Anda di halaman 1dari 16

MODIFIKASI PERILAKU

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi


tugas kelompok pada mata kuliah “Modifikasi Perilaku”.

Dosen Pengampu :
Dr. Juhanaini, M.Ed..

Disusun oleh :
Misi Mariyani (2010353)
Nisya Rosdiantini (2007176)
Rahma Aulia (2000667)
Urfa Murshalat Subekti (2002934)
Vriya Salsabilla (2004997)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Token
Economy” dengan tepat waktu.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Modifikasi Perilaku. Selain itu makalah ini disusun bertujuan untuk menambah wawasan bagi
penulis maupun pembaca khususnya mengenai Token Economy.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada ibu Dr. Juhanaini,
M.Ed. selaku dosen Mata Kuliah Modifikasi Perilaku yang telah memberikan tugas ini sehingga
penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan Mata Kuliah yang penulis
tekuni.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pecinta ilmu
pengetahuan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandung, 28 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah .............................................................................................................. 1
1.1 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2
1.3 Manfaat .............................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Token Economy .................................................................................................. 3
2.2 Tahapan Pelaksanaan Token Economy ............................................................................ 3
2.3 Aturan & Pertimbangan Token Economy ............................................................................. 8
2.4 Kelebihan & Kekurangan Token Economy ........................................................................ 10
2.4.1 Kelebihan Token Economy .......................................................................................... 10
2.4.2 Kekurangan Token Economy ....................................................................................... 10
BAB III......................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................... 12
Kesimpulan................................................................................................................................ 12
Saran .......................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kedisiplinan merupakan salah satu sikap yang harus dibentuk dalam pendidikan.
Kedisiplinan penting dalam kehidupan manusia, tanpa kedisiplinan seperti kincir tanpa air hidup
akan berhenti, dan meskipun bergerak tentu tidak akan teratur dan tidak terarah secara baik.
Kedisiplinan merupakan suatu tindakan atau sikap yang tidak serta merta muncul dengan
sendirinya akan tetapi memerlukan pembentukan yang kontinu dan berkelanjutan. Terbentuknya
individu yang disiplin tentunya melibatkan banyak orang atau budaya yang mempengaruhinya,
seperti: individu itu sendiri, keluarga, lingkungan termasuk aturan-aturan yang harus diterapkan
dalam lingkungan tersebut.

Sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS, tujuan dari


pendidikan nasional tersebut adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.

Anak yang disiplin adalah anak yang memiliki karakter senantiasa teguh dalam
memegang prinsip, berusaha bertindak sesuai dengan aturan yang sudah ada, tekun dalam usaha
maupun belajar, sehingga selalu berusaha melakukan tindakan tindakan yang baik. Bila hal
semacam ini mendapat perhatian yang serius untuk melaksanakannya, niscaya pribadi anak akan
menjadi pribadi yang disiplin. Demi terwujudnya anak yang disiplin maka diperlukan adanya
reinforcement (penguatan) kepada siswa dan di butuhkan bantuan teknik atau metode yang di
sebut dengan token economy. Metode token economy merupakan metode yang digunakan untuk
menguatkan tingkah laku positif siswa di dalam kelas. Token economy merupakan aplikasi dari
operan kondisioning. Lingkungan disusun dan dikendalikan sedemikian rupa dalam hal usaha
melakukan perubahan perilaku.

1
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyusun makalah ini dengan maksud untuk
memberikan wawasan bagi pembaca khususnya kita sebagai orang yang saat ini berkecimpung
dalam dunia Pendidikan Khusus. Dengan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi bagi kita semua untuk memahami anak berkebutuhan khusus, khususnya yang
berkaitan dengan Modifikasi Perilaku.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis mengambil rumusan masalah
sebagai berikut.

1) Pengertian Dari Token Economy


2) Tahapan Pelaksanaan Token Economy
3) Aturan & Pertimbangan Token Economy
4) Kelebihan & Kekurangan Token Economy

1.2 Tujuan Penulisan


Makalah Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Modifikasi Perilaku, yang memiliki tema satu bentuk pengubahan perilaku
yang selanjutnya dapat kita uraikan dalam makalah ini

1.3 Manfaat
Makalah ini di buat dengan manfaat supaya bertambahnya pengetahuan dan wawasan
pembaca umumnya dan khususnya bagi kami selaku calon pendidik anak berkebutuhan
khusus yang akan terjun dikemudian hari dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan
khusus .

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Token Economy

Ekonomi Token adalah satu bentuk pengubahan perilaku yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku yang disukai dan mengurangkan perilaku yang tidak disukai dengan
menggunakan token atau koin (Ayllon, 1999). Reward sangat berpengaruh untuk melakukan hal-
hal yang baik dan positif, dan reward bisa sebagai motivasi untuk berbuat baik yang diikuti
dengan pujian guru. Reward atau penghargaan terbagi menjadi dua jenis yaitu ada yang berupa
non fisik dan ada yang berupa fisik. Hadiah tersebut diartikan sebagai tanda kasih sayang atau
penghargaan atas prestasi dan kemampuan anak (Mufidah, 2012).

2.2 Tahapan Pelaksanaan Token Economy

Pelaksanaan tabungan kepingan dibagi dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Masing-masing tahap ada hal-hal yang harus diperhatikan agar
pelaksaan program tabungan kepingan dapat berjalan dengan baik. (Purwanta, 2005)

a. Tahap persiapan

Menurut Ibrahim dan Aldy (Edi Purwanta, 2005: 178), pada tahap persiapan ini ada empat hal
yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Menentukan tingkah laku yang akan diubah atau disebut juga target tingkah laku.
2) Menentukan reward yang akan digunakan untuk menukarkan peingan. Bisa dalam
bentuk benda atau kegiatan yang disukai oleh anak hiperaktif pada umumnya. Guru
atau orang tua bisa juga menentukan reward dengan menanyakan kepada anak agar
sang anak termotivasi.
3) Memberi nilai atau poin untuk setiap keberhasilan anak dalam menyelesaikan kegiatan
yag ditargetkan dengan kepingan. Misalnya, apabila anak menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan tapt waktu, ia akan diberikan 50 poin kepingan

3
4) Menetapkan harga barang-barang atau kegiatan penukar (reinforcers = sebagai
pengukuh) dengan kepingan. Misalnya, anak boleh menggunakan gawai selama 20
menit dengan nilai 50 kepingan.
b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap awal pelaksanaan, subjek dan pelaksana membuat kontrak yang disepakati.
Pembuatan kontrak dapat dilakukan sederhana, cukup secara lisan dan keduanya saling
memahami. Terdapat orang yang bertugas untuk mencatat setiap kegiatan yang timbul dalam
melaksanakan kontrak tingkah laku. Apabila kegiatan yang ditargetkan muncul, maka subjek
akan mendapat hadiah kepingan. Setelah kepingan terkumpul, subjek dibimbing ke tempat
penukaran apabila kepingan cukup untuk membeli hadiah yang telah disepakati.

Pada tahap awal pelaksanaan ini, perlu adanya bimbingan. Setelah kegiatan berjalan beberapa
kali subjek akan diminta melaksanakannya secara mandiri untuk menukarkan kepingan yang
didapatkan ditempat yang telah ditentukan. Dalam kaitannya dengan rambu-rambu bagi
pelaksana program tabungan kepingan, Martin dan Pear (Edi Purwanta, 2005: 183)
menyarankan:

1) Pelaksana perlu menyiapkan alat merekam data, siapa yang mengambil data, dan kapan
data direkam.
2) Menentukan siapa yang akan mengelola pengukuh.
3) Menentukan jumlah kepingan yang dapat diperoleh setiap perilaku
setiap subjek, setiap hari.
4) Waspada terhadap kemungkinan hukuman, seyogyanya menggunakan sedikit hukuman.
c. Tahap evaluasi

Pada tahap evaluasi akan diketahu factor-faktor yang perlu ditambahakan atau dikurangi
dalam daftar pengubahan tingkah laku yang telah dilaksanakan tersebut. Untuk merencanakan
program selanjutnya, kekurangan dan keberhasilan dalam kegiatan ini akan didiskusikan. Agar
program selanjutnya dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Sejalan dengan pendapat
sebelumnya, Miltenberger (2003: 474) dalam menerapkan token economy melalui langkah-
langkah sebagai berikut:

a. Mendefinisikan target tingkah laku. Tujuannya adalah untuk menjamin klien mengetahui
tingkah laku yang diharapkan dari mereka. Pentingnya memberikan target tingkah laku
4
untuk diperhatikan. Sehingga perubahan dapat dicatat dan penerapan token reinforcement
dapat dipercaya.
b. Mengenali item yang dipergunakan sebagai token. Token harus menjadi sesuatu agen
perubahan nyata yang dapat diberikan dengan seketika setelah dari tiap contoh target
tingkah laku. Token harus praktis dan tepat untuk dimiliki dan disalurkan dalam
lingkungan treatment ketika target tingkah laku terjadi. Token dalam bentuk yang mudah
dihitung dan dibawa. Ada beberapa kasus, klien bisa menghitung jumlah token yang
diperoleh akan tetapi mereka tidak bisa menjaga token-nya, misalnya diagram di dinding,
poin di papan tulis, dan lain-lain.
c. Mengenali penguat yang mem-backup Token economy yang efektif harus memperhatikan
penguat yang mem-backup. Dalam program ini penguat untuk setiap orang berbedabeda
sehingga pemilihan penguat yang mem-backup harus spesifik dan merupakan kebutuhan
klien sebenarnya. Penguat yang mem-backup dapat berupa sesuatu yang dapat dimakan
seperti snack atau minuman, mainan atau sesuatu yang nyata, atau berupa aktivitas seperti
bermain game, menonton video atau TV dan beberapa hak istimewa.
d. Memutuskan jadwal penguatan yang tepat Sebelum program dilaksanakan, perlu dibuat
jadwal untuk pemberian token. Hal ini sangat penting untuk menjamin siswa yang
mempunyai cukup token agar bisa menukarnya denganteratur.
e. Menetapkan tarif penukaran token Penguat yang mem-backup harus dibeli dengan
perolehan token untuk tingkah laku yang diharapkan hingga token dapat ditukar dengan
penguat yang mempunyai tarif. Item yang lebih kecil ditukar dengan token yang lebih
sedikit, sedangkan item yang lebih besar ditukar dengan token yang lebih banyak. Jumlah
maksimum token dalam sehari juga perlu diperhitungkan. Sebaiknya penukaran token
tersebut memungkinkan untuk dicapai oleh siswa akan tetapi tidak menjenuhkan.
f. Menetapkan waktu dan tempat penukaran token Secara periodik, siswa bisa menukarkan
token pada waktu dan tempat yang telah dijadwalkan. Tempatnya dapat berupa ruangan
yang memamerkan barang yang merupakan penguat yang mem-backup.
g. Memutuskan apakah menggunakan balasan harga Komponen balasan harga tidak selalu
dipergunakan dalam token economy. Apabila token economy mampu menguatkan
tingkah laku yang diharapkan, komponen ini tidak perlu disertakan. Apabila tingkah laku
yang tidak diharapkan muncul, komponen ini perlu dilaksanakan. Siswa akan kehilangan
beberapa token jika siswa melakukan perilaku yang tidak diharapkan tersebut.
5
h. Pelatihan staff dan manajemen.
Sebelum token economy dilaksanakan, pelatihan staf layak untuk dilaksanakan.
Manajer harus mengawasi jalannya pelaksanaan dan memberikan prosedur yang tepat
untuk staf manajemen (seperti pujian, timbal balik, atau latihan) untuk memastikan
pelaksanaan yang konsisten dari waktu ke waktu. Tugas staf adalah:
1) Memisahkan tiap hal dari semua target tingkah laku.
2) Memberikan token dengan segera setelah target tingkah laku, menurut jadwal
penguatan sebenarnya.
3) Memisahkan tiap hal dari semua dikenalinya perilaku bermasalah.
4) Menerapkan balasan harga dengan segera apabila perilaku yang bermasalah
muncul.
5) Memelihara integritas token dan mencegah pencurian atau pemalsuan.
6) Mengetahui tarif penukaran dan waktu serta taat aturan penukaran.

Sejalan dengan pemaparan sebelumnya, MacMillan (1973:154) menyatakan beberapa


penerapan token economy, yaitu:

a. Memperkenalkan sistem di kelas pembuatan nilai token Guru menerapkan token economy di
kelas mengikuti beberapa pedoman dalam memperkenalkan sistem, antara lain:
1) Daftar peraturan yang telah ditulis di papan, seperti : tetap tinggal di tempat duduk,
mengangkat tangan, diam, menghadap ke depan, dan lain-lain.
2) Karena penilaian dipergunakan, guru memberitahu anak-anak bahwa mereka akan
dinilai baik jika mengikuti aturan yang ada.
3) Guru menerangkan bahwa anak-anak dapat memenangkan hadiah dengan memperoleh
poin, lalu ditunjukkan berbagai macam hadiah dan seberapa banyak poin yang
dibutuhkan untuk masing masing hadiah.
Poin terakhir dari topik ini ialah menetapkan target tingkah laku yang akan diubah. Target
tingkah laku yang ingin dilemahkan atau dihilangkan bahkan terlebih dahulu ditetapkan agar
memudahkan untuk menentukan langkah selanjutnya.

b. Taraf kemahiran (acquisition stage) Ketika telah diperkenalkan program dan media
penukaran, yang perlu diperhatikan selanjutnya ialah kemahiran tingkah laku yang baru
(bidang akademik atau sosial) atau untuk mengurangi tingkah laku yang kurang layak.
6
Selama program berjalan, guru merekam target tingkah laku lalu memberikan feedback
sebagai balasan dari token yang diperoleh. Guru juga memberitahukan peraturan-peraturan
sebagai peringatan dan memberikan poin untuk mendapatkan hadiah. Ketegasan perlu
diberlakukan dalam hal waktu serta proses pemberian token.
Pembagian token selayaknya berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan. Pemberian
token lebih sering dilakukan untuk menambah rasio dasar. Jumlah pemecahan masalah
(rasio) yang tak terduga, lalu jumlahnya harus menjadi sedikit sebagai awal, jumlah interval
waktu yang digunakan juga lebih sedikit, mungkin tidak lebih dari 20 atau 30 menit.Poin lain
yang harus diperhatikan ialah penerapan token economy ini bersifat sementara. Guru
menerapkan token economy ini untuk menumbuhkan penguat sekunder lain yang
dioperasikan di kelas. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui dinamika pemberian token dan
menganggap mudah. Saat pemberian token, guru perlu memperhatikan peraturan yang
berhubungan dengan target tingkah laku berdasarkan ciri-ciri tingkah laku yang ditunjukkan.
Poin utama yang harus dijaga adalah:

1) Memastikan anak-anak mengetahui tingkah laku yang diharapkan


2) Memastikan anak-anak mengerti nilai penukaran token.
3) Memilih token yang tepat untuk anak-anak dan perilakunya.
4) Meneruskan mencatat target tingkah laku.
5) Menggunakan jadwal penguatan yang tepat untuk target tingkah laku dan menjaga
rasio yang kecil serta interval yang pendek.
6) Pembagian token diiringi dengan persetujuan masyarakat.
7) Mungkin menjadikan positif serta menguatkan secara sering dan segera.

c. Tingkatkan Pemeliharaan (maintenancestage)


Tingkat pemeliharaan ini merujuk pada waktu kapan target tingkah laku terjadi. Siswa-siswa
harus mampu menunjukkan target tingkah laku dan memeliharanya sesuai jadwal. Jadwal ini
terwujud dari program yang sistematis. Selain waktu yang perlu diperhatikan, tingkatan ini
dianggap berhasil apabila membawa perubahan dalam lingkungan sosial maupun pribadi
individu tersebut.

7
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat beberapa ahli, langkah-langkah penerapan
program token economy yaitu:

a. Tahap persiapan, meliputi:


1) Menetapkan tingkah laku yang ditargetkan.
2) Menetapkan item yang dipergunakan sebagai token.
3) Menentukan pengukuh idaman dan tarif penukaran untuk tiap pengukuh.
4) Menentukan harga balasan untuk tingkah laku negatif yang muncul.
5) Menentukan jadwal serta tempat penukaran token.
b. Tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan meliputi:
1) Perkenalan program token economy ini di kelas yang menjadi target.
2) Menetapkan aturan yang dipergunakan dalam program ini.
3) Pencatatan tingkah laku siswa selama program ini berlangsung, khususnya saat mata
pelajaran matematika.
c. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini melihat kembali faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya program ini.
Kelebihan serta kekurangan dari program ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk
menyususn rancangan program selanjutnya.

2.3 Aturan & Pertimbangan Token Economy

Purwanta (2015: 158-165) mengemukakan beberapa aturan dan pertimbangan yang pertlu
diperhatikan dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan teknik token economy agar efektif antara
lain sebagai berikut :

1. Hindari penundaan, pemberian token dilakukan seketika setelah perilaku sasaran muncul.
2. Berikan token secara konsisten, pemberian token yang terus menerus (continuous) dan
konsisten akan mempercepat peningkatan perilaku sasaran.
3. Memperhitugkan pengukuh dengan harga kepingan. Perlu dipertimbangkan banyaknya
kepingan yang akan diterima cukup untuk ditukar dengan barang yang diinginkan.
4. Persyaratan hendaknya jelas, aturan yang diterapkan harus jelas dan mudah diikuti.

8
5. Pillih pengukuh (hadiah) yang macam dan kualitasnya memadai. Bila berupa benda,
pengukuh tersebut harus ringan, menarik, mudah dibawa atau disimpan.
6. Kelancaran pengadaan pengukuh idaman.
7. Pemasaran pengukuh idaman, perlu memperhitungkan hukum penawaran dan
permintaaan. Pengukuh yang banyak peminatnya berharga lebih tinggi dari yang tidak
banyak peminatnya.
8. Jodohkan pemberian kepingan dengan pengukuh sosial positif. Pemasangan kepingan
dengan pengukuh sosial positif dapat mendidik keterampilan sosial siswa maupun guru.
9. Perhitungan efeknya terhadap orang lain. Program token economy seyogianya melibatkan
satu kelompok agar tidak ada rasa iri karena perlakuan yng istimewa.
10. Perlu persetujuan berbagai pihak agar tidak menggangu pelaksanaan program yang
menyertainya.
11. Perlu Kerjasama subjek, dalam pelaksanaan teknik token economy makin jelas aturan
main, makin setuju subjek pada program yang akan dilaksanakan. Maka akan semakin
lancer program dan semakin efektif hasil yang diperoleh.
12. Perlu latihan bagi pelaksana. Program token economy sering membutuhkan bantuan
dalam pelaksanaannya. Maka pelaksana perlu mendapatkan latihan-latihan dan
pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan token economy.
13. Perlu pencatatan, selain untuk pertanggungjawaban, juga untuk mendeteksi keberhasilan
program.
14. Kombinasi dengan prosedur lain. Program token economy dapat dikombinasikan dengan
program lain seperti denda dan penyisihan.
15. Follow-up dan penundaan pengukuhan. Apabila token economy sudah berhasil
meningkatkan perilaku, sedangkkan pengukuhan sosial belum dapat menggantikan
program kepingan, maka perlu adanya penundaan pemberian kepingan.

MacMillan (1973: 152) mengemukakan beberapa aturan yang digunakan untuk penyusun
program token economy antara lain :

1. Menggunakan token yang dapat diberikan dengan mudah dan cepat.


2. Token merupakan penguat yang mempelajari agar dapat diarahkan ke penguat lainnya.
Penggunaan variasi hadiah untuk meningkatkan kesempatan penguat efektif untuk
kebanyakan anak.
9
3. Seringkali memperkuat dimulai dan berangsur-angsur dikurang jika tingkah laku sudah
membaik.
4. Token diiringi dengan pujian serta kasih sayang sehingga penguat sosial akan menambah
tenaga penguat.

2.4 Kelebihan & Kekurangan Token Economy

2.4.1 Kelebihan Token Economy

Token economy sebagai salah satu teknik dalam memodifikasi perilaku tentu memiliki
kelebihan dibandingkan dengan teknik lain. Ayllon dan Azrin (Miltenberger, 2008: 510-513)
menyatakan bahwa menggunakan token economy mempunyai banyak kelebihan, yaitu:

1) Token dapat menguatkan tingkah laku siswa dengan seketika setelah terjadi.
2) Token economy tersusun dengan baik sehingga tingkah laku siswa yang diharapkan
diperkuat secara konsekuen.
3) Token merupakan penguat yang dikondisikan secara umum karena akan dipasangkan
dengan penguat lain yang bervariasi.
4) Token mudah untuk dibagikan dan penerima mudah menjumlahkan.
5) Token dapat dengan mudah diukur sehingga tingkah laku yang berbeda dapat menerima
token lebih banyak atau lebih sedikit.
6) Penukaran token mudah dilaksanakan karena penerima dapat menjumlahkan token yang
dapat mengubah masalahnya dalam bertingkah laku.
7) Penerima dapat belajar kemampuan-kemampuan yang terlibat dalam perencanaan ke
depannya dengan menyimpan token untuk penukaran hal-hal yang lebih diinginkan.

Teknik token economy dapat diimplementasikan dengan tingkat keberhasilan tertentu untuk
semua subyek yang perilakunya layak untuk dimodifikasi.

2.4.2 Kekurangan Token Economy


Selain mempunyai kelebihan-kelebihan, token economy juga
mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:
1) Kurangnya pembentukan motivasi intrinsik, karena token merupakan
dorongan dari luar diri.

10
2) Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh pendukung
/back up reinforce
3) Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan dan menerima
token
Sedangkan menurut Miltenberger (2003: 486) kekurangan token economy melibatkan
dalam waktu dan usaha dalam mengorganisir serta pelaksanaan program dan harga pembelian
pengukuh pendukung. Pelatihan staf dan manajemen juga dapat merupakan masalah ketika token
economy mempunyai komponen kompleks atau ketika menyelenggarakan dalam skala besar.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Ekonomi Token adalah satu bentuk pengubahan perilaku yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku yang disukai dan mengurangkan perilaku yang tidak disukai dengan
menggunakan token atau koin, pelaksanaan tabungan kepingan dibagi dalam 3 tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi yang memiliki Kelebihan &
Kekurangannya tersendiri dalam pelaksanaannya Masing-masing tahap memiliki hal-hal
yang harus diperhatikan agar pelaksaan program tabungan kepingan dapat berjalan dengan
baik.

Saran

Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat memberikan saran
atau kritik serta masukan agar dapat menjadi makalah yang sempurna.

12
DAFTAR PUSTAKA

Suci, Jihan. (2020). Keunggulan Token Economy untuk Meningkatkan Perilaku Antri pada Anak
Usia Dini.
Asih, R. L. (2017). Penerapan Teknik Token Economy untuk Meningkatkan Sikap Kerjasama
dan Prestasi Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Gerak Benda Kelas III Sekolah Dasar. .
(Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pend.
Rahmawati S, N. (2015). Token Economy sebagai Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
pada Mata Pelajaran Matematika Kelas II SD Baturetno. (Skripsi). Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pen.

13

Anda mungkin juga menyukai