Anda di halaman 1dari 20

ISSU DALAM PRAKTEK

KEBIDANAN

KELOMPOK 6:

 Gracetika Jeny Chlaudya S


 Nia Vedelina Lumbangaol
 Oktafiana Haloho
 Putri Rahayu Wijayati
 Ria Agustina
 Ruth Alfebry Simanungkalit
 Yeni Pratiwi Simorangkir

D III – 2 B
JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
T.A 2020/2021
PENGERTIAN ISSU
MENURUT KBBI
Masalah yang
dikedepankan (untuk
ditanggapi dan
sebagainya)
Kabar yang tidak jelas
asal usulnya dan tidak
terjamin kebenarannya
Kabar angin
Desas-desus
PENGERTIAN ISU MENURUT PARA AHLI

o Menurut Hainsworth & Meng. Isu, rumor,


atau desas-desus adalah suatu konsekuensi atas
beberapa tindakan yang dilakukan oleh satu
atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan
negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus
pengadilan sipil atau kriminal atau dapat
menjadi masalah kebijakan publik melalui
tindakan legislatif atau perundangan.
o Sedangkan menurut Barry Jones & Chase isu
adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan
yang siap diambil keputusannya.
PENGERTIAN PELAYANAN
KEBIDANAN

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas


yang menjadi tanggungjawab praktek profesi
bidan dalam sistim pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka mewujudkan kesehatan
masyarakat dan keluarga. Pelayanan kebidanan
merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan
kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya
kelurga kecil bahagaia dan sejahtera (Depkes RI,
1998).
PENGERTIAN PRAKTEK
KEBIDANAN

 Ruang Lingkup Praktik Kebidanan


adalah batasan dari kewenangan bidan
dalam menjalankan praktikan yang
berkaitan dengan upaya pelayanan
kebidanan dan jenis pelayanan
kebidanan.
 Praktek Kebidanan adalah penerapan
ilmu kebidanan dalam memberikan
pelayanan terhadap terhadap klien
dengan pendekatan manajemen
kebidanan.
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG MELANDASI
PRAKTIK KEBIDANAN DI
INDONESIA
 Pasal 30
(1) Bidan yang menyelenggarakan Praktik Mandiri
Bidan harus memenuhi persyaratan, selain ketentuan
persyaratan memperoleh SIPB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan, serta obat dan bahan habis pakai.
 Pasal 31
Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 ayat (2) berupa Praktik Mandiri Bidan harus berada
pada lokasi yang mudah untuk akses rujukan dan
memperhatikan aspek kesehatan lingkungan.
PERILAKU PROFESIONAL
BIDAN
Profesinalisme berarti memiliki sifat profesional
yang dimiliki oleh seorang bidan.
Bidan profesinal termasuk rumpun kesehatan , untuk
menjadi jabatan profesional memiliki 9 syarat bidan
profesinal, meliputi :
1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat,
konsep kebidanan, etika, kode etik, kebidanan yang
membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas
24 STANDAR DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
1. Standar pelayanan umum
2. Pencatatan dan pelaporan
3. Identifikasi ibu hamil
4. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
5. Palpasi abdominal
6. Pengelolaan anemia pada kehamilan
7. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
8. Persiapan persalinan
9. Asuhan persalinan kala I
10. Persalinan kala II yang aman
11. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
12. Penanganan kala II dengan gawat janin
melalui episiotomy
13. Perawatan bayi baru lahir
14. penanganan 2 jam pertama pada masa
persalinan
15. Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
16. Penanganan perdarahan pada kehamilan
trimester III
LANJUTAN ….

17. Penanganan kegawatan dan


eklamsi
18. Penanganan kegawatdaruratan pada
partus lama
19. Persalinan dengan menggunakan
vacum ekstrator
20. Penanganan retensio plasenta
21. Penanganan perdarahan post
partum primer
22. Penanganan perdarahan post
pertum sekunder
23. Penanganan sepsis puerperalis
24. Penanganan asfiksia neonaturum
FILOSOFI DASAR PROFESI
KEBIDANAN
Sebelum berbicara tentang isu terkini
dalam praktik kebidanan, pertama-tama
filosofi kebidanan harus ditengok kembali
sehingga bukti ilmiah yang kita pakai
sebagai bidan tidak melenceng dari
profesi bidan tersebut. Filosofinya antara
lain :
 Normal & Natural Childbirth
 Women Center Care
 Contiunity of Care
 Empowering Women
 Women and Family Partnership
ISU TERKINI DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN

1. Silent Birth
Silent Birth adalah persalinan yang mengutamakan
ketenangan ketika proses melahirkan. Metode ini pertama kali
dikemukakan oleh L.Ron Hubbard Dianetics : The Modern
Science of Mental Health yang berprinsip pada keutamaan ibu
hamil dalam persalinan yang diberikan perawatan maksimal
dalam lingkungan yang tenang.
Persalinan dengan metode ini yaitu mengutamakan
lingkungan yang tenang sehingga suara dari bidan atau dokter
yang umum memberikan komando untuk mengejan atau
mengambil napas kurang disarankan dalam metode ini.
ISU TERKINI DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN
2. Lumbar Epidural Analgesia (LEA)
Merupakan jenis anastesi lokal yang diberikan
pada otot-otot melahirkan sehinggatidak akan
menimbulkan rasa nyeri saat proses persalinan.
LEA akan dipasang diantara ruas tulang belakang
pada saat ibu sudah merasakan rasa nyeri pada
awal proses persalinan.
“LEA akan membuat proses persalinan menjadi
efektif dan efisien karena ibu akan menjadi lebih
rileks dan oto-otot melahirkan yang tadinya nyeri
tidak lagi dirasakan” katanya.
Selain itu LEA tidak akan memberikan efek
samping pada bayi. Metode baru itu tidak
memberikan pengaruh buruk terhadap bayi
setelah melahirkan.
ISU TERKINI DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN

3. Lotus Birth
Isu terkini dalam praktik kebidanan lain yang sangat
fenomenal adalah Lotus Birth yang membuat Robin Lim
mendapatkan penghargaan yang membanggakan sejawat
diseluruh dunia. Lotu Birth, atau tali pusat adalah metode
baru proses persalinan, yang mendukung gerakan back to
nature dalam proses persalinan alami tanpa memotong
tali pusat yang terhubung ke plasenta, dan
membiarkannya terlepas secara alami. Setelah proses
persalinan, tali pusat dibiarkan tersambung dengan
plasenta yang telah ditempatkan dalam wadah khusus dan
diletakkan dismaping bayi. Pelepasan tersebut umumnya
terjadi 3-10 hari setelah lahir.
BEBERAPA ALASAN IBU MEMILIH
LOTUS BIRRTH
 Tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi
dengan cara memotong tali pusat.
 Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang
memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat
pada waktu yang tepat.
 Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta.
 Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama
postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat
perhatian penuh.
 Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang bertemu bayi.
Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu
hingga plasenta telah lepas.
 Tradisi budaya yang dilakukan.
 Tidak khawatir tentang bagaimana menklem, memotong atau
mengikat tali pusat.
 Kemungkinan menurunkan resiko infeksi
MANFAAT LOTUS BIRTH

 Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya


perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
 Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi
bener-bener dapat mulai bernafas sendiri.
 Lotus birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera
setelah lahir.
 Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan
terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment
CONTOH KASUS ISSU NEGATIF DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama satu
tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny ‘A’ usia kehamilan 38 minggu dengan
keluhan perutnya terasa kenceng kenceng dan terasa sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah
dilakukan VT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak
sungsang.Oleh karena itu bidan
menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit untuk melahirkan secara operasi SC. Namun,
keluarga klien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan
tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi,bidan tersebut berusaha untuk memberi penjel
asan bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak ma
udirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ibunya. Tapi,keluarga bersikeras agar
bidanmau menolong persalinan tersebut.Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhas
il menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan
dalamhal ini masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan di Rujuk agar persalinan
berjalandengan lancar dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan
letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun menuruti
kemauanklien serta keluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat
lama karenakepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal.
Dalam hal
inikeluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan dalamma
syarakatpun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat
dantidak sesuai prosedur.
ISSU : Di mata masyarakat, bidan tersebut da
lam pelayanan atau melakukan tindakan
tidak sesuai prosedur dan tidak profesioanl.
Selain itu juga masyarakat
menilai bahwa bidan tersebut dalam menanga
ni pasien dengan kelas ekonomi rendah
sangat lambat atau membeda-bedakan antara
pasien yang ekonomi atas denganekonomi
rendah.
CONTOH KASUS ISSU POSITIF DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

Prestasi membanggakan berhasil dirtorehkan Dona Wahyuni de Fretes, gadis pelopor kampung warna
Bobotsari Purbalingga.Bidan RSUD Goeteng Taroenadibrata ini berhasil loloske tahap penjurian Lomba
Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2018.Ia dipanggil untuk meju ketingkat nasional melalui surat dari
Kementerian Pemuda dan Olahraga RI Nomor: 10.10.1/DII-1/X/2018 perihal Pemanggilan Peserta
Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat
Nasional.Sebelumnya,tim Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional telah melakukan pencarian fakta me
ngenaikepeloporan Dona di Kampung Warna, Kecamatan Bobotsari, tempat perempuan itu berkiprah,15
September lalu.Terdapat 49 peserta dari seluruh penjuru Indonesia yang akan bersaing
dalamPemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional.49 peserta ini terbagi dalam lima bidangkepeloporan yak
ni Bidang Pangan, Bidang Inovasi Teknologi, Bidang Sumber Daya Alam,Lingkungan dan Pariwisata (SDA
L dan P), bidang Agama dan Sosial Budaya serta BidangPendidikan.Dona akan mewakili Purbalingga
sekaligus Jawa Tengah di bidang SDA L dan
Pyang akan bersaing dengan sembilan peserta dari seluruh Indonesia.Prestasi ini tentunyamembuat Dona
bangga karena mampu membawa nama baik Purbalingga, sekaligus Jawa Tengahdi tingkat Nasional. Dia
telah menyulap kampung kumuh menjadi bersih warna warni.“Pastinyasenang dan gak percaya bisa lolos
lagi untuk ikut penjurian di tingkat nasional,” kata Dona,Jumat (12/10).Dona pun telah menyiapkan berbagai
hal untuk mengikuti penjurian yang akan berlangsung (15-
18/10) di Fave Hotel, Jakarta Pusat.Beberapa persiapan yang ia lakukansebelum penjurian di antaranya
terkait bahan presentasi, video profil kepeloporan, dan produk kepeloporan.Ia juga akan memboyong
kerajinan pemuda dan ibu-ibu dari kampung warna untuk dipamerkan di sana.“Yang dipersiapkan paling
utama harus siap mental, karena di Jakarta nantisaya juga pemaparan di depan juri," ujarnya.
TANGGAPAN MENGENAI ISU POSITIF
DAN NEGATIF DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN

Tanggapan saya mengenai isu etik dalam praktik dan


pelayanan kebidanan,harusdi pilih-pilih,bidan harus bisa
mejadi panutan di dalam lingkungan bekerjanya,isu
positif akan kebidanan harus memang benar-
benar di jalankan oleh seluruh bidan,sedang isunegatif harus di
hilang kan oleh para bidan ,agar tetap terjaga kepercayaan
masyarakatanterhadap profesi bidan.dan tanggapan saya
mengenai isu negatif yang ada,bukan seutuhnya kesalahan oleh
bidan.sebab bidan bekerja juga bergantung kepada
masyarakat,ibudan keluarga.jadi,membutuhkan kerja
sama dan komunikasi yang baik dari bidan maupundari klien
dan keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai