Anda di halaman 1dari 11

Journal on Education

Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, pp. 14111-14121


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Upaya Guru dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas I dan
IV di SDN Tanjung Duren Selatan 01

Natasya Tambunan1, Nurul Febrianti2


1,2
Universitas Esa Unggul Jakarta, Jl. Arjuna Utara No.9, Duri Kepa, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta
tambunannatasya5@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the teacher's efforts in forming Pancasila Student Profiles for students in grades I
and IV at SDN Tanjung Duren Selatan 01. The research method used is descriptive qualitative. Data collection
techniques used are observation, interviews and documentation. The research results obtained are: (1) Faith,
piety to God Almighty and noble character. Carrying out the habit of praying Dhuha, morning services
according to the elements of religious morality and morality to humans. (2) Global Diversity, by introducing
ethnicity and culture in Indonesia according to elements of knowing and respecting culture and communication
and interaction between cultures and social justice. (3) Work together, by picketing classes according to the
moral elements of nature, collaborating, caring and sharing. (4) Independent, activities carried out by giving
individual assignments according to self-regulation elements. (5) Critical Reasoning, by providing challenging
questions or questions with the aim of students participating in their activities according to the elements of
obtaining and processing information and ideas, and analyzing and evaluating reasoning and procedures. (6)
Creative, activities carried out by giving students handicraft assignments by utilizing used items around them
and holding P5 activities according to the elements of Generating original ideas and Producing original works
and actions.
Keywords: Pancasila Student Profile, Teacher’s Efforts, Teacher

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas I
dan IV di SDN Tanjung Duren Selatan 01. Metode penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang didapat
yaitu: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Melakukan pembiasaan
sholat dhuha, kebaktian pagi sesuai elemen akhlak beragama dan akhlak kepada manusia. (2) Berkhebinekaan
Global, dengan memperkenalkan suku dan budaya di Indonesia sesuai elemen mengenal dan menghargai
budaya dan komunikasi dan interaksi antar budaya dan berkeadilan sosial. (3) Bergotong royong, dengan
melakukan piket kelas sesuai elemen akhlak kepada alam, berkolaborasi, kepedulian dan berbagi. (4) Mandiri,
kegiatan yang dilakukan dengan memberikan tugas secara individu sesuai elemen regulasi diri. (5) Bernalar
Kritis, dengan memberikan pertanyaan atau soal-soal yang menantang dengan tujuan siswa ikut berperan
dalam kegiatannya sesuai dengan elemen memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, dan
menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya. (6) Kreatif, kegiatan yang dilakukan dengan
memberikan siswa tugas kerajinan tangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitarnya
dan mengadakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sesuai elemen Menghasilkan gagasan yang
orisinal dan Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Kata Kunci: Profil Pelajar Pancasila, Upaya Guru, Guru

Copyright (c) 2023 Natasya Tambunan, Nurul Febrianti


Corresponding author: Natasya Tambunan
Email Address: tambunannatasya5@gmail.com (Jl. Arjuna Utara No.9, Kb. Jeruk, Kota Jakarta B., DKI Jakarta)
Received 23 March 2023, Accepted 28 March 2023, Published 29 March 2023

PENDAHULUAN
Pendidikan menurut Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) pada pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berperan untuk
meningkatkan kemampuan, membentuk karakter dan perilaku, agar menciptakan manusia yang
14112 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 14111-14121

beriman dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menunjukkan sikap demokratis dan
bertanggung jawab.
Pendidikan di era teknologi saat ini berkembang sangat maju, teknologi tidak hanya dirasakan
oleh orang dewasa saja, bahkan anak usia sekolah dasar pun dapat merasakan hasil dari
perkembangan teknologi saat ini (D. P. Putri, 2018). Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan
memiliki dampak positif seperti, membantu guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, dan
membantu siswa dalam berkomunikasi jarak jauh dengan guru, adapun dampak negatif nya dikutip
dari penelitian Amalia & Dewi, (2022) dampak negatif dari penggunaan teknologi yaitu membuat
siswa menjadi malas, terjadi nya kesenjangan sosial, kurangnya hidup bersosial, serta mengikuti dan
menirukan gaya hidup dari budaya asing, dan adanya pembulian rasisme.
Adapun upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMDIKBUD) adalah membuat program Profil Pelajar Pancasila, Profil Pelajar Pancasila memiliki
peran sebagai tumpuan guru dalam membangun karakter siswa. Profil Pelajar Pancasila merupakan
program yang mengajarkan dan memberikan siswa pemahaman tentang akhlak, mandiri, hidup
bersosialisai dan berperilaku yang berasaskan pada nilai-nilai Pancasila, agar pelajar-pelajar Indonesia
dapat mengimplementasikan Pancasila didalam kehidupannya serta hidup berpedoman pada nilai-nilai
Pancasila (Kurniawaty & Faiz, Aiman, 2022).
Dalam Undang-undang nomer 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 – 2024 menyatakan terdapat 6 profil yang akan dibentuk
dalam program profil pelajar Pancasila yaitu:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia dibentuk agar menjadi pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia, berakhlak pribadi, akhlak kepada manusia, alam dan negara, untuk
menciptakan pelajar yang memiliki karakter dan perilaku baik dan benar (Sutiyono, 2022)
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia harus menjaga keluhuran budaya, daerah, dan jati dirinya. Elemen yang
terkandung yaitu mengenal dan mengahargai budaya memiliki keterampilan komunikasi antar budaya
ketika berhadapan dengan orang lain dan refleksi dan tanggung jawab untuk mengalami keragaman.
(Ismail, Suhana, & Zakiah, 2021).
3. Bergotong-royong
Bergotong-royong merupakan bentuk semangat hidup yang dilakukan bersama dalam wujud
nyata untuk mencapai cita-cita yang berkualitas Syofyan, (2023:38).
4. Mandiri
Pelajar mandiri adalah pelajar Indonesia yang memiliki keberanian untuk mengembangkan
diri nya, dan berani dalam bertanggung jawab atas proses, hasil dan tindakan yang dilakukan.
Upaya Guru dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas I dan IV di SDN Tanjung Duren Selatan 01,
Natasya Tambunan, Nurul Febrianti 14113

5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mencari informasi, mengevaluasi
dan menyimpulkannya.
6. Kreatif
Pelajar Pancasila yang kreatif dapat menciptakan sesuatu yang unik dan bermakna, berguna,
dan berpengaruh.
Keenam profil tersebut harus diterapkan di dalam satuan pendidikan., agar peserta didik dapat
terlibat langsung dalam lingkungan sekolah maupun bermasyarakat, dan kegiatan ini dapat menjadi
sarana yang ideal dalam memotivasi siswa agar menjadi pelajar yang terampil, berkarakter dan
berbudi pekerti sesuai dengan nilai-nilai Ideologi Pancasila.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti lewat wawancara dengan salah
seorang guru kelas I, guru tersebut menyatakan bahwa SDN Tanjung Duren Selatan 01 belum seluruh
kelas menerapkan kegiatan yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila. Pasalnya sekolah baru
memfokuskan dan menekankan kegiatan tersebut di kelas I dan kelas IV sesuai dengan kurikulum
baru yaitu kurikulum merdeka, dan contoh kasus yang terjadi yaitu pada siswa kelas I, masih terdapat
anak yang belum mandiri, dan belum bisa bersosialisasi khususnya bekerja sama dengan orang lain
pada awal pembelajaran, dan hal tersebut terjadi merupakan dampak dari pandemi. Contoh kasus
selanjutnya yaitu pada kelas IV masih ditemukan siswa yang melakukan bullying seperti body
shaming dan saling bertengkar. Oleh sebab itu masih banyak anak-anak yang belum seimbang
perkembangan biologis dan kronologisnya khususnya terkait dengan sosial emosional, sehingga
diperlukannya Profil Pelajar Pancasila untuk pembentukan karakter siswa.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia, yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (Direktorat Sekolah Dasar, 2021). Profil pelajar
Pancasila merupakan salah satu program terpenting dalam pendidikan, khususnya dalam pembentukan
karakter Pancasila. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya untuk memperkuat pendidikan
karakter pada diri siswa melalui profil pelajar Pancasila, sehingga semua kebijakan yang terkait
pembelajaran harus menghasilkan pelajar Indonesia yang memiliki kepribadian dan mampu
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya (Ernawati & Rahmawati, 2022).
Sesuai dengan Undang-undang nomer 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 – 2024 menyatakan terdapat elemen-elemen untuk
membentuk profil Pelajar Pancasila. Elemen tersebut yang menjadi indikator siswa sebagai pelajar
Pancasila, terdapat 6 dimensi yang akan dibentuk dalam program profil pelajar pancasila, yaitu, (1)
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) Berkebhinekaan global,
(3) Gotong Royong, (4) Mandiri, (5) Bernalar kritis, (6) Kreatif.
Projek Profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dibuat
untuk meningkatkan upaya dalam mencapai kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila. Kegiatan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan secara teratur dan
14114 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 14111-14121

terencana. Projek dirancang secara terpisah dari kegiatan intrakulikuler (Kemendikbud Ristek, 2021).
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan diluar dari kegiatan intrakulikuler karena projek
penguatan memfokuskan pada kegiatan kokurikuler dengan tujuan untuk memperkuat dan
memperdalam kegiatan intrakulikuler (Sebayang, 2022). Projek Profil Pelajar Pancasila memiliki
tema, yang tertulis dalam (Kemendikbud Ristek, 2021) terdapat 5 tema yang diimpementasikan pada
satuan sekolah dasar yaitu; “(1) Gaya hidup berkelanjutan (2) Kearifan local (3) Bhinneka Tunggal
Ika (4) Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI (5) Kewirausahaan”.
Guru merupakan orang yang selalu digugu dan ditiru tindak dan perilakunya oleh siswanya
(Syofyan.et al. 2020). Guru memiliki peran penting dalam proses kegiatan pembelajaran, guru
dituntut untuk menjadi seseorang sekreatif mungkin disetiap kegiatan mengajar dan guru harus
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar (Hakim & Syofyan, 2017). Menurut Tokan, (2016) guru
memiliki peran yang dapat dilakukan selama proses pembelajaran dan diluar pembelajaran yaitu,
sebagai pendidik, pengajar, sumber belajar, pembimbing, evaluator, motivator, manajer, model dan
teladan, fasilitator, dan mediator. Peran guru diperlukan selama proses membentuk Profil Pelajar
Pancasila pada siswa.
Dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 10 tentang guru dan dosen, menyatakan
bahwa terdapat 4 kompetensi guru yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional.
1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengarahkan pembelajaran, yang meliputi
pemahaman siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dibuat dan ditetapkan oleh guru atau sekolah (Putri & Syofyan, 2019).
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan guru dalam berkepribadian dalam bersosialisasi,
bersikap dewasa, berwibawa dan menjadi teladan bagi seluruh siswa-siswi (Mulyasa, 2013:117).
3. Komptensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam berkomunikasi dan
menjalin hubungan sosial yang baik dengan siswa, wali siswa, rekan kerja dan masyarakat (Febriana,
2019:12).
4. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran
sebelum mengajar, dan memimbing siswa (Febriana, 2019:12).
Pendidikan karakter berperan dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila karena berpicu pada
pendidikan Pancasila, adapun nilai-nilai karakter dalam (Syofyan, 2017) yang tercermin dari
Pancasila, yaitu:
1. Karakter yang berasal dari hati yaitu beriman, bertakwa, jujur, bertanggung jawab, berani,
berjuang dan berjiwa patriotik.
Upaya Guru dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas I dan IV di SDN Tanjung Duren Selatan 01,
Natasya Tambunan, Nurul Febrianti 14115

2. Karakter yang berasal dari olah pikir yaitu cerdas, kreatif, produktif, rasa ingin tahu, reflektif,
kritis dan inovatif.
3. Karakter yang berasal dari olah raga yaitu, sportif, sehat, kooperatif, kompetitif, gigih dan
tangguh.
4. Karakter yang berasal dari olah rasa yaitu, saling menghargai, kemanusiaan, gotong royong,
saling menghormati, sikap toleransi, sikap nasionalis, peduli, cinta dan bangga menggunakan
produk tanah air dan bahasa Indonesia dan cinta tanah air.
Karakteristik pada pertumbuhan setiap anak usia sekolah dasar memiliki perbedaan dengan
karakteristik pertumbuhan pada remaja dan dewasa (Sapitri & Syofyan, 2022). Adapun karakteristik
pada siswa sekolah dasar, yaitu (Hayati, Neviyarni, & Irdamurni, 2021), senang bermain, senang
bergerak, menyukai pekerjaan berkelompok, dan menyukai peragaan langsung.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tanjung Duren Selatan 01, yang beralamat di Jalan
Tanjung Duren Dalam V, RT.1/RW.3, Kecamatan Grogol Petamburan, Kota Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 11470 pada bulan Januari 2023 menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan observasi,
observasi merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan
merasakan kejadian berdasarkan pengamatan yang terjadi (Ruslan, Fauziah, & Alawiyah, 2016).
Teknik wawancara, wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Pada teknik wawancara, peneliti melakukan
wawancara dengan enam guru di SDN Tanjung Duren Selatan 01, dan dokumentasi Dalam penelitian
ini dokumentasi diperuntukan untuk melengkapi data dari observasi dan wawancara.

HASIL DAN DISKUSI


Setelah peneliti mengumpulkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi, selanjutnya peneliti masuk dalam tahap menganalisis dan menjelaskan lebih lanjut
mengenai upaya guru dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila pada siswa kelas I dan IV di SDN
Tanjung Duren Selatan
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Pertama, upaya yang dilakukan guru dalam membentuk dimensi Beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia yaitu dengan mengadakan pembiasaan rutin sholat dhuha
berjamaah, membaca surat-surat pendek dan sholawatan yang dipimpin oleh guru agama islam yang
diadakan di lapangan sekolah, sedangkan pembiasaan yang dilakukan siswa agama kristen yaitu
dengan melakukan kebaktian pagi yang dipimpin oleh guru agama kristen yang diadakan di ruang
kelas. Selanjutnya melakukan pembiasaan berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran, dan mengajarkan siswa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
14116 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 14111-14121

Sekolah tersebut terlihat bahwa dalam menanamkan dimensi Beriman, bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa sudah terlihat dan sesuai dengan elemen akhlak beragama dengan mengenal
dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa, pemahaman agama, dan pelaksaan ibadah yang dilakukan di
sekolah dan ditemukan juga elemen akhlak kepada manusia karena siswa menghargai perbedaan yang
ada. Ditemukan bahwa di sekolah tersebut dalam menanamkan elemen akhlak bernegara masih belum
terlihat. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Nur et al., 2023), hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa upaya yang dilakukan dalam penelitian tersebut yaitu dengan membuat program
baca tulis Al-Qur’an, tadarus, pembiasaan sholat dhuha dan fardhu berjamaah, ekstrakulikuler rohis,
dan menerapakan 5S.
Berkhebinegaan Global
Upaya yang dilakukan guru dalam membentuk dimensi berkhebinekaan global yaitu dengan
memperkenalkan provinsi, daerah-daerah dan makanan khas daerah upaya tersebut dilakukan salah
satunya dalam bentuk kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dalam kegiatan projek
Profil Pelajar Pancasila sekolah menggunakan tema kearifan lokal dengan subtema pelindung es
tradisional, siswa kelas 1 membuat makanan khas tradisional Betawi yaitu gengsot dan kelas 4
membuat es goyang, sejalan dengan penelitian (Hadi et al., 2022) hasil penelitian menunjukan bahwa
penanaman nilai-nilai kearifan lokal dalam melestarikan kebudaayaan Indonesia sangat penting untuk
membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila. Sekolah tersebut juga mengajarkan dan mengenalkan
siswa berbagai budaya yang ada di Indonesia melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila guru mengenalkan siswa beragam makanan khas daerah yang dilakukan dan dibuat oleh
siswa itu sendiri.
Oleh karena itu guru mengajarkan dan mengingatkan siswa bahwa Indonesia memiliki banyak
keberagaman seperti suku, ras dan agama agar setiap siswa dapat hidup berdampingan untuk saling
menghargai dan menghormati perbedaan yang ada. Sejalan dengan teori yang dikemukan oleh
(Rudiawan & Asmaroini, 2022) bahwa kebhinekaan global merupakan salah satu upaya agar siswa
cinta tanah air, mencintai keberagaman budaya Indonesia, menghargai perbedaan suku, budaya dan
ras yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil yang didapat ditemukan bahwa sekolah tersebut terlihat
dalam menanamkan dimensi berkhebinekaan global sudah sesuai dengan elemen mengenal dan
menghargai budaya dan komunikasi dan interaksi antar budaya.
Bergotong royong
Upaya yang dilakukan guru dalam membentuk dimensi bergotong royong yaitu dengan
megadakan kegiatan yang bersifat kelompok seperti kegiatan piket kelas, kegiatan tersebut mengacu
pada elemen akhlak kepada alam karena siswa menjaga lingkungan sekolah dengan melakukan
kegiatan piket kelas. Selanjutnya di kelas 1 guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkolaborasi dalam kegiatan menari guru membebaskan siswa untuk menentukan gerakan tarian
yang diinginkannya. Upaya lainnya yang dilakukan guru yaitu dengan membuat kelompok belajar,
tujuan dibentuknya kelompok belajar agar siswa saling membantu teman yang mengalami kesulitan
Upaya Guru dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas I dan IV di SDN Tanjung Duren Selatan 01,
Natasya Tambunan, Nurul Febrianti 14117

materi, di samping itu guru memberikan pengertian bahwa kegiatan saling membantu dan
mengajarkan teman mengenai materi tidak dapat dilakukan pada saat ujian berlangsung dan saat
pembiasaan makan buah siswa diajarkan untuk saling berbagi kepada teman yang tidak membawa
buah.
Selanjutnya guru dan sekolah membuat kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,
kegiatan yang dilakukan dipersiapkan oleh siswa, siswa diberi kebebasan untuk berkreasi secara
bergotong royong. Dalam kegiatan Projek Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila, sekolah
menggunakan tema kearifan lokal dimensi bergotong royong dengan elemen kolaborasi dan sub
elemen kerja sama dan menampilkan tindakan yang sesuai dengan harapan dan tujuan kelompok,
kegiatan tersebut menunjukan hasil penilaian sikap pada siswa kelas 4 yaitu rata-rata menunjukan
sikap dan karakter bergotong royong sudah sangat berkembang, sedangkan penilaian pada siswa kelas
1 yaitu rata-rata siswa menunjukan sikap kerja sama dalam kelompok yang dilakukan dari awal
hingga akhir kegiatan sudah terlihat. Hasil projek menunjukan bahwa karakter siswa sesuai dimensi
bergotong royong telah terbentuk dengan kegiatan Profil Pelajar Pancasila. Upaya-upaya yang telah
dilakukan guru tersebut sesuai dengan elemen kolaborasi yang kegiatannya dilakukan secara kerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, kepedulian terhadap lingkungan sosial dan berbagi.
Mandiri
Upaya yang dilakukan guru dalam membentuk dimensi mandiri yaitu pada siswa kelas 1 guru
mengajarkan siswa untuk mandiri dengan memberi pelatihan ke kamar mandi sendiri guru hanya
mengarahkan dan mendampingi, guru juga mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas
makanan yang dibawa agar dihabiskan. Upaya selanjutnya yang dilakukan guru yaitu memberikan
tugas mandiri yang bersifat individu serta siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya, hal tersebut
dilakukan guru agar siswa memiliki kepercayaan diri dalam melakukan pekerjaannya. Upaya lainnya
yaitu guru mengajarkan siswa untuk menanamkan sifat disiplin dengan datang ke sekolah tepat waktu
dan tanggung jawab pada diri nya salah satunya seperti membersihkan peralatan makan sendiri, sesuai
dengan toeri (Juliani & Bastian, 2021) bahwa tujuan dari dimensi mandiri yaitu agar siswa Indonesia
menjadi siswa yang mandiri, memiliki tanggung jawab atas yang dikerjakan, atas proses dan hasil
serta bertujuan meliputi pemahaman diri. Guru memberikan nasihat bahwa kegiatan mandiri bukan
hanya dilakukan disekolah saja tetapi juga dilakukan didalam rumah. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan elemen yang terdapat pada dimensi mandiri yaitu regulasi diri, karena siswa
diibentuk agar menunjukan inisiatif dan bekerja secara mandiri serta mengembangkan pengendalian,
disiplin diri dan percaya diri dalam melakukan kegiatan.
Bernalar Kritis
Upaya yang dilakukan guru dalam membentuk dimensi bernalar kritis yaitu dengan
memberikan tantangan kepada siswa terkait materi pelajaran, melakukan kegiatan berdiskusi yang
melibatkan seluruh siswa ikut andil dalam diskusi, guru membuat tugas presentasi dan melakukan
penyelesaian di akhir dari tugas yang diberikan, kegiatan tersebut sesuai dengan elemen yang ada
14118 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 14111-14121

dalam dimensi bernalar kritis yaitu elemen memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, dan
menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya yang bertujuan agar seluruh siswa dapat
mengembangkan potensi dirinya, dapat mengutarakan pendapat dan ide yang dimilikinya. Sesuai
dengan teori (Irawati et al., 2022) bahwa upaya membentuk karakter siswa yang bernalar kritis dapat
membentuk dan mengarahkan siswa agar menjadi pribadi yang memiliki pemikiran terbuka dan
berani berpendapat serta selalu menghargai orang lain.
Upaya lainnya melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan
menggunakan tema kearifan lokal dimensi bernalar kritis dengan elemen memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan dan sub elemen mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi
dan gagasan. Kegiatan tersebut menunjukan hasil penilaian sikap pada siswa kelas 4 yaitu rata-rata
menunjukan sangat berkembang, sedangkan penilaian pada siswa kelas 1 yaitu menunjukan sikap
berani berpendapat dan percaya diri rata-rata siswa sudah menunjukan sikap berani berpendapat dan
memiliki kepercayaan diri dalam melakukan kegiatan dan berpendapat. Upaya guru dalam kegiatan
projek tersebut telah menunjukan bahwa karakter siswa sudah sangat berkembang melalui upaya-
upaya yang telah dilakukan oleh guru.
Kreatif
Upaya yang dilakukan guru dalam membentuk dimensi kreatif yaitu dengan memberikan
tugas kerajinan tangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada disekitarnya contoh
kerajinan tangan yang telah dibuat yaitu pot yang terbuat dari botol bekas. Sejalan dengan teori
(Susilawati, Sarifudin, & Muslim, 2021) bahwa Pelajar Pancasila merupakan pelajar yang mampu
menghasilkan gagasan, dan karya. Menghasilkan gagasan dan karya merupakan suatu hal yang
didorong melalui minat dan ide-ide yang dimilikinya sehingga menghasilkan sebuah kreatifitas dan
produk yang bermanfaat. Selanjutnya upaya yang dilakukan guru yaitu dengan memberikan tugas
siswa membuat mind mapping salah satu kegiatan mengembangkan kreatifitas siswa.
Upaya lainnya yaitu dengan mengadakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dengan mengambil tema kearifan lokal. Kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa itu sendiri, siswa
diberi kebebasan menuangkan ide kreatifitas yang ada dalam dirinya contohnya seperti membuat
poster iklan yang akan ditampilkan di festival Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan menghias
stand festival. Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada siswa kelas 4 menunjukan
hasil penilaian sikap dimensi kreatif siswa yaitu rata-rata menunjukan siswa sudah sangat
berkembang, dan penilaian sikap pada siswa kelas 1 sudah menunjukan kreatifitas dan sudah
berkembang dari sebelumnya . Siswa menunjukan kreatif dalam dirinya melalui upaya yang dilakukan
guru. Maka dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam membentuk karakter kreatif
pada siswa melalui kegiatan-kegiatan yang mengasa ide dan kreatifitas siswa salah satunya kegiatan
yang dilakukan siswa yaitu membuat pot dari botol bekas hal tersebut sesuai dengan elemen
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal dan kegiatan yang dilakukan pada saat Profil Pelajar
Upaya Guru dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas I dan IV di SDN Tanjung Duren Selatan 01,
Natasya Tambunan, Nurul Febrianti 14119

Pancasila sesuai dengan elemen memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan mengenai upaya guru dalam
membentuk Profil Pelajar Pancasila siswa kelas 1 dan 4 dapat ditarik kesimpulkan bahwa terdapat
beberapa upaya, guru dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila pada siswa. Upaya yang dilakukan
guru dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila sesuai dengan dimensi yang ada, pertama dalam
dimensi Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia guru melakukan
pembiasaan sholat dhuha, membaca surat surat pendek dan sholawat bagi yang beragama islam
sedangkan bagi yang beragama kristen melakukan kebaktian pagi yang diadakan di hari jumat sesuai
dengan elemen berakhlak beragama dan akhlak kepada manusia karena siswa menghargai perbedaan
yang ada. Kedua dalam dimensi Berkhebhinekaan global guru mengenalkan provinsi, makanan dan
daerah salah satunya dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila hal tersebut sesuai
dengan elemen mengenal dan menghargai budaya dan komunikasi dan interaksi antar budaya dan
berkedilan sosial.
Ketiga dalam dimensi bergotong royong guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan
memberikan kegiatan yang bersifat kelompok seperti piket kelas hal tersebut sesuai dengan elemen
kolaborasi, kepedulian dan berbagi. Keempat dalam dimensi mandiri guru memberikan tugas-tugas
yang dikerjakan secara individu dan mengajarkan siswa untuk memiliki tanggung jawab dalam
dirinya hal tersebut sesuai dengan dimensi regulasi diri. Kelima dalam dimensi bernalar kritis dengan
memberikan tantangan kepada siswa terkait materi pelajaran, melakukan kegiatan berdiskusi yang
melibatkan seluruh siswa ikut andil dalam diskusi hal tersebut sesuai dengan elemen memperoleh dan
memproses informasi dan gagasan, dan menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya.
Keenam dalam dimensi kreatif, guru dengan memanfaatkan barang bekas untuk menghasilkan suatu
produk hal tersebut sesuai dengan elemen menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. Karakter
dan sikap siswa melalui kegiatan Profil Pelajar Pancasila menunjukan karakter Profil Pelajar Pancasila
sudah sangat berkembang.

REFERENSI
Amalia, G., & Dewi, D. A. (2022). Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah Dasar di Tengah
Pengaruh Negatif Globalisasi. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 120–127.
Retrieved from https://ummaspul.e-journal.id/MGR/article/download/3488/1224
Direktorat Sekolah Dasar. (2021). Profil Pelajar Pancasila. Retrieved from Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan website: http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila
Ernawati, Y., & Rahmawati, F. P. (2022). Analisis Profil Pelajar Pancasila Elemen Bernalar Kritis
dalam Modul Belajar Siswa Literasi dan Numerasi Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
14120 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 14111-14121

6(4), 6132–6144.
Febriana, R. (2019). Kompetensi Guru (B. S. Fatmawati, Ed.). Bumi Aksara.
Hakim, S. A., & Syofyan, H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (Tgt) Terhadap Motivasi Belajar Ipa Di Kelas Iv Sdn Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta
Barat. International Journal of Elementary Education, 1(4), 249.
https://doi.org/10.23887/ijee.v1i4.12966
Hayati, F., Neviyarni, N., & Irdamurni, I. (2021). Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar :
Sebuah Kajian Literatur. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1809–1815. Retrieved from
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/1181
Ismail, S., Suhana, S., & Zakiah, Q. Y. (2021). “Analisis Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter
dalam Mewujudkan Pelajar Pancasila di Sekolah.” Jurnal Manajemen Pendidikan …, 2(1),
76–84. Retrieved from https://dinastirev.org/JMPIS/article/view/388
Kemendikbud Ristek. (2021). Profil Pelajar Pancasila. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 1–
108. Retrieved from http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila
Kurniawaty, I., & Faiz, Aiman, P. (2022). Strategi Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5170–5175. Retrieved from
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3139
Mulyasa. (2013). Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru (Mukhlis, Ed.). PT. Remaja Rosdakarya.
Putri, D. P. (2018). Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital. 2(1), 1–14.
Putri, S. T., & Syofyan, H. (2019). Pengaruh Kompetensi Guru Kelas Terhadap Minat Sekolah Dasar
Negeri Tanjung Duren Utara 02. Jurnal Pendidikan Dasar, (X), 1–11.
Ruslan, Fauziah, T., & Alawiyah, T. (2016). Kendala Guru dalam Menerapkan Penilaian Autentik di
SD Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 147–
157. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/188254-ID-kendala-guru-
dalam-menerapkan-penilaian.pdf
Sapitri, J., & Syofyan, H. (2022). Pengaruh Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) Terhadap
Hasil Belajar Materi Suhu dan Kalor Siswa Di Sekolah Dasar. 7(3), 513–521. Retrieved from
https://repository.stai-tbh.ac.id/handle/123456789/267%0Ahttps://repository.stai-
tbh.ac.id/bitstream/handle/123456789/267/SKRIPSI
SUDARMI.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Sebayang, K. B. (2022). Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Untuk
Mewujudkan Pelajar Pancasila Di Sekolah Dasar. Jurnal Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Sutiyono. (2022). Analisis Faktor Pendukung dan Daktor Penghambat Pembentukan Profil Pelajar
Pancasila SD Negeri Deresan Sleman. 2(August), 1–10.
Syofyan. Harlinda, Susanto, R., Setiyati, R., & Vebryanti. (2020). PKM Pemberdayaan Kompetensi
Sosial dan Kepribadian Guru dalam Penguatan Pendidikan Karakter Siswa. Ikraith-Abdimas,
Upaya Guru dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas I dan IV di SDN Tanjung Duren Selatan 01,
Natasya Tambunan, Nurul Febrianti 14121

3(3), 26–33. Retrieved from https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-


ABDIMAS/article/view/759
Syofyan, H. (2017). Membangun Peradaban Dengan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Di
Sekolah. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(2), 13. Retrieved from
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/EDU/article/view/1826
Syofyan, H. (2023:38). Integrasi Pendidikan Karakter. CV. Budi Utama.
Tokan, R. I. (2016). Sumber Kecerdasan Manusia (A. Pramono, Ed.). Retrieved from
file:///C:/Users/user/Downloads/Sumber Kecerdasan Manusia by P. Ratu Ile Tokan, M.Pd. (z-
lib.org).pdf

Anda mungkin juga menyukai