerapan untuk kelas 1 kemandiriannya masih
harus dilatih terus, karena mereka baru merasakan jauh dari orang tua, untuk kelas 2
dan 3 ini sudah mulai baik, mereka sudah bisa menyiapkan buku, baju dan piring
makannya sendiri.

11. Percaya diri


Anak diajarkan untuk tidak merasakan kurang dari yang lain, yang mana hal
tersebut menyebabkan anak kurang percaya diri dan tidak mau berteman dengan yang
lain. Untuk poin ini disekolah BIAS jangan diragukan lagi, hampir semua anak
memiliki rasa percaya diri yang sangat baik dalam berinteraksi dengan warga sekolah
maupun luar sekolah.

12. Loyalitas
Loyalitas yang diajarkan disini tentang keaktifan anak dalam mengikuti
kegiatan bersama. Dalam penerapanya semua anak bisa mengikuti kegiatan dengan
baik, kebanyakan dari mereka memprioritaskan sekolah dari hal-hal yang lain kecuali
benar-benar ada hal yang mendesak.

14
13. Sabar
Anak-anak diajarkan untuk sabar lewat pelatihan saat antri mengambil makan,
wudhu dan cuci piring, tidak lupa juga para ustdzah melatih anak-anak sabar dalam
menahan amarah. Penerapanya sudah bagus, mereka bisa mengantri dalam
mengumpulkan tugas, pemeriksaan gigi, wudhu dll.

14. Rasa bangga


Setiap anak dilatih untuk mempunyai rasa bangga atas apa yang dia punya,
seperti bangga terhadap hasil karya, mau menceritakan hasil karyanya kepada teman,
guru dan orang tua. Dalam penerapanya memang ada anak-anak yang masih kurang
percaya diri dalam memperlihatkan hasil karyanya, mereka masih malu dan
menganggap karyanya kurang dari yang lain, tapi itu hanya sebagian kecil saja.

15. Reflek Infaq


Di SDIT BIAS ini ada pembiasaan infaq di setiap harinya, proses pada awal
masuk anak-anak harus diingatkan selalu sampai anak tersebut sadar untuk infaq tanpa
harus di ingatkan. Pada penerapan yang kami amati sebagian anak sudah bagus,
mereka rajin dalam hal ini namun ada juga yang masih sering lupa, bolong-bolong
dalam hal ini, namun ustadzah selalu mengingatkan setiap hari dalam hal ini.

16. Antusias ibadah ta’aluh


Anak diajarkan untuk selalu antusias ketika sudah mendengar adzan, berdoa
sebelum makan, berdoa sebelum dan sesudah masuk kamar mandi dll. Dalam
penerapanya masih ada beberapa anak yang harus diingatkan, namun sudah banyak
juga yang antusias ketika mendengar adzan mereka langsung menyiapkan diri untuk
wudhu dan persiapan sholat.

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil observasi yang di laksanakan di SDIT BIAS Giwangan Yogyakarta,
yang terletak di Jl. Mendung Warih No.155, Giwangan, Kec. Umbulharjo, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kelas 1,2, dan 3 menunjukan bahwa
antara pembelajaran akhak aplikatif dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
sudah terindikasi baik, hal itu dibuktikan dengan pembelajaran yang diberikan oleh
ustadzah kepada anak dapat diterima dan diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Namun dalam observasi yang kami lakukan kami menemukan masih ada beberapa
anak yang kadang lupa di salah satu dari 18 poin akhlak aplikatif akan tetapi setelah di
ingatkan oleh ustadzah anak kembali lagi pada penerapan sesuai teori yang diberikan
ustadzah hal itu kami sangka karena faktor umur yang masik kecil dan karena anak
belum terbiasanya dalam melakukan akhlak aplikatif saat di jenjang pendidikan di
bawahnya (TK) oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus oleh ustadzah terhadap
anak tersebut.
B. Saran
Pada prakteknya ada ustadzah yang kesusahan di kelas satu karena anak-anak
yang tidak berasal dari TK BIAS mungkin mereka belum paham dengan dan
pembelajaran di BIAS sendiri hal seperti ini mungkin bisa diatasi dengan dibuat
kelompok yaitu dengan tujuan untuk adapatasi anak-anak, mengenalkan program dll.
Namun jangan sampai anak tesebut merasa berbeda dengan yang lain, karena hal ini
juga pasti mempunyai dampak buruk. Untuk beberapa anak yang masih kurang
percaya dengan karyanya sendiri mungkin bisa disiasati dengan pembelajaran atau
pengenalan kepeda anak-anak berupa apresiasi, jadi setiap anak harus bisa
mengapresiasi karya orang lain dengan pujian-pujian agar anak tetap percaya diri
dengan hasilnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://staitbiasjogja.ac.id/jurnal/index.php/saliha/article/download/4/4. Diakses pada


tanggal 26 Mei 2023, pukul 14.50 WIB.
https://id.scribd.com/presentation/492543617/18-akhlaq-aplikatif. Diakses pada tanggal 26
Mei 2023, pukul 15.05 WIB.
Kulsum, Ummi. (2020). Pendidikan Akhlaq Aplikatif-Integratif pada Madrasah Ibtidaiyah di
Rubaru Sumenep. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah: Sumenep.

17
LAMPIRAN

Hasil penelitian menggunakan metode Hasil penelitian menggunakan metode


Dokumentasi pada modul akhlak dokumentasi pada poin akhlak aplikatif yang
kelas 1 semester 2. ditempel di setiap dinding-dinding ruangan.

Penerapan akhlak aplikatif pada poin Penerapan akhlak aplikatif pada point Berani,
mandiri Percaya Diri.

18
Hasil penelitian menggunakan metode
Hasil penelitian menggunakan metode
Dokumentasi pada poin akhlak aplikatif
dokumentasi pada poin akhlak aplikatif yang
dengan penempelan doa sehari hari pada
ditempel di setiap dinding-dinding ruangan.
dinding-dinding ruangan.

Penerapan akhlak apikatif pada poin sabar Penerapan akhak aplikatif pada poin
Berani, Keteguhan hati dan Komitmen.
19
Foto dengan ustadzah wali kelas dua Ustadzah Kurnia (Nomor tiga dari kiri) dan wali kelas
tiga Ustadzah Diana (Nomor tiga dari kanan ).

Foto dengan ustadzah wali kelas 1 Ustadzah Emi (bagian tengah)

20

Anda mungkin juga menyukai