Anda di halaman 1dari 33

CERITA PENDEK

Anggota :

Amanda Yuliyati (03)

Diaz Gian Claresta (09)

M. Raihan Zulfikar (20)

Renata Azzahra (25)

Roby Purnomo (26)

Shella Annisa Sejati (28)

Sindi Apriliana (29)

Zulfa Lisanastiti (32)

SMA Negeri 1 Klaten

Tahun Ajaran 2018/2019


A. Pengertian cerpen

Cerpen atau cerita pendek merupakan jenis karya sastra yang disajikan dalam bentuk
tulisan yang berwujud sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, dan ringkas.

Selain itu cerpen juga dapat disebut dengan sebuah prosa fiksi yang isinya mengenai
pengisahan yang hanya terfokus pada satu konflik atau permasalahan. Untuk lebih singkatnya,
cerpen ialah cerita pendek yang hanya terpusat pada satu konflik saja.

Namun masih ada opini lain yang mengenai cerpen yakni pengertian cerpen menurut para
ahli :

 Menurut Nugroho Notosusanto Dalam Tarigan


Cerpen merupakan kisah cerita pendek mulai dari 5000 kata-kata atau memperkirakan 17
pp kwarto spasi ganda dan berpusat pada dirinya sendiri.
 Menurut Hendy
Cerita pendek merupakan sebuah cerita pendek yang berisi narasi tungal.
 Menurut J.S Badudu
Cerpen merupakan cerita yang menjurus dan kosentrasi yang berpusat pada satu peristiwa
yaitu peristiwa yang menumbuhkan peristiwa itu sendiri.
 Menurut Sumardjo
Fiksi cerita pendek atau tidak benar-benar terjadi tetapi bisa terjadi kapan saja dan
dimana saja dimana cerita ini relatif singkat.
 Menurut KBBI
Cerita pendek berasal dari dua kata yang berarti pidato yang ialah kisah tentang
bagaimana dan cerita pendek berarti pendek “tidak lebih dari 10.000 kata” yang
memberikan kesan dominan dan berkonsentrasi hanya pada satu tokoh saja dalam cerita,
menurut dia tidak ada cerita pendek hingga 100 halaman.
 Menurut Allan Poe Dalam Nurgiyantoro Dalam Regina Bernadette
Cerita pendek diartikan sebagai bacaan singkat yang dapat dibaca sekali duduk dalam
waktu setengah sampai dua jam, genrenya memiliki efek tunggal, karakter, plot dan setting
yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks “pengarang cerpen tidak melukiskan
seluk beluk kehidupan tokohnya secara menyeluruh, melainkan hanya menampilkan
bagian-bagian penting kehidupan tokoh yang berfungsi untuk mendukung cerita tersebut
yang juga bertujuan untuk menghemat penulisan cerita karena terbatasnya ruang yang ada.
 Menurut Aoh. K.H
Cerpen yang merupakan salah satu cerita pendek yang ditulis oleh fiksi atau fantasi
disebut dengan naratif prosa pendek.
 Menurut H. B. Jassin
Mengatakan bahwa cerita pendek ialah sebuah cerita pendek yang harus memiliki bagian
yang paling penting dari pendahuluan dan penyelesaian sengketa.
 Menurut Saini
Cerpen merupakan cerita pendek fiksi atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa terjadi
kapan saja dan dimana saja dimana cerita ini relatif singkat.
 `Menurut Turayev Dalam Regina Bernadette
Cerita pendek bentuk karya sastra naratif yang menampilkan cerminan sebuah episode
dalam kehidupan seorang tokoh.
 Menurut A. Bakar Hamid
Menurutnya bahwa cerpen atau disebut juga dengan cerita pendek seharusnya dilihat dari
jumlah, kuantitas kata yang digunakan antara 500 hingga 20.000 kata, adanya plot, adanya
satu karakter dan adanya kesan.

Kesimpulan dari beberapa pendapat para ahli mengenai definisi cerpen yaitu cerpen adalah
kisah fiksi yang berisi narasi tunggal dan terfokus pada satu tokoh dengan alur yang pendek dan
jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata.

(Sumber : http://www.gurupendidikan.co.id/11-pengertian-cerpen-menurut-para-ahli-beserta-
ciri-cirinya-lengkap/)
B. Struktur cerpen
Dalam pembuatan cerpen kita juga harus mengetahui tentang kerangka atau struktur dari
sebuah cerpen. Adapun struktur cerpen itu sendiri terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi,
evaluasi, resolusi dan koda.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas kerangka tersebut satu persatu :

1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari sebuah cerita. Abstrak merupakan inti dari cerita
yang akan dikembangkan menjadi beberapa rangkaian kejadian. Abstrak juga bisa
disebut sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional sehingga boleh
disertakan maupun tidak dalam sebuah cerpen.
2. Orientasi
Orientasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan suasana, tempat dan waktu
yang ada dalam cerita tersebut. Biasanya orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat,
suasana dan waktu. Karena dalam sebuah cerita terdapat banyak kejadian dan tokoh yang
berbeda-beda.
3. Komplikasi
Komplikasi adalah rangkaian kejadian-kejadian yang berhubungan dan berisikan
tentang sebab akibat kejadian sebuah cerita. Dalam struktur ini kamu bisa menentukan
watak atau karakter dari tokoh cerita. Watak atau karakter dari tokoh dapat muncul
karena kerumitan permasalahan yang mulai terlihat.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah struktur dari konflik-konflik yang terjadi dalam cerita yang
mengarah pada titik klimaks atau puncak permasalahan dan mulai mendapatkan
gambaran penyelesaian dari konflik tersebut. Struktur ini merupakan bagian yang sangat
penting karena sangat menetukan menarik tidaknya suatu cerita. Dalam struktur ini
penulis dapat menyajikan konflik-konflik yang mampu membuat hati pembaca terbawa
suasana sehingga pembaca lebih menghayati dan menjiwai karakter yang ada dalam
cerita ini.
5. Resolusi
Resolusi adalah penyelesaian dari evaluasi. Biasanya resolusi sangat dinanti-nanti
oleh pembaca karena pada struktur ini pengarang memberikan solusi mengenai
permasalahan yang dialami seorang tokoh atau pelaku dalam cerita.
6. Koda
Koda adalah nilai atau pelajaran yang dapat diambil dari suatu cerita. Koda
merupakan hikmah yang terkandung dalam cerita. Koda biasanya dapat diketahui setelah
membaca cerpen dari awal hingga akhir. Koda dapat berupa nasehat, pelajaran dan
peringatan bagi pembacanya.
(Sumber : http://definisipengertian.net/pengertian-cerpen-struktur-unsur-unsur-
cerpen/ )

(Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja
&uact=8&ved=2ahUKEwiMt83Iv6bcAhUBP48KHZpADhgQjRx6BAgBEAU&url=http%3A%2
F%2Fsastrakukeren.blogspot.com%2F2015%2F06%2Fstruktur-dasar cerita.html&psig=
AOvVaw2TnSYRQ94_mW7W2TZUIQY4&ust=1531929315038 009)
C. Ciri-ciri kebahasaan cerpen

Berikut ini adalah ciri kebahasaan yang membangun cerpen :

1. Menggunakan penggambaran waktu lampau

Penggambaran waktu lampau ditandai oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna


kelampauan.

Contohnya : ketika itu, beberapa tahun yang lalu, telah terjadi, dll.

2. Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu

Kata yang menyatakan urutan waktu juga disebut konjungsi kronologis.

Contohnya : sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian, dll.

3. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi

Contohnya : menawari, membersihkan, menghindar, melompat, dll.

4. Menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung

Menggunakan kata kerja yang menunjukkan kaimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang.

Contohnya : mengatakan bahwa, menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan,


menuturkan, menyatakan, dll.

5. Menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh
tokoh

Contohnya : merasakan, menginginkan, mengarapkan, mendambakan, mengalami, dll.

6.Menggunakan dialog

Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...") dan kata kerja yang menunjukkan
tuturan langsung.

Contoh :
Bayu berkata, "Aku ini paling ganteng di desaku!"

"Tidak. Sekali saya bilang, tidak!" teriak Doni.

"Mengapa kau melamun disini?" tanya Bagas pada temannya.

7. Menggunakan kata sifat

Menggunakan kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

Contoh :

- Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang. Bahkan, kamarnya sangat rapi dan
bersih.

- Ia adalah juru masak terbaik yang pernah kutemui.

8. Mencantumkan penyebutan tokoh

Penyebutan tokoh dengan menggunakan nama, kata ganti, julukan, dan sebutan.

9. Memuat kata-kata yang mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik, dan kepribadiannya.

Sumber :

http://googleweblight.com/i?u=http://www.ilmudaninfo.com/2017/11/ciri-ciri-kebahasaan-teks-
cerpen.html?m%3D1&hl=id-ID

http://googleweblight.com/i?u=http://studentshareid.blogspot.com/2015/04/ciri-kebahasaan-
teks-cerpen.html?m%3D1&hl=id-ID
D. Perbedaan cerpen, novel, dan drama

PERBEDAAN CERPEN NOVEL DRAMA


Penyajian Uraian cerita Uraian cerita Dialog antar tokoh
Alur Alur sederhana Alur rumit dengan Alur sederhana
dengan ruang gerak ruang gerak luas dan dengan ruang gerak
sempit dan terbatas tak terbatas sempit dan terbatas
Tokoh Jumlah tokoh yang Jumlah tokoh yang Jumlah tokoh yang
muncul hanya muncul lebih banyak muncul hanya
beberapa orang beberapa orang
Latar Meliputi wilayah Meliputi wilayah Meliputi wilayah
yang sempit geografis yang luas yang sempit
Tema Mengupas masalah Lebih kompleks dan Mengupas masalah
yang sederhana rumit yang sederhana
Perwatakan Diungkap secara Diungkap perlahan Diungkap perlahan
jelas, singkat, dan pada setiap bagian pada setiap bagian
langsung terarah cerita cerita
Konflik Satu konflik dengan Beberapa konflik dan Satu konflik dengan
satu klimaks beberapa klimaks satu klimaks

(Sumber : http://danperbedaan.blogspot.com/2016/05/perbedaan-cerpen-dan-novel.html)
E. Unsur intrinsik dan ekstrinsik

Cerpen memiliki dua unsur pembangun, diantaranya adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Jika
diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan
tersebut. Salah satu poin saja hilang, maka bangunan tersebut akan roboh. Begitupun dengan
unsur intrinsik, jika salah satu unsur ini hilang, maka karya tulis tersebut tidak bisa di sebut
sebagai cerpen.

(Sumber : https://tandapagar.com/pengertian-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-cerpen/I)

 Unsur intrinsik cerpen

1. Tema

(Sumber : blogsport.com)

Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema (topik permasalahan). Dalam semua
karya tulis, tema merupakan unsur pertama yang harus dipenuhi oleh seorang pengarang. Karena
tema merupakan sebuah nyawa dalam sebuah karya tulis, termasuk cerpen.

Dengan begitu, tema dapat disebut dengan ide atau gagasas yang melatarbelakangi
keseluruhan cerita dalam sebuah cerpen. Seoerang pengarang diizinkan mengambil berbagai
macam tema, mulai tema yang umum atau tema yang lebih spesifik.
Tetapi karangan ini cenderung pada sebuah curahan hati seorang pengerang yang
diluapkan dalam karya tulis. Dan hal itu membuat kebanyakan cerpen hanya membahas tentang
lingkungan, persahabatan, percintaan atau mungkin pengalaman pribadi penulis.

2. Tokoh

(Sumber : storage.cloversites.com)

Unsur intrinsik cerpen setelah tema yaitu tokoh (pelaku) dalam cerpen tersebut. Tokoh
adalan pelaku fiktif yang dihadirkan oleh seorang pengarang dalam sebuah cerpen. Pada sebuah
cerpen, tokoh dibagi menjadi dua golongan yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu.

Dalam sebuah cerpen tokoh utama terdiri dari dua golongan. Yaitu tokoh baik
(protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). Kedua tokoh inilah yang menjadi sorotan utama dalam
jalannya cerita sebuah cerpen. Biasanya tokoh ini hanya terdiri masing-masing satu dari setiap
karakter, dan dibantu oleh tokoh pembantu.

Adapun tokoh yang kedua adalah tokoh pembantu, tugas tokoh pembantu ialah
membantu peran dari tokoh utama. Biasanya tokoh ini menjadi teman atau keluarga dari tokoh
utama. Selain membantu tokoh utama, tokoh pembantu juga berfungsi sebagai warna tambahan
dalam cerpen.

Adapun watak tokoh dalam sebuah cerpen dibagi menjadi 4 yaitu:

1) Tokoh Protagonis: Adalah seorang tokoh yang memiliki sikap atau karakter baik.
Biasanya tokoh ini menjadi tokoh utama dalam sebuah cerpen.
2) Tokoh Antagonis: Adalah seorang tokoh yang memiliki sikap atau karakter jahat.
Tokoh ini juga termasuk tokoh utama setelah tokoh protagonis, dan tugas tokoh ini
adalah menentang tokoh protagonis.
3) Tokoh Tritagonis: Adalah seorang tokoh yang memiliki sikap atau karakter
penengah. Atau seorang tokoh yang bertugas menjadi penengah antara tokoh
protagonis dengan tokoh antagonis. Dalam sebuah cerpen tokoh ini memiliki sifat arif
dan bijaksana.
4) Tokoh Figuran: Adalah seorang tokoh pembantu dalam sebuah cerpen. Dalam sebuah
cerpen tokoh ini bertugas untuk memberi warna tambahan. Tetapi tokoh ini tidak
sering muncul dalam jalannya cerita.

3. Penokohan
Mungkin kebanyakan dari kita menganggap sama antara tokoh dan penokohan. Tetapi
pada dasarnya kedua unsur ini memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Jika tokoh diartikan
seorang pelaku dalam sebuah cerpen, sementara penokohan adalah cara pengarang
menggambarkan tentang tokoh dalam cerpen.

Cara pengarang menggambarkan sifat dari tokoh tersebut bisa dengan berbagai macam cara.
Tetapi cara yang paling sering digunakan oleh pengarang untuk menggambarkan sifat tokoh
sebagai berikut.

1. Penggambaran melalui fisik tokoh (cara berpakaian, tinggi bagan, cantik atau jelek dan
cara berpakaian).

2. Penggambaran melalui percakapan yang dilakukan sendiri maupun yang dilakukan oleh
tokoh lain.

3. Reaksi dari tokoh lain, bisa berupa pendapat, komentar sikap, komentar dan lain
sebagainya.
4. Alur

(Sumber : tipsonsongwriting.com)

Unsur intrinsik cerpen yang selanjutnya adalah alur (plot). Alur merupakan rangkaian
peristiwa yang disampaikan penulis untuk membentuk sebuah cerita dalam cerpen. Dalam
menyampaikan cerita, pengarang harus menggunakan tahapan-tahapan alur seperti berikut.

1) Tahap Perkenalan: Tahap ini merupakan pembukaan cerita atau sebuah informasi awal.
Tahapan ini bisa berbentuk pengenalan tokoh dan pengenalan latar. Dan tahapan ini berfungsi
untuk melandasi cerita yang akan disampaikan pengarang dalam tahapan berikutnya.

2) Tahap Permunculan konflik: Tahapan ini adalah tahap awal munculnya sebuah
permasalahan. Dan di sinilah pengarang memberikan gambaran awal tentang permasalah
dalam cerita yang dibuatnya.

3) Tahap Klimaks: Setelah melewati permunculan konflik tahap selanjutnya adalah klimaks.
Konflik-konflik yang diterima oleh tokoh utama akan memuncak pada tahapan ini. Biasanya
dalam tahapan ini tokoh utama mulai bingung dan sedih.

4) Tahap Peleraian: Konflik yang telah mencapai puncaknya mulai menurun pada tahapan ini.
Pengarang memberikan solusi atas permasalah yang ditimpakan kepada tokoh utama. Cara
pengarang memberikan solusi bisa dengan berbagai cara, misalnya dengan memunculkan
tokoh pembantu dam cerpen tersebut.
5) Tahap penyelesaian: Tahap ini merupakan Tahapan akhir dalam cerpen, yaitu penyelesaian
atas semua masalah dalam cerita. Biasanya tahapan ini merupakan kemenangan bagi tokoh
utama, yang berakhir dengan kesenangan atau kegembiraan.

Selain berupa tahapan-tahapan yang saya sebutkan diatas, alur juga memiliki tiga jenis yang
berbeda. Yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran. Seperti yang saya katakan diawal
artikel kita juga akan belajar tentang hal ini, langsung saja jenis-jenis alur sebagai berikut :

1) Alur Maju: Yang pertama adalah alur maju, seperti yang saja sebutkan diawal artikel.
Alur maju yaitu sebuah rangkaian cerita yang bergerak maju ke depan. Urutan alur maju,
pengenalan, permunculan masalah, klimaks, peleraian dan penyelesaian masalah.

2) Alur Mundur: Seperti namanya, alur mundur adalah rangkaian cerita yang bergerak
mundur kebelakang. Urutan alur mundur, pengenalan masalah, klimaks, peleraian
penyelesaian masalah dan pengenalan tokoh. Alur ini biasanya digunakan untuk bercerita
tentang masa lalu.

3) Alur Campuran: Alur campuran adalah perpaduan antara alur maju dan alur mundur.
Akan tetapi alur ini jarang digunakan penulis untuk menulis sebuah cerpen. Alur ini biasa
digunakan penulis untuk membuat karya tulis yang panjang seperti novel.

5. Latar (setting)
Dalam sebuah cerpen latar merupakan sebuah keterangan mengenai waktu, ruang dan
suasana. Unsur ini memiliki hubunngan yang sangat erat dengan tokoh dalam suatu peristiwa
dalam cerita. Untuk lebih jelasnya ada beberapa latar yang perlu kalian ketahui :

1) Latar Waktu: Latar waktu yaitu sebuah keterangan tentang kapan terjadinya peristiwa
yang dialami oleh para tokoh dalam cerpen. Latar waktu juga untuk menggambarkan
tentang kapan terjadinya cerita dalam cerpen tersebut. Contoh latar waktu misalnya siang,
malam, pagi, masa lalu atau menunjukkan pukul berapa.

2) Latar Tempat: Latar tempat merupakan keterangan tentang tempat-tempat dalam sebuah
cerpen. Dan semua tempat yang disinggahi atau disebutkan penulis dalam cerita dapat
disebut sebagai latar tempat. Contoh latar tempat, misalnya di rumah, di kamar, di
sekolah dan semua hal yang menunjukkan tempat.

3) Latar Suasana: Latar suasana merupakan keterangan tentang suasana yang


tergambarkan dalam sebuah cerpen. Latar suasana tergambarkan oleh perasaan para
tokoh atau bisa juga dengan skenario pengarang. Contoh latar suasana seperti senang,
sedih, romantis, haru dan lain sebagainya.

6. Sudut Pandang

(Sumber : blogsport.com )

Sudut pandang yaitu kedudukan seorang pengarang dalam sebuah cerita. Atau bisa juga
disebut dengan, cara pengarang menyampaikan cerita tersebut. Adapun sudut pandang sendiri
dibagi menjadi dua macam. Macam-macam sudut pandang sebagai berikut :

1) Sudut pandang orang pertama: Adalah cara seorang pengarang menyampaikan cerita
dengan menggunakan kata ganti aku. Maksudnya tokoh utama cerita tersebut adalah
pengarang itu sendiri. Biasanya sudut pandang ini banyak digunakan untuk menceritakan
pengalaman pribadi.

2) Sudut pandang orang ketiga: Adalah cara seorang pengarang menyampaikan cerita
dengan menggunakan kata ganti dia. Maksudnya tokoh utama dalam cerpen tersebut
adalah tokoh fiktif yang dibuat oleh pengarang itu sendiri.
7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menguraikan cerita tersebut. Cakupan dari
gaya bahasa meliputi, penggunaan kalimat, pemilihan diksi, dan penghemat kata dan unsur
satu ini merupakan ciri khas dari masing-masing pengarang.

8. Amanat atau Pesan

Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karangan
yang dibuatnya. Kebanyakan pengarang tidak menuliskan pesan ini di dalam karangannya.
Namun pembacalah yang menyimpulkan pesan yang terkandung dalam karangan tersebut.

 Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi,
secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen. Unsur ekstrinsik
cerpen antara lain:

(Sumber: https://tandapagar.com/pengertian-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-cerpen/ )

1. Latar Belakang Masyarakat

(Sumber:blogsport.com)
Unsur ektrinsik yang pertama adalah latar belakang masyarakat, mengapa disebut demikian?
Karena faktor inilah yang menggerakkan penulis untuk menyusun sebuah karya tulis. Hal ini bisa
berupa keadaan lingkungan, suasana yang dialami oleh penulis atau keadaan masyarakat tentang
negaranya.

Adapun faktor-faktor yang membuat penulis menyusun sebuah cerpen sebagai berikut:

1) Keadaan lingkungan tempat tinggalnya

2) Keadaan politik negaranya

3) Keadaan sosial negara

4) Keadaan ekomoni negara

5) Ideologi yang dianut negara

6) Kerusakan moral masyarakat

2. Latar Belakang Penulis

(Sumber : zettamedia.co)
Latar belakang penulis juga merupakan salah satu faktor yang mendorong seorang penulis
untuk menyusun sebuah cerpen. Adapun latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor,
antara lain sebagai berikut:

1) Kondisi psikologi penulis


2) Riwayat hidup penulis
3) Aliran seorang penulis
4) kegemaran seorang penulis

3. Nilai yang Terkandung dalam Cerpen


Yang terakhir adalah nilai yang terkandung di dalam cerpen itu sendiri. Faktor ini
merupakan nilai yang ingin disampaikan oleh seorang penulis kepada pihak tertentu. Yang
disampaikan oleh penulis melewati sebuah karangan (cerpen) yang ditulisnya.
Adapun nilai kandungan cerpen memiliki beberapa faktor di dalamnya antara lain sebagai
berikut:

1) Nilai Agama : Dalam masalah ini penulis ingin memberikan pengetahuan tentang agama
kepada pembacanya. Atau mungkin sebuah sindiran kepada masyarakat yang menganut
agama tetapi tidak menjalankannya dengan baik.
2) Nilai sosial : Yang kedua adalah nilai sosial, sama seperti halnya nilai agama. Seorang
penulis ingin berbagi ilmu tentang cara bersosial yang baik dengan masyarakat sekitar.
3) Nilai Moral : Untuk masalah ini mungkin lebih mendesak pada jaman sekarang ini.
Karena pada jaman sekarang sebagian besar orang tidak lagi mempedulikan masalah ini.
Yang mendorong penulis membuat karangan tentang hal ini kemungkinan besar
disebabkan oleh kerusakan moral manusia.
4) Nilai Budaya : Dalam nilai budaya, biasanya digunakan untuk mengenalkan budaya
penulis kepada para pembacanya. Agar budayanya dikenal dan menyebar luas dikalangan
masyarakat umum.

(Sumber : https://googleweblight.com/i?u=https://karyapemuda.com/unsur-intrinsik-
cerpen/&hl=id-ID)
G. Analisis cerpen

ANAK KEBANGGAN
Karya A.A. Navis

Semua orang memanggilnya Ompi. Ompi adalah orang kaya, ia punya seorang anak laki-
laki bernama Edward. Karena suatu hal, Ompi mengganti nama anaknya menjadi Ismail. Ompi
mengganti nama anaknya lagi menjadi Indra Budiman, tapi anaknya memilih nama Eddy. Ompi
jengkel, tetapi karena sayang kepada anak satu-satunya itu, Ompi menyetujui nama Eddy tetapi
nama belakangnya Indra Budiman. Ompi menginginkan nama depan untuk anaknya, yaitu dokter.
Ompi berangan-angan anaknya menjadi seorang dokter.
Indra Budiman pergi ke Jakarta. Semenjak itu, Ompi yakin bahwa anaknya akan menjadi
seorang dokter. Dan benarlah. Setiap semester Indra Budiman mengirim rapor dengan nilai-nilai
yang baik. Ketika Ompi membaca surat anaknya yang memberitahukan kemajuannya, Ompi
berlinang air mata. Ompi akan melakukan dan membayar sebanyak apa pun agar sang anak
menjadi dokter.
Semenjak itu, Ompi tidak sabar menunggu anaknya menjadi dokter. Semua orang tahu
itu adalah cita-cita Ompi yang hanya akan menjadi mimpi. Indra Budiman selama ini berbohong
kepada Ompi. Ompi tidak percaya dengan omongan orang-orang tentang anaknya. Ia terus
mengirim banyak uang tanpa memikirkan akibatnya hanya untuk menentang omongan orang
tentang anaknya. Ompi terus mengirimi anaknya surat. Orang-orang menjadi kasihan kepada
Ompi. Mereka tidak lagi membicarakan hal buruk tentang Indra Budiman di depan Ompi.
Ompi berfikir ini adalah saat yang tepat untuk anaknya bertunangan. Tetapi banyak gadis
yang menikah tanpa mempedulikan Indra Budiman. Ompi menjadi benci kepada orang-orang
yang mempunyai anak gadis itu. Ompi berbohong kepada Indra Budiman dengan mengirimi
surat bahwa banyak gadis yang melamar Indra Budiman tetapi ditolak oleh Ompi. Indra
Budiman percaya kepada Ompi dan menyuruh Ompi untuk mengirimkan foto gadis-gadis itu.
Ompi menjadi cemas karena takut kalau ketahuan oleh Indra Budiman.
Kecemasan Ompi mereda karena Indra Budiman tidak mengirim surat, tetapi Ompi juga
gelisah karena suratnya tidak dibalas. Sudah beberapa bulan Ompi menunggu surat balasan dari
Indra budiman tapi tak datang juga. Ompi putus asa. Saat itu juga Pak Pos datang membawa
tumpukan surat Ompi yang dikembalikan. Ompi jatuh sakit. Kini dalam hidupnya, Ompi hanya
menunggu satu hal, yaitu surat dari anaknya, Indra Budiman. Setiap hari Ompi menengok
jendela menunggu Pak Pos mengantar surat dari Indra Budiman, tapi hal itu tidak pernah terjadi.
Hingga pada suatu hari, Pak Pos datang mengirimkan surat yang berisi bahwa Indra
Budiman sudah meninggal. Ompi tidak sanggup membaca dan mendengar isi surat itu karena ia
tidak mau mati lemas karena bahagia mendapat surat dari anaknya. Didekap dan diciumnya surat
dari Indra Budiman itu.
(Sumber : http://www.mediapustaka.com/2014/06/contoh-analisis-cerpen-anak-kebanggan.html)

 Unsur Intrinsik
Tema : Harapan orang tua kepada anak
Alur : Maju
Sudut Pandang : Orang pertama pelaku sampingan

Latar :
Ompi terduduk di kursi. Matanya cemerlang memandang. tangannya diulurkannya
kepadaku meminta telegram itu. Aku merasa ngeri memberikannya. Tapi aku tak bisa berbuat
lain. Telegram itu kusodorkan ke tangannya. Telegram itu digenggamnya erat. Lalu didekapnya
di dadanya. “Datang juga apa yang ku nantikan,” katanya.
1. Latar Tempat
1.1. Di teras rumah Ompi
Kulihat Pak Pos memasuki halaman rumah Ompi. Tergesa-gesa aku menyongsong Pak
Pos itu ke ambang pintu
1.2. Di kamar Ompi
Dan ia telentang di ranjangnya, enggan bergerak.
Ia kini menanti dengan telentang di ranjangnya. Sebuah kaca disuruhnya supaya dipasang
pada dinding yang dapat memberi pantulan ke ambang pintu depan.
2. Latar Waktu : Siang Hari
Kulihat Pak Pos memasuki halaman rumah Ompi. Hari waktu itu jam sebelas siang.

3. Latar Suasana
3.1. Menyenangkan
Ketika Ompi membaca surat anaknya yang memberitakan kemajuannya itu, air

mata Ompi berlinang kegembiraan.


“Tak usah dibacakan. Takkan sanggup aku mendengarnya. Aku akan mati lemas oleh
kebahagiaan yang datang bergulung ini…”
Dan telegram itu dibawa ke bibirnya. Diciumnya dengan mesra. Lama diciumnya seraya
matanya memincing.

3.2. Menyedihkan
Aku sobek sampul yang kuning muda itu dengan tangan yang menggigil. Sekilasaja tahulah
aku, bahwa saat yang paling kritis sudah sampai di puncaknya. Indra Budiman dikabarkan sudah
meninggal. Kehadiran dokter itu menimbulkan risau hatinya karena ingat pada Indra Budiman
yang bakal jadi dokter, tapi tak pernah lagi mengiriminya surat.

3.3. Mengharukan / mengenaskan


Semenjak itu segalanya jadi tak baik. Ia jatuh sakit, bahkan sampai mengigau. Dan oleh
seleranya yang patah, Ompi bertambah menderita juga. Lahir dan batin. Namun kemalangan itu
bertambah lagi. Yaitu ketika Ompi jatuh terduduk. Lama orang baru tahu dan memapahnya ke
ranjangnya di kamar. Ompi jadi lumpuh dan habislah sejara Ompi menanti di ambang pintu
setiap sore.
3.4. Mengesankan / menakjubkan
Gemetar kaki Ompi mendukung tubuhnya yang kisut. Tangannya berpegang pada sandaran
kursi. Dan aku kehilangan kepercayaan pada pandangan mataku sendiri. Kekuatan apakah yang
menyebabkan Ompi bisa berdiri dan bahkan berjalan itu. Aku tak tahu.
3.5. Menegangkan
Dan pada telegram itu pastilah bertengger saat-saat kritis sekali. Tergesa-gesa aku
menyongsong Pak Pos itu ke ambang pintu. Maksudku hendak membuka telegram itu untuk
mengetahui isinya lebih dulu. Aku sobek sampul yang kuning muda itu dengan tangan yang
menggigil. Sekilas saja tahulah aku, bahwa saat yang paling kritis sudah sampai di puncaknya.
Indra Budiman dikabarkan sudah meninggal.

4. Tokoh : 1. Ompi
2. Indra Budiman
3. Aku
5. Perwatakan :
5.1. Ompi
5.1.1. Penyayang
“Aku bangga, Anakku. Baik engkau jadi dokter. Karena orang lebih banyak

memerlukanmu.

Dengan begitu kau disegani orang. Oooo, perkara uang? Mengapa tiga ribu, lima

ribu akan ku kirim, Anakku. Mengapa tidak?”


Tapi karena sayang sama anak, ia terima juga nama itu, asal di tambah

dibelakangnya dengan Indra Budiman.

5.2.2. Sombong
“Ah, aku merasa lebih berduka cita lagi, karena belum sanggup menghindarkan

kemalangan ini. Cpba kalau anakku, Indra Budiman, sudah jadi dokter, si mati ini

akan pasti dapat tertolong,” katanya bila ada orang meninggal setelah lama

menderita sakit.
Dan kalau Ompi melihat ada orang membuat rumah, lalu ia berkata, “Ah, sayang.

Rumah-rumah orang kita masih kuno arsitekturnya. Coba kalau anakku, Indra

Budiman, sudah menjadi insinyur, pastilah ia akan membantu mereka membuat

rumah yang lebih indah.”


5.3.3. Suka berbohong
Kepada Indra Budiman tak dikatakannya kemarahannya itu. Malah sebaliknya.

Dikatakannya, banyak sudah orang yang punya gadis cantik datang meminang.

Tapi semua telah ditolak.


Untuk membuktikan kebenaran suratnya, Ompi mengirimkan foto gadis yang

kebetulan ada padanya. Tidak peduli ia, apa foto itu gambar dari gadis yang sudah

kawin atau bertunangan. Bahkan juga tidak peduli ia apa gadis itu sudah

meninggal.

5.4.4. Suka bermimpi


Pada suatu hari yang gilang gemilang, angan-angannya pasti menjadi kenyataan.

Dia yakin itu, bahwa Indra Budimannya akan mendapat nama tambahan dokter di

muka namanya sekarang.

5.2. Indra Budiman


a. Suka berbohong
Tak teringat olehnya, bahwa bohongnya kepada ayahnya selama ini sudah

diketahui oleh orang kampungnya.


5.3. Aku
a. Baik hati
Semenjak itu, berganti-ganti orang aku menyediakan diriku selalu di dekat Ompi.
Itulah sebabnya tak kusampaikan kepadanya bahwa hari perkawinanku sudah

berlangsung. Karena aku takut berita itu akan menambah dalam penderitaannya.

6. Konflik
6.1. Batin

 Tetapi alangkah remuknya hati orang tua itu, karena ternyata pengantar surat itu
cuma mengantarkan semua surat-suratnya yang dikembalikan.
 Kini dalam hidupnya hanya satu hal yang dinantikannya. Yaitu surat. Surat dari
Indra Budimannya.
 Kehadiran dokter itu menimbulkan risau hatinya karena ingat pada Indra
Budiman yang bakal jadi dokter, tapi tak pernah lagi mengiriminya surat.

6.2. Fisik
Yaitu ketika Ompi jatuh terduduk. Lama orang baru tahu dan memapahnya ke ranjangnya di
kamar. Ompi jadi lumpuh dan habislah sejarah Ompi menanti di ambang pintu setiap sore.

7. Amanat :

1. Janganlah menjadi orang yang sombong.


2. Jangan menjadi orang yang suka berbohong.
3. Jadilah orang yang baik dan suka menolong.
4. Jangan suka membuat orang tua kita khawatir.
5. Jadilah orang yang bisa membuat bangga orang tua.
6. Jangan menggunakan sesuatu yang baik untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.
7. Berbaktilah kepada orang tua.
8. Jangan mensia-siakan pengorbanan orang tua untuk hal yang tidak baik.
9. Gapailah cita-citamu setinggi langit.
10. Belajarlah dengan giat untuk mencapai cita-cita.

8. Nilai Sastra
8.1. Budaya
Karena di kampung kami pihak perempuanlah yang datang meminang.
8.2. Pendidikan
Semenjak Indra Budiman berangkat ke Jakarta, Ompi bertambah yakin, bahwa setahun
demi setahun segala cita-citanya pasti tercapai. Dan benarlah. Ternyata setiap semester Indra
Budiman mengirim rapor sekolahnya dengan angka-angka yang baik sekali. Dan setiap tahun ia
naik kelas. Hanya dalam tempo dua tahun, Indra Budiman menamatkan pelajarannya di SMA
seraya mengantungi ijazah yang berangka baik.
8.3. Moral
Tapi Ompi tak mau mengerti. Sikap keangkuhannya mudah tersinggung. Dan bencinya
bukan kepalang kepada orang-orang tua yang mempunyai anak gadis cantik.

9. Struktur Teks

9.1. Oriemtasi

Semua orang memanggilnya Ompi. Ompi adalah orang kaya, ia punya seorang anak laki-
laki bernama Edward. Karena suatu hal, Ompi mengganti nama anaknya menjadi Ismail. Ompi
mengganti nama anaknya lagi menjadi Indra Budiman, tapi anaknya memilih nama Eddy. Ompi
jengkel, tetapi karena sayang kepada anak satu-satunya itu, Ompi menyetujui nama Eddy tetapi
nama belakangnya Indra Budiman. Ompi menginginkan nama depan untuk anaknya, yaitu dokter.
Ompi berangan-angan anaknya menjadi seorang dokter.
Indra Budiman pergi ke Jakarta. Semenjak itu, Ompi yakin bahwa anaknya akan menjadi
seorang dokter. Dan benarlah. Setiap semester Indra Budiman mengirim rapor dengan nilai-nilai
yang baik. Ketika Ompi membaca surat anaknya yang memberitahukan kemajuannya, Ompi
berlinang air mata. Ompi akan melakukan dan membayar sebanyak apa pun agar sang anak
menjadi dokter.

9.2. Komplikasi

Semenjak itu, Ompi tidak sabar menunggu anaknya menjadi dokter. Semua orang tahu itu
adalah cita-cita Ompi yang hanya akan menjadi mimpi. Indra Budiman selama ini berbohong
kepada Ompi. Ompi tidak percaya dengan omongan orang-orang tentang anaknya. Ia terus
mengirim banyak uang tanpa memikirkan akibatnya hanya untuk menentang omongan orang
tentang anaknya. Ompi terus mengirimi anaknya surat. Orang-orang menjadi kasihan kepada
Ompi. Mereka tidak lagi membicarakan hal buruk tentang Indra Budiman di depan Ompi.
Ompi berfikir ini adalah saat yang tepat untuk anaknya bertunangan. Tetapi banyak gadis
yang menikah tanpa mempedulikan Indra Budiman. Ompi menjadi benci kepada orang-orang
yang mempunyai anak gadis itu. Ompi berbohong kepada Indra Budiman dengan mengirimi
surat bahwa banyak gadis yang melamar Indra Budiman tetapi ditolak oleh Ompi. Indra
Budiman percaya kepada Ompi dan menyuruh Ompi untuk mengirimkan foto gadis-gadis itu.
Ompi menjadi cemas karena takut kalau ketahuan oleh Indra Budiman.
Kecemasan Ompi mereda karena Indra Budiman tidak mengirim surat, tetapi Ompi juga
gelisah karena suratnya tidak dibalas. Sudah beberapa bulan Ompimenunggu surat balasan dari
Indra budiman tapi tak datang juga. Ompi putus asa.

Saat itu juga Pak Pos datang membawa tumpukan surat Ompi yang dikembalikan. Ompi
jatuh sakit. Kini dalam hidupnya, Ompi hanya menunggu satu hal, yaitu surat dari anaknya, Indra
Budiman. Setiap hari Ompi menengok jendela menunggu Pak Pos mengantar surat dari Indra
Budiman, tapi hal itu tidak pernah terjadi.

9.3. Evaluasi

Hingga pada suatu hari, Pak Pos datang mengirimkan surat yang berisi bahwa Indra
Budiman sudah meninggal. Ompi tidak sanggup membaca dan mendengar isi surat itu karena ia
tidak mau mati lemas karena bahagia mendapat surat dari anaknya. Didekap dan diciumnya surat
dari Indra Budiman itu.

A. Soal cerpen
1. Bacalah kutipan cerpen di bawah ini dengan saksama!
Senja memerah. Langit sajikan semburat jingga yang berkobar di batas horizon.
Sesaat lagi malam akan menebarkan keremangan yang membaur bersama napas
kesunyian. Perlahan, alam mulai melepaskan diri dari jeratan hari. Seakan jemu
menimbun lelah, bumi mulai meredupkan kehidupan. Aroma sepi mulai menyebar ke
setiap celah udara.
Kutipan cerpen di atas merupakan bagian ....
a. abstrak
b. evaluasi
c. resolusi
d. orientasi
e. komplikasi

Bacalah kutipan cerpen di bawah ini untuk mengerjakan soal no 2 - 4!

Bandung Bondowoso ingin memperistri Roro Jonggrang, namun Roro Jonggrang


takut menolak pinangan itu. Dia tidak akan begitu saja menerimanya. Dia mau menikah
asal Bandung Bondowoso memenuhi syarat-syaratnya. Syarat nya ialah membuat seribu
candi dan sumur dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya,
meskipun sedikit keberatan. Dia meminta bantuan ayahnya sendiri, yang mempunyai roh-
roh halus. Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai
membangun candi yang banyak jumlahnya itu. Roro Jonggrang heran dengan cara dan
kecepatan kerja mereka. Sesudah pukul empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang
harus disiapkan. Di samping itu, sumurnya pun hampir selesai. Apa yang harus di
perbuat? Segera gadis-gadis dibangunkannya dan disuruh menumbuk padi di lesung serta
menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mecium bau
bunga-bungaan yang harum menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari
sudah siang.
2. Kutipan cerita pendek tersebut merupakan bagian ....
a. abstrak
b. evaluasi
c. resolusi
d. orientasi
e. komplikasi
3. Karakter tokoh Bandung Bondowoso dalam penggalan cerpen di atas adalah ....
a. pemarah
b. ambisius
c. penyabar
d. rendah hati
e. Tidak tahu diri
4. Karakter cerdik dari tokoh Roro Jonggrang dalam penggalan cerpen di
atas dibuktikan oleh kalimat ...
a. Apa yang harus diperbuat?
b. Dia tidak akan begitu saja menerimanya.
c. Roro jonggrang takut menolak pinangan itu.
d. Dia mau menikah asal Bandung Bondowoso memenuhi syarat-syaratnya.
e. Segera gadis-gadis di bangunkannya dan di suruh menumbuk padi di lesung.
Bacalah penggalan teks cerita pendek di bawah ini untuk menjawab soal no 5-8!

Setelah bertemu denganmu aku tidak polos lagi, tetapi aku tidak bisa menuduhmu
mencuri. Tidak ada bukti. Tidak ada saksi. Hanya Tuhan saja yang tahu bagaimana kamu
menarik hatiku hingga aku tidak memilikinya lagi. Orang yang tidak memiliki hati pasti
dia bukan manusia lagi. Tetapi, entahlah. Setelah hatiku kau curi, aku malah jadi lebih
manusiawi. Aku sedang membangun mimpi mengenai suatu negeri ketika kamu datang.

5. Tema dari kutipan cerpen tersebut adalah masalah ....


a. percintaan
b. penyesalan
c. perdamaian
d. perseteruan
e. permusuhan
6. Sudut pandang yang digunakan dalam cerita pendek di atas adalah ....
a. Orang kedua
b. Orang ketiga pengamat
c. Orang ketiga serba tahu
d. Orang pertama pelaku utama
e. Orang pertama pelaku sampingan
7. Latar suasana yang dibangun dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
a. Keadaan putus asa
b. Keadaan susah dan sedih
c. Keadaan penuh harapan
d. Keadaan bimbang dan ragu
e. Keadaan bahagia dan sukacita

Bacalah kutipan cerpen berikut ini dengan saksama no 8 - 10 !


Ketika berpikir tentang keluarga kami yang berbahagia, Sandra hanya
mendapatkan gambaran tentang sebuah rumah yang berantakan. Botol-botol dan kaleng-
kaleng minuman yang kosong berantakan di meja, lantai, bahkan sampai ke atas tempat
tidur. Tumpahan bir berceceran di atas kasur yang seprainya terseret entah ke mana.
Bantal-bantal tak bersarung. Pintu tak pemah tertutup dan sejumlah manusia yang terus-
menerus mendengkur bahkan ketika Sandra pulang dari sekolah.

8. Sudut padang yang digunakan dalam cuplikan cerpen di atas adalah ....
a. Orang kedua
b. Orang ketiga pengamat
c. Orang ketiga serba tahu
d. Orang pertama pelaku utama
e. Orang pertama pelaku sampingan
9. Suasana yang terdapat dari kutipan diatas adalah ....
a. ramai
b. damai
c. tenang
d. tegang
e. berantakan
10. Nilai yang paling kuat terlihat dalam kutipan cerpen di atas adalah ....
a. moral
b. sosial
c. budaya
d. religius
e. ekonomi

Bacalah penggalan cerpen berikut untuk soal nomor 11-12!


Pagi menjelang siang tadi, anak laki-laki saya, Keenan, tiba-tiba menarik tangan
saya dan menggiring saya menuju sandal jepit yang terparkir di teras depan. Saya sudah
hafal aktivitas yang dia maksud, sekaligus rute perjalanan yang menanti kami. Inilah
acara jalan kaki yang kerap ia tagih, yakni satu kali putaran ke jalan belakang di mana
tidak ada rumah di sana, hanya tanah kosong berilalang tinggi. Jalan itu menurun dan
curam, berbatu-batu besar, dan banyak dahan berduri di pinggir kiri-kanan.
Terakhir kami berjalan ke sana, kaki Keenan sempat luka karena tersobek duri,
tetapi entah mengapa ia selalu memilih jalur yang sama. Sejak sebelum kami berjalan
kaki, saya sudah mengamati pagi pertama tahun 2008 ini. Langit yang berawan, angin
yang bertiup kencang, dan meski matahari bersinar cukup terang dan terlihat angkasa biru
di balik timbunan awan, saya tidak bisa mengatakan bahwa ini pagi yang cerah. Masih
terasa jejak mendung peninggalan hujan semalam. Kendati demikian, pagi ini pun tidak
bisa disebut pagi yang mendung. Sambil berjalan, saya merenungi kesan-kesan saya
mengenai pergantian tahun kali ini. Ada keinginan kuat untuk menuliskan sesuatu,
semacam refleksi dan sejenisnya. Tapi saya tidak tahu harus memulai dan mana, harus
menulis apa.

11. Latar waktu penggalan cerpen tersebut adalah ….


a. sore hari
b. pagi hari
c. senja hari
d. siang hari
e. malam hari
12. Kalimat yang menggambarkan latar tempat pada kutipan cerpen tersebut adalah ….
a. Sambil berjalan, saya merenungi kesan-kesan saya mengenai pergantian tahun kali ini
b. Sejak sebelum kami berjalan kaki, saya sudah mengamati pagi pertama tahun 2008 ini
c. Saya sudah hafal aktivitas yang dia maksud, sekaligus rute perjalanan yang menanti
kami
d. Jalan itu menurun dan curam, berbatu-batu besar, dan banyak dahan berduri
di pinggir kiri-kanan
e. Terakhir kami berjalan ke sana, kaki Keenan sempat luka karena tersobek duri, tetapi
entah mengapa ia selalu memilih jalur yang sama

Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama!


Ibu makin jarang di rumah. Tinggal aku dan ayah yang mengurus sawah.
Terkadang ibu baru pulang setelah beberapa hari. Tetapi, kejarangan ini tidak pernah
menimbulkan rindu kami lagi. Walau adikku yang terkecil sekalipun. Kami sudah biasa.
Kami pun jarang bertanya di mana ibu dan kapan pulang. Hari-hari ibu tidak pergi, pagi
ia sudah ada di pinggir jalan. Dari rumah dibawanya segulungan goni-goni dan siangnya
goni itu sudah penuh berisi beras yang dicegatnya sedikit-sedikit dari orang-orang
kampung lewat. Besoknya, jika hari pasar, beras ini dibawanya ke pasar dengan pedati
sewaan. Dari pasar ibu membawa buntalan berisi berbagai pakaian atau barang lain. Dan
apabila hari pasar dibawanyalah ke pekan terdekat. Dan jika tidak habis laku,
dibawanyalah ke luar kampung. Orang-orang kampung memang lebih suka pakaian-
pakaian yang sudah jadi, yang tebal-tebal. Dan ibu memang tahu kesukaan orang-orang
kampung ini. Dari pembelinya, beraslah yang sering diterima ibu. (Jika Hujan Turun, J.E.
Siahaan)

13. Tema yang tersirat dari kutipan cerpen di atas adalah….


a. Pakaian dibeli dengan beras
b. Ibu rajin ke pasar dan ayah rajin ke sawah
c. Ibu berjualan dari kampung satu ke kampung yang lain
d. Keuletan seorang ibu dalam mencari nafkah untuk keluarganya
e. Dari pasar ibu membawa buntalan berisi berbagai pakaian atau barang lain

Perhatikan kutipan cerpen berikut!


“Kita sebagai pendidik tidak boleh memandang masalah secara hitam-putih pak,
dia itu telah banyak menanggung beban hidup, sudah selayaknya kita ikut mendampingi
dan membantunya, bukan malah menambah bebannya.

14. Amanat yang terkandung dalam kutipan cerpen di atasa adalah….


a. Sayang dalam mendidik
b. Sebagai manusia harus saling tolong-menolong
c. Guru harus memiliki sikap kasih sayang dalam mendidik
d. Guru harus bersikap professional dalam mendidik muridnya
e. Seorang pendidik harus bisa membantu siswanya dalam mengatasi permasalahan
hidup
Bacalah penggalan cerpendi bawah ini dengan cermat!
Meski termasuk anak yang pandai dan masuk kelas akselerasi, Romero tetap
memilik banyak teman dan sahabat. Baginya teman adalah lingkungan yang dapat
memberikan banyak inspirasi dan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku sekolah.
Di rumah ia juga bersikap baik pada tetangga. Ia ingat ketika orang tuannya berpesan,
“Carilah teman dan sahabat sebanyak-banyaknya karena kita tidak bisa hidup sendiri.
Suatu saat pasti kita membutuhkan orang lain.”

15. Unsur ekstrinsik penggalan cerpen tersebut adalah ….


a. sosial
b. budaya
c. estetika
d. ekonomi
e. pendidikan

Bacalah penggalan cerpen di bawah ini dengan cermat!


“Hanya itu alasan Mama melarang Anisa menikah dengan Handoko?” Bibir Anisa
menyinggung sinis. “Oh, alangkah piciknya pikiran Mama! Lalu apa artinya kemuliaan
hati Mama selama ini yang Anisa kagumi? Padahal dulu Mama tidak pernah
mempermasalahkan status Handoko yang ternyata belum mempunyai pekerjaan tetap.
Demikian kakakku yang selama ini mendukungku sekarang berbalik arah.”

16. Konflik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….


a. Anisa dan Handoko tidak jadi menikah
b. Keinginan Mama agar Anisa hidup bahagia
c. Mama yang berpikiran picik terhadap Handoko
d. Anisa dilarang menikah oleh Mama dan kakaknya
e. Kakak tidak mendukung pernikahan Anisa dengan Handoko
17. Penyebab konflik pada kutipan cerpen di atas adalah ….
a. Status Handoko yang sudah mempunyai istri
b. Mama yang menginginkan menantu orang kaya
c. Mama yang mempersalahkan masa lalu Handoko
d. Mama melarang Anisa menikah dengan Handoko
e. Handoko yang belum mempunyai pekerjaan tetap

Bacalah penggalan cerpendi bawah ini dengan cermat!


Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa Inggris.
Kutekuni masa pendidikan tinggi dengan sepenuh hati. Kendala finansial mendorong ku
untuk merambah dunia kerja di samping kuliah. Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari Kak
Ica, saudara sepupuku, datang kepadaku. “Nanda, di sebelah toko Bunda ada kios yang
dijual. Bagaimana kalau kita patungan untuk membeli kios itu. Lalu kita jual pakaian di
sana?” kata Kak Ica. Ia mengajak berpatungan untuk membeli kios itu. Kami mulai
berbisnis pakaian. Tidak kusangka, usaha itu menuai hasil yang gemilang.

18. Tokoh aku dalam penggalan cerpen di atas adalah ….


a. Ica
b. Bunda
c. Nanda
d. seorang siswa
e. seorang penjual kios
19. Kata sepenuh hati dalam cerpen di atas bermakna ….
a. tabah
b. ikhlas
c. semangat
d. percaya diri
e. sungguh-sungguh
20. Kata finansial dalam cerpen di atas bermakna….
a. ilmu
b. buku
c. biaya
d. modal
e. sarana

Sumber :
https://iguhprasetyo.wordpress.com/2014/12/05/soal-kelas-xi-kurikulum-2013/
https://www.academia.edu/9420289/Contoh_Soal_Bahasa_Indonesia_Kelas_XI_Kurikulum_201
3_CERPEN
http://jangdith.blogspot.com/2013/03/soal-bahasa-indonesia-kelas-xi-berseta.html
http://www.wartabahasa.com/2017/11/contoh-soal-teks-cerpen.html

Anda mungkin juga menyukai